BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

UJI KINERJA DAN ANALISIS BIAYA TRENCHER BERTENAGA TRAKTOR RODA EMPAT UNTUK PEMBUATAN PARIT PADA TANAH PADAS DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X JEMBER

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian. mulai

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008

KEUNTUNGAN = BIAYA YANG DIKELUARKAN PENDAPATAN YANG DITERIMA ANALISIS BIAYA DARI PROSES PRODUKSI

IV. METODE PENELITIAN

BAB 4 STUDI EKONOMI 4. 1 Perkiraan Total Investasi

ANALISA MANFAAT BIAYA RENCANA INVESTIGASI PADA PROYEK PELABUHAN PENDARATAN IKAN BULU KABUPATEN TUBAN. Oleh : MUMTAHANAH SYAM

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Data. Lampiran 2. Gambar Aplikasi Herbisida di Lahan. Lampiran 3. Perhitungan Unjuk Kerja dan Biaya Aplikasi Herbisida

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek

ANALISIS BIAYA ALAT TANAM BENIH JAGUNG (Zea Mays L.) TIPE TUGAL, SEMI MEKANIS DAN MEKANIS SKRIPSI HANS BUDI FINDRANOV F

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI TEKNO-EKONOMI MESIN TANAM INDO JARWO TRANSPLANTER 2:1 DI KABUPATEN DHARMASRAYA DAN PADANG PARIAMAN

MODIFIKASI DAN UJI TEKNIS KINERJA ALAT TUGAL BENIH JAGUNG (Zea mays L) SEMI MEKANIS PADA LAHAN TANPA OLAH TANAH

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM KOGENERASI

EFISIENSI LAPANG DAN BIAYA PRODUKSI BEBERAPA ALAT PENGOLAHAN TANAH SAWAH DI KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKAT

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

PROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember Oktober 2016

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Teknik Pelaksanaan & Alat Berat ( TPAB )

PROGRAM SIMULASI PENGELOLAAN TRAKTOR UNTUK PENGOLAHAN TANAH DI LAHAN SAWAH (STUDI KASUS : KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. manusia, bahan, mesin/peralatan, dan lingkungan kerja. Komponen-komponen

Lampiran 1. Gambar proses pembuatan tahu

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

VII. ANALISIS FINANSIAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA PENGELOLAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPA) MANDUNG DI KABUPATEN TABANAN

III. METODE PENELITIAN

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

KEBIJAKAN PENGELOLAAN ALSINTAN

Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007

METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM

IV. METODE PENELITIAN. penelitian dipilih secara tertuju (purposive) dengan memperhatikan bahwa Desa

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISIS

KOMPONEN PENENTU HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BATUBARA SKALA KECIL (PLTU B-SK) Hasan Maksum dan Abdul Rivai

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

DESAIN DAN PENGUJIAN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ( Design and testing tools planting corn seeds)

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB I PENDAHULUAN. daya beli masyarakat pedesaan masih terbatas, dan pada penggunaan suatu unit

III. METODE PENELITIAN

Kata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

Waktu rata rata penggulungan benang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

ANALISIS EKONOMIS SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGGANTIAN EXCAVATOR

Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Energi Listrik Mandiri untuk Rumah Tinggal

BAHAN AJAR MESIN PRODUKSI PERTANIAN. OIeh: SUNARTO CIPTOHADIJOYO

BAB IV PERHITUNGAN SUSUT BEBAN. Data teknis dari transformator pada gardu induk tangerang yang ada pada

Cara Mudah Menghitung Tarif KWh listrik PLN prabayar Pulsa Murah

Tahap II Proyeksi Peningkatan Rasio Elektrifikasi 80%

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Penentuan Sampel

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar

Ekonomi Rekayasa. (Engineering Economy) Ir Donny M. Mangitung, M.Sc., Ph.D. Untad Press Palu

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

listrik di beberapa lokasi/wilayah.

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 meningkat sebesar 5,91% dibandingkan dengan akhir tahun 2013

RANCANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2002

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

yang tinggi dan ragam penggunaan yang sangat luas (Kusumaningrum,2005).

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

Transkripsi:

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Alat Tanam Semi Mekanis Pengujian kapasitas lapang alat tanam dilakukan di laboratorium lapangan Leuwikopo pada lahan kering seluas 160 m 2 atau 0.016 ha sebanyak dua kali pengulangan. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil pengujian kapasitas lapang alat tanam semi mekanis. Luas Lahan (m 2 ) Waktu Penanaman (s) Kapasitas Lapang (s/m 2 ) Kapasitas Lapang (ha/jam) 160 670 4.188 0.086 160 720 4.5 0.08 Rata-rata 0.083 Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat tanam semi mekanis dapat bekerja dengan kapasitas lapang 0.083 ha/jam atau 12 jam/ha. Data kapasitas lapang digunakan untuk menentukan biaya operasional alat yaitu biaya operator dan R&M. Kapasitas lapang teoritis dan efisiensi lapangan alat diperlukan untuk menentukan lama aki bekerja selama proses penanaman. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati (2011) rata-rata efisiensi lapangan alat adalah 74.25 % maka kapasitas lapang teoritis rata-rata adalah 0.111 ha/jam atau 9 jam/ha. Kapasitas lapang teoritis digunakan sebagai asumsi alat (aki dan mikrokontroler) dalam keadaan bekerja, maka dalam satu hari kerja (8 jam) alat bekerja efisien selama 6 jam. Pengujian kedua adalah pengujian arus keluaran aki yang berkapasitas 5 Ah atau 5 A per jam dan bertegangn 12 V. Uji arus keluaran aki dilakukan dengan alat multitester sebanyak 10 kali pengulangan. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil pengujian arus keluaran aki. Pengulangan Arus Keluar (A) 1 0.734 2 0.698 3 0.664 4 0.703 5 0.726 6 0.715 7 0.703 8 0.686 9 0.690 10 0.707 Rata-rata 0.703 Hasil pengujian menunjukkan arus keluaran aki rata-rata saat alat bekerja adalah 0.703 A atau 703 ma. Berdasarkan data tersebut maka dapat ditentukan waktu kerja aki sampai energi di dalam aki habis, selain itu dapat ditentukan pula waktu pengisian ulang aki apabila digunakan charger berkapasitas 800 ma dan 12 V atau 9.6 W. 23

Perhitungan dengan Persamaan 3.8 menunjukkan bahwa waktu kerja maksimum aki adalah 7.37 jam. Artinya aki dapat dipakai dalam waktu satu hari kerja dengan asumsi 6 jam alat bekerja efisien selama 8 jam proses penanaman. Berdasarkan Persamaan 3.8 didapatkan pula waktu pengisian ulang aki selama 6.4 jam jika energi di dalam aki kosong. Waktu pengisian ulang per hari didapatkan dari perbandingan waktu kerja maksimum dengan waktu pengisian ulang aki dalam keadaan energi kosong. Rasio waktu kerja maksimum dan waktu pengisian ulang aki adalah 1.153 : 1. Aki bekerja efisien selama 6 jam per hari maka waktu pengisian ulang per hari adalah 5.2 jam. Rasio kerja alat dan waktu pengisian ulang aki adalah 1.54 : 1. 4.2 Biaya dan Manfaat Alat Tanam Jagung Tipe Tugal Struktur biaya alat tanam tugal Model V meliputi biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya investasi berupa harga komersial alat. Biaya tetap meliputi penyusutan, bunga modal dan penyimpanan. Biaya variabel meliputi gaji operator dan biaya R&M. Ilustrasi biaya alat tanam jagung tipe tugal pada lahan satu hektar selama satu tahun dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Biaya alat tanam jagung tipe tugal pada lahan satu hektar selama satu tahun. Investasi (Rp) Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Penyusutan Bunga Modal Penyimpanan Operator R&M (200,000) (45,000) (55,250) (400) (1,172,400) (12,000) *Ket : tanda kurung menunjukkan nilai uang keluar (biaya) Harga komersial alat tanam jagung model V adalah Rp 200,000 maka nilai ini adalah biaya investasi. Biaya penyusutan Rp 45,000 didapatkan dengan menggunakan persamaan 3.3, asumsi nilai sisa alat adalah 10 % dari harga awal yaitu Rp 20,000 dengan umur ekonomis 2 tahun. Biaya bunga modal per tahun Rp 55,250 adalah nilai persentasi capital consumption (Tabel 2) 27.63 % terhadap investasi awal. Asumsi yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito 7.25 % (Bank Indonesia 2011) dan jangka waktu analisis 4 tahun. Biaya penyimpanan Rp 400 didapatkan dengan menggunakan Persamaan 3.4. Biaya variabel alat tanam jagung tipe tugal bergantung kepada waktu pengoperasian alat. Siklus tanam dilakukan dua kali dalam setahun. Waktu maksimum satu kali proses penanaman adalah 15 hari atau 120 jam (satu hari kerja 8 jam), maka waktu maksimum kerja alat dalam satu tahun adalah 240 jam. Kapasitas lapang alat 60 jam/ha maka dalam setahun alat bekerja selama 120 jam. Gaji buruh pertanian rata-rata di Indonesia adalah Rp 39,082 per hari (BPS 2011) atau Rp 4,885 per jam (Persamaan 3.5) maka dengan menggunakan Persamaan 3.5 dan 3.6 biaya operator dalam setahun adalah Rp 1,172,400. Biaya R&M Rp 12,000 didapatkan dengan menggunakan persentasi dari Tabel 3 dengan asumsi alat tanam sebagai alat tanam benih tipe drill. Manfaat dari alat tanam jagung tipe tugal berupa nilai sisa pada akhir umur ekonomis alat selama dua tahun. Asumsi nilai sisa alat adalah 10 % dari nilai awalnya yaitu Rp 20,000. Nilai tersebut dianggap sebagai pemasukan uang dari proses penanaman. 4.3 Biaya Alat dan Manfaat Alat Tanam Jagung Semi Mekanis Struktur biaya alat tanam jagung Co Seeders semi mekanis meliputi biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya investasi berupa harga komersial alat dan aki beserta charger. Biaya tetap meliputi penyusutan, bunga modal dan penyimpanan. Biaya variabel meliputi gaji operator, 24

R&M dan biaya isi ulang aki. Ilustrasi biaya alat tanam jagung tipe semi mekanis pada lahan satu hektar selama satu tahun dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Biaya alat tanam jagung semi mekanis pada lahan satu hektar selama satu tahun. Investasi (Rp) Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Penyusutan Bunga Modal Penyimpanan Operator R&M Aki (5,285,000) (1,189,125) (1,459,981) (10,570) (234,480) (63,420) (82) Harga komersial alat tanam jagung Co Seeders dan aki+charger adalah Rp 5,000,000 dan Rp 285,000 maka biaya investasi adalah sebesar Rp 5,285,000. Biaya penyusutan Rp 1,189,125 didapatkan dengan menggunakan Persamaan 3.3, asumsi nilai sisa alat adalah 10 % dari harga awal yaitu Rp 500,000 dengan umur ekonomis 4 tahun. Biaya bunga modal per tahun Rp 1,459,981 adalah nilai persentasi capital consumption (Tabel 2) 27.63 % terhadap investasi awal. Asumsi yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito 7.25 % (Bank Indonesia 2011) dan jangka waktu analisis 4 tahun. Biaya penyimpanan Rp 10,570 didapatkan dengan menggunakan Persamaan 3.4. Biaya variabel alat tanam jagung tipe semi mekanis bergantung kepada waktu pengoperasian alat. Siklus tanam dilakukan dua kali dalam setahun. Waktu maksimum satu kali proses penanaman adalah 15 hari atau 120 jam (satu hari kerja 8 jam), maka waktu maksimum kerja alat dalam satu tahun adalah 240 jam. Kapasitas lapang alat 12 jam/ha maka dalam setahun alat bekerja selama 24 jam. Gaji buruh pertanian rata-rata di Indonesia adalah Rp 39,082 per hari (BPS 2011) atau Rp 4,885 per jam (Persamaan 3.5), asumsi gaji operator alat tanam semi mekanis adalah 200 % dari gaji buruh pertanian pada umumnya yaitu Rp 78,164 per hari atau Rp 9,770 per jam, maka dengan menggunakan Persamaan 3.5 dan 3.6 biaya operator dalam setahun adalah Rp 234,480. Biaya R&M Rp 63,420 didapatkan dengan menggunakan persentasi dari Tabel 3 dengan asumsi alat tanam sebagai alat tanam benih tipe drill. Biaya isi ulang aki sebesar Rp 82 didapatkan dari persamaan 3.7 dengan tarif dasar listrik seharga Rp 535 per KWh (PLN 2011), dengan daya charge aki 9.6 Watt atau 0.0096 KW. Waktu pengisian ulang aki 15.6 jam didapatkan dari rasio kerja alat dengan waktu pengisian ulang 1.54 : 1. Manfaat dari alat tanam jagung semi mekanis berupa nilai sisa pada akhir umur ekonomis alat selama 4 tahun juga nilai sisa aki dan charger pada akhir umur ekonomisnya 2 tahun. Asumsi nilai sisa alat dan aki adalah 10 % dari nilai awalnya yaitu Rp 500,000 dan Rp 28,500. Nilai tersebut dianggap sebagai pemasukan uang dari proses penanaman dengan alat tanam semi mekanis. 4.4 Biaya Alat Tanam Jagung Mekanis Struktur biaya alat tanam jagung Grain Seeder mekanis meliputi biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya investasi berupa harga komersial alat dan traktor. Biaya tetap meliputi penyusutan, bunga modal dan penyimpanan. Biaya variabel meliputi gaji operator, R&M dan biaya isi ulang aki. Ilustrasi biaya alat tanam jagung mekanis pada lahan satu hektar selama satu tahun dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Biaya alat tanam jagung mekanis pada lahan satu hektar selama satu tahun. Investasi (Rp) Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Penyusutan Bunga Modal Penyimpanan Operator R&M BOG (17,587,200) (3,607,848) (4,858,464) (35,174) (58,623) (46,288) (29,119) 25

Harga komersial traktor roda dua QUICK G1000 Rp 19,600,000 dan implemen tanam Grain Seeder Rp 15,000,000. Biaya investasi traktor direduksi sebesar persentase kerja hanya pada proses penanaman sebesar 13.2 % (Lampiran 1), maka biaya investasi traktor adalah sebesar Rp 2,587,200 dan investasi implemen tanam sebesar Rp 15,000,000 maka total biaya investasi adalah Rp 17,587,200. Biaya penyusutan Rp 3,607,848 didapatkan dengan menggunakan Persamaan 3.3 dengan asumsi biaya investasi traktor sebesar 13.2 %, asumsi nilai sisa alat adalah 10 % dari harga awal yaitu Rp 500,000 dengan umur ekonomis traktor dan implemen selama 10 tahun dan 4 tahun. Biaya bunga modal per tahun Rp 4,858,464 adalah nilai persentasi capital consumption (Tabel 2) 27.63 % terhadap investasi awal. Asumsi yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito 7.25 % (Bank Indonesia 2011) dan jangka waktu analisis 4 tahun. Biaya penyimpanan Rp 35,174 didapatkan dengan menggunakan Persamaan 3.4. Biaya variabel alat tanam jagung tipe mekanis bergantung kepada waktu pengoperasian alat. Siklus tanam dilakukan dua kali dalam setahun. Waktu maksimum satu kali proses penanaman adalah 15 hari atau 120 jam (satu hari kerja 8 jam), maka waktu maksimum kerja alat dalam satu tahun adalah 240 jam. Kapasitas lapang alat 3 jam/ha maka dalam setahun alat bekerja selama 6 jam. Gaji buruh pertanian rata-rata di Indonesia adalah Rp 39,082 per hari (BPS 2011) atau Rp 4,885 per jam (Persamaan 3.5) asumsi gaji operator alat tanam semi mekanis adalah 200 % dari gaji buruh pertanian pada umumnya yaitu Rp 78,164 per hari atau Rp 9,770 per jam, maka dengan menggunakan Persamaan 3.5 dan 3.6 biaya operator dalam setahun adalah Rp 58,623. Biaya R&M Rp 46,288 didapatkan dengan menggunakan persentasi dari Tabel 3 dengan asumsi alat tanam sebagai alat tanam benih gandeng traktor. Biaya BOG sebesar Rp 29,119 terdiri dari biaya bahan bakar, oli dan gemuk. Biaya bahan bakar sebesar Rp 24,300 didapatkan dari Persamaan 3.9 dengan asumsi harga solar Rp 4,500 dan laju konsumsi bahan bakar 0.9 l/jam. Biaya oli sebsesar Rp 3,012 didapatkan dari Persamaan 3.10 dengan asumsi laju konsumsi oli 0.02 l/jam. Biaya gemuk sebesar Rp 1,807 didapatkan dari Persamaan 3.11. Manfaat dari alat tanam jagung mekanis berupa nilai sisa pada akhir umur ekonomis alat selama 4 tahun dan nilai sisa traktor akhir tahun ke-4 dengan umur ekonomis alat 10 tahun. Asumsi nilai sisa implemen tanam dan traktor adalah 10 % dari nilai awalnya. Nilai sisa traktor sebesar Rp 1,655,808 didapatkan berdasarkan Persamaan 3.12. Nilai sisa implemen tanam adalah 10 % dari harga awalnya Rp 15,000,000 yaitu Rp 1,500,000. 4.5 Analisis Present Worth Cost Alat Tanam Jagung Analisis PWC seluruh alat tanam jagung dilakukan dengan mengadopsi persamaan PWC untuk ketiga alat tanam pada Persamaan 3.13, 3.14 dan 3.15 ke dalam software Microsoft Excel 2007. Data yang diperlukan terdiri dari biaya investasi, annual disbursement atau pengeluaran tahunan, nilai sisa investasi dan MARR. Nilai MARR yang digunakan adalah 16.48 % (Lampiran 2). Analisis PWC ketiga alat tanam dilakukan berdasarkan teori penanaman jagung pada umumnya di Indonesia. Hasil perhitungan analisis PWC ketiga alat tersebut disimulasikan pada luas lahan yang bervariasi yaitu pada lahan seluas 1 sampai dengan 100 hektar. Hasil analisis PWC dapat dilihat pada Gambar 6. 26

PRESENT WORTH COST (Juta Rp) 400 350 300 250 200 150 100 50 - ATT ATSM ATM 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 91 96 LUAS LAHAN (ha) *Keterangan : Detail analisis dapat dilihat pada lampiran. Gambar 6. Analisis PWC alat tanam tugal, semi mekanis dan mekanis pada lahan seluas 1 100 ha. Grafik pada Gambar 6 menunjukkan bentuk seperti tangga. Bentuk tangga pada grafik diakibatkan oleh penambahan alat, maupun penambahan blok tanam, efeknya adalah penambahan investasi alat atau penambahan biaya variabel yang berarti menaikkan nilai PWC secara signifikan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Grafik tersebut juga menunjukkan beberapa kondisi. Hal yang paling mencolok adalah grafik PWC alat tanam tugal selalu memiliki kemiringan yang relatif lebih tinggi dibandingkan PWC alat tanam semi mekanis dan mekanis. Ini menunjukkan bahwa alat tanam tugal memiliki laju peningkatan biaya yang lebih tinggi di antara kedua alat lainnya. Selain itu alat tanam tugal lebih mahal dibandingkan alat tanam semi mekanis pada luasan lahan 5 ha dan selebihnya. Alat tanam tugal lebih mahal dibandingkan alat tanam mekanis pada luasan lahan 14 ha dan selebihnya. Alat tanam semi mekanis lebih mahal dibandingkan alat tanam mekanis pada luasan lahan 61 ha dan selebihnya. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa penerapan mekanisasi pada proses penanaman membuat biaya menjadi lebih rendah pada luasan lahan tertentu. Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan alat mekanis menjadi lebih sedikit pada lahan yang lebih luas dibandingkan alat tanam manual dan semi mekanis. 4.6 Analisis Biaya Pokok Alat Tanam Jagung Analisis biaya pokok seluruh alat tanam jagung dilakukan dengan menggunakan data pada struktur biaya menggunakan Persamaan 3.16 yang dihitung menggunakan software Microsoft Excel 2007. Data yang diperlukan terdiri dari biaya tetap per jam, biaya variabel per jam dan kapasitas kerja alat. Analisis biaya pokok ketiga alat tanam dilakukan berdasarkan teori penanaman jagung pada umumnya di Indonesia. Hasil perhitungan analisis biaya pokok ketiga alat tersebut disimulasikan pada luas lahan yang bervariasi yaitu pada lahan seluas 1 sampai dengan 100 hektar. Hasil analisis biaya pokok dapat dilihat pada Gambar 7. 27

BIAYA POKOK (Juta Rp/ha) 5.0 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 - ATT ATSM ATM 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 91 96 LUAS LAHAN (ha) *Keterangan : Detail analisis dapat dilihat pada lampiran. Gambar 7. Analisis biaya pokok alat tanam tugal, semi mekanis dan mekanis pada lahan seluas 1 100 ha. Grafik pada Gambar 7 menunjukkan beberapa kondisi. Hal yang paling mencolok adalah grafik bergerak dari skala maksimum menuju titik terendahnya. Fenomena grafik biaya pokok tersebut menunjukkan bahwa semakin luas lahan yang digunakan maka semakin murah biaya per satuan luasnya. Terdapat beberapa titik temu antara garis ATT, ATSM dan ATM. Hal tersebut menunjukkan ada suatu kondisi yang menjelaskan salah satu alat menjadi lebih murah dibandingkan alat lainnya. Biaya pokok alat tanam tugal menjadi lebih mahal dibandingkan alat tanam semi mekanis pada luasan lahan 3 ha dan selebihnya. Biaya pokok alat tanam tugal lebih mahal dibandingkan alat tanam mekanis pada luasan lahan 8 ha dan selebihnya. Biaya pokok alat tanam semi mekanis menajadi lebih mahal dibandingkan dengan alat tanam mekanis pada luasan lahan 37 ha dan selebihnya. 4.7 Ringkasan Hasil dan Pembahasan Data yang dijadikan dasar untuk analisis PWC adalah data teknis dan ekonomis dari alat seluruh alat tanam benih jagung. Data teknis dan ekonomis alat tanam jagung tipe tugal Model V dan mekanis Grain Seeder didapatkan dengan studi literatur atau data sekunder. Data teknis dan ekonomis alat tanam jagung semi mekanis CO Seeders didapatkan dengan menguji alat tersebut di lapangan. Data teknis dan ekonomis alat tanam benih jagung dapat dilihat pada Tabel 11. 28

Tabel 11. Data alat tanam benih jagung Data Teknis dan Ekonomis Alat Tanam tugal Alat Tanam Semi Mekanis Alat Tanam Mekanis Kapasitas lapang (ha/jam) 0.0167 0.0833 0.3333 Jumlah Operator (Orang) 1 1 1 Arus yang Digunakan (Ampere) - 0.703 - Konsumsi Bahan Bakar (l/jam) - - 0.9 Komsumsi Pelumas (l/jam) - - 0.02 Harga Alsintan (Rp) 200,000 15,000,000 5,000,000 Umur Ekonomis Alat (tahun) 2 4 4 Perbandingan nilai PWC dan biaya pokokketiga alat tersebut menunjukkan bahwa proses penanaman pada lahan seluas 1 100 ha alat tanam tugal Model V menjadi yang paling mahal pada akhirnya dan alat tanam mekanis yang paling murah. Pada analisis PWC alat tanam mekanis menjadi paling murah pada luasan lahan 61 ha dan selebihnya. Pada analisis biaya pokok alat tanam mekanis menjadi paling murah pada luasan lahan 37 ha dan selebihnya. 29