dapat digambarkan secara jelas.
|
|
- Sucianty Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 b. Pola Elliott Wave Skala Besar Gambar 4.26 Pola Elliott Wave Skala Besar 1 Des Jan 07 Pada gambar di atas terlihat bahwa pola Elliott Wave skala besar terbentuk dari kumpulan wave skala kecil. Dimana untuk 5 wave skala kecil dalam posisi Up Trend akan membentuk 1 wave skala besar dalam posisi Up Trend. Sedangkan untuk 3 wave skala kecil dalam posisi Down Trend akan membentuk 1 wave skala besar dalam posisi Down Trend. 2. Analisis Market Timing Untuk melengkapi grafik dan pola pada gambar di atas, harus diletakan Fibonacci Retracement. Dengan adanya Fibonacci Retracement maka analisis market timing melalui pola Elliott Wave dapat digambarkan secara jelas. 86
2 a. Analisis Market Timing Pola Elliott Wave Skala Kecil Dalam pola Elliott Wave skala kecil periode perubahan wave lebih pendek. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah posisi buy pada saham BUMI dilihat pada wave 2 sejauh mana melakukan reversal terhadap wave 1 melalui Fibonacci Retracement. Gambar 4.27 Fibonacci Retracement I Skala Kecil Per 1 Des Jan 07 Yang perlu diperhatikan adalah sejauh mana wave 2 melakukan reversal terhadap wave 1. Bila wave 2 melewati titik 100% dalam kondisi normal atau tidak ada berita yang memberikan pengaruh besar maka sebaiknya kita segera membuat wave baru. 87
3 Gambar 4.28 Posisi Wave 2 Skala Kecil Per 1 Des Jan 07 Pada gambar di atas terlihat bahwa wave 2 melewati titik rasio 61,8% dari wave 1. Hal ini memberikan sinyal bahwa sebaiknya kita bersiap membuat wave baru karena ada kemungkinan terjadi penurunan yang berkelanjutan pada saham BUMI. Namun sebaiknya kita melihat kembali berita apa yang menyebabkan wave 2 turun hingga melewati titik 61,8%. Pada tanggal 19 Desember 2006 Bank Sentral Thailand mengeluarkan kebijakan bahwa 30% mata uang asing yang tidak terkait dengan perdagangan di Thailand harus didepositokan tanpa bunga minimal 1 tahun. Berita tersebut membuat panik para investor asing, yang menyebabkan para investor menarik diri dari bursa di Asia sehingga memberikan 88
4 dampak negatif kepada saham di Indonesia termasuk saham BUMI. Wave 2 yang jatuh di bawah 61,8% disebabkan oleh berita ini, berarti peluang terbentuknya wave 3 adalah pada saat ditariknya kebijakan tersebut. Pada tanggal 20 Desember 2006 Bank Sentral Thailand melakukan revisi kebijakan yaitu investasi asing via pasar saham akan dikecualikan dari aturan pembatasan transaksi valas. Dengan adanya berita tersebut maka aksi buy pada saham BUMI sebaiknya segera dilakukan. Gambar 4.29 Posisi Buy Wave 2 Skala Kecil Per 1 Des Jan 07 Setelah melakukan aksi buy saham BUMI maka harus mencari kapan posisi sell pada saham BUMI yang baik. Posisi yang aman adalah pada saat wave 3 melewati titik 0% atau adanya Black Candle yang menyebabkan terjadinya reversal. 89
5 Gambar 4.30 Posisi Sell Wave 3 Skala Kecil Per 1 Des Jan 07 Pada gambar di atas terlihat wave 3 melewati titik 0% pada tanggal 2 Januari Pada tanggal tersebut sebaiknya segera dilakukan aksi sell pada saham BUMI bila ingin menghindari kerugian dari penurunan harga saham. Mungkin keuntungan yang diperoleh tidak terlalu besar namun risiko yang dihadapi juga tidak terlalu tinggi karena sudah melepas saham pada titik aman. Alternatif lain bila dirasa wave 3 belum saatnya dilakukan aksi sell saham BUMI adalah dengan membentuk wave 5. Untuk mendapatkan posisi sell saham BUMI yang baik perlu dibentuk Fibonacci Retracement dengan titik awal wave 1 dan titik akhir wave 3. 90
6 Gambar 4.31 Fibonacci Retracement II Skala Kecil Per 1 Des Jan 07 Pada saat wave 4 masuk di antara rasio 50,0% dan 61,8% perlu diperhatikan, bila wave 4 melewati rasio 61,8% maka sebaiknya bersiap melakukan aksi sell saham BUMI, namun bila berhenti di rasio antara 50,0% dan 61,8 perlu diamati kemungkinan terjadinya reversal menjadi wave 5. Gambar 4.32 Posisi Wave 4 Skala Kecil Per 1 Des Jan 07 91
7 Pada gambar terlihat bahwa titik akhir wave 4 di saham BUMI berada di sekitar 38,2% sampai 50% dimana pada tanggal 15 Januari 2007 wave 4 melakukan reversal menjadi wave 5. Untuk kepastian terjadi reversal sebaiknya melihat berita pada saat terjadi perubahan Black Candle menjadi White Candle. Pada tanggal 15 Januari 2007 para investor mulai berburu saham-saham yang sempat turun harganya sehingga harga saham berbalik naik dan memberikan peluang terjadinya reversal ke wave 5. Lalu untuk melakukan aksi sell pada saham BUMI sebaiknya dilakukan pada saat wave 5 melewati titik 0% yaitu pada 18 Januari Aksi sell tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kerugian dari penurunan harga saham. Gambar 4.33 Posisi Sell I Wave 5 Skala Kecil Per 1 Des Jan 07 92
8 Bila merasa harga saham BUMI masih akan naik setelah tanggal 18 Januari 2006, maka batas yang diperbolehkan adalah sampai menemukan Black Candle maka saham BUMI tersebut harus dijual karena risiko penurunan harga saham sudah sangat tinggi. Perlu ada antisipasi untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan membatasi keuntungan sampai pada titik pertemuan dengan Black Candle yaitu pada tanggal 25 Januari Gambar 4.34 Posisi Sell II Wave 5 Skala Kecil Per 1 Des Jan 07 b. Analisis Market Timing Pola Elliott Wave Skala Besar Untuk pola Elliott Wave untuk skala besar hanya dapat dibentuk 1 wave sehingga analisis market timing untuk Elliott Wave skala besar tidak dapat dilakukan. Hal ini dikarenakan 93
9 pada periode ini kondisi saham BUMI mengalami Up Trend yang berkelanjutan. Gambar 4.35 Posisi Wave 1 Skala Besar Per 1 Des Jan 07 Namun bila periode ini diteruskan ke bulan berikutnya maka yang perlu diperhatikan adalah wave 2 yang dibentuk di saham BUMI, bila titik akhir berada di antara 50,0% sampai 61,8% maka posisi buy pada saham BUMI dapat dilakukan pada titik akhir wave 2. Sebaliknya bila wave 2 melewati 61,8% maka sebaiknya tidak melakukan aksi buy untuk saham BUMI dan menunggu terbentuknya wave baru. Untuk periode 2 bulan sangat dimungkinkan pola Elliott Wave yang dibentuk tidak sempurna sehingga analisis yang dapat digunakan adalah Trend dan berita sesuai dengan grafik Candlestick. 94
10 IV.2.3 Analisis Pola Elliott Wave Periode 1 Desember Januari Pola Elliott Wave Berikut ini akan ditampilkan pola Elliott Wave dari skala kecil dan skala besar: a. Pola Elliott Wave Skala Kecil Gambar 4.36 Pola Elliott Wave Skala Kecil 1 Des Jan 08 b. Pola Elliott Wave Skala Besar Gambar 4.37 Pola Elliott Wave Skala Besar 1 Des Jan 08 95
11 Pada gambar di atas terlihat bahwa pola Elliott Wave skala besar terbentuk dari kumpulan wave skala kecil. Dimana untuk 5 wave skala kecil dalam posisi Up Trend akan membentuk 1 wave skala besar dalam posisi Up Trend. Sedangkan untuk 3 wave skala kecil dalam posisi Down Trend akan membentuk 1 wave skala besar dalam posisi Down Trend. 2. Analisis Market Timing Untuk melengkapi grafik dan pola pada gambar di atas, harus diletakan Fibonacci Retracement. Dengan adanya Fibonacci Retracement maka analisis market timing melalui pola Elliott Wave dapat digambarkan secara jelas. a. Analisis Market Timing Pola Elliott Wave Skala Kecil Pola Elliott Wave skala kecil di saham BUMI dibentuk pertama kali oleh wave A. Untuk pola Elliott Wave skala kecil sebaiknya tidak melakukan transaksi jangka pendek karena tingkat perubahan harganya sangat cepat. Untuk wave A ke wave B tidak dapat melakukan aksi buy and sell karena rentang Candlestick tidak terpaut terlalu jauh. Untuk mencegah terjadinya kerugian sebaiknya wave A dan wave B diabaikan. Untuk aksi buy saham BUMI sebaiknya dilakukan pada saat wave C akan melakukan reversal menjadi wave 1 yang 96
12 ditandai dengan perubahan Black Candle menjadi White Candle. Gambar 4.38 Posisi Buy Wave C Skala Kecil Per 1 Des Jan 08 Pada gambar saham BUMI di atas terlihat pada tanggal 18 Desember 2007 wave C mulai mengalami reversal menjadi wave 1 yang dapat dilihat White Candle yang muncul. Maka pada tanggal tersebut aksi buy saham BUMI sebaiknya segera dilakukan. Setelah melakukan aksi buy pada saham BUMI, maka saatnya mencari waktu yang tepat untuk melepas saham BUMI tersebut. Untuk melepas saham di wave 1 adalah pada saat menemukan Black Candle. 97
13 Gambar 4.39 Posisi Sell Wave 1 Skala Kecil Per 1 Des Jan 08 Pada gambar terlihat Black Candle muncul di tanggal 19 Desember Maka pada tanggal tersebut sebaiknya dilakukan pelepasan saham BUMI untuk mengurangi risiko terjadinya kerugian akibat dari penurunan harga saham BUMI. Bila dirasa harga saham BUMI masih dapat naik maka kita dapat masuk ke wave 2 yang merupakan reversal wave 1. Wave 2 yang terbentuk tidak boleh melewati rasio 100% dari Fibonacci Retracement yang dibentuk dari wave 1. Bila melewati rasio 100% maka saham segera dilepas untuk mengurangi risiko kerugian yang lebih besar pada saham BUMI. 98
14 Gambar 4.40 Fibonacci Retracement I Skala Kecil Per 1 Des Jan 08 Pada gambar terlihat titik akhir wave 2 berada di antara rasio 23,6% sampai 38,2% yang menunjukkan posisi wave 2 masih aman dan saham BUMI tidak perlu dilepas saat ini. Pelepasan saham BUMI dilakukan saat wave 2 melakukan reversal menjadi wave 3, dimana bila wave 3 melewati rasio 0% atau menemukan Black Candle selama proses reversal maka pada saat itu harus dilakukan aksi sell untuk saham BUMI untuk mengurangi risiko kerugian atas penurunan harga saham BUMI. 99
15 Gambar 4.41 Posisi Sell I Wave 3 Skala Kecil Per 1 Des Jan 08 Pada gambar dapat dilihat bahwa wave 3 melewati rasio 0% pada tanggal 26 Desember Berarti aksi sell pada saham BUMI dilakukan pada tanggal 26 Desember 2007, sehingga risiko kerugian dapat dikurangi. Bila merasa setelah tanggal 26 Desember 2007 harga saham BUMI masih dapat naik lagi, dapat diperkuat dengan berita pada tanggal tersebut. Pada tanggal 26 Desember 2007 para investor bergairah dalam melakukan pembelian saham yang didukung adanya pengaruh positif dari bursa regional setelah melalui libur Natal dan Idul Adha. Dengan adanya berita ini maka saham BUMI dapat ditahan sampai ditemukannya Black Candle. 100
16 Gambar 4.42 Posisi Sell II Wave 3 Skala Kecil Per 1 Des Jan 08 Pada gambar di atas terlihat ada sebuah Black Candle yang muncul di wave 3. Munculnya Black Candle ada pada tanggal 2 Januari Berarti pada tanggal tersebut saham BUMI yang dimiliki sudah harus dilepas untuk mengurangi risiko kerugian akibat penurunan harga saham BUMI. Alternatif lain dapat dipilih dengan menunggu hingga wave 5 terbentuk dan melakukan aksi sell untuk saham BUMI di wave 5. Untuk menentukkan hal tersebut maka harus dilihat wave 4 terlebih dahulu yang merupakan reversal dari wave 3. Dimana wave 4 yang terbentuk tidak boleh melewati rasio 61,8%. Bila wave 4 melewati atau mendekati rasio 61,8% maka saham BUMI sebaiknya segera dilepas untuk menghindari kerugian yang lebih besar. 101
17 Gambar 4.43 Fibonacci Retracement II Skala Kecil Per 1 Des Jan 08 Pada gambar di atas wave 4 masih berada di antara 23,6% sampai 38,2%. Hal ini menunjukkan saham BUMI tidak perlu dilepas saat ini dan bisa dilanjutkan ke wave 5. Untuk melakukan aksi sell pada saham BUMI di wave 5 dapat didasarkan bila wave 5 sudah melewati rasio 0% atau menemukan adanya Black Candle selama proses wave 5 terbentuk yang diperkuat dengan berita yang ada untuk memberi keyakinan bahwa pada Black Candle tersebut saham BUMI yang ada saat ini sudah harus dilepas. 102
18 Gambar 4.44 Posisi Sell Wave 5 Skala Kecil Per 1 Des Jan 08 Pada gambar di atas terihat wave 5 menemukan Black Candle pada tanggal 15 Januari 2008, dimana pada tanggal 15 Januari 2008 para investor khawatir dengan kondisi perekonomian di AS yang semakin buruk sehingga mereka melepas saham-saham ungulan untuk menyelamatkan investasi mereka. Berarti waktu yang baik untuk aksi sell bagi saham BUMI adalah tanggal 15 Januari 2008, hal ini bertujuan untuk menghindari kerugian akibat dari dilepasnya saham-saham unggulan termasuk saham BUMI. Alternatif berikutnya adalah dalam kondisi Down Trend. Pada kondisi ini tidak dianjurkan untuk melakukan pembelian saham BUMI pada wave A dan wave B, hal ini dilakukan 103
19 untuk menghindari kerugian penurunan harga saham BUMI. Sehingga untuk alternatif berikutnya harus dilihat dari wave C. Gambar 4.45 Posisi ke-2 Wave C Skala Kecil Per 1 Des Jan 08 Pola Elliott Wave berikutnya harus menunggu adanya berita positif yang dapat membuat reversal wave C menjadi wave 1 atas penurunaan yang telah terjadi. Gambar 4.46 Posisi Buy ke-2 Wave C Skala Kecil Per 1 Des Jan
20 Pada gambar terlihat pada tanggal 22 Januari 2008 wave C mulai melakukan reversal yang ditandai adanya White Candle. Berita positif yang muncul pada tanggal 22 Januari 2008 mengenai penurunan suku bunga yang dilakukan The Fed sebanyak 75 bps, hal ini mendapat respon positif dari seluruh dunia dan memberikan dampak baik bagi bursa di Indonesia. Sehingga alternatif buy pada saham BUMI dapat dilakukan pada tanggal 22 Januari Dimana kondisi pasar saham saat ini sedang bergairah dan ada kemungkinan untuk terus naik. Setelah memperoleh saham BUMI maka perlu dicari waktu yang tepat untuk melepas saham BUMI tersebut. Waktu yang baik untuk melakukan aksi sell bagi saham BUMI adalah pada saat ditemukan Black Candle atau melewati rasio 100%. Gambar 4.47 Posisi Sell atas Buy Wave C Skala Kecil Per 1 Des Jan
21 Pada gambar dapat dilihat bahwa pada tanggal 24 Januari 2008 terlihat adanya Black Candle. Berarti pada tanggal tersebut aksi sell pada saham BUMI harus dilakukan untuk menghindari risiko penurunan harga saham BUMI. b. Analisis Market Timing Pola Elliott Wave Skala Besar Pola Elliott Wave tidak selalu dimulai dari posisi Up Trend, bisa juga dimulai dari posisi Down Trend. Namun untuk Down Trend tidak dianjurkan karena risiko yang dihadapi lebih besar. Untuk membentuk pola Down Trend yang perlu dilakukan pertama kali adalah menempatkan Fibonacci Retracement di wave A. Gambar 4.48 Fibonacci Retracement I Skala Besar Per 1 Des Jan 08 Pada gambar terlihat bahwa wave A menjadi acuan pertama dalam pola Elliott Wave. Pada periode ini transaksi di 106
22 bulan Desember 2007 cukup pendek karena banyaknya hari libur nasional. Untuk memperoleh waktu buy bagi saham BUMI yang tepat adalah dengan memperhatikan kondisi setelah libur yaitu tanggal 26 Desember Setelah melalui libur Natal dan Idul Adha para investor bereaksi positif dengan melakukan pembelian saham secara selektif dan juga untuk mengejar ketinggalannya dari bursa global. Maka waktu buy saham BUMI yang baik berada pada tanggal 26 Desember Gambar 4.49 Posisi Buy Wave B Skala Besar Per 1 Des Jan 08 Setelah mendapatkan saham BUMI maka langkah berikut yang harus dilakukan adalah menentukan waktu yang tepat untuk melepas saham BUMI tersebut. 107
23 Waktu untuk melepas saham BUMI yang tepat adalah pada saat wave B menyentuh atau melewati titik 100%. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian yang mungkin akan terjadi akibat dari penurunan harga saham BUMI. Wave B menyentuh titik 100% pada tanggal 4 Januari Pada tanggal tersebut sebaiknya segera dilakukan pelepasan saham BUMI, sehingga risiko dapat segera dihindari dan keuntungan dapat diperoleh. Gambar 4.50 Posisi Sell Wave B Skala Besar Per 1 Des Jan 08 Peluang lain untuk mendapatkan profit adalah pada wave C yang melakukan reversal menuju wave 1. Pada titik terjadi reversal wave C sebaiknya dikuatkan dengan berita yang ada. Pada tanggal 22 Januari 2008 The Fed menurunkan suku bunga sebesar 75 bps menjadi 3,5%, dampak dari penurunan 108
24 ini membuat investor bergairah kembali melakukan transaksi pembelian saham secara selektif. Momentum ini membuat wave C mengalami reversal menjadi wave 1. Berarti pada tanggal 22 Januari 2008 aksi buy saham BUMI sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan kesempatan memperoleh profit. Gambar 4.51 Posisi Buy Wave C Skala Besar Per 1 Des Jan 08 Setelah melakukan aksi buy pada saham BUMI, maka saatnya memasuki tahap memperoleh profit taking. Untuk mengurangi risiko terjadinya kerugian maka sebaiknya saham BUMI dilepas pada saat melewati rasio 100% atau bila menemukan Black Candle selama reversal wave C menjadi wave 1. Ditemukan Black Candle pertama kali selama proses reversal adalah pada tanggal 24 Januari Pelepasan 109
25 saham BUMI sebaiknya dilakukan pada tanggal tersebut untuk mengurangi risiko kerugian akibat penurunan saham BUMI. Gambar 4.52 Posisi Sell atas Buy Wave C Skala Besar Per 1 Des Jan 08 Namun bila merasa setelah tanggal 24 Januari 2008 harga saham BUMI masih akan naik, maka dibatasi dengan rasio 100%. Bila wave 1 sudah menyentuh rasio 100% maka sebaiknya segera dilakukan aksi sell bagi saham BUMI untuk menghindari terjadinya kerugian atas penurunan harga saham BUMI. Pada gambar terlihat bahwa wave 1 menyentuh rasio 100% pada tanggal 28 Januari 2008, sehingga pada tanggal tersebut sudah harus dilakukan aksi sell pada saham BUMI untuk mengurangi risiko kerugian. 110
26 Gambar 4.53 Posisi Sell Wave 1 Skala Besar Per 1 Des Jan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan menggunakan grafik Candlestick dan pola Elliott Wave yang
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis atas pergerakkan harga saham BUMI yang dilakukan dengan menggunakan grafik Candlestick dan pola Elliott Wave yang dilengkapi dengan Fibonacci
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHAS AN. terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun dan pola-pola grafik
BAB IV PEMBAHAS AN Ruang lingkup analisis market timing pada saham BUMI mencakup analisis berita terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun 2005 2008 dan pola-pola grafik yang dibentuk dari grafik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam jangka pendek biasanya memiliki risiko yang lebih tinggi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Setiap investasi memiliki risiko dan keuntungan yang berjalan searah. Bila investor menginginkan keuntungan yang besar maka mereka sudah harus siap menerima
Lebih terperinciANALISIS MARKET TIMING DENGAN ELLIOTT WAVE PADA SAHAM BUMI PERIODE 1 DESEMBER 31 JANUARI TAHUN
ANALISIS MARKET TIMING DENGAN ELLIOTT WAVE PADA SAHAM BUMI PERIODE 1 DESEMBER 31 JANUARI TAHUN 2005 2008 Abstrak Dalam melakukan analisis market timing digunakan konsep grafik Candlestick dan pola Elliott
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan diuraikan penerapan indikator Bollinger Bands, RSI dan
BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan penerapan indikator Bollinger Bands, RSI dan candlestick dalam grafik pergerakan harga saham Telkom. Kombinasi ketiga metode ini mampu memberikan gambaran
Lebih terperinciTHE POWER OF FIBONACCI RETRACEMENT
THE POWER OF FIBONACCI RETRACEMENT Pada ebook kali ini saya mencoba membahas lebih detail tentang penggunaan Fibonacci retracement. Dimana indikator ini dapat sangat membantu rekan-rekan trader untuk menuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama untuk memperoleh suatu keinginan, dengan uang tersebutlah suatu transaksi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian global uang merupakan alat transaksi manusia paling utama untuk memperoleh suatu keinginan, dengan uang tersebutlah suatu transaksi bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BI rate merupakan salah satu faktor yang digunakan investor dalam menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu ditunggu oleh para
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Pergerakan Harga Saham PTBA Periode 2007
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pergerakan Harga Saham PTBA Periode 2007 Selama periode 2007 Harga saham PTBA mengalami kenaikan. Awalnya pada tanggal 2 Januari, yang juga merupakan tanggal pertama perdagangan
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengasumsikan resiko yang akan dialami relative kecil bila dibandingkan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi akan tercapai jika ditopang dengan sumber dana pembangunan yang memadai, dimana salah satu sumber dana pembangunan tersebut adalah melalui
Lebih terperinciMARKET OUTLOOK SEPTEMBER 2015: MENANTI LANGKAH THE FED
MARKET OUTLOOK SEPTEMBER 2015: MENANTI LANGKAH THE FED BOTTOM IHSG MASIH BELUM JELAS Dari Market Outlook Juni: Jika 4913 Gagal Bertahan Jika suport 4913 tembus, skenario yang kemungkinan terjadi adalah
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100.00% Deposito
Lebih terperinciBab IV PEMBAHASAN. membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan penulis
Bab IV PEMBAHASAN IV.1 Rencana Perdagangan ( Trading Plan ) Dalam simulasi perdagangan yang akan dibahas pada bab ini penulis akan membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. saham selalu mengalami fluktuasi, naik dan turun dari satu waktu ke
1 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai surat berharga yang ditransaksikan di pasar modal, harga saham selalu mengalami fluktuasi, naik dan turun dari satu waktu ke waktu yang lain. Fluktuasi
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% BII (TD)
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Saldo Awal Minimal (Minimum Opening Balance) untuk melakukan perdagangan valas dibutuhkan langkah langkah awal
BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Saldo Awal Minimal (Minimum Opening Balance) untuk melakukan perdagangan valas dibutuhkan langkah langkah awal menentukan apa pasangan mata uang yang ingin di perdagangkan. Dalam
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.2.1 Latar Belakang Analisa Saham Dedhy dan Liliana (2007) menyatakan bahwa pergerakan harga saham pada dasarnya dipengaruhi oleh teori ekonomi yang paling dasar, yaitu hukum permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi dan spekulasi mempunyai persamaan, yaitu kedua-duanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi dan spekulasi mempunyai persamaan, yaitu kedua-duanya mengandung unsur kerugian dan keuntungan. Namun terdapat sebuah perbedaan sehingga sebuah investasi
Lebih terperinciTEKNIK ANALISA FOREX ~TEORI 123 ~ ~ TEORI ELLIOT WAVE ~ ~ FIBONACCI RATIO ~
TEKNIK ANALISA FOREX ~TEORI 123 ~ ~ TEORI ELLIOT WAVE ~ ~ FIBONACCI RATIO ~ 1. Teori 123 (Law of charts) Umumnya pergerakan harga akan membentuk suatu pola zigzag atau biasa disebut teori 123. Dimana jarak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana yang ingin melakukan investasi. Investor dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia merupakan media pertemuan antara pihak yang membutuhkan modal untuk menjalankan usaha dan pihak lain yang memiliki kelebihan dana yang ingin
Lebih terperinciII. ANALISA TENIKAL Pengertian Analisa teknikal Prinsip Analisa teknikal
II. ANALISA TENIKAL Pengertian Analisa teknikal Prinsip/ idikator Analisa teknikal Tujuan Analisa teknikal Asumsi Analisa teknikal Jenis Analisa teknikal Pengertian Analisa teknikal Analisa teknikal adalah
Lebih terperinci~TEORI 123 ~ ~ TEORI ELLIOT WAVE ~ ~ FIBONACCI RATIO ~
~TEORI 123 ~ ~ TEORI ELLIOT WAVE ~ ~ FIBONACCI RATIO ~ Teori 123 (Law of charts) Umumnya pergerakan harga akan membentuk suatu pola zigzag atau biasa disebut teori 123. Dimana jarak 1-2 lebih panjang dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk menghimpun modal, selain dari modal sendiri dan modal dari hutang. Terdapat banyak jenis produk
Lebih terperinciHarmonic Trading System
Harmonic Trading System Pada pelajaran kali ini, kita akan membahas mengenai pola harmonis. Pelajaran yang mungkin agak sedikit sulit, namun sekali anda bisa memahami maka akan bisa membantu anda untuk
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi dapat definisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2008: 5).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi Indonesia selama tahun 2003 ternyata mampu bertahan dan mengalami pertumbuhan walaupun menghadapi situasi yang kurang menguntungkan bagi pemulihan perekonomian
Lebih terperinciR i Danareksa Research Institute
MARKET SCREEN, 17 DESEMBER 2014 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways melemah Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 4,969.5-5,097.5
Lebih terperinciMARKET TIMING ANALYSIS PADA SAHAM PT TAMBANG BATU BARA BUKIT ASAM, TBK PERIODE 2007
MARKET TIMING ANALYSIS PADA SAHAM PT TAMBANG BATU BARA BUKIT ASAM, TBK PERIODE 2007 Abstrak Banyak analisis teknikal yang digunakan untuk membantu para investor dalam pasar modal, termasuk RSI (Relative
Lebih terperincisupport (batas bawah), hal ini penting dilakukan sebagai informasi mengenai pergerakan
49 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Teknikal Pergerakan Harga Saham TLKM Dalam analisa yang akan dilakukan oleh penulis, penulis menggunakan data transaksi harian saham TLKM yang didapat dari Pusat Referensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meminimalisasi risiko sesuai dengan hasil dari perdagangan yang telah dilakukan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, dimana perdagangan instrumen keuangan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun, setiap individu maupun kelompok dapat bertransaksi dengan
Lebih terperinciINDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Volume 4, Issue 5 : September - Oktober 2016
INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - WWW.INDOTRADERPEDIA.COM Volume 4, Issue 5 : September - Oktober 2016 INSIDE THIS ISSUE : PROYEKSI PANJANG IMPULSIVE WAVE Dalam teori Elliott Wave terdapat dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional,
Lebih terperinciMengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro
Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Wenny (2011) yang menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan rata-rata
BAB V PEMBAHASAN A. Return Saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Wenny (2011) yang menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan rata-rata return saham sebelum dan sesudah pengumuman
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan dari SPSS 12.0 for windows, yaitu dengan metode regresi berganda serta pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian suatu negara. Era globalisasi ini terjadi dikarenakan adanya rasa saling ketergantungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat risiko ini diukur dengan menggunakan deviasi standar tingkat. tinggi pula tingkat pengembalian ekpektasian seorang pemodal.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Risiko dan tingkat pengembalian ekpektasian merupakan entitas yang melekat pada sebuah investasi saham. Kedua entitas ini sangat mempengaruhi keputusan seorang pemodal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari berbagai Negara. Mata uang memegang peranan yang sangat penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Valuta asing (valas) atau yang lebih dikenal oleh sebagian banyak orang dengan sebutan foreign exchange (forex) adalah perdagangan nilai mata uang asing
Lebih terperinciR i Danareksa Research Institute
MARKET SCREEN, 30 OKTOBER 2014 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways melemah Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 5,000.4-5,111.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bagi suatu perusahaan pendanaan merupakan fungsi penting dalam menentukan keberhasilan usaha perusahaan. Fungsi pendanaan menjadi penting karena pendanaan
Lebih terperinciR i Danareksa Research Institute
MARKET SCREEN, 21 MEI 2014 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways melemah Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 4,778.9-5,068.7 Saham
Lebih terperinciTANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21
TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya PBI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Berbicara tentang kegiatan pasar modal saat ini tidak terlepas dari apa yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan ekonomi bergerak,naik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan investasi. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya
Lebih terperinciPRUlink Newsletter Kuartal I 2009
PRUlink Newsletter Kuartal I 2009 Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama bulan Januari hingga Agustus 2008, bursa saham dunia mengalami penurunan yang berdampak pada pelaku lantai bursa, dunia usaha, dan perekonomian di berbagai negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar
Lebih terperinciBab V SIMPULAN DAN SARAN
Bab V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Ringkasan Penelitian ini dilakukan untuk menguji prediksi menggunakan metode ARIMA. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data IHSG penutupan harian IHSG mulai periode
Lebih terperinciINDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Dalam trading, istilah momentum
VOLUME 3, ISSUE 6 SEPTEMBER - OKTOBER 2015 INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - WWW.INDOTRADERPEDIA.COM Inside this issue: Candle Power : Identical Three Crow 6 Indicator : Donchian Channels 9 Charting
Lebih terperinciPERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015
PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau perusahaan. Pasar saham adalah instrumen bisnis trading jangka pendek dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan penting dalam perekonomian suatu negara atau perusahaan. Pasar saham adalah instrumen bisnis trading jangka pendek dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal, banyak sekali yang dapat diperoleh investor baik yang tersedia di publik maupun pribadi (privat). Salah satu yang ada adalah pengumuman stock split
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin diperlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investasi yang dilakukan akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan salah satu tempat investasi bagi para investor dan investasi yang dilakukan akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Lebih terperinciAnalisis Ekonomi Mingguan
Implikasi Indikator Ekonomi Terkini Terhadap Pasar Modal Analisis Ekonomi Mingguan Economic & Business Research Senior economist: Ibnu Edy Wiyono ibnu.wiyono@cp.co.idi id Business & economic analyst: M
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya
I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dilansir dari liputan6.com dari artikel Melani, A (17 desember 2015) Bank sentral Amerika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena prediksi melemahnya nilai tukar rupiah akibat meningkatnya suku bunga AS di akhir tahun 2015 membuat munculnya ketidakpastian serta kekhawatiran bagi investor.
Lebih terperinciR i Danareksa Research Institute
MARKET SCREEN, 4 FEBRUARI 2015 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways menguat Prediksi periode intraday: Sideways menguat Level support-resistance: 5,266.6-5,322.7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah bank, nasabah, pengembang atau developer, pemerintah, serta Bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan sebuah kredit bersifat konsumtif yang diberikan oleh pihak bank kepada masyarakat untuk memiliki rumah dengan jaminan atau agunan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting terutama terkait dengan arus permodalan dan pertumbuhan ekonomi. Pasar modal merupakan indikator
Lebih terperinciGLOBAL OUTLOOK 1 APRIL 2015
GLOBAL OUTLOOK 1 APRIL 2015 Aksi Likuiditas Bank Sentral Eropa dukung Bursa Global Lemahnya Data Ekonomi Global Menunda Kenaikan Fed-rate 5750 5500 5250 5000 4750 4500 4250 4000 3750 3500 Mar-12 Jul-12
Lebih terperinciR i Danareksa Research Institute
MARKET SCREEN, 27 FEBRUARI 2015 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Menguat Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 5,417.1-5,476.2 Saham yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, pasar modal memegang peranan penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang terhadap mata uang asing khususnya terhadap dolar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 2008 berita tentang Resesi Global marak terdengar. "Resesi"
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Pertengahan tahun 2008 berita tentang Resesi Global marak terdengar. "Resesi" merupakan istilah teknis yang digunakan untuk menjelaskan situasi ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Lebih terperinciGLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017
GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017 Pasar Menembus Level Tertinggi Sepanjang Sejarah Konfirmasi Bullish Terbatas Jenuh Beli PENURUNAN BI RATE MENJADI KATALIS IHSG Ekonomi Amerika Serikat (AS) pada periode Q2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi dari mulai dengan memiliki emas, obligasi, property,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebebasan dalam hal keuangan adalah dambaan setiap manusia. Kebebasan secara keuangan tersebut dapat diraih dengan berbagai macam cara, salah satunya ialah dengan melakukan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015
PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pasar modal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pasar modal yang cukup cepat. Pasar modal sangat berguna untuk keberlangsungan pembangunan ekonomi Indonesia. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri perbankan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi keuangan, moneter dan
Lebih terperinciR i D MARET 20 MARKET SC REEN, 2 M. dmia.danare. eksaonline. com. ke level. sebesar. persen ke. Dow. satu. guna industri.
MARKET SC REEN, 2 M R i D MARET 20 Danareksa Research Institute 015 Prediksi periode minor (1-5 hari) : Menguat Prediksi periode intraday: Sideways menguat Level support-resistance: 5,428.88-5,475.0 Saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan 1997, kinerja pasar modal mengalami penurunan tajam bahkan diantaranya mengalami kerugian. Kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan usaha perbankan di Indonesia memiliki peran yang penting untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan usaha perbankan di Indonesia memiliki peran yang penting untuk ekonomi di Indonesia. Perbankan ikut serta dalam pembangunan ekonomi Indonesia, salah satu
Lebih terperinciLAPORAN Agustus 2016 KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data
Lebih terperinciR i Danareksa Research Institute
MARKET SCREEN, 30 JANUARI 2015 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways melemah Prediksi periode intraday: Sideways menguat Level support-resistance: 5,247.5-5,274.6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 60 saham terbesar di pasar regular. 2) selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indeks LQ 45 adalah indeks likuiditas empat puluh lima perusahaan yang dianggap memiliki kinerja yang dapat dipertanggung jawabkan serta memenuhi kriteria sesuai yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun. pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun bisa dipastikan mengandung risiko.
Lebih terperinciR i Danareksa Research Institute
MARKET SCREEN, 25 NOPEMBER 2014 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways melemah Prediksi periode intraday: Sideways menguat Level support-resistance: 5,108.9-5,173.5
Lebih terperinciGLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017
GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017 Pasar Menembus Level Tertinggi Sepanjang Sejarah Konfirmasi Bullish Terbatas Jenuh Beli PENURUNAN BI RATE MENJADI KATALIS IHSG Ekonomi Amerika Serikat (AS) pada periode Q2
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pasar keuangan di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat Indonesia semakin mengenal pasar keuangan yang merupakan mekanisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan adanya Foreign Exchange (Forex) dimana satu orang atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada perkembangan jaman yang terjadi sekarang ini, banyak perusahaan yang sudah menjalani bisnis sampai ke negara asing. Hal ini menyebabkan adanya perdagangan antar
Lebih terperinci