VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek"

Transkripsi

1 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek Persepsi yang diberikan masyarakat terhadap pembangunan PLTMH merupakan suatu pandangan yang dapat menjadi evaluasi bagi pemerintah setempat dalam menerapkan PLTMH baik di wilayah setempat ataupun di wilayah lainnya. Persepsi masyarakat mengenai aspek lingkungan dilihat dari kebisingan dan kualitas air. Hal ini berkaitan dengan segi konservasi, karena pengadaan PLTMH secara tidak langsung akan mempengaruhi lingkungan sekitarnya dalam hal ini adalah lingkungan fisik. Setiap pembangunan berarti melakukan eksplorasi ataupun modifikasi terhadap lingkungan, sehingga akhirnya akan mempengaruhi daya dukung lingkungan. Persepsi mengenai aspek ekonomi dilihat dari penambahan penghasilan dan peningkatan sarana prasarana industri kecil. Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan PLTMH dilihat dari keberadaan kelompok dan kinerja kelompok. Sebelum memaparkan persepsi masyarakat terhadap adanya pembangunan PLTMH, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai kondisi umum masyarakat Kampung Paseban terkait dengan sebelum dan setelah adanya listrik dari PLTMH. Pembangunan PLTMH di Kampung Paseban telah memberikan perubahan bagi masyarakat yang tinggal disana. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sebanyak 42 responden (74%) menyatakan bahwa sebelum adanya PLTMH, mereka sudah mendapatkan listrik yang dihasilkan dari kincir tradisional sebanyak 41 responden dan lainnya menggunankan genset sebanyak 1 responden. Sisanya sebanyak 15 responden (26%) menyatakan bahwa mereka belum mendapatkan listrik. Responden yang belum memiliki sumber listrik hanya 45

2 mengandalkan lampu tempel yang menggunakan minyak tanah untuk penerangan di rumah mereka. Persentase kondisi responden terhadap kepemilikan sumber listrik sebelum adanya PLTMH terdapat pada Gambar 2. Tidak Ada Listrik 26% Ada Listrik 74% Sumber : Data primer, diolah (2012) Gambar 2. Kondisi Responden Mengenai Kepemilikan Sumber Listrik Sebelum Adanya PLTMH Setelah menggunakan listrik dari PLTMH, mereka sudah tidak menggunakan lampu tempel lagi. Akan tetapi, sebagian masyarakat masih tetap memasang kincir tradisional untuk dipakai ketika listrik dari PLTMH padam. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh responden (100%) menyatakan bahwa keberadaan PLTMH memberikan manfaat bagi mereka. Manfaat yang dirasakan tiap responden bervariasi. Selain penerangan, responden merasakan bahwa pengadaan PLTMH ini bermanfaat bagi mereka dalam mengakses informasi baru. Selain itu, pengadaan PLTMH juga bermanfaat dalam mempermudah pekerjaan mereka. Responden yang hanya merasakan manfaat penerangan dari listrik yang dihasilkan dari PLTMH sebanyak 26%. Sebanyak 67% responden menyatakan bahwa listrik yang dihasilkan oleh PLTMH bermanfaat untuk penerangan dan dapat menambah akses informasi baru. Sebanyak 5% responden menyatakan bahwa adanya pengadaan PLTMH ini menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk 46

3 mereka. Sisanya sebanyak 2% merasakan bahwa adanya listrik dari PLTMH mempermudah pekerjaan mereka. Adapun persepsi masyarakat mengenai manfaat yang dirasakan, dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Manfaat yang Dirasakan Responden Setelah Adanya PLTMH No. Jumlah Responden Persentase Manfaat (orang) (%) 1. Penerangan Penerangan dan Akses Informasi Baru Menciptakan Lapangan Pekerjaan Mempermudah Pekerjaan 1 2 Total Sumber: Data primer, diolah (2012) Selain adanya manfaat yang dirasakan responden, ada pula keluhan yang dirasakan responden. Seluruh responden (100%) menyatakan bahwa listrik yang berasal dari PLTMH masih mengalami gangguan, seperti voltase tidak stabil dan listrik yang tiba-tiba padam di malam hari. Sebanyak 100% responden menyatakan bahwa iuran yang dibebankan pada mereka masih terjangkau. Jika dibandingkan dengan sumber listrik sebelumnya yaitu minyak tanah, solar, maupun kincir tradisonal, maka pengeluaran responden untuk mendapat listrik dari PLTMH lebih murah. Pembuatan kincir tradisonal membutuhkan biaya sebesar Rp untuk pemasangan pertama kali, dan biaya pemeliharaan sebulan sekali sebesar Rp , biaya perbaikan 2 bulan atau 3 bulan sekali sebesar Rp untuk pembelian karet dan laher yang rusak. Volume minyak tanah yang digunakan untuk lampu tempel bervariasi setiap rumah tangga tergantung jumlah lampu yang digunakan. Rata-rata penggunaan minyak tanah setiap bulannya yaitu sebanyak 3 liter dengan harga minyak tanah di Kampung Paseban sebesar Rp per liter. Satu orang responden memakai genset untuk menghasilkan listrik di rumahnya 47

4 sebelum adanya listrik dari PLTMH. Biaya yang dikeluarkan setiap bulan yaitu sebesar Rp Kepuasan konsumen menjadi salah satu faktor penentu keberlangsungan PLTMH. Sebanyak 61% responden menyatakan bahwa kapasitas listrik yang ada saat ini sudah sesuai dengan kebutuhan mereka, sedangkan sebanyak 39% responden merasa bahwa listrik yang ada saat ini belum sesuai dengan kebutuhan mereka. Responden yang merasa bahwa kapasitas listrik yang ada sekarang ini masih kurang karena mereka menginginkan jumlah listrik yang lebih besar. Mereka ingin menggunakan alat elektronik lain seperti setrika dan rice cooker. Persepsi masyarakat mengenai kapasitas listrik dari PLTMH dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Persepsi Responden Terhadap Kapasitas Listrik PLTMH Indikator Kepuasan Jumlah Responden Persentase (orang) (%) Sesuai Tidak Sesuai Sumber: Data primer, diolah (2012) Pembangunan PLTMH di Kampung Paseban, baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kondisi lingkungan fisik yang ada di Kampung Paseban. Berdasarkan hasil yang didapat, sebanyak 75% responden menyatakan sangat setuju jika PLTMH tidak menimbulkan kebisingan bagi masyarakat. Sebanyak 25% responden menyatakan setuju jika PLTMH tidak menimbulkan kebisingan bagi masyarakat. Selain dari kebisingan, aspek lingkungan dapat pula dilihat dari segi kualitas air. Sebanyak 75% responden sangat setuju jika PLTMH tidak menyebabkan penurunan kualitas air. Responden sebanyak 18% menyatakan setuju jika PLTMH tidak menyebabkan penurunan kualitas air, dan sisanya sebanyak 7% kurang setuju jika PLTMH tidak 48

5 menyebabkan kualitas air. Persepsi masyarakat terhadap kondisi lingkungan Kampung Paseban dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Persepsi Masyarakat Terhadap Kondisi Lingkungan Kampung Paseban Setelah Adanya PLTMH No. Sub Indikator Persepsi (%) Total (%) 1. PLTMH tidak mengakibatkan kebisingan PLTMH tidak menyebabkan penurunan kualitas air Sumber: Data primer, diolah (2012) Keterangan: 1 = sangat tidak setuju; 2 = tidak setuju; 3 = kurang setuju 4 = setuju; 5 = sangat setuju Setelah melakukan perhitungan dengan skala likert, maka dapat diketahui bahwa masyarakat sangat setuju jika PLTMH tidak mengakibatkan kebisingan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai persepsi sebesar 4,75. Selain itu, masyarakat sangat setuju bahwa PLTMH tidak menyebabkan penurunan kualitas air, yang ditunjukkan dengan nilai persepsi yang diperoleh sebesar 4,68. Masyarakat menilai bahwa PLTMH merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan, karena dampak yang ditimbulkannya dapat diminimalisir bahkan tidak ada sama sekali. Aspek lain yang dapat dilihat dari adanya pembangunan PLTMH yaitu aspek ekonomi. Aspek ekonomi meliputi penambahan penghasilan dan peningkatan sarana prasarana industri kecil. Responden yang merasakan penambahan penghasilan sangat baik setelah adanya PLTMH hanya sebanyak 5%. Sebanyak 53% responden menyatakan penambahan penghasilan yang tidak baik, Mereka menginginkan dengan adanya PLTMH dapat menambah penghasilan mereka. Sebanyak 56% responden menyatakan bahwa peningkatan sarana 49

6 prasarana industri kecil setelah adanya PLTMH sudah baik sementara sebanyak 30% responden menyatakan bahwa peningkatan sarana prasarana industri kecil sangat baik. Tabel 15. Persepsi Masyarakat Terhadap Kondisi Ekonomi Kampung Paseban Setelah Adanya PLTMH No. Sub Indikator Persepsi (%) Total (%) 1. Penambahan penghasilan Peningkatan sarana prasarana industri kecil Sumber: Data primer, diolah (2012) Keterangan: 1 = sangat tidak baik; 2 = tidak baik; 3 = kurang baik 4 = baik; 5 = sangat baik Perhitungan dengan skala Likert juga dilakukan untuk mengetahui nilai persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Kampung Paseban. Dari hasil perhitungan, didapat nilai persepsi responden sebesar 2,67 yang berarti bahwa masyarakat menilai bahwa penambahan penghasilan yang kurang baik. Masyarakat menilai bahwa adanya PLTMH tidak begitu berdampak pada penghasilan yang didapat. Peningkatan sarana prasarana industri kecil dinilai baik oleh masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai persepsi responden yang diberikan yaitu sebesar 4,16. Aspek ketiga yang dapat dilihat yaitu mengenai pengelolaan PLTMH. PLTMH dikelola oleh kelompok pengguna mikrohidro. Sebanyak 54% responden menyatakan bahwa keberadaan kelompok sangat baik Sebanyak 60% responden menyatakan kinerja kelompok sudah sangat baik. Persepsi masyarakat terhadap kondisi sosial kelembagaan, dapat dilihat pada Tabel

7 Tabel 16. Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan PLTMH Ciesek No. Sub Indikator Persepsi (%) Total (%) 1. Keberadaan kelompok Kinerja kelompok Sumber: Data primer, diolah (2012) Keterangan: 1 = sangat tidak baik; 2 = tidak baik; 3 = kurang baik 4 = baik; 5 = sangat baik Perhitungan dengan skala Likert juga dilakukan untuk mengetahui nilai persepsi masyarakat terhadap pengelolaan PLTMH di Kampung Paseban. Masyarakat menilai bahwa keberadaan kelompok dan kinerja kelompok sudah sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai persepsi yang diperoleh kedua hal tersebut berada pada selang 4,2 sampai 5,0. Nilai persepsi masyarakat mengenai keberadaan kelompok yaitu 4,42. Nilai persepsi masyarakat mengenai kinerja kelompok yaitu 4, Kinerja Produksi, Distribusi, dan Sistem Pembayaran Listrik PLTMH Ciesek Kinerja Produksi PLTMH Ciesek PLTMH merupakan salah satu pembangkit listrik yang tidak menggunakan bahan bakar sebagai media pembangkitnya. PLTMH menggunakan air sebagai media pembangkitnya. Penggunaan PLTMH relatif lebih mudah dibanding dengan pembangkit listrik jenis lainnya. Secara teknis, PLTMH memiliki tiga komponen utama yaitu air sebagai sumber energi, turbin, dan generator. PLTMH Ciesek mendapatkan energi dari aliran air yang berasal dari Sungai Ciesek. PLTMH Ciesek telah beroperasi sejak bulan Januari Potensi daya yang dihasilkan yaitu sebesar 18,8 kw atau sebesar watt. Kapasitas daya listrik yang dihasilkan yaitu sebesar 11,2 kw atau sebesar watt. 51

8 Listrik yang berasal dari PLTMH dinyalakan pukul WIB dan dimatikan kembali pukul WIB. Operator bertugas dalam menyalakan turbin setiap harinya. Terkadang, listrik tiba-tiba padam di malam hari, maka operator segera menuju rumah pembangkit untuk menyalakan turbin kembali. Setiap konsumen memiliki waktu pelayanan aliran listrik yang sama dari PLTMH Ciesek yaitu selama 15 jam. PLTMH Ciesek hanya mengalirkan listrik selama 15 jam untuk menjaga kondisi mesin mikrohidro agar tidak cepat rusak. Akan tetapi, khusus pada hari minggu ataupun hari libur, listrik dialirkan selama 24 jam Distribusi Listrik PLTMH Ciesek Daya listrik yang ada telah didistribusikan pada 61 rumah warga yang terletak di Kampung Paseban. Pendistribusian listrik ini dilakukan secara bertahap. Pada bulan Januari 2012, jumlah rumah yang dialiri listrik dari PLTMH sebanyak 54 rumah, bulan Februari 2012 jumlahnya bertambah menjadi 61 rumah. Masing-masing rumah diberikan pembatas daya atau Miniatur Circuit Board (MCB) dengan kapasitas 1 ampere atau setara dengan 220 volt. Kebutuhan listrik masyarakat, khususnya pada program pelistrikan desa sangat dibatasi. Hal ini didasarkan adanya ketersediaan potensi sumber daya air, kemampuan memelihara dan membiayai penggunaan listrik, serta besaran biaya pembangunan. Penggunaan listrik dari PLTMH oleh masyarakat di Kampung Paseban umumnya hanya untuk penerangan dan televisi ataupun radio di malam hari sementara pada siang hari sebagian besar masyarakat bekerja. Penggunaan daya maksimum di Kampung Paseban sebesar 110 watt pada setiap sambungan atau rumah. Daya sebesar 110 watt digunakan untuk penerangan yang menggunakan 3 buah lampu masing-masing 15 watt sehingga 52

9 total daya untuk penerangan berjumlah 45 watt. Selain penerangan, daya yang ada digunakan untuk penggunaan alat elektronik seperti televisi dengan daya 60 watt. Penggunaan tersebut dianggap cukup untuk kebutuhan pelistrikan perdesaan pada Kampung Paseban Sistem Pembayaran PLTMH Ciesek Sistem pembayaran listrik PLTMH Ciesek ditentukan berdasarkan kesepakatan warga. Besarnya iuran PLTMH yang harus dikeluarkan responden hanya digolongkan menjadi dua kategori. Kategori I yaitu tarif listrik sebesar Rp untuk konsumen listrik yang tidak memiliki barang elektronik dan kategori II yaitu tarif listrik sebesar Rp untuk konsumen listrik yang memiliki barang elektronik seperti televisi. Pembayaran iuran listrik dilakukan setiap bulan pada tanggal 7. Penagihan iuran ini dilakukan oleh bendahara yang mendatangi setiap rumah warga. Kegiatan penagihan ini dilakukan dalam dua hari karena letak rumah yang menyebar dan sangat berjauhan. Kehadiran PLTMH Ciesek tentunya memberi keuntungan bagi masyarakat yang tinggal di Kampung Paseban. Keuntungan dari adanya PLTMH bagi masyarakat Paseban yaitu mereka tidak perlu membayar biaya pemasangan listrik. Apabila dibandingkan dengan listrik yang berasal dari PLN, untuk pemasangan baru dengan kapasitas daya terendah kelompok rumah tangga yaitu 450 VA dikenakan biaya pemasangan sebesar Rp Selain itu, keuntungan yang dirasakan masyarakat yaitu tarif listrik yang lebih murah jika dibandingan dengan listrik dari PLN. Tarif listrik per kwh dari PLTMH Ciesek yaitu sebesar Rp 582, sedangkan tarif listrik yang berasal dari 53

10 PLN rata-rata sebesar Rp 729 per kwh. Tabel 17 menunjukkan tarif listrik per kwh dari PLTMH Ciesek. Tabel 17. Tarif Listrik per kwh PLTMH Ciesek dalam Satu Bulan Jumlah Tarif listrik Layanan Daya pemakaian listrik per bulan Kategori per hari (Watt) per bulan (Rp) (Jam) (kwh) Tarif listrik per kwh (Rp) I , II , Rata-rata 582 Sumber: Data primer, diolah (2012) 6.3 Estimasi Kelayakan dan Keberlanjutan PLTMH Ciesek Pembangunan PLTMH Ciesek dilakukan pada tahun 2011 dan mulai beroperasi menghasilkan listrik pada bulan Januari PLTMH Ciesek merupakan salah satu program dari Provinsi Jawa Barat dalam bidang listrik perdesaan. Pengadaan suatu proyek harus ditinjau dari sisi kelayakan dan keberlanjutannya agar pembangunan proyek tersebut tidak sia-sia Estimasi Kelayakan PLTMH Ciesek Estimasi kelayakan PLTMH Ciesek dilakukan dengan analisis biaya dan manfaat yaitu perhitungan NPV. Identifikasi biaya dan manfaat proyek dilakukan terlebih dahulu untuk membuat cashflow. Biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan PLTMH Ciesek terdiri dari biaya investasi, biaya operasional dan pemeliharaan. Berikut ini rincian biaya PLTMH Ciesek : 1) Biaya Investasi Biaya investasi PLTMH adalah biaya yang dikeluarkan untuk membangun PLTMH. Biaya investasi terdiri dari biaya pembangunan sarana PLTMH dan biaya lain-lain. Biaya pembangunan sarana PLTMH terdiri dari biaya pekerjaan 54

11 persiapan, biaya pekerjaan sipil, biaya pekerjaan mekanikal dan elektrikal, pekerjaan jaringan distribusi, dan biaya instalasi rumah. Biaya lain-lain terdiri dari biaya untuk training operator dan buku manual. Biaya pekerjaan persiapan adalah biaya yang dikeluarkan pada tahap awal rencana pembangunan PLTMH yang terdiri dari kegiatan setting out dan bouwplank dan kegiatan mobilisasi bahan dan alat. Biaya persiapan ini mencapai Rp Biaya pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan dalam pembangunan PLTMH Ciesek. Peralatan mekanikal dan elektrikal terdiri dari turbin set, generator, panel control, ballast load, setup instalasi, aksesoris, dan transportasi pengangkutan peralatan dari Bandung ke lokasi PLTMH Ciesek. Biaya pekerjaan mekanikal dan elektrikal PLTMH Ciesek ini mencapai Rp Biaya investasi PLTMH Ciesek secara keseluruhan yaitu Rp yang hanya dikeluarkan pada tahun ke 0. Komponen biaya secara lengkap disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Komponen Biaya Investasi PLTMH Ciesek Tahun 2011 Uraian Jumlah (Rp) Pekerjaan persiapan Pekerjaan sipil Pekerjaan mekanikal dan elektrikal Pekerjaan jaringan distribusi Instalasi rumah (SRIR) Lain-lain Total Sumber: Dinas ESDM Wilayah I Cianjur (2012) 2) Biaya Operasional dan Pemeliharaan PLTMH Ciesek belum memiliki pengeluaran untuk biaya tidak tetap seperti penggantian alat yang rusak. Biaya tetap dalam operasional PLTMH 55

12 Ciesek adalah biaya per bulan untuk menggaji karyawan yang mengoperasikan dan merawat pembangkit listrik. Biaya tetap secara rinci disajikan pada Tabel 19. Tabel 19. Biaya Operasional PLTMH Ciesek Tahun 2012 Total Biaya/bulan Personil Jumlah Biaya/bulan (Rp) (Rp) Total Biaya/tahun (Rp) Ketua PLTMH Administrasi Operator Sumber: Data primer, diolah (2012) Biaya tidak tetap adalah biaya yang dialokasikan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan peralatan atau mesin PLTMH, terdiri atas pelumas, perawatan bangunan, dan perawatan jalan. Dikarenakan PLTMH Paseban masih terhitung baru dalam beroperasi dan alat-alat yang ada masih bagus, maka biaya-biaya tersebut belum dikeluarkan. Manfaat dari PLTMH berupa manfaat langsung yang diterima oleh PLTMH yang berasal dari iuran warga yang memakai listrik dari PLTMH. Besarnya iuran ditentukan berdasarkan kesepakatan warga. Iuran yang dibayarkan warga menjadi penerimaan bagi PLTMH. Total penerimaan PLTMH Ciesek yaitu Rp per tahun yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Total Penerimaan PLTMH Ciesek Tahun 2012 Jenis Tarif (Rp/bulan) Jumlah Rumah tangga Pengguna Total/bulan (Rp) Total/tahun (Rp/) Sumber: Data primer, diolah (2012) Dalam melakukan estimasi kelayakan PLTMH, diasumsikan Pembangunan PLTMH Ciesek memiliki umur ekonomis proyek selama sepuluh tahun yang didasarkan pada ketahanan alat mikrohidro. Asumsi lain yang 56

13 digunakan adalah menggunakan tingkat suku bunga sebesar 12% yang merupakan suku bunga pinjaman. Hal ini didasarkan pada kondisi apabila masyarakat Kampung Paseban tidak mendapat hibah dari pemerintah sehingga harus meminjam dana untuk membangun PLTMH. Estimasi kelayakan dilakukan dengan dua skenario, skenario I yaitu apabila biaya investasi dimasukkan sebagai komponen pengeluaran karena modal sendiri dan skenario II yaitu biaya investasi tidak dimasukkan sebagai komponen pengeluaran karena merupakan dana hibah dari pemerintah. Skenario II merupakan kondisi yang sebenarnya dari PLTMH Ciesek. Tidak semua daerah yang berpotensi dalam mengembangkan PLTMH mendapat bantuan dana dari pemerintah. Oleh karena itu, pembiayaan berasal dari modal sendiri ataupun berupa pinjaman dan akan termasuk dalam komponen biaya. Pada PLTMH Ciesek, dana yang digunakan dalam membangun PLTMH berasal dari dana hibah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp Masyarakat tidak perlu mengembalikan dana tersebut, sehingga biaya investasi tersebut tidak dimasukkan ke dalam komponen biaya PLTMH Ciesek. Biaya per tahun yang dikeluarkan oleh PLTMH Ciesek hanya berupa biaya operasional dan pemeliharaan PLTMH sebesar Rp Penerimaan per tahun yang diperoleh oleh PLTMH Ciesek sebesar Rp Perhitungan NPV dilakukan pada skenario I dan skenario II dengan asumsi penerimaan dan biaya tetap sampai akhir umur proyek. Berdasarkan perhitungan pada skenario I diperoleh NPV 1 yang bernilai negatif sebesar Rp dan perhitungan pada skenario II diperoleh NPV 2 sebesar Rp

14 NPV 1 yang bernilai negatif menunjukkan bahwa proyek pembangunan PLTMH tidak menguntungkan secara ekonomi, sementara NPV 2 menunjukkan bahwa proyek pembangunan PLTMH menguntungkan secara ekonomi. Pada skenario I menunjukkan bahwa proyek PLTMH tidak menguntungkan karena nilai investasi yang besar, sementara penerimaan relatif kecil. Agar proyek PLTMH ini dapat menguntungkan secara ekonomi, maka perlu adanya upaya dalam meningkatkan penerimaan. Upaya ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan listrik PLTMH yang belum terpakai. Salah satunya dengan membuat usaha penggilingan kopi. Usaha penggilingan kopi ini memanfaatkan aliran listrik dari PLTMH yang akan menjadi penerimaan bagi PLTMH. Selain itu, penambahan penerimaan juga dapat dilakukan dengan cara menambah konsumen listrik yang berasal dari masyarakat yang belum mendapat aliran listrik dari PLN Keberlanjutan PLTMH Ciesek Sejauh ini, belum ada rencana dari PLN untuk menyalurkan listrik ke Kampung Paseban, sehingga layanan listrik oleh PLTMH Ciesek harus berkelanjutan. Ditinjau dari aspek teknis, keberlanjutan PLTMH bergantung pada ketersediaan sumberdaya air. Oleh karena itu, kuantitas dan kualitas air di wilayah PLTMH Ciesek harus dijaga. PLTMH dan masyarakat harus sama-sama berkontribusi dalam upaya konservasi air di wilayah PLTMH Ciesek. Upaya yang dapat dilakukan masyarakat seperti tidak membuang sampah ke sungai dan tidak menebang pohon sembarangan. Upaya yang dilakukan oleh PLTMH Ciesek yaitu bekerja sama dengan Perhutani dalam melakukan penghijauan. Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat menjaga keberlanjutan PLTMH Ciesek. 58

15 Selain dari aspek teknis, keberlanjutan PLTMH Ciesek ditentukan pula dari aspek ekonomi yaitu mengenai pembiayaan PLTMH. Pembangunan PLTMH dan sistem penyaluran listrik membutuhkan biaya yang relatif besar, begitu pula dengan PLTMH Ciesek. Pembangunan PLTMH Ciesek sangat bergantung pada hibah dari pemerintah. Selain pembiayaan pembangunan PLTMH Ciesek, ada pembiayaan pengelolaan yang masih dapat tertutupi dari iuran masyarakat. PLTMH Ciesek masih tergolong baru sehingga belum ada biaya perbaikan. Akan tetapi, perlu adanya antisipasi dalam menghadapi kenaikan biaya pengeloaan. Oleh karena itu, dilakukan analisis sensitivitas untuk melihat apa yang akan terjadi terhadap hasil analisis proyek jika ada suatu perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau manfaat. Analisis sensitivitas yang dilakukan adalah perubahan terhadap biaya (biaya operasional dan pemeliharaan) dan perubahan terhadap manfaat. Analisis sensitivitas pada penelitian ini dilakukan terhadap skenario II. Perubahan biaya operasional dan pemeliharaan pada skenario II diasumsikan mengalami peningkatan sebesar 25%. Hasil perhitungan menunjukkan NPV 2 berubah menjadi Rp yang menunjukkan bahwa peningkatan biaya sebesar 25% masih tetap menguntungkan atau layak untuk dilaksanakan. Perubahan terhadap manfaat yang dilakukan adalah dengan meningkatkan jumlah konsumen listrik pada konsumen kategori II yang menggunakan daya listrik sebesar 105 watt. Peningkatan ini berdasarkan adanya sisa kapasitas listrik dari PLTMH Ciesek sebesar 6055 watt. Konsumen listrik pada kategori II diasumsikan mengalami peningkatan sebesar 58 orang sehingga totalnya menjadi 98 rumah tangga. Hasil perhitungan menunjukkan NPV sebesar Rp

16 Keberlanjutan PLTMH Ciesek sangat bergantung pada pembiayaan dari pemerintah karena biaya investasi yang digunakan untuk membangun PLTMH terlalu mahal. Masyarakat Kampung Paseban dapat secara mandiri membangun PLTMH jika biaya yang dikeluarkan disesuaikan dengan kemampuan mereka yaitu mencari peralatan mikrohidro yang lebih murah. 60

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam. Akan tetapi, sumberdaya alam yang melimpah ini belum termanfaatkan secara optimal. Salah satu sumberdaya

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA BATANG URU MERUBAH AIR MENJADI LISTRIK. Ir. Linggi. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan S A R I

KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA BATANG URU MERUBAH AIR MENJADI LISTRIK. Ir. Linggi. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan S A R I KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA BATANG URU MERUBAH AIR MENJADI LISTRIK Ir. Linggi Penerima Penghargaan Energi Prakarsa 2011 - Perorangan S A R I Linggi adalah salah seorang Penerima Penghargaan Energi Prakarsa

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI EKONOMI 4. 1 Perkiraan Total Investasi

BAB 4 STUDI EKONOMI 4. 1 Perkiraan Total Investasi BAB 4 STUDI EKONOMI 4. 1 Perkiraan Total Investasi Hasil simulasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi energi tahunan apabila turbin dinaikkan kapasitas debitnya atau jumlah turbin dilipatgandakan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA 3.1 Bendungan Gambar 3.1 Ilustrasi PLTMH cinta mekar (sumber,ibeka, 2007) PLTMH Cinta Mekar memanfaatkan aliran air irigasi dari sungai Ciasem yang berhulu di Gunung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tidak lain adalah investasi. Berbeda dengan pengertian ongkos (expenses), yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. tidak lain adalah investasi. Berbeda dengan pengertian ongkos (expenses), yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Biaya (cost) adalah segala pengeluaran yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan di masa yang akan datang. Dalam pengertian ekonomi, biaya tidak lain adalah investasi.

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA MEGAMENDUNG KECAMATAN MEGAMENDUNG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

ANALISIS EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA MEGAMENDUNG KECAMATAN MEGAMENDUNG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT ANALISIS EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA MEGAMENDUNG KECAMATAN MEGAMENDUNG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT ANGGI AYU OCTAVIANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK MASYARAKA ARAKAT MISKIN Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat Penerima Penghargaan Energi Prabawa Tahun 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menonjol adalah dalam bidang teknologi elektronika. Sebelum adanya listrik

BAB I PENDAHULUAN. yang menonjol adalah dalam bidang teknologi elektronika. Sebelum adanya listrik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting sejak adanya listrik manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, yang menonjol adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat sekarang. Baik di sektor rumah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat sekarang. Baik di sektor rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik menjadi kebutuhan primer dan memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat sekarang. Baik di sektor rumah tangga maupun sektor industri yang mengandalkan

Lebih terperinci

ton gas karbondioksida per tahun karena pembangkit tidak menggunakan bahan bakar fosil (EPA, dalam makalah kolokium 2011).

ton gas karbondioksida per tahun karena pembangkit tidak menggunakan bahan bakar fosil (EPA, dalam makalah kolokium 2011). SUMBER DAYA AIR Latar Belakang P emanfaatan aliran air sungai sebagai sumber energi di pedesaan telah menjadi alternatif ditengah keterbatasan kemampuan PLN. Diperkirakan hingga 10 tahun ke depan penyediaan

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pembangunan PLTMH di Desa Beringin Tinggi Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin Propinsi Jambi

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pembangunan PLTMH di Desa Beringin Tinggi Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin Propinsi Jambi Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pembangunan PLTMH di Desa Beringin Tinggi Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin Propinsi Jambi I. Latar Belakang KKI WARSI telah lama melakukan pemberdayaan masyarakat di

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources)

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Perbaikan PLTMH di Desa Rantau Kermas Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin Propinsi Jambi

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Perbaikan PLTMH di Desa Rantau Kermas Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin Propinsi Jambi Kerangka Acuan Kerja (KAK) Perbaikan PLTMH di Desa Rantau Kermas Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin Propinsi Jambi I. Latar Belakang KKI WARSI telah lama melakukan pemberdayaan masyarakat di sekitar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan telekomunikasi selular di Indonesia masih akan terus berkembang mengingat masih adanya area area yang mengalami blankspot atau tidak adanya layanan jaringan

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

BAB VI PENGARUH COMMUNITY RELATIONS PROGRAM PLTMH PADA PEMBENTUKAN CITRA PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN)

BAB VI PENGARUH COMMUNITY RELATIONS PROGRAM PLTMH PADA PEMBENTUKAN CITRA PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) 79 BAB VI PENGARUH COMMUNITY RELATIONS PROGRAM PLTMH PADA PEMBENTUKAN CITRA PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN).1. Analisis Hubungan Pelaksanaan Program PLTMH dengan Proses Pembentukan Citra Pelaksanaan program

Lebih terperinci

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

Tarif dan Koreksi Faktor Daya Tarif dan Koreksi Faktor Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono @uny.ac.id Tujuan: Mahasiswa dapat: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan energi listrik semakin hari semakin meningkat, baik untuk konsumsi beban skala kecil seperti rumah tangga maupun untuk skala besar seperti

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PT. Harjohn Timber Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Harjhon Timber adalah salah satu Penerima Penghargaan Energi Pratama

Lebih terperinci

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System P R O P O S A L CV. SURYA SUMUNAR adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengadaan dan penjualan energi listrik dengan menggunakan tenaga surya (matahari) sebagai sumber energi utamanya. Kami

Lebih terperinci

Dengan memasukkan nilai dari setiap alternatif diperoleh hasil grafik sebagai berikut :

Dengan memasukkan nilai dari setiap alternatif diperoleh hasil grafik sebagai berikut : 4. STUDI OPTIMASI & ANALISIS 4.1. Optimasi Tahap Pertama Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, bahwa pada area Lubuk Gadang telah ditetapkan tiga alternatif sebagai model pembangunan PLTM.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin berkembang menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan dari kebutuhan masyarakat sehari-hari seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai ribuan. Dari sekian banyak pulau tersebut belum semua pulau yang dihuni manusia dapat menikmati

Lebih terperinci

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd laksmi.sedec@gmail.com A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi kegunaan energi listrik, konversi energi listrik, transmisi energi listrik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Energi merupakan kebutuhan penting bagi manusia, khususnya energi listrik, energi listrik terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah populasi manusia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL Oleh Aditya Dewantoro P (1) Hendro Priyatman (2) Universitas Muhammadiyah Pontianak Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Tel/Fax 0561

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Hadirnya energi listrik ke dalam kehidupan manusia merupakan salah satu hal penting yang mendukung pesatnya perkembangan kemajuan kehidupan di dunia sekarang ini. Hampir setiap

Lebih terperinci

Tempat Terpencil, Aliran Air Jadi Sumber Cahaya

Tempat Terpencil, Aliran Air Jadi Sumber Cahaya Tempat Terpencil, Aliran Air Jadi Sumber Cahaya Kelurahan Batupapan sebuah desa yang berada di Kecamatan Makalele, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan merupakan daerah perbukitan nan hijau. Penduduknya

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA Diajukan oleh: FERI SETIA PUTRA D 400 100 058 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN SUPLY PLN SHS MCB 2 MCB 1 BEBAN Gambar 3.10 Panel daya (kombinasi solar home system dengan listrik PLN) BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN 4.1 ANALISA SOLAR HOME SYSTEM Analisa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP :

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP : i ii KATA PENGANTAR Buku pedoman Survei Captive Power 2015 ini disusun dalam rangka memperoleh keseragaman pemahaman dalam pengisian Daftar Captive 2015. Disamping memuat petunjuk teknis yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan akan energi hampir semua negara meningkat secara sinigfikan. Tetapi jika dilihat dari energi yang dapat dihasilkan sangat terbatas dan juga masih sangat mahal

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH. Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari

BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH. Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH 3.1 Kriteria Pemilihan Jenis Turbin Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONDISI SOSIAL EKONOMI KAMPUNG LEBAKPICUNG Kampung Lebakpicung terdiri dari sebuah rukun rukun tetangga (RT 1) yang secara administratif masuk ke dalam RW 04, Desa Hegarmanah,

Lebih terperinci

Imah Gede. Alun-alun

Imah Gede. Alun-alun LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Kampung Budaya Sindangbarang Imah Gede Girang Serat Saung Talu Alun-alun Bale Pangriungan Mus holla Sawah Belajar Menanam Padi Kolam Ikan Belajar Menangkap Ikan Keterangan Warna

Lebih terperinci

MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR

MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR Heru Husaini Mahasiswa Program Doktor Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Abstrak Setelah enam puluh dua tahun Indonesia merdeka, masih terdapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu paradigma pembangunan perdesaan yang bersifat bottom-up

I. PENDAHULUAN. Salah satu paradigma pembangunan perdesaan yang bersifat bottom-up I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu paradigma pembangunan perdesaan yang bersifat bottom-up dikenal dengan istilah pendekatan pembangunan endogen untuk pedesaan (endegoneous rural development

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melakukan segala aktivitas, kita tidak akan pernah lepas dari energi listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7 1. Setrika bertuliskan 100 W/220 V, saat digunakan elemennya putus. Jika elemen itu diperbaiki dengan kawat konstanta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Energi listrik merupakan energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari dan merupakan suatu bagian yang penting dalam menunjang kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan energi listrik di dalam kehidupan manusia saat ini sangat penting. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya kebutuhan energi listrik setiap tahunnya. Namun

Lebih terperinci

STRUKTUR HARGA PLTMH. Gery Baldi, Hasan Maksum, Charles Lambok, Hari Soekarno

STRUKTUR HARGA PLTMH. Gery Baldi, Hasan Maksum, Charles Lambok, Hari Soekarno STRUKTUR HARGA PLTMH Topik Utama Gery Baldi, Hasan Maksum, Charles Lambok, Hari Soekarno Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi h_maksum@yahoo.com

Lebih terperinci

KOMPONEN PENENTU HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BATUBARA SKALA KECIL (PLTU B-SK) Hasan Maksum dan Abdul Rivai

KOMPONEN PENENTU HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BATUBARA SKALA KECIL (PLTU B-SK) Hasan Maksum dan Abdul Rivai KOMPONEN PENENTU HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BATUBARA SKALA KECIL (PLTU B-SK) Hasan Maksum dan Abdul Rivai Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah , 2014 Rancang Bangun Simulator Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah , 2014 Rancang Bangun Simulator Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi di era modern ini terus berkembang dengan pesat. Teknologi telah menjadi bagian dari hidup manusia sejak dulu, hal ini telah

Lebih terperinci

PROWATER SEBAGAI SOLUSI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK. Johny Ivan, ST. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan

PROWATER SEBAGAI SOLUSI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK. Johny Ivan, ST. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan PROWATER SEBAGAI SOLUSI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI PERDESAAN Johny Ivan, ST Penerima Penghargaan Energi Prakarsa 2011 - Perorangan S A R I Johny Ivan adalah salah seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar fosil sebagai bahan bakar pembangkitannya. meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus-menerus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar fosil sebagai bahan bakar pembangkitannya. meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus-menerus meningkat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan energi yang tersimpan dalam arus listrik, dimana energi listrik ini sangat dibutuhkan untuk menghidupkan peralatan elektronik yang menggunakan

Lebih terperinci

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya, membutuhkan penerangan. Baik penerangan / pencahayaan alami (pada

Lebih terperinci

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KEBERLANJUTAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) PADA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN (Studi Kasus di PLTMH Cisalimar, Desa Cipeteuy, Kabupaten Sukabumi dan PLTMH Ciesek,

Lebih terperinci

Tulisan ini adalah catatan yang dapat dibagikan dari hasil pertemuan tersebut.

Tulisan ini adalah catatan yang dapat dibagikan dari hasil pertemuan tersebut. Transisi energi Indonesia untuk pencapaian target energi baru dan terbarukan dalam bauran energi primer tahun 2025: belajar dari program Energiewende di Jerman Oleh: Erina Mursanti. Ditulis September 2015.

Lebih terperinci

BAB V PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN COMMUNITY RELATIONS PROGRAM PLTMH

BAB V PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN COMMUNITY RELATIONS PROGRAM PLTMH 46 BAB V PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN COMMUNITY RELATIONS PROGRAM PLTMH Selain PLTMH, beberapa rumah tangga di Lebak Picung mendapatkan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Lebih terperinci

SUATU GAGASAN DALAM MEMACU PROGRAM KELISTRIKAN DESA DI SUMATERA UTARA BONGGAS L. TOBING

SUATU GAGASAN DALAM MEMACU PROGRAM KELISTRIKAN DESA DI SUMATERA UTARA BONGGAS L. TOBING SUATU GAGASAN DALAM MEMACU PROGRAM KELISTRIKAN DESA DI SUMATERA UTARA BONGGAS L. TOBING Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka pemerataan pembangunan

Lebih terperinci

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008 Zulhajji, Penghematan Energi Listrik Rumah Tangga dengan Metode Demand Side Management PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN METODE DEMAND SIDE MANAGEMENT (DSM) Zulhajji Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Pemakaian Beban Saat Kondisi Filter Bersih. 35PK, langsung pada sub distribution panel di area ruang serbaguna.

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Pemakaian Beban Saat Kondisi Filter Bersih. 35PK, langsung pada sub distribution panel di area ruang serbaguna. BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan hasil pengukuran dari panel saat dinyalakan AC dan hasil pengukuran tiap jam di panel untuk AC. Maka akan dilakukan analisa data untuk mengetahui seberapa besar energi yang

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda 25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK BEBAN

BAB III KARAKTERISTIK BEBAN BAB III KARAKTERISTIK BEBAN 3.1 UMUM Tujuan umum dari sistem distribusi tenaga listrik ialah mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk ke pelanggan atau beban. Dalam mendesaian sistem tersebut,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah. Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat

HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah. Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah 6.1.1 Identifikasi Biaya Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat pengelolaan sampah, kantor, kendaraan

Lebih terperinci

GALIH EKO PUTRA Dosen Pembimbing Ir. Abdullah Hidayat SA, MT

GALIH EKO PUTRA Dosen Pembimbing Ir. Abdullah Hidayat SA, MT PEMANFAATAN KEHILANGAN ENERGI PADA BANGUNAN TERJUN SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (studi kasus bangunan terjun (BT2 BT4) pada saluran primer Padi Pomahan, D.I Padi Pomahan, Desa Padi, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi kelistrikan nasional berdasarkan catatan yang ada di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral hingga akhir 2014 menunjukkan total kapasitas terpasang pembangkit

Lebih terperinci

Model Pengusahaan Listrik Berbasis Masyarakat. Program Mikro Hidro secara berkelanjutan

Model Pengusahaan Listrik Berbasis Masyarakat. Program Mikro Hidro secara berkelanjutan Model Pengusahaan Listrik Berbasis Masyarakat Program Mikro Hidro secara berkelanjutan Oleh : Suroso Yayasan Lingkungan Hidup Seloliman / Paguyuban PLTMH Kali Maron Seloliman Trawas, Mojokerto JATIM YLHS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui mutu pelayanan dan keamanan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui mutu pelayanan dan keamanan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang memiliki peranan penting dalam pembangunan negara khususnya dibidang energi

Lebih terperinci

PEMBUATAN KINCIR AIR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN PEMANFAATAN ARUS AIR SUNGAI ROKAN DI DESA RANTAU BINUANG SAKTI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

PEMBUATAN KINCIR AIR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN PEMANFAATAN ARUS AIR SUNGAI ROKAN DI DESA RANTAU BINUANG SAKTI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU Jurnal Untuk Mu negeri Vol. 1, No.2, November 2017 PEMBUATAN KINCIR AIR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN PEMANFAATAN ARUS AIR SUNGAI ROKAN DI DESA RANTAU BINUANG SAKTI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah pemadaman listrik secara bergilir yang masih saja kita rasakan di

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah pemadaman listrik secara bergilir yang masih saja kita rasakan di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan energi listrik di Indonesia masih belum mencukupi. Sebagai contoh adalah pemadaman listrik secara bergilir yang masih saja kita rasakan di berbagai wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakangi saya mengambil judul Perancangan Pembangkit Listrik

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakangi saya mengambil judul Perancangan Pembangkit Listrik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar belakangi saya mengambil judul Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Skala Kecil 100VA. Adalah untuk mengetahui bagaimana Pembangkit Listrik bersumber

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SD Kristen Satya Wacana Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/ Semester : II/ 2 Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (3 kali pertemuan) I.

Lebih terperinci

secara prinsip penggunaan energi di lingkungan hunian penduduk akan meningkat seiring dengan kepadatan rumah.

secara prinsip penggunaan energi di lingkungan hunian penduduk akan meningkat seiring dengan kepadatan rumah. Sumber penerangan utama yang digunakan oleh rumah tangga menjadi salah satu indikator kemiskinan yang digunakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik). Rumah tangga yang menggunakan sumber penerangan selain

Lebih terperinci

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono Pembangkit Listrik Tenaga Air BY : Sulistiyono Pembangkit listrik tenaga air Tenaga air bahasa Inggris: 'hydropower' adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Air merupakan sumber energi yang

Lebih terperinci

OKTOBER 2011. KONTROL DAN PROTEKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO By Dja far Sodiq

OKTOBER 2011. KONTROL DAN PROTEKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO By Dja far Sodiq OKTOBER 2011 KONTROL DAN PROTEKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO By Dja far Sodiq KLASIFIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR A. KAPASITAS MICRO-HYDRO SD 100 KW MINI-HYDRO 100 KW 1 MW SMALL-HYDRO 1

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI

TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI Irma Wirantina Kustanrika ABSTRAK Terbatasnya pasokan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan suatu kegiatan, manusia selalu memanfaatkan energi, baik yang disadari maupun tidak disadari. Namun, setiap kegiatan yang memanfaatkan energi memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, asumsi yang yang diangkat dalam penelitian serta sistematika

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penerapan dan Pemungutan Pajak Penerangan Jalan, Pajak Hotel dan. Pajak Sarang Burung Walet di Kabupaten Karawang

BAB IV PEMBAHASAN. Penerapan dan Pemungutan Pajak Penerangan Jalan, Pajak Hotel dan. Pajak Sarang Burung Walet di Kabupaten Karawang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan dan Pemungutan Pajak Penerangan Jalan, Pajak Hotel dan Pajak Sarang Burung Walet di Kabupaten Karawang IV.1.1 Penerapan dan Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Sumber penerimaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBAHASAN

BAB III METODE PEMBAHASAN BAB III METODE PEMBAHASAN 3.1. Metode Pembahasan Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini antara lain, yaitu : 1. Metode Literatur Metode literature yaitu, metode dengan mengumpulkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyediaan energi

BAB I PENDAHULUAN. Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyediaan energi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyediaan energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga air. Banyaknya sungai dan danau air

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi kelayakan pengembangan pabrik lampu neon electronic (Ne) Sukoharjo Solo. Disusun oleh : NIM. I

BAB I PENDAHULUAN. Studi kelayakan pengembangan pabrik lampu neon electronic (Ne) Sukoharjo Solo. Disusun oleh : NIM. I Studi kelayakan pengembangan pabrik lampu neon electronic (Ne) Sukoharjo Solo Disusun oleh : Nina Lutfia NIM. I0398041 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tarif Dasar Listrik (TDL) di Indonesia

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

Alat Penghemat Listrik, Optimasi Daya, Bukan Menghemat Monday, 12 March 2007

Alat Penghemat Listrik, Optimasi Daya, Bukan Menghemat Monday, 12 March 2007 Alat Penghemat Listrik, Optimasi Daya, Bukan Menghemat Monday, 12 March 2007 Semakin beratnya beban atau biaya hidup akibat naiknya harga sejumlah komponen pokok, nyatanya mampu membuka celah bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling mudah dan paling banyak digunakan masyarakat luas. Dari tahun ketahun permintaan akan energi listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip efektifitas dan efisiensi. Kebutuhan tenaga listrik di suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip efektifitas dan efisiensi. Kebutuhan tenaga listrik di suatu wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan energi listrik merupakan salah satu aspek penting dalam aktivitas manusia. Oleh karena itu, penyediaan tenaga listrik harus menjadi prioritas dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI Bambang Susilo Retno Damayanti PENDAHULUAN PERMASALAHAN Energi Lingkungan Hidup Pembangunan Pertanian Berkelanjutan PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BIOGAS Dapat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan Pada 1992 Pemerintah Indonesia mengeluarkan deregulasi sector ketenagalistrikan. Proses ini berawal dengan diterbitkannya Keputusan Presiden

Lebih terperinci

SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO UNTUK MODUL PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KONVERSI ENERGI

SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO UNTUK MODUL PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO UNTUK MODUL PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KONVERSI ENERGI Fulgensius Odi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) Naif Fuhaid 1) ABSTRAK Kebutuhan listrik bagi masyarakat masih menjadi permasalahan penting di Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA)

BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA) BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA) 2.1. Gambaran Umum AUTO 2000 adalah jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota yang manajemennya

Lebih terperinci

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal MIZZA FAHRIZA RAHMAN 4107100082 DOSEN PEMBIMBING Ir. TRIWILASWANDIO WP., M.Sc. 19610914 198701

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Salah satu kebutuhan energi yang tidak

Lebih terperinci

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Rita Prasetyowati Jurusan Pendidikan Fisika-FMIPA UNY ABSTRAK Masyarakat luas mengenal alat penghemat listrik sebagai alat yang dapat menghemat

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR

PROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR PROGRAM KERJA TAHUN 2014 2019 DINAS ENERGI SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN MISI 1 : Mengembangkan diversifikasi energi pedesaan berbasis sumber

Lebih terperinci

2015 ANALISIS KELAYAKAN PEMBUATAN PLTMH DI DESA PAKENJENG SEBAGAI DESA MANDIRI ENERGI

2015 ANALISIS KELAYAKAN PEMBUATAN PLTMH DI DESA PAKENJENG SEBAGAI DESA MANDIRI ENERGI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Saat ini teknologi sudah menjadi bagian dari hidup manusia sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari ketergantungan terhadap energi. Gerak pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari ketergantungan terhadap energi. Gerak pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia di muka bumi, sejak dari awal mulanya tidak dapat melepaskan dirinya dari ketergantungan terhadap energi. Gerak pembangunan yang sedang dilaksanakan

Lebih terperinci

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman 83 89 ISSN: 2085 1227 Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Alat Tanam Semi Mekanis Pengujian kapasitas lapang alat tanam dilakukan di laboratorium lapangan Leuwikopo pada lahan kering seluas 160 m 2 atau 0.016 ha

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014)

PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014) PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014) Kegiatan ketenagalistrikan adalah kegiatan yang melakukan pembangkitan tenaga listrik, pengoperasian jaringan transmisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Saat ini, listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Listrik dibutuhkan tidak hanya untuk penerangan, melainkan juga untuk melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peranan energi dalam pembangunan nasional sangat vital. Energi digunakan untuk mendukung pembangunan ekonomi. Walaupun memiliki sumber energi yang cukup besar, namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia di bumi ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi manusia tidak terlepas dari yang namanya listrik. Di

Lebih terperinci