HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Hartanti Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONDISI LINTASAN UJI Tanah yang digunakan untuk pengujian kinerja traktor tangan Huanghai DF-12L di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Pertanian, Leuwikopo, IPB adalah jenis tanah latosol coklat kemerahan (Setiawan dkk., 2002). Kondisi tanah saat pengujian pada lintasan rumput disajikan pada Tabel 4.1. Sedangkan kondisi tanah pada petak lahan yang diolah disajikan pada Tabel 4.2. Data kadar air dan kerapatan isi tanah untuk tiap titik pengukuran selengkapnya disajikan pada Lampiran 3. Tabel 4.1 Data kondisi tanah pada lintasan uji Parameter rumput Kadar air rata-rata (%) bk Kerapatan isi tanah (g/cm 3 ) 1.11 Tahanan penetrasi awal (kpa) pada kedalaman Tahanan penetrasi akhir (kpa) pada kedalaman 0-5 cm 2, cm 2, cm 3, cm 2, cm 2, cm 3, Tabel 4.2 Data kondisi tanah pada petak lahan yang diolah Parameter Lahan Kadar air rata-rata (%) bk Kerapatan isi tanah (g/cm3) 0.96 Tahanan penetrasi awal (kpa) pada kedalaman Tahanan penetrasi akhir (kpa) pada kedalaman 5-10 cm 1, cm 1, cm 2, cm 1, cm 1, cm 1, Kadar air tanah saat pengujian pada kedalaman cm pada lintasan rumput dan petak lahan yang diolah berturut-turut adalah 25.51% bk dan 39.94% bk. Sedangkan kerapatan isi tanah 1.11 g/cm 3 untuk lintasan rumput dan 0.96 g/cm 3 untuk tanah yang diolah. Hardjowigeno (1992) diacu dalam Anami (2008) menyatakan bahwa pada kerapatan isi tanah antara g/cm 3 apabila terjadi perbedaan hasil pengamatan parameter penyebabnya bukan kadar air maupun kerapatan isi tanah, melainkan perbedaan perlakuan; pada penelitian ini yaitu perbedaan komposisi bahan bakar dan lintasan uji yaitu lintasan rumput dan lintasan beton.
2 Data pengamatan kondisi tanah yang disajikan pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa tahanan penetrasi tanah cenderung meningkat hingga kedalaman 15 cm dengan peningkatan tahanan penetrasi tanah sebesar %. Hal ini membuktikan bahwa tanah, dalam hal ini lintasan traktor akan mengalami pemadatan akibat dilintasi oleh traktor. Untuk kegiatan pengolahan tanah menggunakan bajak singkal, tahanan penetrasi tanah cenderung berkurang hingga kedalaman 20 cm. Data yang disajikan pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kegiatan pengolahan tanah mengakibatkan penurunan tahanan penetrasi hingga kedalaman 20 cm. Pemadatan tanah terjadi pada kedalaman lebih dari 20 cm. Akan tetapi pada kedalaman lebih dari 20 cm nilai tahanan penetrasi sudah tidak dapat diukur. Hal ini disebabkan lahan yang diolah pada penelitian ini sebelumnya sudah sering dilalui oleh traktor atau alat berat lainnya. 4.2 KINERJA TARIK TRAKTOR TANGAN Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, kinerja traktor tangan Huanghai DF12-L dengan menggunakan berbagai komposisi bahan bakar yang akan dikaji pada penelitian ini yaitu kinerja tarik, kinerja pengolahan tanah, dan konsumsi bahan bakar saat traktor tangan Huanghai DF- 12L dioperasikan untuk kegiatan pengolahan tanah (dalam hal ini menggunakan bajak singkal) Kinerja Tarik (Drawbar Power dan Drawbar Pull) Pengujian kinerja tarik di lintasan rumput dan lintasan beton disajikan pada Gambar. Hasil pengujian kinerja tarik traktor tangan Huanghai DF-12L disajikan pada Lampiran 4 dan Lampiran 5. Gambar 4.1 Pengujian kinerja tarik traktor tangan (kiri: di lintasan rumput; kanan: di lintasan beton) Kinerja Tarik di Rumput Hasil pengujian kinerja tarik traktor tangan Huanghai DF-12L di lintasan rumput menggunakan berbagai komposisi bahan bakar disajikan pada Gambar 4.2. Data yang disajikan pada Gambar 4.2 merupakan hasil rataan dari tiga kali ulangan pengujian yang sudah ditabulasi (disajikan pada Lampiran 6). Data hasil pengujian kinerja tarik traktor tangan Huanghai DF-12 L di lintasan rumput selengkapnya disajikan pada Lampiran 4. 29
3 Gambar 4.2 Pengaruh slip roda terhadap drawbar pull dan drawbar power dari berbagai komposisi bahan bakar pada pengujian di lintasan berumput Gambar 4.2 menunjukkan bahwa tren pengaruh slip roda terhadap drawbar pull dan drawbar power traktor tangan Huanghai DF-12L di lintasan berumput tidak seragam untuk masing masing komposisi bahan bakar yang diuji. Dengan menggunakan B5, drawbar pull terukur pada kisaran kn; sedangkan drawbar power berada pada kisaran kw. Dengan menggunakan B20, drawbar pull terukur pada kisaran kn; sedangkan drawbar power berada pada kisaran kw. Dengan menggunakan B40, drawbar pull terukur pada kisaran kn; sedangkan drawbar power berada pada kisaran kw. Dengan menggunakan B60, drawbar pull terukur pada kisaran kn; sedangkan drawbar power berada pada kisaran kw. Dengan menggunakan B80, drawbar pull terukur pada kisaran kn; sedangkan drawbar power berada pada kisaran kw. Dengan menggunakan B100, drawbar pull terukur pada kisaran kn; sedangkan drawbar power berada pada kisaran kw. 30
4 Kinerja Tarik di Beton Hasil pengujian kinerja tarik traktor tangan Huanghai DF-12L di lintasan beton menggunakan berbagai komposisi bahan bakar disajikan pada Gambar 4.3. Data yang disajikan pada Gambar 4.3 merupakan hasil rataan dari tiga kali ulangan pengujian yang sudah ditabulasi (disajikan pada Lampiran 6). Data lengkap hasil pengujian kinerja tarik traktor tangan Huanghai DF-12 L di lintasan beton disajikan pada Lampiran 5. Gambar 4.3 Pengaruh slip roda terhadap drawbar pull dan drawbar power dari berbagai komposisi bahan bakar pada pengujian di lintasan beton Gambar 4.3 menunjukkan bahwa tren pengaruh slip roda terhadap drawbar pull dan drawbar power traktor tangan Huanghai DF-12L di lintasan beton memiliki kesamaan untuk masing masing komposisi bahan bakar yang diuji. Dari gambar tesebut tampak bahwa drawbar pull cenderung meningkat seiring bertambahnya slip roda. Sedangkan untuk drawbar power, besarnya cenderung berkurang saat slip roda lebih besar dari 30%. Dengan menggunakan B5, drawbar pull terukur pada kisaran kn; sedangkan drawbar power berada pada kisaran kw. Dengan menggunakan B20, drawbar pull 31
5 terukur pada kisaran kn; sedangkan drawbar power berada pada kisaran kw. Dengan menggunakan B40, drawbar pull terukur pada kisaran kn; sedangkan drawbar power berada pada kisaran kw. Dengan menggunakan B60, drawbar pull terukur pada kisaran kn; sedangkan drawbar power berada pada kisaran kw. Dengan menggunakan B80, drawbar pull terukur pada kisaran kn; sedangkan drawbar power berada pada kisaran kw. Dengan menggunakan B100, drawbar pull terukur pada kisaran kn; sedangkan drawbar power berada pada kisaran kw. Tren pengaruh slip roda terhadap drawbar pull dan drawbar power yang dihasilkan traktor tangan Huanghai DF-12L di lintasan berumput yang disajikan pada Gambar 4.2 tidak seragam untuk masing masing komposisi bahan bakar yang diuji. Sedangkan pada lintasan beton, tren pengaruh slip roda terhadap drawbar pull dan drawbar power menunjukkan bahwa drawbar pull cenderung meningkat seiring bertambahnya slip roda sementara drawbar power, besarnya cenderung berkurang saat slip roda lebih besar dari 30%. Tren yang tidak seragam pada lintasan rumput tersebut disebabkan oleh daya dukung lintasan berumput terhadap traktor tangan yang melintas tidak sebaik lintasan beton; sehingga pada lintasan berumput pengaruh slip roda terhadap drawbar pull dan drawbar power tidak terlihat jelas. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh sebagian besar peneliti yang mengevaluasi aplikasi biodiesel sebagai bahan bakar mesin diesel. Sebagian besar hasil penelitian menunjukkan bahwa daya yang dihasilkan oleh mesin diesel yang menggunakan bahan bakar biodiesel cenderung lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar berbasis petrodiesel (Anami, 2008; Kalam et al., 2009; Meighani & Morteza, 2008; Ozsezen et al., 2009; Praptijanto dkk., 2005). Hasil pengujian yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan kinerja yang cukup bervariasi. Perbandingan kinerja tarik traktor tangan Huanghai DF-12L dengan menggunakan berbagai komposisi bahan bakar disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Perbandingan kinerja tarik maksimum traktor tangan Huanghai DF-12L Komposisi bb B5 B20 B40 B60 B80 B100 Drawbar pull maks. (kn) rumput (3.47%) (10.53%) (6.82%) (-32.08%) (6.12%) Beton (-3.93%) (0.10%) (-6.66%) (-7.68%) (7.80%) Drawbar power maks. (kw) rumput (-0.57%) (-4.97%) (4.58%) (-29.67%) (-10.11%) beton (-11.44%) (-1.29%) (-14.68%) (-2.36%) (6.17%) Koefisien traksi (Ct) rumput (3.46%) (10.43%) (6.82%) (-32.15%) (6.03%) Keterangan: Angka di dalam kurung adalah persentase perbandingan relatif terhadap B5 beton (-4.01%) (0.12%) (-6.68%) (-7.64%) (7.77%) 32
6 Pada lintasan rumput, drawbar pull traktor tangan yang menggunakan bahan bakar B20, B40, B60, dan B100 lebih besar dibandingkan dengan menggunakan B5. Sedangkan dengan menggunakan B80, drawbar pull traktor tangan berkurang 32.08% relatif terhadap B5. Pada lintasan beton, drawbar pull yang dihasilkan traktor tangan yang menggunakan bahan bakar B40 dan B100 lebih besar dibandingkan dengan menggunakan B5. Sedangkan drawbar pull traktor tangan yang menggunakan bahan bakar B20, B60, dan B80 cenderung lebih rendah dibandingkan dengan traktor tangan yang menggunakan bahan bakar B5. Bertambahnya kadar biodiesel minyak sawit dalam campuran bahan bakar untuk mengoperasikan traktor tangan cenderung menurunkan drawbar power yang dihasilkan oleh traktor tangan. Pada lintasan rumput, drawbar power yang dihasilkan oleh traktor tangan yang menggunakan B20, B40, B80, dan B100 lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan B5; akan tetapi traktor tangan yang menggunakan B60, drawbar power yang dihasilkan lebih tinggi relatif terhadap B5. Di lintasan beton, drawbar power yang dihasilkan traktor tangan yang menggunakan B100 lebih besar dibandingkan dengan menggunakan B5. Untuk traktor tangan yang menggunakan B20, B40, B60, dan B80, drawbar power yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan B5. Ditijau dari nilai kalor bahan bakar, nilai kalor B5 4% lebih tinggi dibandingkan dengan B100 (43.21 MJ/kg untuk B5 dan MJ/kg untuk B100). Oleh sebab itu bahan bakar seharusnya tidak dominan mempengaruhi kinerja tarik traktor tangan. Faktor utama yang menyebabkan ketidakseragaman hasil pengujian pada penelitian ini yaitu lintasan uji yang tidak memungkinkan untuk dikondisikan dalam keadaan seragam (khususnya lintasan berumput). Bekker di dalam Gill dan Vanden Berg (1968) menyatakan bahwa besarnya tenaga maksimum yang dapat dikerahkan roda pada permukaan tanah (lintasan) dipengaruhi oleh reaksi tanah terhadap roda sehingga memungkinkan roda menghasilkan tenaga tarik dan tergantung pada ketahanan tanah terhadap keretakan (persamaan 1). Kondisi lintasan rumput ditinjau dari segi tahanan penetrasi dan kadar air tanah nilainya tidak seragam (data disajikan pada Lampiran 3) oleh sebab itu hasil pengujian kinerja tarik traktor tangan yang diperoleh di lintasan traktor menunjukkan tren yang tidak seragam untuk masing masing bahan bakar yang diuji (dalam hal ini B5, B20, B40, B60, B80, dan B100). Ditinjau dari koefisien traksi yang dihasilkan oleh traktor tangan Huanghai DF-12L, penambahan kadar biodiesel minyak sawit dalam campuran bahan bakar tidak menunjukkan penurunan kinerja yang signifikan. Oleh sebab itu aplikasi biodiesel sebagai bahan bakar alternatif pengganti petrodiesel untuk traktor tangan cukup memuaskan tanpa harus merubah konstruksi dari mesin penggerak traktor tangan. Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh, komposisi bahan bakar yang lebih optimal untuk dijadikan sebagai bahan bakar traktor tangan adalah B40 dan B100, sebab koefisien traksi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan B5 baik di lintasan rumput, maupun di lintasan beton Kinerja Pengolahan Tanah Pengujian kinerja pengolahan tanah traktor tangan Huanghai DF-12L dilaksanakan di lahan kering seluas 30 m dengan kedalaman cm untuk masing-masing bahan bakar. Lebar pengolahan maksimum bersifat konstan karena umumnya tidak dipengaruhi oleh kondisi lahan. Gambar pelaksanaan kegiatan pengolahan tanah disajikan pada Gambar 4.4. Adapun data hasil pengukuran di lapangan berupa kapasitas lapang pengolahan dan efisiensi lapang disajikan pada Tabel 4.4. Sedangkan data selengkapnya disajikan pada Lampiran 8. 33
7 Gambar 4.4 Kegiatan pengolahan tanah menggunakan bajak singkal Metode pengolahan tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu pola pembajakan melingkar kontinu. Dari data hasil pengujian yang disajikan pada Tabel 4.4, kapasitas lapang efektif (ha/jam) yang dihasilkan traktor tangan Huanghai DF-12L yang menggunakan bahan bakar B5; B20; B40; B60; B80; B100 adalah 0.048; 0.043; 0.049; 0.048; 0.048; Dari data tersebut dapat dilihat bahwa peningkatan kadar biodiesel minyak sawit dalam campuran bahan bakar petrodiesel yang diaplikasikan pada traktor tangan Huanghai DF-12L ternyata tidak signifikan memengaruhi kapasitas lapang dalam pengolahan tanah menggunakan bajak singkal. Bahan bakar Tabel 4.4 Kinerja pengolahan tanah traktor tangan Huanghai DF-12L dengan berbagai komposisi bahan bakar Slip roda (%) Kecepatan pembajakan (m/detik) Waktu pembajakan (detik) KLE (ha/jam) EL (%) Konsumsi bb (ml/detik) B B B B B B Dilihat dari segi efisiensi lapang pengolahan tanah, efisiensi lapang yang dihasilkan traktor tangan Huanghai DF-12L dengan berbagai komposisi bahan bahan bakar; nilainya lebih dari 90%. Hal ini jauh lebih efisien apabila dibandingkan dengan efisiensi lapang yang dihasilkan untuk kegiatan pengolahan tanah menggunakan bajak singkal pada umumnya. Efisiensi lapang dipengaruhi oleh besarnya kapasitas lapang efektif dan kapasitas lapang teoritis (persamaan 10). Dari segi luas petakan yang diolah, petakan seluas 30 m 2 tergolong kecil sehingga kapasitas lapang efektif yang dihasilkan rendah dan efisiensi lapang yang dicapai pun rendah. Akan tetapi dengan menggunakan pola pembajakan melingkar kontinu, waktu hilang yang terjadi karena suatu alat atau mesin tidak bekerja penuh (100%) dari kecepatan maju maupun dari lebar pengolahannya dianggap tidak ada; sebab selama mengolah tanah, traktor tidak berhenti dan lahan terolah sepenuhnya. 34
8 Laju konsumsi bahan bakar (ml/detik) untuk kegiatan pengolahan tanah seperti yang disajikan pada Tabel 4.5 cenderung menurun sering bertambahnya kadar biodiesel minyak sawit yang digunakan dalam campuran bahan bakar. Sementara sebagian besar hasil penelitian menunjukkan bahwa laju konsumsi bahan bakar (g/kw.jam) pada mesin diesel yang menggunakan biodiesel cenderung lebih besar dibandingkan menggunakan bahan bakar berbasis petrodiesel (Kalam et al., 2009; Ozsezen et al., 2009; Praptijanto dkk., 2005). Perbedaan laju konsumsi bahan bakar yang diperoleh dari penelitian ini dengan penelitian lain disebabkan tidak dilakukan pengukuran terhadap besarnya drawbar power traktor saat pengolahan tanah; sebab alat ukur drawbar (dalam hal ini load cell) yang digunakan tidak memungkinkan untuk dipasang pada drawbar traktor. Meskipun lahan percobaan sudah dikondisikan sedemikian rupa agar kondisi tanahnya seragam; besarnya tahanan penetrasi dan kadar air tanah pada lahan percobaan tetap tidak seragam (disajikan pada lampiran 3). Oleh sebab itu, data penurunan laju konsumsi bahan bakar seiring bertambahnya kadar biodiesel minyak sawit dalam campuran bahan bakar pada penelitian ini disebabkan oleh perbedaan beban kerja (kondisi lahan yang diolah tidak seragam) pada traktor yang tidak memungkinkan untuk diperhitungkan karena keterbatasan alat ukur. 4.3 TINJAUAN KEEKONOMIAN PENGGUNAAN BIODIESEL UNTUK TRAKTOR TANGAN HUANGHAI DF-12L Nilai keekonomian yang dikaji pada penelitian ini yaitu perbandingan biaya pokok (Rp/ha) yang diperlukan untuk mengoperasikan traktor tangan Huanghai DF-12L dalam pengolahan tanah menggunakan bajak singkal dengan berbagai komposisi bahan bakar. Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, besarnya biaya pokok pengoperasian suatu mesin (dalam hal ini traktor tangan Huanghai DF-12L) antara lain dipengaruhi oleh biaya bahan bakar. Semakin besar laju konsumsi bahan bakar, maka biaya pokok yang untuk mengoperasikan traktor pun meningkat. Demikian halnya dengan bahan bakar yang digunakan, semakin mahal bahan bakar yang digunakan biaya pokok untuk mengoperasikan traktor pun meningkat. Untuk meninjau biaya pokok yang diperlukan untuk mengoperasikan traktor tangan menggunakan berbagai komposisi bahan bakar pada kegiatan pengolahan tanah, digunakan data teknis yang disajikan pada Tabel 4.5. Harga bahan bakar (B5 dan B100) dan suku bunga modal bank pada Tabel 4.5 merupakan data selama periode penelitian (Juni Agustus). Berdasarkan data pada Tabel 4.5, maka biaya pokok traktor tangan Huanghai DF-12L dengan berbagai komposisi bahan bakar untuk pengolahan tanah menggunakan bajak singkal dapat dihitung dan hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 4.6. Data perhitungan biaya pokok traktor tangan untuk pengolahan tanah menggunakan bajak singkal selengkapnya disajikan pada Lampiran 9. Tabel 4.5 Data teknis untuk perhitungan biaya pokok traktor tangan untuk pengolahan tanah Data Teknis Unit Nilai Harga traktor Rp 30,000,000 Nilai akhir traktor Rp 3,000,000 Umur ekonomis traktor tahun 10 Harga bajak singkal Rp 700,000 Nilai akhir bajak singkal Rp 70,000 Umur ekonomis bajak singkal tahun 7 35
9 Tabel 4.5 Data teknis untuk perhitungan biaya pokok traktor tangan untuk pengolahan tanah (lanjutan) Data Teknis Unit Nilai Suku bunga bank/tahun % 6.5 Faktor pajak % 2 Harga B5 SPBU Rp/liter 4,500 Harga B100 Rp/liter 12,000 Harga oli Rp/liter 15,000 Upah operator Rp/hari 50,000 Jam kerja/hari jam 8 Jam kerja/tahun (8 jam/hari 20 hari/bulan 12bulan/tahun) jam/tahun 1,920 Tabel 4.6 Hasil perhitungan biaya pokok pengoperasian traktor tangan Huanghai DF-12L untuk pengolahan tanah menggunakan bajak singkal Komposisi bahan bakar Biaya tetap (Rp/tahun) Biaya tidak tetap (Rp/jam) Biaya pokok (Rp/ha) Persentase kenaikan biaya pokok (%) B5 4,476, , , B20 4,476, , , B40 4,476, , , B60 4,476, , , B80 4,476, , , B100 4,476, , , Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel 4.6, biaya pokok pengoperasian traktor tangan Huanghai DF-12L untuk pengolahan tanah menggunakan bajak singkal yang paling tinggi yaitu pengolahan tanah menggunakan bahan bakar biodiesel minyak sawit murni (B100) yaitu sebesar Rp 60, /ha. Persentase kenaikan biaya pokok pengolahan tanah menggunakan bahan bakar B100 relatif terhadap bahan bakar B5 yaitu 28.38%. Sedangkan biaya pokok traktor tangan Huanghai DF-12L untuk pengolahan tanah menggunakan bajak singkal yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan komposisi bahan bakar lainnya (B20, B60, B80) yaitu menggunakan bahan bakar B40 dengan biaya pokok sebesar Rp 50, /ha dengan persentase kenaikan biaya pokok pengolahan tanah relatif terhadap bahan bakar B5 yaitu sebesar sebesar 8.44%. Berdasarkan data yang diperoleh, ditinjau dari segi biaya pokok pengoperasian traktor tangan Huanghai DF-12L untuk pengolahan tanah menggunakan bajak singkal; penggunaan biodiesel minyak sawit murni sebagai bahan bakar maupun dicampur dengan B5 memang lebih mahal relatif terhadap B5. Akan tetapi mengingat bahan bakar biodiesel merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan, dimana emisi gas buang yang dihasilkan oleh mesin diesel berbahan bakar biodiesel cenderung mengalami penurunan dibandingkan dengan menggunakan petrodiesel (Kalam et al., 2009; McCormick & Teresa, 2005; Ozsezen et al., 2009). Kelebihan lain yang dimiliki biodiesel yaitu biodiesel memberikan efek lubrisitas yang lebih baik terhadap piston mesin diesel dibandingkan dengan petrodiesel. Berdasarkan alasan tersebut, penggunaan biodiesel tetap menguntungkan meskipun nilai keekonomian dari segi biaya pokok yang harus dikeluarkan masih relatif lebih mahal dibandingkan petrodiesel bersubsidi. 36
III METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga bulan Agustus 2010 di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Pertanian, Leuwikopo, IPB. 3.2 PARAMETER
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUKURAN VISKOSITAS Viskositas merupakan nilai kekentalan suatu fluida. Fluida yang kental menandakan nilai viskositas yang tinggi. Nilai viskositas ini berbanding terbalik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUJIAN PENDAHULUAN Pengujian ini bertujuan untuk merancang tingkat slip yang terjadi pada traktor tangan dengan cara pembebanan engine brake traktor roda empat. Pengujian
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kalibrasi Load Cell & Instrumen Hasil kalibrasi yang telah dilakukan untuk pengukuran jarak tempuh dengan roda bantu kelima berjalan baik dan didapatkan data yang sesuai, sedangkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT
III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2009 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian Bengkel Metanium, Leuwikopo, dan lahan
Lebih terperinci3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga bulan September 2012 di Laboratorium Lapang Siswadhi Soepardjo, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas
Lebih terperinciLampiran 1. Lokasi Pengambilan Data. Lampiran 2. Gambar Aplikasi Herbisida di Lahan. Lampiran 3. Perhitungan Unjuk Kerja dan Biaya Aplikasi Herbisida
LAMPIRAN 30 Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Data Lampiran 2. Gambar Aplikasi erbisida di Lahan Lampiran 3. Perhitungan Unjuk Kerja dan Biaya Aplikasi erbisida 31 Ulangan ke- Tabel Debit Penyemprotan Masing-masing
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Efektivitas Penyemprotan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum pengaplikasian herbisida, terlebih dahulu diukur jumlah persentase gulma dilahan A, B, dan C. Menurut usumawardani (1997) penutupan gulma
Lebih terperinciEvaluasi Kinerja Tarik Traktor Tangan Dengan Bahan Bakar Minyak Kelapa Murni
Technical Paper Evaluasi Kinerja Tarik Traktor Tangan Dengan Bahan Bakar Minyak Kelapa Murni Performance evaluation of the hand tractor pull with pure coconut oil fuel Desrial 1, Y. Aris Purwanto 2 dan
Lebih terperinciSTUDI TEKNO-EKONOMI MESIN TANAM INDO JARWO TRANSPLANTER 2:1 DI KABUPATEN DHARMASRAYA DAN PADANG PARIAMAN
STUDI TEKNO-EKONOMI MESIN TANAM INDO JARWO TRANSPLANTER 2:1 DI KABUPATEN DHARMASRAYA DAN PADANG PARIAMAN Study of Techno-Economic of Indo Jarwo Transplanter 2:1 in Dharmasraya and Padang Pariaman Regency
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 hingga April 2012 di areal lahan hak guna usaha (GU) Divisi I PT PG Laju Perdana Indah site OKU, Palembang,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,
TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Traktor Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap barhasil diciptakan dan pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan, sementara itu penelitian
Lebih terperinciAdapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian:
Lampiran 1. Spesifikasi traktor pengujian Spesifikasi Traktor Pengujian Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian: Merk/Type Kubota B6100 Tahun pembuatan 1981 Bahan bakar Diesel Jumlah
Lebih terperinciKAJIAN KINERJA TARIK TRAKTOR TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIODIESEL MINYAK SAWIT
KAJIAN KINERJA TARIK TRAKTOR TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIODIESEL MINYAK SAWIT SKRIPSI LENNY MARIANA BERUTU F14060183 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 TRACTIVE
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan di lahan perkebunan tebu milik PT. Laju Perdana Indah (LPI), Palembang, Sumatera Selatan. Tempat ini berada pada elevasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan terhitung dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni tahun 2009 yang bertempat di lahan HGU PG Pesantren Baru, Kediri,
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Alat Tanam Semi Mekanis Pengujian kapasitas lapang alat tanam dilakukan di laboratorium lapangan Leuwikopo pada lahan kering seluas 160 m 2 atau 0.016 ha
Lebih terperinciPENGUJIAN TAHANAN TARIK (DRAFT) BAJAK SUBSOIL GETAR TIPE LENGKUNG PARABOLIK SKRIPSI
PENGUJIAN TAHANAN TARIK (DRAFT) BAJAK SUBSOIL GETAR TIPE LENGKUNG PARABOLIK SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi
Lebih terperinciUJI KINERJA DAN ANALISIS BIAYA TRENCHER BERTENAGA TRAKTOR RODA EMPAT UNTUK PEMBUATAN PARIT PADA TANAH PADAS DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X JEMBER
UJI KINERJA DAN ANALISIS BIAYA TRENCHER BERTENAGA TRAKTOR RODA EMPAT UNTUK PEMBUATAN PARIT PADA TANAH PADAS DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X JEMBER Yuan Septia 1, Siswoyo Soekarno 1, Ida Bagus Suryaningrat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Budidaya tebu bisa dibedakan dalam lima tahap yaitu pengolahan tanah, penyiapan bibit, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Budidaya tebu harus dilaksanakan seefektif dan seefisien
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Penelitian dilakukan di lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik PG Pesantren Baru yang terletak di desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah sebagai. a. Pengambilan data tahanan penetrasi tanah
METODE PENELITIAN A. Rangkaian kegiatan Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pengambilan data tahanan penetrasi tanah b. Pengolahan tanah c. Pesemaian d. Penanaman dan uji performansi
Lebih terperinciEvaluasi Kinerja Tarik Traktor Pertanian dengan Bahan Bakar Cocodiesel 1
Evaluasi Kinerja Tarik Traktor Pertanian dengan Bahan Bakar Cocodiesel 1 Desrial 2 dan Syahriful Anami ABSTRAK Cocodiesel (Coconut Methyl Ester, CME) merupakan bahan bakar biodiesel yang bahan bakunya
Lebih terperinci60 sampai 61 kw memakai bajak tiga buah piringan yang hanya. 13 dan 17 cm. Penggunaan daya tarik traktor tersebut
1. Latar Belakang Traktor beroda ban merupakan salah satu sumber daya utama di bidang pertanian. Traktor beroda ban digunakan pada semua kegiatan budidaya pertanian mulai dari pembukaan dan penyiapan lahan
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN TRAKTOR DALAM PENGOLAHAN TANAH DI KECAMATAN PERBAUNGAN MAKALAH Oleh: TAUFIK RIZALDI, STP, MP. DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008
Lebih terperinciDESAIN DAN PENGUJIAN RODA BESI LAHAN KERING UNTUK TRAKTOR 2- RODA 1 (Design and Testing of Upland Iron Wheel for Hand Tractor)
DESAIN DAN PENGUJIAN RODA BESI LAHAN KERING UNTUK TRAKTOR 2- RODA 1 (Design and Testing of Upland Iron Wheel for Hand Tractor) Radite P.A.S 2, Wawan Hermawan, Adhi Soembagijo 3 ABSTRAK Traktor tangan atau
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 4.1 MOTOR BAKAR DIESEL
II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 MOTOR BAKAR DIESEL Motor bakar diesel merupakan salah satu jenis motor bakar internal yang banyak digunakan sebagai sumber tenaga penggerak di sektor pertanian. Motor bakar diesel
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian. mulai
42 Lampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian mulai Mengukur luas lahan sawah Membagi menjadi 9 petakan Waktu pembajakan Pembajakan Kecepatan bajak: -1 m/s -1,4m/s -1,2 m/s Waktu pengglebekan Pengglebekan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TRAKTOR TANGAN Traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerak dari implemen (peralatan) pertanian. Traktor tangan ini digerakkan oleh motor penggerak dengan daya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Semakin meningkatnya kebutuhan minyak sedangkan penyediaan minyak semakin terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri Indonesia harus mengimpor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara yang berbasis pertanian umumnya memiliki usaha tani keluarga skala kecil dengan petakan lahan yang sempit. Usaha pertanian ini terutama
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2010 Pembuatan prototipe hasil modifikasi dilaksanakan di Bengkel Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi data dan spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian. Data-data
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Tanpa Beban Untuk mengetahui profil sebaran suhu dalam mesin pengering ERK hibrid tipe bak yang diuji dilakukan dua kali percobaan tanpa beban yang dilakukan pada
Lebih terperinciDRAFT SPESIFIK PENGOLAHAN TANAH : TERMINOLOGI DAN KEGUNAANNYA. Santosa 1
1 DRAFT SPESIFIK PENGOLAHAN TANAH : TERMINOLOGI DAN KEGUNAANNYA Santosa 1 PENDAHULUAN Draft spesifik tanah merupakan sifat mekanik tanah yang sangat terkait dengan besarnya gaya untuk mengolah tanah tersebut,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium lapangan Leuwikopo jurusan Teknik Pertanian IPB. Analisa tanah dilakukan di Laboratorium Mekanika dan Fisika
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari bulan Februari sampai dengan September 2011. Studi literatur dan pengambilan data sekunder akan dilaksanakan di perpustakaan IPB
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Kegiatan penelitian yang meliputi perancangan, pembuatan prototipe mesin penanam dan pemupuk jagung dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya
Lebih terperinciPengembangan Jasa Pengolahan Tanah Sawah Secara Mekanis di Kabuapten Kuningan
Pengembangan Jasa Pengolahan Tanah Sawah Secara Mekanis di Kabuapten Kuningan SKRIPSI DIYANTI WEDA SARI F14103060 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciLampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN
L A M P I R A N Lampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN 50 Lampiran 2. Struktur Lahan Sawah Menurut Koga (1992), struktur lahan sawah terdiri dari: 1.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Setelah melakukan pengujian maka diperoleh beberapa data, diantaranya adalah data pengujian penghembusan udara bertekanan, pengujian kekerasan Micro Vickers dan pengujian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pembuatan Alat 3.1.1 Waktu dan Tempat Pembuatan alat dilaksanakan dari bulan Maret 2009 Mei 2009, bertempat di bengkel Laboratorium Alat dan Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo,
Lebih terperincilebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini bahan bakar minyak bumi merupakan sumber energi utama yang digunakan di berbagai negara. Tingkat kebutuhan manusia akan bahan bakar seiring meningkatnya
Lebih terperinciSKRIPSI MOTOR BAKAR. Disusun Oleh: HERMANTO J. SIANTURI NIM:
SKRIPSI MOTOR BAKAR UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN BAHAN BAKAR DIMETIL ESTER [B 06] DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL Disusun Oleh: HERMANTO J. SIANTURI NIM: 060421019
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Penelitian
19 3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama sepuluh bulan, dimulai pada bulan Januari 2012 hingga September 2012. Penelitian dilaksanakan di tiga tempat yang berbeda,
Lebih terperinciKEUNTUNGAN = BIAYA YANG DIKELUARKAN PENDAPATAN YANG DITERIMA ANALISIS BIAYA DARI PROSES PRODUKSI
ANALISIS BIAYA MESIN PERTANIAN Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1 ANALISIS BIAYA ALAT/MESIN PERTANIAN TUJUAN SUATU USAHA KEUNTUNGAN KEUNTUNGAN = BIAYA YANG DIKELUARKAN PENDAPATAN YANG DITERIMA ANALISIS
Lebih terperinciUji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS
Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan
Lebih terperinciEFISIENSI LAPANG DAN BIAYA PRODUKSI BEBERAPA ALAT PENGOLAHAN TANAH SAWAH DI KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKAT
EFISIENSI LAPANG DAN BIAYA PRODUKSI BEBERAPA ALAT PENGOLAHAN TANAH SAWAH DI KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKAT (Field Efficiency and Production Cost of Some Rice Field Tillage Tools in Kecamatan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan Mengukur bahan yang akan digunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Lebih terperinciMODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2
MODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2 Oleh : Galisto A. Widen F14101121 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciKINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH HASIL MODIFIKASI UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING OLEH: THALHA FARIZI F
KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH HASIL MODIFIKASI UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING OLEH: THALHA FARIZI F14103133 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2009 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo, Departemen
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat
Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan
Lebih terperinciBagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?
PERUMUSAN MASALAH Masalah yang akan dipecahkan dalam studi ini adalah : Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi tiap tahunnya semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan ketersediaan akan sumber
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
39 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciPengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai
47 b a Pengujian alat tidak Uji kelayakan ya Pengukuran parameter Analisis data selesai 48 Lampiran 2. Kapasitas Efektif Alat dan Persentase Bahan Rusak Kapasitas efektif alat menunjukkan produktivitas
Lebih terperinciUji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir
Uji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir Bobby Wirasantika*, Wahyunanto Agung Nugroho, Bambang Dwi Argo Jurusan Keteknikan
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember Oktober 2016
UJI KINERJA DAN ANALISIS BIAYA TRENCHER UNTUK PEMBUATAN SALURAN DRAINASE (GOT) TEMBAKAU CERUTU PADA TANAH RINGAN DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X KABUPATEN JEMBER Embun Ayu Gejora 1, Siswoyo Soekarno 1, Ida
Lebih terperinciSTUDI BANDING KINERJA PENGOLAHAN TANAH POLA TEPI DAN POLA ALFA PADA LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN TRAKTOR TANGAN BAJAK ROTARI DI KECAMATAN PANGKALAN SUSU
STUDI BANDING KINERJA PENGOLAHAN TANAH POLA TEPI DAN POLA ALFA PADA LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN TRAKTOR TANGAN BAJAK ROTARI DI KECAMATAN PANGKALAN SUSU (Comparative of The Performance of Tillage Pattern Side
Lebih terperinciPertemuan ke-8. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa
Pertemuan ke-8 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian. 2. Khusus
Lebih terperinciStudi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid
Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS TAHANAN GELINDING (ROLLING RESISTANCE) RODA TRAKSI DENGAN METODE UJI RODA TUNGGAL PADA BAK TANAH (SOIL BIN) Oleh: ARMANSYAH
SKRIPSI ANALISIS TAHANAN GELINDING (ROLLING RESISTANCE) RODA TRAKSI DENGAN METODE UJI RODA TUNGGAL PADA BAK TANAH (SOIL BIN) Oleh: ARMANSYAH F01498006 2002 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Letak dan Ciri-ciri Lintasan Sepeda Gunung Letak lintasan sepeda gunung di HPGW disajikan dalam Gambar 5. Ciricirinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Keadaan plot penelitian
Lebih terperinciSTUDI PERLAKUAN PANAS PADA ALAT PENGUPAS KULIT GELONDONG UNTUK BIJI KOPI (Coffea sp.) Renny Eka Putri, Mislaini dan Andri Syaputra 1 1) ABSTRAK
STUDI PERLAKUAN PANAS PADA ALAT PENGUPAS KULIT GELONDONG UNTUK BIJI KOPI (Coffea sp.) 1 1) Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas Limau Manis, Pauh, Sumatera Barat
Lebih terperinci4 PENDEKATAN RANCANGAN. Rancangan Fungsional
25 4 PENDEKATAN RANCANGAN Rancangan Fungsional Analisis pendugaan torsi dan desain penjatah pupuk tipe edge-cell (prototipe-3) diawali dengan merancang komponen-komponen utamanya, antara lain: 1) hopper,
Lebih terperinciselanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipakai adalah laboratorium BKT FTSP UII, laboratorium Teknik Lingkungan dan laboratorium terpadu Universitas Islam Indonesia. Adapun
Lebih terperinciPENGUKURAN KAPASITAS KERJA LAPANG
PENGUKURAN KAPASITAS KERJA LAPANG KAPASITAS KERJA LAPANG (FIELD OPERATION) Adalah penggunaan daya dan alat/mesin yang berhubungan dengan field (lapangan) Field operation meliputi: pekerjaan mulai dari
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN
PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN 1 ) 2) 2) Murni, Berkah Fajar, Tony Suryo 1). Mahasiswa Magister Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciKINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING. Oleh : ARI SEMBODO F
KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING Oleh : ARI SEMBODO F14101098 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I
PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PT. Harjohn Timber Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Harjhon Timber adalah salah satu Penerima Penghargaan Energi Pratama
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur
Lebih terperinciI'ENGAItUH PEMADATAN TANAH TERHADAP PERFORMANSI TRAKTOR RODA DUA PADA PROSES PELUMPURAN DENGAN MENGGUNAKAN BAJAK ROTARI. Oleh : DEDI F
;Fr* 2000 21289 I'ENGAItUH PEMADATAN TANAH TERHADAP PERFORMANSI TRAKTOR RODA DUA PADA PROSES PELUMPURAN DENGAN MENGGUNAKAN BAJAK ROTARI Oleh : DEDI F01495033 2000 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan
52 Lampiran 1.Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.8. Latar Belakang Indonesia mulai tahun 2007 dicatat sebagai produsen minyak nabati terbesar di dunia, mengungguli Malaysia, dengan proyeksi produksi minimal 17 juta ton/tahun di areal
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRACT... xv
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... i HALAMAN PENGESAHAN...... ii PERNYATAAN...... iii KATA PENGANTAR...... iv DAFTAR ISI...... vi DAFTAR TABEL...... viii DAFTAR GAMBAR...... x DAFTAR RUMUS PERSAMAAN......
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produksi perikanan laut Indonesia dari tahun ke tahun semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi perikanan laut Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat dan berkembang. Disamping kekayaan ikan di kawasan Indonesia yang berlimpah serta usaha untuk
Lebih terperinciKAPASITAS KERJA PENGOLAHAN TANAH Oleh: Zulfikar, S.P., M.P
Mata Kuliah: Mekanisasi Pertanian KAPASITAS KERJA PENGOLAHAN TANAH Oleh: Zulfikar, S.P., M.P Yang dimaksud dengan kapasitas kerja adalah kemampuan kerja suatu alat atau mesin memperbaiki hasil (hektar,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART 4.1. Analisa Performa Perhitungan ulang untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin, apakah kemampuan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum Lokasi Penggilingan Padi Kelurahan Situ Gede adalah suatu kelurahan yang berada di Kecamatan Bogor Barat. Berdasarkan data monografi Kelurahan Situ Gede pada
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1.Analisa Diameter Rata-rata Dari hasil simulasi yang telah dilakukan menghasilkan proses atomisasi yang terjadi menunjukan perbandingan ukuran diameter droplet rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah, dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah, dengan pertumbuhan sekitar 1,5% tahun, sehingga mendorong permintaan pangan yang terus meningkat. Sementara
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. MODIFIKASI ALAT PENYIANG Alat ini merupakan hasil modifikasi dari alat penyiang gulma yang terdahulu yang didesain oleh Lingga mukti prabowo dan Hirasman tanjung (2005), Perubahan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan
LAMPIRAN Lampiran 1.Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,
TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Traktor Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap berhasil diciptakan dan pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan, sementara itu penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari, selain itu jalan juga memegang peranan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi saat ini menjadi kebutuhan yang sangat tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Seluruh masyarakat seiring dengan berkembangnya jaman dituntut untuk menggunakan
Lebih terperinciTRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian
TRAKTOR RODA-4 Klasifikasi traktor roda-4 Konstruksi trakor roda-4 Penggunaan traktor di pertanian Klasifikasi Berdasarkan Daya Penggerak (FWP = fly wheel power) 1. Traktor kecil (
Lebih terperinciMesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi
Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Darwin Rio Budi Syaka a *, Umeir Fata Amaly b dan Ahmad Kholil c Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga BBM membawa pengaruh besar bagi perekonomian bangsa. digunakan semua orang baik langsung maupun tidak langsung dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang berimbas pada kenaikan harga BBM membawa pengaruh besar bagi perekonomian bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciSpark Ignition Engine
Spark Ignition Engine Fiqi Adhyaksa 0400020245 Gatot E. Pramono 0400020261 Gerry Ardian 040002027X Handoko Arimurti 0400020288 S. Ghani R. 0400020539 Transformasi Energi Pembakaran Siklus Termodinamik
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK PENGERINGAN LAPISAN TIPIS SINGKONG 4.1.1. Perubahan Kadar Air Terhadap Waktu Proses pengeringan lapisan tipis irisan singkong dilakukan mulai dari kisaran kadar
Lebih terperinciKriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung. Bahan Pembuat Rim Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm
LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Spesifikasi roda besi yang diuji Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung Diameter Rim 900 mm 452 mm 700 mm Jumlah Rim 2 buah 2 buah 2 buah Lebar Rim 220
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Rancangan Prototipe Mesin Pemupuk
HASIL DAN PEMBAHASAN Rancangan Prototipe Mesin Pemupuk Prototipe yang dibuat merupakan pengembangan dari prototipe pada penelitian sebelumnya (Azis 211) sebanyak satu unit. Untuk penelitian ini prototipe
Lebih terperinciMasa berlaku: Alamat : Situgadung, Tromol Pos 2 Serpong, Tangerang Februari 2010 Telp. (021) /87 Faks.
Nama Laboratorium : Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian ; Ir. H. Koes Sulistiadji, M.S. Mekanik Traktor roda empat Pengukuran dimensi : - Dimensi unit traktor IK-SP TR4: 2007 butir 1 - Dimensi
Lebih terperinciPENGUJIAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR BIODIESEL CAMPURAN MINYAK JARAK PAGAR (JATROPHA CURCAS) DENGAN CRUDE PALM OIL (CPO)
PENGUJIAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR BIODIESEL CAMPURAN MINYAK JARAK PAGAR (JATROPHA CURCAS) DENGAN CRUDE PALM OIL (CPO) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciVII. ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN
VII. ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN 7.1. Analisis Teknis Alat dan Mesin Pertanian Apabila ditinjau dari aspek wilayah serta aspek sosial budaya, alat dan mesin pertanian
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN MODEL METERING DEVICE PUPUK
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN MODEL METERING DEVICE PUPUK Pengujian penjatah pupuk berjalan dengan baik, tetapi untuk campuran pupuk Urea dengan KCl kurang lancar karena pupuk lengket pada
Lebih terperinciRancang Bangun dan Evaluasi Kinerja Lapang Prototipe II Aplikator Pupuk Cair, APIC 1
Rancang Bangun dan Evaluasi Kinerja Lapang Prototipe II Aplikator Pupuk Cair, APIC 1 Desrial 2, M. Faiz Syuaib, Kusnanto, dan Ronal Heri ABSTRAK Pemupukan merupakan salah satu usaha peningkatan produksi
Lebih terperinci