Jalan Emas Transformasi Humas ASEAN

dokumen-dokumen yang mirip
Profil Pembicara ASEAN Public Relations Network. Facing a Cascade of Transformation in ASEAN Public Relations Network

Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

Sinergi Komunikasi Strategis Untuk Edukasi Publik

PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN DAN PERAN PEREMPUAN SERTA PERLINDUNGAN ANAK DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT MELALUI PARTISIPASI PARTISIPASI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan

Internalisasi ASEAN dalam Upaya Penguatan Integrasi Kawasan Abstrak

Simposium Akuntan Pendidik Medan, 16 September Oleh: MUSTOFA, CA. Anggota Dewan Penasihat IAI

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

LANGKAH ANTISIPATIF PEMPROV DALAM MENGHADAPI MEA / AEC

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

Masyarakat Ekonomi ASEAN. Persiapan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja By : Tambat Seprizal (FE 06)

BAB I PENDAHULUAN. jurusan Akuntansi, Manajemen, dan IE (Ilmu Ekonomi). Mahasiswa Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Menurut laporan Education for all (EFA ) Global

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa pemahaman masyakarat kian terbuka akan pentingnya

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Jumlah Akuntan Publik Sumber: PPPK Kementerian Keuangan RI (2014),

IKATAN AKUNTAN INDONESIA PROFESI AKUNTAN PADA ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Berdasarkan jumlah tersebut, menjadi potensi dan peluang yang luar biasa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional

(Multi-Stakeholder Partnership) dalam Menjawab Tantangan Global untuk Mencapai Kesejahteraan Sosial dan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

SMART WAY TO GET A JOB

Profil Sarjana Humas. Edited by: Sumartono S.Sos., MSi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik

BAB I PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan salah satu industri yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. masuknya budaya asing di Indonesia membuat masyarakat melupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu, maka yang menjadi tujuan pemasaran adalah brand loyality. Tanpa sebuah brand

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dianggap penting karena dinilai mampu meningkatkan kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) : PELUANG ATAU ANCAMAN BAGI SDM INDONESIA?

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Peta Jalan untuk Komunitas ASEAN ( ) dalam rangka. dalam Persetujuan ini secara sendiri disebut sebagai "Negara Anggota

Peta Jalan untuk Komunitas ASEAN ( ) dalam rangka. dalam Persetujuan ini secara sendiri disebut sebagai "Negara Anggota

PROPOSAL. Pelatihan Peningkatan Wawasan dan Kemampuan Teknis Aparatur Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Informasi mengenai ASEAN Community

UPAYA CALON TENAGA PENDIDIK (CALON GURU) MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Statistik Indonesia menjelaskan sebagai berikut : Lowongan Pencari kerja

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB I PENDAHULUAN. dunia perguruan tinggi di Indonesia, maka sangatlah logis apabila. maupun jurnal intemasional. Hal ini merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

Kontribusi kadin dalam menyiapkan tenaga kerja kompeten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Pustakawan Asia Tenggara menghadapi. Globalisasi dan Pasar Bebas 1

BAB I PENDAHULUAN. dana yang berasal dari dalam negeri, seringkali tidak mampu mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. 1. ketrampilan, dan sikap kerja, sesuai dengan unjuk kerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1

BAB IV KESIMPULAN. -Peter M. Haas. Council on Foreign Relations, < >, diakses pada , 1993, p.78.

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan dengan publiknya baik itu publik internal maupun publik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan

SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community (AEC),

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu mengelola usahanya dengan baik dan optimis agar

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.

BAB V KESIMPULAN. mengalami peningkatan dengan prakira total jumlah wisatwan akan mencapai 10.3 %

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan masyarakat tidak terlepas dari pranata-pranata hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan di Indonesia telah mengalami perubahan.

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

MEA: DUA SISI MATA UANG

KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) DI AKPER YKY

DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OPTIMALISASI PEMANFAATAN SITUSWEB INSTANSI PEMERINTAH UNTUK MENINGKATKAN TUGAS DAN FUNGSI KEHUMASAN

Pengembangan Sumber Daya Iptek dan Dikti Sebagai Modal Dasar Transformasi Bangsa

KESIAPAN SDM HORTIKULTURA MENYAMBUT ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN ROEDHY POERWANTO DEWAN PEMBINA PERHORTI

PERKEMBANGAN PROFESI AKUNTANSI & ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 PUSAT PEMBINAAN AKUNTAN DAN JASA PENILAI KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saat ini profesi Akuntan Publik di Indonesia telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG KEINSINYURAN: Harapan Baru Tingkatkan Profesionalisme Insinyur Oleh: Wiwin Sri Rahyani*

Transkripsi:

Jalan Emas Transformasi Humas ASEAN Prita Kemal Gani, MBA., MCIPR., APR, Ketua Umum PERHUMAS, Founder LSPR Pendiri & Direktur Utama The London School of Public Relations Jakarta Pelaksanaan ASEAN Economic Community (AEC) atau Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 sudah di depan mata. Pasar yang gaungnya terdengar kencang dalam beberapa tahun terakhir itu, menjadikan pelaku bisnis berpikir dan bekerja ekstra keras guna menghadapinya, sehingga tidak tergerus persaingan. Menatap AEC di ditanggapi beragam. Ada yang khawatir karena takut kalah bersaing. Namun ada juga yang melihatnya sebagai peluang. Apapun itu, dalam cetak biru disebutkan, AEC akan membentuk beberapa karakteristik utama, seperti pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, dan kawasan yang terintegrasi dengan ekonomi global. Yang jelas, Indonesia akan menjadi pasar potensial. Apalagi dari jumlah penduduk ASEAN yang saat ini tercatat mencapai 600 juta jiwa dan sekitar 40 persennya ada di Indonesia. Jumlah penduduk yang besar dan pola hidup konsumtif masyarakat Indonesia yang tergolong tinggi, menjadi magnet bagi produk dan tenaga kerja asing yang diperkirakan akan menyerbu pasar Indonesia. Bagaimanapun, siap atau tidak siap, Indonesia akan memasuki AEC 2015. Saat hal itu diberlakukan, maka tenaga kerja dari negara lain di ASEAN pun akan lebih leluasa bekerja di Indonesia, begitupun sebaliknya. Masalahnya apakah SDM Indonesia sudah siap bersaing dengan SDM asing itu? Inilah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh banyak kalangan. Namun, agar negeri ini tak sekadar menjadi market bagi produk asing dan pekerja asing, inilah saatnya untuk berbenah dengan melakukan aksi nyata, seperti meningkatkan standar kompetensi di tingkat lokal dan internasional. Semua elemen bangsa dituntut kesamaan pandangan, kerja sama dan bahu- membahu antara pemerintah pusat- daerah, pengusaha dan segenap pemangku kepentingan lain, termasuk organisasi profesi seperti public relations (PR).

Dalam AEC 2015 ada Sembilan pilar yang sudah ada mutual recognition agreement (MRA), dan profesi kehumasan belum termasuk di dalamnya. Kendati demikian, tidak membuat dunia kehumasan tidur nyenyak. Persaingan para profesional yang bekerja dalam bidang Humas menjadi semakin meningkat seiring dengan semakin terbukanya profesi ini bagi setiap orang yang memenuhi kualifikasi atau tuntutan yang dipersyaratkan. Dalam lingkup PERHUMAS, sekedar ilustrasi, para praktisi Humas yang tergabung berkisar lebih dari 7500 orang. Tentu masih banyak pula yang tergabung dalam organisasi kehumasan lain seperti di BAKOHUMAS, Humas BUMN, Humas Perhotelan, Humas Perbankan, dan sebagainya. Para praktisi Humas di Indonesia, nantinya akan menghadapi persaingan yang sangat sengit menghadapi masuknya para praktisi Humas dari berbagai Negara di kawasan ASEAN. Berbagai pertanyaanpun akan bergulir, yang semuanya berkaitan dengan persiapan para profesional Humas kita. Tidak ada pilihan lain bagi kita selain mempersiapkan diri. Persiapan yang paling penting, tentu menyangkut peningkatan kompetensi diri. Selain tentu saja untuk networking dan menambah wawasan baru, juga dipersiapkan jelang dibukanya komunitas ASEAN di tahun 2015 mendatang. Dimana insan Humas harus memiliki patokan yang jelas terkait etika, skills, dan pengetahuan tentang kehumasan. Mengutip apa yang disampaikan oleh Ketua Umum Bakorhumas Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo Freddy H. Tulung, bahwa desain komunitas ASEAN yang melingkupi tiga pilar yakni komunitas politik- keamanan, komunitas ekonomi dan komunitas sosial budaya. Oleh karena itu, Ide komunitas ASEAN membutuhkan sentuhan komunikasi agar tersosialisasikan dengan baik di semua kalangan. Peran Humas di AEC 2015 begitu strategis. Karena Humas merupakan jendela dan fungsi manajemen yang penting yang dapat mewakili organisasi dihadapan stakeholder (sebagai khalayak). Humas pun, bisa menjadi komunikasi internal yang bisa memberikan analisa dan saran serta masukan bagi manajemen termasuk pimpinan organisasi/perusahaan serta menyiapkan strategi.

Sebagai fungsi manajemen, maka pertama- tama Humas harus memahami visi, misi dan tujuan organisasi, sehingga seluruh kegiatan yang dilakukan dalam rangka komunikasi kehumasan didasarkan pada hal- hal tersebut. Kedua, memahami budaya organisasi/perusahaan. Seorang Humas pun harus memahami secara baik apa yang menjadi nilai- nilai budaya organisasi/budaya perusahaan yang semuanya berperan sebagai panduan, pedoman bagi seluruh anggota dalam mencapai tujuan organisasinya. Namun di Pasar ASEAN 2015, standar kehumasan setiap negara pasti berbeda- beda. Seperti perbedaan standar prlofesi, skills, dan sebagainya. Itu jugalah yang menjadi biang kekhawatiran bahwa di tahun 2015, bakal banyak profesi Humas yang bekerja di Indonesia dan merebut pekerjaan Humas di Indonesia. Mengutip pendapat Dr. Felix Jebarus, bahwa siapapun tenaga kerja Humas yang bekerja di Indonesia, yang penting harus mempunyai etika. Dalam arti orang luar yang bekerja di luar negeri ataupun sebaliknya, mereka harus memiliki standar code of conduct. Di Indonesia sendiri ada 71 standar kompetensi yang harus dimiliki oleh kehumasan Indonesia. Misalnya mereka harus memiliki kompetensi dalam perencanaan program public relations, mereka memiliki kemampuan riset, analisis situation. media of comunication dan lainnya. Kalau di Indonesia sebegitu banyak dan ketatnya standar agar bisa menyandang profesi Humas, bagaimana dengan negara tetangga seperti Singapura, Philipina, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Myanmar, Brunai? Inilah yang mendorong kami selaku Founder The London School of Public Relations Jakarta dan Ketua Umum PERHUMAS, merasa terpanggil untuk menyatukan visi, misi dan standar bagi profesi Humas di ASEAN. Dengan harapan pada tahun 2015 tidak ada benturan, tidak ada kehawatiran, dalam dunia kehumasan di ASEAN. Inilah yang mendorong kami mendirikan sebuah organisasi kehumasan tertinggi di ASEAN yang diberi nama ASEAN PR Network. Organisasi non profit ini digagas oleh LSPR (Indonesia), dan disambut dengan gembira oleh pemerintah dan organisasi Philipina, Singapore, Malaysia, Vietnam, Brunai, Thailand, Cambodia, Laos, Myanmar), ini menjadi wadah tertinggi bagi standar profesi Humas di ASEAN atau pusat humas ASEAN.

Deklarasi ASEAN PR Network dengan tema Facing a Cascade of Transformation ini, akan diadakan pada 2 Juni 2014. Dalam lembaga ini nantinya menjadi tempat sharing, berbagi ilmu bagi profesi Humas di setiap negara. Seperti selama ini kita belum kenal dengan teman- teman kita dari negara lain, tentang bagaimana kompetensi yang mereka miliki dan pandangan mereka soal Rublic Relations. ASEAN PR Network menjadi jembatan emas, bagi seluruh profesi Humas dari seluruh ASEAN ini supaya saling kenal, bersatu kemudian sharing best practice. Begitu juga dengan akademisi, akan terjadi sharing kurikulum, sharing expertise pengajar, sehingga Humas ASEAN mempunyai kekuatan bersama dan pada akhirnya bisa mempromosikan ASEAN ke beyond ASEAN. Jadi orang akan melihat ASEAN secara utuh. Selama ini ada kekhawatiran bahwa ASEAN Comunity 2015, akan berdampak pada membanjirinya tenaga kerja karena akan mengisi posisi strategis di Indonesia, sehingga tenaga Humas lokal kehilangan pekerjaan. Nah dengan ASEAN PR Network, akan muncul suatu pandangan baru bahwa, yang datang ke Indonesia ataupun ke Philipina misalnya, itu suatu hal yang menyenangkan atau connectivity. Jadi kita bisa connect. Misalnya kemampuan dan pengalaman kita di kehumasan seperti crisis PR, corporate PR, akan dibagi ke negara tetangga yang tergabung dalam ASEAN PR Network. Kemudian orang Philipina mempunyai kemampuan yang baik dalam public speaking dan orang Indonesia kebanyakan malu- malu. Jadi lebih terlatih. Jadi kalau disatukan jadi lebih bagus. Inilah kelebihan di ASEAN PR Network bisa saling melengkapi. Jadi Selain inagurasi ASEAN PR Network pada 2 Juni 2014 maka di tanggal 3 Juni 2014 juga akan dilakukan konferensi dengan menghadirkan pembicara kunci Deputy Secretary General ASEAN for Community and Corporate Affairs Department H.E. Dr. AKP Mochtan, Ph.D Direktur ASEAN I Gusti Agung Wesaka Puja, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Drs. Freddy H.Tulung, MUA. Sesi pertama mengusung tema Facing The Challenge Ahead of Public Relations Platform in ASEAN dengan pembicara: Ms, K. Bhavani, Former President of Institute of PR Singapore, Mr. Nico Wattimena, PhD Senior Lecture LSPR- Jakarta, Dato Haji Ibrahim Abdul Rahman dari Malaysia dan Mr.

Bao Nyugen Quoc, Chief Executives Officer of PR Organization International- Awareness PR, Vietnam. Pada sesi kedua konferensi akan mengusung tema: Public Relations Education and Professional Development ASEAN Perspective and Standard, akan menghadirkan pembicara: DR. Widodo Muktiyo dari Universitas Sebelas Maret, Ms. Puan Shameem Abdul Jalil Former President of Institute of Public Relations Malaysia, Parichart Sthapitanonda, PhD dari Departemen Public Relations Chulalongkorn University Thailand, dan Mr. Ramon Bong Osorio, President of PR Society of the Philippines. ***