DOKUMENTASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG

B. Tujuan Tujuan Qualiy Assurance adalah untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan Perseroan pada tanggal 16 Agustus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

2. KETENTUAN UMUM Obat tradisional Bahan awal Bahan baku Simplisia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri

Oleh : Bambang Priyambodo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

KATA PENGANTAR QUALITY CONTROL

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

PROSEDUR KERJA Tanggal Revisi : 19 April 2011 Pengendalian Dokumen Tanggal Berlaku : 26 April 2011 Kode Dokumen : PK STEKPI PPMA 001/R2

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:. TENTANG PEDOMAN PENERAPAN CARA PEMBUATAN KOSMETIKA YANG BAIK

DOKUMENTASI DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

CPOB. (Cara Pembuatan Obat yang Baik)

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS MALIKUSSALEH FAKULTAS TEKNIK Cot Tgk Nie Reuleut Telp Fax

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERSONALIA

Manual Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman

Manual Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman. Laboratorium Farmakologi

DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000

Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK

PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN Oleh : Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Luar Negeri (cevest or id)

Manual Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman Laboratorium Biokimia Biomolekuler

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8)

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG

BAB II TINJAUAN UMUM. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.

Bahan Ajar PANDUAN MUTU

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

MANUAL PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

Manual Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman. Jurusan Bahasa dan Sastra Fakultas Ilmu Budaya UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

Menimbang : Mengingat :

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

( (021) : (021) NSS : NIS : NPSN

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ]

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI. 1799/Menkes/Per/XII/2010 adalah badan usaha yang memiliki izin dari menteri

SISTEM JAMINAN HALAL (S J H)

PENGENDALIAN DOKUMEN

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

PROSEDUR SISTEM MUTU Tanggal Revisi : IDENTIFIKASI, PENGENDALIAN DOKUMEN DAN CATATAN MUTU

EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005

Manual Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman

PROSEDUR MUTU PENGENDALIAN PERALATAN PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN

Manual Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

1 dari1717 I. PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

MANUAL PROSEDUR. Pengendalian Dokumen Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi. Jurusan Teknik Industri

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

PANDUAN PENGENDALIAN DOKUMEN KEBIJAKAN DAN SOP

Manual Prosedur PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Standard Operating Procedure PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

AUDIT SML SML

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR KEP 11/KEP-DJPB/2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI. 1799/Menkes/Per/XII/2010 adalah badan usaha yang memiliki izin dari menteri

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga

PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SML

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,

Standard Operating Procedure Pengendalian Dokumen

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

MANUAL PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

AUDIT INTERNAL Kode. Dok Revisi Tgl Terbit Halaman LPM-POS-MNV Maret dari 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

Manual Prosedur Tindakan Korektif dan Pencegahan

A. KRITERIA AUDIT SMK3

BAB II TINJAUAN UMUM PT. COMBIPHAR. bawah pengelolaan Drs. Handoko Prayogo, Apt. Berawal dari industri rumah

Manual Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman

SKEMA SERTIFIKASI PUPUK SP-36 SERTIFIKASI TIPE 5

Manual Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman

Transkripsi:

DOKUMENTASI

PENDAHULUAN Dokumentasi adalah suatu bukti yang dapat dipercaya pada penerapan/pemenuhan CPOTB. Mutu yang direncanakan adalah satu-satunya solusi untuk mengatasi keluhan yang terkait dengan mutu dalam suatu organisasi. Hal yang paling penting dalam menjamin mutu adalah dengan menjalankan dokumentasi secara baik. Sistem dokumentasi yang direncanakan atau disetujui harus mempunyai tujuan utama untuk menyusun, memantau dan mencatat mutu dari semua aspek produksi, pengawasan mutu dan menjamin mutu.

MAKSUD DAN TUJUAN Dokumentasi tertulis yang jelas dapat mencegah kesalahan yang mungkin timbul dari komunikasi lisan/verbal ataupun yang tertulis dengan bahasa seharihari Dokumentasi dapat menjamin bahwa kegiatan yang berhubungan dengan mutu dilakukan secara tepat seperti yang telah direncanakan dan disetujui Untuk mencapai kesesuaian dan peningkatan mutu Tujuan dokumentasi : Untuk menjamin adanya spesifikasi semua bahan, metode produksi dan pengawasan mutu Karyawan tahu apa yang akan dikerjakan Tanggung jawab dan wewenang personil jelas Menjamin bahwa personil yang berwenang mempunyai semua informasi yang di butuhkan untuk membuat keputusan pelulusan Menyediakan sarana untuk audit Bentuk dasar untuk peningkatan

TINGKAT DOKUMEN Secara luas, semua dokumen yang berhubungan dengan mutu dapat digolongkan menjadi: Pedoman Mutu Prosedur Mutu Dokumen Penunjang atau Instruksi Kerja Catatan Mutu Semua tingkat dokumen dipadukan melalui sistem pencocokan silang untuk membentuk suatu jaringan dokumentasi terpadu.

PEDOMAN MUTU http://farmasibahanalam.com Merupakan dokumen strategis yang menggambarkan sistem organisasi dalam memberikan jaminan mutu untuk mencapai kepuasan pelanggan. Pemakai : Seluruh karyawan dari suatu organisasi Pihal luar, auditor maupun pelanggan Tujuan : Untuk menggambarkan struktur sistem mutu Untuk menyatakan kebijakan mutu dan tujuan organisasi Untuk menggambarkan bagaimana organisasi memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan Pedoman Mutu berisi : Pernyataan Kebijakan Mutu Tujuan Mutu Struktur organisasi termasuk tanggung jawab dan wewenang Prosedur-prosedur, instruksi-instruksi dan bahan-bahan lain yang dipakai untuk menerapkan manajemen mutu.

PROSEDUR MUTU http://farmasibahanalam.com Merupakan dokumen taktis yang menggambarkan kegiatan /operasi suatu organisasi dalam menerapkan kebijakan mutu yang telah ditetapkan. Tujuan : Memberikan penjelasan secara detil bagaimana kegiatan harus dilakukan, diawasi dan dicatat dalam melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Prosedur Mutu menjelaskan hal-hal sebagai berikut: Apakah proses itu dan tujuannya Dimana aktivitas berlangsung Siapa penanggung jawab untuk setiap kegiatan Kapan kegiatan selesai dan bagaimana urutan kerja, frekuensi, dsb. Bagaimana kegiatan dapat diselesaikan dengan mengikuti pola Instruksi Kerja atau dokumen referensi lainnya Rujukan dokumen terkait User : Semua karyawan yang mengatur dan melaksanakan proses

INSTRUKSI KERJA http://farmasibahanalam.com Merupakan dokumen operasional yang memerinci langkahlangkah bagaimana kegiatan harus dilakukan atau bagaimana produk dapat diterima. Tujuan : Merupakan dokumen instruksi, langkah demi langkah sebagai pedoman dalam menjalankan aktivitas/operasi sehari-hari oleh karyawan di setiap fungsi. Digunakan secara departemental, setiap tugas atau setiap lini Instruksi Kerja berisi: Rincian penjelasan suatu pewrintah untuk menyelesaikan pekerjaan, rincian penanganan metode, peralatan atau mesin Berhubungan dengan masalah-masalah tehnis dan menekankan pada operasi, inspeksi dan pengujian. User : Seluruh karyawan yang menjalankan tugas yang telah ditentukan. Format : Lembar Kerja, Sampel, Daftar Periksa Alat Bantu visual (tape, video,ilustrasi, photo) Dll.

http://farmasibahanalam.com CATATAN MUTU Catatan Mutu, termasuk bagan dan data yang berhubungan dengan disain, inspeksi, pengujian, survei, audit, tinjauan atau hasil-hasil yang terkait harus disimpan dan dipelihara sebagaibukti penting untuk menunjukkan: Efektifitas pelaksanaan Sistem Mutu; Bahwa produk atau pelayanan yang dihasilkan atau diberikan sudah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Semua Catatan Mutu harus : mudah dibaca dan jelas; bertanggal; mudah dikenali dan diambil dari tempat penyimpanannya; mempunyai status pengesahan; disimpan dalam waktu yang ditentukan; dilindungi dari kerusakan dan keusangan selama penyimpanan.

PERBANDINGAN PROSEDUR DENGAN INSTRUKSI KERJA PROSEDUR Berorientasi pada proses Menjelaskan suatu prosedur Menunjang Kebijakan Mutu Memberikan gambaran umum suatu proses dan memberikan tindakan sistematik dalam menjamin mutu Merupakan prosedur yang melibatkan beberapa departemen dan atau bagian Membutuhkan dokumen penunjang lain dalam pelaksanaannya Sebagai pedoman pada tingkat organisasi INSTRUKSI KERJA Berorientasi pada tugas Menjelaskan instruksi secara rinci Memandu operasi Secara khusus menjelaskan tugas yang harus dikerjakan, metoda dan tehnik yang digunakan untuk mencapai mutu yang ditargetkan Merupakan instruksi yang diperuntukan bagi departemen atau bagian tertentu saja Dapat berdiri sendiri pada pelaksanaannya Sebagai pedoman pada tingkat operasional

FORMAT DOKUMEN Tidak ada Format terbaik dalam sistem dokumentasi Setiap dokumen harus cocok/sesuai untuk semua yang memakai Secara umum, semua dokumen mutu dapat ditulis dalam format sebagai berikut: narasi Bagan alur kombinasi narasi dan bagan alur elektronik / sistem komputerisasi

DOKUMEN 1. Dokumen adalah : riwayat lengkap suatu siklus pembuatan dimulai dari bahan awal sampai menjadi produk jadi catatan kegiatan untuk : perawatan penyimpanan pengawasan mutu distribusi primer hal-hal khusus yang terkait dengan CPOTB 2. Dokumen harus dirancang, disiapkan, ditinjau dan didistribusikan dengan tepat. 3. Semua dokumentasi harus disusun dalam suatu berkas dan dirawat untuk periode waktu tertentu setelah tanggal kadaluarsa produk.

ISI DOKUMEN Apakah yang harus ditulis dalam dokumen: Nama dokumen Nama perusahaan, departmen atau bagian yang membuat Nomor dokumen Halaman dan jumlah halaman Nomor revisi Tanggal disetujui Nama dan tandatangan orang yang mempersiapkan dokumen Nama dan tandatangan orang yang memeriksa dan mengesahkan dokumen Isi dokumen Penerima dokumen

CONTOH DOKUMEN PT. JAMU MANJUR Nomor Dokumen: GM 001 judul CARA PEMBUATAN PROSEDUR MUTU Nomor Revisi: 0 Tanggal Pengesahan 14 Nov 2005 Bagian Umum Tanggal Berlaku 1 Januari 2006 Dibuat oleh : Kepala Bagian Produksi Disahkan oleh : Kepala Bagian Pengawasan Mutu Halaman 1 dari 1 I. Isi Dokumen II. Penerima Dokumen

SISTEM PENOMORAN Setiap dokumen harus mempunyai nomor dari bagian Pengawasan Dokumen Sistem penomoran dokumen harus dibuat untuk memudahkan penyimpanan dan pengawasannya.

Contoh Penomoran Dokumen Sistem penomoran dokumen dibuat sedemikian rupa sehingga mempermudah penyimpanan dan pengendaliannya. Contoh : p q r 000 00 Posisi p memberi petunjuk bagian yang membuat dokumen misalnya : A = Bagian Produksi B = Bagian Pengawasan Mutu C = Bagian Gudang D = Perencanaan dan Pengendalian Persediaan E = Bagian Teknik F = Bagian Personalia

Bagian q memberi petunjuk mengenai Tingkat Dokumen, misalnya : P = bila dokumen merupakan panduan mutu Q = bila dokumen merupakan prosedur operasional baku R = bila dokumen merupakan instruksi kerja S = bila dokumen merupakan catatan pelaksanaan Posisi r memberi petunjuk mengenai kelompok dokumen, misalnya : a = kelompok dokumen umum b = pembersihan dan sanitasi c = kalibrasi d = validasi e = penanganan bahan f = penanganan personalia g = produksi induk

Posisi 000 memberi petunjuk urutan nomor dokumen tersebut dalam kelompok dokumen yang dibuat oleh bagian tertentu. Posisi 00 memberi petunjuk tentang revisi atau penggantian dokumen misal : 02 = dokumen tersebut adalah revisi yang kedua Contoh : A Rg 012 02 Nomor ini memberi petunjuk bahwa dokumen : - Dibuat oleh Bagian Produksi - Merupakan Instruksi Kerja - Termasuk kelompok Produksi Induk - Merupakan urutan ke-12 dalam kelompok Produksi Induk - Menunjukkan bahwa dokumen ini adalah revisi yang ke-2

KOREKSI DOKUMEN Bila diperlukan pembetulan/koreksi dokumen, dapat dilakukan hal sbb: Data asli tidak boleh hilang (data asli dicoret) Pembetulan ditulis dekat dengan data asli Koreksi diparaf dan diberi tanggal Sistem komputerisasi : - menggunakan password - hanya dilakukan orang yang ditunjuk

PENGAWASAN DOKUMEN Dokumen harus ditanggali dan disahkan: disetujui, ditandatangani dan diberi tanggal oleh yang berwenang Tidak ada dokumen yang diubah tanpa ijin Semua catatan dokumen harus dilengkapi sebagaimana proses dijalankan. Dibuat daftar dan catatan distribusi dokumen Dokumen yang sudah tidak dipakai harus: Ditarik dari pemakai, berdasarkan pada daftar distribusi tandai obsolete atau tidak berlaku, dan diarsipkan Buat daftar distribusi dokumen, dipusatkan. Gunakan hanya dokumen yang terbaru

DISTRIBUSI DOKUMEN Dokumen yang didistribusikan hendaknya dokumen yang terkini Salinan dokumen harus didistribusikan kepada bagian-bagian yang terkait Harus dibuat daftar distribusi dokumen Bagian Pengawas Dokumen atau Bagian Pengawasan Mutu bertugas mendistribusikan dokumen Dokumen induk/utama harus diterima oleh bagian Produksi dan Pengawasan Mutu Dokumen pendukung hanya didistribusikan ke bagian yang terkait saja.

REVISI DAN PEMBAHARUAN DOKUMEN Dilakukan secara berkala atau jika diperlukan Dokumen yang sudah tidak berlaku (obsolete) harus ditarik dari semua bagian yang terkait dan dokumen aslinya harus disimpan atau diarsipkan Tanggal revisi dicantumkan dalam dokumen yang baru Setiap revisi harus disahkan oleh yang berwenang.

JENIS-JENIS DOKUMEN CPOTB Formula Induk Prosedure Pengolahan Induk Procedure Pengemasan Induk Catatan Pengolahan Bets Catatan Penanganan Produk Kembalian Catatan Penarikan Produk Catatan Pemusnahan Produk Catatan Keluhan Catatan distribusi Bahan baku dan kemas Ruahan Protokol Validasi Produk Jadi Status peralatan Status Bahan Status produk Catatan Catatan Sampling Catatan dan laporan hasil uji Catatan pemantauan mikroba dan partikel Catatan Uji stabilitas Catatan : Biru :Instruksi Kerja (Standar, spesifikasi dan prosedure ) Merah : Catatan

SPESIFIKASI Spesifikasi menjelaskan karakteristik yang dipersyaratkan atau komposisi sebuah produk, bahan baku, bahan kemas beserta parameter uji dan prosedur uji yang dipersyaratkan untuk mengevaluasi bahan tersebut. Spesifikasi memuat: Mutu dari bahan yang datang, Mutu dari lingkungan produksi, Mutu dari proses produksi dan proses pengawasan, dan Mutu dari produk jadi. Spesifikasi mencakup: Bahan awal, Produk antara, ruahan dan Produk jadi Semua spesifikasi harus disahkan oleh orang yang berwenang (Kepala Bagian Pengawasan Mutu)

FORMULA INDUK Formula induk harus tersedia pada saat diperlukan Formula induk dan prosedur pembuatan masing-masing produk harus disiapkan secara tertulis, disetujui dan diberi tanggal oleh yang membuat/mempunyai dokumen, Kepala bagian atau orang yang diberi kewenangan oleh menejemen. Selanjutnya apabila memungkinkan diperiksa, diterima, disetujui oleh orang lain yang kompeten. Formula induk pembuatan dapat dibagi menjadi: Formula induk pengolahan Formula induk pengemasan Rekaman dari dokumen induk harus di fotokopi atau dicetak dari komputer. Seseorang yang berkompeten harus memaraf tiap-tiap dokumen sebelum ditandatangani, yang menandakan bahwa dokumen sudah lengkap, jelas dan memadai. Dokumen Instruksi sebaiknya dicetak.

FORMULA INDUK PENGOLAHAN Dokumen Formula Induk Pengolahan seharusnya mencakup: a. Nama produk; b. Ukuran bets; c. Diskripsi produk (bentuk sediaan, warna, bau, dsb.); d. Daftar semua bahan baku yang digunakan berserta jumlahnya; e. Peralatan yang digunakan dan tempat pengolahannya; f. Hasil teoritis; g. Petunjuk langkah demi langkah dalam melakukan pengolahan: Hal yang perlu diperhatikan menyangkut produk dan keamanan pekerja; Peralatan yang digunakan dan cara pembersihannya untuk mencegah kontaminasi; Urutan penambahan atau pencampuran bahan baku; Waktu pengadukan, suhu; Pengawasan selama proses dan kondisi penyimpanan

FORMULA INDUK PENGEMASAN Dokumen Induk Pengemasan dapat meliputi: a. Nama produk; b. Isi (volume atau berat) dari kemasan; c. Rujukan spesifikasi semua bahan yang dipakai untuk mengemas dan menandai produk; d. Instruksi khusu atau peringatan, termasuk clearance check area; e. Prosedur proses pengemasan; f. Pengawasan dalam proses, dengan instruksi sampling; g. Petunjuk cara perhitungan hasil atau rekonsiliasi. Salinan yang akurat dari instruksi pengemasan dan penandaan induk harus dibuat untuk tiap-tiap bets sebelum produk diproses.

CATATAN MUTU Bentuk lain yang digunakan dalam dokumentasi adalah pencatatan data yang diambil selama proses pengerjaan sesuatu, pengujian atau kejadian. Bentuknya adalah form (lembar data, atau form pencatatan data), laporan, catatan pengolahan bets dan log book peralatan. Dokumen ini menyediakan data mengenai bahan baku, lingkungan fasilitas dan produk akhir secara konsisten memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan. Dicatat secara jelas dengan menggunakan tinta yang permanen.

CATATAN PENGOLAHAN BETS Harus disiapkan pada setiap bets produk Catatan pengolahan bets mencakup: Nama produk Kode atau nomor bets Formula bets Prosedur pengolahan secara jelas Tanggal dan hasil pengolahan Identitas masing-masing peralatan dan jalur atau lokasi yang digunakan untuk produksi Catatan pembersihan peralatan yang akan digunakan Hasil pengujian laboratorium dan pengawasan selama proses, seperti catatan uji ph dan suhu Beberapa pengambilan contoh/sampling selama proses pengolahan Penyelidikan beberapa kegagalan khusus atau ketidaksesuaian Hasil pengujian pada produk ruahan

CATATAN PENGEMASAN BETS Harus disiapkan pada tiap bets produk Catatan pengemasan bets mencakup: Nama produk Kode atau nomor bets Prosedur pengemasan yang jelas Tanggal pengemasan Hasil teoritis dan kenyataan Identitas masing-masing peralatan dan jalur atau lokasi yang digunakan untuk pengemasan Catatan pembersihan peralatan yang akan digunakan untuk pengemasan Hasil pengujian laboratorium dan pengawasan selama proses, seperti volume dan bobot produk Catatan line clearance pengemasan Waktu kadaluarsa, jika umur produk kurang dari 30 bulan Penyelidikan beberapa kegagalan khusus atau ketidaksesuaian Penempatan dan identitas label karantinadisposition

CATATAN PENGAWASAN MUTU Catatan hasil pengujian, hasil analisa, pelulusan atau penolakan bahan baku, produk antara, ruahan dan produk jadi harus diperlihara. Catatan pengawasan mutu dapat meliputi: Tanggal pengujian Identifikasi bahan Nama pemasok/supplier Tanggal penerimaan Nomor bets aslinya, jika ada Nomor bets Nomor dari pengawasan mutu Jumlah yang diterima Tanggal pengambilan contoh/sampling Hasil pengujian