BAB 2 LANDASAN TEORI. Ilmu bahasa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari makna dari sebuah komunikasi

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

BAB 2. Landasan Teori

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BJ システムについて Mengenai BJ System

BAB 2 LANDASAN TEORI. Penulis akan membagi teori yang dipakai dalam penelitian ini menjadi 5 bagian, yaitu: 2.1 Teori Pragmatik

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. percakapan, atau tuturan, sering dijumpai istilah wacana. Wacana terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB 2 LANDASAN TEORI

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

SKRIPSI KOMPONEN DAN JENIS-JENIS TINDAK TUTUR "STAF RECEPTION" DENGAN TAMU JEPANG DI SAKURA BALI ESTHETICS SPA

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

WAKAMONO KOTOBA DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO SKRIPSI OLEH AGENG GINANJAR SASMITO NIM

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

PERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

METODE PENGAJARAN MENULIS Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB 2 Landasan Teori

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM

BAB 2 TEORI TINDAK TUTUR

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

DIALEK OKAYAMA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL BOKKE, KYOUTE KARYA SHIMAKO IWAI SKRIPSI OLEH ELFI RAHMA

Bab 2. Landasan Teori. tersebut digunakan untuk menganalisis korpus data.

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, manusia sulit

BAB 2. Landasan Teori

PRAANGGAPAN ANTARA PENUTUR DENGAN PETUTUR DALAM DRAMA: NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO SKRIPSI

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

Bab 2. Landasan Teori. Setiawati (2005, hal.114), menerangkan bahwa semantik merupakan bidang linguistik

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pragmatik Ilmu bahasa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari makna dari sebuah komunikasi seperti apa yang ingin disampaikan oleh penutur (penulis) dan diterjemahkan oleh petutur (pembaca). Asal-usul kata pragmatik berasal dari kata Yunani, yaitu kata pragma yang berarti kegiatan, urusan, tindakan ( Trosborg, 1995, hal : 5 ). Definisi pragmatik atau goyouron menurut pandangan ahli linguistik Jepang ( Hayashi, 1990, hal : 171 ) dalam Paramita adalah 言語とそれが使われる場面 状況との関連を理論的に扱うのが語用論と言える Terjemahannya : Yang disebut dengan pragmatik adalah ilmu yang mengurusi secara teoritis hubungan bahasa dengan adegan atau situasi yang digunakan oleh bahasa tersebut. Ilmu pragmatik meneliti tentang bentuk interpretasi petutur dalam satu konteks percakapan yang dilakukan oleh petutur. Diperlukan berbagai pertimbangan untuk menentukan makna dari sebuah tindak komunikasi. Adapun unsur yang menjadi pertimbangannya yaitu petutur, penutur, dimana, kapan, dan dalam keadaan apa tindak komunikasi itu terjadi. Yule ( 1996, hal : 3) mengatakan bahwa pragmatic adalah satu ilmu Bahasa yang mempelajari makna dari segi konteks komunikasinya.

Dikatakan juga oleh Yule ( 1996, hal : 3 ) bahwa studi pragmatik juga merupakan studi pencarian makna yang tersamar. Tindakan komunikasi sehari-hari ditentukan pula oleh hubungan keakraban antara para pelaku komunikasi. Ada bahasa yang tidak tersampaikan secara lugas namun dapat dipahami oleh kedua pihak karenaf aktor kedekatan hubungan secara individu. Dari hasil pengamatan melalui teori Yule ( 1996 ) tentang pragmatik di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada empat fungsi semantik, yaitu : (1) mengkaji makna satu tindak komunikasi (2) mengkaji makna melalui konteks komunikasi (3) bidang yang mengkaji makna yang diujarkan dan tidak diujarkan. (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi kedekatan komunikator 2.2 Teori Discourse Dalam keseharian kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita tidak terlepas dari percakapan, baik antara satu orang maupun banyak orang. Menurut Parera ( 1990, hal : 129 ) bahwa discourse atau percakapan atau wacana merupakan satu kegiatan atau pertistiwa berbahasa lisan antara dua atau lebih penutur yang saling memberikan informasi dan mempertahankan hubungan yang baik. Hashiuchi ( 1992, hal : 4 ) menjelaskan pengertian tentang Danwa ( 談話 ), yaitu sekumpulan kalimat yang

mengalami perkembangan atau perluasan, tidak hanya dari kata-kata, dan mencakup lingkup terkecil. Stubbs ( 1993 ) dalam Sumarlam ( 2003, hal : 10-11 ) berpendapat bahwa wacana dibentuk dari satuan bahasa diatas kalimat atau klausa, baik lisan maupun tulis, dengan menggunakan konteks sosial untuk sampai pada pemahaman makna wacana. Stubbs ( 1993 ) menambahkan, analisis wacana merujuk pada upaya mengkaji pengaturan bahasa di atas kalimat atau klausa, dan karenanya mengkaji satuan-satuan bahasa yang lebih luas, seperti pertukaran percakapan atau teks tulis. Konsekuensinya, analisis wacana juga memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam konteks sosial; dan khususnya interaksi atau dialog antar petutur. Menurut Fujio ( 1990, hal : 129 ) mengatakan 会話の構造のうち 文脈 ( 話題の展開 話のつうながり具合 ) とか コミュニケーション ネットワーク ( 会話の網の目 話し手の会話への参加の状況 ) と呼ばれる側面である Terjemahan : Struktur percakapan adalah seperti konteks ( Pembukaan topik, kondisi untuk menyambungkan pembicaraan) dan bisa juga disebut aspek dari Network Communication ( Jaringan dalam pembicaraan, syarat untuk berpartisipasi dalam percakapan si pembicara). 2.3 Teori Tindak Tutur Cara yang paling mudah untuk membuat seseorang mudah untuk memahami apa yang kita ingin tuturkan adalah dengan memperlihatkan tindakan-tindakan melalui tuturan-tuturan. Menurut Nurgiyantoro ( 2002, hal : 317 ) bahwa salah satu hal yang

paling penting dalam interpretasi percakapan secara pragmatic, adalah kosep tindak tutur. Salah satu cara untuk membuat seseorang atau sekelompok orang mengerti selain dengan tuturan dapat juga dilakukan dengan tindakan. Kushartanti ( 2005, hal : 109 ) mendefinisikan penuturan (speech act) sebagai seluruh komponen bahasa dan non bahasa yang meliputi perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut peserta di dalam percakapan, bentuk penyampaian amanat, topic dan konteks amanat itu. Austin dalam Hayashi ( 1990, hal : 178 ) mengemukakan bahwa pada setiap kesempatan, tindak yang dilakukan dalam memproduksi suatu ucapan akan terdiri dari tiga macam tindak pertuturan. Tiga macam tindakan tersebur adalah tindak lokusi (hatsuwa koui), tindak ilokusi (hatsuwanai koui) dan tindak perlokusi (hatsuwa baikai koui). Hal ini juga didukung oleh Yule ( 1996 ) bahwa tindakan yang ditampilkan dengan menghasilkan suatu tuturan akan mengandung tiga tindak yang saling berhubungan, yang pertama adalah tindak lokusi, yang kedua adalah tindak illokusi, dan yang terakhir adalah perlokusi. 1. Tindak Lokusi Menurut Yule ( 2000, hal : 48 ), tindak lokusi adalah tindak dasar tuturan atau menghasilkan suatu ungkapan linguistik yang bermakna. Nurgiyantoro ( 2002, hal : 317 ) menerangkan bahwa tindak bahasa lokusi adalah suatu bentuk ujaran yang mengandung makna adanya hubungan antara subjek dan predikat, pokok dengan sebutan, atau antara topik dengan penjelasan. Misalnya pada ucapan : Aku akan memasak, kata aku merupakan subjek, dan akan memasak predikat. Pada contoh tersebut

tindak yang dituturkan oleh penutur semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Tindak lokusi merupakan tindak yang paling mudah diidentifikasi, karena pengidentifikasian tindak lokusi tidak memperhitungkan konteks tuturannya ( Rohmadi, 2004, hal : 30 ). 2. Tindak Ilokusi Di dalam pengungkapan ada beberapa fungsi di pikiran penutur yang membentuk ujaran tersebut, yang disebut pertuturan ilokusi ( Yule, 2000, hal : 48 ). Tindakan ilokusi ditampilkan melalui penekanan komunikatif suatu tuturan. Misalnya : Dia baru saja pergi, kita mungkin menuturkan kalimat tadi untuk membuat suatu pertanyaan, tawaran, penjelasan, atau maksud-maksud komunikatif lainnya. Ini juga dapat disebut sebagai penekakan ilokusi tuturan. Dalam percakapan pragmatic, sering terdapat banyak kalimat ujaran yang tidak lengkap, mungkin berupa penghilangan unsur subjek, predikat, dan objek. Hal ini dimungkinkan terjadi, dan tetap komunikatif, karena percakapan telah dibantu konteks situasi. Tentunya kalimat yang tidak lengkap tersebut bukan merupakan tindak lokusi yang lebih menonjol kepada hubungan subjek dan predikat. Misalnya, ucapan : O, ya, tidak memiliki unsur kelengkapan sebagai kalimat lengkap, namun ia berwujud kalimat Tanya (ilokusi), dan mungkin merujuk pada makna minta penjelasan lebih lanjut, terkejut, atau bahkan mengejek (perlokusi) ( Nurgiyantoro, 2002, hal : 318 ). Berdasarkan konsep bahwa tindak ujar ilokusi membedakan ujaran berdasarkan intonasi kalimat, sebuah kalimat ujaran dapat saja dimasukkan ke dalam jenis-jenis tertentu tindak ilokusi yang berbeda walau secara makna kurang lebih sama. Atau

sebaliknya, jenis tindak ilokusinya sama, namun maknanya berbeda. Misalnya ucapan : Pergi kesana dengan maukah kau pergi kesana? menyaran pada makna yang sama, namun dengan tindakan ilokusi yang berbeda (perintah dan Tanya). Sedangkan ucapan O, ya? bertindak iloksi sama (Tanya), namun makna yang disarankan dapat berbedabeda ( Nurgiyantoro, 2002, hal : 318 ). Tindak ilokusi sangat sulit diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan penutur dan lawan tuturnya ( Rohmadi, 2004, hal : 30 ). 3. Tindak Perlokusi Rohmadi ( 2002, hal : 32 ) mengemukakan bahwa tindak perlokusi adalah tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempegaruhi lawan tuturnya. Hal ini sekemuka dengan yang dikemukakan oleh Huang ( 2007, hal : 220 ), yaitu tindak perlokusi memusatkan pada efek dari ucapan terhadap lawan tutur. Tindak bahasa perlokusi melihat pada adanya bentuk pengucapan yang menyaran pada makna yang lebih dalam, yang tersembunyi dibalik ucapan itu sendiri. Makna itu sendiri secara tak langsung diucapkan lewat percakapan, namun ia dapat ditafsirkan lewat konteks percakapan yang bersangkutan. Tindak perlokusi merujuk pada penafsiran makna yang tersirat daripada yang tersurat, makna yang dimaksud oleh pengarang sekaligus yang ditafsirkan oleh pembaca ( Nurgiyantoro, 2002, hal : 319 ). 2.4 Fungsi Hai Kata hai dalam bahasa Jepang memiliki banyak arti. Biasanya yang sering kita dengar dari kata hai memliki arti iya atau betul dalam bahasa Indonesia. Tetapi

berdasarkan situasi tertentu, makna dari hai bisa berubah. Misalnya situasi ketika sedang melakukan presentasi, karena ada yang ingin bertanya, kata hai disini bukan berarti jawaban bisa juga dikatakan sebagai pengisi suatu situasi. Hai memiliki berbagai arti diantaranya : 1. Menunjukkan bahwa suatu tema telah berakhir Togashi ( 2002, hal : 140 ) mengatakan bahwa ある程度話すべきひとまとまりの情報が完成している 場面で現れると述べているように ハイ はひとまとまりの話題が完成したことを示してる Terjemahan : Dalam suatu kondisi mengenai informasi apa yang perlu diungkapkan sudah selesai, kata hai menunjukkan berakhirnya atau sudah selesainya suatu tema. Contoh : ハイマアこれが旧石器時代という話でした Terjemahan : ya ini adalah pembicaraan mengenai zaman batu. 2. Untuk mengalihkan perhatian Menurut Ishii ( 1997, hal : 23 ) mengatakan 教師が次の指示のためにそれまでの流れを区切り 注目を引きつけるという機能 があるためだと考えられる Terjemahan : fungsi dimana tindakan yang dilakukan guru agar petunjuk berikutnya diperhatikan adalah dengan memotong aksi sebelumnya dan mengambil alih perhatian.

Contoh : ハイ makan は日本語でなんですか? Terjemahan : baiklah, apa bahasa Jepang dari kata makan? 3. Digunakan pada saat ingin mengganti topik Menurut Sakuma ( 2002, hal : 162-167) mengatakan : 接続表現は 話題開始機能 話題終了機能 に分類され で は 話題継続機能 の 話をそらす機能 にも じや は 話題継続機能 の 話を変える機能 にも分額されている Terjemahan : Kalimat penghubung dibagi menjadi untuk memulai topik, untuk mengakhiri topik, kata de mempunyai fungsi melanjutkan topik, dan juga untuk mengalihkan pembicaraan, kata Ja mempunyai fungsi yang hampir sama dengan kata de yaitu untuk melanjutkan topik" dan untuk mengubah topik". Contoh : ハイでは次の日本語の授業をやりましょうか Terjemahan : Kalau begitu, mari kita lanjutkan pelajaran bahasa Jepang selanjutnya. 2.5 Teori Montase Istilah Montase berasal dari perfilman, yang berarti memilah-milah, memotongmotong, serta menyambung-nyambung (pengambilan) gambar sehingga menjadi satu keutuhan. Teknik montase di dalam bidang perfilman mengacu pada kelompok unsure yang digunakan untuk memperlihatkan antar hubungan atau asosiasi gagasan. Misalnya

pengalihan imaji yang mendadak atau imaji yang tumpang tindih satu dan lainnya ( Minderop, 2005 : 150 ). Alat mendasar dalam perfilman adalah teknik montase yang diantaranya mencakup alat pengawasan seperti multiple-view, slow-ups, fade-outs, cutting, close-up, panorama dan flash-backs. Teknik montase dalam perfilman mengacu pada kelompok unsur yang digunakan untuk memperlihatkan anatar hubungan atau asosiasi gagasan, misalnya pengaihan imaji yang mendadak atau imaji yang tumpang tindih satu dan lainnya ( Minderop, 2005 : 150 ). Teknik ini kerap digunakan untuk menciptakan suasana melalui serangkaian empresi dan observasi yang diatur secara tepat. Teknik montase dapat pula menyajikan kesibukan latar ( misalnya hiruk-pikuk kota besar ) atau suatu kekalutan ( misalnya kekalutan pikiran ) atau aneka tugas seorang tokoh ( secara simultan dan dinamis ). Melalui teknik ini dapat direkam sikap kaotis ( kekacauan ) yang menguasai kehidupan kota besar yang dirasakan oleh penghuninya ( Minderop, 2005 : 153 ).