MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 105/PMK.06/2005 TENTANG PENYESUAIAN HARGA SATUAN DAN NILAI KONTRAK KEGIATAN PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2005

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada Bab I telah dituliskan tentang pendahuluan yang berisi tentang latar

BAB I STANDAR KOMPETENSI

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan Konstruksi

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

MODUL 6 PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (SSKK)

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

SENGKETA DALAM KONTRAK KONSTRUKSI

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila.

C. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawas dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

KODE UNIT KOMPETENSI INA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK/SPK

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No Telp (0322) web-site:

MELAKUKAN PERSIAPAN PEKERJAAN ESTIMASI BIAYA JALAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

TIM PENGELOLA KEGIATAN KECAMATAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

SURABAYA SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK : 027/15121/301/XI/2016, TGL.

PEMERINTAH KABUPATEN PANGANDARAN DINAS PEKERJAAN UMUM, PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI «REKANAN»

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH...

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE.

TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN... Alamat : UNDANGAN PENGADAAN BARANG/JASA

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU

K. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI Nomor :..

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB I STANDAR KOMPETENSI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN :

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

BERITA ACARA DAN ADDENDUM DOKUMEN PEMILIHAN TAHUN ANGGARAN 2013

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

SURAT PERJANJIAN PT BGC DAYA KONTRAKTOR JAKARTA

PERJANJIAN KERJASAMA BANGUN GUNA SERAH PEMBANGUNAN

E. Kontrak Pengadaan Jasa Lainnya dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PERHITUNGAN BIAYA AKIBAT ADANYA PERUBAHAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU INFORMASI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENGANTAR... 4 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 4 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 4 1.2.1 Desain Materi Pelatihan... 4 1.2.2 Isi Materi Pelatihan... 4 1.2.3 Penerapan Materi Pelatihan... 5 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC)... 6 1.4. Pengertian-Pengertian Istilah... 6 1.4.1 Profesi... 6 1.4.2 Standarisasi... 6 1.4.3 Penilaian / Uji kompetensi... 6 1.4.4 Pelatihan... 6 1.4.5 Kompetensi... 7 1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)... 7 1.4.7 Standar Kompetensi... 7 1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)... 7 1.4.9 Sertifikat Kompetensi... 7 1.4.10 Sertifikasi Kompetensi... 7 BAB II STANDAR KOMPETENSI... 8 2.1. Peta Paket Pelatihan... 8 2.1.1 Menerapkan Ketentuan K3 Dan Ketentuan Pengendalian Lingkungan Ditempat Kerja... 8 2.1.2 Bekerjasama Dengan Rekan Kerja Dan Lingkungan Yang Beragam... 8 2.1.3 Mengidentifikasi Yang Akan Dihitung... 8 2.1.4 Menghitung Quantity (Kuantitas)... 8 2.1.5 Menghitung Kebutuhan Bahan, Peralatan, Tenaga Kerja Dan Waktu Yang Diperlukan... 8 Halaman: 1 dari 29

2.1.6 Menghitung Biaya Total... 8 2.1.7 Melakukan Pemantauan Pelaksanaan... 8 2.1.8 Membuat Laporan Hasil... 8 2.2. Pengertian Unit Standar... 8 2.2.1 Unit Kompetensi... 8 2.2.2 Unit Kompetensi Yang Akan Dipelajari... 8 2.2.3 Durasi / Waktu Pelatihan... 8 2.2.4 Kesempatan Untuk Menjadi Kompeten... 9 2.3. Unit Kompetensi Kerja yang Dipelajari... 9 2.3.1 Kemampuan Awal... 9 2.3.2 Judul Unit... 9 2.3.3 Kode Unit... 9 2.3.4 Deskripsi Unit... 9 2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 10 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN... 13 3.1. Strategi Pelatihan... 13 3.1.1 Persiapan / Perencanaan... 13 3.1.2 Permulaan Dari Proses Pembelajaran... 13 3.1.3 Pengamatan Terhadap Tugas Praktek... 13 3.1.4 Implementasi... 13 3.1.5 Penilaian... 13 3.2. Metode Pelatihan... 14 3.2.1 Belajar Secara Mandiri... 14 3.2.2 Belajar Berkelompok... 14 3.2.3 Belajar Terstruktur... 14 BAB IV LAPORAN HASIL PEKERJAAN... 15 4.1 Umum... 15 4.2 Perhitungan Tambah Kurang... 15 4.2.1 Identifikasi Tambah Kurang... 15 4.2.2 Perhitungan Kuantitas Tambah Kurang... 18 4.3 Perhitungan Biaya Akibat Perubahan Gambar dan Spesifikasi... 19 4.3.1 Identifikasi Perubahan Biaya Yang Disebabkan Perubahan Gambar... 19 Halaman: 2 dari 29

4.3.2 Identifikasi Perubahan Biaya Yang Disebabkan Perubahan Spesifikasi... 20 4.3.3 Perhitungan Nilai Akibat Perubahan Gambar Dan Spesifikasi... 21 4.4 Eskalasi Harga... 22 4.4.1 Identifikasi Item Akibat Eskalasi Harga... 23 4.4.2 Perhitungan Eskalasi Harga... 23 4.4.3 Penyusunan Berita Acara Eskalasi Harga... 26 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI... 28 5.1. Sumber Daya Manusia... 28 5.1.1 Pelatih... 28 5.1.2 Penilai... 28 5.1.3 Teman kerja / sesama peserta pelatihan... 28 5.2. Sumber-sumber Kepustakaan / Buku Informasi... 29 5.3. Daftar Peralatan dan Perlengkapan... 29 Halaman: 3 dari 29

BAB I PENGANTAR 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja. Kompeten ditempat kerja. Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1. Desain Materi Pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / Mandiri : Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang instruktur. Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih. 1.2.2. Isi Materi Pelatihan 1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. 2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / Mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Halaman: 4 dari 29

Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja. 3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. 1.2.3. Penerapan Materi Pelatihan 1) Pada pelatihan klasikal, instruktur akan : Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja. 2) Pada pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih. Halaman: 5 dari 29

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC) Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan. Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah : 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau. 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau. 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. 1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah 1.4.1 Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan / jabatan. 1.4.2 Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. 1.4.3 Penilaian / Uji kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. 1.4.4 Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. Halaman: 6 dari 29

1.4.5 Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan. 1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. 1.4.7 Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. 1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1.4.9 Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. 1.4.10 Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional. Halaman: 7 dari 29

BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta Paket Pelatihan Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Juru Ukur Kuantitas Bangunan Gedung yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi menghitung biaya akibat perubahan pekerjaan, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu : 2.1.1 F41.QS01.001.11 : Menerapkan ketentuan K3 dan ketentuan pengendalian lingkungan ditempat kerja. 2.1.2 F41.QS01.002.11 : Bekerjasama dengan rekan kerja 2.1.3 F41.QS02.001.11 : Mengidentifikasi pekerjaan yang akan dihitung. 2.1.4 F41.QS02.002.11 : Menghitung quantity (kuantitas) pekerjaan. 2.1.5 F41.QS02.003.11 : Menghitung kebutuhan bahan, peralatan, tenaga kerja dan waktu yang diperlukan. 2.1.6 F41.QS02.004.11 : Menghitung biaya total pekerjaan. 2.1.7 F41.QS02.006.11 : Melakukan pemantauan pelaksanaan pekerjaan. 2.1.8 F41.QS02.007.11 : Membuat laporan hasil pekerjaan. 2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi 2.2.1. Unit kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu. 2.2.2. Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Menghitung Biaya Akibat Perubahan. 2.2.3. Durasi / waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu. Halaman: 8 dari 29

2.2.4. Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha / kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. Memeriksa kemajuan peserta pelatihan. Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian. 2.3.1 Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan ini adalah : 2.3.1.1 F41.QS01.001.11 : Menerapkan ketentuan K3 dan Ketentuan pengendalian lingkungan ditempat kerja. 2.3.1.2 F41.QS01.002.11 : Bekerjasama dengan rekan kerja. 2.3.1.3 F41.QS02.001.11 : Mengidentifikasi pekerjaan yang akan dihitung. 2.3.1.4 F41.QS02.002.11 : Menghitung quantity (kuantitas) pekerjaan. 2.3.1.5 F41.QS02.003.11 : Menghitung kebutuhan bahan, peralatan, tenaga kerja dan waktu yang diperlukan. 2.3.1.6 F41.QS02.004.11 : Menghitung biaya total pekerjaan. 2.3.2 Judul Unit Menghitung Biaya Akibat Perubahan. 2.3.3 Kode Unit : 2.3.4 Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam menghitung biaya akibat perubahan pekerjaan. Halaman: 9 dari 29

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ELEMEN KOMPETENSI 1. Menghitung pekerjaan tambah kurang 2. Menghitung biaya akibat perubahan gambar dan spesifikasi. 3. Menghitung biaya akibat adanya eskalasi harga. KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 tambah kurang diidentifikasi dengan tepat. 1.2 Kuantitas pekerjaan tambah kurang dihitung dengan teliti. 1.3 Berita acara pekerjaan tambah kurang disiapkan dengan lengkap. 2.1 Perubahan biaya yang disebabkan perubahan gambar diidentifikasi dengan tepat. 2.2 Perubahan biaya yang disebabkan perubahan spesifikasi diidentifikasi dengan tepat. 2.3 Nilai pekerjaan akibat perubahan gambar dan spesifikasi dihitung dengan teliti. 2.4 Berita acara pekerjaan akibat perubahan gambar dan spesifikasi disiapkan dengan lengkap. 3.1 Item pekerjaan akibat eskalasi harga diidentifikasi dengan tepat. 3.2 Nilai pekerjaan akibat adanya eskalasi harga dihitung dengan teliti. 3.3 Berita acara akibat adanya eskalasi harga disiapkan dengan lengkap. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan bangunan gedung. 1.2 Unit kompetensi ini untuk melakukan perhitungan biaya akibat perubahan pekerjaan pada bangunan gedung. 2. Perlengkapan yang diperlukan 2.1 Perlengkapan 2.1.1 Alat Tulis. 2.1.2 Perlengkapan pengaman kerja. 2.2 Peralatan 2.2.1 Komputer 2.3 Bahan 2.3.1 Kertas tulis. 2.3.2 Gambar pelaksanaan. 2.3.3 Gambar kerja. Halaman: 10 dari 29

3. Tugas-tugas yang harus dilakukan 3.1 Menghitung pekerjaan tambah kurang. 3.2 Menghitung biaya akibat perubahan gambar dan spesifikasi. 3.3 Menghitung biaya akibat adanya eskalasi. 4. Peraturan-peraturan yang diperlukan 4.1 Peraturan Perusahaan dibidang Pengendalian Produksi. 4.2 Peraturan Perusahaan dibidang Akuntansi. 4.3 Ketentuan tentang Eskalasi Harga. 4.4 Spesifikasi Teknis. 4.5 Spesifikasi Umum. PANDUAN PENILAIAN 1. Kondisi Pengujian Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar. Metode uji antara lain : 1.1 Dapat diujikan langsung dilapangan atau pada simulasi lingkungan kerja. 1.2 Dapat dilakukan pada saat proses pengerjaan atau pada akhir pekerjaan sesuai dengan kriteria unjuk kerja. 2. Keterkaitan dengan unit lain 2.1 F41.QS01.001.11 : Menerapkan ketentuan K3 dan Ketentuan pengendalian lingkungan ditempat kerja. 2.2 F41.QS01.002.11 : Bekerjasama dengan rekan kerja. 2.3 F41.QS02.001.11 : Mengidentifikasi pekerjaan yang akan dihitung. 2.4 F41.QS02.002.11 : Menghitung quantity (kuantitas) pekerjaan. 2.5 F41.QS02.003.11 : Menghitung kebutuhan bahan, peralatan, tenaga kerja dan waktu yang diperlukan. 2.6 F41.QS02.004.11 : Menghitung biaya total pekerjaan. Halaman: 11 dari 29

3. Pengetahuan yang dibutuhkan 3.1 Gambar pelaksanaan, gambar kerja. 3.2 Spesifikasi teknis. 3.3 Menghitung biaya akibat eskalasi harga. 3.4 Instansi resmi yang mengeluarkan daftar harga bahan, peralatan dan upah tenaga kerja. 4. Keterampilan yang dibutuhkan 4.1 Menghitung pekerjaan tambah kurang. 4.2 Menghitung biaya akibat eskalasi harga. 4.3 Menghitung biaya akibat perubahan gambar dan spesifikasi. 5. Aspek Kritis 5.1 Kedisiplinan membuat dokumen resmi pekerjaan tambah kurang. 5.2 Kemampuan menghitung kuantitas jenis pekerjaan untuk pekerjaan tambah kurang. 5.3 Kesamaan penafsiran perubahan pekerjaan dengan perbaikan pekerjaan. 5.4 Kesamaan penafsiran spesifikasi bahan yang setara. 6. Kompetensi Kunci No Kompetensi Kunci Dalam Unit Ini Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 2 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1 6. Memecahkan masalah 2 7. Menggunakan teknologi 2 Halaman: 12 dari 29

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri artinya, bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan / proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. 3.1.1 Persiapan / perencanaan 1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti. 2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. 3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. 4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan. 3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran 1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar. 2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki. 3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek 1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. 2) Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan. 3.1.4 Implementasi 1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman. 2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek. 3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh. 3.1.5 Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan. Halaman: 13 dari 29

3.2. Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. 3.2.1 Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. 3.2.2 Belajar berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar / ahli dari tempat kerja. 3.2.3 Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu. Halaman: 14 dari 29

BAB IV PERHITUNGAN BIAYA AKIBAT ADANYA PERUBAHAN PEKERJAAN 4.1 Umum Pada dokumen kontrak umumnya sudah mencantumkan pasal untuk kemungkinan adanya pekerjaan tambah kurang yang diakibatkan adanya perubahan pekerjaan. Adanya perubahan pekerjaan dapat mengakibatkan : Adanya perubahan kuantitas pekerjaan. Dapat menimbulkan harga baru pekerjaan. Terjadinya perubahan pekerjaan dapat disebabkan oleh adanya perubahan gambar, perubahan spesifikasi dan eskalasi harga. Proyek-proyek pemerintah multi years biasanya sudah mencantumkan rumus eskalasi seperti kenaikan harga BBM atau kenaikan mendadak yang cukup besar dari satu jenis bahan yang diperlukan pada pekerjaan tersebut. Kenaikan bahan/bbm tersebut mengakibatkan melonjaknya anggaran pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ada penyesuaian harga kontrak, dikhawatirkan jalannya pelaksanaan proyek akan terganggu. Karena kemampuan finansial dari Pelaksana terbatas, bisa berakibat berhentinya proyek. 4.2 Perhitungan Tambah Kurang tambah kurang di lapangan harus memiliki bukti hitam di atas putih untuk menghindari perselisihan yang tidak diinginkan bersama, catatan tersebut biasanya berupa Instruksi Kerja. Dasarnya adalah harga satuan pekerjaan (unit price) yang ada dalam kontrak dan kuantitas pekerjaan. Bila harga satuan belum ada dalam kontrak, maka perlu dinegosiasi untuk mendapatkan persetujuan dari kedua belah pihak. 4.2.1 Identifikasi Tambah Kurang 4.2.1.1 Pemeriksaan Surat Perintah Tambah Dan Kurang Atas instruksi dan persetujuan Direksi/Perencana/pengawas berhak mengadakan suatu perubahan atas rencana yang telah ada dengan memberi instruksi tertulis kepada Kontraktor untuk dilaksanakan. Dalam hal ini Kontraktor harus bertanggung jawab atas pekerjaan yang tidak sesuai dengan instruksi tersebut. Halaman: 15 dari 29

Yang dimaksud dengan perubahan tersebut adalah perubahan (alternatif atau modifikasi) daripada design kualitas maupun kuantitas dari pekerjaan, seperti tercantum di dalam gambar-gambar kerja (kontrak) dan Bill of Quantities. Perubahan termasuk penambahan, pembatalan atau penggantian dari suatu pekerjaan, perubahan dari jenis atau standar dari suatu bahan, peralatan atau mesin yang dipergunakan di dalam pekerjaan. Setiap ada pekerjaan tambah dan kurang, kontraktor mencatat dan mendokumentasi secara tertib, serta memintakan persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas pekerjaan. Sering terjadi pekerjaan tambah kurang dikeluarkan/diperintahkan oleh Konsultan Pengawas namun belum mendapat persetujuan Direksi. Kontraktor harus mengajukan surat secara resmi kepada Direksi untuk mengeluarkan instruksi kerja tambah kurang berdasarkan pekerjaan tambah dan kurang yang telah disetujui Konsultan pengawas. 4.2.1.2 Pemeriksaan Perubahan Waktu Pelaksanaan Dan Perubahan Jenis A. Perubahan pekerjaan dapat mengakibatkan perubahan jenis pekerjaan. Ada kemungkinan timbul jenis pekerjaan baru yang tidak ada pada kontrak sebelumnya. Bila ada jenis pekerjaan baru, tentu harus dibuatkan harga satuan pekerjaan baru. Untuk ini perlu diadakan negosiasi harga satuan baru yang berlaku pada jenis pekerjaan tersebut. B. Selain dapat berakibat adanya perubahan jenis pekerjaan, perubahan pekerjaan dapat mengakibatkan kemungkinan penambahan waktu penyelesaian pekerjaan. Sesuai dengan Uraian dan Syarat-syarat Pelaksanaan (USP) ada ketentuan tentang perpanjangan waktu : Pada prinsipnya Kontraktor harus menyelesaikan seluruh pekerjaan yang disebutkan di dalam kontrak dalam jangka waktu seperti yang dicantum. Didalam penyusunan rencana kerja Kontraktor harus sudah memperhitungkan dengan sebaik-baiknya hari-hari libur, hari raya, hari- Halaman: 16 dari 29

hari dimana buruh libur selama lebaran dan waktu-waktu tersebut tidak dapat diterima sebagai claim perpanjangan waktu. Pada peristiwa dihentikannya suatu bagian/keseluruhan pekerjaan oleh Pengawas sebagai akibat kelalaian Kontraktor sendiri, tidak dapat diperhitungkan sebagai perpanjangan waktu. Demikian akibat kelelaian/kesalahan Kontraktor sehingga diperlukan waktu untuk memperbaiki suatu bagian pekerjaan tidak dapat diterima sebagai claim perpanjangan waktu. Keadaan yang dapat dipertimbangkan dalam perpanjangan waktu ialah: a. Adanya Force majeure. 1. Terjadinya bencana alam yaitu banjir yang berlarut-larut, gempa bumi, tanah longsor pada lokasi pekerjaan secara nyata menghambat pelaksanaan pekerjaan Kontraktor. 2. Kebakaran di proyek yang bukan diakibatkan kelalaian Kontraktor atau pegawainya. 3. Huru hara, tindakan terorisme yang secara nyata mengganggu kegiatan pekerjaan di proyek. b. Kemungkinan tindakan penghentian sementara kegiatan Kontraktor atas instruksi Direksi/Pengawas akibat adanya sesuatu alasan tertentu yang bukan karena kelalaian Kontraktor. Semua keadaan yang disebut di atas, akan dipertimbangkan dengan seksama oleh Pengawas apabila hal itu benar-benar mempengaruhi critical path dari network planning. Untuk keterlambatan akibat tindakan Pemberi Tugas atau Direksi, keadaan force majeure dan sebagainya dapat diadakan perpanjangan waktu setelah dinilai dengan seksama oleh Direksi atas permintaan tertulis dari Kontraktor. Permohonan perpanjangan waktu tersebut diajukan secara tertulis oleh Kontraktor selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah terjadinya peristiwa tersebut. Apabila ada instruksi Pengawas untuk melaksanakan pekerjaan tambah/kurang selama masa pelaksanaan dalam batas-batas yang telah ditetapkan dalam aanwijzing, maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi jangka waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan, Halaman: 17 dari 29

kecuali pekerjaan tambah/kurang tersebut ternyata mempengaruhi secara nyata critical path dalam network planning. 4.2.2 Perhitungan Kuantitas Tambah Kurang 4.2.2.1 Penjelasan Jenis Tambah Kurang Dalam melaksanakan pekerjaan bangunan gedung sering sekali terjadi pekerjaan tambah kurang, apalagi pekerjaan renovasi gedung banyak sekali perubahan gambar yang diakibatkan karena setelah dibongkar ditemui adanya pekerjaan yang harus diperbaiki atau diganti, dimana pada awalnya pekerjaan tersebut tidak ada. Ada juga karena permintaan pemberi kerja berubah pada saat pembangunan, maka gambar perlu direvisi atau spesifikasi dirubah. 4.2.2.2 Perhitungan Kuantitas Tambah Kurang Setelah gambar pelaksanaan dan gambar kerja dibuat oleh kontraktor dan disetujui oleh pemberi kerja atau yang mewakilinya, kemudian menghitung kuantitas pekerjaan apakah bertambah atau berkurang dari rencana awal. Kemungkinan dapat timbul item pekerjaan baru sehingga perlu diadakan negosiasi harga satuan terlebih dahulu untuk disetujui bersama. tambah kurang adalah bertambahnya atau berkurangnya realisasi pekerjaan dari penawaran harga serta rencana kerja dan syaratsyarat dalam dokumen kontrak, baik dalam volume pekerjaan maupun spesifikasi teknis. Untuk menghitung pekerjaan tambah kurang, maka diperlukan pemahaman yang cukup tentang dokumen kontrak. Syarat-syarat pekerjaan tambah kurang : 1. Apabila suatu perubahan rencana/gambar ternyata menimbulkan pekerjaan tambah/kurang, dengan jumlah biaya lebih besar dari 2,5 % dari nilai kontrak, maka pelaksanaannya baru dapat dilakukan setelah mendapat izin tertulis dari Pemberi Tugas. 2. Apabila terjadi pekerjaan tambah dalam pelaksanaan dimana penilaian pekerjaan tersebut tidak terdapat dalam perincian penawaran, maka kontraktor diharuskan mengajukan penawaran pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan. Halaman: 18 dari 29

3. Sebaliknya apabila terjadi pekerjaan kurang, maka penilaian pekerjaan kurang tersebut termasuk mengurangi harga material, upah pekerjaan dan besarnya keuntungan dan pajak-pajaknya. 4. Tidak ada perhitungan kembali atas jumlah satuan yang dihitung kontraktor dengan demikian perhitungan pekerjaan tambah kurang ialah bagian pekerjaan atau suatu pekerjaan yang lain dari yang dimaksud didalam Uraian dan Syarat-syarat umum Pelaksanaan (condition of contract) dan gambar-gambar. Perhitungan pembayaran tambah atau kurang dilakukan pada pembayaran angsuran berikutnya. 4.3 Perhitungan Biaya Akibat Perubahan Gambar Dan Spesifikasi 4.3.1 Identifikasi Perubahan Biaya Yang Disebabkan Perubahan Gambar 4.3.1.1 Penetapan Surat Perintah Perubahan Gambar Dari Direksi Pada prisipnya pekerjaan tambah kurang disebabkan perubahan gambar sama dengan pekerjaan tambah kurang yang sudah disebutkan diatas, hanya penyebab pekerjaan tambah kurang adalah perubahan gambar. Perubahan gambar ini bisa berarti perubahan konstruksi atau ada penambahan atau pengurangan bangunan dari bangunan yang ada. Perintah perubahan gambar ini harus dilakukan secara tertulis, agar mengikat kedua belah pihak, baik Pemberi Kerja maupun Penyedia Kerja. 4.3.1.2 Penetapan Perubahan Gambar Setiap ada perintah perubahan gambar kontraktor wajib membuat gambar kerja atau bila diperlukan membuat gambar detail sesuai perubahan tersebut yang harus disetujui lebih dulu oleh Direksi, selanjutnya gambar kerja tersebut dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. 4.3.1.3 Penentuan Jenis Akibat Perubahan Gambar Dengan adanya perubahan gambar dapat berakibat bertambah atau berkurangnya jenis pekerjaan, demikian pula dapat menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang sudah ada. Bisa terjadi perubahan gambar menimbulkan item pekerjaan/jenis pekerjaan baru yang harus dikerjakan. Sebaiknya sebelum mengerjakan Halaman: 19 dari 29

pekerjaan tambah kurang diadakan perhitungan pekerjaan tambah kurang dan disetujui bersama. 4.3.2 Identifikasi Perubahan Biaya Yang Disebabkan Perubahan Spesifikasi Pada prinsipnya Kontraktor tidak diizinkan merubah suatu desain konstruksi dan arsitektur. Apabila oleh Direksi Lapangan hal tersebut dianggap perlu maka perubahan desain hanya dilakukan oleh Perencana. Apabila Kontraktor mengajukan suatu usul perubahan design bagian konstruksi dan ternyata usul tersebut dianggap lebih baik dan disetujui oleh Perencana, maka perubahan tersebut baru dianggap sah bila dikeluarkannya instruksi tertulis dari Pengawas dengan dilengkapi gambar dan persyaratan tehnis. Terhadap perbahan design yang diusulkan Kontraktor tersebut Pemberi Tugas tidak akan membayar biaya tambahan, sebaliknya bila terjadi pengurangan biaya, maka diperhitungkan terhadap harga kontrak. Selanjutnya semua keterlambatan waktu dalam proses usul tersebut sampai instruksi perubahan dikeluarkan dan dilaksanakan tidak akan merubah jangka waktu pelaksanaan yang ditetapkan dalam Surat Perjanjian Pemborongan. 4.3.2.1 Penunjukan Surat Perintah Perubahan Spesifikasi Dari Direksi Pada prinsipnya pekerjaan tambah kurang disebabkan perubahan spesifikasi sama dengan pekerjaan tambah kurang yang sudah disebutkan diatas, hanya penyebabnya adalah perubahan spesifikasi. Perintah perubahan spesifikasi ini harus dilakukan secara tertulis, agar mengikat kedua belah pihak, baik Pemberi Kerja maupun Penyedia Kerja. 4.3.2.2 Penentuan Jenis Yang Mengalami Perubahan Spesifikasi Perubahan spesifikasi tidak merubah gambar yang ada. Dengan perubahan spesifikasi perlu diperiksa kembali jenis-jenis pekerjaan yang mengalami perubahan. Sebagai contoh pekerjaan beton K225 dirubah menjadi K300, artinya komposisi material beton mengalami perubahan. Halaman: 20 dari 29

4.3.3 Perhitungan Nilai Akibat Perubahan Gambar Dan Spesifikasi Kuantitas dan nilai semua perubahan akan dihitung oleh Direksi/Pengawas menurut ketentuan yang berlaku di dalam kontrak imi dan apabila diperlukan, Kontraktor diberi kesempatan untuk mengikuti perhitungan yang dibuat. Untuk perhitungan nilai dan perubahan, metoda atau cara berikut ini harus dipakai. a) Harga-harga yang tertera di dalam kontrak dipakai untuk menghitung nilai dari item pekerjaan yang bersifat sama. b) Untuk item pekerjaan dimana sifatnya berbeda, maka harga-harga yang tertera di dalam Bill of Quantities merupakan dasar perhitungan dari nilai suatu perubahan, sepanjang nilai yang didapat adalah wajar dan hanya untuk sifat yang berbeda saja yang dinilai perubahannya. c) Untuk item pekerjaan perubahan dimana kuantitas dan nilainya tidak dapat dihitung secara pasti dan tidak terdapat didalam daftar harga pokok bahan/upah di dalam kontrak, maka perhitungannya dilakukan dengan menghitung volume bahan serta upah dan ongkos lainnya yang riel (nyata) pada saat tersebut (analisa praktis) dengan ditambah keuntungan 10 % dan PPN 10 %. Semua bukti yang sah perlu dilengkapi Kontraktor, akan dilakukan penelitian yang seksama pada harga-harga di pasaran. 4.3.3.1 Perhitungan Kuantitas Akibat Perubahan Gambar Dan Spesifikasi Akibat perubahan gambar oleh Direksi, kontraktor membuat gambar pelaksanaan dan atau gambar kerja yang harus disetujui oleh Direksi. Dari revisi gambar pelaksanaan tersebut dapat dihitung kuantitas pekerjaan tambah kurangnya. 4.3.3.2 Perhitungan Nilai Akibat Perubahan Gambar Dan Spesifikasi Setelah kuantitas pekerjaan diketahui, kemudian dapat dihitung biaya tambah kurang. Bila ada item pekerjaan baru, maka kontraktor mengajukan harga satuan pekerjaan baru untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Halaman: 21 dari 29

Perincian Harga Tambah Kurang Nama Proyek : Owner : Nilai kontrak : Konsultan : Waktu Pelaksanaan : Kepala Proyek : (dalam ribuan) No. Item 1. Pek. Beton 1:2:3 2. Pek. Beton 1:3:5 3. Pas. Bata 1:3 4. Dst 5. 6. 7. Dst Jumlah Selisih jumlah harga asli jumlah harga revisi Kuantitas Harga Satuan Jumlah Harga Asli Revisi Asli Revisi Asli Revisi Tabel 4.1 : Perincian Kerja pada Tambah Kurang 4.3.2 Penyiapan Berita Acara Akibat Perubahan Gambar Dan Spesifikasi Penyiapan substansi berita acara dan pembuatan addendum pekerjaan. Dengan adanya perubahan gambar dan spesifikasi, maka segera disiapkan pembuatan berita acara pekerjaan tambah kurang, tentu disertai alasan terjadinya perubahan gambar dan atau spesifikasi. Agar prestasi pekerjaan tambah kurang dapat ditagihkan setelah pekerjaan dikerjakan, maka dibuat addendum pekerjaan yang disetujui oleh kedua belah pihak. 4.4 Eskalasi Harga Proyek-proyek besar dan membutuhkan waktu pelaksanaan cukup lama sampai 3 atau 5 tahun, biasanya sudah disediakan rumus-rumus untuk mengatasi bilamana ada kenaikan harga, baik karena inflasi maupun sebab lain seperti misalnya kenaikan harga BBM atau kenaikan mendadak dari satu jenis bahan yang diperlukan. Halaman: 22 dari 29

4.4.1 Identifikasi Item Akibat Eskalasi Harga 4.4.1.1 Pertimbangan Eskalasi Harga Pada umumnya ada pasal yang menyangkut eskalasi sebagai contoh : a. Di dalam hal terjadi tindakan monoter yang dikeluarkan secara resmi oleh Pemerintah yang secara langsung mempengaruhi biaya pelaksanaan, maka hanya akan dipertimbangkan sesuatu kompensasi harga kontrak sesuai dengan keputusan resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah yang berlaku untuk pembangunan proyek gedung yang sejenis. b. Khusus apabila ada fluktuasi kurs rupiah terhadap mata uang asing, maka hal ini tidak dipertimbangkan untuk peninjauan harga kontrak. Tidak setiap proyek-proyek besar menyediakan rumus-rumus untuk mengatasi bilamana ada kenaikan harga, karena oleh pemerintah dianggap tidak perlu ada eskalasi, kebijakan eskalasi sepenuhnya oleh pemerintah. Proyek-proyek swastapun belum tentu mengikuti aturan pemerintah. Bila kebijakan pemerintah menyetujui adanya eskalasi, Menteri Ekuin mengeluarkan Keputusan pemerintah untuk persetujuan eskalasi. 4.4.1.2 Item Yang Mendapat Eskalasi Semua item-item pekerjaan mendapat eskalasi namun dengan faktor eskalasi yang berbeda tergantung dari kenaikan harga yang terjadi. 4.4.2 Perhitungan Eskalasi Harga 4.4.2.1 Harga Bahan, Peralatan Dan Upah Tenaga Kerja Instansi Yang Resmi Biasanya harga-harga bahan, alat-alat ataupun upah diambil sebagai harga patokan adalah ketika Kontraktor menghitung harga penawaran dan ini dianggap sebagai harga nol atau harga permulaan. Harga-harga didapat dari tempat-tempat dimana kita membeli bahan tersebut dan harga-harga itu harus harga asli pabrik, jadi harga belum ditambah ongkos angkut dan lain-lain yang tentunya menyebabkan harga menjadi berlainan ditiap daerah. Untuk upah buruh harus diambail upah-upah yang dicatat oleh Biro Pusat Statistik Jakarta. Harga bahan bakar resmi dari Pertamina. Halaman: 23 dari 29

4.4.2.2 Basis Index Basis index untuk menentukan harga K (Faktor Eskalasi) harga-harga. Sebagai contoh perhitungan eskalasi pada tanggal 20 Mei 1977. Basis Index Untuk Menentukan Harga K No. URAIAN SIMBOL INDEX KETERANGAN 1. Upah buruh L0 937,931 1.081,10 +1.001 + 731,70 ---------------------------------- = Rp. 937,931. 3 Upah rata-rata per hari. 2. Portland semen C0 895,500 Harga/kantong = Rp. 895,50 3. Besi tulangan ASTM Grade 40 S0 122,500 110 + 120 + 125 + 135 ----------------------------- = 122,50 4 4. Bahan bakar dan pelumas F0 36,730 Harga rata-rata per kg yang berlainan pelumas. Solar Rp. 25/l Pelumas Rp. 259,64/l F0 = 95 % Solar + 5 % = 23,75 + 12,98 = 36,730 5. Aspal A0 133,250 Cutback asphalt US $ 153,0 /ton. Asphalt semen US $ 119,5 /ton. 153 + 113,5 A0 = ----------------- = 133,25 2 6. Alat-alat berat ER0 59.226,50 D7 Dozer @ US $ 99.045,- Loader @ US $ 58.304,- Dump truck @ US $ 15.865,38 Jeep @ US $ 7.596,53 Tire roller @ US $ 29.200,- Asphalt distributor @ US $ 21.425,- Stone crusher @ US $ 183.150,- Total US $ 414.585,53 US $414.585,53 ER0 = ---------------------- = 59.226,50 7 Untuk mengatasi kenaikan suku cadang. Tabel 4.2 : Basis Indeks untuk Menentukan Harga K 4.4.2.3 Rumus-Rumus Eskalasi Rumus eskalasi biasanya sudah ada didalam dokumen tender. Contoh rumus-rumus eskalasi disajikan dibawah ini : 1. Untuk pekerjaan betonan : Lt Ct ERt KA = 0,15 + 0,30 --- + 0,35 ---- + 0,20 ----- L0 C0 ER0 Halaman: 24 dari 29

2. Untuk pekerjaan beton bertulang : Lt St ERt KB = 0,15 + 0,15 ---- + 0,60 ---- + 0,10 ------ L0 S0 ER0 3. Untuk pekerjaan tanah : Lt Ft ERt KC = 0,15 + 0,25 ---- + 0,15 ---- + 0,45 ----- L0 F0 ER0 4. Untuk pekerjaan pengaspalan : Lt Ft At ERt KD = 0,15 + 0,20 ---- + 0,10 ---- + 0,25 ---- + 0,30 ----- L0 F0 A0 ER0 Harga-harga KA, KB, KC, KD adalah faktor-faktor eskalasi yang akan dikalikan dengan harga-harga satuan (unit price). Karena penagihan pembayaran pekerjaan yang telah diselesaikan dan diterima baik oleh pengawas pekerjaan dilakukan setiap bulan, maka faktor-faktor eskalasi pun ditentukan tiap bulan. 4.4.2.4 Perhitungan Nilai Eskalasi Harga (Menurut Ketentuan Departemen Keuangan) 1. Perhitungan eskalasi menggunakan rumus sebagai berikut : Bn Cn Dn Hn = Ho ( a + b ----- + c ----- + d ------ +...) Bo Co Do Keterangan : Hn = harga satuan barang dan jasa pemborongan hasil penyesuaian. Ho = harga satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan atau pengadaan barang dan jasa pemborongan diserahkan. a = koefisien tetap yang terdiri dari overhead dan keuntungan yang jika tidak dicantumkan dalam penawaran maka nilainya = 0,15. b,c,d...dst = penjumlahan koefisien-koefisien komponen utama = 0,85. Bn,Cn,Dn = indeks harga komponen pada bulan... Bo,Co,Do = indeks harga komponen pada bulan... Halaman: 25 dari 29

Koefisien komponen utama ditetapkan oleh : a. Departemen Umum/Dinas Bidang Umum untuk pekerjaan Jasa Pemborongan. b. Departemen teknis / Kantor Wilayah Departemen Teknis /Dinas Teknis untuk pekerjaan teknis lainnya. c. Kesepakatan antara Kepala Satuan Kerja dan rekanan untuk pekerjaan lain yang disetujui oleh Departemen Teknis atau Kantor Wilayah Departemen Teknis/Dinas Teknis yang bersangkutan. Indeks harga yang digunakan adalah yang dikeluarkan BPS Propinsi / Kabupaten / Kota. Indeks harga yang lainnya dapat digunakan setelah dapat persetujuan Departemen Teknis atau Kantor Wilayah Departemen Teknis yang bersangkutan. Daftar harga dapat disusun oleh asosiasi, Kepala Satuan Kerja atau rekanan berdasarkan harga pasar untuk disampaikan kepada departemen teknis atau kantor wilayah departemen teknis yang bersangkutan guna dinilai kewajarannya dan kemudian disetujui untuk dijadikan dasar perhitungan penyesuaian harga. 2. Perhitungan nilai kontrak menggunakan rumus : Pn = ( Hn1 x V1) + ( Hn2 x V2) + (Hn3 x V3) +...dst Keterangan : Pn : Nilai kontrak hasil penyesuaian. Hn : Harga satuan hasil penyesuaian. V : Volume barang dan jasa pemborongan. 4.4.3 Penyusunan Berita Acara Eskalasi Harga 4.4.3.1 Penyusunan Berita Acara Eskalasi Harga Penyusunan berita acara perhitungan eskalasi dibuat setelah ada persetujuan dari pemerintah. Perhitungan penyesuaian harga dilakukan oleh Kepala Satuan Kerja/Satuan Kerja Sementara dan rekanan, selanjutnya diajukan Departemen Umum untuk mendapatkan penetapan sesuai dengan jenis DIPA. Jika diperlukan revisi DIPA atau dokumen yang dipersamakan, maka berdasarkan perhitungan Halaman: 26 dari 29

penyesuaian harga yang telah ditetapkan oleh Departemen Umum, Kepala Satuan Kerja / Satuan Kerja Sementara memproses revisi DIPA atau dokumen yang dipersamakan. 4.4.3.2 Kelengkapan Berkas Administrasi Indeks harga yang dikeluarkan BPS Propinsi/Kabupaten/Kota. Indeks harga harga lainnya dapat digunakan setelah dapat persetujuan Departemen Teknis atau Kantor Wilayah Departemen teknis yang bersangkutan. Daftar harga dapat disusun oleh asosiasi, Kepala Satuan Kerja atau rekanan berdasarkan harga pasar untuk disampaikan kepada departemen teknis atau kantor wilayah departemen teknis yang bersangkutan. Halaman: 27 dari 29

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 5.1. Sumber Daya Manusia 5.1.1 Pelatih Pelatih/ instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran pelatih adalah untuk : a. Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar. b. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c. Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan untuk menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar. d. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. 5.1.2 Penilai Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : a. Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan peserta. b. Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan peserta. c. Mencatat pencapaian / perolehan peserta. 5.1.3 Teman kerja / sesama peserta pelatihan Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta. Halaman: 28 dari 29

5.2 Sumber-Sumber Kepustakaan (Buku Informasi) Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan materi pelatihan ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 1. Buku referensi (text book) / buku manual servis. 2. Lembar kerja. 3. Diagram-diagram, gambar. 4. Contoh tugas kerja. 5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain. Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumbersumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia / tidak ada. Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan : 1. Ir. Asiyanto, MBA, IPM, Managemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi, Pradnya Paramita, Tahun 2005. 2. Ir. Asiyanto, MBA, IPM, Conctruction Project Cost Managemen, Pradnya Paramita, Tahun 2005. 3. Alif Martadi, Perencanaan Proyek dengan Metode Jaringan Kerja, Golden Terayon Press. 4. Iman Soeharto, Managemen Proyek, Erlangga Jakarta, Tahun 1995. 5. Juwana, JS, Panduan Sistem Bangunan Tinggi Untuk Arsitek dan Praktisi Bangunan, Penerbit Erlangga, Tahun 2005. 5.3 Daftar Peralatan dan Perlengkapan 1. Peralatan yang digunakan : - Komputer. 2. Perlengkapan yang dibutuhkan : - Alat tulis. - Gambar pelaksanaan. - Gambar kerja. Halaman: 29 dari 29