BAB III TEORI UTILITAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PREFERENSI ATAS RISIKO DAN FUNGSI UTILITY. mempelopori perkembangan suatu ukuran utility.bernoulli mengusulkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Rumus : Ekspektasi keuntungan = pay o * probabilitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DECISION THEORY DAN GAMES THEORY

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penulisan skripsi ini, dijabarkan beberapa aksioma dan teorema yakni sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan ini penuh dengan ketidakpastian, selain itu dalam kehidupan

BAB IX PROSES KEPUTUSAN

Materi #13 TKT101 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI T a u f i q u r R a c h m a n

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #13 Ganjil 2016/2017 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pertemuan 7 GAME THEORY / TEORI PERMAINAN

Pengertian Pengambilan Keputusan

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #12 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakannya, ini tentu dilandasi asumsi bahwa segala tindakannya secara sadar

1.1 Latar Belakang Masalah

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE BAYES PADA EKSPEKTASI FUNGSI UTILITAS. Selvira Lestari Siregar, Suwarno Ariswoyo, Pasukat Sembiring

( A) 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Beberapa Definisi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Tidak Ada Kepastian IRA PRASETYANIGRUM

Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian. IRA PRASETYANINGRUM, S.Si,M.T

Universitas Sumatera Utara

SIKLUS KEPUTUSAN AMALIA, ST, MT

Riset Operasi GAME THEORY. Evangs Mailoa, S.Kom., M.Cs.

KAJIAN ANALISIS KEPUTUSAN MENGGUNAKAN ANALISIS SENSITIFITAS DENGAN FUNGSI UTILITY EKSPONENSIAL SKRIPSI MISDARWANA NASUTION

PENGENALAN SISTEM OPTIMASI. Oleh : Zuriman Anthony, ST. MT

BAB II LANDASAN TEORI

Keputusan Dalam Ketidakpastian dan Resiko

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEORI PERMAINAN GAME THEORY MATA KULIAH RISET OPERASI

BAB IV TEORI PERMAINAN

BAB III SIKLUS ANALISA KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu bentuk kegiatan yang terdiri dari partisipasi dua pemain atau lebih, untuk

PENGAMBILAN KEPUTUSAN RISIKO MENGGUNAKAN METODE BAYES DAN FUNGSI UTILITAS SKRIPSI BINARA TUA JOSEN SIMANJUNTAK

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PROYEK MENGGUNAKAN TEORI PREFERENSI DAN CAPM EFFICIENT FRONTIER

Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian

OUTLINE. BAGIAN II Probabilitas dan Teori Keputusan. Konsep-konsep Dasar Probabilitas. Distribusi Probabilitas Diskret.

BAB I DASAR SISTEM OPTIMASI

TINJAUAN TEOREMA BAYES DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN RESIKO SKRIPSI AMIR IRIANTO SINAGA

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Liduina Asih Primandari, S.Si.,M.Si.

Pemain B B 1 B 2 B 3 9 5

Definisi & Latar Belakang...(1/2)

Definisi & Latar Belakang...(1)

PERTEMUAN 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

STATISTICAL THINKING DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN BISNIS. Rezzy Eko Caraka

Teori Permainan. Lecture 8 : Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Konflik (Game Theory) Hanna Lestari, ST, M.Eng

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENENTUAN PILIHAN. 1. Pilihan Langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI KONFLIK (GAME THEORY)

MATERI TAMBAHAN TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Sumber Bambang Avip Priatna Martadiputra)

Pertemuan 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Teori ini

Teori permainan mula-mula dikembangkan oleh ilmuan Prancis bernama Emile Borel, secara umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang

STRATEGI GAME. Achmad Basuki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu:

MASALAH PENUGASAN PENDAHULUAN

merupakan faktor sukses (critical success factor) yang mendorong pengambilan keputusan berisiko secara efektif (Hillson, 2008). Risk attitude adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lecture 1: Concept of Game Theory A. Pendahuluan bidang perdagangan (bisnis), olahraga, peperangan (pertahanan), dan politik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Response Pedagang Informal Terhadap pembentukan Inflasi di Kota Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MATRIK SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI KEPUTUSAN ( T.INDUSTRI / S1 ) KODE / SKS : AK / 2 SKS

BAB I PENDAHULUAN. Antrian dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui, misalnya antrian di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

BAB II LANDASAN TEORI

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN PROBABILITAS ABSORPSI DAN EKSPEKTASI DURASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI

BAB III METODE PENELITIAN

Istilah games atau permainan berhubungan erat dengan kondisi pertentangan bisnis yang meliputi suatu periode tertentu.

TEORI PERMAINAN. JHON HENDRI RISET OPERASIONAL UNIVERSITAS GUNADARMA 2009 Page 1

Aplikasi Teori Peluang dan Statistika dalam Pengambilan Keputusan

MODUL KULIAH STATISTIKA PROBABILITAS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KEADAAN RISIKO UNTUK PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI

SD kelas 4 - MATEMATIKA PECAHAN (K13 REVISI 2016)UJI KOMPETENSI PECAHAN (K13 REVISI 2016)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Kasus di atas dapat diselesaikan menggunakan analisis breakeven.

Bab 2 LANDASAN TEORI

Portofolio yang Efisien dan Optimal

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP

LINGKUP KEPUTUSAN AMALIA, ST, MT

STATISTIK SOSIAL. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Mobil atau Kambing. 2. Berikan satu kalimat deskripsi dari apa yang Anda pikirkan tentang pengertian dari kemungkinan (probability) dalam konteks ini.

Teori Risiko dan Pendapatan: Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti 1

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

Transkripsi:

BAB III TEORI UTILITAS 3.1 Teori Keputusan Teori keputusan adalah konsep mengenai pengambilan keputusan berdasarkan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada pada saat keaadaan yang tidak pasti. Kegunaan teori keputusan adalah untuk membantu memecahkan masalah dengan menentukan tindakan yang akan dipilih melalui pemilihan berbagai alternatif yang tersedia. Dalam memilih suatu keputusan minimal terdapat dua alternatif yang diberikan, dan pengambil keputusan harus memilih satu alternatif berdasarkan kriteria tertentu diantara alternatif lainnya. 3.2 Kategori dalam Proses Pengambilan Keputusan Terdapat empat kategori dalam proses pengambilan keputusan, yaitu : 1 Keputusan dalam keadaan terdapat kepastian (certainty). Keputusan pada kategori ini adalah keputusan yang sebelumnya sudah terdapat informasi lengkap. Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah dengan linear programming. 2 Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainty). Keputusan pada kategori ini, berkebalikan dengan jenis sebelumnya. Keputusan ini terjadi jika terdapat informasi tambahan dan terdapat nilai probability yang dibuat sendiri. Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah dengan analisis keputusan dalam keadaan ketidakpastian. 3 Keputusan dalam keadaan terdapat risiko (risk). Keputusan yang terdapat risiko jika informasi yang diperoleh tidak lengkap dengan diketahui nilai probabilitas. Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang digunakan adalah dengan model keputusan probabilistic.

21 4. Keputusan dalam keadaan terdapat konflik (conflict). Keputusan dalam keadaan terdapat konflik adalah adanya situasi kompetitif (persaingan) yang terjadi diantara dua pengambil keputusan atau lebih. Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah game theory (teori permainan). 3.3 Teori Utility Pada permulaan abad ke 18, ahli matematika Daniel Bernoulli telah mempelopori perkembangan suatu ukuran utilitas. Bernoulli mengusulkan bahwa nilai sebenarnya ( true worth) kekayaan seseorang merupakan logaritma sejumlah uang. Selanjutnya konsep utilitas dikembangkan lagi oleh Von Neumann dan Morgenstern pada tahun1974, mereka mengusulkan bahwa kurva utilitas dapat dibuat untuk setiap individu, asalkan asumsi tertentu tentang preferensi individu tersebut berlaku. Utlitas merupakan preferensi atau nilai guna pengambil keputusan dengan mempertimbangkan faktor risiko berupa angka yang mewakili nilai pay off sebenarnya berdasarkan keputusan. Angka utilitas terbesar mewakili alternatif yang paling disukai, sedangkan angka utilitas terkecil menunjukkan alternatif yang paling tidak disukai (Supranto : 2005 : 374). Misalkan, himpunan X = {x, y, z,..} diartikan sebagai kumpulan alternatif keputusan, di mana jika x, y ϵ X maka tepat satu dari dua pernyataan berikut benar: 1. x < y 2. x > y dengan < menyatakan kurang disukai, sedangkan > menyatakan lebih disukai. 3.4 Asumsi Teori Utilitas Asumsi utilitas setiap pengambil keputusan dapat berbeda beda, dan mewakili salah satu dari lima kategori berikut, yaitu :

22 1. Peringkat Preferensi Asumsi peringkat preferensi merupakan asumsi utilitas pengambil keputusan yang mengacu pada struktur dari keputusan dengan jumlah alternatif terbatas. Misalnya, terdapat alternatif x dan y, maka asumsi utilitas pengambil keputusan adalah x < y atau x > y. 2. Transitivitas Preferensi Asumsi transitivitas preferensi merupakan asumsi utilitas pengambil keputusan dengan tidak menganggap keberadaan alternatif dari setiap alternatif tertentu dalam situasi yang dihadapi. Misalnya, apabila terdapat tiga alternatif x, y, dan z, dimana x < y, dan y < z, maka x < z. 3. Asumsi Kontinuitas Asumsi kontinuitas merupakan asumsi utilitas pengambil keputusan yang mempunyai hasil terbaik dan terburuk sebagai hadiah, bahwa perorangan (individu) menganggap sama preferensinya dengan hasil yang sedang atau cukup saja atau di antara kedua hasil yang ekstrim tersebut. 4. Asumsi substitutabilitas Asumsi substitutabilitas merupakan asumsi utilitas pengambil keputusan yang memungkinkan adanya revisi / perbaikan dengan penggantian (substitusi) suatu hasil dengan hasil lainnya, asalkan terdapat kesamaan. 5. Asumsi Peningkatan Preferensi Asumsi peningkatan preferensi merupakan asumsi utilitas pengambil keputusan yang mempunyai hasil yang sama dan untuk keputusan yang mempunyai probabilitas terbesar untuk hasil yang lebih diinginkan maka harus lebih disukai. Jadi, preferensi perjudian antara dua hasil yang sama meningkat dengan probabilitas untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

23 3.5 Sikap Pengambil Keputusan 3.5.1 Sikap Penggemar Risiko Sikap penggemar risiko adalah sikap pengambil keputusan dengan menetapkan nilai ekuivalen tetapnya atas suatu kejadian tidak pasti akan lebih besar daripada nilai ekspektasi dari suatu kejadian. Pada kasus undian, seseorang yang termasuk dalam tipe penggemar risiko akan termotivasi untuk mendapatkan hadiah yang lebih besar. Namun hal ini diikuti dengan risiko yang besar. 0.5 - Rp 100.000 B = Rp 70.000 0 Gambar 3.1 Diagram Sikap Penggemar Risiko Pada kasus undian, orang yang memiliki undian seperti pada gambar 3.1, konsekuensi kehilangan uang Rp. 100.000 mungkin tidak terlalu berbeda dengan kehilangan Rp. 70.000. Karena masih terdapat kemungkinan tidak mengeluarkan uang. Kurva utilitas bagi penggemar risiko adalah : Gambar 3.2 Kurva Utilitas Bagi Penggemar Risiko

24 3.5.2 Sikap Netral Sikap netral adalah sikap pengambil keputusan di antara dua keadaan ekstrim penggemar risiko dan penghindar risiko. Sikap ini ditunjukan dengan menetapkan nilai ekuivalen tetap terhadap suatu permasalahan sama dengan nilai ekspektasinya. Rp 1.000.000 0 Gambar 3.3 Diagram Pohon Sikap Netral Pada kasus undian, orang yang memiliki sikap netral akan bersedia menjual undian tersebut sebesar Rp 500.000,- orang tersebut juga mengetahui nilai ekspektasi lotere tersebut adalah Rp 500.000,-. Ini terlihat bahwa orang tersebut bersikap netral terhadap risiko. Kurva utilitas bagi sikap netral adalah : Gambar 3.4 Kurva Utilitas Sikap Netral 3.5.3 Sikap Penghindar Risiko Sikap penghindar risiko adalah sikap pengambil keputusan dengan menetatpkan nilai ekuivalen tetap dari suatu kejadian tidak pasti lebih rendah dari nilai harapan kejadian tersebut.

25 Rp 50.000 0 Gambar 3.5 Diagram Pohon Sikap Penghindar Risiko Bagi penghindar risioko, orang tersebut akan bersedia menjual undian tersebut dengan harga Rp 30.000,-, meskipun dia mengetahui nilai ekspektasi adalah Rp 500.000,-. Namun menurutnya dengan menjual loteresebesar Rp 30.000,- mengalami kerugian sebesar Rp 20.000,- lebih baik dibandingkan dengan tidak mendapatkan apa apa. Kurva sikap penghindar risiko : Gambar 3.6 Kurva Utilitas Sikap Penghindar Risiko 3.6 Persamaan Fungsi Utility Menurut Mangkusubroto (1987 :124), jika u(x) menyatakan fungsi utility untuk nilai x, x 0 menyatakan batas bawah fungsi utility, dan c adalah parameter, secara umum fungsi utility dalam bentuk eksponensial didefinisikan : ( ) ( ) ( ), untuk x0 < x < x 1 (3.1) Sedangkan untuk pengambil keputusan yang bersikap netral, maka fungsi utilitynya dinyatakan dalam persamaan : ( ), untuk (3.2) Fungsi utility bagi pengambil keputusan dengan sikap penghindar risiko, netral maupun penggemar risiko, tergantung pada nilai c parameternya.

26 3.7 Prosedur untuk Menentukan Nilai Utilitas Penentuan awal nilai utilitas untuk hasil terbaik dan terburuk sepenuhnya sembarangan (completely arbitrary), sehingga setiap bilangan (sumber) dapat dipergunakan (Supranto, 2005 : 384). Berikut adalah prosedur untuk menentukan nilai utilitas : 1. Semua hasil yang diperoleh dibuat peringkatnya. Suatu penandaan (designation) harus dipergunakan untuk menunjukkan urutan preferensi berupa subscript atau indeks. Preferensi ditulis secara menurun dari tinggi ke rendah. 2. Utilitas untuk hasil terbaik dan terjelek ditentukan secara sembarangan, misalnya terbaik 100 terjelek 0 atau terbaik 1 terjelek 0, bisa berapa saja asalkan nilai ekstrim. 3. Perumusan lotere referensi. Probabilitas p untuk memenangkan lotere preferensi diperlakukan seperti variabel. 4. Untuk hasil antara (intermediate out come), pengambil keputusan menetapkan suatu nilai p yang membuat dia untuk tidak berbeda antara hasil itu sendiri dengan lotere referensi. Jadi, untuk hasil H k, probabilitas p k ditentukan bahwa hasil dalam lotere referensi dianggap sama dengan H k. 5. Utilitas H k ditentukan, sama dengan harapan utilitasnya untuk lotere referensi.