I. TINJAUAN PUSTAKA. distribusi normal multivariat, yaitu suatu kombinasi linier dari elemen-elemennya adalah

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Suatu matriks didefinisikan dengan huruf kapital yang dicetak tebal, misalnya A,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala,

TINJAUAN PUSTAKA. Model Linier dengan n pengamatan dan p variable penjelas biasa ditulis sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Uji Hipotesis

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pertemuan 8 & 9. Distribusi Probab Multivariat Distr Multivar untuk Kombinasi Linier Uji Hipotesis Kesamaan Mean

Aljabar Linear Elementer

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang

Pertemuan 2 & 3 DEKOMPOSISI SPEKTRAL DAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar, definisi-definisi serta teorema

BAB III PERLUASAN INTEGRAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATRIKS HERMITIAN. dan konsep-konsep lainnya yang berkaitan dengan matriks Hermitian. Matriks

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Komponen Utama (AKU, Principal Componen Analysis) bermula dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

GENERALIZED INVERSE. Musafir Kumar 1)

MODUL V EIGENVALUE DAN EIGENVEKTOR

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB 2 LANDASAN TEORI

S 10 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP) Pada Pendugaan Area Kecil

7. NILAI-NILAI VEKTOR EIGEN. Nilai Eigen dan Vektor Eigen Diagonalisasi Diagonalisasi Ortogonal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Matriks. Modul 1 PENDAHULUAN

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN disebut vektor eigen dari matriks A =

II. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. mengestimasi parameter regresi. Distribusi generalized. digunakan dalam bidang ekonomi dan keuangan.

BAB III MINIMUM VOLUME ELLIPSOID PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA ROBUST. Pada bab ini akan dikaji bahasan utama yaitu pencilan dan analisis

LANDASAN TEORI. Distribusi Gamma adalah salah satu keluarga distribusi probabilitas kontinu.

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

ON SOLUTIONS OF THE DISCRETE-TIME ALGEBRAIC RICCATI EQUATION. Soleha Jurusan Matematika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB II LANDASAN TEORI. ilmiah. Pencacahan atau pengukuran karakteristik suatu objek kajian yang

BAB III METODE PENELITIAN

LANDASAN TEORI. Dalam proses penelitian pendekatan distribusi generalized t(,,, ), ), melalui distribusi generalized beta 2

KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

II.TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik pendugaan distribusi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

BAB II KAJIAN TEORI. linier, varian dan simpangan baku, standarisasi data, koefisien korelasi, matriks

BAB 2 ALJABAR MATRIKS UNTUK STATISTIKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

II. TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA KOMPRESI UKURAN FILE GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat

Minggu XI ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Utami, H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam beberapa tahun terakhir, model graph secara statistik telah diaplikasikan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

BEBERAPA DISTRIBUSI KHUSUS DKINTINU DIKENAL

BAB II LANDASAN TEORI

a 2 e. 7 p 7 q 7 r 7 3. a. 8p 3 c. (2 14 m 3 n 2 ) e. a 10 b c a. Uji Kompetensi a. a c. x 3. a. 29 c. 2

BAB 2 : DETERMINAN. 2. Tentukan banyaknya permutasi dari himpunan bilangan bulat {1, 2, 3, 4}

II. TINJAUAN PUSTAKA

STK 203 TEORI STATISTIKA I

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo

BAB II KAJIAN TEORI. Bab ini akan membahas mengenai pengertian-pengertian dasar yang akan

BAB III ANALISIS KOMPLEKSITAS ALGORITMA

Bab II Kajian Teori Copula

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural (Structural Equation Modeling, SEM) adalah

LANDASAN TEORI. Dalam proses penelitian pendugaan parameter dari suatu distribusi diperlukan

Latihan 7 : Similaritas, Pendiagonalan Matriks, Polinom Matriks

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

BAB 7 TRANSFORMASI LINEAR PADA RUANG VEKTOR

II. LANDASAN TEORI. beberapa konsep dan teori yang berkaitan dengan penduga parameter distribusi GB2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATRIKS UNITER, SIMILARITAS UNITER DAN MATRIKS NORMAL. Anis Fitri Lestari. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

Eigen value & Eigen vektor

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Keterkendalian (Controlability)

Bab 4 RUANG VEKTOR. 4.1 Ruang Vektor

Kode, GSR, dan Operasi Pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang

3.6. NILAI SAMPEL DARI KOMBINASI LINEAR DARI VARIABEL

SISTEM PERSAMAAN LINEAR ( BAGIAN II )

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA

Transkripsi:

I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Distribusi Normal Multivariat Akan dibahas dua definisi dari multivariat normal. Definisi yang pertama didefinisikan melalui fungsi kepekatan peluangnya, dan definisi yang kedua berdasarkan sifat unik dari distribusi normal multivariat, yaitu suatu kombinasi linier dari elemen-elemennya adalah normal multivariat. Definisi Distribusi Normal Multivariat Misal y = (y 1, y 2,,y d ) adalah vektor berdimensi d dari suatu peubah acak, maka y disebut memiliki (nonsingular) distribusi multivariat normal jika fungsi kepekatan peluangnya adalah ( ) = (2 ) exp ( ) ( ) (2.1) ; < < = 1,2,.. Dimana = [ ] adalah definit positif (Σ > ) Seber(1983). Hal ini telah dibuktikan pada Seber(1977), bahwa ( ) = dan ( ) =, Maka dapat disimbolkan dengan notasi ~ (, ) atau ~. Terdapat dua kasus yang paling khusus yakni sebagai berikut: 1. ~ (, ). 2. Jika y i adalah saling bebas dengan distribusi normal univariat, ( = 1,2,, ) maka ~ (, σ ). Sekarang akan dibahas beberapa sifat utama dari distribusi normal multivariat. Teorema 2.1 Menurut Seber (1983), anggap ~ (, ) dan misalkan

= ( ) ( ), = ( ) ( ), = Dimana y (i) dan (i) adalah d i x 1 vektor dan ii adalah d i x d i (d 1 + d 2 = d), maka berlaku: (1) Jika C adalah matriks q x d dengan rank q, maka ~ (, ). (2) Suatu anggota himpunan bagian dari y memiliki distribusi normal multivariat: ( ) ~ ( ( ), ). (3) Fungsi pembangkit momen dari y adalah ( ) = (exp( )) = exp( + ) (2.2) (4) y (1) dan y (2) adalah i.i.d jika dan hanya jika (y (1), y (2) ) = 0. (5) Jika u i = A i y( i=1,2,,m) dan (u i,u j ) = 0 untuk semua i,j dimana, maka u i bebas stokastik identik. (6) ( ) ( )~. 1.2 Distribusi Wishart 1.2.1 Definisi dan Sifat Seperti sebagian besar distribusi, distribusi Wishart dibangkitkan dari distribusi sampling melalui suatu sampel statistik. Pada kasus ini,

( ) ( ), merupakan suatu analogi multivariat dari jumlah kuadrat pada univariat ( ) (Johnson dan Kortz, 1972). Dua definisi Wishart adalah sebagai berikut: Definisi 2.a Distribusi Wishart Misal W = (w jk ) adalah matrik simetris berukuran dxd dari suatu peubah acak yang definit positif, dengan peluang 1, dan misalkan adalah matriks definit positif berukuran dxd. Jika m adalah bilangan bulat sedemikian sehingga, maka W dikatakan memiliki distribusi Wishart nonsingular dengan derajat bebas m jika fungsi kepekatan peluang dari ( + 1) elemen-elemen yang berbeda dari W adalah: (, ) = ( )/ ( ) (2.3) Dimana = 2 Γ ( ) (2.4) Dan Γ = ( )/ Γ( ( + 1 ) (2.5) Dapat ditulis ~ (, ) atau ~ (Mardia, Kent, dan Bibby, 1979). Definisi 2.b Distribusi Wishart Anggap bahwa x 1, x 2,, x m adalah bebas stokastik identik (, ) maka = (2.6) Dikatakan memiliki distribusi Wishart dengan derajat bebas m. Jika >, dan maka dapat ditunjukkan bahwa W > O, dengan peluangnya adalah 1 (Mardia,Kent, dan Bibby, 1979).

Teorema 2.2 Jika ~ (, ) dan C adalah matriks berukuran qxd dengan rank q, maka ~W (m, ) (Seber,1983). Bukti: Misal x 1, x 2,, x m i.i.d (, ) dan misal =, kemudian ~ (, ) maka memiliki distribusi yang sama seperti. Sekarang perhatikan = ( )( ) = ( )( ) (2.7) Dimana, berdasarkan teorema 2.1 (1), y i bebas stokastik identik (0, ), karena itu berdasarkan persamaan (2.6) diperoleh ~W (m, ). Corollary Jika adalah vektor taknol berukuran d x 1, maka ~ l, dimana l = > 0 (karena Σ>0). Bukti: Misal = pada pembuktian teorema 2.2, maka berdasarkan persamaan (2.7) = dimana y i adalah i.i.d (0, l ). Karena itu jika, maka l ~. Lemma Anggap x 1, x 2,, x m adalah i.i.d (, ) dan misal X = (x 1, x 2,, x m ) maka berlaku sifatsifat berikut ini: (1) ( ) ~(, )

(2) Jika a adalah vektor konstan berukuran m x 1, maka ~ (, ) (3) Jika {, },, adalah himpunan vektor orthogonal berukuran m x 1, maka vektor acak ; ( = 1,2,, ) adalah saling bebas. (4) Jika b adalah vektor konstan berukuran d x 1, maka ~ (, ) dimana = (Seber, 1983). Bukti: (1) Anggota ke j dari x i adalah (, ). (2) = ~ (, ) (2.8) (3) Misal = dan misal = (, ) maka, =, =, = [ ] = =. Berdasarkan teorema 2.1 (5), u i adalah saling bebas. (4) Misal = =.. Maka elemen-elemen y i dari y adalah bebas stokastik identik (0, ) = [ ] = [ ] =.

Corollary Misal = /, maka = 1/, dan berdasarkan lemma (2) di atas, = ~,. Sekarang akan ditunjukkan bahwa sifat-sifat dari bentuk kuadratik berkembang menjadi kasus multivariat. Teorema 2.3 Misal = (, ) dimana x i adalah i.i.d (, ). Dan misal = dimana ( 0) adalah vektor konstan berukuran d x 1, dan misalkan A dan B adalah matrik simetris berukuran m x m dengan rank r dan s. b adalah vektor konstan berukuran m x 1 (Seber,1983). (1) ~ (, ) jika dan hanya jika ~( l ) untuk suatu, dimana l =. (2) dan memiliki distribusi Wishart independen, dengan derajat bebas r dan s, jika dan hanya jika l dan l adalah berdistribusi khikuadrat independen, dengan derajat bebas r dan s, untuk suatu. (3) dan bedistribusi N d dan (, ) independen, jika dan hanya jika dan l berdistribusi N 1 dan untuk suatu. Bukti: (1) Diberikan = ~ (, ). Maka = = ~ l, (berdasarkan teorema 2.2, corollary).

Kebalikanya, anggap bahwa l ~ untuk beberapa, maka karena ~ (, l ), (berdasarkan lemma (4)) mengikuti pada suatu definisi dari matriks idempotent yang menjelaskan bahwa, suatu matriks P idempotent jika P 2 = P, dan berlaku juga hal-hal dibawah ini: 1. Jika P merupakan matrik idempotent dengan rank r,maka dapat dituliskan dalam bentuk =. Dimana t 1, t 2,, t r bentuk dari himpunan ortonormal 2. Anggap ~ (, ) dan P adalah matrik simetrik berukuran d x d, maka rank r. l ~ jika dan hanya jika P adalah idempotent dengan berdasarkan keterangan di atas, maka dapat ditulis = (2.9) Dimana a i adalah suatu himpunan vektor eigen yang ortonormal yang disamakan dengan r eigen value dari A, karena itu = = Dimana =, berdasarkan lemma (2) dan (3), u i adalah i.i.d (, ), karena = 1, maka ~ (, ). (2) diberikan dan berdistribusi Wishart independen, maka bentuk kuadratik dan i.i.d, menjadi fungsi dari matriks Wishart, pembuktian ini, setipe dengan pembuktian pada bagian (1) di atas.

Sebaliknya, anggap bahwa l dan l berdistribusi dan independen, untuk beberapa, A dan B adalah matriks idempotent dengan rank r dan s, dan A.B = 0, maka dapat ditulis sebagai berikut: = dan = Dimana (a 1, a 2,,, a r ) dan ( b 1, b 2,, b s ) adalah himpunan eigen vektor yang ortonormal, dan karena itu = (2.10) dan = Dimana =, =, dan himpunan {u 1, u 1,, u r, v 1, v 1,, v s, } independen [berdasarkan lemma (3)]. (3) Anggap bahwa dan berdistribusi N d dan W d independen, Maka: = adalah N 1 dan ~( l ). Seperti pada bukti yang pertama, dan idependen. Sebaliknya, Anggap bahwa dan berdistribusi N 1 dan l yang idependen, untuk beberapa. Berdasarkan lemma (2), ~, dan juga berdasarkan (1), ~ (, ). Karena ~ (, l ), ~ (, l ). ~ l dan =. Dengan mengalikan dengan b, maka didapatkan Ab = 0, dengan demikian sesuai dengan (2), {a 1, a 2,, a r, b} adalah saling orthogonal. Oleh karena itu u 1, u 2,, u r dan saling bebas, dan juga saling bebas dengan (persamaan 2.10). Corollary 1

~ (, ) jika dan hanya jika =. Corollary 2 Variable Wishart dan saling bebas jika dan hanya jika =. Corollary 3 dan berdistribusi dan idependen, jika dan hanya jika = dan =. 2.3 Distribusi -Hotelling Jika ~ (, ) dan ~, w idependen terhadap x, maka = ( ) / = ( ) ~ (2.11) ( ) ( ) / Dimana berdistribusi t dengan m derajat bebas, karena itu = ( ) = ( ) ( )~, Generalisasi dari statistik di atas disebut statistik. = ( ) ( ) Dimana ~ (, ), ~ (, ), x dan W saling bebas, dan kedua distribusi tersebut nonsingular (Seber, 1983). Teorema 2.4

Misal =, dimana ~ (, ) dan ~ (, ), y dan W saling bebas. (diasumsikan bahwa distribusinya nonsingular >, dan, dengan demikian W -1 ada, dengan peluang 1) (Seber,1983). ~, (2.12) 2.4 Distribusi Beta Multivariat 2.4.1 Pengenalan Anggap ~ dan ~, H dan E saling bebas. H merupakan jumlah kuadrat, dan E merupakan kuadrat galat. Maka fungsi kepekatan peluang dari = adalah: ( ) = (, (1 ) ;0 < 1 ) Dimana (, ) = ( ) ( ) ( ) Agar lebih mudah, digunakan notasi ~ /, /, dan V disebut berdistribusi beta tipe 1, dengan derajat bebas /2 dan /2 (Seber, 1983). Hasil yang terdahulu dapat digeneralisasi ke dalam kasus, dimana H dan E adalah matriks yang berdistribusi Wishart independen nonsingular. ~ (, ) dan ~ (, ), dengan,. tidak simetris, namun karena E + H adalah matriks definit positif, dengan peluang 1, maka kesimetrisan dapat dipenuhi dengan mendefinisikan matrik definit positif sebagai berikut:

= ( + ) / ( + ) / (2.13) Dimana (E+H) 1/2 adalah akar kuadrat simetris dari E+H. Teorema 2.5 Fungsi kepekatan dari ( + 1) elemen-elemen yang berbeda dari V, (, ) = g(v) adalah sebagai berikut: ( ) = ( )/ (, ) ( )/ ; < <. Dimana (, ) = ( ) ( ) ( ) ; 2, 2. Γ ( ) didefinisikan pada persamaan (2.5), diasumsikan, (Seber, 1983). 2.4.2 Distribusi U fungsi V (persamaan 2.13) pada analisis multivariat disimbolkan dengan =. Menurut Anderson(1958), jika berdistribusi multivariat beta tipe 1, dengan derajat bebas dan, maka dapat dikatakan bahwa U berdistribusi U dengan berajat bebas d dan. = (2.14), dimana, untuk suatu. Statistik U pada umumnya dilambangkan dengan Λ, yang pertama kali diperkenalkan oleh Wilks (1932). Terdapat beberapa fakta utama mengenai distribusi U adalah sebagai berikut: 1. Distribusi, terkadang dituliskan dalam bentuk yang berguna jika < seperti kasus dibawah ini.

2. Kasus sepesial saat d = 1 ~, untuk suatu (2.15) Saat = 1 ~, untuk suatu. (2.16) Saat d = 2 / / ~, (, ) untuk 2 (2.17) Saat = 2 / / ~, ( ) untuk 2 (2.18) Rao(1951), menjelaskan pendekatan dan perluasan lain yang asimptotik, yang menjelaskan bahwa: / / ~, (2.19) Dimana = ( ) / dan = Persamaan ini mendekati distribusi F, tepatnya saat d atau adalah 1 atau 2.