STRATEGI NASIONAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENGURANGAN KEMISKINAN TAHUN Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan

dokumen-dokumen yang mirip
DISPARITAS KEMISKINAN MASIH TINGGI - SEPTEMBER 2012

TARGET PEMBANGUNAN 6,18 % 5,2 % 4,0-5,0 % 12,22% 10,0 % 7-8 %

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

OPTIMALISASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (P4S)

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

SIMPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN EVALUSI DAN RENCANA TINDAK LANJUT. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan

Mengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

MENINGKATKAN EFEKTIFITAS STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

I. PENDAHULUAN. orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dihadapi oleh semua negara di dunia. Amerika Serikat yang tergolong sebagai

Efektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan II.1.M.B-1. (dalam miliar rupiah)

BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM BANTUAN SOSIAL

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

KONSOLIDASI KELEMBAGAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PUSAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak

Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

Mendorong Sinergi Program Perlindungan Sosial untuk Penanggulangan Kemiskinan

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

Bahan FGD Antisipasi Penerapan Kebijakan RASTRA Sistem Tunai Oleh : Dirjen Pemberdayaan Sosial

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017 MENINGKAT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

SINERGI PROGRAM-PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PUSAT DAN DAERAH

FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA. Abstrak

PELAKSANAAN DAN USULAN PENYEMPURNAAN PROGRAM PRO-RAKYAT

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Siaran Pers Nomor : 13/Humas Kesra /IV/2014. Jakarta, 21 April 2014

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidak ada satu negara di muka bumi ini yang melewatkan pembangunan.

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Rencana Strategis Bidang Pemerintahan Desa

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2008

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PAPUA BARAT MARET 2017 MEMBAIK

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA RESMI STATISTIK

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

KEMISKINAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN-RPJMN Rahma Iryanti DEPUTI KEMISKINAN, KETENAGAKERJAAN, DAN UKM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015

Pemberdayaan masyarakat desa melalui padat karya

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

Jakarta, 10 Maret 2011

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Perbaikan Kualitas Belanja Bidang Pendidikan Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas SDM

POLICY UPDATE WIKO SAPUTRA

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. 7). Analisis ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis dependensi dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem. pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena

BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL

I. PENDAHULUAN. tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu, karena pada

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

B. SUMBER PENDANAAN (10) PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta Rupiah) Prakiraan Kebutuhan

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2013

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

Transkripsi:

STRATEGI NASIONAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENGURANGAN KEMISKINAN TAHUN 2019 Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jakarta, 11 Februaru 2016

TARGET PEMBANGUNAN TPT Kondisi Terkini 2015 NAWACITA 2019 RPJMN 2019 6,18 % 4,0-5,0 % 4,0-5,0 % 8,00 7,00 6,00 TARGET PENGANGGURAN (%) 7,14 6,56 TPT 6,14 6,25 6,18 5,94 Target RPJMN 5,0-5,3 Tk. Kemiskinan 11,13% 5,0 % 7-8 % 5,00 5,2-5,5 4,00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 TARGET KEMISKINAN (%) 14 13,33 12,49 11,66 11,47 Target Pembangunan akan tercapai bila ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, investasi padat tenaga kerja, dan inflasi terkendali 12 10 8 6 11,13 9,0-10,0 10,96 Persentase penduduk miskin (September) Target RPJMN 8,5-9,5 4 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Dalam lima tahun terakhir penurunan penduduk miskin hanya setengah dari periode sebelumnya... 36 35 34 33 32 35,1 Penduduk miskin turun sebesar 4,08 juta jiwa 32 31 30 31,02 Penduduk miskin turun sebesar 2,43 juta jiwa 31 30 29 31,02 29 28 28,59 28 2005 2010 27 2010 2015 Sumber : BPS Periode 2005-2010, penduduk miskin berhasil diturunkan dengan rata-rata penurunan per tahun sebesar 816 ribu jiwa per tahun. Dalam periode ini, investasi pada sektor industri diperkirakan dapat menurunkan kemiskinan di wilayah perkotaan minimum 0,04%. Demikian juga, investasi pada sektor pertanian diperkirakan dapat menurunkan kemiskinan di wilayah perdesaan minimum 0,09% Periode 2010-2015, penduduk miskin berhasil diturunkan dengan rata-rata penurunan per tahun sebesar 486 ribu jiwa per tahun. 3

1970 1976 1978 1980 1981 1984 1987 1990 1993 1996 1996 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Persentase Penduduk Miskin (%) Perkembangan Tingkat Kemiskinan Nasional Tahun 1970-2015 70 60 50 40 30 20 10 0 60 laju penurunan kemiskinan signifikan 40,1 33,3 28,6 26,9 21,6 17,4 15,1 13,7 17,47 11,3 24,2 23,43 19,14 18,41 18,2 17,42 16,66 15,97 17,75 Tingkat kemiskinan menurun, namun lajunya melambat 16,58 15,42 14,15 13,33 12,49 11,66 11,47 10,96 11.13 Tahun Pada periode 2004-2015, Sumber : BPS Setiap 1% pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan 0,27% dari tingkat kemiskinan sebelumnya Pada tahun 1996 dilakukan perubahan metodologi penghitungan kemiskinan dengan metode baru yang meliputi perluasan cakupan komoditi dan keterbandingan antar daerah 4

KONDISI KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DESA KOTA 2014 Provinsi Papua perdesaan memiliki tingkat kemiskinan paling tinggi namun memiliki tingkat pengangguran yang rendah KEMISKINAN Provinsi Banten memiliki tingkat pengangguran yang tinggi baik di kota dan desa namun memiliki tingkat kemiskinan yang rendah -45-40 -35-30 -25-20 -15-10 -5 0 2014 2014 Papua Papua Barat Maluku Utara Maluku Sulawesi Barat Gorontalo Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Kalimantan Utara Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Bali Banten Jawa Timur D.I. Yogyakarta Jawa Tengah Jawa Barat DKI Jakarta Kepulauan Riau Bangka Belitung Lampung Bengkulu Sumatera Selatan Jambi Riau Sumatera Barat Sumatera Utara Aceh 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 5 2014 2014 PENGANGGURAN

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

LAJU PERTUMBUHAN PENGELUARAN RIIL PERKAPITA, 2008-2012 10 8 Perkotaan 10 8 Perdesaan 6 5,61 6 4 4 3,54 2 0 1 11 21 31 41 51 61 71 81 91 Pertumbuhan perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan, namun growth lebih merata di perdesaan Perkotaan penurunan pertumbuhan antara %tile 20-30 perlindungan sosial Perkotaan menanjak mulai %tile ke-30, 20% terkaya di atas rata-rata Perdesaan menanjak mulai %tile ke-40, 25% terkaya di atas rata-rata Pembangunan perdesaan! 2008-2012 growth Growth in mean 2 0 2008-2012 growth Growth in mean 1 11 21 31 41 51 61 71 81 91 Sumber : BPS-TNP2K

PERDESAAN>< PERKOTAAN Kesenjangan pembangunan desa dan kota dikarenakan urbanisasi desa kota yang menyebabkan penduduk penurunan jumlah penduduk desa yang dapat menghambat penurunan pertumbuhan ekonomi desa konektivitas antara desa-kota dan persebaran pusat pertumbuhan penyediaan layanan ekonomi dan sosial dengan desa-desa di sekitarnya; keterkaitan antarsektor dari hulu ke hilir diversifikasi kegiatan ekonomi di perdesaan serta memperkuat hubungan ekonomi antara kota dan desa optimalnya kerjasama antardaerah mendorong terjadinya peningkatan keterkaitan antara desa-kota dan antar daerah administrasi 8

TRANSFORMASI STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2015-2019 STRATEGI PENANGGULANG AN KEMISKINAN 2010-2014 Klaster 1 Perlindungan Sosial Klaster 2 Pemberdayaan Masyarakat Klaster 3 KUMKM Transformasi Program Perlindungan Sosial Peningkatan Pelayanan Dasar Jaminan Sosial Bantuan Sosial Sarana dan Stage Prasarana 3 text goes Dasar here Peningkatan Pelayanan Publik Klaster 4 Program Pro- Rakyat Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan untuk masyarakat miskin dan rentan Pengembangan Mata Pencaharian Infrastruktur Pendukung Ekonomi Stage 5 text goes here

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENURUNAN KESENJANGAN Penyelenggaraan Perlindungan Sosial yang Komprehensif Penataan asistensi sosial, melalui perluasan cakupan dan perbaikan desain program, a.l: Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP); Kartu Keluarga Sejahtera Cakupan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi penduduk rentan dan pekerja informal diperluas Kelembagaan sosial (Standar pelayanan, sistem rujukan, data, dsb) diperkuat Perluasan dan Peningkatan Pelayanan Dasar Ketersediaan infrastruktur dan sarana pelayanan dasar Penyuluhan penduduk miskin akan hak dasar dan pelayanan dasar Penguatan sistem pemantauan dan evaluasi terkait penyediaan layanan dasar Penghidupan Berkelanjutan melalui Peningkatan kegiatan ekonomi penduduk Sektor unggulan dan potensi lokal perlu dikembangkan Akses permodalan dan layanan keuangan melalui penguatan sistem layanan keuangan mikro diperluas Kapasitas dan keterampilan masyarakat kurang mampu melalui kualitas pendampingan kewirausahaan Optimalisasi pemanfaatan lahan tidak produktif bagi masyarakat kurang mampu

(1) PERLIN DUNGAN SOSIAL PENDUDUK MISKIN ----- BANTUAN BANSOS NAMA Raskin Beras/ Pangan Kartu Indonesia Pintar PKH Bantuan Tunai Bersyarat KKS Bantuan Tunai Kartu Indonesia Sehat JENIS TRANSFER Beras bersubsidi Tunai Tunai dan bersyarat Tunai Biaya pelayanan kesehatan gratis SASARAN JUMLAH PENERIMA Miskin dan hampir miskin 15,5 juta RT (2015 dan 2016) Murid dari RT Miskin dan hampir miskin 11.563.606 siswa SD/MI/sederajat 5.715.584 siswa SLTP sederajad 4.401.047 siswa SMA sederajad Keluarga Sangat Miskin 2,4 juta keluarga (sd 2013) 3,5 juta keluarga (sd 2015-2016) Miskin dan hampir miskin 15,5 juta RT (2015) Miskin dan hampir miskin 86,4 tahun 2014, 88,4 tahun 2015 dan 96,4 Juta orang (2016); JUMLAH BANTUAN 15 kg beras/bulan Maksimum Rp2.800.000/tahun Rata-rata Rp1.800.000/tahun Rp 200.000/bln untuk 4 bulan Tidak terbatas LEMBAGA PELAKSANA UTAMA Kemenko Kesra, BULOG, Kemendagri Kemendikbud, Kemenag Kemensos dan Kementrian terkait Kemensos Kemenkes

Jumlah rumah tangga di Indonesia CAKUPAN PENERIMAAN PROGRAM SOSIAL 2015 100% Penduduk Cakupan Pendataan basis data terpadu 40% Cakupan Program KIS (Kesehatan) 35,0 % Cakupan Program Raskin, KKS (3bln 2015) 25,0 % Tingkat kemiskinan, Sept 2015 (28,5 Juta Jiwa) 11,13% Cakupan program PKH (bantuan tunai bersyarat) >10 % 12

Pencapaian Target Kemiskinan melalui Dampak Kebijakan antar Program -1,4% -0,2% Raskin -2,5% -0,2% Kupon Makanan -4,8% -2,1% Bantuan Langsung Tunai Bersasaran Sumber: Shingo Kimura, Direktorat Perdagangan dan Pertanian OECD Kekurangan Gizi Kemiskinan Dengan skema raskin saat ini (raskin subsidi) dampak pada penurunan terhadap tingkat kemiskinan diperkirakan sebesar 0,2% per tahunnya. Catatan: Bantuan langsung tunai bersasaran menurut penelitian lebih efektif menurunkan kemiskinan karena memberikan kebebasan kepada penerima manfaat dalam mengatur konsumsinya, sedangkan kupon makanan lebih efektif menurunkan prevalensi kekurangan gizi karena hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

(2). EFEKTIVITAS PERLUASAN LAYANAN DASAR BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RENTAN Tujuan Penguatan sistem dan kelembagaan dalam pemenuhan pelayanan dasar yang efektif dan efisien bagi masyarakat miskin dan rentan di tingkat lokal (kabupaten, kecamatan, desa) yang difokuskan pada perbaikan tata kelola, peningkatan akses dan kualitas, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan koordinasi kelembagaan dan peningkatan kapasitas pemerintah daerah Pengembangan insentif kinerja bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan dasar; Pengembangan sistem data real time dan terpadu di tingkat layanan dasar Pengembangan mekanisme akuntabilitas sosial

JANGKAUAN PELAYANAN DASAR ISU UTAMA 50% Usia 0-17 th. Tanpa Akta Lahir 14,6% Usia SMP tidak sekolah 40% imunisasi tidak lengkap 31% persalinan tidak di faskes 44% air minum tidak layak 80% sanitasi tidak layak Sumber: Susenas, 2014 Amanat UU 23/2014 tentang Pemerintah Daerah: 6 SPM Urusan Wajib Pelayanan Dasar. Terkait Peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan mendorong partisipasi aktif masyarakat. 2 1 Peningkatan tata kelola Peningkatan akses dan kualitas 3 Partisipasi aktif masyarakat miskin dan rentan

PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM: Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Pendekatan dalam melaksanakan program: 1. Pemahaman mengenai kompleksitas permasalahan kemiskinan dan cara-cara yang efektif untuk mengatasinya. 2. Pengenalan sumber daya atau kekuatan yang dapat dikerahkan dan disinergikan dalam mengatasi kemiskinan secara lebih kompehensif dan berkelanjutan. Prinsip Pengelolaan Program: 1. Target sasaran kepada rumah tangga miskin. 2. Pendekatan lima aset RTM (manusia, ekonomi, fisik, sosial, dan alam). 3. Pendampingan (CO/CD) yang intensif 4. Financial Institutions yang berbasis masyarakat/komunitas. 5. Kelengkapan usaha/kerja dan alternatifnya terutama saat terjadinya shock. 6. Perubahan perilaku RTM (saving/investasi). 7. Usaha berbasis potensi lokal 8. Livelihood support system (seluruh kegiatan saling melengkapi) 9. Penguatan kelompok (memperkuat kapasitas individu/rumah tangga) 10. Pelibatan masyarakat dalam berorganisasi dan pengambilan keputusan.

PERENCANAAN TERINTEGRASI: PERKUATAN BASIS PEREKONOMIAN PERDESAAN Kemen PDTT, Pemda Pendamping an Masyarakat Desa Ketepatan dalam penentuan target BPS-TNP2K, Kemen PDTT, Kemensos Pendamping an Aparatur Desa Kemendagri, Pemda Kemen KUKM, Kemen PDTT Penyediaan sarana/ prasarana pendudkung kegiatan ekonomi Perkuatan Basis Perekonomian Perdesaan -----------------------K egiatan Ekonomi Produktif Lembaga keuangan berbasis komunitas Lembaga Keuangan Mikro (Non-Bank), Kemen KUKM Kemenaker, Kementan, Kemen PDTT, Kemensos, Kemen KP Kewirausahaan Keterampila n teknis untuk dapat bekerja Kemenaker, Kemendikbud, Kemen KP, Kementan Slide - 17

Triliun Rupiah PERKEMBANGAN BELANJA SOSIAL PEMERINTAH PUSAT 100 80 60 40 20 0 73,8 68,6 71,1 75,6 82,5 88,8 57,7 APBNP 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 - Pada periode 2008 2014, realisasi bantuan sosial mengalami peningkatan rata-rata 7,4 persen/ tahun. - Dari Rp 88,8 triliun, program yang khusus untuk penanggulangan kemiskinan sekitar Rp 72,73 Triliyun Dari total anggaran Bansos, hanya sebesar Rp 72,73 Triliyun yang dipergunakan untuk program penanggulangan kemiskinan. Sisanya sebesar Rp 16,1 Triliyun tersebar di K/L dan belum jelas peruntukkannya. NO ALOKASI 2014 (TRILIUN Rp) NAMA PROGRAM Beras untuk Masyarakat Miskin (Raskin) 18.8 1 2 Bantuan Siswa Miskin (BSM) 11.4 4 Program Keluarga Harapan (PKH) 5.1 5 Bantuan Kesehatan PBI 19.93 Program pemberdayaan (PNPM Mandiri) 14.7 6 7 Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2.8 TOTAL 72.73

PETA JUMLAH RUMAH TANGGA TANPA JAMBAN SECARA NASIONAL, PROVINSI, KABUPATEN, DAN KECAMATAN Peta jumlah rumah tangga tanpa jamban, dengan sebaran menurut kabupaten secara nasional. Sebaran kabupaten dalam suatu provinsi, indikator jumlah rumah tangga tanpa jamban, contoh Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Sebaran kecamatan dalam suatu kabupaten, indikator jumlah rumah tangga tanpa jamban, contoh Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Slide - 19

PENUTUP: MENDORONG EFEKTIVITAS SUMBER DAYA Alokasi APBN cukup besar Swasta/masyarakat yang memiliki Resources untuk membantu mengurangi kemiskinan Ketepatan Sasaran Program bantuan sosial semakin meningkat Pengalihan Subsidi Program kepada Individu Pemenuhan amanat UU. 6/2014 tentang Dana, menggunakan rancangan program yang memberikan dampak luas kepada kehidupan masyarakat Efektifitas Dana DAK (Tranfer ke Daerah) Swasta/masyarakat yang dapat membantu Pemerintah untuk mengimplementasikan program-program Sasaran Individu Data penduduk 40 persen terbawah tersedia (Basis data terpadu 2015) Sasaran lokasi Data Lokasi RTS yang tergolong minim layanan dasar tersedia ( Provinsi Kab Kecamatan- Desa )