BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KESEIMBANGAN PENAWARAN DAN PERMINTAAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Penawaran

TINJAUAN PUSTAKA Teori Penawaran dan Kurva Penawaran. (ceteris paribus) (Lipsey et al, 1995). Adapun bentuk kurva penawaran dapat

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO. Yopi Nisa Febianti Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman cabai yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuuml. ini berasal dari

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR. Bubba s Ice Cream

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan.

BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II URAIAN TEORITIS

Teori & Hukum Permintaan & Penawaran + Kurva

Harga (Pq) Supply (S)

II. PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA

Teori Dasar Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HARGA KESEIMBANGAN harga keseimbangan harga ekuilibrium harga bebas 1. Pengertian Elastisitas Permintaan Penyelesaian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA Apriyani Barus *), Satia Negara Lubis **), dan Sri Fajar Ayu **)

Ekonomi Mikro PERMINTAAN, PENAWARAN DAN EKUILIBRIUM

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (2001) Tanaman cabai dalam sistematika (Taksonomi)

Bahan Ajar Ekonomi Teknik. Pertemuan 2 dan 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan, hampir semua perusahaan yang ada mengalami kemunduran

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan,

ekonomi Kelas X PASAR DAN TERBENTUKNYA HARGA PASAR K-13 KTSP & K-13 A. PERMINTAAN Semester 1 KelasX SMA/MA KTSP & K-13

PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Perilaku Harga Produk Pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

2FEB. Pengantar Ekonomi Mikro. Teori Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Modul ke: Fakultas

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

TEORI PENAWARAN. Penawaran

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN. kesejahteraan, serta dampak kuota impor terhadap kesejahteran.

KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM)

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam (Worabai, 1997), daging sapi adalah sebagian hasil ternak yang hampir

3 KERANGKA PEMIKIRAN

PERMINTAAN dan PENAWARAN atas HASIL PERTANIAN. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Tujuan dan Perkembangan Dunia Bisnis Bisnis yang maju adalah bisnis yang mampu berkembang di tengah krisis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,

HUKUM PENAWARAN. Sub Pembahasan : Pengertian Penawaran Hukum penawaran Kurva penawaran Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran Ekuilibrium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

TINJAUAN PUSTAKA. konsumen akan barang tersebut turun, apabila semua faktor-faktor lain yang

3FEB. Pengantar Ekonomi Mikro. Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Modul ke: Fakultas

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA

Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

IV. KERANGKA PEMIKIRAN

MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar PRODUKSI 1. Fungsi-fungsi Produksi

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

FUNGSI PERMINTAAN PENAWARAN DAN EQUILIBRIUM PASAR

BAB I PENDAHULUAN. berpotongan. Titik perpotongan tersebut disebut titik keseimbangan.

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 2 MEKANISME PENETUAN HARGA PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Pengantar Ekonomi Mikro

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

PRINSIP EKONOMI DALAM PERTANIAN

Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

PERTEMUAN KETUJUH: Permintaan Produk Pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

Penerapan Model Dinamis dalam Sistem Penawaran dan Permintaan Beras di Indonesia

Pengantar Ekonomi Mikro

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan,

PERMINTAAN DAN PENAWARAN SERTA FLUKTUASI HARGA CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI KABUPATEN JEMBER

Fungsi Permintaan. Kuliah Ekonomi Pangan dan Gizi. Gizi-FIK-UMS. Definisi fungsi permintaan

Permintaan dan Penawaran sebagai Pembentuk Kelembagaan Pasar

HUKUM KENAIKAN HASIL BERKURANG

3 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

KULIAH MATEMATIKA TERAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa berkaitan dengan interaksi antara pembeli dan penjual di pasar yang akan menentukan tingkat harga suatu barang dan jasa yang berlaku di pasar serta jumlah barang dan jasa tersebut yang akan diperjualbelikan di pasar. Interaksi tersebut dapat diterangkan dengan memahami teori permintaan dan teori penawaran (Sugiarto, dkk., 2002). Teori permintaan diturunkan dari Teori Konsumsi. Konsumen mau meminta (dalam pengertian ekonomi) suatu barang pada harga tertenu karena barang tersebut dianggap berguna baginya. Makin rendah harga suatu barang maka konsumen cenderung untuk membelinya dalam jumlah yang lebih besar. Permintaan (demand) adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan dapat dibeli oleh konsumen pada berbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu tertentu dengan anggapan hal-hal lain tetap sama (ceteris paribus) (Hanafie, 2010). Berbagai kemungkinan jumlah barang yang mau dibeli pada berbagai tingkat harga (tinggi rendahnya harga) dikumpulkan dalam daftar permintaan (demand schedule). Apabila masing-masing titik kombinasi hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang mau dibeli konsumen dihubungkan maka terbentuklah kurva permintaan (individual). Hukum permintaan (the law of demand) menunjukkan bahwa jika harga naik, maka jumlah barang yang diminta turun dan sebaliknya. Kurva permintaan bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah 7

(menurut kebiasaan internasional, harga diukur pada sumbu tegak Y dan jumlah diukur pada sumbu horisontal X) (Hanafie, 2010). Masyarakat yang rasional mestinya dapat menentukan barang dan jasa apa yang paling perioritas dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dukungan pendapatan dan ketersediaan barang di pasar, masyarakat pasti membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan. Cabai sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup sehari-hari. Cabai dapat dimanfaatkan untuk banyak keperluan, baik yang berhubungan dengan kegiatan masak-memasak ataupun keperluan yang lain seperti untuk bahan ramuan obat tradisional, farmasi, dan minuman. Di pasaran, umumnya dikenal dua jenis cabai merah, yaitu cabai merah besar dan cabai merah keriting (Redaksi AgroMedia, 2011). Dalam hal ini Tabel 1. Memperlihatkan kebutuhan konsumsi cabai merah di Provinsi Sumatera Utara dan Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara tahun 2010-2014 : Tabel 1. Kebutuhan Konsumsi Cabai Merah Dan Jumlah Penduduk Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2014 No. Tahun Kebutuhan Jumlah Penduduk (Ton) Sumatera Utara 1. 2009 54.936 13.248.386 2. 2010 53.480 12.982.204 3. 2011 78.932 13.103.596 4. 2012 78.932 13.215.401 5. 2013 83.256 13.326.307 Sumber : Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara Dari Tabel 1. di atas menunjukkan bahwa kebutuhan cabai merah setiap tahunnya meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Utara.

Dalam ilmu ekonomi, penawaran adalah jumlah barang dan atau jasa yang ingin dan dapat ditawarkan produsen di pasar pada berbagai tingkat harga. Penawaran mencerminkan hubungan langsung antara harga dan kuantitas output. Kurva penawaran menggambarkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan harga barang tersebut. Kurva penawaran suatu barang mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam hukum penawaran. Apabila keadaan lainnya tetap (ceteris paribus), maka jika harga suatu barang naik, jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah karena produsen berusaha menggunakan kesempatan untuk memperbesar keuntungannya. Sebaliknya, jika harga barang itu turun, jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang karena produsen berusaha mengurangi kerugiannya (Antriayndarti, 2012). Kenaikan jumlah penawaran yang dilakukan produsen berhubungan dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap barang tersebut. Dalam hal ini mendorong para produsen/pedagang untuk meningkatkan hasil produksinya sehingga penawaran terus meningkat. Tabel 2. Berikut memperlihatkan perkembangan luas tanam, luas panen, produktivitas, dan produksi cabai merah di Sumatera Utara tahun 2009-2013 : Tabel 2. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Cabai Merah Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2013 No. Tahun Tanam Panen Produktivitas Produksi (Ha) (Ha) (Kw/Ha) (Ton) 1. 2009 13.055 14.588 85,29 124.422 2. 2010 14.120 16.768 92,26 154.694 3. 2011 15.356 18.345 107,83 197.810 4. 2012 13.694 17.651 111,84 197.409 5. 2013 14.704 17.166 94,34 161.939 Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

Pada Tabel 2. Tampak jelas terlihat bahwa produksi cabai merah setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tetapi pada tahun 2013 produksi cabai merah sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2012. Produksi cabai merah tahun 2012 sebesar 197.409, sedangkan produksi cabai merah tahun 2013 sebesar 161.939. 2.2 Penelitian Terdahulu Dyah Anjarwani Rosoutami (2012) melakukan penelitian yang berjudul Permintaan Dan Penawaran Serta Fluktuasi Harga Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.) Di Kabupaten Jember. Penelitian bertujuan untuk memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan faktorfaktor yang mempengaruhi penawaran serta menggambarkan grafik permintaan, penawaran, dan harga untuk mempermudah petani dalam melakukan usahatani cabai rawit dengan keuntungan maksimum. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive Method) di Kabupaten Jember, dengan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, metode korelasional, dan metode komparatif. Metode pengumpulan data yakni menggunakan data sekunder, dan metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dan analisa cobweb. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan cabai rawit di Kabupaten Jember adalah harga cabai rawit, jumlah penduduk, dan pendapatan perkapita, (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaraan cabai rawit di Kabupaten Jember adalah harga cabai rawit waktu t-1, luas area tanam waktu t-1, dan biaya produksi waktu t-1, serta (3) Permintaan dan penawaran cabai rawit berpengaruh secara signifikan terhadap fluktuasi harga.

Tria Rosana Dewi (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Permintaan Cabai Merah (Capsicum annuum L) Di Kota Surakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan cabai merah dan menganalisis elastisitas permintaan cabai merah Di Kota Surakarta. Hasil analisis data dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Model ini memiliki nilai R 2 sebesar 79,6 % yang berarti bahwa besarnya sumbangan variabel harga cabai merah besar, harga cabai merah keriting, jumlah penduduk, dan pendapatan per kapita terhadap variasi permintaan cabai merah besar di Kota Surakarta sebesar 79,6 %, sedangkan sisanya 20,4 % dipengaruhi oleh variabelvariabel lain diluar variabel yang diteliti. 2.3 Landasan Teori Dari sudut permintaan secara dominan berarti lebih banyak berbicara masalah pembeli (konsumen) terhadap produk baik berupa barang maupun jasa. Seberapa besar permintaan konsumen terhadap produk dapat diketahui dari tingkat harga dan jumlah produk yang diminta. Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Secara periode permintaan dari seorang individu atau masyarakat terhadap suatu barang ditentukan oleh antara lain harga barang yang dimaksud, tingkat pendapatan, jumlah penduduk, harga barang lain atau substitusi, dan lain-lain. Analisis teori permintaan memfokuskan hubungan antara permintaan dan perubahan harga, sedangkan faktor lainnya dianggap tetap (ceteris paribus) (Sarnowo dan Sunyoto, 2013).

Berdasarkan teori ini ditetapkan suatu aturan yang berlaku secara teoritis mengenai permintaan yang disebut hukum permintaan. Hukum permintaan menyatakan bahwa jika harga turun, maka jumlah barang yang diminta cenderung meningkat, sebaliknya jika harga naik, maka jumlah barang yang diminta cenderung menurun, dengan asumsi faktor-faktor lain di luar harga konstan. Andaikata faktor-faktor lain di luar harga mengalami perubahan katakanlah pendapatan konsumen meningkat, maka hukum permintaan tersebut tidak akan berlaku (Rasul, dkk., 2013). P P1 P2 Q1 Q2 Q Gambar 1. Kurva Permintaan D Kurva permintaan menggambarkan hubungan antara jumlah yang diminta dan harga, dimana semua variabel lainnya dianggap tetap. Pada Gambar 1. diatas misalkan harga produk per unit semula sebesar P1 dengan jumlah permintaan produk sebesar Q1. Ketika harga produk per unit diturunkan menjadi P2, maka jumlah permintaan produk menjadi sebesar Q2. Perubahan harga dari P1 ke P2 sebesar P, dan perubahan jumlah produk yang diminta dari Q1 Ke Q2 sebesar Q. Perbandingan perubahan harga ( P) dan perubahan jumlah produk yang

diminta ( Q) disebut koefisien arah atau gradien (slope) (Sarnowo dan Sunyoto, 2013). Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri, apabila terdapat perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh faktor bukan harga. Sekiranya harga barang lain, pendapatan para pembeli dan berbagai faktor bukan harga lainnya mengalami perubahan, maka perubahan ini akan menyebabkan kurva permintaan pindah ke kanan atau ke kiri. Kurva permintaan akan bergeser apabila perubahan itu ditimbulkan oleh perubahan faktor bukan harga, misalnya perubahan pendapatan pembeli. Apabila faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan, kenaikan pendapatan ini akan menaikkan permintaan, yaitu pada setiap tingkat harga jumlah yang diminta menjadi bertambah banyak. Keadaan seperti ini digambarkan oleh perpindahan kurva permintaan dari kurva DD menjadi D 1 D 1. Harga D 2 D D 1 A 2 A A 1 P D 1 D 0 Q 2 Q Q 1 Kuantitas D 2 Gambar 2. Pergeseran Kurva Permintaan

Titik A menggambarkan bahwa pada harga P, jumlah yang diminta adalah Q sedangkan titik A 1 menggambarkan bahwa pada harga P jumlah yang diminta adalah Q 1. Dapat dilihat bahwa Q 1 > Q dan berarti kenaikan pendapatan menyebabkan pada harga P permintaan bertambah sebesar Q 1. Itu menunjukkan bahwa apabila kurva permintaan bergerak ke sebelah kanan, maka perpindahan itu menunjukkan pertambahan dalam permintaan. Sebaliknya pergeseran kurva permintaan ke sebelah kiri, misalnya menjadi D 2 D 2, berarti bahwa permintaan telah berkurang. Sebagai akibat dari perubahan ini pada harga P, jumlah barang yang diminta adalah Q 2. Keadaan ini ditunjukkan oleh titik A 2 (Sukirno, 2009). Ada beberapa variabel yang mempengaruhi permintaan yaitu : 1. Harga barang itu sendiri Naik turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap barang yang diminta. Kuantitas akan menurun ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negatively related) dengan harga (Djojodipuro, 1991). Sesuai dengan hukum permintaan hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang diminta adalah negatif. Bila harga naik maka permintaan turun dan sebaliknya bila harga turun permintaan akan naik dengan asumsi ceteris paribus. Dengan demikian perubahan harga terhadap permintaan mempunyai arah yang berkebalikan (Pracoyo dan Pracoyo, 2006).

2. Jumlah Penduduk Penduduk walaupun tidak berpendapatan pasti harus memenuhi minimal kebutuhan atas makanan, minuman dan pakaian. Bertambahnya jumlah bayi dan anak-anak dapat meningkatkan penjualan susu dan jasa hiburan di tempat pariwisata. Dengan demikian penduduk berhubungan positif dengan penjualan produk dan jasa perusahaan (Rasul, dkk., 2013). Pertambahan penduduk biasanya diikuti dengan perkembangan akan permintaan suatu komoditi karena dalam kondisi tersebut akan lebih banyak orang yang membutuhkan komoditi tersebut (Sugiarto, dkk., 2000). Pertambahan jumlah penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan jumlah penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan menambah permintaan (Sukirno, 2009). 3. Pendapatan Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyrakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang. Jika permintaan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan berkurang, barang tersebut dinamakan barang normal (Setiadi, 2003).

Hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif. Bila pendapatan seseorang/masyarakat meningkat maka akan meningkatkan permintaan terhadap suatu barang. Ini terjadi, bila barang yang dimaksud adalah barang normal. Apabila jenis barang yang dimaksud adalah barang yang berkualitas rendah maka dengan adanya kenaikan pendapatan, konsumen justru akan mengurangi permintaan terhadap barang tersebut (Pracoyo, 2006). Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada suatu pasar tertentu pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu. Faktorfaktor yang menentukan tingkat penawaran adalah harga jual barang yang bersangkutan, serta faktor-faktor lainnya yang dapat disederhanakan sebagai faktor non harga (Rahardja dan Manurung, 2004). Apabila beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran di atas dianggap tetap selain harga barang itu sendiri (harga barang substitusi tetap, ongkos dan biaya produksi relatif tidak berubah, tujuan perusahaan tetap pada orientasinya, teknologi yang digunakan tidak berkembang, dan lainnya dianggap tidak berubah), maka penawaran hanya ditentukan oleh harga, artinya besar kecilnya perubahan penawaran dideterminasi/ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga. Dalam hal ini berlaku perbandingan lurus antara harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan (penawaran). Sebagaimana konsep asli dari penemunya Alfred Marshall, maka perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran itu disebut sebagai Hukum Penawaran (Putong, 2005). Dalam hukum penawaran, pada dasarnya menyatakan makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh pedagang. Sebaliknya,

makin rendah harga barang, makin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh pedagang/produsen, dengan anggapan faktor-faktor lain tidak berubah (Daniel, 2002). Adapun bentuk kurva penawaran adalah sebagai berikut : Px S P 3 P 2 P 1 Q 1 Q 2 Q 3 Qx Gambar 3. Kurva Penawaran Seperti halnya perubahan permintaan, penawaran juga dapat mengalami perubahan. Perubahan jumlah yang ditawarkan sebagai akibat perubahan harga terjadi pada sepanjang kurva penawaran. Gambar 3. memperlihatkan hal tersebut. Akibat kenaikan harga barang P 2 ke P 3 menyebabkan jumlah yang ditawarkan semakin meningkat dari Q 2 ke Q 3. Jadi, perubahan jumlah yang ditawarkan terjadi pada sepanjang kurva penawaran (Joesron dan Fathorrozi, 2003). Seperti halnya dalam analisis mengenai permintaan, dalam analisis mengenai penawaran perlu dibedakan antara pengertian gerakan sepanjang kurva penawaran dan pergeseran kurva penawaran. Perubahan harga menimbulkan gerakan

sepanjang kurva penawaran. Sedangkan perubahan faktor-faktor lain di luar harga menimbulkan pergeseran kurva tersebut. Harga S 2 S S 1 P A 2 A A 1 P 1 B S 2 S S 1 0 Q 3 Q 1 Q Q 2 Kuantitas Gambar 4. Pergeseran Kurva Penawaran Perubahan dalam jumlah yang ditawarkan dapat pula berlaku sebagai akibat dari pergeseran kurva penawaran. Pergeseran dari SS menjadi S 1 S 1 atau S 2 S 2 menggambarkan perubahan penawaran. Pergeseran kurva penawaran dari SS menjadi S 1 S 1 menyebabkan jumlah yang ditawarkan bertambah dari Q menjadi Q 2 walaupun harga tetap sebesar P. Keadaan ini ditunjukkan oleh titik A 1. Pergeseran SS menjadi S 2 S 2 menggambarkan pengurangan penawaran. Sebagai akibat daripada pergeseran tersebut, seperti ditunjukkan oleh titik A 2, pada harga P sekarang hanya sebanyak Q 3 yang ditawarkan para penjual, berbanding dengan sebanyak Q sebelum ia bergeser.

Ada beberapa variabel yang mempengaruhi penawaran, yaitu : 1. Harga barang itu sendiri Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini membawa kita ke hukum penawaran, yang menjelaskan sifat hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan penjual. Hukum penawaran menyatakan Semakin tinggi harga suatu barang, ceteris paribus, semakin banyak jumlah barang tersebut yang ingin ditawarkan oleh penjual, dan sebaliknya. Dari hukum penawaran tersebut tampak bahwa perubahan harga terhadap penawaran mempunyai arah yang sama (Rahardja dan Manurung, 2004). 2. Harga Input Produksi Input adalah semua barang dan jasa yang dipakai perusahaan untuk menghasilkan output ialah bahan-bahan (materials), tenaga kerja, mesin-mesin, ceteris paribus, makin tinggi harga input yang dipakai dalam produksi suatu komoditi, makin kecil keuntungan yang diperoleh dari produksi komoditi-komoditi tersebut. Karena itu orang mengira bahwa makin tinggi harga input yang dipakai perusahaan, makin kecil jumlah yang akan diproduksi perusahaan untuk dijual pada setiap harga komoditi. Kenaikan dalam harga input akan menggeser kurva penawaran ke kiri, yang menunjukkan bahwa makin sedikit jumlah yang ditawarkan pada setiap harga tertentu. Penurunan dalam biaya input akan menggeser kurva penawaran ke kanan (Kadariah, 1994).

3. Luas Panen Luas panen merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat penawaran atau tingkat produksi suatu barang. Apabila luas suatu areal panen tidak dapat memenuhi produksi suatu barang, maka barang yang diproduksi pun tidak dapat memenuhi jumlah permintaan yang diminta oleh masyarakat. Maka luas panen merupakan salah satu faktor utama dalam memenuhi produksi suatu barang yang ditawarkan. Model Cobwebb Dalam Analisis Keseimbangan Permintaan Dan Penawaran Menurut Simatupang (1995), model dinamis memakai waktu sebagai variabel independen (bebas/berpengaruh). Apabila ingin mempersoalkan waktu yang berhubungan dengan sesuatu gerakan kearah keseimbangan, maka secara eksplisit hal tersebut akan memperkenalkan waktu ke dalam sistem yang bersangkutan. Oleh sebab itu, hal tersebut bekerja dengan sebuah model dinamis (dynamic model). Dalam analisis dinamis, penawaran tidak hanya ditentukan oleh peubahpeubah ekonomi pada waktu yang sama, melainkan juga ditentukan oleh peubahpeubah pada waktu sebelumnya (Chiang, 2005). Perubahan-perubahan yang terjadi dalam model dinamis dapat diturunkan sebagai fungsi dari waktu. Misalnya, sistem permintaan yang diwakili oleh persamaan deret waktu y = f(t), dengan berubahnya waktu, permintaan juga akan berubah. Model dinamis mempunyai dua ciri. Pertama adalah sifatnya yang dinamis, terjadi perubahan kuantitas dengan berubahnya waktu. Ciri kedua adalah terdapatnya umpan balik. Model dinamis mendekati permasalahan dengan mengamati proses umpan balik yang berada dibelakang semua perubahan yang teramati. Apabila

dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, maka dalam model dinamis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran akan dipengaruhi oleh perubahan waktu, yaitu subskrip waktu digeser satu periode ke belakang (Simatupang, 1995). Salah satu model dinamis yang sederhana adalah model Cobweb (teori sarang laba-laba). Teorema sarang laba-laba (Teori Cobwebb) adalah model dinamis harga dan penentuan output yang mengasumsikan bahwa pemasok mendasarkan keputusan output mereka pada harga yang diterima pada periode waktu sebelumnya. Model Cobweb memiliki fungsi permintaan yang tidak ketinggalan (unlagged) dan fungsi penawaran yang ketinggalan (lagged) (Chiang, 2005). Sebagai contoh, dalam Swastika (1999) permintaan secara dinamis dipengaruhi oleh harga komoditi tahun sekarang, pendapatan perkapita tahun sekarang, jumlah penduduk tahun sekarang. Penawaran dipengaruhi oleh harga komoditi tahun sebelumnya, harga input produksi tahun sebelumnya, dan luas areal tahun sebelumnya. Analisis keseimbangan cobweb mencoba menjelaskan bagaimana perubahan kondisi keseimbangan, bila terjadi perubahan harga atau hal-hal yang mempengaruhi keseimbangan tersebut. Menurut Setiawan (2010), teori cobweb (sarang laba-laba) terjadi pada produk pertanian karena berfluktuasi pada musim ke musim, reaksi terlambat (time lag) dari produsen terhadap harga. Teori Cobweb menjelaskan siklus harga dan produksi yang naik turun dalam jangka waktu tertentu, yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 3 siklus yaitu:

1. Siklus yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya tetap. P S 30 (1) 20 (4) (2) 10 (3) 10 20 30 Gambar 5. Teori Cobweb yang Menuju Fluktuasi yang Jaraknya Tetap D Pada gambar 5, harga keseimbangan adalah 20, dan jumlah keseimbangan adalah juga 20. Tiba-tiba karena suatu sebab, misalnya adanya penyakit, jumlah yang dipasarkan turun menjadi 10 dan ini mendorong harga naik menjadi Rp 30. Pada harga ini produsen mulai menambah produksi barangnya, sehingga akan dihasilkan jumlah barang yang lebih banyak (30) yang sampai kepasar menyebabkan jatuhnya lagi harga menjadi Rp 20, harga yang jatuh ini mendorong pengurangan produksi menjadi 20 lagi dan seterusnya siklus berputar lagi.

2. Siklus yang mengarah pada titik keseimbangan P 30 (1) S 20 (3) (2) 15 D 17,5 25 Q 10 20 Gambar 6. Teori Cobweb yang Menuju Titik Keseimbangan Pada gambar 6, harga keseimbangan adalah sama yakni Rp 20. Namun begitu setelah periode I harga naik menjadi Rp 30, maka produksi diperbesar tetapi tidak sebesar pada gambar 5 melainkan hanya 25. Ini menyebabkan harga turun tetapi juga tidak sebesar gambar 5 melainkan hanya Rp 15. Penurunan ini juga menyebabkan produsen juga memperkecil produksinya (17,5) lagi dan demikian seterusnya. Pada kasus ini keseimbangan konvergen atau menuju keseimbangan, artinya kurva permintaan lebih landai dibandingkan dengan kurva penawaran.

3. Siklus yang mengarah pada eksplosi harga, yaitu yang berfluktuasi dengan jarak yang makin membesar P 30 20 3 1 S 2 5 8 10 20 34 Q Gambar 7. Teori Cobweb yang Menuju Eksplosi Harga D Pada gambar 7, kurva penawaran elastis sekali sehingga penambahan produksi sebagai reaksi atas kenaikan harga relatif besar dan ini menyebabkan siklus menjurus kearah eksplosi. Pada kasus ini keseimbangan divergen atau menjauhi keseimbangan, artinya kurva penawaran lebih landai dibandingkan dengan kurva permintaan. Ketiga kondisi keseimbangan model cobweb diatas merupakan perilaku dan respon petani pada umumnya. Serupa dengan kasus/kondisi di atas, perilaku dan reaksi petani yang ada di Indonesia juga begitu. Jika harga komoditas x naik maka petani menjadi terlalu optimis dan petani di seluruh desa serentak menanam tanaman x dengan harapan harga akan terus naik. Namun pada saat panen yang serentak ternyata harga x jatuh, semua menderita rugi dan tidak ada petani yang menanam tanaman x musim berikutnya. Dan ini menyebabkan harga tanaman x naik tinggi sekali pada

musim berikutnya karena jumlah yang ditawarkan ke pasar sangat sedikit (Setiawan, 2010). Keputusan output produsen harus dibuat satu periode lebih awal dari penjualan aktual. Seperti dalam produksi pertanian, dimana penanaman harus mendahului dalam waktu yang cukup panjang dari panen dari penjualan hasil. Dalam model Cobweb diasumsikan bahwa keputusan produksi pada periode t+1 (akan dating) didasarkan pada harga P t yang berlaku sekarang. Jadi diperoleh fungsi penawaran yang ketinggalan atau lagged. Qs,t + 1 = S(Pt) (1) Atau secara ekuivalen, dengan menggeser kebelakang subskrip waktu dalam satu periode. Qst = S(Pt-1).(2) Dalam kajian ini, penawaran cabai merah tahun sekarang (tahun t) dipengaruhi oleh harga cabai merah tahun sebelumnya, harga input produksi tahun sebelumnya, dan luas panen cabai merah pada tahun sebelumnya. Sehingga fungsi penawaran (1) dan (2) berubah menjadi : Qs t+1 = f(p t,pu,pzt,ps,l t ) atau Qs t = f(p t-1,pu t-1,pz t-1, Ps t-1,l t-1 )...(3) Seperti halnya penawaran, permintaan dapat ditunjukan dalam bentuk fungsi matematika yang merupakan fungsi dari berbagai faktor. Dalam kajian ini, permintaan cabai merah tahun sekarang (tahun t) ditentukan oleh harga cabai merah tahun sekarang, jumlah penduduk tahun sekarang, dan pendapatan tahun sekarang. Sehingga fungsi permintaan sebagai berikut. Qd t = f(p t, J t, Y t )..(4)

Suatu pasar akan mengalami keseimbangan jika jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta. Keseimbangan dalam analisis penawaran dan permintaan terjadi jika Qs = Qd 2.4 Kerangka Pemikiran Permintaan pasar (konsumen) terhadap produk cabai cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya rata-rata konsumsi. Potensi pasar cabai juga dapat dilihat dari segi harga, naik turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap barang yang diminta. Kuantitas akan menurun ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negatively related) dengan harga. Peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan per kapita juga akan meningkatkan kebutuhan cabai. Pertambahan penduduk biasanya diikuti dengan perkembangan akan permintaan suatu komoditi karena dalam kondisi tersebut akan lebih banyak orang yang membutuhkan komoditi tersebut. Begitu juga dengan pendapatan. Hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif. Bila pendapatan seseorang/masyarakat meningkat maka akan meningkatkan permintaan terhadap suatu barang. Permintaan cabai merah dipengaruhi oleh harga cabai merah, jumlah penduduk, dan pendapatan. Variabel-variabel ini akan diteliti seberapa besar variabelvariabel mempengaruhi permintaan cabai merah. Penawaran adalah jumlah barang dan atau jasa yang ingin dan dapat ditawarkan produsen di pasar pada berbagai tingkat harga. Jika harga suatu barang naik, maka

produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Kenaikan jumlah penawaran yang dilakukan produsen berhubungan dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap barang tersebut. Dalam hal ini mendorong para produsen/pedagang untuk meningkatkan hasil produksinya sehingga penawaran terus meningkat. Luas panen merupakan salah satu faktor utama dalam memenuhi produksi suatu barang yang ditawarkan. Penawaran cabai merah dipengaruhi oleh harga cabai merah, harga pupuk (Urea, ZA, SP-36) dan luas panen cabai merah. Variabel-variabel ini akan diteliti seberapa besar variabel-variabel mempengaruhi penawaran cabai merah.

Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran penelitian ini: Cabai Merah Variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan : 1) Harga Cabai Merah Tahun Sekarang 2) Jumlah Penduduk Tahun Sekarang 3) Pendapatan Per Kapita Tahun Sekarang Variabel-variabel yang mempengaruhi penawaran : 1) Harga Cabai Merah Tahun Sebelum 2) Harga Pupuk (Urea, ZA, dan SP-36) Bersubsidi Tahun Sebelum 3) Luas Panen Cabai Merah Tahun Sebelum Permintaan Penawaran Ekuilibrium Keterangan : Menyatakan Pengaruh Gambar. 8 Skema Kerangka Pemikiran Permintaan dan Penawaran Cabai Merah

2.4 Hipotesis Penelitian Sesuai dengan landasan teori yang diuraikan maka diajukan hipotesis yang akan diuji sebagai berikut : 1) Variabel harga cabai merah, jumlah penduduk, dan pendapatan berpengaruh nyata terhadap permintaan cabai merah. 2) Variabel harga cabai merah, harga pupuk (Urea, ZA, SP-36) bersubsidi dan luas panen cabai merah berpengaruh nyata terhadap penawaran cabai merah. 3) Permintaan dan penawaran cabai merah adalah konvergen atau mengarah pada titik keseimbangan. BAB III