PERANCANGAN PENINGKATAN RUAS JALAN LUBUK BEGALUNG-TELUK BAYUR (KM. 5+000 KM. 9+550) DI KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT TUGAS AKHIR DIPLOMA IV Oleh ANDI MARTALATA NIM : 121135001 PROGRAM DIPLOMA IV TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013
iv
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat serta karunia-nya penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan pokok bahasan Perancangan Peningkatan Ruas Jalan Lubuk Begalung - Teluk Bayur (KM. 5+000 KM.9+550) Di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Tugas Akhir ini merupakan kewajiban dan syarat yang harus diselesaikan pada Semester III (tiga) sesuai dengan bidang kajian yang dipilih untuk melengkapi persyaratan Program Pendidikan Diploma-IV Jurusan Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan yang merupakan hasil kerjasama Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dengan Politeknik Negeri Bandung. Pada pelaksanaan penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima masukan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir sesuai dengan waktu yang telah berikan, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang diiringi dengan rasa hormat kepada : 1. Bapak Ir.Mei Sutrisno M.Sc, Ph.D, selaku Direktur Politeknik Negeri Bandung. 2. Bapak Ir.Erwin Agus, MM, selaku Kepala Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Wilayah I Bandung. 3. Bapak Taufik Hamzah Ir, MSA, MBA, selaku ketua jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung. 4. Bapak M. Duddy Studyana,Ir.MT selaku Ka.Satgas Politeknik Negeri Bandung- Pusbiktek Kementerian PU Bandung. 5. Bapak Heri Kasyanto, ST., M.Eng, selaku Koordinator Studi Kasus dan Tugas Akhir Program D-IV Kerjasama Poteknik Negeri Bandung dengan Kementerian PU. v
6. Bapak Lilian Diasti Dessi Widuri.,SST.,MT, selaku Dosen Pembimbing dari Politeknik Negeri Bandung. 7. Bapak Dr. Ir. Siegfried, M.Sc, selaku pembimbing dari Kementrian Pekerjaan Umum. 8. Bapak Hendra Wardhana, ST.,MT, selaku Dosen Penguji dari Dinas Pekerjaan Umum. 9. Bapak Asep Sundara.,BSCE.,MT, selaku Dosen Penguji dari Politeknik Negeri Bandung. 10. Pejabat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada Penulis untuk mengikuti kegiatan Tugas Belajar Program D-IV pada Pusbiktek Kementerian Pekerjaan Umum kerjasama dengan Politeknik Negeri Bandung. 11. Orang tua dan saudara-saudara Penulis yang mendoakan dan memberikan dukungan penuh dalam menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir. 12. Rekan-rekan seperjuangan kelas D-IV TPJJ Angkatan 2012 serta kawankawan di Asrama A dan C Pusbiktek PU atas persahabatan selama ini, doa dan dukungannya. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu secara tertulis yang telah membantu terlaksananya penyusunan tugas Tugas Akhir ini. Menyadari akan segala kekurangan dalam penulisan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk mencapai kesempurnaan Tugas Akhir ini sangat diharapkan. Harapan penulis, semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-nya kepada kita semua. Bandung, Mei 2013 Penulis vi
PERANCANGAN PENINGKATAN RUAS JALAN LUBUK BEGALUNG - TELUK BAYUR (KM. 5+000 KM.9+550) DI KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT ANDI MARTALATA NIM : 121135001 ABSTRAK Ruas Jalan Lubuk Begalung Teluk Bayur merupakan jalan arteri primer dengan status sebagai jalan nasional dan jalur utama menuju kota Padang dan jalur yang menghubungkan antar kota dan kabupaten di Sumatera Barat, antar provinsi di pulau Sumatera dan juga sebagai jalur ekspedisi material semen dari pabrik Semen Padang ke pelabuhan Teluk Bayur. Akibat kegiatan industri dan aktivitas lalu lintas lainnya disepanjang ruas jalan eksisting ini sudah mengalami penurunan kinerja pelayanan khususnya kerusakan pada perkerasannya. Hal ini dapat terlihat dari evaluasi yang telah dilakukan secara visual. Untuk dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi pengguna jalan, maka perlu dilakukan pelebaran jalan untuk meningkatkan kapasitas jalan. Kebutuhan jumlah dan lebar lajur dianalisis dengan berpedoman pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997, sedangkan Pedoman yang digunakan untuk lapis perkerasan adalah Asphalt Institute, pedoman untuk saluran samping jalan adalah Pd T-02-2006-B. Berdasarkan hasil analisis lajur yang harus disediakan adalah 2/2 UD (Un Devided) dengan lebar lajur 5,5m, bahu 2m. Tebal perkerasan yang dibutuhkan untuk memikul repetisi beban rencana pada daerah Widening adalah 15 cm lapis pondasi bawah, 15 cm lapis pondasi atas, 12 cm dan 11 cm tebal lapis antara (Asphalt Concrete Binder Course/AC-BC) dan 5 cm dan 6 cm tebal lapis aus (Asphalt Concrete Wearing Course/AC-WC), sedangkan penambahan tebal perkerasan pada daerah perkerasan eksisting 5 cm dan 6 cm tebal lapis aus (AC-WC). Drainase yang digunakan berbentuk trapesium, konstruksi pasangan batu kali dengan dimensi lebar atas (ba) 1,40 m, lebar bawah (b) 0,75 m tinggi (h) 0,32 m dan tinggi jagaan (W) 0,40 m. Biaya yang diperlukan untuk peningkatan ruas jalan adalah Rp. 21.282.000.000,- Kata kunci : Peningkatan jalan, perkerasan lentur, lajur, drainase. vii
THE IMPROVED ROAD DESIGN LUBUK BEGALUNG - TELUK BAYUR (KM. 5+000 KM.9+550) IN PADANG CITY PROVINCE OF WEST SUMATERA ANDI MARTALATA NIM : 121135001 ABSTRACT The Road of Lubuk Begalung Teluk Bayur is the primary artery road, its status as a national road and the main route to the town of Padang and the expedition across the center line connecting among cities and counties in West Sumatra and among the provinces in the island of Sumatra as well as a line of the cement material expeditions from Semen Padang Factory to the port of Teluk Bayur. As a result of industrial and the other traffic activities at the existing road has decreased the service performance especially damage of the pavement. It can be seen from the evaluation was done both visually. In order to provide the comfort and safety for road users, it is necessary widening the road to improve the road capacity. The need for amount and width of the road strip be analyzed by referring to the Manual Indonesian Highway Capacity 1997. The guidelines used for pavement layer Asphalt Institute; guidelines for drainage is Pd T-02-2006-B. Based on the analysis of the road strip should be provided is 2/2 UD (Un Devided) width of lane 5,5m, shoulder 2m. The pavement thickness required to assume load plan on the widening repetition area is 15 cm of subbase course, 15 cm of base course, 12 cm and 11 cm of binder course (AC-BC) and 5 cm and 6 cm of wearing course (AC-WC), whereas the addition of a thick pavement on the existing pavement area is 5 cm and 6 cm of wearing course (AC-WC). Drainage of the road which be used trapezium stone masonry construction with dimension is 1,40 m in width of top (ba), 0,75 m in width of bottom (b), 0,32 m in height (h) and 0,40 m in surveillance high (W). The cost required for this improvement of road structure is Rp. 21.282.000.000,- Keyword : Improved road, flexible pavement, lane, drainage viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........ LEMBAR PENGESAHAN......... KATA PENGANTAR...... ABSTRAK......... DAFTAR ISI........ DAFTAR TABEL...... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.... DAFTAR ISTILAH...... i ii iii v vii xi xiv xvii xviii BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Lokasi Perancangan... I-2 1.3. Tujuan Penulisan... I-4 1.4. Ruang Lingkup Pembahasan... I-5 1.5. Sistematika Penulisan... I-5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 2.1. Tinjauan Pustaka dari Referensi Lain... II-1 II-1 BAB III. DASAR TEORI... III-1 3.1. Data Lalu Lintas... III-1 3.1.1. Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata... III-1 3.1.2. Arus Jam Perencanaan... III-2 3.1.3. Kapasitas... III-3 3.1.4. Derajat Kejenuhan... III-5 3.1.5. Kecepatan Arus Bebas... III-6 ix
3.1.6. Kebutuhan Lajur dan Lebar Jalan... III-8 3.2. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Asphalt Institute... III-10 3.2.1. Beban Lalu Lintas... III-10 3.2.2. Menentukan ESAL (Equivalent Standard Axle Load)... III-13 3.3. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Asphalt Institute MS-1 III-15 3.3.1. Modulus Resilien (Mr)... III-15 3.3.2. Menentukan Tebal Perkerasan... III-16 3.4. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Asphalt Institute MS-1 III-19 3.4.1. Lendutan... III-19 3.4.1.1. Faktor Keseragaman... III-22 3.4.1.2. Lendutan Balik wakil... III-22 3.4.2. Perhitungan tebal lapisan tambah (overlay)... III-22 3.5. Perencanaan sistem drainase jalan berdasarkan Pd T-02-2006-B... III-23 3.5.1. Umum... III-24 3.5.2. Sistem drainase permukaan jalan... III-25 3.5.3. Ketentuan Teknis Perencanaan Drainase Permukaan... III-26 3.5.4. Saluran Terbuka... III-32 3.5.5. Perhitungan Dimensi Saluran Samping ( Side Ditch )... III-33 3.5.5.1. Jenis aliran... III-33 3.5.5.2. Kapasitas saluran... III-35 3.5.5.3. Komponen penampang saluran... III-36 3.5.5.4. Kecepatan aliran... III-38 3.5.5.5. Kemiringan melintang dan bahu jalan... III-39 3.6. Analisis Harga Satuan, Ditjen Bina Marga 2010... III-42 3.6.1. Bahan... III-42 3.6.2. Alat... III-43 3.6.3. Tenaga Kerja... III-44 3.6.4. Daftar Kuantitas dan Harga atau Bill of Quantity... III-44 BAB IV. METODOLOGI... IV-1 x
4.1. Alur Kerja... IV-1 4.2. Kebutuhan data dan Metode Pengumpulan Data... IV-3 4.3. Analisis Data... IV-3 4.4. Metodologi Perencanaan... IV-4 4.4.1. Metodologi Perhitungan Tingkat Pelayanan Jalan... IV-4 4.4.2. Metodologi Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Lentur dengan Metode Asphalt Institute MS-1... IV-6 4.4.3. Metodologi Perencanaan Tebal Lapisan Tambah (Overlay) Perkerasan Lentur dengan Metode Asphalt Institute MS-17... IV-7 4.4.4. Metodologi Perencanaan Drainase Metoda Pd T-02-2006-B... IV-9 4.4.5. Perkiraan Biaya Proyek... IV-11 BAB V. ANALISA DAN PEMBAHASAN... V-1 5.1 Rona Awal... V-1 5.1.1 Kondisi Tata Guna Lahan... V-1 5.1.2 Kondisi Topografi... V-1 5.1.3 Kondisi Jalan... V-2 5.2 Tingkat Pelayanan Ruas Jalan... V-3 5.2.1 Derajat kejenuhan (DS)... V-4 5.2.2 Kecepatan... V-7 5.2.2.1 Kecepatan Arus Bebas... III-7 5.2.2.2 Kecepatan Aktual... III-7 5.3 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Asphalt Institute... V-9 5.3.1 Perencanaan Tebal Perkerasan Pelebaran jalan (Widening)... V-9 5.3.2 Perencanaan Tebal Perkerasan Lapis Tambah (overlay)... V-21 5.4 Perencanaan Sistem Drainase Jalan Berdasarkan Pd.T-02-2006-B... V-30 5.4.1 Kondisi Eksisting Permukaan Jalan... V-30 5.4.2 Analisa Data Curah Hujan... V-31 5.4.3 Menghitung Luasan Daerah Pengaliran... V-32 5.4.4 Waktu Konsentrasi (Tc)... V-32 xi
5.4.5 Menghitung Debit Pengaliran Rencana (Qr)... V-34 5.4.6 Penentuan Dimensi Saluran Samping... V-34 5.4.7 Perhitungan Debit Saluran (Qs)... V-34 5.4.8 Tinggi Jagaan (W)... V-35 5.4.9 Penampang Hasil Perhitungan... V-35 5.5 Rencana Anggaran Biaya... V-36 5.5.1 Harga Satuan bahan dan Upah... V-38 5.5.2 Analisa Satuan Pekerjaan... V-38 5.5.3 Rencana Anggaran Biaya... V-38 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... VI-1 6.1. Kesimpulan... VI-1 6.2. Saran... VI-1 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbedaan Tinjauan Pustaka dengan referensi lain... II-1 Tabel 3.1 Emp jalan perkotaan tak-terbagi.... III-2 Tabel 3.2 Emp untuk jalan perkotaan terbagi dan satu arah... III-2 Tabel 3.3 Faktor Pengali (k) untuk Mendapatkan Arus Perencanaan Perjam dari LHRT... III-3 Tabel 3.4 Kapasitas dasar jalan perkotaan... III-4 Tabel 3.5 Faktor Penyesuaian kapasitas untuk pengaruh lebar jalur lalu lintas untuk jalan perkotaan...... III-4 Tabel 3.6 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah (FCSP)... III-4 Tabel 3.7 Faktor Penyesuaian kapasitas untuk pengaruh hambatan samping dan lebar bahu (FCSF)pada jalan perkotaan dengan bahu... III-5 Tabel 3.8 Faktor Penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCCS) pada jalan perkotaan..... III-5 Tabel 3.9 Kecepatan Arus Bebas Dasar (FVo) untuk jalan perkotaan... III-6 Tabel 3.10 Faktor Penyesuaian kecepatan akibat lebar jalur Lalu -lintas (FVw)... Tabel 3.11 Faktor Penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping (FFV SF ).. Tabel 3.12 Faktor Penyesuaian kecepatan arus bebas untuk ukuran kota (FFV CS ).... Tabel 3.13 Hubungan Fungsi Jalan dengan Kecepatan Rencana dan Lebar Badan Jalan Menurut PP No. 34 Tahun 2006. Tabel 3.14 Lebar Lajur jalan Ideal....... Tabel 3.15 Faktor ekivalensi muatan untuk perkerasan lentur... Tabel 3.16 Contoh perhitungan truk faktor.. III-7 III-7 III-8 III-9 III-9 III-11 III-12 xiii
Tabel 3.17 faktor lajur rencana truk... Tabel 3.18 Faktor Pertumbuhan. Tabel 3.19 Penentuan Nilai Modulus Resilien (Mr) Rencana... Tabel 3.20 Harga Koefisien Pengaliran (C) dan Faktor Limpasan (fk). Tabel 3.21 Koefisien hambatan (nd) berdasarkan Kondisi Permukaan III-13 III-14 III-16 III-28 III-30 Tabel 3.22 Kecepatan Aliran Air yang Diijinkan Berdasarkan Jenis Material...... III-32 Tabel 3.23 Kemiringan Saluran Memanjang (i s ) Berdasarkan Jenis Material... III-32 Tabel 3.24 Hubungan Kemiringan Saluran (i s ) dan Jarak Pematah Arus (I p )... III-33 Tabel 5.25 Koefisien Kekasaran Manning... III-35 Tabel 3.26 Komponen penampang saluran.... Tabel 3.27 Kemiringan talud minimum saluran pembuang.. Tabel 3.28 Kecepatan aliran air yang diijinkan berdasarkan jenis bahan saluran.... Tabel 3.29 Hubungan kemiringan selokan samping jalan (i) dan jenis material..... Tabel 3.30 Kemiringan melintang perkerasan dan bahu jalan.. Tabel 3.31 Kemiringan talud berdasarkan debit.... III-36 III-37 III-38 III-39 III-39 III-41 Tabel 5.1 Rata-rata pertumbuhan lalu lintas V-4 Tabel 5.2 Prediksi LHR sampai 10 tahun kedepan.. V-5 Tabel 5.3 Distribusi beban dan konfigurasi sumbu kendaraan (Berdasarkan lampiran)... V-11 Tabel 5.4 Distribusi beban sumbu kendaraan... V-11 Tabel 5.5 Perhitungan truk faktor truk 3 sumbu atau lebih...... V-12 Tabel 5.6 Truk faktor ruas jalan Lubuk begalung Teluk bayur V-13 Tabel 5.7 Perhitungan ESAL (Equivalent Standard Axle xiv
Load)....... V-14 Tabel 5.8 Perhitungan nilai CBR.... V-15 Tabel 5.9 Nilai CBR pada ruas jalan Lubuk begalung-teluk bayur V-15 Tabel 5.10 Korelasi nilai CBR ke nilai modulus resilien (Mr)... V-16 Tabel 5.11 Penentuan Nilai Modulus Resilien (Mr) Rencana... V-18 Tabel 5.12 Data lendutan jalan ruas Lubuk begalung-teluk bayur.. V-23 Tabel 5.13 Hasil Perhitungan Lendutan Balik Segmen I (KM. 5+000 6+200)..... V-27 Tabel 5.14 Hasil Perhitungan Lendutan Balik Segmen II (KM. 6+400 8+200)...... V-27 Tabel 5.15 Hasil Perhitungan Lendutan Balik Segmen III (KM. 8+400 9+550)...... V-28 Tabel 5.16 Data perencanaan tebal perkerasan lentur lapis tambah (overlay)....... V-28 Tabel 5.17 Ketebalan lapisan overlay pada ruas jalan Lubuk begalung- Teluk bayur....... V-29 Tabel 5.18 Hasil Perhitungan Perencanaan Tebal overlay.. V-30 Tabel 5.19 Curah hujan tahunan pada Stasiun Ladang Padi... V-31 Tabel 5.20 Perhitungan Volume Pekerjaan Peningkatan Ruas Jalan Lubuk Begalung Teluk Bayur (KM. 5+000 KM. 9+550)... V-37 Tabel 5.21 Rencana Anggaran Biaya Ruas Jalan Lubuk Begalung Teluk Bayur (KM. 5+000 KM. 9+550)... V-39 Tabel 5.22 Rekapitulasi Biaya Ruas Jalan Lubuk Begalung Teluk Bayur (KM.PDG. 6+000 KM.PDG. 11+250)... V-39. xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Peta Provinsi Sumatera Barat... I-3 Gambar 1.2 Peta Kota Padang... I-3 Gambar 1.3 Lokasi Tinjauan Tugas Akhir... I-4 Gambar 3.1 Kecepatan sebagai fungsi dari DS untuk jalan 2/2 UD... III-8 Gambar 3.2 Contoh penentuan nilai faktor ekivalensi muatan dan truk faktor... III-12 Gambar 3.3 Contoh penentuan nilai Modulus Resilien (Mr) Rencana. III-16 Gambar 3.4 Grafik Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Aspal... III-17 Gambar 3.5 Grafik Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Aspal. III-18 Gambar 3.6 Hubungan antara temperature permukaan, temperature Udara pada setiap kedalaman... III-21 Gambar 3.7 Hubungan antara rata-rata temperatur dan faktor koreksi temperatur dan kedalaman lapisan aspal... III-21 Gambar 3.8 Grafik desain untuk menentukan tebal lapisan tambah. III-23 Gambar 3.9 Tipikal Sistem Drainase Jalan... III-25 Gambar 3.10 Sistem Drainase yang diberlakukan pada Kondisi Infiltrasi Tinggi... Gambar 3.11 Daerah Pengaliran Saluran Samping Jalan... Gambar 3.12 Panjang Daerah Pengaliran yang Diperhitungkan... Gambar 3.13 Kurva Basis... Gambar 3.14 Pematah Arus... Gambar 3.15 Saluran Bentuk Trapesium... III-25 III-27 III-27 III-30 III-33 III-37 Gambar 3.16 Saluran Bentuk segi empat... III-38 Gambar 3.17 Kemiringan melintang normal pada daerah datar dan lurus... III-39 xvi
Gambar 3.18 Kemiringan melintang pada daerah tikungan... Gambar 3.19 Kemiringan lahan... III-41 III-41 Gambar 4.1 Bagan alir proses penyusunan tugas akhir... IV-2 Gambar 4.2 Bagan Alir Perhitungan Tingkat Pelayanan Jalan... IV-5 Gambar 4.3 Bagan Alir Perencanaan tebal lapis perkerasan lentur.... IV-7 Gambar 4.4 Bagan Alir Perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur.... IV-9 Gambar 4.5 Bagan alir perencanaan drainase jalan metoda Pd T-02-2006-B... IV-10 Gambar 4.6 Bagan Alir Penentuan Perkiraan Biaya Proyek... IV-11 Gambar 5.1 Peta Tata Guna Lahan Kota Padang.. V-1 Gambar 5.2 Peta Topografi Kota Padang... V-2 Gambar 5.3 Gambaran Umum Kondisi Topografi Ruas Jalan Lubuk Begalung-Teluk Bayur... V-2 Gambar 5.4 Sketsa Umum Penampang Melintang Ruas Jalan Lubuk Begalung Teluk Bayur..... V-3 Gambar 5.5 Grafik LHR Ruas Jalan Lubuk Begalung Teluk Bayur tahun 2010 s/d 2012... V-4 Gambar 5.6 Kecepatan sebagai fungsi dari derajat kejenuhan pada jalan 2/2 UD... V-8 Gambar 5.7 Alternatif jumlah dan lebar lajur terpilih...... V-9 Gambar 5.8 Grafik Nilai CBR pada ruas jalan Lubuk begalung-teluk bayur..... V-16 Gambar 5.9 Grafik penentuan Modulus resilien (Mr) rencana...... V-17 Gambar 5.10 Grafik Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan V-19 Aspal..... Gambar 5.11 Grafik Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan V-20 xvii
Gambar 5.12 Hasil Perhitungan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Widening...... V-21 Gambar 5.13 Letak titik pengujian dengan alat Benkelman Beam (BB). V-23 Gambar 5.14 Grafik Keseragaman Lendutan Per Segmen Jalan Pada Ruas Jalan Lubuk Begalung-Teluk Bayur... V-24 Gambar 5.15 Hubungan antara temperature permukaan, temperature udara pada setiap kedalaman V-25 Gambar 5.16 Hubungan antara rata-rata temperatur dan faktor koreksi temperatur dan kedalaman lapisan aspal V-26 Gambar 5.17 Grafik desain untuk menentukan tebal lapisan tambah (overlay) pada segmen 1....... V-29 Gambar 5.18 Potongan Melintang Jalan... V-30 Gambar 5.19 Kurva Basis... V-33 Gambar 5.20 Dimensi drainase samping jalan... V-35 xviii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A : Administrasi Tugas Akhir Lampiran B : 1. Data Lalu Lintas Ruas Jalan Lubuk Begalung-Teluk Bayur. 2. Data Berat Kendaraan. 3. Data Lendutan Benkelman Beam Ruas Jalan Lubuk Begalung-Teluk Bayur. 4. Data Tanah (CBR) Ruas Jalan Lubuk Begalung-Teluk Bayur. 5. Data Curah Hujan Kota Padang. Lampiran C : 1. Kapasitas dan Kecepatan 1. Perhitungan Truk Faktor dan ESAL 2. Perhitungan Tebal Perkerasan Pelebaran Jalan (Widening) 3. Perhitungan Tebal Lapisan Tambah (Overlay) Lampiran D : Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perancangan Peningkatan Ruas Jalan Lubuk Begalung-Teluk Bayur (KM. 5+000 KM. 9+550) Lampiran E : Gambar Perancangan Peningkatan Ruas Jalan Lubuk Begalung-Teluk Bayur (KM. 5+000 KM. 9+550) xix
DAFTAR ISTILAH Badan Jalan adalah bagian jalan yang meliputi jalur lalu-lintas, median, dan bahu jalan. Bahu Jalan adalah bagian ruang manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu-lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk pendukung samping bagi lapis pondasi bawah, lapis pondasi atas, dan lapis permukaan. Ekivalen Mobil Penumpang (emp) adalah faktor dari berbagai kendaraan dibandingkan terhadap mobil penumpang sehubungan dengan pengaruhnya kepada kecepatan mobil penumpang dalam arus lalu-lintas campuran. Satuan Mobil Penumpang (smp) adalah jumlah mobil penumpang yang digantikan tempatnya oleh kendaraan jenis lain dalam kondisi jalan, lalu-lintas dan pengawasan yang berlaku. Faktor-K adalah faktor berupa angka yang memperbandingkan volume lalu-lintas per jam yang didasarkan pada jam sibuk ke 30-200 dengan volume lalu-lintas harian rata-rata tahunan. Lajur adalah bagian pada jalur lalu-lintas yang ditempuh oleh satu kendaraan bermotor beroda 4 atau lebih, dalam satu jurusan. Jalur adalah suatu bagian pada lajur lalu-lintas yang ditempuh oleh kendaraan bermotor (beroda 4 atau lebih) dalam satu jurusan. Lalu-lintas harian rata-rata (LHR) adalah jumlah total volume lalu-lintas roda empat atau lebih dalam satu tahun dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun. xx
Kecepatan Rencana (VR) adalah kecepatan maksimum yang aman dan dapat dipertahankan di sepanjang bagian tertentu pada jalan raya tersebut jika kondisi yang beragam tersebut menguntungkan dan terjaga oleh keistimewaan perencanaan jalan. Kecepatan arus bebas adalah kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilh pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan lain. Angka Ekivalen Beban Gandar Sumbu Kendaraan (E) adalah Angka yang menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh lintasan beban gandar sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh satu lintasan beban standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb). Truk faktor adalah jumlah faktor ekivalensi beban standar 8,2 ton (80 kn) sumbu tunggal pada setiap jenis kendaraan. Faktor ekivalensi muatan adalah faktor ekivalensi beban standar 8,2 ton (80 kn) sumbu tunggal pada satu sumbu setiap jenis kendaraan. Modulus resilien (Mr) adalah ukuran kemampuan tanah dasar untuk menyerap dan menahan beban dari luar tanpa terjadinya kerusakan California Bearing Ratio (CBR) adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan tanah atau perkerasan terhadap beban standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Umur Rencana (UR) adalah suatu periode tertentu dalam tahun, yang dirancang agar jalan yang direncanakan dan dipelihara dapat berfungsi selama periode xxi
tersebut. suatu tindakan perbaikan mutu bahan perkerasan jalan atau meningkatkan kekuatan bahan sampai kekuatan tertentu agar bahan tersebut dapat berfungsi dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada bahan aslinya. Beban sumbu standar adalah beban sumbu dengan roda ganda yang mempunyai total berat sebesar 8,16 ton. xxii
DAFTAR PUSTAKA Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2010, Padang Dalam Angka, Pemerintah Daerah Kota Padang, Padang. Badan Standardisasi Nasional, 2004, Geometri Jalan Perkotaan, RSNI T-14-2004, Jakarta. Direktorat Pembinaan Jalan Kota, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Departemen Kimpraswil, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 2006, Perencanaan Sistem Drainase Jalan Pd T- 02-2006-B, Jakarta. Departemen Perhubungan, 2007, Kendaraan Pengangkut Peti Kemas di Jalan Permenhub. No. KM 14 tahun 2007, Jakarta. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, 2009, Lalu Lintas dan Angkutan Jalan UU No. 22 Tahun 2009, Jakarta Direktorat Jenderal Bina Marga, 1983, Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan dengan Alat Benkelman Beam, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Marga, 2010, Spesifikasi Umum 2010, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. The Asphalt Institute, 1991, Asphalt Overlay for Highway and Street Rehabilitation, Manual Series No. 1 (MS-1), New York The Asphalt Institute, 1991, Asphalt Overlay for Highway and Street Rehabilitation, Manual Series No. 17 (MS-17), New York xxiii