BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bilangan bulat menurut Wikipedia bahasa (2012) adalah terdiri dari

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI TIPE-TIPE KESALAHAN MENJUMLAHKAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SDN 5 TELAGA KAB GORONTALO NANING ISMAIL

BAB II KAJIAN TEORI. A. Analisia Kesalahan. 1. Konsep

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. (1983:425) menyatakan bahwa penjumlahan adalah hal menjumlahkan. Glover

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pola dan struktur, perubahan dan ruang. Secara informal matematika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan

STUDI KASUS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

BILANGAN BULAT. Operasi perkalian juga bersifat tertutup pada bilangan Asli dan bilangan Cacah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Benyamin S. Bloom (dalam Siti, 2008 : 9) siswa dikatakan memahami

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

Memecahkan persamaan sederhana dengan menggunakan operasi invers

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG PADA BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS VII SMP PGRI BANYUBIRU Oleh Tulus Apriyanto ABSTRAK

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

1. Pendahuluan Siswa sangat lemah dalam geometri, khususnya dalam pemahaman ruang dan bentuk (Untung, 2008). Lemahnya pemahaman siswa tentang konsep

Paket 2 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

BAB II KAJIAN TEORITIK. mempelajari pola dari struktur, perubahan dan ruang. Adjie (2006) mengatakan bahwa matematika adalah bahasa, sebab matematika

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mengembangkan cara berfikir. Sehingga matematika sangat diperlukan baik

Sumber: Kamus Visual, 2004

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang. persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut:

BAB II KAJIAN TEORETIS. pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bilangan, (b) aljabar, (c) geometri dan pengukuran, (d) statistika dan peluang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. Setelah melakukan analisis data hasil penelitian, selanjutnya peneliti dapat

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

Mengenal Bilangan Bulat

BAB I PENDAHULUAN. mudah dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain kita tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diri pada suatu proses. Menurut Poerwadarminta ( ) peran adalah sesuatu

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu

BAB II ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat. 2010:10), mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

I. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI STATISTIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Learning Obstacle pada Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

Mengenal Bilangan Bulat

BAB V BILANGAN BULAT

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata Kunci : analisis, kesalahan, newman, soal cerita, bilangan bulat.

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM BILANGAN BULAT

BAB II KAJIAN TEORI. perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

Bagian 1 Sistem Bilangan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. baik, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa akan terwujud.

Bahan Ajar untuk Guru Kelas Kelas 5 Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat

ILMU DAN MATEMATIKA. Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, sejak berabad-abad yang lalu diperlihatkan oleh para ahli

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar

PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

A. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung Campuran Kelas III SD Muhammadiyah Wringinanom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.

Menurut Hamalik (1994) belajar merupakan suatu pertumbuhan atau perubahan dalam

JURNAL. Disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh FEBRIANI KRISTINA LANUWU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

SARANA BERFIKIR ILMIAH

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

BAB I PENDAHULUAN. This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS TIPE KESALAHAN BERDASARKAN TEORI NEWMAN PADA MATERI STATISTIKA BAGI SISWA KELAS VII C SMP KRISTEN 02 SALATIGA

matematika WAJIB Kelas X PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. PENDAHULUAN

Bilangan Bulat. A. Pengenalan Bilangan Bulat Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif.

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bilangan Bulat Bilangan bulat menurut Wikipedia bahasa (2012) adalah terdiri dari bilangan cacah yaitu 0,1,2,3, dan yang negatifnya yaitu -1,-2,-3,-4, dan seterusnya. Jadi bilangan-bilangan bulat yaitu,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4, bilanganbilangan bulat negatif yaitu,-4,-3,-2,-1 dan bilangan nol (0) yaitu bilangan yang tidak positif dan tidak pula negatif ( netral). Sedangkan bilangan-bilangan cacah adalah penggabungan bilangan-bilangan asli dengan nol (0). Hubungan antara bilangan-bilangan asli, cacah, nol, dan bulat secara singkatnya dapat disajikan sebagai berikut: Bilangan cacah Dst..-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, dst Bilangan bulat negatif bilangan bulat positif Nol (bilangan yang tidak positif dan tidak negatif) 6

7 Kumpulan bilangan-bilangan bulat yang jumlahnya sangat banyak yaitu tak terhingga dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu : 1. Kumpulan bilangan-bilangan bulat positif (bilangan asli): 1,2,3,4,5, dan seterusnya. 1. Kumpulan bilangan-bilangan bulat negative :-1,-2-3,-4,-5, dan seterusnya 2. Bilangan nol atau 0, yaitu bilangan bulat yang tidak positif dan tidak negatif. Setiap bilangan bulat mempunyai tepat satu lawan yang juga merupakan bilangan bulat. Contohnya : 3 lawannya -3 12 lawannya -12 20 lawannya -20 Dua buah bilangan bulat dikatakan saling berlawanan jika hasil penjumlahan kedua bilangan itu sama dengan nol. 2.2 Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan Bulat a. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif selalu menghasilkan bilangan positif. Contoh (1) : 1 + 5 = 6

8 0 1 2 3 4 5 6 7 b. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif selalu menghasilkan bilangan bulat negatif. Contoh (2): -3 + (-2) = -5-5 -4-3 2-1 0 c. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif akan menghasilkan bilangan bulat negatif, jika angka bilangan bulat negatif lebih besar dari pada angka bilangan bulat positif. Contoh (3) 2 + (-5) = -3-3 -2-1 0 1 2 3

9 Sebuah bilangan bulat dapat ditunjukkan dengan diagram panah pada garis bilangan yang mempunyai panjang dan arah. Panjang diagram panah menunjukkan banyaknya satuan, sedangkan arahnya menunjukkan positif atau negative. Jika diagram panah menuju kearah kanan, maka anak panah tersebut menunjukkan bilangan positif. Jika diagram panah menuju ke kiri, maka anak panah tersebut menunjukkan bilangan bulat negatif. Menunjukkan bilangan positif 7-3 -2-1 0 1 2 3 4 5 6 7 Menunjukkan bilangan negatif -7-7 -6-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5 2.3 Sifat-sifat Operasi Penjumlahan 1. Sifat Tertutup Pada penjumlahan bilangan bulat, selalu menghasilkan bilangan bulat juga. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut. Untuk setiap bilangan bulat a dan b berlaku a + b + c dengan c juga bilangan bulat.

10 2. Sifat Pertukaran Dalam operasi penjumlahan untuk setiap bilangan bulat a dan b berlaku a + b = b + a. Contoh : 8 + 2 = 10 dan 2 + 8 = 10 3 + (-9) = -6 dan -9 + 3 = -6-2 + 7 = 5 dan 7 + (-2) = 5-5 + (-4) = -9 dan -4 + (-5) = -9, dan seterusnya 3. Sifat Pengelompokkan Dalam operasi penjumlahan bentuk setiap a, b, dan c bilangan-bilangan bulat berlaku (a + b) + c = a + (b + c). Contoh : Apakah (9 + (-5) + (-2) = a) = (9 + (-5) + (-2) = 4 + (-2) = 2 b) = 9 + (-5) + (-2) = 9 + (-7) = 2 4. Sifat bilangan nol Untuk menjelaskan konsep dari sifat bilangan 0, dapat dilakukan dengan penjumlahan sembarang bilangan dengan 0. Misalnya 5 + 0 =, 2 + 0 =

11 Kesimpulannya bahwa setiap bilangan bulat ditambah dengan nol sama dengan dirinya sendiri. Hal ini dapat pula diperlihatkan dengan garis bilangan.dengan demikian, Nol merupakan unsur satuan (identitas) dalam bilangan bulat untuk operasi penjumlahan. 5. Sifat Invers Untuk setiap bilangan bulat a, ada bilangan bulat b sehingga a + b = b + a = 0. Bilangan b ini disebut invers atau lawan dari a biasanya dinyatakan dengan lambang a. 6. Sifat Ketertambahan Jika a, b, c bilangan-bilangan bulat, dan a = b, maka a + c = b + c 7. Sifat Kanselasi Jika a, b, c bilangan-bilangan bulat, dan a + c = b + c, maka a = b. 2.4 Hakekat Kesalahan Menjumlahkan Bilangan Bulat Kesalahan menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (2007:982) berasal dari kata dasar salah yang artinya tidak benar, tidak betul atau keliru. Menurut Sukirman, kesalahan merupakan penyimpangan terhadap hal yang benar yang sifatnya sistematis, konsisten, maupun insedental pada daerah tertentu. Kesalahan siswa perlu adanya deskripsi untuk mengetahui kesalahan apa saja yang banyak dilakukan dan mengapa kesalahan tersebut dilakukan siswa. Melalui deskripsi kesalahan akan diperoleh bentuk dan penyebab kesalahan siswa, sehingga akan mendapatkan gambaran yang jelas dan rinci atas tipe-tipe kesalahan siswa dalam menyelesaikan penjumlahan bilangan bulat

12 Menurut Sukirman (jurnal online 2011:21), kesalahan merupakan penyimpangan terhadap hal yang benar yang sifatnya sistematis, konsisten, maupun insedental pada daerah tertentu. Sedangkan (Rahmat Basuki, 2006:21), kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal adalah kesalahan konsep, kesalahan operasi dan kesalahan ceroboh, dengan kesalahan dominan adalah kesalahan konsep. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesalahan adalah suatu penyimpangan terhadap jawaban yang sebenarnya yang bersifat sistematis. Hufeisen dan Neuner (2003:105) menjelaskan kesalahan-kesalahan siswa ini bisa terjadi dikarenakan beberapa hal diantaranya karena konsep, konsepsi, prakonsepsi dan miskonsepsi (http://repository.library.uksw.edu/). 1.Konsep Menurut Ausubel (1978:105) bahwa konsep adalah benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi, atau ciri-ciri yang memiliki ciri-ciri khas dan yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol. (http://repository.library.uksw.edu/). Jadi konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berpikir (bahasa adalah alat berpikir). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah suatu objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama, ide atau gagasan yang dibentuk berdasarkan pengalaman manusia untuk mempermudah komunikasi dan memungkinkan manusia berpikir sesuai dengan peristiwa dan fakta.

13 2. Konsepsi Dalam (http://repository.library.uksw.edu/) konsepsi berasal dari kata to conceive yang artinya menerima. Konsepsi seseorang berbeda dengan konsepsi orang lain. Setiap siswa sebelum memasuki pelajaran ternyata siswa sudah mempunyai konsepsi atau teori mengenai konsep-konsep matematika melalui pengalaman dan pengetahuan konsepsi. Konsepsi disini bisa benar dan juga bisa salah. Jika konsepsi siswa terhadap sesuatu konsep sama dengan konsepsi para ilmuan, dikatakan siswa tersebut mempunyai konsepsi yang benar. Jika konsepsi siswa terhadap suatu konsep berbeda dengan konsep para ilmuan, dikatakan siswa mengalami miskonsepsi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsepsi adalah konsep yang dimiliki seseorang melalui pemikiran dan penalaran sendiri, konsep tersebut bisa salah dan juga bisa benar. 3. Prakonsepsi Prakonsepsi adalah konsepsi yang sudah tertanam dalam diri siswa. Sebelum mengikuti proses pembelajaran formal di sekolah, seorang siswa telah membawa konsep tertentu yang mereka kembangkan dalam pengalaman hidup mereka sebelumnya. sebelumnya. Pengetahuan awal atau prakonsepsi ini kita sebut skema yang bisa diartikan suatu struktur mental atau kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkingan sekitarnya. Jika prakonsepsinya tidak benar atau disebut miskonsepsi, maka prakonsepsi tersebut menjadi penghalang utama bagi siswa dalam belajar. Prakonsepsi yang salah perlu diatasi sehingga pemahaman siswa yang bersangkutan berubah menjadi benar. Untuk mengatasi hal ini guru perlu menciptakan kondisi belajar yang

14 kondusif. Salah satu langkanhya adalah mengetahui konsepsi awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran. (http://repository.library.uksw.edu/). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan prakonsepsi adalah konsep awal seseorang sebelum pembelajaran berlangsung atau tentang suatu objek. 4. Miskonsepsi Miskonsepsi atau salah konsep pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian yang diterima para pakar dalam bidangnya, misalkan di dalam bidang matematika apabila konsep tidak sesuai dengan pengertian dalam matematika maka terjadi miskonsepsi atau salah konsep. Miskonsepsi juga dapat diartikan suatu pengertian yang tidak akurat tentang konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah tentang penerapan konsep, pemaknaan konsep yang berbeda dan hubungan konsep yang tidak benar. Berdasarkan uraian diatas miskonsepsi adalah konsep yang tidak sesuai atau tidak diterima oleh para ilmuan, dan miskonsepsi bisa terjadi pada guru, siswa, buku, kontek dan cara mengajar.

15 2.5 Tipe - Tipe Kesalahan Menurut Baradja (1981:12) kesalahan adalah penyimpanganpenyimpangan yang sifatnya sistematis, konsisten dan menggambarkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan garis bilangan. Tipe-tipe kesalahan menurut Newman (dalam http://repository.library.uksw.edu/handle/) adalah sebagai berikut: 1. Corelles error, yaitu kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat. Dalam menyelesaikan soal metematika sering dijumpai kesalahan dalam proses penyelesaian. Kesalahan kesalahan siswa dalam menyelesikan soal-soal matematika adalah tidak menguasai bahasa contohnya siswa tidak paham dengan pertanyaan dalam soal matematika, tidak memahami arti kata, tidak menguasai konsep dan kurang menguasai tehnik berhitung. 2. Weakness in process, skill yaitu kesalahan dalam keterampilan proses. Siswa dalam menggunakan kaidah atau aturan sudah benar, tetapi melakukan kesalahan dalam melakukan penghitungan atau komputasi. 3. Reading comprehension difficulaty, yaitu kesalahan memahami soal. Siswa sebenarnya sudah dapat memahami soal, tetapi belum menangkap informasi yang terkandung dalam pertanyaan, sehingga siswa tidak dapat memproses lebih lanjut solusi dari permasalahan. 4. Transform errors, yaitu kesalahan trasformasi. Siswa gagal dalam memahami soal-soal untuk diubah kedalam kalimat matematika yang benar.

16 5. Enconding errors, yaitu kesalahan dalam mengunakan notasi dalam hal ini siswa melakukan kesalahan dalam menggunakan notasi yang benar, didalam mengerjakan siswa menggunakan notasi yang salah. 6. Reading errors, yaitu kesalahan membaca. Siswa melakukan kesalahan dalam membaca kata-kata penting dalam pertanyaan atau siswa salah dalam membaca informasi utama, sehingga siswa tidak menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan soal. Berdasarkan tipe-tipe kesalahan yang telah diuraikan di atas, dalam penelitian ini hanya akan berfokus pada tiga tipe kesalahan yaitu (1) Corelles error, yaitu kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat, (2) Weakness inprocess, yaitu kesalahan dalam keterampilan proses dan (3) Enconding error, yaitu kesalahan dalam menggunakan notasi. Tipe kesalahan corelles error, yaitu kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat, Weakness in process, yaitu kesalahan dalam keterampilan proses dan Enconding error, yaitu kesalahan dalam menggunakan notasi di gunakan oleh peliti dalam penelitian ini karena ketiga kesalahan sesuai dengan karakteristik siswa SD. Tahap berpikir siswa SD masih mengalami perkembangan dalam tingkat berpikirnya. Ini karena tahap berpikir mereka masih belum formal, sehingga ketiga tipe kesalahan ini paling tepat untuk dipakai dalam penelitian ini.

17 2.6 Kajian Penelitian Yang Relevan Dalam penelitian Nazil Ghofur (2011) berjudul Pemanfaatan Media Garis Bilangan Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas V SD Negeri Seling Kecamatan Karangsembung Kabupaten Kebumen. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus 1, siswa yang mengalami ketuntasan belajar meningkat, dari 6 siswa atau (30%) menjadi 15 siswa atau (75%) dan siswa yang aktif dari 7 siswa atau (35%) menjadi 15 siswa atau (75%). Siklus II 19 siswa tuntas belajar atau (90%) dan keaktifan meningkat menjadi 20 siswa atau (100%). Dengan demikian, dapat disimpulkan penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian yang dilakukan Nazil Ghofur yaitu mengkaji tentang Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan Bulat.