BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Malang, Pebruari Direktur RSUD Lawang. Drg. Marhendrajaya, MM, Sp.KG NIP

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN

BAB II RENCANA STRATEGIS

KATA PENGANTAR. Lawang, April 2014 Direktur RSUD Lawang Kabupaten Malang. drg. MARHENDRAJAYA,MM.Sp.KG NIP

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RSUD Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Pemerintah Kota Tangerang

BAB II PERENCANAAN KINERJA

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

B A B P E N D A H U L U A N

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan upayaa peningkatan kesehatan dan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan

1. Persentase peningkatan pasien rawat inap : BOR LOS TOI BTO Penunjang Medis : Laboratorium Radiologi Fisioterapi 68,20 3,31 1,57 74,07

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

IKHTISAR EKSEKUTIF. Page iv. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) RSUD Dr. Soegiri Lamongan Tahun 2016

IKHTISAR EKSEKUTIF. salah satu perangkat daerah yang harus akuntabel menyampaikan pertanggung jawaban

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) RSUD BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

RSUD KOTA BANDUNG DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi...

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

RSUD dr. SOEDONO MADIUN

NOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

INDIKATOR KINERJA UTAMA

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA RS JIWA SAMBANG LIHUM 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kata Pengantar. Kepanjen, Januari 2015 SEKRETARIS DPRD KABUPATEN MALANG. Drs. IRIANTORO, M. Si Pembina Tk. I NIP

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

E X E C U T I V E S U M M A R Y

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

KATA PENGANTAR. Lawang, Agustus 2013 Direktur RSUD Lawang. Drg. Marhendrajaya,MM. Sp.KG NIP

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RSUD CICALENGKA TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. LAKIP RSUD dr. HASRI AINUN HABIBIE PROV GORONTALO 2016 I-1

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

B. MAKSUD DAN TUJUAN. 1 dari 28 BAB I A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang No. 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah keempat kalinya dengan

RENJA RUMAH SAKIT UMUM NEGARA RUMAH SAKIT UMUM NEGARA TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO RSUD Dr. M.M DUNDA LIMBOTO Jl. Achmad. A. Wahab (Eks. Jl. Jendral Ahmad Yani No. 53), Kabupaten Gorontalo Telp.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 6.

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. LAKIP RSUD dr. Soedono Madiun tahun

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Lawang dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama, baik yang bersifat administratif, keuangan dan organisasi mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah, berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya, dan sumber dana serta kewenangan yang ada yang dipercayakan kepada publik. Untuk itulah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang membuat Laporan Kinerja (LKj) Tahun dan Penetapan Kinerja Tahun. B. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja ini untuk menyajikan hasil program dan kegiatan yang telah dilakukan dalam satu tahun yang telah tertuang dalam perjanjian kinerja. Adapun tujuan dari pembuatan pelaporan ini adalah untuk mengetahui berapa prosen program dan kegitanan yang dilakukan bila dibandingkan dengan target kinerja yang telah ditentukan dan disepakai. 4

C. Gambaran Umum 1. Organisasi DIREKTUR RUMAH SAKIT KOMITE MEDIS RUMAH SAKIT SUB BAGIAN ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN SUB BAGIAN PELAYANAN SUB BAGIAN PENUNJANG INSTALASI RAWAT JALAN INSTALASI RAWAT INAP INSTALASI REKAM MEDIS INSTALASI PENUNJANG MEDIS Ket : Garis Koordinasi : Garis Tanggung Jawab 5

2. Sumber Daya Aparatur Jumlah Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Seluruhnya berjumlah 220 ( Dua Ratus Dua Puluh ) Orang terdiri dari : a. Jumlah Pegawai Menurut Golongan : Tenaga Honorer = 154 Orang Golongan I = - Orang Golongan II = 25 Orang Golongan III = 34 Orang Golongan IV = 7 Orang b. Jumlah Tenaga Teknis dan Non Teknis Dokter Umum = 12 Orang Dokter Gigi = 3 Orang Dokter Spesialis Bedah = 1 Orang Dokter Spesialis Penyakit Dalam = 2 Orang Dokter Spesialis Anak = 1 Orang Dokter Spesialis Obgyne = 2 Orang Dokter Spesialis Paru - Paru = 1 Orang Dokter Spesialis Mata = 1 Orang Dokter Spesialis Anestesi = 2 Orang Dokter Spesialis Konservasi Gigi = 1 Orang Tenaga Keperawatan (Perawat dan Bidan) = 93 Orang Tenaga Kefarmasian (Apoteker dan Asisten Apoteker) = 9 Orang Tenaga Kesehatan Masyarakat = 2 Orang Tenaga Gizi = 4 Orang Tenaga Ketehnisan Medik = 1 Orang Perawat Gigi = 2 Orang Pekarya (Rontgen, SPKU, Pekarya Atas & Ass. Perawat) = 0 Orang Radiografer = 2 Orang Perekam Medis = 1 Orang Analis Kesehatan = 4 Orang Psikolog = 0 Orang Pembantu Ahli Gizi = 6 Orang D1 Farmasi = 0 Orang Manajemen Farmasi = 0 Orang Tenaga Non Medis = 46 Orang c. Jumlah Pejabat Struktural Direktur = 1 Orang Kepala Sub Bagian Administrasi Umum dan Keuangan = 1 Orang Kepala Sub Bagian Pelayanan = 1 Orang Kepala Sub Bagian Penunjang = 1 Orang 6

3. Capaian Kinerja RSUD Lawang Tahun 2013 No Sasaran Strategis 1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan 2 Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan Rumah sakit Indikator Kinerja Target Realisasi 1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat hunian 60-65% 72.63% rumah sakit (BOR) b. Rata-rata lama pasien 4-5 hari 3.5 hari dirawat (ALOS) c. Rata-rata lama tempat tidur 1-2 hari 1.4 hari kosong/tidak terisi (TOI) d. Frekuensi pemakaian 30-40 kali 77 tempat tidur dalam kurun waktu (BTO) 2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR) 5 5.77% b. Angka kematian 48 jam tiap 1000 pasien keluar 2-5 2.15% (NDR) 3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan tahun 114.4% berjalan 1. Kualifikasi tenaga profesional medis dan keperawatan a. Tenaga medis sesuai 62.5% dengan standar klasifikasi RS b. Tenaga keperawatan yang 70% memenuhi standar kompetensi 2. Kelengkapan sarana dan prasarana Rumah Sakit a. Kelengkapan alat 70% kesehatan yang terstandar b. Kelengkapan sarana 80% gedung/fisik sesuai standar 7

D. Dasar Hukum 1. Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang - undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotis 3. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Malang; 5. Peraturan BUpati Malang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Struktur Organisasi RSUD Lawang Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah; 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah; 7. Permenpan Nomor 53 Tahun tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah. 8. Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun tentang Review RPJMD 9. Surat Edaran Bupati Malang Nomor : 060/571/421.203/ tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun serta Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2015. 8

E. Sistimatika Kata Pengantar Daftar Isi Ringkasan Eksklusif Bab I : Pendahuluan F. Latar Belakang G. Maksud dan tujuan H. Gambaran Umum 4. Organesasi Perangkat daerah 5. Sumber Daya Aparatur 6. Capaian Kinerja SKPD Tahun 2013 I. Dasar Hukum J. Sistematika Bab II : Perencanaan dan Perjanjian Kinerja C. Perencanaan Strategis 4. Visi 5. Misi 6. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program D. Perjanjian Kinerja Bab III : A. Capaian Kinerja Organesasi E. Realisasi Anggaran Bab IV: Penutup Lampiran: 9

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan Strategis 1. Visi Rencana Stratejik RSUD lawang adalah merupakan bagian integral dari Pemerintahan Kabupaten malang, oleh karena itu sistem perencanaan program kegiatan RSUD Lawang juga merupakan bagian tidak terpisahkan dari progam kegiatan Pemerintahan Kabupaten Malang. Sebagaimana diketahui Visi RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 : Terwujudnya masyarakata Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing (MADEP MANTEB) yang disahkan menjadi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 ini menjadi dasar penyusunan rencana strategus (Jangka Menengah) RSUD Lawang yang selaras dengan Visi RSUD Lawang; "Menjadi Rumah Sakit yang mandiri dan Pilihan Masyarakat kabupaten Malang Tahun 2015" 2. Misi Misi merupakan penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan pada RPJMD Kabupaten Malang, dengan demikian Misi RSUD Lawang merupakan penjabaran dari Visi RSUD Lawang yakni: 1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada semua lapisan masyarakat secara cepat, tepat, bermutu namun terjangkau dengan dilandasi etika profesi dan ketulusan hati. 2. Menyelenggarakan pelayanan rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan di Wilayah Kecamatan Lawang dan sekitarnya. 3. Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dan meningkatkan fasilitas Rumah Sakit guna mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang profesional kepada masyarakat. 4. Melaksanakan proses pendidikan yang menunjang pelayanan kesehatan prima. 5. Mewujudkan Kesejahteraan karyawan Rumah Sakit. 10

3. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program Dari Visi Misi RSUD lawang bertujuan agar dapat terwujudnya suatu keinginan untuk bisa meningkatkan kualitas pelayanan dan manajemen administrasi yang tertib, lancar dan akuntabel di segala bidang, dengan menerapkan kebijakan RS yang sesuai dengan peraturan menteri kesehatan tentang pelayanan kesehatan paripurna dan disesuaikan dengan programnya. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh Instansi Pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan atau bulanan. Berdasarkan tujuan yang ditetapkan, maka sasaran dan indikator sasaran yang akan dicapai atau dihasilkan oleh RSUD Lawang sebagai berikut: SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN No Sasaran Strategis Indikator Program 1. Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijkan untuk pengembangan jenis layanan 1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan Perorangan di Rumah Sakit 2. Angka Kematian pasien di rawat di Rumah Skit 3. Pendapatan Rumah Sakit 1. Standarisasi Pelayanan Kesehatan Terpenuhinya standar 1. Kualifikasi tenaga professional ketenagaan, sarana medis dan keperawatan 2 prasarana dan peralatan 2. Kelengkapan sarana dan sesuai dengan standar prasarana RS pelayanan RS 11

B. Perjanjian Kinerja Perjanjian kinerja merupakan lembar / dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggikepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program / kegiatan. Sedangkan perjanjian kinerja antara Kepala SKPD dengan Bupati yang dituangkan di dalam program / kegiatan dengan tabel sebagai berikut: PERJANJIAN KINERJA No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan 2 Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan Rumah sakit 1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat hunian rumah sakit (BOR) b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS) c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI) d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO) 2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR) b. Angka kematian 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR) 3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan tahun berjalan 1. Kualifikasi tenaga profesional medis dan keperawatan a. Tenaga medis sesuai dengan standar klasifikasi RS b. Tenaga keperawatan yang memenuhi standar kompetensi 2. Kelengkapan sarana dan prasarana Rumah Sakit a. Kelengkapan alat kesehatan yang terstandar b. Kelengkapan sarana gedung/fisik sesuai standar 60-65% 4-5 hari 1-2 hari 30-40 kali 5 2-5 12

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah kewajiban dari Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan / kegagalan pelaksanaan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Demikian juga, LAKIP dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja pejabat dalam melaksanankan tugasnya. Sedangkan pada Pengukuran Kinerja itu sendiri meliputi hal-hal berikut : Kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing masing kelompok indikator kinerja kegiatan; Tingkat pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing - masing indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Kerja. Pengumpulan data kinerja diperoleh denganmenggunakanformulir Capaian Indikator Kinerja Utama. Kualitas Indikator Kinerja Utama harus memenuhi persyarata - persyaratan sebagai berikut: IKU dapat diukur secara objektif IKU menggambarkan hasil IKU relevan dengan kondisi yang akan diukur IKU cukup untuk mengukur kinerja 13

3.a.1 Perbandingan target dan realisasi kinerja tahun Tabel 1 : Tabel sasaran tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi 1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan 1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat hunian rumah sakit (BOR) b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS) c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI) d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO) 2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR) b. Angka kematian 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR) 3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan tahun berjalan 60-65% 4-5 hari 1-2 hari 30-40 kali 5 2-5 54.70% 3.75 hari 3,26 hari 53 kali 10,70 4,76 135% Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa: Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan bila dibanding dengan target sudah terpenuhi, kecuali prosentase hunian RS yang belum memenuhi target, hal ini dikarenakan jumlah tempat tidur yang meningkat. Angka kematian pasien dirumah sakit masih diatas target, hal ini dikarenakan jenis pasien yang datang sudah dalam kondisi kritis, dan pasien menolak untuk dirujuk. Pendapatan RS lebih besar dari target yang telah disepakati 14

Tabel 2: Tabel terpenuhinya standar ketenagaan, srana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi 1 Terpenuhinya 1. Kualifikasi tenaga 90% standar professional medis dan ketenagaan, keperawatan sarana 2. Kelengkapan sarana 80% prasarana dan prasarana RS peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS Berdasarkan data tersebut diatas maka: Untuk kualifikasi tenaga professional baik medis maupun paramedis sudah memenuhi target, tetapi untuk kuantitasnya masih perlu penambahan. Kelengkapan sarana dan prasarana masih belum sesuai dengan standar yang seharusnya karena masih perlu banyak penambahan alat kesehatan yang diperlukan 15

3.a.2 Perbandingan target, realisasi dan capaian tahun dan 2013 Tabel 3: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan No Sasaran Strategis 1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan Indikator Kinerja Target Realisasi 2013 Realisasi 1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat 60-65% 72,56% 54,70% hunian rumah sakit (BOR) b. Rata-rata lama 4-5 hari 3,5 hari 3,75 hari pasien dirawat (ALOS) c. Rata-rata lama 1-2 hari 1,4 hari 3,26 hari tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI) d. Frekuensi pemakaian 30-40 kali 77 kali 53 kali tempat tidur dalam kurun waktu (BTO) 2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian 5 5.77 10,70 umum tiap 1000 pasien keluar (GDR) b. Angka kematian 48 2-5 2.15 4,76 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR) 3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan 114,4% 135% tahun berjalan Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa: Kapasitas pelayanan kesehatan perorangan bila disbanding tahun 2013 mengalami penurunan hal ini dikarenakan dengan naiknya klas RS dari D ke C maka jumlah tempat tidur bertambah sehingga BOR mengalami penurunan 16

Angka kematian pasien jika dibandingkan dengan tahun 2013 juga mengalami kenaikan hal ini dikarenakan semakin kompleknya jenis penyakit yang ada dan sebagian besar pasien menolak untuk dirujuk jika ada kasus yang tidak bisa di tangani di RSUD Lawang Pendapatan RS jika dibandingkan dengan tahun 2013 juga mengalami kenaikan hal ini dikarenakan semakin tingginya kunjungan RS dan jenis pelayanan yang bertambah Tabel 4: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi 2013 Realisasi 1. Terpenuhinya 1.Kualifikasi tenaga 90% 92% standar professional medis dan ketenagaan, keperawatan sarana 2.Kelengkapan sarana 80% 83% prasarana dan prasarana RS peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS Kualifikasi tenaga professional baik medis ataupun paramedic bila dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami kenaikan, hal ini dikarenakan di tahun RSUD lawing menambah tenaga baik medis maupun paramedic karena jenis layanan yang bertambah. Dengan adanya dana baik yang bersumber dari APBD ataupun APBN difokuskan untuk penambahan alat kesehatan dan gedung pelayanan untuk meningkatkan pelayanan yang ada. 17

3.a.3 Perbandingan Antara realisasi dan target Renstra Tabel 5: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Renstra Target Realisasi 1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan 1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat hunian rumah sakit (BOR) b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS) c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI) d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO) 2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR) b. Angka kematian 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR) c. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan tahun berjalan 60-65% 4-5 hari 1-2 hari 30-40 kali 5 2-5 60-65% 4-5hari 1-2hari 30-40kali 5 2-5 54,70% 3,75 hari 3,26 hari 53 kali 10,70 4,76 135% Berdasarkan data tersebut diatas maka: Karena target renstra sama dengan target renja dan perjanjian kinerja maka hasilnya adalah sama dengan perbandingan hasil kinerja tahun dibandingakan dengan target 18

Tabel 6: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Renstra Target Realisasi 1. Terpenuhinya 1.Kualifikasi tenaga 92% standar professional medis dan ketenagaan, keperawatan sarana 2.Kelengkapan sarana 83% prasarana dan prasarana RS peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS Berdasarkan table tersebut diatas maka: Kualifikasi tenaga professional baik medis ataupun paramedis bila dibandingkan dengan target renstra belum memenuhi target, hal ini dikarenakan kuantitas dokter spesialis dasar kuantitas masih belum terpenuhi. Walaupun mendapatkan dana baik yang bersumber dari APBD ataupun APBN difokuskan untuk penambahan alat kesehatan dan gedung pelayanan tetapi masih belum memenuhi kekurangan alat untuk standar pelayanan minimalnya. 19

3.a.4 Perbandingan Antara realisasi dengan target sasaran Nasional Tabel 7 : Tabel sasaran tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Nasional Realisasi 1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan 1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat hunian rumah sakit (BOR) b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS) c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI) d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO) 2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR) b. Angka kematian 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR) 3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan tahun berjalan 60-85% 6-9 hari 1-3 hari 40-50 kali 45 25 54.70% 3.75 hari 3,26 hari 53 kali 10,70% 4.76% 135% Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa: Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan bila dibanding dengan target Nasional belum terpenuhi, hal ini bias dilihat pada pencapaian indikator : Tingkat hunian RS Rata-rata lama tempat tidur kosong Frekuensi pemakaian tempat tidur Hal ini dikarenakan RSUD Lawang pada tahun meningkat klasnya dari type D menjadi type C sehingga jumlah tempat tidur otomatis naik pula< jari 50 tempat tidur menjadi 104 tempat tidur. 20

Angka kematian pasien dirumah sakit masih dibawah target, hal ini dikarenakan target nasional jauh lebih tinggi dibandingkan dengan target RS. Pendapatan RS lebih besar dari target yang telah disepakati Tabel 8: Tabel terpenuhinya standar ketenagaan, srana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Nasional Realisasi 1 Terpenuhinya 4. Kualifikasi tenaga 92% standar professional medis dan ketenagaan, keperawatan sarana 5. Kelengkapan sarana 83% prasarana dan prasarana RS peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS Berdasarkan data tersebut diatas maka: Untuk kualifikasi tenaga professional baik medis maupun paramedis sudah memenuhi target, tetapi untuk kuantitasnya masih perlu penambahan. Kelengkapan sarana dan prasarana masih belum sesuai dengan standar yang seharusnya karena masih perlu banyak penambahan alat kesehatan yang diperlukan 3.a.5 Analisis Penyebab keberhasilan atau kegagalan Berdasarkan data yang tersebut diatas maka bias kita lihat beberapa factor Antara lain: Fator keberhasilan dipengaruhi oleh meningkatnya partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas RS sehingga meningkatnya jumlah kunjungan hal ini bisa dilhat dari pendapatan yang telah memnuhi target, disamping itu juga meningkatnya jenis layanan yang disediakan RSUD Lawang 21

Disamping mengalami keberhasilan baik dari segi pendapatan maupun layanan yang ada, masih ada beberapa indicator yang tidak memenuhi target, hal ini dikarenakan RSUD lawing di tahun naik klas dari klas D menjadi klas C sehingga jumlah tempat tidur naik semula hanya 50 tempat tidur menjadi 104 tempat tidur 3.a.6 Analisis efisiensi atas penggunaan SDM dan Anggaran Perlu kita ketahui dengan meningkatnya klas RS maka pendapatan RS meningkat, hal ini selain jumlah kunjungan meningkat juga adanya peserta BPJS yang memanfaatkan fasilitas RSUD Lawang. Dari peserta BPJS yang memanfaatkan fasilitas RSUD Lawang maka bisa merupakan keuntungan RS type C, ini bisa dijelaskan klem Antara RS type C lebih besar dibandingkan dengan RS type D sedangkan jenis pelayanannya tidak berbeda jauh antara type C dan D, disamping hal tersebut diatas penganggaran yang ada diutamakan pada jenis pelayanannya sehingga RSUD lawang bisa mengefisiensikan anggaran yang ada. Untuk ketenagaan RSUD lawing selalu menerapkan sistem meningkatkan kinerja dengan berbasis no work no pay sehingga tenaga yang ada bias dimaksimalkan, hal ini ditempuh dengan perhitungan remunerasi yang saling menguntungkan dan tidak melangar undang-undang yang ada. 3.a.7 Analisis program dan kegiatan yang menjadi keberhasilan atau kegagalan Pada tahun ini RSUD Lawang ada 3 yaitu: Program standarisasi pelayanan kesehatan Program pembinaan industry rokok dan tembakau Program pengadaan, peningkatan sarana prasarana RS/RS jiwa/rs mata Dari ketiga program tersebut selain untuk biaya operasional RS juga untuk peningkatan sarana prasarana Rumah Sakit Dari program standarisasi pelayanan kesehatan berfokus pada belanja pegawai dan belanja barang dan jasa, sedangkan untuk program pembinaan industry rokok dan tembakau untuk pembelian alat kesehatan dan pengandaan gedung pelayanan. Untuk program pengadaan, peningkatan sarana prasarana RS/RS jiwa/rs mata difokuskan untuk pengadaan alat keseatan penunjang. 22

Dengan ketiga program tersebut RSUD Lawang menunjukkan keberhasilannya terutama pada pendapatan yang diatas target yang telah ditentukan. Namun demikian RSUD Lawang masih banyak kekurangan dalam hal sarana prasarananya sehingga ada beberapa indikator yang belum memenuhi target yang telah ditentukan. B. Realisasi Anggaran Untuk laporan penyerapan penganggaran dapat dilihat sebagai berikut: No Program Jenis Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % 1 2 3 4 5 6 Program Kegiatan Penyusunan Standarisasi standar analisis 3,445,000,000.00 3,386,402,300.00 98.30 1 Pelayanan Kesehatan belanja Pelayanan Kesehatan 2 Program pembinaan industri rokok dan Kegiatan Pembinaan lingkungan sosial industri dan tanam 6,952,780,177.00 6,754,133,600.00 97.14 tembakau tembakau Program 3 Pengadaan, Peningkatan sarana dan Prasarana RS/RS Kegiatan Pengadaan alat-alat kesehatan Rumah Sakit 2,000,000,000.00 1,969,000,000.00 98.45 Jiwa/ RS (APBD I) Program 4 Pengadaan, Peningkatan sarana dan Prasarana RS/RS Kegiatan Pengadaan alat-alat kesehatan Rumah Sakit 1,336,458,700.00 1,262,005,000.00 94.43 Jiwa/ RS (DAK) 23

3.c Permasalahan dan Strategi Pemecahan Masalah Permasalahan dan strategi pemecahan masalah yang dihadapi di RSUD Lawang adalah sebagai berikut: 1. Jumlah tenaga belum sesuai dengan kebutuhan. 2. Sarana alat kesehatan yang belum sesuai standar pelayanan minimal. Untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut di atas diperlukan upaya - upaya penanggulangan antara lain sebagai berikut: 1. Mengoptimalisasi tenaga yang telah ada 2. Jika ada kasus yang tidak bisa ditangani di RSUD Lawang karena keterbatasan alat, maka pasien dirujuk ke RS yang lebih tinggi 24

BAB IV Penutup Laporan Kinerja Satuan Perangkat Kerja Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Tahun ini merupakan bentuk pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan Tahun Anggaran dan sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Secara umum tujuan, sasaran, program dan kegiatan Satuan Perangkat Kerja Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Tahun dapat dilaksanakan dengan baik, namun demikian hasil yang diperoleh tersebut masih perlu ditingkatkan terus guna merespon tuntutan pelayanan masyarakat yang semakin tinggi. Mengenai keberhasilan, hambatan, dan cara pemecahan masalahnya dapat dilihat sebagai berikut: A. Keberhasilan Keberhasilan yang telah dicapai antara lain : 1. Bertambahnya jenis layanan 2. Meningkatnya pendapan RS 3. Mendapatkan penghargaan dari Bupati tentang penilaian kinerja B. Hambatan/masalah Beberapa hambatan/masalah yang masih dihadapi antara lain: 1. Jumlah tenaga medis dan paramenis juga administrasi yang belum memadai 2. Jumlah sarana prasarana yang belum sesuai dengan standar pelayanan minimal RS type C C. Pemecahan Masalah Untuk pemecahan masalah yang dihadapi dilakukan dengan cara : 1. Mengoptimalisasi tenaga yang telah ada 2. Melakukan tindakan medis sesuai dengan kapasitas RS dan peralatan yang tersedia 25