PENENTUAN PILIHAN. 1. Pilihan Langsung
|
|
- Erlin Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1. Pilihan Langsung PENENTUAN PILIHAN Menentukan pilihan diantara 2 alternatif adalah membandingkan keduanya secara langsung, secara intuitif Akan tetapi makin kompleksnya pesoalan, kita tidak mampu mengumpul dan mengolah informasi secara langsung unrtk menentukan pilihan 1
2 Contoh : Seorang pengusaha yang bergerak dalam pembuatan produk makanan, Bapak A bermaksud untuk menambah jenis makanan yang akan diproduksinya. Terdapat 2 pilihan yaitu produk X dan Produk Y. Produk X, teknologi yang diperlukan belum tersedia, tetapi Bapak A yakin bahwa para insinyurnya akan mampu menguasai teknologi tersebut, dengan demikian kemungkinan berhasil dari usaha ini adalah 50%. Sedangkan produk B, tidak diperlukan teknologi baru, namun kemungkinan gagal masih ada yaitu 20%. Mengingat keterbatasan dana yang dimiliki Bapak A, maka cukup hanya satu produk yang akan dibuat. Jika usaha produk X berhasil maka akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 200 juta, dan jika gagal akan menderita rugi Rp 20 juta. Apabila usaha produk Y sukses akan mendapatkan keuntungan Rp 80 juta, dan jika gagal menderita rugi sebesar Rp2 juta Menghadapi persoalan tersebut kita tidak dapat menentukan pilihan secara langsung, walaupun persoalan sederhana Pilihan secara langsung dapat dilakukan jika ada dominasi satu alternatif atas alternatif lain Dapat diperhatikan seperti pada diagram keputusan berikut 2
3 3
4 1.2. Dominasi Stokastik ( Probabilistik) Contoh : Bapak B adalah direktur produksi sebuah pabrik makanan, dia dihadapkan untuk memilih satu di antara 3 produk baru yang akan dipasarkan. Studi pendahuluan untuk ketiga produk tersebut telah selesai dilakukan, termasuk harganya. ( lihat table di bawah). Selanjutnya hasil penelitian pasar diketahui distribusi kemungkinan tingkat penjualan yang mungkin dicapai untuk masing-masing produk. Pimpinan perusahaan telah memutuskan bahwa hanya satu jenis produk yang akan dipasarkan. 4
5 5
6 1.3 Tingkat Aspirasi Dalam proses pengambilan keputusan, mungkin pengambil keputusan mempunyai target yang harus dicapai, disebut tingkat aspirasi. Maka pilihan langsung dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat aspirasi Contoh : pengambil keputusan merasa bahwa yang terpenting adalah menghasilkan tidak kurang Rp 3 juta,sedangkan kemungkinan dapat mencapai Rp 3 juta atau lebih dari masing-masing produk sbb: 6
7 2. Nilai Ekspektasi Hasil yang dicerminkan dalam distribusi kemungkinan dapat dinyatakan sebagai ratarata, atau nilai ekspektasinya, selanjutnya kita pilih alternatif yang memiliki nilai ekspektasi terbesar. Contoh : Produk X : Nilai Ekspektasi = (0,1). (2 jt) + (0,1). (3 jt) + (0,2). (4 jt) + (0,6). (5 jt) = 4,3 juta Produk Y : Nilai Ekspektasi = (0,1).(0) + (0,2).(2.juta) + (0,2).(4. juta)+(0,4).(6 juta)+ (0,1).(8 juta) = 4,4 juta Produk Z : Nilai Ekspektasi = (0,1).(0) + (0,3). (1,5 juta) + (0,3).(3 juta) + (0,2).(4,5 juta) + (0,1).(6 juta) = 2,85 juta 7
8 Contoh : Terdapat 2 alternatif A dan B, alternatif A adalah undian dengan menggunakan mata uang, jika sisi gambar yang muncul, Anda akan mendapat Rp 10 juta. Sebaliknya jika sisi angka yang muncul Anda tak dapat apa-apa. Sedangkan alternatif B Anda akan memperoleh secara pasti tanpa diundi sebesar Rp 4,5 juta. Alternatif mana yang Anda pilih? 8
9 Memang benar alternatif A memiliki NE terbesar dibandingkan B, akan tetapi sebagian orang pasti akan memilih B, karena pasti dan hanya beda sedikit, karena dalam persoalan ini nilai ekspektasi belum mencakup faktor risiko. Sedangkan faktor risiko sangat penting untuk kita pertimbangkan, untuk mengatasi hal tersebut kita tentukan nilai ekivalen tetap. 3.Nilai Ekivalen Tetap Nilai ekivalen tetap dari suatu kejadian tak pasti adalah : Nilai tertentu dimana pengambil keputusan merasa tidak berbeda antara menerima hasil yang dicerminkan dalam ketidakpastian tersebut, atau Menerima dengan kepastian suatu hasil dengan nilai tertentu 9
10 Menentukan Nilai Ekivalen Tetap a. Perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut : Bila C =Rp 10 juta, Anda akan pilih mana? Pasti Anda akan pilih C bukan? Bila C = 0, pasti Anda akan pilih alternatif A Jadi nilai Ekivalen Tetapnya (ET) terletak antara : 0 10 juta b. Penentuan nilai Ekivelen Tetap dapat ditentukan secara langsung, missal Anda tentukan C =3,5 juta, maka Anda akan pilih A, tetapi jika lebig dari 3,5 juta, Anda akan pilih C, dalam hal ini nilai ET adalah 3,5 juta. c. Bila Anda mrngalami kesulitan menentukan ET secara langsung, cara lain adalah sbb : Tanya : Bila C = 1 juta, mana yang Anda pilih? Anda : alternatif A Tanya : Bila C = 5 juta? Anda : Pilih Alternatif C Tanya : Bagaimana jika C = 3 juta? Anda : Kalau 3 juta, saya masih tetap pilih A Tanya : Bagaimana jika C = 4 juta? Anda : Empat juta? lebih baik pilih C Tanya : Bila C= 4 juta, Anda memilih C; bila C = 3 juta Anda akan pilih A, bagaimana jika C = 3,5 juta? Anda : Pada nilai C = 3,5 juta ini, saya sukar untuk menentukan, tapi saya akan memilih A, tetapi bila lebih dari 3,5 juta saya akan memilih C. 10
11 11
12 Dalam kasus ini tidak dapat menetapkan ET secara langsung Tapi dengan melakukan penjajagan terhadap preferensi pengambil keputusan dalam menghadapi risiko Hasil penjajagan di kode- kan dalam suatu kurva, disebut kurva preferensi atau kurva utility 4.1 Kurva Utility Kurva utility diperoleh dari hasil penjajagan pengambil keputusan. Pada umumnya skala utility dinyatakan antara 0 dan 1 Skala 1 adalah nilai paling disukai, o paling tidak disukai 12
13 Dari kurva ini, maka kita tahu bahwa : a. Utility dari uang sebesar Rp adalah 1 b. Utility dari uang sebesar 0 adalah 0 c. Utility dari uang antara dapat kita ketahui dari kurva tsb d. Tiap pengambil keputusan mempunyai kurva utility masing-masing, karena tiap orang memiliki preferensi tersendiri dalam menghadapi risiko Untuk lotere mata uang, kita dapat menyatakan hasil dalam bentuk utility 13
14 Ekspektasi Utility = 0,5. (1) + 0,5.( 0) = 0,5 Lihat kurva utility: jadi jumlah rupiah yang berkorespondensi dengan utility 0,5, adalah Rp Nilai rupiah inilah yang menjadi ET dari lotere tsb 4.2 Ekspektasi Utility 14
15 Alternatif 1 : EU1 = 0,5. (1) + 0,4 (0,7) + 0,1 (0) = 0,780 Alternatif 2 : EU2 = 0,7.(0,95) + 0,3 (0,42) = 0,791 Maka alternatif -2 adalah alternatif terbaik, karena memberi utility yang lebih tinggi Bisa terlihat dari kurva utility, Alternatif 1 : EU1=0,780, ekivalen dengan ET1 = Rp , sedangkan EU2 = 0,791, ekivalen dengan ET2 = Rp
16 5. Analisis Bertahap Untuk memutuskan persoalan yang lebih kompleks perlu menggunakan analisis bertahap. Analisis ini dimulai dari ujung kanan diagram keputusan, bergerak mundur menuju keputusan awal Karena dimualai dari ujung, maka tidak ada keputusan lanjutan Adapun langkah-langkahnya adalah sbb 16
17 Contoh : Pada bulan Juni 1982, Sutopo, manajer operasi suatu perusahaan pembuat suku cadang industry mobil, mendapat tawaran untuk menyediakan beberapa suku cadang khusus. Jumlah yang akan dipesan saat ini belum pasti, mungkin 20 atau 40 unit, kepastiannya akan diberikan pada Januari 1983, yaitu 7 bulan kemudian. Harga per unit adalah Rp 1 juta. Berkenaan dengan ini Sutopo diharapkan untuk memberikan jawaban minggu depan, dan bila sanggup pengiriman akan dilakukan Maret Sutopo dan stafnya kemudian menetukan bahwa ada 3 cara untuk memproduksi suku cadang tersebut. Proses-1 : Merupakan termurah jika dapat berjalan dengan baik, karena bias berjalan dengan baik, dapat diketahui setelah percobaan, diperkirakan akan selesai September Jika tidak, mereka masih punya waktu untuk menggunakan proses-2, tetapi investasi yang tertanam pada proses-1 akan hilang. Proses-2 : Merupakan proses yang lebih mutahir, jauh lebih mahal, tapi pasti berhasil Sub-kontrak : mereka mempunyai sub-kontraktor yang dipercya. Bila pesanan diberikan saat ini sub-kontraktor akan memberi harga yang layak, mengenai jumlahnya mereka dapat menunggu hingga ada kepastian, tetapi bila pesanan kepada sub kontraktor dilakukan setelah bulan Juli harganya akan lebih tinggi. Dengankata lain sub-kontraktor sanggup memenuhi pesanan tsb kapan saja, asal tidak lebih dari Januari Para teknisi yang nantinya akan terlibat, memperkirakan bahwa kemungkinan berhasilnya proses-1 adalah 50%, dan Sutopo, setelah berbicara dengan pihak perusahaan mobil menetapkan bahwa kemungkinan pesanan 40 unit 40%. Ongkosongkos yang perlu dipikul ditentukan oleh para teknisi dan staf bagian keuangan berdasarkan desain produk dan prosesnya, dan besarannya adalah sbb: Proses 1 2 Sub kontrak Biaya Percobaan (Rp) Rp 2 juta - Selanjutnya Sutopo dan stafnya memperkirakan pula: Lihat Diagram - Biaya prod/ unit bila berhasil (Rp) Rp 400 ribu Rp 600 ribu - Pesanan < 1 Agustus 82 Pesanan > 1 Agustus Rp 700 ribu - - Rp 900 ribu 1. Bila yang diproduksi adalah 20 unit, tetapi ternyata pesanannya 40 unit, maka sisanya dapat diperoleh dengan cara sub kontrak denga harha Rp /unit 2. Bila diproduksi 40 unit, ternyata pesanannya 20 unit, kelebihannya dapat dijual tetapi dengan harga Rp /unit. 17
18 Diagram Analisis Bertahap Pesan 40 Rp 22 juta Produksi 40 0,4 Proses-1 9,6 juta A Tolak pesanan 0 12,4 juta Berhasil 0,5 B 0,5 6,8 juta Gagal D 6,8 juta Proses-2 8,8 juta Sub kontrak sekarang E F C G Pesan 20 12,4 juta 0,6 10,8 juta Pesan 40 PRODUKSI2 0,4 0 H Pesan 20 0,6 Sub kontrak Pesan 40 0,8 juta 0,4 I Pesan 20 0,6 Produksi 40 Pesan 40 4,4 juta 0,4 J Pesan 20 6,8 juta 0,6 Pesan 40 Produksi 20 K 0,4 Pesan 20 0,6 Produksi 40 Pesan 40 6,4 juta 0,4 L Pesan 20 0,6 8,8 juta Pesan 40 Produksi 20 0,4 M Pesan 20 0,6 Pesan 40 8,4 juta N 0,4 Pesan 20 0,6 6 juta 12 juta 10 juta 2 juta 0 14 juta 2 juta 8 juta 6 juta 16 juta 0 10 juta 8 juta 12 juta 6 juta 0 Berdasarkan diagram analisis bertahap tersebut, lihat simpul G. Kejadian tak pasti kita ganti dengan Nilai Ekspektasi (NE) = (0,4).( 22 juta) + (0,6).(6 juta) = 12,4 juta Demikian pula untuk simpul H, I, J, K, L, M, N, hitung masing-masing NEnya Hitung secara bertahap sesuai, dengan cara mundur hingga ke simpul keputusan awal, untuk semua alternatif Dengan membendingkan nilai NE pada semua alternatif, kita dapatkan NE terbesar, yaitu Proses-1. 18
19 19
Rumus : Ekspektasi keuntungan = pay o * probabilitas.
1 KRITERIA EKSPEKTASI KEUNTUNGAN Rumus : Ekspektasi keuntungan = pay o * probabilitas. Kelemahan : - probabilitas bersifat subjektif - belum mencakup faktor resiko 2 Contoh Si A mendapat tawaran untuk
Lebih terperinciMATRIK SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI KEPUTUSAN ( T.INDUSTRI / S1 ) KODE / SKS : AK / 2 SKS
MATRIK SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI KEPUTUSAN ( T.INDUSTRI / S1 ) KODE / SKS : AK0143212 / 2 SKS Minggu Pokok Bahasan ke Dan TIU 1 Lingkup keputusan tentang deskripsi, analisa, dan formalisasi
Lebih terperinci( A) 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Beberapa Definisi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Beberapa Definisi Kejadian tak pasti adalah kejadian yang munculnya tidak pasti sehingga tidak bisa diduga terlebih dahulu. Contohnya pada seperti pelemparan sebuah dadu, orang
Lebih terperinciSIKLUS KEPUTUSAN AMALIA, ST, MT
SIKLUS KEPUTUSAN AMALIA, ST, MT Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu membuat suatu keputusan yang terbaik dalam suatu permasalahan dengan menggunakan model keputusan yang tepat Tujuan Pembelajaran Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III SIKLUS ANALISA KEPUTUSAN
BAB III SIKLUS ANALISA KEPUTUSAN SIKLUS ANALISA KEPUTUSAN Suatu prosedur untuk menganalisa suatu persoalan keputusan, untuk memastikan bahwa langkahlangkah yang penting telah benar dilakukan. 1 SIKLUS
Lebih terperinciDIAGRAM POHON KEPUTUSAN DAN KEPUTUSAN BERTAHAP 8.1 PENDAHULUAN Seperti telah kita ketahui suatu keputusan merupakan pilihan alternatif, jadi
DIAGRAM POHON KEPUTUSAN DAN KEPUTUSAN BERTAHAP 8.1 PENDAHULUAN Seperti telah kita ketahui suatu keputusan merupakan pilihan alternatif, jadi mengambil keputusan atau melakukan tindakan berarti hams memilih
Lebih terperinci2/28/2017. a. Bagaimana situasi lingkungan b. Bagaimana kemampuan manusia c. Proses pengambilan keputusan intuisi d. Bagaimana menilai keputusan
Masalah keputusan memiliki lingkup berbeda dengan masalah lainnya, karena adanya batas yang tak terhubungkan antara harapan dan kenyataan Harapan dinyatakan dalam keputusan, yang sepenuhnya dapat kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan ini penuh dengan ketidakpastian, selain itu dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kehidupan ini penuh dengan ketidakpastian, selain itu dalam kehidupan terdapat karakteristik kejadian yang kompleks, dinamis, persaingan, dan keterbatasan terhadap
Lebih terperinciLINGKUP KEPUTUSAN AMALIA, ST, MT
LINGKUP KEPUTUSAN AMALIA, ST, MT Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu membuat suatu keputusan yang terbaik dalam suatu permasalahan dengan menggunakan model keputusan yang tepat Tujuan Pembelajaran Mahasiswa
Lebih terperinciPENGERTIAN DASAR APAKAH INVESTASI ITU?
PENGERTIAN DASAR Investasi Ekonomi Teknik Bunga (interest) Arus Dana (Cash Flow) Ekivalensi APAKAH INVESTASI ITU? Contoh : Seorang pengusaha membangun sebuah pabrik baru senilai miliaran rupiah. Seorang
Lebih terperinciV. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan
V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian
Lebih terperinciBAB III TEORI UTILITAS
BAB III TEORI UTILITAS 3.1 Teori Keputusan Teori keputusan adalah konsep mengenai pengambilan keputusan berdasarkan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada pada saat keaadaan yang tidak pasti.
Lebih terperinciBAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN
BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN 2.1 Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak
Lebih terperinciPOHON KEPUTUSAN DOSEN : DIANA MA RIFAH
POHON KEPUTUSAN DOSEN : DIANA MA RIFAH PENDAHULUAN Kompleksnya kegiatan dan permasalahan yang dihadapi membuat manajer sering menggunakan berbagai cara untuk mengurangi unsurunsur keraguan dan ketidakpastian
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Pangan adalah kebutuhan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. pangan
Bab I. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Pangan adalah kebutuhan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. pangan seperti beras adalah makanan pokok untuk masyarakat Indonesia. Kebutuhan beras setiap tahunnya
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124701 / Pengambilan Keputusan Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah dalam seminggu
Lebih terperinci-BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei dan
-BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Kebutuhan Informasi Untuk menentukan kebutuhan sistem yang sedang berjalan terutama untuk mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei
Lebih terperinciANALISIS POHON KEPUTUSAN DECISION TREE ANALYSIS
ANALISIS POHON KEPUTUSAN DECISION TREE ANALYSIS ANALISIS POHON KEPUTUSAN Adalah alat bantu dalam mengambil keputusan (decision support tool) yang divisualisikan dalam bentuk grafik/diagram /model berbentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengambilan keputusan ialah pemilihan satu di antara sekian banyak alternatif yang tersedia. Hal ini tidak selalu menjadi hal yang mudah untuk dilakukan karena sebelum
Lebih terperinciBAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM
BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM Manusia lahir sebagai makhluk sosial, didalam memenuhi kebutuhannya seringkali harus berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan antara satu manusia dengan manusia
Lebih terperinciHipotesis : asumsi atau anggapan bisa benar atau bisa salah seringkali dipakai sebagai dasar dalam memutuskan
PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis : Merupakan suatu asumsi atau anggapan yang bisa benar atau bisa salah mengenai sesuatu hal, dan dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal tersebut sehingga memerlukan pengecekan
Lebih terperinciPANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA PENGADAAN ALAT LABORATORIUM BALAI BESAR POM DI BANJARMASIN
PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA PENGADAAN ALAT LABORATORIUM BALAI BESAR POM DI BANJARMASIN ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN No. 01.02.100.04.12.0678 Tanggal 13 April 2012 Sehubungan dengan perubahan, penambahan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT
Lebih terperinciBAB III PREFERENSI ATAS RISIKO DAN FUNGSI UTILITY. mempelopori perkembangan suatu ukuran utility.bernoulli mengusulkan bahwa
22 BAB III PREFERENSI ATAS RISIKO DAN FUNGSI UTILITY 3.1 Teori Utility Pada permulaan abad ke-18, ahli matematika Daniel Bernoulli telah mempelopori perkembangan suatu ukuran utility.bernoulli mengusulkan
Lebih terperinciPEMODELAN KEPUTUSAN. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi. Mahasiswa dapat memahami proses pemodelan keputusan. 10/5/ /5/2015
1 PEMODELAN KEPUTUSAN N. Tri Suswanto Saptadi 2 Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami proses pemodelan keputusan. 1 3 Materi Diskusi untuk pertemuan kali ini adalah menindaklanjuti sisa usaha perusahaan
Lebih terperinciINFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL Untuk Pengambilan Keputusan/Pemilihan Alternatif
INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL Untuk Pengambilan Keputusan/Pemilihan Alternatif Akuntansi DIFERENSIAL menyajikan informasi mengenai taksiran pendapatan, biaya dan atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang berkualitas. Untuk pengadaannya dilakukan proses pelelangan tender untuk semua proyek
Lebih terperinciEkonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan,
Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore Kurva Permintaan, - Demand (Permintaan) adalah kuantitas barang atau jasa yg. rela atau mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu
Lebih terperinciBab 2 DISTRIBUSI PELUANG
Bab 2 DISTRIBUSI PELUANG PENDAHULUAN Setiap peristiwa akan mempunyai peluangnya masingmasing, dan peluang terjadinya peristiwa itu akan mempunyai penyebaran yang mengikuti suatu pola tertentu yang di sebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantoro KM 1.5 Tropodo, Krian. Perusahaan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UD Eka merupakan perusahaan manufaktur yang berdiri tahun 1990 dan berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantoro KM 1.5 Tropodo, Krian. Perusahaan tersebut memproduksi sepatu,
Lebih terperinciPANITIA PENGADAAN BARANG/JASA (P2BJ) DILINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN ANGGARAN 2012
PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA (P2BJ) DILINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN ANGGARAN 2012 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN (BAPPj) DOKUMEN PENGADAAN Nomor : 32.LU/P2BJ-DISDIKPORA/VIII/2012.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi dan spekulasi mempunyai persamaan, yaitu kedua-duanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi dan spekulasi mempunyai persamaan, yaitu kedua-duanya mengandung unsur kerugian dan keuntungan. Namun terdapat sebuah perbedaan sehingga sebuah investasi
Lebih terperinciPrinsip-Prinsip Manajemen Persediaan Tujuan perencanaan dan pengendaliaan persediaan:
Prinsip-Prinsip Manajemen Persediaan Penentuan jumlah dan jenis barang yang disimpan haruslah sedemikian rupa sehingga produksi dan operasi perusahaan tidak terganggu, tetapi dilain pihak sekaligus harus
Lebih terperinciManajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA
Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang
Lebih terperinciVIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK
VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.
Lebih terperinciWorksheet Karakter Pengusaha
Worksheet Karakter Pengusaha Kenali Kekuatan dan Kemampuan Anda Sudah siapkah Anda untuk memiliki usaha sendiri dan menjadi seorang pengusaha? Penting untuk Anda ketahui, sebelum terjun ke dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektivitasnya. Meningkatkan efektivitas mencakup kemampuan perusahaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi yang pesat telah menyebabkan investasi mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang terjadi. Investasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua variabel memengaruhi kepuasan pelanggan. Variabel kualitas informasi, desain situs web, kemampuan transaksi, waktu
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN POKJA ULP BELANJA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014
PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN POKJA ULP BELANJA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 BERITA ACARA HASIL PELELANGAN (BAHP) NOMOR : 010/POKJA ULP/SET-DPRD/2014
Lebih terperinciManajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis
Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batas
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batas penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciKeputusan MODUL OLEH
Modul 5. Penanganan Ketidakpastian dan Diagram Keputusan ANALISAA SISTEM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MODUL V: PENANGANAN KETIDAKPASTIAN DAN DIAGRAM KEPUTUSAN OLEH : Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc DEPARTEMEN
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN
MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN Bab ini membicarakan tentang tahap rencana pembangunan proyek. Bagaimana kita bisa menyusun rencana penyelesaian proyek tepat pada waktunya. Dengan kata lain, kita harus
Lebih terperinci- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.04/2017 TENTANG KEGIATAN PERUSAHAAN EFEK DI BERBAGAI LOKASI
- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.04/2017 TENTANG KEGIATAN PERUSAHAAN EFEK DI BERBAGAI LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN
Lebih terperinciBAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.
BAB II PENENTUAN HARGA JUAL 2.1 Jasa 2.1.1 Pengertian Jasa M enurut Kotler (2000:428), jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dilahirkan ke dunia dengan tujuan menjalankan kehidupannya sesuai dengan kodratnya yakni tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berarti setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah diatur. Kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dalam sekejap mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecelakaan menurut M. Sulaksmono (1997) adalah suatu kejadian tidak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses aktivitas yang telah diatur. Kecelakaan terjadi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1955 TENTANG PENJUALAN RUMAH-RUMAH NEGARA KEPADA PEGAWAI-PEGAWAI NEGERI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1955 TENTANG PENJUALAN RUMAH-RUMAH NEGARA KEPADA PEGAWAI-PEGAWAI NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa kekurangan rumah-rumah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penulisan skripsi ini, dijabarkan beberapa aksioma dan teorema yakni sebagai berikut :
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aksioma dan Teorema Dalam penulisan skripsi ini, dijabarkan beberapa aksioma dan teorema yakni sebagai berikut : Aksioma 1 Untuk setiap kejadian, non-negatif.. Yakni bahwa probabilitas
Lebih terperinciDIAGRAM KEPUTUSAN. 10/09/2012 MK. Toeri Keputusan Darmanto, S.Si.
DIAGRAM KEPUTUSAN 1 Dibedakan antara ketika memilih salah satu dari alternatif yg tersedia dengan ketika muncul kejadian tidak pasti yg akan menentukan hasil dari alternatif tsb. Notasi (simpul) yang digunakan:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini banyak perusahaan asing yang mundur dari Indonesia dikarenakan mahalnya biaya produksi dan ketatnya persaingan usaha. Mundurnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan
Lebih terperinciPertimbangan dalam Memilih Supplier bagi Usaha Sosial
dalam Memilih Perhatikan Beberapa Hal agar Memperoleh Supplier yang Paling Sesuai Mengimplementasikan Ide Memilih Supplier HASIL KOLABORASI OLEH TIM: DITULIS & DIADAPTASI OLEH: Mega Puspita Pertiwi TERINSPIRASI
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
Lebih terperinciBAB IV DIAGRAM KEPUTUSAN
BAB IV DIAGRAM KEPUTUSAN Situasi keputusan betapa kompleksnya merupakan kumpulan alternatif, dimana pada setiap alternatif terdapat kumpulan keadaan tidak pasti. perlu digambarkan secara sistematik & komprehensif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Yulia Bakery merupakan usaha kecil yang bergerak di bidang produksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yulia Bakery merupakan usaha kecil yang bergerak di bidang produksi makanan, khususnya roti. Ada beberapa jenis roti yang diproduksi oleh Yulia Bakery yaitu: bakery,
Lebih terperinciPENGANTAR EKONOMI MANAJERIAL UNTUK RUMAH SAKIT
98 Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi BAB VII PENGANTAR EKONOMI MANAJERIAL UNTUK RUMAH SAKIT 7.1 Masalah Manajemen dan Ekonomi Perubahan disadari telah terjadi dalam rumah sakit. Fakta di lapangan dan sejarah
Lebih terperinciUAS Manajemen Operasi - 12 Juni ,5 jam Closed book, boleh menggunakan kalkulator
Manajemen Operasi Exercise UAS 2013 UAS Manajemen Operasi - 12 Juni 2013 2,5 jam Closed book, boleh menggunakan kalkulator Petunjuk: Setiap soal memiliki bobot yang sama Tulisan harus terbaca jelas tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain
Lebih terperinciSEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN SEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN
SEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN SEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN Dalam menerangkan mengenai sewa ekonomi dan pendapatan pindahan ada beberapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman modern seperti sekarang dunia bisnis mengalami perkembangan yang sangat pesat baik pada perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur mulai dari skala kecil
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi dan Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum menjelaskan mengenai pengertian Manajemen Produksi dan Operasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam membuat Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Harga
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sistematika Penelitian Untuk memperoleh hasil yang diharapkan maka perlu dibuat suatu prosedur penelitian dalam membuat Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Harga Standar
Lebih terperinciBoks 2 MANGENTE POLA PERDAGANGAN BAWANG MERAH DI MALUKU
Boks 2 MANGENTE POLA PERDAGANGAN BAWANG MERAH DI MALUKU Boks 1 Komoditas Penyumbang Inflasi Ambon Triwulan I-2013 menjabarkan bahwa bawang putih, bawang merah, cakalang asap, dan pisang merupakan komoditas
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat kepentingan dan tingkat kinerja menurut
Lebih terperinciANALISIS BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK AKUNTANSI MANAJERIAL ANDRI HELMI M, S.E., M.M.
ANALISIS BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK AKUNTANSI MANAJERIAL ANDRI HELMI M, S.E., M.M. PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Pengambilan Keputusan Stratejik Berdimensi jangka panjang 2. Pengambilan
Lebih terperinciAplikasi Teori Peluang dan Statistika dalam Pengambilan Keputusan
Aplikasi Teori Peluang dan Statistika dalam Pengambilan Keputusan Bharata Kalbuaji (18209018) Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang berbicara mengenai anomali tingkat return saham pada hari Senin. Ditengahtengah perkembangan dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memadai (reasonable assurance) kepada entitas tidak hanya dalam hal akuntansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengendalian internal merupakan salah satu konsep penting dalam setiap entitas bisnis. Hal ini karena pengendalian internal mampu memberikan keyakinan yang
Lebih terperinciBADAN USAHA/KEMITRAAN(KSO)
ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor : 95.LS/P2BJ-DISDIKPORA/IX/2012. Berdasarkan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (BAPPj) Nomor : 93.LS/P2BJ- DISDIKPORA/IX/2012 tanggal 26 September 2012, terjadi perubahan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
Lebih terperinciPermintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar Pendahuluan Berbicara tentang interaksi antara pembeli dengan penjual Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan para pembeli terhadap sesuatu barang.
Lebih terperinciTEORI PERMINTAAN KONSUMEN PENDEKATAN UTILITY
TEORI PERMINTAAN KONSUMEN PENDEKATAN UTILITY TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan pengertian utilitas, menerangkan pengaruh utilitas dan permintaan serta menganalisisnya. TIK:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecuali kematian, meskipun demikian juga tetap mengandung ketidakpastian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian, meskipun demikian juga tetap mengandung ketidakpastian didalamnya, antara lain
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN BISNIS
1 STUDI KELAYAKAN BISNIS 2 STUDI KELAYAKAN BISNIS 3 4 BISNIS/USAHA Bisnis - Real Investasi - Finansial Investasi??? Profit kegiatan investasi terhadap sumberdaya dalam rangka memperoleh manfaat sebesar-besarnya
Lebih terperinciDANA PERLINDUNGAN PEMODAL
DANA PERLINDUNGAN PEMODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.04/2016 TENTANG DANA PERLINDUNGAN PEMODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN
Lebih terperinciPeluang Usaha Buka Bengkel Untuk Penghasilan
Peluang Usaha Buka Bengkel Untuk Penghasilan Membuka usaha bengkel biasanya memerlukan tempat dan lokasi yang strategis dan dan butuh tempat yang luas untuk menampung kendaraan yang akan anda service,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar 1.2 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Perkembangan jaman yang diiringi dengan kemajuan teknologi sekarang ini menyebabkan perubahan hampir di segala bidang. Komputer sekarang ini sangat berperan penting dalam
Lebih terperinciLAMPIRAN HASIL WAWANCARA. 1. PT.King bergerak dalam bidang apa? PT.King bergerak dalam bidang distributor tas dan dompet import langsung dari china.
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA 1. PT.King bergerak dalam bidang apa? PT.King bergerak dalam bidang distributor tas dan dompet import langsung dari china. 2. Kapan PT.King Berdiri? PT.King berdiri pada tanggal
Lebih terperinciDr. PANDI AFANDI, SE, MM EKONOMI MANAJERIAL PASCA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS LANCANG KUNING 2015/2016
Dr. PANDI AFANDI, SE, MM EKONOMI MANAJERIAL PASCA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS LANCANG KUNING 2015/2016 SESSION : 1 INTRODUCTION YOU ENQUIRE? 1. Mengapa saya mempelajari ilmu ekonomi?
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang harus dicapai dengan beberapa spesifikasi tertentu, memiliki awal dan akhir, dengan keterbatasan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil meraih kesuksesan bergantung pada berbagai faktor. Misalnya mengelola sumber daya manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat harga tertentu. Demand adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Supply adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat harga tertentu. Demand adalah banyaknya
Lebih terperinci2017, No tentang Kegiatan Perusahaan Efek di Berbagai Lokasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Neg
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.294, 2017 KEUANGAN OJK. Perusahaan Efek. Berbagai Lokasi. Kegiatan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6162) PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciBAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN
BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 19 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 19 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMERIKSAAN
PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan asuransi dirasa perlu oleh masyarakat yang memiliki kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan risiko. Menurut Undang- Undang No.2 Tahun 1992 tentang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) Jl. Tuanku Tambusai Km.4 Komplek Perkantoran Pemda. PASIR PENGARAIAN
PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) Jl. Tuanku Tambusai Km.4 Komplek Perkantoran Pemda. PASIR PENGARAIAN BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN DAN ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PADA SKPD
Lebih terperinciPARITAS DAYA BELI DAN TINGKAT BUNGA
PARITAS DAYA BELI DAN TINGKAT BUNGA (Purchasing Power Parity, PPP, dan Interest Rate Parity, IRP) Bramantyo Djohanputro, PhD Lecturer and Consulting in management, specializing on finance, investment,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asuransi Asuransi atau Pertanggungan menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang (K.U.H.D) Republik Indonesia pasal 246 adalah Suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan adanya penanggulangan terhadap resiko-resiko seperti mengalami
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini dengan adanya penanggulangan terhadap resiko-resiko seperti mengalami kecelakaan, terserang penyakit, dipecat dari pekerjaan yang berdampak langsung
Lebih terperinciCONTROLLING IDENTIFIKASI VARIANS
CONTROLLING Ada dua macam teknik dan metode untuk pengendalian biaya dan jadual yaitu : 1. Identifikasi varians 2. Konsep nilai hasil (Earned Value Concept) IDENTIFIKASI VARIANS Identifikasi varians digunakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Akuntansi Pengelolaan Kontrak Kerja Proyek Perusahaan PT. Bina Rekacipta utama Sistem akuntansi yang dilakukan oleh PT. Bina Rekacipta Utama adalah berdasarkan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1955 TENTANG PENJUALAN RUMAH-RUMAH NEGERI KEPADA PEGAWAI NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1955 TENTANG PENJUALAN RUMAH-RUMAH NEGERI KEPADA PEGAWAI NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Menimbang : bahwa kekurangan rumah-rumah oleh
Lebih terperinci