BAB VI TINGKAT PARTISIPASI DAN DAMPAK EKONOMI SERTA SOSIAL CSR BERDASARKAN PELAPISAN SOSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB V TINGKAT PARTISIPASI DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB V MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM INDUSTRIALISASI PEDESAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan

V. TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV, maka hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2008

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata banyaknya rit dan jumlah penumpang yang diamati Trayek Rata-rata Rit per 9 Jam

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion.

KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Searah dengan perubahan zaman, perubahan tata ekonomi dan. produktif untuk memberdayakan perekonomian masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

BAB VI KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

BAB VII ANALISIS DAN SINTESIS PARTISIPASI MASYARAKAT STAKEHOLDER

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah...4

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN. toko Rejo Mulyo hanya menyediakan kebutuhan sehari-hari. Namun seiiring

BAB VI PENUTUP. terutama pada posisi jabatan struktural. Hal ini dapat diindikasikan bahwa terdapat

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 2

No. 15/4/DPNP Jakarta, 6 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal: Kepemilikan Saham Bank Umum

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) DIREKTORAT LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V PEMBAHASAN. dinyatakan bahwa pembahasan yang akan diuraikan meliputi: pembahasan hasil. penelitian, temuan teoritis dan keterbatasan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. membantu masyarakat dalam pengembangan usahanya. Menurut Undangundang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB I PERUSAHAAN ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. 1 [HDI] Human Development Report Human Development Index (HDI). [Internet]. [dinduh. 4 Ibid.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BAB VI PENUTUP. a. Berdasarkan jenis kelamin, responden yang menyatakan bahwa figur Tri

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS POLA PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Persepsi dan Loyalitas Nasabah Pelaku Agribisnis

Lampiran 1. Matriks Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB VII MOTIVASI BERPERANSERTA PESERTA POSDAYA PADA POSDAYA

BAB III HASIL PENELITIAN. Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada penelitian yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja, Banjarnegara

BAB I PENDAHULUAN. kebanyakan memutuskan berhenti saat menduduki kelas 3 SLTP. 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Berikut adalah Desa yang ada di wilayah kerja Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung :

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

HASIL. Karakteristik Remaja

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang tentunya banyak perusahaan yang berkembang

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1994 TENTANG SERIKAT PEKERJA TINGKAT PERUSAHAAN MENTERI TENAGA KERJA,

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Peran Komite Sekolah dalam Partisipasi Standar Pengelolaan SMA. cenderung pasif dalam menjalankan tugas dan fungsi.

Transkripsi:

BAB VI TINGKAT PARTISIPASI DAN DAMPAK EKONOMI SERTA SOSIAL CSR BERDASARKAN PELAPISAN SOSIAL.1 Karakteristik Komunitas Dampak CSR dan Bukan Dampak CSR.1.1 Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar komunitas di Desa Kembang Kuning yang turut serta dalam kegiatan CSR Baitul Maal Wa Tamwil adalah perempuan dengan persentase 73,3 persen. Sedangkan laki-laki,7 persen. Begitu juga dengan komunitas yang tidak turut serta dalam kegiatan CSR. Dimana sebagian besar yakni perempuan dengan persentase yang sama yaitu 73,3 persen. Tabel 7. Persentase Komunitas Dampak CSR Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin N Persen (%) Laki-laki 8,7 Perempuan 73,3 Total 3 1, Tabel 8. Persentase Komunitas Bukan Dampak CSR Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin N Persen (%) Laki-laki,7 Perempuan 11 73,3 Total 15 1,.1. Pekerjaan Hasil dari penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian besar komunitas yang ikut berperan serta dalam kegiatan CSR memiliki pekerjaan sebagian besar sebagai pedagang. Adapun jumlah persentase pedagang ini sebesar,7 persen. Mendominasi dibandingkan jenis pekerjaan lainnya. Dapat dilihat pada tabel 9. Sedangkan pada komunitas yang tidak mengikuti CSR diketahui bahwa sebagian besar atau persen adalah ibu rumah tangga dan diikuti oleh pedagang sebesar 3 persen. Dapat dilihat pada tabel 1.

7 Tabel 9. Persentase Komunitas Dampak CSR Berdasarkan Pekerjaan Jenis Pekerjaan N Persen (%) Ibu rumah tangga 13,3 Pedagang,7 Pegawai swasta 1 3,3 Wiraswasta 5 1,7 Total 3 1, Tabel 1. Persentase Komunitas Bukan Dampak CSR Berdasarkan Pekerjaan Jenis Pekerjaan N Persen (%) Ibu rumah tangga, Pedagang 5 33,3 Pensiun 1,7 PNS 1,7 Wiraswasta 13,3 Total 15 1,.1.3 Pendidikan Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sebagian besar komunitas yang tergolong ke dalam CSR BMT Swadaya Pribumi memiliki pendidikan terakhir setingkat TK/SD. Adapun presentasenya yakni 5,7 persen. Hal ini dapat dilihat pada tabel 11. Sedangkan pada komunitas yang tidak ikut dalam kegiatan CSR dapat diketahui bahwa jenjang pendidikan terakhirnya yakni SD atau sederajat. Adapun persentasenya yakni persen. Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 11. Persentase Komunitas Dampak CSR Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan N Persen (%) SMP/SMA/Sederajat 1, TK/SD 17 5,7 Tidak Sekolah 1 3,3 Total 3 1, Tabel 1. Persentase Komunitas Bukan Dampak CSR Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Tingkat Pendidikan N Persen (%) Akademi/diploma 1,7 SMP/SMA/Sederajat 5 33,3 TK/SD 9, Total 15 1,

77.1. Pendapatan Berdasarkan hasil wawancara pada penelitian ini, diketahui bahwa pada komunitas yang ikut serta dalam CSR memiliki pendapatan yang tinggi yakni di 1.3. rupiah. Adapun untuk tingkat te digunakan standar yaitu upah minimum regional (UMR) kabupaten bogor sebesar 873.31 rupiah. Namun berdasarkan hasil penelitian pada komunitas bukan CSR diketahui bahwa pendapatan sebagian besar komunitas adalah, artinya berada di UMR Kabupaten Bogor. Tabel 13. Persentase Komunitas Dampak CSR Berdasarkan Pendapatan Tingkat Pendapatan N Persen (%) Rendah, Sedang 11 3,7 Tinggi 13 3,3 Total 3 1, Tabel 1. Persentase Komunitas Bukan Dampak CSR Berdasarkan Pendapatan Tingkat Pendapatan N Persen (%) Rendah 8 53,3 Sedang,7 Tinggi 3, Total 15 1,. Tingkat partisipasi masyarakat Tingkat partisipasi ini didasarkan kepada tangga partisipasi Arstein (199) yang terdiri delapan tingkat yaitu manipulasi, terapi, pemberitahuan, konsultasi, penentraman, kemitraan, pendelegasian kekuasaan, dan kontrol masyarakat. Adapun penggolongan masyarakat dalam kegiatan CSR yakni masyarakat yang terlibat dalam BMT Swadaya Pribumi. Sedangkan masyarakat yang digolongkan kepada kegiatan bukan CSR yakni mereka yang turut mengikuti program selain CSR seperti program pemerintah yakni konversi minyak tanah ke gas dan bantuan langsung tunai. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara umum tingkat partisipasi masyarakat berada pada tahapan konsultasi hingga kontrol masyarakat. namun

78 sebagian besar menjawab tingkat partisipasi berada diantara kemitraan hingga kontrol masyarakat sebesar 78 persen. Charity Philantropy Good Corporate Citizenship (GCG) 3% % % %. Kemitraan 8. Kontrol Masyarakat 7. Pendelegasian Kekuasaan Kekuasaan di = 78% Masyarakat % 5. Penenangan %. Konsultasi Tokenisme = % % 3. Pemberitahuan %. Terapi 1. Manipulasi Tidak Ada Partisipasi = % Gambar 3. Tingkat Partisipasi Masyarakat..1 Tingkat Partisipasi Masyarakat yang Terkena dan Tidak Terkena Dampak CSR Tingkat partisipasi masyarakat diukur berdasarkan persepsi dari masyarakat terhadap kegiatan yang dilaksanakannya. Tingkat partisipasi pada masyarakat yang terkena dampak CSR dalam hal ini nasabah BMT Swadaya Pribumi berada pada rentan konsultasi hingga kontrol masyarakat. Sebagian besar masyarakat yang terkena dampak CSR menyatakan bahwa kekuasaan telah berada di masyarakat yakni sebesar 79 persen. Artinya masyarakat telah diberikan kewenangan untuk mengembangkan dirinya demi kesejahteraan yang lebih baik.

79 Charity Philantropy Good Corporate Citizenship (GCG) 3% % 5% %. Kemitraan 8. Kontrol Masyarakat 7. Pendelegasian Kekuasaan Kekuasaan di = 79% Masyarakat 1% 5. Penenangan %. Konsultasi Tokenisme = 1 % % 3. Pemberitahuan %. Terapi Tidak Ada Partisipasi = % 1. Manipulasi Gambar. Tingkat Partisipasi Bagi Masyarakat yang Terkena Dampak CSR Tingkat partisipasi pada masyarakat yang tidak terkena dampak CSR berada pada rentan yang sama dengan masyarakat yang terkena dampak yakni konsultasi hingga kontrol masyarakat. Namun hanya persen kekuasaan berada di masyarakat. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 39 persen berada di tipe konsultasi.

8 Charity Philantropy Good Corporate Citizenship (GCG) 3% % 31% 8% 8. Kontrol Masyarakat 7. Pendelegasian Kekuasaan. Kemitraan Kekuasaan di = % Masyarakat 39% 5. Penenangan %. Konsultasi Tokenisme = 39 % % 3. Pemberitahuan %. Terapi 1. Manipulasi Tidak Ada Partisipasi = % Gambar 5. Tingkat Partisipasi Masyarakat yang Bukan Dampak CSR.. Tingkat Partisipasi Masyarakat Berdasarkan Pelapisan Sosial Tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan pelapisan sosial merupakan suatu pembagian tingkatan menurut lapisan,, dan untuk masyarakat yang terkena dampak CSR dan tidak terkena dampak CSR. Hal ini dimaksudkan untuk melihat secara spesifik peranan masyarakat pada setiap lapisannya. Adapun rentan untuk seluruh lapisan sosial CSR dan bukan CSR yakni berada pada tahap konsultasi hingga kontrol masyarakat. adapun untuk keterangan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 15: Tabel 15. Tingkat Partisipasi Masyarakat Berdasarkan Lapisan Sosial. Tingkat Partispasi Masyarakat CSR dalam Persen (%) Bukan CSR dalam Persen (%) Bawah Menengah Atas Bawah Menengah Atas Konsultasi 11 7 1 Kemitraan 17 3 39 1 Pendelegasian 1 5 1 1 Kekuasaan Kontrol 18 3 81 19 Masyarakat Total 1 173 381 19

81 Charity Philantropy Good Corporate Citizenship (GCG). Kemitraan 8. Kontrol Masyarakat 7. Pendelegasian Kekuasaan Kekuasaan di Masyarakat 5. Penenangan. Konsultasi Tokenisme. Terapi 1. Manipulasi 3. Pemberitahuan Tidak Ada Partisipasi Gambar. Tingkat Partisipasi Masyarakat Dampak CSR Berdasarkan Pelapisan sosial Charity Philantropy Good Corporate Citizenship (GCG). Kemitraan 8. Kontrol Masyarakat 7. Pendelegasian Kekuasaan Kekuasaan di Masyarakat 5. Penenangan. Konsultasi Tokenisme 3. Pemberitahuan. Terapi 1. Manipulasi Tidak Ada Partisipasi Gambar 7. Tingkat Partisipasi Masyarakat Bukan Dampak CSR Berdasarkan Pelapisan Sosial

8 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat partisipasi pada masyarakat yang tidak terkena dampak CSR, berada pada rentan konsultasi hingga kontrol masyarakat. Seluruhnya dinyatakan oleh lapisan sosial. Dimana pada lapisan sosial ini beranggapan bahwa rentan konsultasi hingga kontrol masyarakat berada nilai yang tinggi. Adapun untuk penjelasan lebih spesifiknya pada setiap tingkatan partisipasi pada setiap kelas sosial berada pada pemaparan di ini....1tipe Manipulatif Tipe manipulatif adalah jenis tingkat partisipasi masyarakat yang paling. Dimana pada tahapan ini tidak ada partisipasi dari masyarakat sama sekali. Berdasarkan hasil penelitian pada program CSR, diketahui bahwa menurut seluruh lapisan sosial, tipe ini tidak termasuk atau bernilai. Berdasarkan perhitungan menggunakan somers d, diketahui bahwa jumlah terbesar yang menjawab tipe ini adalah masyarakat lapisan sosial. Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada gambar. Namun hal ini menjadi terbalik atau berbeda ketika ditanyakan kepada komunitas bukan dampak CSR. Walaupun komunitas ini beranggapan bahwa tipe manipulatif ini bernilai juga, tetapi jumlah terbesar yang menjawab adalah lapisan sosial. Keterangan selengkapnya ada pada gambar 8. 1.5 1. 7.5 5..5. Tipe Manipulatif Gambar 8.Tipe Manipulatif Pada Komunitas Dampak CSR

83 8 Tipe Manipulatif Gambar 9. Tipe Manipulatif Pada Komunitas Bukan Dampak CSR...Tipe Terapi Tipe terapi adalah tipe kedua. Belum ada partisipasi masyarakat pada tingkat pembagian kekuasaan di dalam tipe ini. Pada komunitas yang ikut serta dalam CSR, tipe ini bernilai pada kisaran dan. Namun pada tipe terapi yang bernilai, tidak ada jawaban dari lapisan sosial. Hal ini dikarenakan seluruh lapisan sosial, menggangap tipe terapi adalah. keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada gambar 1. Sedangkan pada komunitas bukan dampak CSR diketahui pada tipe ini bernilai,, dan tinggi. Namun lapisan sosial yang bernilai dominan beranggapan bahwa tipe ini bernilai. 1 8 Tipe Terapi Gambar 1. Tipe Terapi Pada Komunitas Dampak CSR

8 tinggi Tipe Terapi Gambar 11. Tipe Terapi Pada Komunitas Bukan Dampak CSR...3 Tipe Pemberitahuan Tipe pemberitahuan adalah tipe ketiga. Dimana pada tipe ini hanya bersifat pemberitahuan searah kepada masyarakat tanpa adanya umpan balik dari masyarkat. Pada tipe ini tidak ada partisipasi. Menurut seluruh lapisan sosial yang ikut dalam kegiatan CSR, tipe ini bernilai dan. Namun sebagian besar menganggap tipe ini bernilai. keterangan lebih lengkapnya berada pada gambar 1. Sedangkan pada komunitas bukan CSR, tipe ini berada pada kisaran dan. Tetapi sebagian besar lapisan sosial menjawab nilai yang dominan pada kegiatan bukan CSR tipe pemberitahuan adalah. 1 8 Tipe Pemberitahuan Gambar 1. Tipe Pemberitahuan Komunitas Dampak CSR

85 5 3 1 Tipe Pemberitahuan Gambar 13. Tipe Pemberitahuan Komunitas Bukan Dampak CSR... Tipe Konsultasi Tipe konsultasi adalah tipe keempat dari tangga partisipasi. Dimana pada tipe ini masukan dari masyakat di dengar namun tidak selalu dipakai sarannya. Pada komunitas CSR, tipe konsultasi berada di kisaran,, dan tinggi. namun sebagian besar lapisan sosial menilai bahwa tipe konsultasi ini bernilai tinggi. keterangan lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1. Sedangkan pada komunitas bukan CSR, dapat dilihat bahwa lapisan sosial menilai tipe konsultasi ini bernilai tinggi. dapat dilihat pada gambar 15. 1 8 Tipe Konsultasi tinggi Gambar 1. Tipe Konsultasi Komunitas Dampak CSR

8 5 3 1 tinggi Tipe Konsultasi Gambar 15. Tipe Konsultasi Komunitas Bukan Dampak CSR...5 Tipe Penentraman Tipe penentraman adalah tipe kelima. Dimana pada tipe ini saran dari masyarakat diterima namun tidak selalu dilaksanakan. Pada tipe ini, komunitas CSR dan bukan CSR di seluruh lapisan sosial,, dan memiliki anggapan yang sama bahwa tipe penentraman bernilai. hal ini dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 17. 1 8 Tipe Penentraman Gambar 1. Tipe Penentraman Komunitas Dampak CSR

87 5 3 1 Tipe Penentraman Gambar 17. Tipe Penentraman Komunitas Bukan Dampak CSR... Tipe Kemitraan Tipe kemitraan adalah tipe keenam. Dimana pada tipe ini tingkatan kekuasaan ada di masyarakat suatu kegiatan atau program. Kedua belah pihak atau stakeholders terkait memiliki kerjasama yang saling menguntungkan. Pada komunitas CSR, tipe ini memiliki nilai yang tinggi. kan pada komunitas bukan CSR tipe ini bernilai. Data lengkapnya dapat dilihat pada gambar 18 dan gambar 19. 1 8 Tipe Kemitraan tinggi Gambar 18. Tipe Kemitraan Komunitas Dampak CSR

88 3 1 Tipe Kemitraan tinggi Gambar 19. Tipe Kemitraan Komunitas Bukan Dampak CSR...7 Tipe Pendelegasian Kekuasaan Tipe ini adalah tipe ketujuh pada tingkat partisipasi Arstein. Pada tipe ini masyarakat diberi kekuasaan sebagian atau seluruh program. Dimana masyarakat memiliki partisipasi yang tinggi. berdasarkan komunitas CSR, diketahui bahwa tipe pendelegasian kekuasaan berada pada nilai dan tinggi. Artinya masyarakat yang ikut serta dalam CSR yakni tipe ini lebih mereka rasakan dalam kegiatan CSR. Sedangkan pada komunitas bukan CSR, seluruh kelas sosial berpendapat tipe ini adalah. 1 8 tinggi Tipe pendelegasian kekuasaan Gambar. Tipe Pendelegasian Kekuasaan Pada Komunitas Dampak CSR

89 5 3 1 Tipe pendelegasian kekuasaan tinggi Gambar 1. Tipe Pendelegasian Kekuasaan Pada Komunitas Bukan Dampak CSR...8 Tipe Kontrol Masyarakat Tipe kontrol masyarakat adalah tipe paling tinggi, dimana masyarakat memiliki andil sepenuhnya suatu program dan terdapat partisipasi yang tinggi dari masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, pada komunitas CSR diketahui bahwa tipe ini memiliki nilai yang tinggi dari seluruh lapisan sosial. Sedangkan pada komunitas bukan CSR diketahui bahwa seluruh lapisan sosial berpendapat bahwa tipe ini bernilai. Data selengkapanya dapat dilihat pada gambar dan 3. 1.5 1. 7.5 5..5. Tipe kontrol masyarakat tinggi Gambar. Tipe Kontrol Masyarakat Pada Komunitas Dampak CSR

9 3 1 Tipe kontrol masyarakat tinggi Gambar 3. Tipe Kontrol Masyarakat Pada Komunitas Bukan Dampak CSR.3 Dampak Bagi Masyarakat.3.1 Dampak Ekonomi Dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat adalah suatu perubahan yang terjadi bagi masyarakat yang turut serta dalam program CSR dan masyarakat yang tidak turut serta dalam program CSR. Adapun variabel untuk mengukur dampak ekonomi yang digunakan diantaranya variabel kesempatan kerja, kesempatan berusaha, pendapatan, akses terhadap lembaga keuangan, dan kesejahteraan warga. Berdasarkan data yang ada pada komunitas CSR, diketahui bahwa dampak ekonomi ini bernilai dan tinggi. dimana pada lapisan sosial,, dan terdapat dampak yang positif. Dampak yang positif ini dilihat berdasarkan selisih antara hasil yang tinggi dari komunitas CSR dan bukan CSR. Dimana terdapat nilai yang positif. Tabel 1. Persentase Variabel Ekonomi Bagi Komunitas CSR Pelapisan Variabel Ekonomi (%) Total Sosial Rendah Sedang Tinggi (%) Bawah 33,3,7 1, Menengah 9,1 9,9 1, Atas 7,7 9,3 1, Total 13,3 8,7 1,

91 Tabel 17. Persentase Variabel Ekonomi Bagi Komunitas Bukan CSR Pelapisan Variabel Ekonomi (%) Total Sosial Rendah Sedang Tinggi (%) Bawah 1,,, 1, Menengah 5, 5, 5, 1, Atas 33,3,7, 1, Total 73,3,,7 1, Tabel 18. Presentase Dampak Ekonomi Dengan Variabel Tinggi Pada Komunitas CSR dan Bukan CSR Pelapisan Sosial Variabel Ekonomi Tinggi (%) Dampak CSR Bukan CSR Ekonomi (%) Bawah,7,,7 Menengah 9,9 5, 5,9 Atas 9,3, 9,3 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa terdapat dampak ekonomi yang positif di seluruh lapisan sosial. Adapun dampak ekonomi yang paling tinggi dirasakan adalah pada masyarakat kelas sosial sebesar 9,3 persen..3. Dampak Sosial Dampak sosial merupakan perbedaan yang dirasakan antara masyarakat yang menerima program CSR dan masyarakat yang menerima pada program bukan CSR. Variabel yang digunakan diantaranya kepercayaan warga terhadap institusi, kerja sama warga, solidaritas warga, peranan perempuan, dan kesempatan warga dalam memberi masukan bagi perbaikan program. Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan diketahui bahwa pada komunitas CSR dan komunitas bukan CSR sama-sama memiliki nilia yang tinggi. Hal ini dikarenakan masyarakat merasakan langsung dampak sosial pelaksanaan suatu program. Keterangan yang lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 18 dan tabel 19.

9 Tabel 19.Persentase Variabel Sosial Bagi Komunitas CSR Pelapisan Variabel Sosial (%) Total Sosial Rendah Sedang Tinggi (%) Bawah, 33,3,7 1, Menengah, 9,1 9,9 1, Atas,, 1, 1, Total, 1, 9, 1, Tabel. Persentase Variabel Sosial Bagi Komunitas Bukan CSR Pelapisan Variabel Sosial (%) Total Sosial Rendah Sedang Tinggi (%) Bawah 1,5 1,5 75, 1, Menengah 5, 5, 5, 1, Atas, 33,3,7 1, Total 13,3,7, 1, Tabel 1. Persentase Dampak Sosial Bagi Komunitas CSR dan Bukan CSR Pelapisan Sosial Variabel Sosial Tinggi (%) Dampak Sosial CSR Bukan CSR (%) Bawah,7 75, -8,3 Menengah 9,9 5, 5,9 Atas 1,,7 33,3 Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan diketahui bahwa dampak sosial ini tidak terlalu signifikan. Bahkan pada lapisan sosial tidak terdapat dampak sosial karena bernilai negatif. Dari ketiga kelas sosial tersebut diketahui bahwa dampak sosial tertinggi berada pada kelas sosial.. Ikhtisar Tingkat partisipasi merupakan tahapan peranan masyarakat yang digambarkan Arstein dalam tangga partisipasi. Dimana secara keseluruhan tingkatan partisipasi masyarakat Desa Kembang Kuning berada pada tahap konsultasi hingga kontrol masyarakat. kan jika dibagi lebih mendalam antara komunitas yang terkena dampak CSR dan komunitas yang tidak terkena dampak CSR, keduanya berada pada rentan yang sama yakni tahap konsultasi hingga kontrol masyarakat dengan presentase yang berbeda. Adapun pada masyarakat yang terkena dampak CSR, memiliki presentase yang lebih tinggi

93 yakni 79 persen pada aspek kekuasaan berada di masyarakat. Sedangkan jika dibagi menjadi lebih spesifik yakni lapisan sosial pada setiap komunitas yang terkena dampak CSR dan tidak terkena dampak akan berbeda hasilnya. Dimana pada komunitas yang terkena dampak, lapisan tertinggi yang menjawab konsultasi hingga kontrol masyarakat yakni lapisan sosial, lalu diikuti lapisan dan. Namun perbedaannya tidak terlalu signifikan. Sedangkan untuk pada komunitas yang tidak terkena dampak CSR, justru sebagian besar yang menjawab pada rentan tersebut adalah kelas sosial. Dampak yakni suatu delta atau perbedaan yang diukur antara komunitas yang terkena dampak CSR dan tidak terkena dampak CSR. Pada dampak ekonomi dengan lima variabel, maka dapat diketahui terdapat dampak pada seluruh lapisan sosial baik,, dan. Sedangkan pada dampak sosial dengan lima variabel, dapat diketahui bahwa dampak hanya terjadi pada lapisan dan saja. Hal ini dapat menjadi salah satu indikator bahwa secara umum dampak ekonomi dan sosial telah terjadi secara positif pada seluruh lapisan, namun jika dilihat berdasarkan perbedaan lapisan sosial masih ada lapisan yang belum terkena dampak sosial secara siginifikan.