PROSES PRODUKSI KEPALA KEMUDI DAN KINERJA OPERATOR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR RANGKA SEPEDA MOTOR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PETA-PETA KERJA. Kata kunci : Peta-Peta Kerja, Proses Operasi, Kotak Kado

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

ANALISIS LINE BALANCING DENGAN METODE TIME STUDY PADA PERUSAHAAN PERAKITAN SPEAKER ABSTRAK

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta)

JURNAL PENGUKURAN WAKTU KERJA : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

ANALISA PERANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DIVISI WELDING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XX

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

Analisa Beban Kerja Dan Penentuan Tenaga Kerja Optimal Dengan Pendekatan Work Load Analysis (WLA)

PENGUKURAN WAKTU KERJA

ANALISA WAKTU BAKU PROSES PEMASANGAN INTERIOR UNIT MODEL GRAND LIVINA DI SECTION CHASSIS LINE DEPARTEMEN TRIM CHASSIS PT. NISSAN MOTOR INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M.

PRODUCTIVITY MEASUREMENT BASED ON WORK LOAD (CASE STUDY IN INDUSTRY CRACKERS)

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembahasan selanjutnya yang berhubungan dengan kepentingan pemecahan masalah itu

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI

Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan

Kebutuhan Pegawai Pelayanan Kemahasiswaan Perguruan Tinggi xxx di Batam Menggunakan Work Sampling

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi

BAB II OPC, APC, STRUKTUR PRODUK, DAN BOM

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

practicum apk industrial engineering 2012

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

Hasil rancangan dan pembuatan pembungkus roti yang ergonomis adalah panjang pembungkus, lebar pembungkus. Dan penentukan waktu baku.

WORK SAMPLING STUDI KASUS PEKERJAAN BERTENDER PADA SEBUAH CAFE TUTI SARMA SINAGA ST MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. jasa (Herawati, 2008). Pengelolaan tenaga kerja secara produktif adalah kunci

Analisis Perbaikan Sistem Kerja Untuk Peningkatan Kapasitas Produksi Dilihat dari Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Perakitan Rangka Kursi Rotan)

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN ALAT PENEPAT UNTUK PENGELASAN PADA PAGAR RANJANG RUMAH SAKIT EKONOMIS DENGAN METODE MEJA PUTAR (BIAYA PRODUKSI) LAPORAN AKHIR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Lamp n (menit) x/n

PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROSEDURES (SOP) KEGIATAN GENERAL CLEANING DAN SET UP MESIN PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT.

B A B I I LANDASAN TEORI

PENENTUAN WAKTU BAKU PRODUKSI KERUPUK RAMBAK IKAN LAUT SARI ENAK DI SUKOHARJO

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

ANALISIS WAKTU STANDAR PELAYANAN DAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING

EPSIKER LABORATORY 2016

Riduwan Arif Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

BAB II PROSES KERJA DAN MATERIAL

BAB II LANDASAN TEORI

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK

PENINGKATAN EFISIENSI STASIUN KERJA DENGAN PENDEKATAN REGION LINE BALANCING ( STUDI KASUS DI PT. TRIANGLE MOTORINDO )

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 8 STOPWATCH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN UNTUK MENINGKATKAN PROSES PRODUKSI PADA AIR MINERAL DALAM KEMASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PENURUNAN WAKTU PROSES BARITORI CAMSHAFT DENGAN METODE 6 STEP STANDARDIZED WORK DI PT.TMMIN

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP)

Usulan Perhitungan Insentif Karyawan CV. Miracle Berdasakan Jumlah Produksi

PENGGUNAAN METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI KARUNGAN SOAP CHIP DI PT. SA

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Hengki SM 1, Abdullah Merjani 2

Perbaikan Keseimbangan Lintasan di Lini Produksi ECOSS Perusahaan Heat Exchanger

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN WAKTU STANDAR DAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA PRODUKSI BATIK CAP (STUDI KASUS: IKM BATIK SAUD EFFENDY, LAWEYAN)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

1 PROSES PRODUKSI KEPALA KEMUDI DAN KINERJA OPERATOR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR RANGKA SEPEDA MOTOR 1 Fajar Bakti 2 Grace Elizabeth 3 Heidy Olivia Thaeras 4 Yoga Afriyadi 5 Yogie Miharja Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma 1 pacific_blueocean@yahoo.com 2 grace_miong@yahoo.com 3 xzoithe@yahoo.com 4 yogavom@yahoo.com 5 gie_ok@yahoo.co.uk ABSTRAK Produktifitas dari kinerja seorang operator sangat dituntut oleh semua bidang industri pada saat ini. Hal tersebut merupakan salah satu penentu keberhasilan dari barang atau produk yang diproduksi untuk mencapai target yang ditetapkan. Namun selama ini kebanyakan industri belum memperhatikan kinerja dari operator, sehingga dilakukan pengukuran kinerja operator pada perusahaan manufaktur rangka sepeda motor. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui proses produksi dari perakitan kepala kemudi dan mempelajari kinerja operator pada bagian pengelasan di perusahaan manufaktur rangka sepeda motor. Kinerja operator diukur menggunakan kontrol proses statistik. Hasil menunjukkan bahwa proses produksi pembuatan kepala kemudi meliputi stamping, bulging, champer, dan welding. Berdasarkan dari arus bahan baku sampai menjadi produk akhir, proses produksi pembuatan kepala kemudi yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur rangka sepeda motor termasuk ke dalam proses produksi terputus-putus. Kinerja operator menggunakan kontrol proses statistik menunjukkan bahwa kinerja operator dapat dikategorikan baik. Hal ini ditunjukkan bahwa semua waktu penyelesaian perakitan kepala kemudi tidak ada yang keluar dari batas kontrol. Kata Kunci: kepala kemudi, proses produksi,waktu baku, kinerja operator PRODUCTION PROCESS STEERING HEAD AND OPERATOR PERFORMANCE AT MOTORCYCLE MANUFACTURING COMPANY FRAMEWORK ABSTRACT Productivity of an operator performance is required by all areas of industry at the moment. This is one determinant of the success of goods or products manufactured to achieve the targets set. But so far most of the industry has not noticed the performance of operators, so do the performance measurement framework of the

2 operator on a motorcycle manufacturing company. The goal is to learn the production process of assembling the steering head and studied the performance of operators in the welding of motorcycle frame manufacturing company. Operators performance was measured using statistical process control. Results show that production process use components such as stamping, bulging, champer, and welding. Based on the material flow, production process adopted is categorized as to discontinuous production process (Intermittent process). Further, operator s performance is categorized as good. It is shown that cycle time laying on control limits. Keywords: steering head, production processes, standard time, operator performance PENDAHULUAN Kinerja merupakan sebuah kata dalam Bahasa Indonesia dari kata dasar kerja yang berasal dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja. Kinerja menurut Prabu (2000) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Whitmore (1997), kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Mink (1993), mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu berorientasi pada prestasi, memiliki percaya diri, berperngendalian diri, dan kompetensi. Kinerja dari setiap orang berbeda-beda, ada yang cepat, normal, ataupun lambat. Namun kinerja yang paling baik dan dibutuhkan oleh banyak perusahaan adalah operator yang normal. Di Jakarta misalnya terdapat beberapa klaim dari salah satu perusahaan air yang menyatakan bahwa kinerja dari operatornya tidak profesional atau dengan kata lain tidak normal (Firdaus, 2011). Menurut Mangkunegara (2000), faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain faktor kemampuan secara psikologis. Kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan pendidikan. Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. Faktor kedua adalah faktor motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. Seorang pekerja dapat dikatakan normal apabila tingkat kinerjanya stabil. Tingkat kinerja operator yang stabil akan berpengaruh baik terhadap produktifitas yang akan dihasilkan. Dengan demikian suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesaiannya berlangsung singkat, oleh karena itu diperlukan pengukuran kinerja terhadap operator.

3 Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui proses produksi dari perakitan kepala kemudi dan mempelajari kinerja operator pada bagian pengelasan di perusahaan manufaktur rangka sepeda motor. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di perusahaan yang memproduksi rangka sepeda motor yang berfokus pada rangka sepeda motor. Penelitian hanya dilakukan terhadap komponen kepala kemudi jenis rangka tersebut pada pekerjaan pengelasan sementara. Alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan data, yaitu alat tulis, lembar pengamatan, jam henti, alat pengelasan, dan kepala kemudi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode jam henti dimana caranya dengan mengamati pekerjaan dari seorang operator pengelasan dari awal pengambilan seluruh benda kerja, menyusun benda kerja dalam jig, merakit seluruh benda kerja, dan sampai pada meletakkan benda kerja yang telah dirakit ke tempat wadah barang jadi. Proses tersebut dari awal sampai akhir dicatat waktunya dalam lembar pengamatan. Pengamatan ini hanya dilakukan terhadap 1 orang operator di bagian pengelasan pada perakitan kepala kemudi. Data yang telah didapatkan diolah menggunakan berbagai perhitungan termasuk di dalamnya ada metode statistik. Cara mengetahui kinerja seorang operator adalah dengan menentukan nilai Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) dari waktu perakitan yang dilakukan. Langkah-langkah untuk menentukan nilai batas kontrol atas dan batas kontrol bawah adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Rata-Rata Waktu Perakitan Rata-rata waktu perakitan merupakan hasil dari total seluruh waktu perakitan di bagi dengan banyaknya data pengamatan. Dimana: x i = waktu perakitan n = banyaknya data 2. Menentukan Standar Deviasi dan Distribusi Harga Rata-Rata Setelah mendapatkan nilai rata-rata waktu perakitan, selanjutnya melakukan perhitungan untuk mencari standar deviasi dengan persamaan sebagai berikut: Dimana: x i = waktu perakitan = rata-rata waktu perakitan n = banyaknya data Dengan diketahui standar deviasi maka dapat dicari distribusi harga rata-rata dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

4 3. Menentukan nilai BKA dan BKB Perhitungan untuk menentukan nilai batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) menggunakan rumus sebagai berikut: BKA = BKB = HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam kehidupan sehari-hari istilah sampling banyak dijumpai, misalnya bagian produksi pabrik susu mengambil produk susu pada proses, seorang ahli gizi mengambil makanan untuk diukur kandungan vitaminnya, bagian pengendalian kualitas pabrik lampu mengambil lampu untuk diuji kekuatannya, dan sebagainya (Purnomo, 2004). Dari sampel yang diambil tersebut akan diuji dan ditarik kesimpulan mengenai sifat populasinya dengan risiko tertentu. Hampir semua pengawasan menggunakan sampel sehingga pengawasan ini disebut dengan sampling penerimaan. Alasan digunakannya sampel pada inspeksi antara lain waktu untuk inspeksi relatif pendek, biaya lebih murah, dan lebih sedikit personel yang terlibat, dan bagi para pemasok dapat meningkatkan kualitas. Oleh karena itu digunakanlah sampel sebanyak 40 pengamatan terhadap satu orang operator yang diasumsikan akan cukup untuk mewakili populasi yang ada. Proses Produksi Kepala Kemudi Kepala kemudi merupakan bagian penyusun dari sebuah rangka motor yang dinamakan pipa rangka utama. Proses produksi dari dari seluruh komponen sehingga menjadi kepala kemudi adalah pembesaran dan pembentukan bagian luar, pemotongan lembaran, pelubangan, pembengkokkan, dan pembelian. Pembesaran dan pembentukan bagian luar adalah proses membentuk ujungujung baja tabung menjadi lebih besar. Pada proses ini digunakan mesin yang terdiri dari dua langkah. Langkah pertama adalah membesarkan satu buah diameter di sebelah kiri. Langkah kedua adalah membentuk bagian luar dari ujung-ujung baja tabung menjadi terlihat sedikit cembung. Pemotongan lembaran adalah suatu proses yang menggunakan mesin tekan dengan cetakan yang disesuaikan. Proses ini dialami oleh sebagian besar komponen di dalam ruang pencetakkan. Pelubangan adalah proses pembuatan lubang pada material setelah mengalami proses gambar. Proses ini juga menggunakan mesin tekan dengan cetakan yang disesuaikan. Biasanya proses pelubangan dilakukan bersamaan dengan proses pemotongan lembaran atau pembengkokkan. Proses ini dialami oleh sebagian besar komponen di dalam ruang pencetakkan. Pembengkokan adalah proses membengkokkan material dengan menggunakan mesin tekan yang ada di dalam ruang pencetakkan. Cetakkan yang digunakan juga berbeda dengan cetakan pada proses pemotongan lembaran atau pelubangan.

5 Cetakannya tidak memiliki sisi yang tajam karena tujuannya hanya membengkokkan saja. Pembelian merupakan proses pengadaan sejumlah komponen yang tidak diproduksi sendiri oleh perusahaan rangka sepeda motor ini. Komponen yang dibeli pun tidak mengalami proses lagi karena sudah siap untuk dirakit. Seluruh komponen kemudian dirakit pada bagian pengelasan. Bagian pengelasan terdiri dari dua, yaitu pengelasan manual dan pengelasan robot. Kepala kemudi ini dirakit pada pengelasan manual. Pengelasan manual merupakan proses pengelasan perakitan komponen-komponen yang dilakukan secara manual oleh seorang operator. Proses ini memerlukan ketelitian tinggi dari seorang operator yang tidak bisa dikerjakan oleh pengelasan robot. Kontrol Proses Statistik Kinerja Operator Rata-rata waktu perakitan merupakan hasil dari total seluruh waktu perakitan dibagi dengan banyaknya data pengamatan. Hasil perhitungan untuk rata-rata waktu perakitan adalah 70.175 detik. Setelah mendapatkan nilai rata-rata waktu perakitan, selanjutnya melakukan perhitungan untuk mencari standar deviasi. Standar deviasi waktu perakitan adalah 8.7 detik. Waktu rata-rata dan standar deviasi digunakan dalam penentuan BKA dan BKB. Hasil perhitungan BKA adalah detik dan BKB detik. Menggunakan kontrol proses statistik, grafik kinerja operator dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Kinerja Operator Menurut Purnomo (2004), peta kontrol ditentukan juga untuk membuat batasbatas dimana hasil produksi menyimpang dari mutu yang diinginkan. Selain penyimpangan kualitas, banyaknya variasi suatu produk juga perlu diawasi, semakin besar variasi tentunya produk kurang baik. Dalam kasus ini pengawasan dilakukan terhadap kinerja operator selama bekerja di bagian pengelasan. Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa operator bekerja secara normal dan kinerjanya baik. Hal ini dapat terlihat pada titik-titik waktu perakitan yang berada di antara batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Batas kontrol atas

6 merupakan batas waktu terlama dari perakitan yang dilakukan operator, sedangkan batas kontrol bawah merupakan batas waktu tercepat dalam merakit kepala kemudi ini. Garis tengah atau rata-rata menunjukkan waktu penyelesaian rata-rata dalam merakit sebuah kepala kemudi. Kinerja yang baik dari seorang operator dalam pekerjaannya sangat dibutuhkan pada pekerjaan yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Hal ini akan sangat mempengaruhi produktivitas dari operator tersebut dalam memproduksi sebuah barang. Apabila operator melakukan perakitan dengan waktu penyelesaian di atas batas kontrol atas, maka dapat dikatakan operator tersebut membutuhkan waktu yang lama dalam merakit produk tersebut, tetapi apabila operator melakukan perakitan dengan waktu penyelesaian di bawah batas kontrol bawah maka dapat dikatakan operator tersebut hanya membutuhkan waktu yang singkat dalam merakit sebuah produk. Kedua hal tersebut tidak baik karena pekerjaan yang dilakukan secara lama dan singkat akan mempengaruhi daya tahan tubuh dari seorang operator, sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak konstan dan akan berakibat buruk pada kualitas dan kuantitas produk yang diproduksi. Waktu Baku Proses Pengelasan Waktu baku merupakan informasi penting dalam penentuan kapasitas dan pengukuran kinerja operator. Prasyarat untuk menghitung waktu baku adalah keseragaman data, tingkat ketelitian dan keyakinan. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh waktu siklus sebesar 70.0175 detik. Penentuan penyesuaian dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap operatornya secara langsung. Penyesuaian dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian. Bila operator bekerja di atas normal (terlalu sepat), maka harga p > 1. Bila operator dipandang bekerja di bawah normal, maka harga p < 1. Bila operator bekerja dengan wajar maka harga p = 1 (Sritomo, 2006). Metode penyesuaian yang digunakan adalah metode Shumard yang dikembangkan secara lebih objektif. Metode ini memberikan patokan penilaian melalui kelas-kelas kinerja dimana setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri. Kelas-kelas tersebut seperti menurut kelas super cepat, cepat, kurang cepat, unggul dan seterusnya. Dari metode penyesuaian ini pengamat menempatkan operator ke dalam kelas normal dan diberi nilai 60. Oleh karena itu dapat diperoleh pula waktu normal yang bernilai sama dengan waktu siklus. Hal tersebut disebabkan oleh nilai pengali dari penyesuaian adalah 1. Perhitungan waktu baku menggunakan kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa lelah dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Ketiganya ini merupakan hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja dan yang selama pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat, ataupun dihitung. Karenanya sesuai pengukuran dan setelah mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan (Sutalaksana, 1979). Adapun faktor-faktor yang berpengaruh dapat dilihat pada Tabel 1.

7 Tabel 1. Kelonggaran yang Diberikan No. Kelonggaran Nilai 1. Tenaga yang dikeluarkan (bekerja dimeja, berdiri) 3 2. Sikap kerja (badan tegak, ditumpu kedua kaki) 1 3. Gerakan kerja (normal) 0 4. Kelelahan mata ( pandangan yang terputus-putus) 2 5. Keadaan suhu tempat kerja (tinggi) 2 6. Keadsaan atmosfer (cukup) 1 7. Keadaan lingkungan yang baik (siklus kerja berulang) 1 Total 11 Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi adalah 1% dan kelonggaran untuk hambatan yang tak terhindarkan adalah 1% maka kelonggaran yang harus diberikan untuk pekerjaan itu adalah (11+1+1)% = 13%. Berdasarkan nilai kelonggaran tersebut dapat diperoleh waktu baku sebesar 79.3 detik. KESIMPULAN Proses produksi pembuatan kepala kemudi yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur rangka sepeda motor berdasarkan komponen-komponen penyusunnya adalah pencetakan, pembesaran pipa, penghalusan, dan pengelasan. Berdasarkan dari arusnya bahan baku sampai menjadi produk akhir proses produksi pembuatan kepala kemudi yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur rangka sepeda motor termasuk ke dalam proses produksi terputus-putus. Karena proses produksi tidak dilakukan selama 24 jam penuh dan pada saat akan melakukan proses produksi, mesin dan komponen harus diatur terlebih dahulu. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB), dapat diketahui bahwa kinerja operator pada bagian pengelasan adalah baik. Baik dalam hal ini adalah bahwa kinerja selama pengamatan yang dilakukan sebanyak 40 kali, waktu kerja operator stabil. Hal ini dikarenakan semua waktu penyelesaian perakitan kepala kemudi tidak ada yang keluar dari batas kontrol. DAFTAR PUSTAKA Firdaus. 3, Maret, 2011. Kinerja Operator Menurun. http://bataviase.co.id/detailberita- 10533002.html. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu., 2000. Manajemen Sumber Daya manusia perusahaan. Bandung: Rosda. Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sutalaksana, Iftikar Z, Dkk., 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Wignjosoebroto, Sritomo., 2006. Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja. Surabaya: PT. Guna Widya. Whitmore, John. 1997. Coaching Performance. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 8