BAB II KAJIAN PUSTAKA. diri pada suatu proses. Menurut Poerwadarminta ( ) peran adalah sesuatu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. diri pada suatu proses. Menurut Poerwadarminta ( ) peran adalah sesuatu"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Peranan Media Himpunan Pengertian Peranan Peran adalah perilaku atau lembaga yang punya arti penting bagi struktur sosial. Dalam hal ini maka, kata peranan lebih banyak mengacu pada penyesuaian diri pada suatu proses. Menurut Poerwadarminta ( ) peran adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama (dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa). Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peran adalah tugas yang menjadi tanggung jawab seseorang melaksanakan sesuatu. Peran yang dimaksud adalah peran media himpunan dalam meningkatkan kemampuan mengurang bilangan cacah pada siswa kelas I SDN 2 Suwawa Pengertian Media Himpunan Sebelum membahas tentang media himpunan, terlebih dahulu perlu dipahami tentang hakikat media. Menurut Djamarah dan Zain (2010:120) bahwa kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Sedangkan Ibrahim dan Syaodih (2010:112) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Hal serupa juga dikemukakan oleh Rahardi

2 (2003:9) Istilah media sendiri jika dilihat dari pendekatan etimologisnya, berasal dari bahasa latin yang merupakan jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Menurut Hamid (2012:151) media pembelajaran menjadi alat yang benarbenar memberikan manfaat kepada anak didik, maka alat bantu atau media tersebut haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Media atau alat bantu pendidikan harus menarik perhatian para anak didik agar mereka mampu memfokuskan diri pada pesan yang akan disampaikan oleh media atau alat benatu tersebut. 2. Media atau alat bantu harus mampu membangkitkan minat siswa agar bisa mengikuti materi yang disampaikan dengan baik. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu dalam mengajar yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. untuk itu siswa dapat termotivasi untuk lebih giat belajar. Namun tidak semua media pembelajaran cocok untuk diterapkan pada semua kondisi dan materi yang akan diberikan. Oleh karena itu, pemilihan media yang tepat untuk mata pelajaran tertentu menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, penulis memilih media himpunan sebagai alternatif dalam meningkatkan kemampuan mengurangkan bilangan cacah.

3 Menurut Shamsudin (2007:48) media himpunan adalah media kumpulan atau kelompok benda, barang, atau bilangan. Prihandoko (2005:83-92) menyatakan bahwa seandainya media himpunan didefinisikan sebagai kumpulan dari obyek-obyek tertentu, maka akan timbul pertanyaan tentang apa pengertian dari kata kumpulan dalam definisi ini. Kemudian seandainya kumpulan didefinisikan sebagai "sebuah kesatuan dari benda-benda", maka akan timbul pertanyaan tentang apa pengertian dari kata kesatuan dalam definisi ini. Demikian seterusnya pertanyaan berantai ini tidak akan berhenti, atau kalau tidak memaksa kita untuk mengulang kata-kata dalam definisi sebelumnya. Oleh karenanya dalam pengertian ini, pengertian himpunan tidak akan didefinisikan, tetapi akan diidentifikasi dengan menampilkan beberapa karakteristik yang berhubungan dengannya. Beberapa hal yang berkaitan dengan media himpunan menurut Prihandoko (2005:83-84)dapat disebutkan sebagai berikut. 1. Sebuah himpunan S tersusun atas elemen-elemen, dan jika a merupakan salah satu elemennya, maka dapat dinotasikan a ϵ S. 2. Ada tepat satu himpunan yang tidak memiliki elemen, yang disebut sebagai himpunan kosong, dan simbolnya adalah ϕ. 3. Sebuah himpunan dapat dinyatakan dengan menyebutkan sifat-sifatnya, atau dengan mendaftar elemen-elemennya. 4. Dalam matematika sebuah himpunan didefinisikan dengan tegas, artinya secara definitif dapat dinyatakan apakah suatu obyek merupakan elemen atau bukan elemen dari himpunan tersebut.

4 Beradasrkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media himpunan adalah media berupa kumpulan benda-benda yang dapat dihitung atau (dibilang) Langkah-langkah Media Himpunan Langkah-langkah dasar implementasi media himpunan yang diajukan ST. Cloud State University (dalam Hamid 2012: ) adalah sebagai berikut: 1. Mengulas tujuan-tujuan, sasaran-sasaran audiensi, dan strategi pengajaran. 2. Menentukan medium terbaik bagi komponen pelajaran. 3. Mencari dan mengulas bahan-bahan atau media yang ada. 4. Mengadaptasi media atau bahan-bahan yang ada jika diperlukan. 5. Jika media atau materialnya adalah media atau material yang baru, maka terlebih dahulu harus dilakukan hal-hal sebagai berikut: a) Menentukan format, teks, visual, dan semacamnya; b) Draft bahan dan media yang digunakan Kelebihan dan Kekurangan Media Himpunan Menurut Novalina (2012:17) bahwa penggunaan media himpunan mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: 1. Alat bantu paling penting untuk berlatih dan memperkuat kemampuan mengenali bilangan. 2. Dapat mengembangkan pembelajaran interaktif. 3. Dapat digunakan untuk pengenalan konsep dan pemahaman konsep. 4. Menambahkan keterampilan siswa mendalami atau memahami suatu topik tertentu. 5. Membuat variasi sendiri dalam pembelajaran matematika agar tidak membosankan.

5 Sedangkan kekurangan media himpunan adalah sebagai berikut: a) Menampilkan indera mata. b) Ukurannya terbatas hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa. c) Gambar di interpretasikan secara personal dan subjektif. d) Gambar disajikan dalam ukurang yang sangat kecil sehingga sangat kecil dalam pembelajaran. Dengan demikian media himpunan merupakan salah satu teknik media pembelajaran yang efektif karena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu melalui pengelompokkan benda atau bilangan yang memiliki kelebiohan dan kekurangan. 2.2 Pengertian Bilangan Cacah Menurut Subarinah (2006: 27) bahwa sebelum menginjak bangku sekolah sebenarnya anak-anak sudah mengenal bilangan cacah, walaupun belum paham akan makna bilangan cacah itu sendiri. Dari orang tuanya anak-anak biasanya sudah dapat menyebutkan bilangan dari satu sampai sepuluh secara urut. Tugas guru adalah memberikan makna tentang bilangan cacah dengan menggunakan kemampuan awal yang telah dimiliki oleh anak tersebut. Hal ini dapat dimulai dengan mengelompokkan anak-anak tersebut menjadi kelompok laki-laki dan wanita. Kelompok laki-laki dan wanita tersebut kemudian dipecah-pecah lagi. Kemudian anak-anak diminta menghitung banyaknya anggota kelompok masingmasing dengan membilang. Kegiatan tersebut diulang-ulang dan guru menekankan bahwa banyaknya (cacah) anggota suatu kelompok (himpunan) dinyatakan sebagai bilangan cacah.

6 Bilangan cacah merupakan bilangan yang paling dini dikenal oleh anak. Ketika anak-anak menginjak bangku sekolah, mereka sudah mengenal lambang dan bagaimana membunyikan suatu bilangan cacah. Menurut Arita dan Iskandar (2006: 61) bahwa bilangan cacah dapat didefinisikan sebagai bilangan yang akan digunakan untuk menyatakan cacah anggota atau kardinalitas suatu himpunan. Jika suatu himpunan yang karena alasan tertentu tidak mempunyai anggota sama sekali, maka cacah anggota himpunan itu dinayatakan dengan nol dan dinyatakan dengan lambang 0. Jika anggota dari suatu himpunan hanya terdiri atas satu anggota saja, maka cacah anggota himpunan tersebut adalah satu dan dinyatakan dengan lambang 1. Demikian seterusnya, sehingga bilangan hasil pencacahan himpunan yang dinyatakan dengan lambang adalah: 0, 1, 2, 3,4 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, (Tanda hendaknya diartikan sebagai dan seterusnya ) bilanganbilangan inilah yang disebut bilangan cacah. 2.3 Pengertian Pengurangan Menurut Arita dan Iskandar (2006:92) bahwa pengurangan bilangan cacah b dari bilangan cacah a ditulis a-b menghasilkan suatu bilangan cacah c, jika dan hanya jika c + b = a Contoh: a = 11, sebab = 16 b. 8 2 = 6, sebab = 8 c = 20, sebab = 20

7 Bentuk a b dibaca selisih a dengan b, a dikurangi b atau pengurangan b dari a. dalam menggambarkan pengurangan dapat ditunjukkan dengan garis bilangan. Pada pengurangan dua bilangan cacah tidak selalu memperoleh hasil. Contoh: = Pada pengurangan dua bilangan cacah tidak memperoleh hasil. Karena tidak ada bilangan cacah yang jika ditambah dengan 5 menghasilkan 3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada bilangan cacah tertutup terhadap operasi pengurangan. 2. Isilah tempat yang kososng sehingga diperoleh kalimat yang benar. 8 2 = Penyelesaian: 8 2 = 6 3. Ibu memiliki 10 biji kue, setelah dimakan tiga 3 biji, berapakah sisanya? Penyelesaian : Kalimat pengurangannya adalah 10 3 = n, maka n = 7. Dengan demikian, siswa kue adalah 7 biji. Menurut Hardini dan Puspitasari (2012 :159) pelajaran matematika matematikan perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif serta bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi

8 untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. 2.4 Hakikat Meningkatkan Kemampuan Mengurang Bilangan Cacah Berkaitan dengan pengertian bilangan bulat menurut Rahim, dkk (2011:171) adalah: Bilangan bulat merupakan perluasan dari bilangan cacah, guna menjawab permasalahan-permasalahan yang tidak terjawab pada bilangan cacah. Sebagai contoh adalah 5 7 tidak ada jawaban untuk mencari penyelesaian masalah pada himpunan bilangan cacah maka perlu adanya perluasan pada himpunan bilangan bulat. Menurut Prastiti (2009:2) bahwa untuk memiliki pengetahuan tentang pengurangan bilangan cacah, siswa dapat mempelajarinya secara mendalam dan bermakna, artinya siswa mempelajari materi pengurangan bilangan cacah disesuaikan dengan kemampuan berpikirnya dan siswa mengerti dengan benar materi yang dipelajari hingga dapat mengaplikasikan dalam menyelesaikan masalah. Apabila siswa-siswa mempelajari materi pengurangan bilangan cacah tidak dengan mendalam dan bermakna, dan hanya secara hafalan tentunya tidak akan dapat memperoleh pengertian terhadap ide-ide matematika yang dipelajarinya. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengurangkan bilangan cacah merupakan bentuk perluasan dari bilangan bulat. Artinya bilangan bulat merupakan contoh bilangan yang lebih lengkap dari bilangan cacah. Berbagai permasalahan matematika yang tidak bisa diselesaikan dengan penggunaan bilangan cacah dapat diatasi dengan adanya bilangan bulat.

9 2.5 Peranan Media Himpunan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengurang Bilangan Cacah Sudjana (2005:15) menyatakan bahwa peran media himpunan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Sedangkan menurut Amalik (dalam Arsyad, 2002:56) mengemukan bahwa pemakaian media himpunan dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologi terhadap siswa. Adapun peran media himpunan menurut Shamsudin (2007:49) dalam meningkatkan kemampuan mengurang bilangan cacah adalah sebagai berikut: 1) Menambah kegiatan belajar siswa dalam mempelajari pengurangan bilangan cacah. 2) Membantu anak dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengurangan bilangan cacah melalui kumpulan bilanganbilangan bulat. 3) Menjadikan anak lebih kreatif dalam mengurangkan bilangan cacah dengan media himpunan. 4) Memberikan alasan yang sewajarnya untuk belajar dengan membangkitkan minat, motivasi mengerjakan tugas dengan sendiri dan turut serta dalam keaktifan-keaktifan di kelas. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa peran media himpunan adalah untuk membantu siswa dalam mengurangkan bilangan cacah sehingga mencapai hasil kemampuan yang optimal.

10 2.6 Penerapan Media Himpunan dalam Pembelajaran Mengurang Bilangan Cacah Adapun penerapan media himpunan dalam mengurangkan bilangan cacah Rahardi (2003:10) adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan media himpunan 2. Menempelkan media himpunan di papan tulis 3. Menjelaskan materi secara singkat tentang pengurangan bilangan cacah dengan menggunakan media himpunan yang ada di papan tulis seperti dibawah ini: diambil 4 bola 13-4 = 9 Maka ( 6 + 7) 4 = 13 4 = 9 4. Siswa menyebutkan isi media himpunan 5. Siswa diajak ke depan kelas mengerjakan tugas pengurangan bilangan cacah sesuai contoh. 6. Membagikan tugas pengurangan bilangan cacah yang berisi media himpunan 7. Siswa melaporkan hasil kerjanya. 8. Mengadakan refleksi. 9. Kesimpulan. 10. Evaluasi 2.7 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan yang ada kaitanyya dengan penggunaan media himpunan sudah pernah dilakukan. Salah satunya oleh Rio Namba tahun 2005

11 dengan jduul Penerapan Media Himpunan Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pengurangan Bilangan Cacah di SDN Inpres Toropot salah seorang mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uviversitas Negeri Manado, Tahun 2005 Berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Hasil tes siswa pada siklus I mencapai skor rata-rata 70,11% dan siswa yang mencapai ketuntasan belajar mencapai 45,70 % dengan 11, 45% di interpretasikan memiliki kemampuan buruk. Hasil tes siklus II mengalami peningkatan dibidang dengan skor rata-rata pada siklus I. Skor ratarata pada siklus II mencapai 76,17 %. Peningkatan juga dapat dilihat dari rata-rata yang dinormalisasikan mencapai 0.20 dengan interpetasi rendah. Hal ini disebabkan siswa masih kurang mahir dalam melakukan pengurangan, dan masih kurang teliti dalam mengerjakan soal. Ditinjau dari ketuntasan belajar siswa, siswa yang mencapai ketuntasan belajar naik dari 54, 29% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II.

12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika terbentuk sebagai hasil observasi dan pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran sistematis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media sebagai alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. Media sebagai alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan media pembelajaran sangat penting bagi keberhasilan pembelajaran. Media sebagai alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat

BAB II KAJIAN TEORETIS. pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Alat Peraga a. Pengertian Alat Peraga Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar Pengertian matematika pada dasarnya tidak dapat ditentukan secara pasti, hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pemahaman Konsep Sudut a. Pengertian Pemahaman Dalam uraian ini penulis akan mengulas pengertian pemahaman dalam kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika memiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22). Sedangkan menurut Horwart

Lebih terperinci

Suwarni 42. Kata Kunci: pembelajaran matematika, media manik-manik. 42 Guru Kelas IV SDN Tanggul Wetan 02 Jember

Suwarni 42. Kata Kunci: pembelajaran matematika, media manik-manik. 42 Guru Kelas IV SDN Tanggul Wetan 02 Jember MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MEDIA MANIK MANIK PADA SISWA KELAS IV SDN TANGGUL WETAN 02 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KECAMATAN TANGGUL JEMBER

Lebih terperinci

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media dalam Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti Istilah media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakter Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V semester I SD Negeri 1 Tlogorejo Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di antara jenjang pendidikan, pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas- kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas- kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas- kualitas sumber daya manusia dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari taman kanakkanak sampai perguruan

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Arif Wahyudi 1, Suhartono 2, Ngatman 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret 2, 3 Dosen PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam referensi kriteria yang efektif atau penampilan terbaik dalam pekerjaan pada

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam referensi kriteria yang efektif atau penampilan terbaik dalam pekerjaan pada 2.1 Kajian Teoritis BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.1 Hakikat Kemampuan 2.1.1.1 Definisi Kemampuan Kemampuan merupakan tenaga untuk melakukan suatu perbuatan (Chaplin dalam Maryana, 2012:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk paragraf deduktif dan induktif belum ada. Penelitian yang digunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk paragraf deduktif dan induktif belum ada. Penelitian yang digunakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang menulis paragraf telah dilakukan sebelumnya. Namun untuk paragraf deduktif dan induktif belum ada. Penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

HIMPUNAN MEMBAHAS TENTANG:

HIMPUNAN MEMBAHAS TENTANG: Modul ke: HIMPUNAN MEMBAHAS TENTANG: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN HIMPUNAN, PENYAJIAN HIMPUNAN, HIMPUNAN UNIVERSAL DAN HIMPUNAN KOSONG, OPERASI HIMPUNAN,

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Model Number Head Together berbantuan Papan Bilangan.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Model Number Head Together berbantuan Papan Bilangan. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Model Number Head Together berbantuan Papan Bilangan Satumah SDN Sampangagung II Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto Email: satumahmoxer@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran Matematika Istilah matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein yang artinya mempelajari. Mungkin juga kata itu erat hubungannya dengan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting yang diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT 8 BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT A. Metode Kerja Kelompok Salah satu upaya yang ditempuh guru untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif

Lebih terperinci

Ahmad Nurhayatna 35. Kata Kunci :Meningkatkan, Aktivitas, Hasil Belajar, Media Gambar Balok Pecahan

Ahmad Nurhayatna 35. Kata Kunci :Meningkatkan, Aktivitas, Hasil Belajar, Media Gambar Balok Pecahan MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BALOK PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN DARUNGAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Pembelajaran Matematika a. Pembelajaran Matematika di SD Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengertian terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya. 1 Dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. pengertian terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya. 1 Dalam belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat dari proses pembelajaran adalah belajar, salah satunya belajar matematika. Matematika adalah suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis, berjenjang

Lebih terperinci

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.3, April 2015, hal ISSN:

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.3, April 2015, hal ISSN: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERANGKA MANUSIA MELALUI MEDIA KERANGKA MANUSIA DAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS IV SDN LAMPEUNEURUT ACEH BESAR Humaira, Sardinah, M. Nasir Yusuf (Dosen Program

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Desi Kristin Lumban Gaol dan Makmur Sirait Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI 1 Oleh: Sri Mulyati SDN Kalisari 1 Kecamatan Sayung Kabuapaten Demak ABSTRAK

Lebih terperinci

Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com

Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA MANIK-MANIK PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SEMESTER 2 SD NEGERI 05 PEGIRINGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Pengurangan Bilangan Pecahan 2.1.1 Pengertian Pecahan Menurut Sugiarto, (2006:36), pecahan adalah suatu bilangan cacah yang digunakan untuk menyatakan banyaknya anggota

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan

Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan Indah, Akina, dan Anggaini Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah ada salah satu mata pelajaran pokok yang wajib dipelajari oleh siswa yaitu matematika. Matematika merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Hakikat Membaca Pada hakikatnya membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu dasar yang memiliki nilai esesensial dalam kehidupan sehari-sehari. Matematika berhubungan dengan ide-ide atau konsep abstrak yang tersusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan. Menurut Sutawijaya bahwa matematika mengkaji

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan. Menurut Sutawijaya bahwa matematika mengkaji BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang mempunyai peran penting dalam pendidikan. Menurut Sutawijaya bahwa matematika mengkaji benda abstrak (benda

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN ANTARMAKHLUK HIDUP

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN ANTARMAKHLUK HIDUP Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN ANTARMAKHLUK HIDUP Ahmad Fujiyanto 1, Asep Kurnia Jayadinata 2, Dadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu titik berat pembangunan nasional Indonesia adalah pendidikan. Hal ini didasari pemikiran bahwa pendidikan merupakan penunjuk arah atau pembimbing

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL Oleh : ENGRIPIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Proses perkembangan suatu bangsa disegala bidang sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar matematika bukan sekedar mengenal angka dan menghafalnya namun bagaimana memahami matematika. Sehingga peserta didik dapat memiliki bekal dengan kemampuan berpikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan. Guru seyogyanya menguasai kemampuan mengajarkan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari hari. Matematika mempengaruhi aspek dalam kehidupan bersosial, seperti halnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu cara yang. ditempuh agar tujuan tersebut dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu cara yang. ditempuh agar tujuan tersebut dapat tercapai. A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN Salah satu isi tujuan nasional Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat adalah mencerdaskan kehidupan bangsa (Rustopo, 2005: 3). Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menulis Menurut Nurgiyantoro (2001:191) bahwa menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola berbahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan.

Lebih terperinci

A. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

A. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD 8 BAB II KAJIAN TEORI A. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD 1. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD Belajar matematika merupakan konsep-konsep dan struktur abstrak yang terdapat dalam matematika serta mencari

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 1 Mualif Siswanto *) mualifsiswanto@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah memegang peranan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan berhitung pada operasi penjumlahan dan pengurangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan berhitung pada operasi penjumlahan dan pengurangan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan berhitung pada operasi penjumlahan dan pengurangan 1. Pengertian Keterampilan Berhitung Siswa Menurut kamus besar bahasa Indonesia, keterampilan berasal dari kata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan wajib untuk dilaksanakan oleh semua anak di Indonesia. Oleh sebab itu pemerintah mewajibkan setiap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Benyamin S. Bloom (dalam Siti, 2008 : 9) siswa dikatakan memahami

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Benyamin S. Bloom (dalam Siti, 2008 : 9) siswa dikatakan memahami 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman Konsep Menurut Benyamin S. Bloom (dalam Siti, 2008 : 9) siswa dikatakan memahami sesuatu apabila siswa tersebut mengerti tentang sesuatu itu tetapi tahap mengertinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran di kelas pada hakikatnya adalah proses komunikasi, baik komunikasi antara siswa dengan guru, komunikasi antar siswa, atau bahkan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertama bagi siswa untuk mempelajari kecakapan seperti: menulis, membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. pertama bagi siswa untuk mempelajari kecakapan seperti: menulis, membaca, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah dasar (SD) pada umumnya merupakan lembaga pendidikan pertama bagi siswa untuk mempelajari kecakapan seperti: menulis, membaca, dan menghitung. Kecapakan ini

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELAS B1 PAUD SRIKANDI DI KABUPATEN KEPAHIANG

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELAS B1 PAUD SRIKANDI DI KABUPATEN KEPAHIANG KARYA ILMIAH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELAS B1 PAUD SRIKANDI DI KABUPATEN KEPAHIANG (Penelitian Tindakan Kelas ) OLEH : Susi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori, pendapat-pendapat ahli yang mendukung penelitian akan dipaparkan dalam obyek yang sama, dengan pandangan dan pendapat yang berbedabeda. Kajian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan manusia unggul, karena salah satu kriteria manusia unggul

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan manusia unggul, karena salah satu kriteria manusia unggul BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pembentukan manusia unggul, karena salah satu kriteria manusia unggul adalah manusia yang dapat menggunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran kehadiran

Lebih terperinci

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hal tersebut sesuai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO SAMSIAR RIVAI Jurusan Pendidikanj Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS IV SD NEGERI MAGERSARI 2 MAGELANG

PEMANFAATAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS IV SD NEGERI MAGERSARI 2 MAGELANG Pemanfaatan Media Video... (Haryan Kurniadi) 501 PEMANFAATAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS IV SD NEGERI MAGERSARI 2 MAGELANG THE UTILIZATION

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori tentang Pembelajaran Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku interaksi individu dengan lingkungan. Menurut Syaiful Bachri Djamarah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Hasil Belajar Hasil Belajar Matematika merupakan suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan seseorang dalam

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif (Wulan, 2011:1). Selain itu tujuan. memanfaatkan informasi yang telah diperoleh.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif (Wulan, 2011:1). Selain itu tujuan. memanfaatkan informasi yang telah diperoleh. BAB I PENDAHULUAN Pada Bab 1 ini, peneliti akan memaparkan tentang alasan penelitian yang meliputi: (A) Latar Belakang, (B) Rumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, (D) Manfaat Penelitian, (E) Definisi

Lebih terperinci

PERAGA BENDA KONKRIT SEMESTER I TAHUN 2010/2011

PERAGA BENDA KONKRIT SEMESTER I TAHUN 2010/2011 Contoh PTK Matematika Kelas III SD: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 JAPANAN KECAMATAN CAWAS, KAB.KLATEN MATERI PECAHAN MELALUI BANTUAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran keterampilan menulis menjadi aspek pembelajaran Bahasa Indonesia yang mendapat porsi lebih besar dari pada keterampilan berbahasa yang lainnya. Hal ini

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KEPING BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA

PENGGUNAAN MEDIA KEPING BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PENGGUNAAN MEDIA KEPING BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA Abstrak: Permasalahan yang dibahas penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Bancaran IV Bangkalan tentang konsep

Lebih terperinci

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum terdapat beberapa mata pelajaran sebagai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Pada jenjang Sekolah Dasar terdapat lima mata pelajaran pokok

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA WAYANGMATIKA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA WAYANGMATIKA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA WAYANGMATIKA Dyah Tri Wahyuningtyas 5, Iskandar Ladamay 6 Abstract. This research aim to description about how using

Lebih terperinci

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang cukup pesat, baik secara teori maupun praktik. Oleh sebab itu maka konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan yang makin pesat, tidak pasti dan selalu berubah di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan yang makin pesat, tidak pasti dan selalu berubah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kehidupan yang makin pesat, tidak pasti dan selalu berubah di daerah globalisasi dewasa ini senantiasa menuntut setiap orang hendaknya memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing 1. Pengertian Strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut strategi pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya pendidik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia karena merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidupnya. Pendidikan menjadi sarana untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bilangan bulat menurut Wikipedia bahasa (2012) adalah terdiri dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bilangan bulat menurut Wikipedia bahasa (2012) adalah terdiri dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bilangan Bulat Bilangan bulat menurut Wikipedia bahasa (2012) adalah terdiri dari bilangan cacah yaitu 0,1,2,3, dan yang negatifnya yaitu -1,-2,-3,-4, dan seterusnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam perkembangan dunia. Matematika sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dalam pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu institusi pendidikan formal dan merupakan lembaga yang secara khusus bertugas mengatur pengalamanpengalaman belajar serta menunjang perkembangan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS SATU

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS SATU PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS SATU Suhrianati Sekolah Dasar Negeri Mabu un Murung Pudak Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau

BAB I PENDAHULUAN. perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah simbol. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang memiliki peranan sangat penting untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdedikasi tinggi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prestasi Belajar Kegiatan belajar menghasilkan perubahan yang khas. Perubahan khas tersebut adalah perubahan aspek pengetahuan dan keterampilan. Perubahan itu tampak dalam prestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari dan diajarkan kepada siswa sejak pendidikan dasar hingga Perguruan Tinggi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan baik itu anak yang normal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan baik itu anak yang normal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan baik itu anak yang normal ataupun anak yang memiliki kebutuhan khusus, karena pendidikan itu sendiri ialah segala usaha

Lebih terperinci

MAKALAH KARYA INOVATIF

MAKALAH KARYA INOVATIF MAKALAH KARYA INOVATIF ALAT PERAGA PENGGARIS SATUAN PANJANG DAN SATUAN LUAS UNTUK MEMPERMUDAH PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Kegiatan Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Oleh sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan. Untuk itu guru seyogyanya menguasai kemampuan mengajarkan pengetahuan, kecakapan,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Dini Apriani 1, Atep Sujana 2, Dadang Kurnia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu eksak yang menjadi dasar perkembangan segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dalam tatanan kehidupan manusia.

Lebih terperinci