ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe dan Sn DALAM SUSU KENTAL MANIS

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DALAM SARDEN KEMASAN KALENG YANG MASA BERLAKUNYA AKAN HABIS KURANG DARI DUA BULAN

*Maryam Anis Zubair, ,** Hamsidar Hasan, S.Si., M.Si., Apt, ***Madania, S.Farm., M.Sc., Apt. Program Studi S1, Jurusan Farmasi, FIKK, UNG

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Cd DAN Cu DALAM PRODUK IKAN KEMASAN KALENG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

Determination of Zn Levels in Freshener Solution Tea Cans By Atomic Absorption Spectrophotometry

ANALISIS LOGAM BERAT TEMBAGA (CU) PADA PRODUK IKAN KEMASAN KALENG PRODUKSI SULAWESI UTARA YANG BEREDAR DI MANADO

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ESTIMASI KANDUNGAN KADMIUM DALAM PRODUK KOSMETIK U. Anggita 1, Itnawita 2, S. Anita 2

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

ANALISIS KADMIUM (CD), SENG (ZN) DAN TIMBAL (PB) PADA SUSU KENTAL MANIS KEMASAN KALENG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) ABSTRACT ABSTRACT

STUDI PERBANDINGAN KANDUNGAN ION LOGAM TIMAH

ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, karena di

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

ABSTRAK ANALISIS TIMBAL (Pb) PADA KALENG KORNET

ANALISIS KADAR ARSEN (As) DAN TIMBAL (Pb) PADA MINYAK GORENG PEMAKAIAN BERULANG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

UJI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN KALENG YANG BEREDAR DI PASAR MODEREN KOTA GORONTALO

SNI Standar Nasional Indonesia

ANALISIS PENGARUH TEMPAT PENYIMPANAN TERHADAP BESARNYA KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Zn DALAM DAGING KORNET HABIS PAKAI KEMASAN KALENG

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIAAN OBAT HERBAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH PADANG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Nurmaya Effendi, Mamat Pratama, Husna Kamaruddin. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

ANALISIS TEMBAGA (Cu), BESI (Fe) DAN KARBON (C) PADA SEDIMEN KOLAM INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negar

Pupuk amonium sulfat

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Kota Gorontalo.

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

ISSN Penetapan Kadar Pencemaran Logam Pb dan Cr Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Muara Sungai Badung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

Kentang (Solanum tuberosum L.)

Air mineral SNI 3553:2015

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Kadar Pb Dan Cu Pada Ikan Serta Saus Kemasan Kaleng terhadap Lama Penyimpanan

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Udang Windu (Panaeus monodon) dan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Kotabaru Kalimantan Selatan

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

Minimalisir Logam Berat Ni Pada Limbah Cair Industri Elektroplating dengan Pseudomonas fluorescens

METODOLOGI PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET BENZOAT PADA SAUS TOMAT PRODUKSI LOKAL YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO ABSTRAK

PERATURAN KEMASAN DAN PEDOMAN UMUM PELABELAN. 31 Oktober

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

DISTRIBUSI TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) PADA BUAH TANAMAN MANGROVE Rhizophora mucronata DI MUARA SUNGAI MATI KABUPATEN BADUNG

PENGOMPLEKS BATHOFENANTROLIN PADA PENENTUAN KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM TIMBAL, KADMIUM DAN MERKURI DALAM PRODUK JAMU PEGAL LINU YANG BEREDAR DI KOTA PEKANBARU

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

BAB III BAHAN DAN METODE

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 2 - Juli 2016

ANALISIS KADAR LOGAM Cu, Zn, dan As DARI BIHUN YANG BEREDAR DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM KARYA ILMIAH

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Cara uji kimia Bagian 5: Penentuan kadar logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada produk perikanan

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

SUSU BUBUK FORMULA DENGAN METODE DESTRUKSI KERING DAN BASAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PENETAPAN KADAR SIKLAMAT DALAM SIRUP MERAH YANG DIJUAL DI BANJARMASIN UTARA

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

ANALISIS ION LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDIMEN, AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI SNI UDC =========================================== SAUERKRAUT DALAM KEMASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS LOGAM SENG (Zn), BESI (Fe) DAN TEMBAGA (Cu) PADA SUSU FORMULA DENGAN METODE DESTRUKSI KERING DAN BASAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas

Transkripsi:

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe dan Sn DALAM SUSU KENTAL MANIS KEMASAN KALENG dan PLASTIK Supriandi 1, Itnawita 2, S. Anita 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia 2 Bidang Kimia Analitik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia andysupry@gmail.com ABSTRACT Milk is a type of dairy products consumed by the majority of Indonesian people, but most people are less concerned about the quality, especially the danger of milk in can and plastic packaging. The use of lead solder in the canning process has been identified as one of the sources of lead contamination in canned food, in addition to other factors such as the environment, the absorption of the equipment used in the processing of milk can also be likely to occur. The aim of this study was to determine the concentration of Fe and Sn in milk can and plastic packaging. Milk samples were taken by the differences in the amount of time marketing. Fe metal content was determined by a visible spectrophotometer, while the Sn metal content was determined by an atomic absorption spectrophotometer. The results showed that the concentrations of Fe were ranged from 4.86 to 8.325 mg/kg, while of Sn were ranged from 25.16 to 47.44 mg/kg. The Sn contents was found below the concentration of the threshold established by Indonesian goverment. No. FDA. HK.00.06.1.52.4011 Keywords: Can and Plastic Packaging, Condensed Milk, Fe and Sn Content ABSTRAK Susu adalah jenis produk susu yang dikonsumsi oleh sebagian besar warga negara Indonesia, namun masyarakat kurang memperhatikan kualitas terutama bahaya susu yang dikemas dengan kaleng. Penggunaan timah solder dalam proses pengalengan telah diidentifikasi sebagai salah satu sumber kontaminasi timah dalam makanan kaleng, disamping itu faktor lain seperti lingkungan, penyerapan dari peralatan yang digunakan dalam pengolahan susu juga dapat mungkin terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam Fe dan Sn dari susu kemasan kaleng maupun plastik. Sampel susu diambil berdasarkan perbedaan lamanya waktu pemasaran. Kadar logam Fe ditentukan dengan spektrofotometer sinar tampak, sedangkan logam Sn ditentukan dengan spektrofotometer serapan atom. Hasil analisis memperlihatkan bahwa kadar logam Fe berkisar antara 4,86-8,325 mg/kg, sedangkan untuk logam Sn berkisar antara 25,16-47,44 mg/kg. Kadar Sn dalam sampel kemasan kaleng maupun plastik masih dibawah ambang batas yang ditetapkan oleh SK. Dirjen BPOM No. HK.00.06.1.52.4011 Kata kunci: Kandungan Fe dan Sn, Kemasan Kaleng dan Plastik, Susu Kental Manis

PENDAHULUAN Dewasa ini seiring meningkatnya tingkat kesibukan, masyarakat cenderung kurang memperhatikan makanan yang mereka makan. Baik itu dari segi kebersihan, kesehatan, kemasan atau kandungan gizi yang terdapat dalam makanan, kecenderungan orang hanya memikirkan dari segi ekonomis dan kepraktisannya saja. Sehingga keracunan makanan sangat mungkin terjadi karena makanan yang mereka konsumsi. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang cara preservasi dan mencegah kerusakan pada makanan kaleng memicu terjadinya tingkat keracunan makanan (Aziz, 2007). Berbagai produk seperti susu bubuk, susu kental manis, sarden, biskuit, sayur, maupun buah kini telah banyak yang dikemas menggunakan metode pengemasan kaleng. Ketika memilih makanan kemasan kaleng sebaiknya memperhatikan sifat korosif kaleng, sifat keasaman makanan, kekuatan kaleng dan ukuran kaleng karena makanan yang mengandung protein dan dikemas menggunakan kaleng tidak boleh dipanaskan sampai merusak zat gizi yang terdapat di dalamnya, jika zat gizi rusak, maka makanan tersebut sudah tidak lagi berfungsi secara optimal bagi kesehatan. Selain komposisi dan masa kedaluwarsa, bentuk kalengpun harus diperhatikan. Hasil penelitian The National Food Processors Association menyatakan bahwa adanya kontaminasi logam seperti timbal dan kadmium di dalam produk makanan atau minuman yang dikemas menggunakan kaleng (Inayati, 2003). Adanya logam ini di dalam susu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kemungkinan dari susu, meskipun konsentrasi awalnya tidak diketahui namun dari rantai makanan sangat mungkin hal ini dapat terjadi, karena kontaminan susu dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti mikroba, residu pestisida, serta logam berat, kontaminan tersebut dapat menyebabkan kerusakan susu dan gangguan kesehatan bagi manusia (Panggabean, 2001). Jika dilihat dari jenis kemasan, maka kandungan logam Fe dalam kemasan kaleng lebih tinggi daripada kemasan plastik, hal ini menunjukkan adanya migrasi dari kaleng ke larutan susu selama proses penyimpanan karena Fe merupakan salah satu komponen penyusun kaleng, seperti yang disampaikan oleh Syarif (1989) tentang komposisi penyusun kemasan kaleng diantaranya adalah karbon, mangan, belerang, fosfor, silikon, tembaga, nikel, krom, molibdenum dan arsen Beberapa logam yang biasa ditemukan dalam makanan kaleng adalah kadmium, timbal, timah dan besi, logam-logam tersebut dapat ditemukan dalam jumlah yang berbeda. Disamping itu Fe dan Sn yang mempunyai nilai potensial reduksi sebesar Fe = -0,44V dan Sn = -0,14V menyebabkan sangat mudah teroksidasi terhadap makanan, sedangkan untuk kemasan plastik juga ditemukan Sn, hal ini kemungkinan dapat terjadi karena sampel sudah terkontaminan selama proses pengolahan dan pengemasan. Berdasarkan uraian di atas, maka penting untuk mengetahui jumlah kandungan logam besi (Fe) dan timah (Sn) dalam produk susu kental manis kemasan kaleng dan plastik yang beredar di pasaran, pengaruh lama waktu penyimpanan terhadap konsentrasi logam serta kadar logam dalam sampel bila dibandingkan dengan persyaratan yang ditetapkan oleh SK. Dirjen BPOM No.HK.00.06.1.52.4011 Standar Nasional Indonesia (SNI) 7387:2009 tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan.

METODE PENELITIAN a. Pembuatan larutan standar Fe Larutkan standar Fe dibuat dengan melarutkan 7,0217 gram ferro ammonium sulfat {(NH 4 ) 2 Fe(SO 4 ) 2.6H 2 O)} dalam 50 ml HNO 3 pekat, kemudian dipindahkan ke dalam labu takar 1000 ml dan encerkan sampai tanda batas. Diambil 10 ml larutan intermediet besi 100 ppm dan diencerkan dalam labu takar 100 ml dengan akuades. b. Pembuatan larutan standar Sn Sebanyak 10 ml larutan standar Sn 100 ppm diencerkan dengan akuades dalam labu takar 100 ml dan tepatkan hingga tanda batas. Dipipet 2,5; 5; 7,5; 10; dan 12,5 ml larutan baku logam timah 100 ppm, masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml kemudian encerkan hingga tanda batas dengan konsentrasi 10,0; 20,0; 30,0; 40,0; dan 50,0 ppm. c. Preparasi sampel Sampel kemasan kaleng dan plastik masing-masing dituang ke dalam wadah dan dihomogenkan dengan menggunakan sendok plastik. Kemudian ditimbang secara tepat 10 g sampel ke dalam gelas piala ukuran 250 ml lalu ditambahkan dengan akuades 20 ml dan 5 ml HNO 3 65%. Kemudian dipanaskan pada hot plate lalu disaring dengan kertas saring Whatman no 42 ke dalam labu takar 50 ml dan diencerkan dengan menggunakan akuabdes sampai tanda batas. Larutan sampel hasil preparasi ditentukan secara kuantitatif. d. Analisis kuantitatif sampel Penentuan secara kuantitatif dilakukan untuk kandungan logam Fe pada panjang gelombang 510 nm dan panjang gelombang 286,3,8 nm untuk logam Sn. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara acak berdasarkan perbedaan kedaluwarsa yang dipasarkan di Kota Pekanbaru. Sampel kemasan kaleng dan plastik dengan merek X diberi label atau kode dengan variasi masa kedaluwarsa yang berbeda seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1: Daftar sampel, Juni 2013 Kode Sampel Waktu kedaluwarsa Waktu sebelum kedaluwarsa K-1 Desember 2013 5 bulan K-2 Maret 2014 8 bulan P-1 Januari 2014 6 bulan P-2 April 2014 9 bulan Hasil Analisis penentuan kandungan logam besi pada sampel susu kental manis kemasan kaleng dan plastik dilakukan dengan metode fenantrolin menggunakan spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 510 nm, sedangkan analisis kandungan timah pada sampel dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 286,3 nm. Data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2: Hasil analisis kandungan logam Fe dan Sn dalam sampel Sampel Logam Absorbansi Konsentrasi (mg/kg) K-1 K-2 P-1 P-2 Fe 0,0593 8,325 Sn 0,095 47,44 Fe 0,0366 5,14 Sn 0,087 43,09 Fe 0,051 7,16 Sn 0,061 28,67 Fe 0,0346 4,86 Sn 0,054 25,16 K-1 adalah sampel kemasan kaleng dengan waktu sebelum kedaluwarsa 5 bulan K-2 adalah sampel kemasan kaleng dengan waktu sebelum kedaluwarsa 8 bulan P-1 adalah sampel kemasan plastik dengan waktu sebelum kedaluwarsa 6 bulan P-2 adalah sampel kemasan plastik dengan waktu sebelum kedaluwarsa 9 bulan Dari hasil analisis diperoleh bahwa susu kemasan kaleng dan plastik ditemukan logam Fe dan Sn, seperti terlihat pada Tabel 2, adanya logam ini dalam susu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kemungkinan dari susu meskipun konsentrasi awalnya tidak diketahui namun dari rantai makanan sangat mungkin hal ini dapat terjadi, karena kontaminan susu dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti mikroba, residu pestisida, serta logam berat, kontaminan tersebut dapat menyebabkan kerusakan susu dan gangguan kesehatan bagi manusia (Panggabean, 2001). Jika dilihat dari jenis kemasan maka kemasan kaleng lebih tinggi daripada kemasan plastik, hal ini menunjukkan adanya migrasi dari kaleng ke larutan susu selama proses penyimpanan karena Fe merupakan salah satu komponen penyusun kaleng, seperti yang disampaikan oleh Syarif (1989) tentang komposisi penyusun kemasan kaleng diantaranya adalah karbon, mangan, belerang, fosfor, silikon, tembaga, nikel, krom, molibdenum, dan arsen. Beberapa logam yang biasa ditemukan dalam makanan kaleng adalah kadmium, timbal, timah dan besi, logam-logam tersebut dapat ditemukan dalam jumlah yang berbeda. Disamping itu Fe dan Sn yang mempunyai nilai potensial reduksi sebesar Fe = -0,44V dan Sn = -0,14V menyebabkan sangat mudah teroksidasi terhadap makanan, sedangkan untuk kemasan plastik juga ditemukan Sn, hal ini kemungkinan dapat terjadi karena sampel sudah terkontaminan selama proses pengolahan dan pengemasan. Analisis logam Sn dalam seluruh sampel menunjukkan hasil serapan yang berkisar antara 25,16-47,44 mg/kg, jumlah ini lebih besar daripada logam Fe yang hanya berkisar antara 4,86-8,325 mg/kg yang dapat dilihat pada Gambar 1, hal ini menunjukkan bahwa kadar logam besi (Fe) dan timah (Sn) pada produk sampel kemasan kaleng maupun plastik yang telah mendekati masa kedaluwarsa mengalami pertambahan konsentrasi. Tingginya konsentrasi Sn dikarenakan logam timah sebagai

bahan pelapis kemasan kaleng mengalami kontak langsung dengan susu, sedangkan pada kemasan plastik kemungkinan terkontaminan logam Sn pada sampel sudah terjadi sebelum proses pengemasan, seperti tempat penampungan susu segar serta kontak dengan alat-alat saat proses pengolahan. Gambar 1. Perbandingan konsentrasi logam dalam tiap sampel Meskipun hasil analisis kandungan logam Sn yang terdapat pada sampel kemasan kaleng maupun plastik masih dibawah batas ambang yang telah ditetapkan oleh BPOM No. HK.00.06.1.52.4011 dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7387:2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam pangan, namun perlu diwaspadai bahwa logam Sn dapat terakumulasi dalam tubuh manusia karena tubuh tidak membutuhkan logam Sn, walaupun kandungan logam yang terdapat pada sampel dalam jumlah tidak melebihi ambang batas, tetapi dapat menyebabkan racun apabila mengkonsumsi makanan maupun minuman kemasan kaleng secara terus-menerus (Aziz, 2007). Menurut Darmono (2001), apabila makanan atau minuman yang mengandung bahan atau senyawa kimia seperti logam berat dalam jumlah yang tinggi masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan, maka dapat mengakibatkan gangguan pada sistem saraf, pertumbuhan fisik terhambat, gangguan reproduksi, rentan terhadap penyakit, kelumpuhan dan kematian dini, serta dapat juga menurunkan tingkat kecerdasan anak. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa analisis logam Sn dalam seluruh sampel menunjukkan hasil serapan yang berkisar antara 25,16-47,44 mg/kg, jumlah ini lebih besar daripada logam Fe yang hanya berkisar antara 4,86-8,325 mg/kg. Kadar logam besi (Fe) dan timah (Sn) pada produk sampel kemasan kaleng maupun plastik yang telah mendekati masa kedaluwarsa mengalami pertambahan konsentrasi. Kandungan logam Sn dalam sampel kemasan kaleng dan plastik masih di bawah batas ambang yang ditetapkan oleh SK. Dirjen BPOM No.HK.00.06.1.52.4011 dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7387:2009 tentang batas maksimum cemaran logam dalam makanan. Perlu dilakukan penelitian kandungan logam berat yang lain karena susu banyak dikonsumsi masyarakat. Perlu

ditingkatkannya sistem Quality Control bagi tiap produsen makanan maupun minuman yang menggunkan kemasan kaleng maupun plastik yang telah mendekati masa kedaluarsa. Perlunya ketelitian dan konsumsi yang tidak berlebih (secara terus-menerus) terhadap produk-produk makanan maupun minuman yang menggunakan kemasan kaleng. DAFTAR PUSTAKA Aziz, V. 2007. Analisis kandungan Sn, Zn, dan Pb dalam susu kental manis kemasan kaleng secara spektrofotometri serapan atom. Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas MIPA,Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta. Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Inayati, D. W. 2003. analisis kandungan logam berat Pb dan Zn dalam ikan kaleng sebelum tanggal kadaluarsa. Skripsi. Universitas Negeri Malang, Malang. Panggabean, R. 2001. Kompetensi KUD dan Koperasi Dalam Agribisnis Susu dan Tantangannya (Kasus di Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan Kabupaten Malang, Jawa Timur). Disertasi Program Pasca Sarjana Institut Pertanian, Bogor. Syarief, R., S. Santausa, St. Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.