MANUAL CANDLESTICK Versi 1.0 Oleh Fabianto Wangsamulya

dokumen-dokumen yang mirip
LANDASAN TEORI. pendapat investor (P. 3).

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan investasi pada saham, seorang investor atau trader

ANALISIS PERDAGANGAN SAHAM PT ADARO ENERGY TBK DENGAN METODE CANDLESTICK DAN MOVING AVERAGE PERIODE 1 JUNI DESEMBER 2010

SEKOLAHFOREX.WEEBLY.com MODUL 3 SEKOLAHFOREX.WEEBLY.COM

21 NAMA CANDLESTICK YANG HARUS DIKETAHUI OLEH TRADER

ANALISIS TEKNIKAL GRAFIS POLA GRAFIK LILIN (CANDLESTICK)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab IV PEMBAHASAN. membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan penulis

Chart Bagi Para Trader

TEKNIK ANALISA FOREX - 1 CANDLESTICK CHART SUPPORT & RESISTANCE PIVOT POINT BREAKOUT STRATEGY POLA REVERSAL

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan diuraikan penerapan indikator Bollinger Bands, RSI dan

TEKNIK ANALISA FOREX - 1

ANALISIS POLA GRAFIK CANDLESTICK PADA PERGERAKAN EUR/USD

Analisis Teknikal Menggunakan Grafik Candlestick Untuk Menentukan Daerah Beli dan Jual Pada Treding Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk

SIMPLE TRADE WITH POWER CANDLE AUTHOR: ANDRO BEDJO OZORA -=ZORK SOROSS=-

Session 2: M2: Method - Analisa Teknikal

Candle Pattern. Part Introduction 2. Doji 3. Piercing Dark Cloud Cover 4. Hanging Man dan Shooting Star 5. Bullish and Bearish Engulfing

6 POLA CANDLESTICK YANG PALING MENGUNTUNGKAN

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Dalam trading, istilah momentum

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi

SEKOLAH FOREX SEMESTER 2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA TEKNIKAL. Beberapa 'peralatan populer' yang digunakan dalam analisa teknikal adalah : 1. Chart. - Line - Candlesticks.

ANALISIS MARKET TIMING DENGAN ELLIOTT WAVE PADA SAHAM BUMI PERIODE 1 DESEMBER 31 JANUARI TAHUN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan menggunakan grafik Candlestick dan pola Elliott Wave yang

Profit Konsisten Trading dengan analisa daily

Analisa Teknikal PRINSIP DASAR ANALISIS TEKNIKAL. Ada tiga prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis teknikal, yaitu :

Pendahuluan. Cara membaca candlestiks.

BAB II LANDASAN TEORI. Valuta asing atau foreign exchange (forex) atau foreign currency diartikan

Step-by-Step Analisa Teknikal & Swing Trading untuk Pemula

ILMU TRADING. Untuk SAHAM, FOREX, KOMODITI dan INDEX. Muhamad Makky Dandytra

BAB II LANDASAN TEORI. tempat judi. Benarkah demikian? Memang banyak investor yang bertransaksi saham

Asas Candlestick Corak

INDOTRADERPEDIA MENENTUKAN BREAK POINT PADA CHART PATTERN INSIDE THIS ISSUE : KOMBINASI DOJI & GAP. Hal. 7 TIGA TIPS TRADING MARKET YANG SIDEWAYS

BAB IV PEMBAHAS AN. terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun dan pola-pola grafik

ANALISIS PERUBAHAN HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN GRAFIK CANDLESTICK. Ida Hendarsih

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Volume 4, Issue 2 : Maret April 2016

Bagian 1 Keajaiban Lilin

MEMPREDIKSI TREND HARGA SAHAM DENGAN ANALISIS TEKNIKAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

CARA MEMBACA POSISI CANDLESTICK

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Saldo Awal Minimal (Minimum Opening Balance) untuk melakukan perdagangan valas dibutuhkan langkah langkah awal

Bab II LANDASAN TEORI

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Volume 4, Issue 4 : Juli Agustus 2016

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Volume 4, Issue 5 : September - Oktober 2016

FOREX TRADING GUIDE TEHNIKAL ANALYS

Mother Candle E-book

II. ANALISA TENIKAL Pengertian Analisa teknikal Prinsip Analisa teknikal

Technical Research Thursday, 23 rd November 2017

Analisis teknikal adalah studi tentang perilaku pasar yang digambarkan melalui grafik, untuk memprediksi kecenderungan (trends) harga dimasa yang

MY-4X TRADING SYSTEM. Identifikasi trend, support dan resistance. Kenali peluang beli atau menjual dengan analisa teknikal

Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor. Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend

Teori Portofolio ANALISIS TEKNIKAL. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Habits Candlestick. Rule entry nya yaitu :

Technical Research Friday, 24 th November 2017

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) - SIDEWAYS. IHSG (3,958.54, 3,959.10, 3,850.13, 3,894.56, ), Parabolic SAR (4,013.

Bollinger Bands. Gambar 1. Bollinger Bands, MA 20 & STD 2

The direction of market the way the market is moving

Perwakilan Resmi Broker FBS Konsultasi Trading Forex Gratis 1

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Batavia Technical Corner

SCREENING TEKNIKAL Menggunakan Telegram

ANALISIS TEKNIKAL SAHAM PT ASTRA INTERNATIONAL TBK DENGAN MODIFIED CANDLESTICK PERIODE SEPTEMBER 2008 JUNI 2009

BAB II LANDASAN TEORI. instrument pasar uang adalah jangka pendek, mudah diperjual belikan serta likuid.

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan yang diperlukan, data ini diperlukan untuk penganalisisan secara

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan adanya Foreign Exchange (Forex) dimana satu orang atau

Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator

dapat digambarkan secara jelas.

BAB IV PEMBAHAS AN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai penerapan indikator Bollinger Bands dan RSI

Technical Research Monday, 27 th November 2017

How to Become a Swing Trader?

Highlight. Global Market. Emas ditutup di US$ per troy ounce atau 0,29%. Minyak mentah (OIL WTI) ditutup di US$ -2,01 per barel atau -0,74%.

Strategi EMA-50 Williams. oleh Admiral Markets Trading Camp

MARKET UPDATE & OUTLOOK

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN

CHART PATTERN. Dalam penggalan chart atau grafik di atas dapat terlihat bahwa puncak terbentuk dua kali.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

Bab 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan secara studi literatur, dan dengan mengikuti seminarseminar

Buletin Compiled by

The Technical View PREMIUM NEWSLETTER. 12 Maret 2012

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Teknikal Pergerakan Harga Saham BHIT

BAB I PENDAHULUAN. utama untuk memperoleh suatu keinginan, dengan uang tersebutlah suatu transaksi

PANDUAN ASAS TEKNIK BBMA

BAB II LANDASAN TEORI

TEKNIK ANALISA FOREX - 3

VERSI PROFESIONAL. Hirose Financial Ltd.

Berbeda dengan teknik scalping biasa yang mungkin cukup 1 OP/candle. Dengan akumulasi 10 candle (misal candle 6 pips) hanya 60 pips.

BIRD TECHNICAL. (MNC Research Division) Jumat, 29 Juli United Tractor (UNTR) IDX-Composite. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

BIRD TECHNICAL. (MNC Research Division) Senin, 27 Juni United Tractor (UNTR) IDX-Composite. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

Highlight. Global Market. Stock Pick

Panduan MetaTrader 4. oleh Admiral Markets Trading Camp

Analisa Saham & Sektoral

ANALISIS TEKNIKAL FOREX ONLINE TRADING DENGAN MENGGUNAKAN INDIKATOR FIBONACCI DI BURSA BERJANGKA JAKARTA (BBJ) SKRIPSI

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam jangka pendek biasanya memiliki risiko yang lebih tinggi

Transkripsi:

MANUAL CANDLESTICK Versi 1.0 Oleh Fabianto Wangsamulya Pengantar Candlestick adalah satu teknik untuk memetakan pergerakan harga pasar baik itu pasar saham, komoditi, atau juga valuta asing (forex). Teknik ini termasuk ke dalam kelompok technical analysis dan merupakan teknik tertua dalam techincal analysis. Teknik ini diciptakan di Jepang oleh Munehisa Homma (1724-1803) yang dikenal juga sebagai Dewa Pasar dalam dua bukunya Sakata Senho dan Soba Sani No Den. Tahun 1991, Steve Nison memperkenalkan teknik ini ke dunia Barat dalam bukunya Japanese Candlestick Charting Technique. Cara Membaca Candlestick yang putih itu adalah candle bullish (naik) dan candle yang hitam adalah candle bearish (turun). Perhatikan bahwa pada candle itu ada yang disebut Body atau badannya yaitu selisih antara open dan close dan juga Shadow atau bayangan atau buntut yaitu selisih antara high/low dengan open/close. Panjang body dan shadow ini dalam analisis memegang peranan yang sangat penting. Semakin panjang body dapat diartikan semakin jelas arah pasar yang terlihat melalui candlestick. Semakin panjang shadow menunjukkan semakin besar tekanan balik yang diberikan pasar atas trend yang terlihat melalui candlestick. Sebagai contoh saya kita lihat saja candlestick yang bullish (yang putih). Semakin panjang body maka semakin jelas trend bullish yang terbentuk karena jarak antara open dan close yang semakin jauh. Fabianto Wangsamulya Page 1 of 16 19 November 2006

Semakin panjang upper shadow (buntut yang di atas) maka semakin besar tekanan resistance yang diberikan oleh titik high atas trend bullish ini. Dan semakin panjang lower shadow (buntut yang di bawah) maka semakin besar tekanan yang diberikan titik low atas trend bullish ini. Dalam hal ini bisa juga kita artikan bahwa high dan low itulah yang menjadi titik resistance dan support yang tekanannya sebesar panjang shadow yang terbentuk. Pola Candlestick Ada banyak pola candlestick yang dipakai sebagai simulasi harga yang terjadi di pasar. Pola-pola candlestick ini kemudian digunakan untuk memprediksikan trend yang ada di pasar. Pola candlestick ini sangat banyak dan bisa terbentuk bermacam-macam kombinasi dari pola-pola standar. Di sini akan dijelaskan pola-pola candlestick yang sering digunakan saja. Sebenarnya bukan pola candlesticknya yang penting tetapi prinsip membaca dan mengartikan pola candlestick sehingga kita bisa mengartikan pola apapun yang muncul termasuk pola-pola yang tidak lazim. Pola 1 Candle 1. Closing Yang Bozu Pola ini adalah bullish candlestick yang mempunyai body yang panjang, upper shadow yang panjang, dan tidak mempunyai lower shadow (atau lower shadownya sangat pendek). Pola ini menunjukkan tekanan bullish yang kuat dengan resistance yang kuat juga. Di sini kita bisa lihat bahwa karena tidak mempunyai lower shadow maka harga tidak sempat bergerak turun dari open melainkan terus naik. Akan tetapi tekanan bullish dalam pola ini dihambat di level high. Semakin panjang upper shadow, semakin besar tekanan yang diberikan oleh resistance pada saat itu. 2. Closing Yin Bozu Pola ini adalah bearish candlestick yang mempunyai body yang panjang, upper shadow yang panjang, dan tidak mempunyai lower shadow (atau lower shadownya sangat pendek). Pola ini Fabianto Wangsamulya Page 2 of 16 19 November 2006

menunjukkan tekanan bearish yang kuat dengan resistance yang kuat juga. Di sini kita bisa lihat bahwa upper shadow yang panjang berarti harga sempat bergerak naik dari open tapi tekanan resistance dan bearish sangat kuat sehingga harga bergerak ke bawah sampai pada penutupan. 3. Shooting Star Sesuai namanya bentuk pola ini mirip dengan bintang jatuh dengan ekor di atas Pola ini mirip dengan Closing Yang/Yin Bozu tapi dengan upper shadow yang jauh lebih panjang dibanding bodynya (beberapa literatur menyatakan bahwa panjang upper shadow harus minimal dua kali panjang body). Pola ini biasa muncul pada saat akhir trend bullish yang mengindikasikan adanya tekanan reversal yang cukup kuat terutama jika candlestick berikutnya adalah bearish candlestick dengan volume yang besar. Semakin panjang upper shadow maka semakin kuat tekanan reversal. Sebenarnya warna body tidak terlalu berpengaruh hanya tekanan reversal pada shooting star warna hitam (yin) lebih kuat daripada shooting star warna putih (yang). 4. Inverted Hammer Sesuai namanya bentuk pola ini mirip dengan palu yang terbalik Pola ini mirip dengan Closing Yang/Yin Bozu tapi dengan upper shadow yang jauh lebih panjang dibanding bodynya (beberapa literatur menyatakan bahwa panjang upper shadow harus minimal dua kali panjang body). Pola ini biasanya muncul pada saat akhir trend bearish yang mengindikasikan adanya tekanan reversal yang cukup kuat terutama jika candlestick berikutnya adalah bullish candlestick dengan volume yang besar. Semakin panjang upper shadow maka semakin kuat tekanan reversal. Sebenarnya warna body tidak terlalu berpengaruh hanya tekanan reversal pada Fabianto Wangsamulya Page 3 of 16 19 November 2006

inverted hammer warna putih (yang) lebih kuat daripada inverted hammer warna hitam (yin). 5. Opening Yang Bozu Pola ini adalah bullish candlestick yang mempunyai body yang panjang, lower shadow yang panjang, dan tidak mempunyai upper shadow (atau upper shadownya sangat pendek). Pola ini menunjukkan tekanan bullish yang kuat dengan support yang kuat juga. Di sini kita bisa lihat bahwa lower shadow yang panjang berarti harga sempat bergerak turun dari open tapi tekanan support dan bullish sangat kuat sehingga harga bergerak ke atas sampai pada penutupan. 6. Opening Yin Bozu Pola ini adalah bearish candlestick yang mempunyai body yang panjang, lower shadow yang panjang, dan tidak mempunyai upper shadow (atau upper shadownya sangat pendek). Pola ini menunjukkan tekanan bearish yang kuat dengan support yang kuat juga. Di sini kita bisa lihat bahwa karena tidak mempunyai upper shadow maka harga tidak sempat bergerak naik dari open melainkan terus turun. Akan tetapi tekanan bearish dalam pola ini dihambat di level low. Semakin panjang lower shadow, semakin besar tekanan yang diberikan oleh support pada saat itu. 7. Yang Umbrella Pola ini mirip dengan Opening Yang Bozu tapi dengan lower shadow yang jauh lebih panjang dibanding bodynya (beberapa literatur Fabianto Wangsamulya Page 4 of 16 19 November 2006

menyatakan bahwa panjang lower shadow harus minimal dua kali panjang body). Pola ini menunjukkan tekanan bearish yang kuat melawan tekanan bullish dengan tekanan bullish yang lebih kuat dibanding tekanan bearish. Pola ini biasa muncul pada akhir trend bullish maupun bearish. 8. Yin Umbrella Pola ini mirip dengan Opening Yin Bozu tapi dengan lower shadow yang jauh lebih panjang dibanding bodynya (beberapa literatur menyatakan bahwa panjang lower shadow harus minimal dua kali panjang body). Pola ini menunjukkan tekanan bullish yang kuat melawan tekanan bearish dengan tekanan bearish yang lebih kuat dibanding tekanan bullish. Pola ini biasa muncul pada akhir trend bullish maupun bearish. 9. Hanging Man Pola ini sebenarnya adalah pola Umbrella (baik yang maupun yin) yang muncul di trend bullish. Pola ini biasanya diartikan sebagai munculnya peluang untuk merubah arah trend (reversal) menjadi bearish terutama jika candlestick berikutnya adalah bearish candlestick dengan volume yang besar. Sebenarnya warna body tidak terlalu berpengaruh hanya tekanan reversal pada hanging man warna hitam (yin) lebih kuat daripada hanging man warna putih (yang). 10. Hammer Pola ini sebenarnya adalah pola Umbrella (baik yang maupun yin) yang muncul di trend bearish. Pola ini biasanya diartikan sebagai munculnya peluang untuk merubah arah trend (reversal) menjadi bullish terutama jika candlestick berikutnya adalah bullish candlestick dengan volume yang besar. Sebenarnya warna body tidak terlalu berpengaruh hanya tekanan reversal pada hanging Fabianto Wangsamulya Page 5 of 16 19 November 2006

man warna putih (yang) lebih kuat daripada hanging man warna hitam (yin). 11. Bullish Belt Hold Pola ini adalah bullish candlestick yang memiliki body yang panjang, upper shadow yang pendek dan tidak memiliki lower shadow (atau lower shadownya sangat pendek) serta muncul pada trend bearish. Pola ini menunjukkan tekanan bullish yang sangat kuat mengalahkan tekanan bearish sehingga muncul peluang reversal terutama jika candlestick berikutnya adalah bullish candlestick dengan volume yang besar. 12. Bearish Belt Hold Pola ini adalah bearish candlestick yang memiliki body yang panjang, upper shadow yang pendek dan tidak memiliki lower shadow (atau lower shadownya sangat pendek) serta muncul pada trend bullish. Pola ini menunjukkan tekanan bearish yang sangat kuat mengalahkan tekanan bullish sehingga muncul peluang reversal terutama jika candlestick berikutnya adalah bearish candlestick dengan volume yang besar. 13. Yang Marubozu Pola ini adalah bullish candlestick yang memiliki body yang penjang dan tidak memiliki shadow baik upper maupun lower (atau shadownya sangat pendek). Pola ini menunjukkan sangat kuatnya tekanan bullish. Fabianto Wangsamulya Page 6 of 16 19 November 2006

14. Yin Marubozu Pola ini adalah bearish candlestick yang memiliki body yang penjang dan tidak memiliki shadow baik upper maupun lower (atau shadownya sangat pendek). Pola ini menunjukkan sangat kuatnya tekanan bearish. 15. Yang Toy Pola ini adalah bullish candlestick dengan body dan shadow yang pendek. Pola ini menunjukkan lemahnya pergerakan harga dengan tekanan bullish yang lemah. 16. Yin Toy Pola ini adalah bearish candlestick dengan body dan shadow yang pendek. Pola ini menunjukkan lemahnya pergerakan harga dengan tekanan bearish yang lemah. 17. Doji dan Long Legged Doji Doji adalah candlestick yang tidak memiliki body (atau memiliki body yang sangat pendek) tapi masih memiliki shadow sehingga berbentuk salib atau tanda plus. Long Legged Doji adalah pola Doji dengan shadow yang sangat panjang. Pola ini menunjukkan keseimbangan antara tekanan bullish dan bearish. Pola ini bisa diartikan sebagai ketidakjelasan arah pasar yang akan berbuntut pada reversal atau malah penerusan trend. Jika pola ini muncul maka konfirmasi candlestick berikutnya akan diperlukan. Fabianto Wangsamulya Page 7 of 16 19 November 2006

18. Dragonfly Doji Pola ini adalah doji dengan lower shadow yang panjang dan tidak memiliki upper shadow sehingga berbentuk seperti huruf T. Pola ini menunjukkan keseimbangan antara tekanan bullish dan bearish walau tekanan bearish sempat mengungguli tekanan bullish. Jika pola ini muncul maka konfirmasi candlestick berikutnya akan diperlukan. 19. Pagoda Doji Pola ini adalah doji dengan upper shadow yang panjang dan tidak memiliki lower shadow sehingga berbentuk seperti huruf T terbalik. Pola ini menunjukkan keseimbangan antara tekanan bullish dan bearish walau tekanan bullish sempat mengungguli tekanan bullish. Pada trend bullish, pola ini disebut juga Gravestone Doji karena harga yang bergerak naik tapi gagal diumpamakan seperti serangan yang gagal pada perang. Jika pola ini muncul maka konfirmasi candlestick berikutnya akan diperlukan. 20. Four Price Doji Pola ini adalah candlestick yang tidak memiliki baik body maupun shadow sehingga berbentuk seperti tanda minus. Pola ini sangat jarang ditemukan karena open, high, low, dan close ada pada titik yang sama. Pola ini menunjukkan tidak bergeraknya harga atau stagnansi. Jika pola ini muncul, sebaiknya tidak masuk pasar pada saat itu. Fabianto Wangsamulya Page 8 of 16 19 November 2006

Pola 2 Candle 1. Bullish Engulfing Pola ini terdiri dari bearish candlestick dan bullish candlestick yang panjangnya melebihi dan melampaui bearish candlestick. Pola ini menunjukkan tekanan bullish yang menguat mengalahkan tekanan bearish pada periode sebelumnya. Biasanya ini diartikan sebagai sinyal untuk buy karena tekanan bullish yang meningkat. 2. Bearish Engulfing Pola ini terdiri dari bullish candlestick dan bearish candlestick yang panjangnya melebihi dan melampaui bullish candlestick. Pola ini menunjukkan tekanan bearish yang menguat mengalahkan tekanan bullish pada periode sebelumnya. Biasanya ini diartikan sebagai sinyal untuk sell karena tekanan bearish yang meningkat. 3. Bullish Piercing Line Pola ini terdiri dari bearish candlestick yang panjang dan bullish candlestick yang juga panjang. Berbeda dengan Bullish Engulfing, pada pola ini bullish candlestick tidak melampaui bearish candlestick. Harga open bullish candlestick ada di bawah harga low bearish candlestick dan harga close bullish candlestick ada di antara body bearish candlestick dan lebih dari harga tengahnya. Pola ini menunjukkan tekanan bullish yang menguat mengalahkan tekanan bearish pada periode sebelumnya. Biasanya ini diartikan sebagai sinyal untuk buy karena tekanan bullish yang meningkat walaupun sinyal untuk buy pada pola ini lebih lemah dibanding pada pola Bullish Engulfing. Fabianto Wangsamulya Page 9 of 16 19 November 2006

4. Dark Cloud Cover Pola ini terdiri dari bullish candlestick yang panjang dan bearish candlestick yang juga panjang. Berbeda dengan Bearish Engulfing, pada pola ini bearish candlestick tidak melampaui bullish candlestick. Harga open bearish candlestick ada di atas harga high bullish candlestick dan harga close bearish candlestick ada di antara body bullish candlestick dan kurang dari harga tengahnya. Pola ini menunjukkan tekanan bearish yang menguat mengalahkan tekanan bullish pada periode sebelumnya. Biasanya ini diartikan sebagai sinyal untuk sell karena tekanan bearish yang meningkat walaupun sinyal untuk sell pada pola ini lebih lemah dibanding pada pola Bearish Engulfing. 5. In Neck Line Pola ini terdiri dari bearish/bullish candlestick yang panjang dan bullish/bearish candlestick yang harga closenya di antara body bearish/bullish candlestick. Pola ini menunjukkan tekanan bullish/bearish yang kuat tapi belum dapat mengalahkan tekanan bearish/bullish periode sebelumnya. Pola ini tidak diartikan sebagai sinyal reversal tetapi sinyal untuk trend berlanjut karena tekanan balik trend yang belum dapat mengalahkan tekanan trend diartikan sebagai koreksi. 6. On Neck Line Pola ini mirip dengan In Neck Line. Perbedaan pola ini dengan In Neck Line terletak pada harga close candlestick kedua. Pada pola ini harga close candlestick kedua dekat dengan harga low/high candlestick sebelumnya dan terletak di luar candlestick sebelumnya. Pola ini menunjukkan tekanan bullish/bearish yang cukup kuat tapi belum dapat mengalahkan tekanan bearish/bullish periode Fabianto Wangsamulya Page 10 of 16 19 November 2006

sebelumnya. Tekanan balik (melawan trend) pada pola ini lebih lemah dibanding pola In Neck Line. Pola ini tidak diartikan sebagai sinyal reversal tetapi sinyal untuk trend berlanjut karena tekanan balik trend yang belum dapat mengalahkan tekanan trend diartikan sebagai koreksi. 7. Bullish Separating Lines Pola ini muncul pada trend bullish (naik) yang terdiri dari bearish candlestick dan bullish candlestick yang memiliki harga open yang sama. Pola ini menunjukkan pada trend bullish telah terjadi koreksi dan tekanan bullish yang sangat kuat mengakibatkan bullish candlestick memiliki harga open yang sama dengan bearish candlestick sebelumnya. Pola ini diartikan sebagai trend bullish yang berlanjut setelah mengalami koreksi. 8. Bearish Separating Lines Pola ini muncul pada trend bearish (turun) yang terdiri dari bullish candlestick dan bearish candlestick yang memiliki harga open yang sama. Pola ini menunjukkan pada trend bearish telah terjadi koreksi dan tekanan bearish yang sangat kuat mengakibatkan bearish candlestick memiliki harga open yang sama dengan bullish candlestick sebelumnya. Pola ini diartikan sebagai trend bearish yang berlanjut setelah mengalami koreksi. 9. Bullish Harami dan Bullish Harami Cross dan Pola ini terdiri dari bearish candlestick yang panjang dan candlestick yang pendek atau doji yang (bodynya) berada di dalam area bearish candlestick yang panjang. Menurut literatur, Harami adalah bahasa Jepang kuno untuk hamil. Candlestick yang panjang diumpamakan ibu dan candlestick yang pendek diumpamakan bayi. Pola ini menunjukkan tekanan bearish yang makin melemah tapi tekanan bullish belum cukup kuat untuk reversal. Sebenarnya warna body tidak terlalu berpengaruh hanya pelemahan tekanan Fabianto Wangsamulya Page 11 of 16 19 November 2006

bearish candlestick warna putih lebih kuat atau lebih jauh daripada candlestick warna hitam. Pola Bullish Harami ini sering diartikan sebagai akhir trend bearish yang masih menunggu konfirmasi tapi saya melihat bahwa pola ini bisa juga berarti ada peluang koreksi trend untuk melanjutkan trend bearishnya. 10. Bearish Harami dan Bearish Harami Cross dan Pola ini terdiri dari bullish candlestick yang panjang dan candlestick yang pendek atau doji yang (bodynya) berada di dalam area bullish candlestick yang panjang. Pola ini menunjukkan tekanan bullish yang makin melemah tapi tekanan bearish belum cukup kuat untuk reversal. Sebenarnya warna body tidak terlalu berpengaruh hanya pelemahan tekanan bullish candlestick warna hitam lebih kuat atau lebih jauh daripada candlestick warna putih. Pola Bearish Harami ini sering diartikan sebagai akhir trend bullish yang masih menunggu konfirmasi tapi saya melihat bahwa pola ini bisa juga berarti ada peluang koreksi trend untuk melanjutkan trend bullishnya. 3 Candle 1. Three White Soldiers Pola ini terdiri dari tiga bullish candlestick yang harga open dan closenya semakin naik. Pola ini menunjukkan tekanan bullish yang semakin meningkat. Pada akhir trend bearish, pola ini adalah sinyal reversal atau pergantian trend dari bearish ke bullish. 2. Three Black Crows Pola ini terdiri dari tiga bearish candlestick yang harga open dan closenya semakin turun. Pola ini menunjukkan tekanan bearish yang semakin meningkat. Pada akhir trend bullish, pola ini adalah sinyal reversal atau pergantian trend dari bullish ke bearish. Fabianto Wangsamulya Page 12 of 16 19 November 2006

3. Bullish Abandoned Baby Pola ini terdiri dari bearish candlestick, doji yang memiliki gap dengan bearish candlestick sebelumnya dan bullish candlestick setelahnya (harga high doji lebih rendah daripada harga low bearish candlestick dan bullish candlestick), dan bullish candlestick. Pola ini menunjukkan tekanan bearish yang kuat tiba2 melemah dan langsung dihantam oleh tekanan bullish yang kuat sehingga terbentuk gap. Beberapa literatur menyatakan bahwa pola ini jarang terjadi dan mengindikasikan sinyal reversal dari trend bearish menuju bullish. 4. Bearish Abandoned Baby Pola ini terdiri dari bullish candlestick, doji yang memiliki gap dengan bullish candlestick sebelumnya dan bearish candlestick setelahnya (harga low doji lebih rendah daripada harga high bullish candlestick dan bearish candlestick), dan bearish candlestick. Pola ini menunjukkan tekanan bullish yang kuat tiba2 melemah dan langsung dihantam oleh tekanan bearish yang kuat sehingga terbentuk gap. Beberapa literatur menyatakan bahwa pola ini jarang terjadi dan mengindikasikan sinyal reversal dari trend bullish menuju bearish. 5. Morning Star dan Morning Doji Star dan Pola ini terdiri dari bearish candlestick, sebuah candlestick pendek (atau doji) yang memiliki gap dengan bearish candlestick sebelumnya, dan sebuah bullish candlestick. Pola ini menunjukkan tekanan bearish yang kuat tiba2 semakin melemah dan dihantam oleh tekanan bullish yang semakin menguat. Pola ini diartikan sebagai sinyal reversal dari trend bearish menuju bullish terutama jika volume pada candlestick ketiga meningkat. Warna body dari candlestick kedua yang pendek tidak terlalu berpengaruh, hanya Fabianto Wangsamulya Page 13 of 16 19 November 2006

candlestick kedua warna putih menunjukkan tekanan bullish yang lebih kuat daripada candlestick kedua warna hitam. 6. Evening Star dan Evening Doji Star dan Pola ini terdiri dari bullish candlestick, sebuah candlestick pendek yang memiliki gap dengan bullish candlestick sebelumnya, dan sebuah bearish candlestick. Pola ini menunjukkan tekanan bullish yang kuat tiba2 semakin melemah dan dihantam oleh tekanan bearish yang semakin menguat. Pola ini diartikan sebagai sinyal reversal dari trend bullish menuju bearish terutama jika volume pada candlestick ketiga meningkat. Warna body dari candlestick kedua yang pendek tidak terlalu berpengaruh, hanya candlestick kedua warna hitam menunjukkan tekanan bearish yang lebih kuat daripada candlestick kedua warna putih. 7. Bullish Tri Star Pola ini terdiri dari tiga buah doji dengan gap antara doji pertama dengan doji kedua dan antara doji kedua dengan doji ketiga. Pola ini menunjukkan tekanan bearish yang melemah tiba2 dihantam oleh tekanan bullish yang lemah juga. Pola ini juga jarang terjadi dan diartikan juga sebagai sinyal reversal dari bearish ke bullish. 8. Bearish Tri Star Pola ini terdiri dari tiga buah doji dengan gap antara doji pertama dengan doji kedua dan antara doji kedua dengan doji ketiga. Pola ini menunjukkan tekanan bullish yang melemah tiba2 dihantam oleh tekanan bearish yang lemah juga. Pola ini juga jarang terjadi dan diartikan juga sebagai sinyal reversal dari bullish ke bearish. Fabianto Wangsamulya Page 14 of 16 19 November 2006

9. Upside Tasuki Gap Pola ini terdiri dari dua buah bullish candlestick yang memiliki gap di antaranya dan sebuah bearish candlestick yang harga closenya di dalam gap tersebut. Pola ini menunjukkan tekanan bullish yang sangat kuat mengalami koreksi dan berpeluang melanjutkan trend bullishnya karena tekanan bearishnya belum mengalahkan tekanan bullish yang kuat. 10. Downside Tasuki Gap Pola ini terdiri dari dua buah bearish candlestick yang memiliki gap di antaranya dan sebuah bullish candlestick yang harga closenya di dalam gap tersebut. Pola ini menunjukkan tekanan bearish yang sangat kuat mengalami koreksi dan berpeluang melanjutkan trend bearishnya karena tekanan bullishnya belum mengalahkan tekanan bearish yang kuat. Complex Candle 1. Rising Three Method Pola ini terdiri dari lima buah candlestick yaitu dua buah bullish candlestick yang panjang dan tiga buah candlestick yang semakin menurun yang panjangnya ada di dalam body candlestick pertama. Syarat tambahan bagi pola ini adalah minimal dua di antara tiga candlestick yang pendek adalah bearish candlestick (warna hitam). Pola ini menunjukkan tekanan bullish yang kuat mengalami koreksi yang cukup signifikan dan melanjutkan kembali trend bullishnya. Fabianto Wangsamulya Page 15 of 16 19 November 2006

2. Falling Three Method Pola ini terdiri dari lima buah candlestick yaitu dua buah bearish candlestick yang panjang dan tiga buah candlestick yang semakin menaik yang panjangnya ada di dalam body candlestick pertama. Syarat tambahan bagi pola ini adalah minimal dua di antara tiga candlestick yang pendek adalah bullish candlestick (warna putih). Pola ini menunjukkan tekanan bearish yang kuat mengalami koreksi yang cukup signifikan dan melanjutkan kembali trend bearishnya. Kesimpulan Pola candlestick digunakan untuk membaca pergerakan pasar. Kita telah mempelajari cara membaca dan pola-pola dasar candlestick. Di luar pola-pola itu masih ada banyak pola lain sehingga hal terpenting dalam menggunakan pola candlestick ini bukanlah mengetahui atau menghafal pola-polanya tetapi memahami tarik menarik antara tekanan/kekuatan bullish (naik) dengan bearish (turun) atau antara Yang (naik) dan Yin (turun) sehingga kita bisa memahami pergerakan pasar dengan baik. Referensi http://www.elliottgann.com/en/index.php/japanese_candlesticks, diambil tanggal 8 November 2006 Fabianto Wangsamulya Page 16 of 16 19 November 2006