NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2013 SEBESAR 117,68

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah Bulan September 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOPEMBER 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2011

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

Tabel1 Nilai Tukar Petani PerSubsektor dan Perubahannya November 2014 Desember 2014 (2012=100)

Transkripsi:

No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada April 2016, NTP Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai angka 102,90 atau mengalami kenaikan sebesar 0,32 persen dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang tercatat 102,57. NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 98,12, NTP Subsektor Hortikultura (NTPH) 100,14, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 122,73, NTP Subsektor Peternakan (NTPT) 98,00, dan NTP Subsektor Perikanan (NTN) 104,65. Naiknya indeks NTP gabungan pada bulan ini disebabkan oleh naiknya indeks NTP pada semua subsektor kecuali subsektor tanaman pangan dan subsektor perikanan. Indeks Harga Konsumen (IHK) di daerah pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada April 2016 secara umum mencapai 126,52 atau mengalami deflasi sebesar 1,14 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 127,98. Penurunan IHK bulan ini paling banyak dipengaruhi oleh turunnya indeks pada kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 2,65 persen, diikuti kelompok bahan makanan turun sebesar 2,11 persen, dan kelompok perumahan turun sebesar 0,11 persen. Sebaliknya kelompok sandang mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,40 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,20 persen dan terakhir kelompok kesehatan naik sebesar 0,16 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung angka NTPnya pada bulan April 2016 terdapat 21 provinsi mengalami kenaikan NTP, sebaliknya 12 provinsi mengalami penurunan NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau sebesar 2,10 persen, sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 1,29 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 1

pertambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada April 2016, NTP di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan indeks sebesar 0,32 persen dibanding NTP Maret 2016, yaitu dari 102,57 menjadi 102,90. Kenaikan NTP bulan April 2016 ini disebabkan oleh penurunan indeks harga produk pertanian yang diterima petani yang lebih besar dibanding penurunan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Kenaikan indeks NTP yang tercatat pada bulan April 2016 terjadi pada subsektor hortikultura, subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor petrnakan, sebaliknya subsektor tanaman pangan dan perikanan mengalami penurunan indeks NTP. Subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan indeks terbesar yaitu 1,85 persen, disusul subsektor hortikultura naik sebesar 0,26 persen, dan terakhir subsektor peternakan naik sebesar 0,17 persen. Sebaliknya subsektor tanaman pangan dan subsektor perikanan masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,57 persen dan 0,04 persen. 2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada April 2016, secara umum It di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami penurunan indeks sebesar 0,58 persen dibandingkan dengan It Maret 2016, yaitu dari 126,21 menjadi 125,48. Subsektor tanaman pangan mengalami penurunan It terbesar yaitu mencapai 1,68 persen disusul subsektor peternakan turun 0,74 persen, subsektor hortikultura turun sebesar 0,58 persen dan terakhir subsektor perikanan turun 0,52 persen. Sebaliknya subsektor tanaman perkebunan rakyat menjadi satu-satunya subsektor yang mengalami kenaikan It yaitu sebesar 1,15 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada April 2016 Ib di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami penurunan Ib sebesar 0,90 persen bila dibandingkan Maret 2016, yaitu dari 123,05 menjadi 121,94. Penurunan Ib terbesar terjadi pada subsektor tanaman pangan yaitu sebesar 1,11 persen, diikuti subsektor peternakan turun sebesar 0,92 persen, subsektor hortikultura turun sebesar 0,84 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,69 persen dan terakhir subsektor perikanan mengalami penurunan Ib sebesar 0,48 persen dibanding bulan Maret 2016. Penrurunan Ib tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan disebabkan oleh turunnya harga beberapa komoditi barang konsumsi rumahtangga seperti cabai rawit, bensin, kacang panjang, beras, cabai merah dan cabai hijau. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) 2 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016

Pada April 2016 NTPP mengalami penurunan indeks sebesar 0,57 persen. Turunnya NTPP ini disebabkan karena penurunan indeks yang diterima petani sebesar 1,68 persen lebih besar dibanding penurunan indeks yang dibayar petani sebesar 1,11 persen. Penurunan indeks yang terjadi pada It disebabkan karena turunnya indeks harga subkelompok padi sebesar 4,22 persen, meskipun subkelompok palawija naik sebesar 1,01 persen. Komoditas yang menyebabkan penurunan It pada subsektor ini terutama karena turunnya harga beberapa komoditi terutama gabah, ketela pohon dan kacang kedelai. Pada Ib turunnya indeks disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,33 persen, meskipun Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani (It) 125.90 123.78-1.68 - Padi 115.52 110.64-4.22 - Palawija 139.16 140.57 1.01 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 127.57 126.15-1.11 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.52 127.80-1.33 - Indeks BPPBM 115.89 116.27 0.33 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 98.69 98.12-0.57 d. Nilai Tukar Usaha Petanian 108.64 106.46-2.01 b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada April 2016, Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura (NTPH) mengalami kenaikan indeks sebesar 0,26 persen. Hal ini terjadi karena penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,58 persen, lebih kecil dibanding penurunan indeks yang dibayar petani sebesar 0,84 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya harga pada beberapa komoditas seperti cabai merah, bawang merah, durian, kencur dan cabai rawit. Pada Ib penurunan indeks disebabkan oleh turunnya IKRT sebesar 0,98 persen, dan turunnya Indeks BPPBM sebesar 0,17 persen. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani (It) 124.40 123.68-0.58 - Sayur-sayuran 123.11 120.47-2.15 - Buah-buahan 127.68 128.38 0.55 - Tanaman Obat 111.06 110.48-0.51 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 124.55 123.50-0.84 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 3

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.57 126.32-0.98 - Indeks BPPBM 112.09 111.90-0.17 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 99.88 100.14 0.26 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 110.98 110.53-0.41 c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada April 2016 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 1,85 persen, hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani naik sebesar 1,15 persen,sebaliknya indeks yang dibayar petani turun sebesar 0,69 persen. Kenaikan It terjadi karena indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat mengalami perubahan indeks yaitu dari 146,13 menjadi 147,81. Beberapa komoditas subkelompok tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan harga diantaranya adalah kelapa dan tebu. Penurunan Ib pada subsektor ini dipengaruhi oleh turunnya IKRT sebesar 1,13 persen meskipun indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani (It) 146.13 147.81 1.15 - Tanaman Perkebunan Rakyat 146.13 147.81 1.15 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 121.27 120.43-0.69 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.34 125.90-1.13 - Indeks BPPBM 110.79 110.99 0.18 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 120.50 122.73 1.85 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 131.89 133.17 0.97 d. Subsektor Peternakan (NTPT) Tabel 4 Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani (IT) 116.46 115.60-0.74 - Ternak Besar 115.29 114.13-1.00 - Ternak Kecil 114.62 114.40-0.20 - Unggas 126.57 125.50-0.84 - Hasil Ternak 115.27 115.67 0.35 b. Indeks Dibayar Petani (IB) 119.05 117.96-0.92 4 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.27 125.83-1.13 - Indeks BPPBM 110.96 110.21-0.67 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 97.83 98.00 0.17 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 104.96 104.88-0.07 Pada April 2016 terjadi kenaikan pada NTPT sebesar 0,17 persen. Naiknya NTPT terjadi karena penurunan indeks harga yang diterima petani 0,74 persen, lebih kecil dibanding penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,92 persen. Turunnya harga beberapa komoditas seperti harga sapi potong dan ayam buras adalah penyebab turunnya It pada subsektor peternakan di bulan ini. Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena turunnya IKRT sebesar 1,13 persen dan turunnya indeks BPPBM sebesar 0,67 persen. e. Subsektor Perikanan (NTN) Pada April 2016, NTN mengalami penurunan sebesar 0,04 persen, hal ini dikarenakan penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,52 persen, lebih besar dibanding penurunan indeks yang dibayar petani yang sebesar 0,48 persen. penurunan It di subsektor ini disebabkan oleh turunnya It subkelompok ikan budidaya sebesar 0,57 persen meskipun subkelompok ikan penangkapan naik sebesar 0,41 persen. Sementara itu penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena turunnya IKRT sebesar 0,75 persen dan turunnya indeks BPPBM sebesar 0,10 persen. Kelompok dan Sub kelompok Tabel 5 Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan dan nya a. Indeks Diterima Petani 123.39 122.75-0.52 - Penangkapan 133.04 133.59 0.41 - Budidaya 122.85 122.15-0.57 b. Indeks Dibayar Petani 117.87 117.30-0.48 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.37 126.42-0.75 - Indeks BPPBM 106.82 106.71-0.10 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 104.69 104.65-0.04 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 115.51 115.03-0.41 Jika dilihat lebih dalam menurut subkelompoknya, maka indeks NTP subkelompok ikan tangkap (Nilai Tukar Nelayan) pada April 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,23 persen dibanding bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh indeks yang diterima petani (nelayan) naik sebesar 0,41 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani (nelayan) turun sebesar 0,81 persen. Naiknya It ini sangat dipengaruhi oleh naiknya harga beberapa komoditas seperti cakalang, Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 5

manyung, kuwe, dan kakap pada bulan ini. Turunnya Ib disebabkan oleh turunnya IKRT sebesar 0,75 persen dan turunnya indeks BPPBM sebesar 0,89 persen. Tabel 6 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Tangkap dan nya Maret - April 2016 (2012=100) Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani 133.04 133.59 0.41 - Penangkapan Perairan Umum 100.00 100.00 0.00 - Penangkapan Perairan Laut 133.08 133.62 0.41 b. Indeks Dibayar Petani 121.35 120.37-0.81 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.21 126.26-0.75 - Indeks BPPBM 114.48 113.46-0.89 c. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 109.64 110.98 1.23 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 116.22 117.74 1.31 Sementara itu NTP subkelompok ikan budidaya mengalami penurunan indeks sebesar 0,11 persen pada April 2016. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,57 persen, lebih besar dibanding penurunan indeks yang dibayar petani sebesar 0,46 persen. Penurunan It banyak disebabkan oleh turunnya harga beberapa komoditas seperti lele dan udang. Turunnya Ib disebabkan oleh turunnya IKRT sebesar 0,75 persen dan turunnya indeks BPPBM sebesar 0,06 persen. Tabel 7 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Budidaya dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani 122.85 122.15-0.57 - Budidaya Air Tawar 122.85 122.15-0.57 b. Indeks Dibayar Petani 117.67 117.13-0.46 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.38 126.43-0.75 - Indeks BPPBM 106.39 106.33-0.06 c. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 104.40 104.28-0.11 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 115.47 114.87-0.51 6 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016

5. Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan Adanya perbedaan karakteristik yang signifikan antara petani di subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat, dan peternak dengan nelayan yang selama ini digambarkan dari subsektor perikanan, maka bisa dilihat NTP pada kedua karakteristik tersebut dengan memisahkan penghitungan NTP antar keduanya. NTP Daerah Istimewa Yogyakarta tanpa subsektor perikanan pada April 2016 mencapai 102,85 atau naik sebesar 0,33 persen dibanding bulan Maret 2016. Hal ini disebabkan oleh penurunan indeks yang diterima petani yang sebesar 0,59persen, lebih kecil dibanding penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,92 persen. Tabel 8 Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan dan nya Kelompok dan Sub kelompok Indeks Harga yang Diterima Petani 126.30 125.56-0.59 Indeks Harga yang Dibayar Petani 123.21 122.08-0.92 Konsumsi Rumah Tangga 128.00 126.52-1.15 BPPBM 112.61 112.49-0.11 Nilai Tukar Petani 102.51 102.85 0.33 Nilai Tukar Usaha Pertanian 112.16 111.62-0.48 6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Indeks Harga Konsumen (IHK) di daerah pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada April 2016 secara umum mencapai 126,52 atau mengalami deflasi sebesar 1,14 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 127,98. Penurunan IHK bulan ini paling banyak dipengaruhi oleh turunnya indeks pada kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 2,65 persen, diikuti kelompok bahan makanan turun sebesar 2,11 persen, dan kelompok perumahan turun sebesar 0,11 persen. Sebaliknya kelompok sandang mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,40 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,20 persen dan terakhir kelompok kesehatan naik sebesar 0,16 persen. Tabel 9 Indeks Harga Konsumen dan nya Kelompok Konsumsi Rumah Tangga 127.98 126.52-1.14 - Bahan Makanan 144.19 141.15-2.11 - Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 125.33 125.83 0.40 - Perumahan 119.12 118.99-0.11 - Sandang 122.80 123.51 0.58 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 7

- Kesehatan 114.98 115.17 0.16 - Pendidikan,Rekreasi dan Olah Raga 110.13 110.34 0.20 - Transportasi dan Komunikasi 118.70 115.56-2.65 7. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dilaporkan, pada April 2016 ada sebanyak 21 provinsi yang mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 2,10 persen, sedangkan kenaikan NTP terkecil sebesar 0,01 persen terjadi di Provinsi Papua. Kenaikan NTP terbesar di Provinsi Riau terutama disebabkan oleh naiknya NTP pada subsektor tanaman perkebunan rakyat dengan naiknya harga beberapa komoditi terutama komoditi kelapa sawit dan karet. Sebanyak 12 provinsi pada bulan April 2016 ini mengalami penurunan NTP dengan Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penurunan terbesar yaitu sebesar 1,29 persen, sedangkan Provinsi Bali mengalami penurunan NTP terkecil yaitu 0,04 persen. Penurunan NTP yang terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan banyak disebabkan oleh turunnya harga gabah da jagung pada subsektor tanaman pangan. Tabel 10 NTP Provinsi dan nya Provinsi NASlONAL 101.32 101.22-0.10 RIAU 97.36 99.41 2.10 BABEL 101.85 103.65 1.76 DKI 98.88 100.61 1.75 JAMBI 96.93 98.62 1.74 SUMUT 99.17 100.80 1.64 BENGKULU 92.61 94.05 1.55 KALBAR 94.73 95.64 0.96 LAMPUNG 102.73 103.54 0.79 PAPUA BARAT 99.74 100.45 0.71 KEPRI 98.04 98.66 0.63 KALTIM 97.46 98.02 0.57 KALTENG 96.42 96.92 0.52 SULBAR 106.11 106.65 0.51 SUMBAR 98.38 98.76 0.39 MALUKU UTARA 104.94 105.34 0.39 YOGYAKARTA 102.57 102.90 0.32 SULUT 96.83 97.14 0.31 SUMSEL 94.48 94.55 0.07 MALUKU 103.90 103.96 0.06 JATIM 103.77 103.83 0.06 PAPUA 96.13 96.14 0.01 8 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016

BALI 104.86 104.81-0.04 GORONTALO 104.89 104.82-0.06 KALSEL 97.67 97.54-0.14 SULTENG 99.67 99.48-0.18 JATENG 99.40 98.99-0.42 SULTRA 99.31 98.62-0.69 NTT 100.73 100.02-0.71 NTB 104.38 103.58-0.77 JABAR 105.84 104.67-1.10 NAD 97.25 96.15-1.13 BANTEN 104.74 103.42-1.25 SULSEL 105.37 104.01-1.29 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 9

Tabel 11 NTP tanpa Subsektor Perikanan Provinsi dan nya Provinsi NASIONAL 101.28 101.16-0.12 RIAU 96.77 98.85 2.15 BABEL 101.51 103.51 1.96 JAMBI 96.83 98.53 1.76 SUMUT 99.18 100.86 1.70 BENGKULU 92.53 93.95 1.53 KALBAR 94.45 95.36 0.97 PAPUA BARAT 99.17 100.03 0.86 LAMPUNG 102.87 103.70 0.80 KALTIM 97.29 97.83 0.56 KEPRI 93.86 94.33 0.50 SULBAR 106.40 106.92 0.49 KALTENG 95.70 96.13 0.45 SUMBAR 98.01 98.42 0.41 MALUKU UTARA 105.19 105.59 0.38 YOGYAKARTA 102.51 102.85 0.33 SULUT 96.69 97.00 0.32 MALUKU 103.58 103.65 0.07 PAPUA 95.48 95.54 0.06 JATIM 103.76 103.81 0.05 SUMSEL 94.33 94.37 0.04 BALI 104.92 104.87-0.04 GORONTALO 105.18 105.03-0.14 KALSEL 96.70 96.51-0.19 SULTENG 99.24 99.04-0.20 JATENG 99.32 98.90-0.43 NTT 100.72 99.97-0.75 NTB 104.55 103.71-0.80 SULTRA 98.64 97.83-0.83 NAD 97.25 96.11-1.17 JABAR 106.27 105.02-1.17 BANTEN 104.68 103.34-1.29 SULSEL 105.64 104.19-1.37 10 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016

Tabel 12 Nilai Tukar Nelayan Provinsi dan nya Provinsi NASIONAL 106.67 107.37 0.66 DKI 104.03 107.15 3.00 BENGKULU 99.17 101.68 2.53 RIAU 114.15 116.94 2.44 NTT 102.08 104.27 2.15 KALTENG 110.35 112.67 2.10 SUMBAR 102.05 104.16 2.07 JAMBI 105.62 107.62 1.89 SULBAR 102.24 104.08 1.80 GORONTALO 103.06 104.87 1.75 JATIM 107.61 109.19 1.48 SUMSEL 96.72 97.95 1.27 SULTRA 111.50 112.87 1.23 YOGYAKARTA 109.64 110.98 1.23 KEPRI 109.47 110.65 1.07 KALTIM 107.10 108.18 1.02 JATENG 107.59 108.68 1.01 LAMPUNG 103.91 104.95 1.00 KALBAR 103.52 104.39 0.84 JABAR 107.77 108.39 0.57 MALUKU UTARA 100.84 101.27 0.42 KALSEL 112.13 112.54 0.37 NAD 99.57 99.80 0.24 NTB 105.53 105.73 0.18 SULTENG 112.30 112.34 0.04 BALI 108.64 108.66 0.02 MALUKU 106.37 106.23-0.13 SULUT 102.43 102.29-0.13 BANTEN 120.35 120.17-0.15 BABEL 107.15 106.72-0.40 SULSEL 102.26 101.79-0.46 PAPUA BARAT 106.26 105.70-0.53 PAPUA 110.65 109.85-0.72 SUMUT 102.17 101.32-0.83 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 11

Tabel 13 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Provinsi dan nya Provinsi Nasional 98.85 98.92 0.07 BENGKULU 94.24 95.88 1.74 SULUT 92.04 92.96 0.99 BABEL 93.95 94.81 0.92 NTT 98.72 99.62 0.92 KALSEL 101.29 102.18 0.88 KALBAR 99.02 99.83 0.82 SULSEL 99.23 99.87 0.65 MALUKU 107.22 107.84 0.58 KEPRI 107.10 107.72 0.58 SUMUT 95.32 95.78 0.48 PAPUA BARAT 89.47 89.88 0.46 DKI 93.39 93.76 0.40 KALTENG 97.58 97.95 0.38 SUMSEL 99.89 100.15 0.27 KALTIM 88.91 89.14 0.27 JABAR 97.34 97.56 0.22 GORONTALO 89.70 89.89 0.21 BANTEN 96.29 96.46 0.17 SULTENG 89.33 89.47 0.16 MALUKU UTARA 108.90 108.98 0.07 LAMPUNG 95.48 95.53 0.05 NAD 94.64 94.59-0.04 NTB 89.57 89.52-0.05 JATIM 102.50 102.38-0.11 YOGYAKARTA 104.40 104.28-0.11 PAPUA 89.27 89.07-0.22 JAMBI 95.05 94.81-0.25 SULBAR 96.72 96.41-0.32 JATENG 101.34 101.02-0.32 SULTRA 96.07 95.75-0.33 BALI 89.66 89.28-0.42 RIAU 101.21 100.70-0.51 SUMBAR 107.83 107.23-0.55 12 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016

Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 13

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH APRIL 2016 Berdasarkan hasil observasi terhadap 85 transaksi gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta selama April 2016, sebanyak 60,00 persen berkualitas rendah dan sisanya 40,00 persen berkualitas Gabah Kering Panen (GKP). Dibandingkan Maret 2016, rata-rata harga gabah kualitas GKP naik 0,96 persen menjadi Rp. 4.530,88 per kg di tingkat petani dan naik 0,94 persen menjadi Rp. 4.580,88 per kg di tingkat penggilingan. Sebaliknya ratarata harga gabah kualitas rendah turun sebesar 6,70 persen menjadi Rp. 3,563,73 per kg di tingkat petani dan turun 6,61 persen menjadi Rp. 3.613,73 per kg di tingkat penggilingan. Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 5.450,00 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varitas Menthik Wangi terjadi di Kecamatan Kalasan (Sleman). Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.200,00 per kg dengan gabah kualitas rendah varitas IR64 terjadi di Kecamatan Pandak (Bantul) dan Kecamatan Sleman (Sleman). Selama April 2016, dijumpai 4 observasi (11,76 persen) harga gabah di bawah HPP baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan. Pada April 2016, berdasarkan hasil Survei Harga Produsen Gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat ada sebanyak 85 observasi transaksi gabah di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Dilihat dari distribusinya, gabah kualitas rendah sebanyak 51 observasi dan kualitas GKP sebanyak 34 observasi. Kelompok Kualitas GKG GKP Tabel 14 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan HPP menurut Kelompok Kualitas, April 2016 Jumlah Observasi (%) Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg) Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Harga* Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) Selisih Harga Terendah Tertinggi Rata-rata (Rp/Kg) (%) (5) (6) (7) (8) (9) 0 4.600,00 - - - - - - (0,00%) (penggilingan) Gabah Kualitas Rendah Total 34 (40,00%) 51 (60,00%) 85 (100,00%) 3.500,00 5.450,00 4.530,88 4.580,88 3.700,00 (petani) 3.750,00 (penggilingan) 830.88 22,46 830,88 22,16 3.200,00 5.050,00 3.563,73 3.613,73 - - - - - - - - - - 14 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016

1. Kasus Harga di Bawah HPP dan Kualitas Rendah Jumlah observasi harga gabah kualitas GKG dan GKP mencapai 34 observasi atau 40,00 persen dari keseluruhan jumlah observasi selama April 2016. Dari sejumlah observasi tersebut terdapat 11,76 persen (4 observasi) kasus harga gabah kualitas di tingkat petani dan di tingkat penggilingan berada dibawah HPP. Kasus harga pada kelompok kualitas ini berasal dari wilayah sampel Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman. Berdasarkan 51 observasi pada transaksi penjualan gabah kualitas rendah atau 60,00 persen dari keseluruhan observasi transaksi penjualan gabah selama April 2016, yang berpotensi mengalami kasus harga 45,88 persen berasal dari Kabupaten Bantul, dan 14,12 persen berasal dari Kabupaten Sleman. Tabel 15 Jumlah dan Observasi Harga Gabah di Bawah, Sama Dengan, dan di Atas HPP menurut Kualitas, April 2016 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Jumlah Observasi Harga Gabah Di Bawah HPP Jumlah Observasi Harga Gabah Sama Dengan HPP Jumlah Observasi Harga Gabah Di Atas HPP Tk. Petani Tk. Penggilingan Tk. Petani Tk. Penggilingan Tk. Petani Tk. Penggilingan (5) (6) (7) (8) GKG 0-0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) GKP 34 4 (11,76 %) 4 (11,76 %) 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 30 (88,24 %) 30 (88,24 %) GKG dan GKP 34-4 (11,76 %) - 0 (0,00 %) - 30 (88,24 %) Kualitas Rendah 51 2. Harga Terendah, Tertinggi dan Rata-rata Komponen Mutu Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 5.450,00 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varitas Menthik Wangi terjadi di Kecamatan Kalasan (Sleman). Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.200,00 per kg dengan gabah kualitas rendah varitas IR64 terjadi di Kecamatan Pandak (Bantul) dan Kecamatan Sleman (Sleman). Tabel 16 Rata-rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas, Februari - April 2016 Kelompok Kualitas Kadar Air (KA) Kadar Hampa/Kotoran (KH) Feb 2016 Mar 2016 Apr 2016 Feb 2016 Mar 2016 Apr 2016 (5) (6) (7) GKG 13,55 - - 1,72 - - GKP 13,84 14,86 14,93 6,44 8,10 6,54 Berita Resmi Statistik KualitasRendah D.I. Yogyakarta No. 24,26 24/05/34/Th.XVIII, 22,26 24,04 2 Mei 2016 13,21 11,64 11,51 15

Rp/Kg Selama tiga bulan terakhir, komponen mutu gabah relatif berfluktuasi dari bulan ke bulan. Rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 14,93 persen dan 6,54 persen, sedangkan gabah kualitas rendah pada bulan April 2016 memiliki rata-rata KA dan KH masingmasing sebesar 24,04 persen dan 11,51 persen. Tabel 17 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas Januari - April 2016 Kelompok Kualitas Tingkat Petani (Rp / Kg) Feb 2016 Mar 2016 Apr 2016 Perub (4) thd (3) (%) Tingkat Penggilingan (Rp / Kg) Feb 2016 Mar 2016 Apr 2016 Perub (4) thd (3) (%) (5) (6) (7) (8) (9) GKG 5.050,00 - - - 5.100,00 - - - GKP 4.932,00 4.488,00 4.530,88 0,96 4.982,00 4.538,00 4.580,88 0,94 Kualitas Rendah 4.129,41 3.819,44 3.563,73-6,70 4.179,41 3.869,44 3.613,73-6,61 Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani naik Rp. 42,88 per kg (0,96 persen) menjadi Rp 4.530,88 per kg, demikian pula di tingkat penggilingan naik Rp. 42,88 per kg (0,94 persen) menjadi Rp. 4.580,88 per kg. Sebaliknya rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani turun sebesar Rp. 255,72 per kg (6,70 persen) menjadi Rp. 3.563,73 per kg dan turun Rp. 255,72 per kg(6,61 persen) menjadi Rp. 3.613,73 per kg di tingkat penggilingan. Gambar 1 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Daerah Istimewa Yogyakarta, April 2015 -April 2016 5600 5400 5200 5000 4800 4600 4400 4200 4000 3800 3600 3400 3200 3000 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 16 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 GKG GKP Kualitas Rendah HPP GKG HPP GKP

Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 17