BAB VI TINGKAT PARTISIPASI DAN DAMPAK EKONOMI SERTA SOSIAL CSR BERDASARKAN PELAPISAN SOSIAL.1 Karakteristik Komunitas Dampak CSR dan Bukan Dampak CSR.1.1 Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar komunitas di Desa Kembang Kuning yang turut serta dalam kegiatan CSR Baitul Maal Wa Tamwil adalah perempuan dengan persentase 73,3 persen. Sedangkan laki-laki,7 persen. Begitu juga dengan komunitas yang tidak turut serta dalam kegiatan CSR. Dimana sebagian besar yakni perempuan dengan persentase yang sama yaitu 73,3 persen. Tabel 7. Persentase Komunitas Dampak CSR Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin N Persen (%) Laki-laki 8,7 Perempuan 73,3 Total 3 1, Tabel 8. Persentase Komunitas Bukan Dampak CSR Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin N Persen (%) Laki-laki,7 Perempuan 11 73,3 Total 15 1,.1. Pekerjaan Hasil dari penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian besar komunitas yang ikut berperan serta dalam kegiatan CSR memiliki pekerjaan sebagian besar sebagai pedagang. Adapun jumlah persentase pedagang ini sebesar,7 persen. Mendominasi dibandingkan jenis pekerjaan lainnya. Dapat dilihat pada tabel 9. Sedangkan pada komunitas yang tidak mengikuti CSR diketahui bahwa sebagian besar atau persen adalah ibu rumah tangga dan diikuti oleh pedagang sebesar 3 persen. Dapat dilihat pada tabel 1.
7 Tabel 9. Persentase Komunitas Dampak CSR Berdasarkan Pekerjaan Jenis Pekerjaan N Persen (%) Ibu rumah tangga 13,3 Pedagang,7 Pegawai swasta 1 3,3 Wiraswasta 5 1,7 Total 3 1, Tabel 1. Persentase Komunitas Bukan Dampak CSR Berdasarkan Pekerjaan Jenis Pekerjaan N Persen (%) Ibu rumah tangga, Pedagang 5 33,3 Pensiun 1,7 PNS 1,7 Wiraswasta 13,3 Total 15 1,.1.3 Pendidikan Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sebagian besar komunitas yang tergolong ke dalam CSR BMT Swadaya Pribumi memiliki pendidikan terakhir setingkat TK/SD. Adapun presentasenya yakni 5,7 persen. Hal ini dapat dilihat pada tabel 11. Sedangkan pada komunitas yang tidak ikut dalam kegiatan CSR dapat diketahui bahwa jenjang pendidikan terakhirnya yakni SD atau sederajat. Adapun persentasenya yakni persen. Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 11. Persentase Komunitas Dampak CSR Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan N Persen (%) SMP/SMA/Sederajat 1, TK/SD 17 5,7 Tidak Sekolah 1 3,3 Total 3 1, Tabel 1. Persentase Komunitas Bukan Dampak CSR Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Tingkat Pendidikan N Persen (%) Akademi/diploma 1,7 SMP/SMA/Sederajat 5 33,3 TK/SD 9, Total 15 1,
77.1. Pendapatan Berdasarkan hasil wawancara pada penelitian ini, diketahui bahwa pada komunitas yang ikut serta dalam CSR memiliki pendapatan yang tinggi yakni di 1.3. rupiah. Adapun untuk tingkat te digunakan standar yaitu upah minimum regional (UMR) kabupaten bogor sebesar 873.31 rupiah. Namun berdasarkan hasil penelitian pada komunitas bukan CSR diketahui bahwa pendapatan sebagian besar komunitas adalah, artinya berada di UMR Kabupaten Bogor. Tabel 13. Persentase Komunitas Dampak CSR Berdasarkan Pendapatan Tingkat Pendapatan N Persen (%) Rendah, Sedang 11 3,7 Tinggi 13 3,3 Total 3 1, Tabel 1. Persentase Komunitas Bukan Dampak CSR Berdasarkan Pendapatan Tingkat Pendapatan N Persen (%) Rendah 8 53,3 Sedang,7 Tinggi 3, Total 15 1,. Tingkat partisipasi masyarakat Tingkat partisipasi ini didasarkan kepada tangga partisipasi Arstein (199) yang terdiri delapan tingkat yaitu manipulasi, terapi, pemberitahuan, konsultasi, penentraman, kemitraan, pendelegasian kekuasaan, dan kontrol masyarakat. Adapun penggolongan masyarakat dalam kegiatan CSR yakni masyarakat yang terlibat dalam BMT Swadaya Pribumi. Sedangkan masyarakat yang digolongkan kepada kegiatan bukan CSR yakni mereka yang turut mengikuti program selain CSR seperti program pemerintah yakni konversi minyak tanah ke gas dan bantuan langsung tunai. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara umum tingkat partisipasi masyarakat berada pada tahapan konsultasi hingga kontrol masyarakat. namun
78 sebagian besar menjawab tingkat partisipasi berada diantara kemitraan hingga kontrol masyarakat sebesar 78 persen. Charity Philantropy Good Corporate Citizenship (GCG) 3% % % %. Kemitraan 8. Kontrol Masyarakat 7. Pendelegasian Kekuasaan Kekuasaan di = 78% Masyarakat % 5. Penenangan %. Konsultasi Tokenisme = % % 3. Pemberitahuan %. Terapi 1. Manipulasi Tidak Ada Partisipasi = % Gambar 3. Tingkat Partisipasi Masyarakat..1 Tingkat Partisipasi Masyarakat yang Terkena dan Tidak Terkena Dampak CSR Tingkat partisipasi masyarakat diukur berdasarkan persepsi dari masyarakat terhadap kegiatan yang dilaksanakannya. Tingkat partisipasi pada masyarakat yang terkena dampak CSR dalam hal ini nasabah BMT Swadaya Pribumi berada pada rentan konsultasi hingga kontrol masyarakat. Sebagian besar masyarakat yang terkena dampak CSR menyatakan bahwa kekuasaan telah berada di masyarakat yakni sebesar 79 persen. Artinya masyarakat telah diberikan kewenangan untuk mengembangkan dirinya demi kesejahteraan yang lebih baik.
79 Charity Philantropy Good Corporate Citizenship (GCG) 3% % 5% %. Kemitraan 8. Kontrol Masyarakat 7. Pendelegasian Kekuasaan Kekuasaan di = 79% Masyarakat 1% 5. Penenangan %. Konsultasi Tokenisme = 1 % % 3. Pemberitahuan %. Terapi Tidak Ada Partisipasi = % 1. Manipulasi Gambar. Tingkat Partisipasi Bagi Masyarakat yang Terkena Dampak CSR Tingkat partisipasi pada masyarakat yang tidak terkena dampak CSR berada pada rentan yang sama dengan masyarakat yang terkena dampak yakni konsultasi hingga kontrol masyarakat. Namun hanya persen kekuasaan berada di masyarakat. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 39 persen berada di tipe konsultasi.
8 Charity Philantropy Good Corporate Citizenship (GCG) 3% % 31% 8% 8. Kontrol Masyarakat 7. Pendelegasian Kekuasaan. Kemitraan Kekuasaan di = % Masyarakat 39% 5. Penenangan %. Konsultasi Tokenisme = 39 % % 3. Pemberitahuan %. Terapi 1. Manipulasi Tidak Ada Partisipasi = % Gambar 5. Tingkat Partisipasi Masyarakat yang Bukan Dampak CSR.. Tingkat Partisipasi Masyarakat Berdasarkan Pelapisan Sosial Tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan pelapisan sosial merupakan suatu pembagian tingkatan menurut lapisan,, dan untuk masyarakat yang terkena dampak CSR dan tidak terkena dampak CSR. Hal ini dimaksudkan untuk melihat secara spesifik peranan masyarakat pada setiap lapisannya. Adapun rentan untuk seluruh lapisan sosial CSR dan bukan CSR yakni berada pada tahap konsultasi hingga kontrol masyarakat. adapun untuk keterangan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 15: Tabel 15. Tingkat Partisipasi Masyarakat Berdasarkan Lapisan Sosial. Tingkat Partispasi Masyarakat CSR dalam Persen (%) Bukan CSR dalam Persen (%) Bawah Menengah Atas Bawah Menengah Atas Konsultasi 11 7 1 Kemitraan 17 3 39 1 Pendelegasian 1 5 1 1 Kekuasaan Kontrol 18 3 81 19 Masyarakat Total 1 173 381 19
81 Charity Philantropy Good Corporate Citizenship (GCG). Kemitraan 8. Kontrol Masyarakat 7. Pendelegasian Kekuasaan Kekuasaan di Masyarakat 5. Penenangan. Konsultasi Tokenisme. Terapi 1. Manipulasi 3. Pemberitahuan Tidak Ada Partisipasi Gambar. Tingkat Partisipasi Masyarakat Dampak CSR Berdasarkan Pelapisan sosial Charity Philantropy Good Corporate Citizenship (GCG). Kemitraan 8. Kontrol Masyarakat 7. Pendelegasian Kekuasaan Kekuasaan di Masyarakat 5. Penenangan. Konsultasi Tokenisme 3. Pemberitahuan. Terapi 1. Manipulasi Tidak Ada Partisipasi Gambar 7. Tingkat Partisipasi Masyarakat Bukan Dampak CSR Berdasarkan Pelapisan Sosial
8 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat partisipasi pada masyarakat yang tidak terkena dampak CSR, berada pada rentan konsultasi hingga kontrol masyarakat. Seluruhnya dinyatakan oleh lapisan sosial. Dimana pada lapisan sosial ini beranggapan bahwa rentan konsultasi hingga kontrol masyarakat berada nilai yang tinggi. Adapun untuk penjelasan lebih spesifiknya pada setiap tingkatan partisipasi pada setiap kelas sosial berada pada pemaparan di ini....1tipe Manipulatif Tipe manipulatif adalah jenis tingkat partisipasi masyarakat yang paling. Dimana pada tahapan ini tidak ada partisipasi dari masyarakat sama sekali. Berdasarkan hasil penelitian pada program CSR, diketahui bahwa menurut seluruh lapisan sosial, tipe ini tidak termasuk atau bernilai. Berdasarkan perhitungan menggunakan somers d, diketahui bahwa jumlah terbesar yang menjawab tipe ini adalah masyarakat lapisan sosial. Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada gambar. Namun hal ini menjadi terbalik atau berbeda ketika ditanyakan kepada komunitas bukan dampak CSR. Walaupun komunitas ini beranggapan bahwa tipe manipulatif ini bernilai juga, tetapi jumlah terbesar yang menjawab adalah lapisan sosial. Keterangan selengkapnya ada pada gambar 8. 1.5 1. 7.5 5..5. Tipe Manipulatif Gambar 8.Tipe Manipulatif Pada Komunitas Dampak CSR
83 8 Tipe Manipulatif Gambar 9. Tipe Manipulatif Pada Komunitas Bukan Dampak CSR...Tipe Terapi Tipe terapi adalah tipe kedua. Belum ada partisipasi masyarakat pada tingkat pembagian kekuasaan di dalam tipe ini. Pada komunitas yang ikut serta dalam CSR, tipe ini bernilai pada kisaran dan. Namun pada tipe terapi yang bernilai, tidak ada jawaban dari lapisan sosial. Hal ini dikarenakan seluruh lapisan sosial, menggangap tipe terapi adalah. keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada gambar 1. Sedangkan pada komunitas bukan dampak CSR diketahui pada tipe ini bernilai,, dan tinggi. Namun lapisan sosial yang bernilai dominan beranggapan bahwa tipe ini bernilai. 1 8 Tipe Terapi Gambar 1. Tipe Terapi Pada Komunitas Dampak CSR
8 tinggi Tipe Terapi Gambar 11. Tipe Terapi Pada Komunitas Bukan Dampak CSR...3 Tipe Pemberitahuan Tipe pemberitahuan adalah tipe ketiga. Dimana pada tipe ini hanya bersifat pemberitahuan searah kepada masyarakat tanpa adanya umpan balik dari masyarkat. Pada tipe ini tidak ada partisipasi. Menurut seluruh lapisan sosial yang ikut dalam kegiatan CSR, tipe ini bernilai dan. Namun sebagian besar menganggap tipe ini bernilai. keterangan lebih lengkapnya berada pada gambar 1. Sedangkan pada komunitas bukan CSR, tipe ini berada pada kisaran dan. Tetapi sebagian besar lapisan sosial menjawab nilai yang dominan pada kegiatan bukan CSR tipe pemberitahuan adalah. 1 8 Tipe Pemberitahuan Gambar 1. Tipe Pemberitahuan Komunitas Dampak CSR
85 5 3 1 Tipe Pemberitahuan Gambar 13. Tipe Pemberitahuan Komunitas Bukan Dampak CSR... Tipe Konsultasi Tipe konsultasi adalah tipe keempat dari tangga partisipasi. Dimana pada tipe ini masukan dari masyakat di dengar namun tidak selalu dipakai sarannya. Pada komunitas CSR, tipe konsultasi berada di kisaran,, dan tinggi. namun sebagian besar lapisan sosial menilai bahwa tipe konsultasi ini bernilai tinggi. keterangan lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1. Sedangkan pada komunitas bukan CSR, dapat dilihat bahwa lapisan sosial menilai tipe konsultasi ini bernilai tinggi. dapat dilihat pada gambar 15. 1 8 Tipe Konsultasi tinggi Gambar 1. Tipe Konsultasi Komunitas Dampak CSR
8 5 3 1 tinggi Tipe Konsultasi Gambar 15. Tipe Konsultasi Komunitas Bukan Dampak CSR...5 Tipe Penentraman Tipe penentraman adalah tipe kelima. Dimana pada tipe ini saran dari masyarakat diterima namun tidak selalu dilaksanakan. Pada tipe ini, komunitas CSR dan bukan CSR di seluruh lapisan sosial,, dan memiliki anggapan yang sama bahwa tipe penentraman bernilai. hal ini dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 17. 1 8 Tipe Penentraman Gambar 1. Tipe Penentraman Komunitas Dampak CSR
87 5 3 1 Tipe Penentraman Gambar 17. Tipe Penentraman Komunitas Bukan Dampak CSR... Tipe Kemitraan Tipe kemitraan adalah tipe keenam. Dimana pada tipe ini tingkatan kekuasaan ada di masyarakat suatu kegiatan atau program. Kedua belah pihak atau stakeholders terkait memiliki kerjasama yang saling menguntungkan. Pada komunitas CSR, tipe ini memiliki nilai yang tinggi. kan pada komunitas bukan CSR tipe ini bernilai. Data lengkapnya dapat dilihat pada gambar 18 dan gambar 19. 1 8 Tipe Kemitraan tinggi Gambar 18. Tipe Kemitraan Komunitas Dampak CSR
88 3 1 Tipe Kemitraan tinggi Gambar 19. Tipe Kemitraan Komunitas Bukan Dampak CSR...7 Tipe Pendelegasian Kekuasaan Tipe ini adalah tipe ketujuh pada tingkat partisipasi Arstein. Pada tipe ini masyarakat diberi kekuasaan sebagian atau seluruh program. Dimana masyarakat memiliki partisipasi yang tinggi. berdasarkan komunitas CSR, diketahui bahwa tipe pendelegasian kekuasaan berada pada nilai dan tinggi. Artinya masyarakat yang ikut serta dalam CSR yakni tipe ini lebih mereka rasakan dalam kegiatan CSR. Sedangkan pada komunitas bukan CSR, seluruh kelas sosial berpendapat tipe ini adalah. 1 8 tinggi Tipe pendelegasian kekuasaan Gambar. Tipe Pendelegasian Kekuasaan Pada Komunitas Dampak CSR
89 5 3 1 Tipe pendelegasian kekuasaan tinggi Gambar 1. Tipe Pendelegasian Kekuasaan Pada Komunitas Bukan Dampak CSR...8 Tipe Kontrol Masyarakat Tipe kontrol masyarakat adalah tipe paling tinggi, dimana masyarakat memiliki andil sepenuhnya suatu program dan terdapat partisipasi yang tinggi dari masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, pada komunitas CSR diketahui bahwa tipe ini memiliki nilai yang tinggi dari seluruh lapisan sosial. Sedangkan pada komunitas bukan CSR diketahui bahwa seluruh lapisan sosial berpendapat bahwa tipe ini bernilai. Data selengkapanya dapat dilihat pada gambar dan 3. 1.5 1. 7.5 5..5. Tipe kontrol masyarakat tinggi Gambar. Tipe Kontrol Masyarakat Pada Komunitas Dampak CSR
9 3 1 Tipe kontrol masyarakat tinggi Gambar 3. Tipe Kontrol Masyarakat Pada Komunitas Bukan Dampak CSR.3 Dampak Bagi Masyarakat.3.1 Dampak Ekonomi Dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat adalah suatu perubahan yang terjadi bagi masyarakat yang turut serta dalam program CSR dan masyarakat yang tidak turut serta dalam program CSR. Adapun variabel untuk mengukur dampak ekonomi yang digunakan diantaranya variabel kesempatan kerja, kesempatan berusaha, pendapatan, akses terhadap lembaga keuangan, dan kesejahteraan warga. Berdasarkan data yang ada pada komunitas CSR, diketahui bahwa dampak ekonomi ini bernilai dan tinggi. dimana pada lapisan sosial,, dan terdapat dampak yang positif. Dampak yang positif ini dilihat berdasarkan selisih antara hasil yang tinggi dari komunitas CSR dan bukan CSR. Dimana terdapat nilai yang positif. Tabel 1. Persentase Variabel Ekonomi Bagi Komunitas CSR Pelapisan Variabel Ekonomi (%) Total Sosial Rendah Sedang Tinggi (%) Bawah 33,3,7 1, Menengah 9,1 9,9 1, Atas 7,7 9,3 1, Total 13,3 8,7 1,
91 Tabel 17. Persentase Variabel Ekonomi Bagi Komunitas Bukan CSR Pelapisan Variabel Ekonomi (%) Total Sosial Rendah Sedang Tinggi (%) Bawah 1,,, 1, Menengah 5, 5, 5, 1, Atas 33,3,7, 1, Total 73,3,,7 1, Tabel 18. Presentase Dampak Ekonomi Dengan Variabel Tinggi Pada Komunitas CSR dan Bukan CSR Pelapisan Sosial Variabel Ekonomi Tinggi (%) Dampak CSR Bukan CSR Ekonomi (%) Bawah,7,,7 Menengah 9,9 5, 5,9 Atas 9,3, 9,3 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa terdapat dampak ekonomi yang positif di seluruh lapisan sosial. Adapun dampak ekonomi yang paling tinggi dirasakan adalah pada masyarakat kelas sosial sebesar 9,3 persen..3. Dampak Sosial Dampak sosial merupakan perbedaan yang dirasakan antara masyarakat yang menerima program CSR dan masyarakat yang menerima pada program bukan CSR. Variabel yang digunakan diantaranya kepercayaan warga terhadap institusi, kerja sama warga, solidaritas warga, peranan perempuan, dan kesempatan warga dalam memberi masukan bagi perbaikan program. Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan diketahui bahwa pada komunitas CSR dan komunitas bukan CSR sama-sama memiliki nilia yang tinggi. Hal ini dikarenakan masyarakat merasakan langsung dampak sosial pelaksanaan suatu program. Keterangan yang lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 18 dan tabel 19.
9 Tabel 19.Persentase Variabel Sosial Bagi Komunitas CSR Pelapisan Variabel Sosial (%) Total Sosial Rendah Sedang Tinggi (%) Bawah, 33,3,7 1, Menengah, 9,1 9,9 1, Atas,, 1, 1, Total, 1, 9, 1, Tabel. Persentase Variabel Sosial Bagi Komunitas Bukan CSR Pelapisan Variabel Sosial (%) Total Sosial Rendah Sedang Tinggi (%) Bawah 1,5 1,5 75, 1, Menengah 5, 5, 5, 1, Atas, 33,3,7 1, Total 13,3,7, 1, Tabel 1. Persentase Dampak Sosial Bagi Komunitas CSR dan Bukan CSR Pelapisan Sosial Variabel Sosial Tinggi (%) Dampak Sosial CSR Bukan CSR (%) Bawah,7 75, -8,3 Menengah 9,9 5, 5,9 Atas 1,,7 33,3 Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan diketahui bahwa dampak sosial ini tidak terlalu signifikan. Bahkan pada lapisan sosial tidak terdapat dampak sosial karena bernilai negatif. Dari ketiga kelas sosial tersebut diketahui bahwa dampak sosial tertinggi berada pada kelas sosial.. Ikhtisar Tingkat partisipasi merupakan tahapan peranan masyarakat yang digambarkan Arstein dalam tangga partisipasi. Dimana secara keseluruhan tingkatan partisipasi masyarakat Desa Kembang Kuning berada pada tahap konsultasi hingga kontrol masyarakat. kan jika dibagi lebih mendalam antara komunitas yang terkena dampak CSR dan komunitas yang tidak terkena dampak CSR, keduanya berada pada rentan yang sama yakni tahap konsultasi hingga kontrol masyarakat dengan presentase yang berbeda. Adapun pada masyarakat yang terkena dampak CSR, memiliki presentase yang lebih tinggi
93 yakni 79 persen pada aspek kekuasaan berada di masyarakat. Sedangkan jika dibagi menjadi lebih spesifik yakni lapisan sosial pada setiap komunitas yang terkena dampak CSR dan tidak terkena dampak akan berbeda hasilnya. Dimana pada komunitas yang terkena dampak, lapisan tertinggi yang menjawab konsultasi hingga kontrol masyarakat yakni lapisan sosial, lalu diikuti lapisan dan. Namun perbedaannya tidak terlalu signifikan. Sedangkan untuk pada komunitas yang tidak terkena dampak CSR, justru sebagian besar yang menjawab pada rentan tersebut adalah kelas sosial. Dampak yakni suatu delta atau perbedaan yang diukur antara komunitas yang terkena dampak CSR dan tidak terkena dampak CSR. Pada dampak ekonomi dengan lima variabel, maka dapat diketahui terdapat dampak pada seluruh lapisan sosial baik,, dan. Sedangkan pada dampak sosial dengan lima variabel, dapat diketahui bahwa dampak hanya terjadi pada lapisan dan saja. Hal ini dapat menjadi salah satu indikator bahwa secara umum dampak ekonomi dan sosial telah terjadi secara positif pada seluruh lapisan, namun jika dilihat berdasarkan perbedaan lapisan sosial masih ada lapisan yang belum terkena dampak sosial secara siginifikan.