Perbaikan Kualitas Belanja Bidang Pendidikan Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas SDM
|
|
- Yuliani Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perbaikan Kualitas Belanja Bidang Pendidikan Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas SDM Jakarta, 28 November 2017 oleh Direktur Penyusunan APBN Seminar Hasil Kajian Pendidikan Upaya Bersama Untuk Meningkatkan Kualitas Belanja Bidang Pendidikan bagi Peningkatan Kualitas SDM
2 Dasar Hukum dan Definisi Anggaran Pendidikan UUD RI Tahun 1945 Amandemen IV Pasal 31 ayat (4): Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangkurangnya 20% dari APBN serta dari APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 49 Ayat 1 Dana Pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBD. Putusan Mahkamah Konstitusi No 024/PUUV/ 2007 tgl Dana Pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBD. UU 18/2016 tentang APBN Tahun Anggaran 2017, Pasal 1 angka 39 dan Anggaran Pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui kementerian negara/lembaga, alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah dan dana desa, dan alokasi anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan, termasuk gaji pendidik, tetapi tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah. 40. Persentase Anggaran Pendidikan adalah perbandingan alokasi anggaran pendidikan terhadap total anggaran belanja negara. KEMENTERIAN KEUANGAN 2
3 Perhitungan Anggaran Pendidikan menggunakan metode pada saat putusan MK tahun 2008 yang menetapkan anggaran pendidikan dalam APBNP 2008 (15,6% thd APBN) inkonstitusional, dan dalam APBN 2009 harus dialokasikan anggaran pendidikan 20% dari APBN Komponen Belanja K/L BA BUN Transfer ke Daerah Penjelasan K/L dengan fungsi pendidikan, tidak termasuk subfungsi pendidikan kedinasan Kemendikbud, Kemenag, Kemristekdikti dan 18 K/L lainnya (a.l Kemenkeu, Kementan, dan Kemenhub) Untuk alokasi cadangan anggaran pendidikan pada BA BUN a. DBH UU 33/2004 tentang PKPD pasal 20 ayat (1) DBH migas sebesar 0,5% untuk menambah anggaran pendidikan dasar berlaku s.d b. DAU yang diperkirakan untuk pendidikan 1. Perkiraan DAU untuk gaji guru PNSD (asumsi DAU utamanya digunakan untuk pembayaran gaji PNSD) 2. Perkiraan DAU untuk bidang pendidikan di luar gaji guru PNSD (memperhatikan data historis) c. DAK Pendidikan 1. DAK Fisik bidang pendidikan 2. DAK Non Fisik Pendidikan (a.l. TPG PNSD, Tambahan Penghasilan Guru PNSD, BOS, Tunjangan Guru PNSD di Daerah Khusus) d. Perkiraan Otsus untuk Pendidikan Pengeluaran Pembiayaan 1. Pasal 36 ayat (2) UU No 21/2001 ttg Otsus Papua Sekurangkurang nya 30% penerimaan otsus dialokasikan untuk biaya pendidikan Pasal 182 ayat (3) UU No 11/2006 ttg Pemerintahan Aceh Paling sedikit 30% pendapatan otsus dialokasikan untuk membiayai pendidikan di Aceh Investasi Pemerintah pada Dana Pengembangan Pendidikan Nasional untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya KEMENTERIAN KEUANGAN 3
4 Anggaran Pendidikan, yang sebagian besar dialokasikan melalui transfer ke daerah, meningkat seiring dengan peningkatan volume belanja negara Rp triliun % ,9 78,5 17,6 123,0 18,9 15,6 142,2 154,2 20,8 208,3 20,0 20,2 20,1 20,0 20,0 375,4 345,3 310,8 266,9 225,2 20,6 20,0 20,0 408,5 416,6 427, Komposisi APBNP 2017: Belanja K/L Rp141,4 T Belanja Non K/L Rp7,2 T Transfer ke Daerah Rp267,7 T Pembiayaan Rp10,5 T Belanja K/L Non K/L TKDD 0 Beberapa Pemanfaatan/Program Strategis Pendidikan (menjadi fokus kajian): 1. Gaji dan Tunjangan Guru 2. Program Indonesia Pintar 3. Bidik Misi 4. Bantuan Operasional Sekolah 5. Sarana dan Prasarana KEMENTERIAN KEUANGAN 4
5 Anggaran dan jumlah guru terus meningkat, namun kinerja dinilai belum optimal, dan terdapat isu distribusi Analisis DEA atas Belanja untuk Pendidikan Dasar Menengah dengan Nilai PISA menunjukkan belum efektif Alokasi TPG cenderung meningkat seiring dengan peningkatan guru tersertifikasi Rasio guru siswa yang semakin kecil (meningkat) tidak diikuti oleh kualitas siswa (dilihat dari nilai Matematika) Rasio guru siswa sekolah dasar (2014) menunjukkan perbaikan High income Indonesia Upper middle income Middle income Lower middle income Low income KEMENTERIAN KEUANGAN Sumber: PER Worldbank UNESCO Institute of Statistics (Pupilteacher ratio in primary education headcount basis) 5
6 Usulan Perbaikan terkait Guru (Gaji, Tunjangan, dan Distribusi) Temuan Rekomendasi Langkah konkret Kenaikan Anggaran TPG belum berdampak signifikan terhadap kualitas Pelayanan pendidikan Distribusi guru yang belum merata antar daerah Pemberian TPG berbasis capaian kinerja Contoh Tunjangan Kinerja Daerah/TKD untuk guru di DKI Jakarta memperhitungkan alokasi dasar 70% (tergantung kehadiran), dan komponen variabel 30% (variabel kinerja lain) Pengaturan distribusi/redistribusi guru antardaerah dengan memperhatikan kebutuhan jumlah guru dan pemenuhan kualitas layanan pendidikan Pengaturan dan pengendalian pengangkatan guru berdasarkan data kebutuhan per daerah dan memperhatikan jaminan kualitas i. Kemendikbud dan Kemenag mengidentifikasi opsi link tunjangan vs kinerja KEMENTERIAN KEUANGAN 6 ii. Kemendikbud, Kemenag, Kemenkeu, KemenPAN RB, Kemendagri menetapkan sistem performance yang telah disusun iii. Revisi PP 74/2008 tentang sertifikasi guru dan mengakomodir sistem pembayaran tunjangan berbasis kinerja termasuk peraturan lainnya Mendorong kebijakan pengelolaan guru sebagai tanggung jawab Pemerintah Pusat : Peta Kebutuhan Guru, kuota rekruitmen guru, Mutasi Guru antar Propinsi dan antar kabupaten/kota Tidak ada Penambahan Guru Honorer, kekurangan guru di suatu sekolah diisi oleh pusat Pengelolaan Guru perlu direform (Diperlukan perubahan kebijakan dan penyiapan landasan hukum yang memadai)
7 Siswa yang dibebaskan (%) Alokasi Bantuan Operasional Sekolah meningkat, namun pungutan biaya di sekolah masih terjadi dan pemanfaatannya perlu disempurnakan Alokasi BOS meningkat sejalan peningkatan jumlah siswa yang dicover, namun pemanfaatannya sebagian untuk guru honorer 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 Rp Triliun 36,6 36,5 37,7 4,0 4,6 5,4 22,5 22,5 23,3 6,2 36,3 7,4 31,1 45,5 46,2 3,8 7,5 7,8 7,9 4,1 8,2 43,9 45, APBN Juta Siswa BOS (Dikbud) BOS (Agama) Jumlah Siswa (Dikbud) Jumlah Siswa (Agama) 8,4 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 Operasional Sekolah; 34% SMP Kegiatan Siswa; 30% Honorarium Guru Honorer dan Tenaga Kependidikan; 19% Pengembangan Profesi Guru; 3% Siswa Miskin; 2% Pembiayaan Pengelolaan BOS; 2% Lainnya; 4% Perpustakaan; 5% Satuan Biaya BOS (Rp800rb 1,4 juta) masih dibawah kebutuhan dasar (kajian Kemendikbud sekitar Rp4 juta) Dari siswa SD yang termiskin, hanya 75 % yang dilaporkan bebas dari biaya SPP, sedangkan SMP hanya 59,5 % Ribu Rupiah Persentase Rumah Tangga yang Melaporkan Bebas Biaya Pendidikan 1400 SMA (Kemendikbud) 100 SD SMP Aliyah (Kemenag) SMP SD SD SMP Aliyah (Kemenag) SMA (Kemendikbud) Desil Pengeluaran KEMENTERIAN KEUANGAN
8 Usulan Perbaikan terkait Bantuan Operasional Sekolah (Pengalokasian, Pemanfaatan, dan Pelaporan) Temuan Rekomendasi Langkah konkret BOS belum berdampak signifikan untuk menghilangkan pungutan sekolah hanya berdasar pada jumlah siswa Pelaporan pemanfaatan BOS belum optimal Mengkaitkan BOS dengan capaian indikator kinerja dan kondisi geografis sekolah Contoh Bantuan Op Pendidikan di DKI Jakarta memperhitungkan alokasi dasar (jumlah siswa), equity (lokasi sekolah) dan kinerja (peningkatan nilai UN) Optimalisasi pemanfaatan BOS Mendorong pelaporan pemanfaatan BOS oleh sekolah meningkatkan monitoring atas pemanfaatan BOS dalam rangka transparansi dan akuntabilitas Penyiapan sistem BOS berbasis kinerja dan afirmasi: Kemendikbud dan Kemenag mengidentifikasi opsi link BOS, kondisi geografis, dan kinerja sekolah Kemendikbud, Kemenag, Kemenkeu, Kemendagri menetapkan sistem kinerja sekolah Penggunaan BOS Hanya untuk operasional sekolah (diluar Honorarium guru dan tenaga pendidik tidak tetap) Memperluas aplikasi rencana kerja dan anggaran sekolah (erkas) untuk level nasional i. Revisi Permendikbud no 8/2017 tentang juknis BOS ii. Menyiapkan sistem pelaporan (alokasi, pemanfaatan, dan kinerja sekolah. iii. Melakukan training secara periodik kepada sekolah dan komunitas untuk melakukan evaluasi dan penyusunan rencana kerja dan anggaran sekolah iv. Persetujuan atas kinerja antara Pemda dan sekolah, v. Penyiapan laporan sekolah, untuk dapat dipublikasikan KEMENTERIAN KEUANGAN 8
9 Alokasi Program Indonesia Pintar dan Bidik Misi meningkat, namun masih kurang tepat sasaran, dan hasil Bidik Misi belum dievaluasi secara optimal Alokasi dan penerima BSM/PIP meningkat, namun analisis incidence menunjukkan masih terdapat keluarga mampu yang menerima PIP (36% non miskin, desil 510 menerima PIP) 25% 20 21,0 19,7 19,7 Manfaat yang diterima atas PIP 4.000,0 15,4 20% 350,0 312, , ,0 11,6 7,1 10,8 10,3 5,2 10 5,1 8,8 15% 3.128, ,9 300,0 254, ,0 6, ,0 210,9 5 3,6 3, , ,0 10% 2,4 200, , ,0 149,9 0 5% 4.000,0 150,0 350, , ,2 312,0 87, ,0 0% Alokasi Peserta 100, , ,1 843, , ,9 300,0 254, ,0 500,0 50,0 250,0 385,8 210,9 Anggaran & Peserta Beasiswa Bidik 2.623, ,0 Misi, namun belum ada analisis atas evaluasi lulusan penerima (misalnya, program studi sesuai kebutuhan kerja) 200, , ,0 149, ,0 350,0 312,0 150,0 Anggaran (Miliar) 1.500,0 Peserta (Ribuan) 3.500, ,2 254, , ,9 300,0 87, ,0 100, ,0 250,0 210,9 843, , ,0 46,1 200,0 500,0 50, , ,0 149,9 385, , ,0 500,0 46,1 385,8 87,0 843, , Anggaran (Miliar) Peserta (Ribuan) KEMENTERIAN KEUANGAN 9 150,0 100, Anggaran (Miliar) 50,0 Peserta (Ribuan)
10 Usulan Perbaikan terkait PIP dan Bidik Misi (Pemanfaatan dan Pelaporan) Temuan Rekomendasi Langkah konkret PIP belum tepat sasaran Pelaporan terkait hasil studi dan lulusan penerima Bidik misi oleh Perguruan Tinggi Penerima belum tercatat dengan baik Pemutakhiran basis data dan sinkronisasi dengan database K/L terkait dan program kemiskinan lain, seperti PKH Penguatan dan penyempurnaan sistem pelaporan, monitoring dan evaluasi dapat mengetahui pemanfaatan KIP dan ketepatan sasaran KIP Penguatan dan penyempurnaan sistem pelaporan, montoring dan evaluasi dapat mengetahui pemanfaatan bidik misi Meningkatkan koordinasi antar kementerian terkait (termasuk TNP2K, BPS, Pemda untuk akurasi data) Melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi secara terkoordinir. Untuk jangka menengah melakukan integrasi PIP dengan PKH dan penguatan institusi (Kemendikbud, Kemenag, Kemensos) Kemenristekdikti dan Kemenag melakukan pemantauan kinerja penerima bidik misi serta mengkaji kesesuaian program studi penerima dan kebutuhan pasar membuat tracer study terhadap seluruh lulusan penerima beasiswa bidikmisi. Diprioritaskan pada program study yang dibutuhkan pasar kerja KEMENTERIAN KEUANGAN 10
11 N T T S U L B A R S U L T R A M A L U T P A P U A B A R A T P A P U A S U L T E N G L A M P U N G N T B M A L U K U K A L B A R A C E H J A M B I S U M S E L B E N G K U L U G O R O N T A L O R A T A 2 N A S J A B A R S U L U T S U L S E L J A T I M K A L T E N G R I A U S U M U T B A N T E N J A T E N G K A L S E L K A L T A R A S U M B A R B A B E L K A L T I M K E P R I A U D K I J K T B A L I D I Y 17,4 15,5 15,2 15,1 14,3 12,8 12,7 12,2 11,0 10,9 10,7 10,2 9,8 9,3 9,1 9,0 8,9 8,9 8,9 8,9 7,7 7,2 7,0 7,0 6,9 6,5 6,4 6,3 5,6 4,0 3,9 3,7 3,0 2,5 2,2 Alokasi untuk sarana dan prasarana, perlu ditingkatkan dengan memperkuat kebijakan afirmasi dan sinkronisasi Pusat Daerah Telah dialokasikan anggaran untuk bangun/rehab ruang kelas (melalui K/L dan DAK Fisik), namun tingkat kerusakan sekolah/ruang kelas masih tinggi ,7 9,4 8,1 9,1 2, % sekolah dalam kondisi rusak 70% ruang kelas dalam kondisi rusak DAK Fisik % DISTRIBUSI RUANG KELAS RUSAK BERAT DAN TOTAL THD JUMLAH RUANG KELAS Alokasi DAK Tahun 2017 pada tingkat tertentu berkorelasi dengan kondisi fisik infrastruktur pendidikan diperlukan penguatan kebijakan afirmasi Total damaged classroooms, SD, 2016 Sumatera Java Bali & Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku & Papua Fitted values KEMENTERIAN KEUANGAN 11
12 Usulan Perbaikan terkait Sarpras Pendidikan (Pengalokasian dan Peningkatan Koordinasi Pusat Daerah) Temuan Rekomendasi Langkah konkret Masih belum meratanya distribusi Sarpras sekolah dan kurangnya peran serta Pemda dalam mengalokasikan dana untuk pemeliharaan/perawatan Sarpras sekolah; Alokasi anggaran untuk program Sarpras perlu mendapat prioritas. Anggaran Sarpras juga perlu lebih diarahkan ke daerahdaerah terpencil dan daerah perbatasan; Agar Pemda meningkatkan alokasi biaya pemeliharaan/perawatan Sarpras sekolah; Kemendikbud, Kemenag dan Pemda mempertajam koordinasi untuk distribusi alokasi Sarpras pendidikan. Persetujuan Kemendagri atas APBD harus memperhatikan peningkatan anggaran pendidikan dari APBD murni, khususnya untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan. Masih adanya potensi tumpang tindih (overlapping) pembiayaan antara RKB dan Rehabilitasi (DAK bidang pendidikan) dengan RKB dan Rehabilitasi (Kemendikbud) Peningkatan koordinasi antara K/L, Pemprov, dan Pemkab/Pemkot untuk pemenuhan Sarpras dan menghindari terjadinya tumpang tindih (overlapping) pembiayaan; Realokasi anggaran Sarpras di Kemendikbud ke DAK bidang pendidikan. Jangka pendek: Koordinasi antara Kemendikbud dengan Bappenas, Kemendagri dan Kemenkeu untuk mencegah overlapping pendanaan. Jangka menengah: Kemendikbud fokus pada regulasi standardisasi kualitas layanan sekolah dan pengelolaan guru. KEMENTERIAN KEUANGAN 12
13 Penutup Pembentukan Forum Koordinasi antar Stakeholder bidang Pendidikan (Bappenas, Kemenkeu, Kemendagri, KSP, Kemenko PMK, K/L Teknis): Koordinasi untuk perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan Monitoring dan Evaluasi atas capaian pembangunan pendidikan secara komprehentif dan terkoordinasi Penyiapan tools monitoring (budget map, dashboard, dll) yang akan diarahkan pengelolaannya secara sinergi dalam Forum Koordinasi sehingga lebih efektif > melalui optimalisasi Teknologi Informasi KEMENTERIAN KEUANGAN 13
14 TERIMA KASIH KEMENTERIAN KEUANGAN 14
KAJIAN ANGGARAN PENDIDIKAN. Oleh: KANTOR STAF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KAJIAN ANGGARAN PENDIDIKAN Oleh: KANTOR STAF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 28 November 2017 2 PERBANDINGAN ANGGARAN PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN (1/2) ANGGARAN PENDIDIKAN NEGARA LAIN LEBIH RENDAH
Lebih terperinciDUKUNGAN PENGANGGARAN UNTUK KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI RINTO SUBEKTI, S.E., M.M. ANGGOTA KOMISI X DPR-RI
DUKUNGAN PENGANGGARAN UNTUK KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI RINTO SUBEKTI, S.E., M.M. ANGGOTA KOMISI X DPR-RI 1 P E N D A H U L U AN Di era keterbukaan saat ini, persaingan sumber daya manusia
Lebih terperinciANGGARAN PENDIDIKAN DALAM RAPBN 2014
ANGGARAN PENDIDIKAN DALAM RAPBN 2014 1. Perkembangan Anggaran Pendidikan Anggaran Pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui Kementerian Negara/Lembaga, alokasi
Lebih terperinciKEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 Disampaikan pada: Rapat Konsolidasi DAK Bidang Dikmen TA 2014 Nusa Dua, 28 November 2013 AGENDA PAPARAN 1. Postur Dana Transfer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desentralisasi fiskal sudah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2001. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun
Lebih terperinciPERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN disampaikan pada: Sosialisasi
Lebih terperinciSINERGI PENGELOLAAN APBN YANG LEBIH BERKUALITAS DISAMPAIKAN OLEH DIRJEN ANGGARAN BUDGET DAY 22 NOVEMBER 2017
SINERGI PENGELOLAAN APBN DISAMPAIKAN OLEH DIRJEN ANGGARAN BUDGET DAY 22 NOVEMBER 2017 YANG LEBIH BERKUALITAS 1 OUTLINE 01 PENGANTAR SINERGI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PUSAT DAN DAERAH 02 03 DUKUNGAN
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017
POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017 Kepala Subdirektorat Keuangan Daerah Bappenas Februari 2016 Slide - 1 KONSEP DASAR DAK Slide - 2 DAK Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Desentralisasi di Indonesia ditandai dengan adanya Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Desentralisasi di Indonesia ditandai dengan adanya Undangundang Nomor 22 dan Nomor 25 tahun 1999 yang sekaligus menandai perubahan paradigma pembangunan
Lebih terperinciTUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Anggaran Fungsi Pendidikan 2010-2014 KOMPONEN ANGGARAN PENDIDIKAN APBN 2010 APBN 2011 APBN
Lebih terperinciKebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY Disampaikan Oleh : Direktur Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan DJPK Kementerian
Lebih terperinciCatatan : Kebijakan Transfer ke Daerah Dalam rangka RAPBNP Tahun 2011 Kebijakan belanja daerah atau transfer ke daerah dalam APBN 2011
Catatan : Kebijakan Transfer ke Daerah Dalam rangka RAPBNP Tahun 2011 Kebijakan belanja daerah atau transfer ke daerah dalam APBN 2011 Belanja daerah atau transfer ke daerah dalam APBN 2011 diarahkan untuk:
Lebih terperinciPress Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Press Briefing Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017) Jakarta, 13 April 2017 1 MENGAPA PERLU? DITETAPKAN PMK 50/PMK.07/2017 Adanya
Lebih terperinciKEBIJAKAN ALOKASI DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2015
KEBIJAKAN ALOKASI DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2015 DIREKTORAT Company JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN LOGO KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2014 POKOK -POKOK KEBIJAKAN DAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH
Lebih terperinciPetunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 DAFTAR ISI 1 Pengertian, Kebijakan,
Lebih terperinciTINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI
TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI 1. Dasar Hukum : a. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Mengatur antara lain pemisahan peran,
Lebih terperinciDANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH
DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH Oleh: DR. MOCH ARDIAN N. Direktur Fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH 2018 1 2 KEBIJAKAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA DIREKTORAT FASILITASI DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Lebih terperinciPada akhir 2027 (Otonomi Khusus), Aceh akan menerima lebih dari Rp 650 T
Belanja Publik Aceh 2013; Mengulang Kekeliruan www.belanjapublikaceh.org Prof. Raja Masbar Banda Aceh, 28 November 2013 Pada akhir 2027 (Otonomi Khusus), Aceh akan menerima lebih dari Rp 650 T Diperkirakan
Lebih terperinciPAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN
MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23
Lebih terperinciKebijakan dan Program DAK Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Dan Rencana Tahun 2014
Kebijakan dan Program DAK Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Dan Rencana Tahun 2014 Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 DAFTAR ISI 1 KEBIJAKAN DAN PROGRAM
Lebih terperinciANGGARAN PENDIDIKAN DAN PERMASALAHNNYA
ANGGARAN PENDIDIKAN DAN PERMASALAHNNYA Pemerintah dan DPR telah sepakat untuk mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN. Keputusan tersebut telah dilegalkan dalam UUD 1945 maupun UU Nomor
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan. Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan
Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Latar Belakang 1. UU 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan mengatur kualifikasi
Lebih terperinciRENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Disampaikan oleh: Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah Dr. Ahmad Yani, S.H., Akt., M.M., CA. MUSRENBANG
Lebih terperinciKIAT GURU KINERJA DAN AKUNTABILITAS GURU
KIAT GURU KINERJA DAN AKUNTABILITAS GURU STUDI KEBIJAKAN PERBAIKAN MEKANISME PEMBAYARAN TUNJANGAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DAN LAYANAN PENDIDIKAN Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesra dan
Lebih terperinciDukungan DPR dalam Menangani Defisit JKN dan Keberlangsungan Program JKN. Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi, S.T, M.
Dukungan DPR dalam Menangani Defisit JKN dan Keberlangsungan Program JKN Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi, S.T, M.Si 2 JAMINAN KESEHATAN SEBAGAI HAK WARGA NEGARA Pembukaan UUD NRI Tahun
Lebih terperinciBAB VI KERANGKA IMPLEMENTASI
BAB VI KERANGKA IMPLEMENTASI Guna mendukung keberhasilan yang terukur implementasi program program pendidikan dan kebudayaan perlu diatur beberapa hal pendukung sebagai berikut: 1) strategi pendanaan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara, baik negara ekonomi berkembang maupun negara ekonomi maju. Selain pergeseran
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PERUBAHAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN POKOK-POKOK PERUBAHAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016 Disampaikan Oleh : Sekretaris Direktorat Jenderal
Lebih terperinciKEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016 Disampaikan Oleh : Direktorat Dana Perimbangan Direktorat Jenderal Perimbangan
Lebih terperinciTransfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APBN ISBN:
Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APBN ISBN: 978-602-74661-8-0 Copyright @ 2017 Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Disusun oleh Pusat Kajian Anggaran Penanggungjawab Dr.
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan Perhitungan Dana Alokasi Umum TA 2017 DAMPAK PENGALIHAN KEWENANGAN DARI PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KE PROVINSI IMPLEMENTASI
Lebih terperinciStrategi Pendidikan Berkarakter sebagai Solusi Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan di Indonesia
Neng Endah Fatmawati NPM : 1306384504 Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univeristas Indonesia, Depok,2017. Strategi Pendidikan Berkarakter sebagai Solusi Meningkatkan Kualitas
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGANGGARAN TUNJANGAN PROFESI GURU Oleh : Kasubbag Renkeu Kanwil Kemenag
KEBIJAKAN PENGANGGARAN TUNJANGAN PROFESI GURU 2016 Oleh : Kasubbag Renkeu Kanwil Kemenag VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG Keamanan nasional
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciPELAPORAN DATA REALISASI PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN YANG BERSUMBER DARI DANA TRANSFER
PELAPORAN DATA REALISASI PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN YANG BERSUMBER DARI DANA TRANSFER Disampaikan Pada Acara : Rapat Penyajian dan Publikasi Data Informasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah
Lebih terperinciSALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011
SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PENINGKATAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI Jakarta 2011 Sasaran program K/L Kesesuaian lokus program dan kegiatan K/L & daerah Besaran anggaran program dan kegiatan K/L Sharing pendanaan daerah
Lebih terperinciSiaran Pers Nomor : 13/Humas Kesra /IV/2014. Jakarta, 21 April 2014
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Siaran Pers Nomor : 13/Humas Kesra /IV/2014 RAKOR EVALUASI TRIWULAN I DAN PENDALAMAN HASIL KAJIAN KPK TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Masih tingginya angka kemiskinan, baik secara absolut maupun relatif merupakan salah satu persoalan serius yang dihadapi bangsa Indonesia hingga saat ini. Kemiskinan
Lebih terperinciSALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011
SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH
Lebih terperinciDEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN DISAMPAIKAN DALAM ACARA KICK OFF MEETING PENYUSUNAN RKP 2012 JAKARTA, 21 JANUARI
Lebih terperinciProgram Kerja 2017 Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017
Program Kerja 2017 Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kita sampaikan ke hadirat Allah SWT
Lebih terperinciKEBIJAKAN ANGGARAN DAN PELAPORAN KEUANGAN. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 19 Agustus 2015
KEBIJAKAN ANGGARAN DAN PELAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 19 Agustus 2015 1 1 REALISASI ANGGARAN 2015 2 Kurva Target dan Realisasi Penyerapan Anggaran 2015 16 Agustus
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Alokasi. Anggaran Pendidikan. APBN.
No.83, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Alokasi. Anggaran Pendidikan. APBN. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86/PMK.02/2009 TENTANG ALOKASI ANGGARAN BELANJA
Lebih terperinciPROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014
LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 20 MEI 2014 PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014 1. RPerpres tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
89 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN 5.1.1 Kebijakan pendidikan Sistem pendidikan di Indonesia, secara kebijakan maupun berdasarkan pengukuran desentralisasi dari OECD (1995), sudah dapat dikatakan
Lebih terperinciOLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011
KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 2011 DAN 2012 OLEH : ENDAH
Lebih terperinciDIALOG NASIONAL APEKSI MEI 2016
IMPLEMENTASI UU NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT KONKUREN PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 1. Politik Luar Negeri; 2. Pertahanan; 3. Keamanan; 4.
Lebih terperinciKEBIJAKAN KONVERSI PENYALURAN DBH DAN/ ATAU DAU DALAM BENTUK NON TUNAI
KEBIJAKAN KONVERSI PENYALURAN DBH DAN/ ATAU DAU DALAM BENTUK NON TUNAI 1 DASAR HUKUM Pasal 15 ayat (2) dan (3) UU Nomor 14 Tahun 2015 tentang APBN Tahun 2016 (1) Ketentuan mengenai penyaluran anggaran
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016 Jakarta, 10 Februari 2016 ARAH KEBIJAKAN DAK TA 2016 1. Mendukung implementasi
Lebih terperinciDana Bagi Hasil SDA dan Penanggulangan Kemiskinan (Aceh Utara, Indragiri Hulu, Kutai Kartanegara, Bojonegoro, Sumbawa Barat)
Dana Bagi Hasil SDA dan Penanggulangan Kemiskinan (Aceh Utara, Indragiri Hulu, Kutai Kartanegara, Bojonegoro, Sumbawa Barat) Oleh: Meliana Lumbantoruan Program Manager PWYP Indonesia Reformasi Tata Kelola
Lebih terperinciINTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN DANA DESA UNTUK KESEJAHTERAAN DESA
DANA DESA UNTUK KESEJAHTERAAN DESA 1 2 FILOSOFI DAN TUJUAN DANA DESA Dana Desa Untuk Peningkatan Kualitas Hidup FILOSOFI TUJUAN Dana Desa yang bersumber dari APBN adalah wujud pengakuan negara terhadap
Lebih terperinciGERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN Jakarta, 28
Lebih terperinciTabel 2 Ketimpangangan hasil pembangunan pendidikan antar wilayah masih belum terselesaikan
Pembangunan Bidang Pendidikan : Perencanaan Yang Lebih Fokus dan Berorientasi Ke Timur Indonesia Merupakan Solusi Atasi Kesenjangan dan Percepat Pencapaian Target Nasional Abstrak Kesenjangan input pendidikan
Lebih terperinciPEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KPH
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DITJEN PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KPH (Memperkuat KPH dalam Pengelolaan Hutan Lestari untuk Pembangunan Nasional / daerah
Lebih terperinciANGGARAN PENDIDIKAN DALAM APBN
ANGGARAN PENDIDIKAN DALAM APBN 1. Struktur Anggaran Pendidikan dalam APBN Anggaran Pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui kementerian negara/lembaga, alokasi
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010
KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bogor, 13 Oktober 2009 Dasar Hukum UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara UU No.25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciJakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011
SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.07/2010 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2010
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.07/2010 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciFORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun
FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun 2017-2020 SK KETUA DEWAN RISET NASIONAL NOMOR: 27/Ka.DRN/X/2017 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA PERIODE
Lebih terperinciINTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA DESA; PENGALOKASIAN, PENYALURAN, MONITORING DAN PENGAWASAN
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA DESA; PENGALOKASIAN, PENYALURAN, MONITORING DAN PENGAWASAN 1 O U T L I N E 1 2 3 4 DASAR HUKUM, FILOSOFI DAN TUJUAN
Lebih terperinciSTRATEGI NASIONAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENGURANGAN KEMISKINAN TAHUN Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan
STRATEGI NASIONAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENGURANGAN KEMISKINAN TAHUN 2019 Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jakarta, 11 Februaru 2016 TARGET PEMBANGUNAN TPT Kondisi Terkini
Lebih terperinciEVALUASI UU 25 TAHUN 2004
EVALUASI UU 25 TAHUN 2004 Oleh: Dida H. Salya Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan Semarang, 16 Mei 2013 1 1. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Apakah masih membutuhkan? Jawabannya 1. Menurut UUD
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Secara umum, pendidikan ayah dan pendidikan ibu berpengaruh positif terhadap probabilitas bersekolah bagi anaknya, baik untuk jenjang SMP maupun SMA. Jika dibandingkan,
Lebih terperinciTAX AMNESTY DALAM PEREKONOMIAN MAKRO
TAX AMNESTY DALAM PEREKONOMIAN MAKRO Dr. Mahartono, M.M. Kepala Bagian Pelayanan, Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah DJP Jawa Timur III Disampaikan padaseminar Nasional Fakultas Ekonomi
Lebih terperinci2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.112, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. Cukai Hasil Tembakau. Alokasi Sementara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 /PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI SEMENTARA
Lebih terperinciDISPARITAS KEMISKINAN MASIH TINGGI - SEPTEMBER 2012
DISPARITAS KEMISKINAN MASIH TINGGI - SEPTEMBER 2012 DKI JAKARTA BALI KALIMANTAN SELATAN BANGKA BELITUNG BANTEN KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN TIMUR KEPULAUAN RIAU SULAWESI UTARA KALIMANTAN BARAT SUMATERA
Lebih terperinciPROGRAM PRIORITAS KEMENDIKBUD TAHUN 2018
PROGRAM PRIORITAS KEMENDIKBUD TAHUN 2018 11 Oktober 2017 Kemendikbud 2017 DAFTAR ISI 2 2 1 Sasaran dan Capaian Pembangunan RAPBN TA 2018: Kebijakan dan Sasaran Program Beberapa hal yang perlu mendapat
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM SOSIALISASI
Lebih terperinciB. SUMBER PENDANAAN (10) PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta Rupiah) Prakiraan Kebutuhan
PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta ) 2075 Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan bagi SDM Kesehatan 2075.0 Terselenggaranya Standarisasi,
Lebih terperinciMENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG
KEPUTUSAN NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG PENETAPAN NAMA NAMA PENERIMA DANA PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2012 Menimbang :, a. bahwa jumlah lanjut usia yang membutuhkan perhatian dan penanganan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak negara di dunia dan menjadi masalah sosial yang bersifat global. Hampir semua negara berkembang memiliki
Lebih terperinciMeluaskan Akses Pendidikan 12 Tahun
Cluster 1 Meluaskan Akses Pendidikan 12 Tahun Oleh: Jumono, Abdul Waidil Disampaikan pada kegiatan Simposium Pendidikan 23 Febuari 2015 Ki Hadjar Dewantara: Rakyat perlu diberi hak dan kesempatan yang
Lebih terperinciHasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014
Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Deputi Menteri Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR SATUAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN TINGGI PADA PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPenataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan
Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA, 16 JANUARI 2014 Tema Prioritas Penurunan tingkat kemiskinan absolut dari 14,1% pada 2009 menjadi 8 10% pada akhir 2014, yang diikuti dengan: perbaikan distribusi perlindungan sosial, pemberdayaan
Lebih terperinciKEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Kebijakan dan Tantangan Tahun 2017 & Arah Kebijakan Tahun 2018 DISAMPAIKAN DIREKTUR DANA PERIMBANGAN DITJEN PERIMBANGAN
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan
4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota
Lebih terperinciKONSOLIDASI KELEMBAGAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PUSAT DAERAH
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KONSOLIDASI KELEMBAGAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PUSAT DAERAH DISAMPAIKAN OLEH : DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN,
Lebih terperinciKEBIJAKAN BOS TA 2015 DAN MEKANISME PENYALURAN BOS 2015
KEBIJAKAN BOS TA 2015 DAN MEKANISME PENYALURAN BOS 2015 Disampaikan dalam Sosialisasi BOS TA 2015 (Bidakara & Sahid Jaya) Jakarta, 2 Desember2014 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013 PETUNJUK TEKNIS I. UMUM
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT PERTAHANAN KEAMANAN AGAMA YUSTISI POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL URUSAN PEMERINTAHAN UMUM 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3.
Lebih terperinci2 Sehubungan dengan lemahnya perekonomian global, kinerja perekonomian domestik 2015 diharapkan dapat tetap terjaga dengan baik. Pertumbuhan ekonomi p
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. APBN. Tahun 2015. Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 44) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN
Lebih terperinciPengelolaan Pendidikan Menengah. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017
Pengelolaan Pendidikan Menengah SMA dan SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Pengelolaan Pendidikan 1. PAUD 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. SMK 6. PK
Lebih terperinci2013, No
2013, No.834 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciKebijakan Program Pendataan Dapodik PAUD dan Dikmas
TAHUN 2017 Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kebijakan Program Pendataan Dapodik PAUD dan Dikmas Harris Iskandar,
Lebih terperinciBAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG DAN SEKJEN KOMISI YUDISIAL ---------------------------------------------------
Lebih terperinciDANA DESA UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN DANA DESA UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA DIREKTUR JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1 O U T L I N E 1 2 LATAR BELAKANG DAN FUNGSI TKDD POKOK-POKOK
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciANALISIS PERMASALAHAN BELANJA PEGAWAI DALAM APBN. Grafik 1. Perkembangan Belanja Pegawai dalam APBN
ANALISIS PERMASALAHAN BELANJA PEGAWAI DALAM APBN I. PROFIL BELANJA PEGAWAI Belanja Pegawai termasuk belanja yang cukup besar dan terus meningkat, bila pada tahun 2006 hanya 73,2 triliun (17%), maka pada
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN TRANSAKSI NON-TUNAI DALAM PENGUATAN TATA-KELOLA KEUANGAN PENDIDIKAN
ARAH KEBIJAKAN TRANSAKSI NON-TUNAI DALAM PENGUATAN TATA-KELOLA KEUANGAN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DOKUMEN RAHASIA 1 LATAR BELAKANG: KEBIJAKAN TRANSAKSI NON-TUNAI SEBAGAI PENGUATAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)
KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Peningkatan Kapasitas Pengendalian
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM
Lebih terperinciEKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA EKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA PENDAHULUAN 1. Pemantauan dan evaluasi
Lebih terperinciDisampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik UNS
EFEKTIFITAS PENGAWASAN INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI MELALUI PEMBERDAYAAN SPI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik
Lebih terperinci