BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Penelitian akan dilakukan di PT Berkat Camarindo Lestari yang belokasi

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB III METODE PENELITIAN

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2016

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB V HASIL DAN ANALISA

Statistical Process Control

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015

BAB 2 LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

BAB 3 METODE PENELITIAN

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. (Herawati,2008). Sedangkan output yang dihasilkan pada kegiatan operasi

STATISTICAL PROCESS CONTROL

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh: Zubdatu Zahrati

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

ANALISIS PENGAWASAN MUTU DALAM USAHA MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA PT ANUGRAH PLASTINDO LESTARI

USULAN PERBAIKAN KUALITAS CELANA PENDEK MODEL PM 01 DENGAN METODE DMAIC DI PT PINTU MAS GARMINDO. Putri Endang Fitriany

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC

PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TEH HIJAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

4.3 Jenis-jenis dan Definisi Cacat Data Jenis-jenis dan Jumlah Cacat

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai perusahaan kabel nasional terkemuka, PT Kabel XYZ Tbk

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

Pengendalian Mutu Statistik

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencegah dan berupaya memperbaiki faktor-faktor penyebab kerusakan. menemui atau mendapati produk yang rusak.

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar Hasil ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS KINERJA UNIT KEBERSIHAN DAN ADMINISTRASI AKADEMIK DI JURUSAN STATISTIKA ITS DENGAN METODE SIX SIGMA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan diri. Peningkatan ini dapat berbentuk perbaikan desain produk

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Kualitas Pada Produksi Botol RC Cola 800 ml di PT. IGLAS (Persero) dengan menggunakan Peta Kendali Demerit

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KAIN BERMOTIF DI PT RAGAM WARNA UTAMA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS. Jurnal. Oleh: M. LUTFI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPABILITAS PROSES DALAM PENENTUAN LEVEL SIGMA DAN DPMO

Pengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar prosedur perusahaan sehingga tidak melalui tahap pengecekan kualitas bahan baku. Setelah bagian produksi menerima order produksi untuk produk botol kemasan sabun lifebuoy maka selanjutnya akan dilakukan pemeriksaaan pada mesin yang akan digunakan agar sesuai dengan standar yang diinginkan dan produksi dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Persiapan proses produksi meliputi pengecekan mould, tool, dan spare seperti cutting slive, striker plate dan lain-lain. Persiapan juga dilakukan pada bahan packing seperti box, cover, layer dan kantong jatah agar sesuai dengan jumlah order produk. Proses produksi melewati beberapa tahapan yang secara keseluruhan menggunakan hampir 90% tenaga mesin. Sehingga tenaga manusia dibutuhkan hanya sebagai pengawas pada proses produksi dan pengecekan di akhir produksi.

Produk yang sudah melewati proses pemeriksaan dan dinyatakan memenuhi kriteria dan persyaratan, akan segera dipacking dan ditempatkan di gudang penyimpanan barang jadi yang siap di distribusikan kepada konsumen.

Gambar 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy 4.2 Pengendalian Kualitas yang dilakukan PT Berlina Tbk Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, maka perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan permintaan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus melaksanakan kegiatan pengendalian kualitas secara terus-menerus terhadap produk yang dihasilkan. 4.2.1 Pelaksanaan Pengendalian Kualitas Dalam mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan, PT Berlina Tbk melaksanakan aktivitas pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas dilakukan perusahaan dengan cara pengendalian terhadap proses produksi dan pengendalian terhadap produk jadi. Pengendalian kualitas tidak dilakukan terhadap bahan baku karena selama ini perusahaan merasa puas dengan bahan

baku yang diterima dari pemasok dan belum pernah ditemukan bahan baku yang tidak sesuai dengan spesifikasi. 1. Pengendalian terhadap proses produksi Selama proses produksi berlangsung, setiap karyawan yang terlibat bertanggungjawab terhadap hasil kerja mereka. Apabila ditemukan penyimpangan di dalam proses produksi, maka karyawan atau operator yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan tersebut segera melaporkan kepada manajer produksi. Contoh pengendalian yang dilakukan adalah sebelum memasukkan bahan baku ke dalam mesin pengolah, karyawan atau operator harus memastikan kalau mesin yang akan dipakai terbebas dari kotoran seperti oli, pasir, air dan debu agar tidak menimbulkan kecacatan pada hasil produksi. Pengecekan rutin juga harus dilakukan terhadap temperatur mesin agar tidak menimbulkan suhu yang melewati batas normal, di mana hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya pemanasan yang berlebihan pada bahan baku sehingga hasil produksi sesuai dengan yang diinginkan. 2. Pengendalian terhadap produk jadi Pengendalian terhadap produk jadi dilakukan sebelum tahap packaging dan dilakukan melalui kegiatan inspecting. Hal ini dilakukan dengan cara memeriksa hasil produksi apakah terjadi penyimpangan atau tidak. Produk yang baik kemudian dilakukan packaging oleh bagian finishing dan produk

cacat akan dipisahkan lalu diolah kembali. Secara umum, kriteria produk botol kemasan sabun lifebuoy yang berkualitas adalah : Memiliki bentuk yang sempurna tanpa adanya cacat secara fisik Memiliki warna putih sesuai dengan standar yang diinginkan Memiliki ukuran botol yang sesuai dengan standar yang diinginkan Tidak terdapat bintik hitam yang menyerupai noda pada produk 4.2.2 Faktor- faktor yang Dipertimbangkan dalam melaksanakan Pengendalian Kualitas Dalam melakukan proses produksinya dan menghasilkan produk yang berkualitas, perusahaan membuat standar spesifikasi dan batas-batas penyimpangan produk yang masih dapat diterima untuk menentukan apakah suatu produk dinyatakan baik atau tidak. Namun dalam usaha mencapai dan mempertahankan kualitas produk yang dihasilkannya, perusahaan selalu dihadapkan pada permasalahan. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah berkaitan dengan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan, yang pada kenyataannya selalu saja ada produk yang berbeda dengan standar spesifikasi yang telah ditetapkan perusahaan dan terjadi kesalahan yang cenderung tinggi. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut maka ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan perusahaan agar produk yang dihasilkan konsisten dan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 1. Tenaga kerja Berbeda dengan faktor teknis, unsur manusia sebagai tenaga kerja mempunyai sifat kompleks. Faktor fisik dan psikis tiap individu akan mempengaruhi kapasitas dan prestasi kerjanya. Faktor fisik adalah keadaan fisik tenaga kerja yang bersangkutan, seperti umur dan kesehatannya. Sedangkan faktor psikis adalah keadaan jiwa tenaga kerja yang bersangkutan, motivasi kerja, dan keadaan hidup pekerja sehari-hari. Selain itu, pendidikan dan pengalaman kerja juga sangat mempengaruhi prestasi kerja. Dengan demikian dalam hubungannya dengan kualitas hasil produksi, maka tenaga kerja harus memiliki kesadaran untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, sehingga produk tersebut berkualitas baik. Untuk mengatasi hal tersebut, maka PT Berlina Tbk telah memberikan beberapa jaminan sosial dan kesejahteraan bagi karyawan berupa fasilitasfasilitas meliputi program asuransi kesehatan untuk karyawan, tunjangan hari raya (THR), serta pemberian bonus sesuai dengan prestasi kerja karyawan yang bersangkutan. 2. Bahan baku yang digunakan Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan sangat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan dan kelancaran proses produksi, baik mengenai

kuantitas maupun kualitasnya. Bahan baku utama yang digunakan oleh perusahaan adalah biji plastik putih yang sudah sesuai dengan standar spesifikasi perusahaan. 3. Mesin dan peralatan Perusahaan menggunakan mesin-mesin blow moulding yang digunakan untuk memproduksi berbagai macam botol kemasan plastik. Agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar, maka perusahaan melakukan perawatan mesin, baik yang dilakukan setiap hari maupun secara periodik. Perawatan yang dilakukan setiap hari adalah pembersihan mesin dan peralatan, pengencangan dan pemberian pelumas. Sedangkan perawatan yang dilakukan secara periodik meliputi service atau reparasi mesin yang dilakukan perusahaan hanya ketika terjadi kerusakan mesin (Corrective Maintenance). 4. Metode kerja yang digunakan Metode kerja yang digunakan perusahaan sangat berpengaruh besar terhadap kelancaran proses produksi. Berfungsinya metode kerja yang diterapkan dalam perusahaan untuk mengatur semua bagian yang terlibat dalam proses produksi akan mengurangi jumlah produk rusak yang terjadi. Demikian juga sebaliknya apabila metode yang dijalankan tidak dijalankan dengan baik, maka kemungkinan terjadinya produk rusak semakin besar. Metode untuk mengendalikan kualitas produk yang dilakukan oleh PT Berlina Tbk ini adalah dengan cara mengumpulkan laporan-laporan yang

berkaitan dengan kegiatan produksi di lapangan. Pengecekan dilakukan pada setiap tahapan proses produksi oleh bagian Quality Control. Penyimpanganpenyimpangan yang terjadi akan dicatat di laporan hasil produksi sehingga penyimpangan tersebut dapat segera langsung di atasi. 5. Keadaan lingkungan dan kondisi kerja Keadaan lingkungan dan suasana kerja yang baik akan mempengaruhi prestasi karyawan. Penerangan yang cukup, sirkulasi udara yang baik, tempat kerja yang bersih, suhu udara, keamanan dan keselamatan kerja yang terjamin serta tata letak (layout) yang baik akan membuat para pekerja merasa aman dan nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Kondisi dan lingkungan PT Berlina Tbk sudah cukup baik. Keselamatan para pekerja sangat diutamakan dengan memperhatikan kelengkapan alat pelindung selama bekerja seperti safety shoes, penutup telinga, topi produksi dan masker. 4.2.3 Jenis Kesalahan yang Terjadi pada Produksi Dalam melakukan aktivitas pengendalian proses produksi, ternyata masih terjadi cacat pada produk. Pihak perusahaan harus berusaha untuk meminimalisasi terjadinya produk cacat. Kesalahan yang terjadi pada produk botol kemasan sabun lifebuoy adalah terdapat bintik hitam pada produk yang berwarna putih sehingga tampak seperti noda, sehingga menimbulkan keluhan konsumen.

4.3 Penerapan Statistical Process Control dalam Pengendalian Kualitas Produk Pada penelitian Statistical Process Control dalam pengendalian kualitas produk botol kemasan sabun lifebuoy ini, peneliti hanya membahas permasalahan tingkat kecacatan berupa bintik hitam pada produk. Dalam menyelesaikan permasalahan pengendalian kualitas, akan dilakukan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Membuat sheet pengambilan data jumlah dan frekuensi pengambilan data. 2. Mengambil data secara langsung dari lapangan dengan teknik pengumpulan data yang benar. 3. Membuat grafik pengendali dan menganalisa data yang telah diambil 4. Menghitung indeks kemampuan proses untuk proses yang terkendali 5. Melakukan perbaikan pada batas kendali secara periodik 4.3.1 Diagram Pareto Diagram parerto merupakan grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit ditunjukkan oleh grafik batang yang terendah serta ditempatkan di sisi yang paling kanan.

Diagram pareto memperlihatkan permasalahan terpenting untuk segera diselesaikan dan digunakan untuk membandingksan kondisi proses misalnya ketidaksesuaian proses. Analisis Pereto pada Kesalahan Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Gambar 4.2 Diagram Pareto 4.3.2 Diagram Sebab Akibat (Fish Bone Chart) Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi

penyebab kerusakan produk secara umum adalah bahan baku, mesin, tenaga kerja, metode dan lingkungan. Setelah diketahui jenis-jenis kesalahan yang terjadi, maka PT. Berlina Tbk perlu mengambil langkah-langkah perbaikan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang serupa. Hal penting yang harus dilakukan dan ditelusuri adalah mencari penyebab timbulnya kerusakan tersebut. Sebagai alat bantu untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, digunakan diagram sebab akibat atau fish bone chart. Penggunaan diagram sebab akibat untuk menelusuri kesalahan yang terjadi. Hal yang menyebabkan adanya bintik hitam pada produk botol kemasan sabun lifebuoy adalah sebagai berikut : a. Bahan Baku Pemilihan jenis bahan baku menjadi salah satu penyebab terjadinya kesalahan pada proses produksi. Bahan baku yang digunakan merupakan biji plastik putih yang akan mudah meleleh pada saat proses pemanasan dengan tingkat suhu tertentu dan menjadi hangus jika tingkat suhunya di luar batas standar yang telah ditentukan. b. Faktor Mesin Merupakan penyebab utama yang mengakibatkan kesalahan terjadi. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan suhu pada mesin saat proses produksi sedang berlangsung sehingga mengakibatkan terjadinya pemanasan yang berlebihan pada bahan baku yang diproduksi. Dengan demikian, bahan baku

tersebut akan hangus dan menjadi noda hitam pada bahan baku yang sedang diproduksi. c. Faktor Lingkungan Kondisi lingkungan yang kurang bersih (tidak steril) dalam area produksi (mesin) berpengaruh terhadap kebersihan produk yang dihasilkan. Terutama pada mesin produksi yang dioperasikan secara terus menerus yang mengakibatkan sisa pemanasan bahan baku yang diproduksi sebelumnya dapat menjadi noda hitam pada produk yang sedang diolah. d. Metode Dengan penerapan metode kerja yang sesuai dengan standar operasi mesin produksi maka diharapkan tidak akan terjadi kesalahan pada proses produksi. Metode yang salah atau tidak sesuai akan menyebabkan tingkat kesalahan produksi menjadi tinggi. e. Faktor Tenaga Kerja ( Manusia) Adanya tingkat kedisiplinan karyawan yang masih rendah dalam menjalankan tugasnya seperti pada saat melakukan proses pemeliharaan mesin produksi. Terdapat beberapa kelalaian karyawan seperti cara membersihkan mesin produksi yang kurang teliti sehingga menyebabkan noda pada produk. Mesin

Bahan Baku Kurang bersih Suhu tinggi Kurang disiplin Metode Bintik hitam pada produk botol kemasan Lifebuoy Lingkungan Manusia Gambar 4.3 Fish Bone Chart Produk Cacat 4.3.3 DMAIC Cycle - Define adalah menemukan masalah atau keluhan terhadap produk, yaitu adanya cacat berupa bintik hitam pada produk botol kemasan sabun lifebuoy yang berwarna putih sehingga membuat konsumen komplain terhadap produk tersebut. Konsumen menginginkan produk yang putih tanpa adanya noda berupa bintik hitam. - Measure adalah menghitung jumlah produk cacat yang tidak sesuai dengan standar produksi.

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Produk Botol Kemasan Lifebuoy yang Cacat Periode Mei 2013 Jumlah Tanggal Jumlah Jumlah produk Proporsi Observasi Observasi Produksi cacat Kerusakan 1 1 Mei 2013 28.020 948 0,034 2 2 Mei 2013 28.976 232 0,008 3 3 Mei 2013 28.720 560 0,019 4 4 Mei 2013 29.024 260 0,009 5 5 Mei 2013 29.442 692 0,024 6 6 Mei 2013 29.110 586 0,02 7 7 Mei 2013 28.986 222 0,007 8 8 Mei 2013 29.572 703 0,024 9 9 Mei 2013 29.407 94 0,003 10 10 Mei 2013 29.238 274 0,009 Jumlah 290.495 4.571 0,157 Sumber : Diolah oleh Peneliti Total Number of Defectives p = Total Number of Observations = 4.571 / 290.495 = 0,157

s = p (1- p) n p = 0,157 (1-0,157) / 10 = 0,013 BKA (upper control limit-ucl) = + z Sp = 0,157 + 3(0,013) = 0,196 BKB(lower control limit-lcl) = - z Sp = 0,157 3(0,013) = 0,118 - Analyze adalah menganalisa apa yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan pada produksi yang mengakibatkan adanya produk cacat. Pada penelitian ini ditemukan bahwa penyebab utama adalah tingginya suhu mesin pada saat proses produksi berlangsung sehingga mengakibatkan terjadinya kecacatan pada produk berupa bintik hitam menyerupai noda. - Improve yaitu mengatasi masalah yang ada dengan melakukan pengecekan terhadap mesin produksi secara berkala untuk menghindari terjadinya kesalahan pada produksi - Control yaitu melakukan pengamatan secara terus menerus untuk menghindari terjadinya masalah peningkatan suhu pada mesin produksi sehingga dapat meminimalisir terjadinya produk cacat. 4.3.4 Rasio Kemampuan Proses (C p ) Rasio kemampuan proses merupakan salah satu metode untuk menentukan kapabilitas proses. Rasio kemampuan proses didapat dengan cara menghitung perbandingan antara dimensi yang diinginkan dan yang aktual dari produk yang

diproduksi. Rasio kapabilitas proses dengan notasi Cp memiliki ketentuan sebagai berikut : Jika Cp = nilai kritis 1, berarti batas spesifikasi dan rata-rata bertepatan dengan batas + 3 σ Jika Cp < nilai kritis 1, rata-rata proses lebih dekat pada batas toleransi menunjukkan kerusakan output dan proses tidak kapabel Jika Cp > nilai kritis 1, dan prosess capability ratio > daripada nilai kritis 1, maka prosesnya kapabel. Berdasarkan perhitungan pada analisis statistik di sub bab yang lalu diperoleh data = 0,157 Maka, Cp = 1 - = 1 0,157 = 0, 843 Dengan Cp = 0,843 < nilai kritis 1, maka proses ini dinyatakan tidak kapabel. Sehingga PT. Berlina Tbk harus mencari cara untuk membuat rata-rata proses mendekati nilai nominal dan spesifikasi desain.