BAB I STRUKTUR KRISTAL

dokumen-dokumen yang mirip
Struktur Kristal. Modul 1 PENDAHULUAN

TUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT. Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan. Oleh : Aldo Nofrianto ( /2014 ) Pendidikan Fisika A. Dosen Pengampu Mata kuliah

PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT. Dra. Wiendartun, M.Si

MODUL IV JUDUL : KRISTALOGRAFI I BAB I PENDAHULUAN

Sistem Kristal dan Kisi Bravais

4. Buku teks: Introduction to solid state physics, Charles Kittel, John Willey & Sons, Inc.

Kerapatan atom struktur kristal bisa dicari dengan persamaan:

Materi W9a GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang.

B. HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU UNTUK GAS IDEAL

PERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM

ANALISIS STURKTUR KOGNITIF MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA PADA KONSEP STRUKTUR KRISTAL

MAKALAH FISIKA BAHAN STRUKTUR & GEOMETRI KRISTAL (BCC, FCC, HCP) : KERAPATAN KRISTAL

Prof. Drs.H.Darsono, M.Sc

SUSUNAN ATOM BENDA PADAT

Crystallography (Kristallografi) Oleh: Siti K. Chaerun

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen.

01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur);

WUJUD ZAT. SP-Pertemuan 1

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP. Prof. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FTI ITS

1. Target: mahasiswa undergraduate menjelang tingkat akhir atau mahasiswa graduate tanpa latar belakang fisika zat padat.

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

DIFRAKSI KRISTAL DAN KISI BALIK

+ + MODUL PRAKTIKUM FISIKA MODERN DIFRAKSI SINAR X

Struktur Kristal Logam dan Keramik

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA Ruas garis PQ Ruas garis QR Garis PQ = garis QR (karena bila diperpanjang akan mewakili garis yang sama)

BAB I Geometri dan Prinsip Dasar Kristal

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd

PENENTUAN STRUKTUR KRISTAL AlMg 2 ALLOY DENGAN DIFRAKSI NEUTRON

KEGIATAN BELAJAR II SUDUT ANTARA GARIS DAN BIDANG

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (PEMINATAN)

PERSAMAAN BIDANG RATA

Struktur Atom (Atomic Structure)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB)

KETIDAKSAMAAN. A. Pengertian

BAB XI PERSAMAAN GARIS LURUS

MODUL 3 BIDANG RATA. [Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat]

Simetri. Operasi Simetri 13/03/2015. Pertemuan ke-5 Kristalografi (Simetri: Simbol & Operasinya) Nurun Nayiroh, M.Si

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Aplikasi Superkoduktor yang mencakup:

Dimensi Tiga (Sudut Pada Bangun Ruang)

SISTEM KOORDINAT. Berikut ini kita akan mempelajari bagaimana menentukan sistem koordinat dibidang dan diruang.

SUSUNAN ATOM DALAM. 1. Irfa Hambali 2. Rezki Al Khairi. 4. Junedi Ramdoner 5. Priselort D. 7. Venti Nuryati

ANALISIS KESULITAN KONSEP STRUKTUR KRISTAL PADA PERKULIAHAN FISIKA ZAT PADAT BAGI CALON GURU FISIKA

Materi W9b GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. B. Menggambar dan Menghitung jarak.

2. Memahami dan mampu menyelesaikan Permasalahan yang berkaitan dengan vektor di Ruang Tiga, yaitu Persamaan Bidang

!"#"$%&'%(&)%*%( +!"#,-./0

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

DIKTAT KULIAH MATERIAL TEKNIK

Kaidah difraksi sinar x dalam analisis struktur kristal KBr

Geometri (bangun ruang)

KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG

C. B dan C B. A dan D

MAKALAH BANGUN RUANG. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Guru Bidang Matematika. Disusun Oleh: 1. Titin 2. Silvi 3. Ai Riska 4. Sita 5.

SURVEI POLA GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG RAGAM BATIK TRADISIONAL

BAB 2. KEDUDUKAN KRISTAL DALAM TIGA DIMENSI Kedudukan Utama Bidang terhadap Ketiga Sumbu Kristalografi

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Pengertian Persamaan Garis Lurus 1. Koordinat Cartesius a. Menggambar Titik pada Koordinat Cartesius b. Menggambar Garis pada Koordinat Cartesius

Gambar 2.1. momen magnet yang berhubungan dengan (a) orbit elektron (b) perputaran elektron terhadap sumbunya [1]

FONON I : GETARAN KRISTAL

POLA ABSTRAK KRISTALOGRAFI DALAM ANYAMAN BAMBU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Materi W9c GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. C. Menggambar dan Menghitung Sudut.

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1985 Matematika

empat8geometri - - GEOMETRI - - Geometri 4108 Matematika BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:

TRYOUT UAS SMT GANJIL 2015

PEMBANGKITAN RAGAM BATIK KONTEMPORER DENGAN POLA MENGIKUTI GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG

PROYEKSI ISOMETRI PENDAHULUAN

02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2004/2005

SOAL MATEMATIKA - SMP

MATERI KALKULUS. y' = F'(x) = f(x), y'' = F''(x) = f'(x), y'''=f'''(x) = f''(x)= g'(x)= h(x) y1= f(x) y2 = g(x) y3 = h(x)

Bangun Ruang dan Bangun Datar

Bab 4 SISTEM PROYEKSI 4.1. PENGERTIAN PROYEKSI GAMBAR PROYEKSI

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L

Pembahasan Matematika IPA SIMAK UI 2009

Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011

A. PERSAMAAN GARIS LURUS

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

(Dengan Pendekatan Vektor) Oleh: Murdanu, M.Pd.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KUBUS DAN BALOK. Kata-Kata Kunci: unsur-unsur kubus dan balok jaring-jaring kubus dan balok luas permukaan kubus dan balok volume kubus dan balok

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

DIMENSI TIGA 1. Standar Kompetensi: Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

4. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear x + y = 5 dan x - 2y = -4 adalah... A.{ (1, 4) }

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I BESARAN DAN SATUAN

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

BAB 3 IKATAN KRISTAL. 3.1 Macam-Macam Ikatan Kristal

LAMPIRAN - LAMPIRAN 61

PENDAHULUAN Anda harus dapat

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

PERSAMAAN & SISTEM PERSAMAAN LINEAR

SOAL-JAWAB MATEMATIKA PEMINATAN DIMENSI TIGA. Sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 4 cm. P adalah titik tengah CD. Tentukan panjang EP!

PanGKas HaBis FISIKA. Vektor

Transkripsi:

BAB I STRUKTUR KRISTAL Sebagian besar materi fisika zat padat adalah kristal dan elektron di dalamnya, fisika zat padat mulai dikembangkan awal abad ke, mengikuti penemuan difraksi sinar-x oleh kristal. Sebuah kristal ideal disusun oleh satuan-satuan struktur yang identik secara berulangulang yang tak hingga di dalam ruang. Semua struktur kristal dapat digambarkan atau dijelaskan dalam istilah-istilah lattice (kisi) dan sebuah basis yang ditempelkan pada setiap titik lattice (kisi). Lattice (kisi) Basis : Sebuah susunan titik yang teratur dan periodik di dalam ruang Sebuah abstraksi matematik : Sekumpulan atom-atom Jumlah atom dalam sebuah basis : satu buah atom atau lebih. Contoh : Struktur kristal = Kisi + Basis Kisi dua dimensi Basis Struktur Kristal Titik Kisi a + = Basis a Jarak antar kisi dalam arah sumbu X = a Jarak antar kisi dalam arah sumbu Y = a Jarak dari titik yang satu ke titik yang lain boleh sama atau berbeda, jika sama (dalam kisi dua dimensi) akan berbentuk bujur sangkar dan jika berbeda akan berbentuk 4 persegi panjang. Contoh : H O = basis (ada atom) H SO 4 = basis (ada 7 atom) Untuk kristal monoatomik dalam basis hanya atom.

Sebuah operasi translasi kisi didefinisikan sebagai perpindahan dari sebuah kristal oleh sebuah vektor translasi kristal (T ) T u a u a u a Dimana : u = Bilangan bulat a = Vektor translasi primitif (jarak antar titik kisi) = Sumbu-sumbu kristal Contoh : a Bukan Vektor Translasi a T T a a u u Posisi dari sebuah pusat atom j dari sebuah basis relative terhadap titik lattice dimana basis diletakkan adalah: Dengan : x, y, z Contoh: j j j r x a y a z a j j j j y j Basis a x j a Cell Lattice Primitif = Sebuah sel yang mempunyai luas atau volume terkecil = Lawan dari sel konvensional, yaitu sel yang mempunyai luas atau volume terbesar

= Sel yang mempunyai titik kisi = Sebuah pararelepipid yang dibentuk oleh sumbu-sumbu. a, a, a Sel epipid = sebuah bangun yang sisinya sejajar / bidang yang dibatasi oleh garis-garis Sejajar. Cara Menentukan sel primitif (Sumbu-sumbu primitif) a CP a CP a a a CP a CP a a CP a a Cara lain untuk memilih sel perimitif : Metode Wigner Seitz.. Hubungkan sebuah titik lattice dengan titik lattice di sekitarnya.. di tengah-tengah dan tegak lurus terhadap garis penghubung ini, lukislah garisgaris atau bidang-bidang. Luas terkecil atau volume terkecil yang dilingkupi oleh garis-garis atau bidang-bidang ini disebut dengan sel primitf Wigner seitz. Contoh:

Tipe-tipe lattice dasar Lattice (kisi) dua dimensi : ada lima (5) jenis, yaitu Kisi miring Kisi bujur sangkar Kisi heksagonal 4 Kisi segi panjang 5 Kisi segi panjang berpusat Catatan : Contoh : Jenis kisi no : jenis kisi umum Jenis kisi no,, 4 dan 5 merupakan jenis kisi khusus Kisi Bujur Sangkar a a Kisi segi panjang berpusat a a ; 9 Jumlah titik lattice pada : Cel konvensional = 4x/4 = buah Cel primitif = /4x 4 = buah a a a ; 9 Jumlah titik lattice pada : Cel konvensional = (4x/4)+ = buah Cel primitif = 4x/4 = buah a Kisi Heksagonal a a a a ; Jumlah titik lattice pada : Cel konvensional = (4x/4)+ = buah Cel primitif = 4x/4 = buah 4

Lattice Tiga dimensi : ada 4 jenis, yaitu SISTEM JUMLAH KISI Triklinik Monoklinik SUMBU KONVENSIONAL a a a SUDUT a a a 9 Ortorombik 4 Tetragonal Kubus Trogonal Heksagonal Jumlah Kisi a a a 9 a a a 9 a a a 9 a a a 9 a a a 9, 4 Buah Contoh : Kisi Kubus ( Jenis) a. Kubus Sederhana / Simple Cubic (SC) Sel Primitif = Sel Konvensional Jumlah titik lattice = 8 x /8 = buah (Pada setiap sudut dipakai 8 kubus sel) a axˆ a ayˆ a az ˆ 5

b. Kubus Pusat Badan / Body Center Cubic (BCC) Sel Primitif Sel Konvensional Jumlah titik lattice pada: sel primitive = 8 x /8 = buah sel konvensional = (8 x /8) + = buah a a xˆ yˆ zˆ a a xˆ yˆ zˆ 9, 8 a a xˆ yˆ zˆ ; (sudut antara sumbu-sumbu) c. Kubus Pusat Muka / Face Center Cubic (FCC) Sel Primitif Sel Konvensional Jumlah titik lattice pada: sel primitive = 8 x /8 = buah sel konvensional = (8 x /8) + (6 x /) = 4buah a a xˆ yˆ a a yˆ zˆ a a xˆ zˆ ; 6 (sudut antara sumbu-sumbu) Volume sel primitif Vc a a a atau, Vc a a a atau, V a a a c Sistem Indeks (Indeks Miller) Digunakan unuk menyatakan bidang kristal (indeks bidang) Aturan : 6

. Tentukan titik potong antara bidang yang bersangkutan dengan sumbu-sumbu a, a, a ) / sumbu-sumbu primitf atau konvensional dalam satuan konstanta ( lattice ( a, a, a ).. Tentukan kebalikan (reciprok) dari bilangan-bilangan tadi, dan kemudian tentukan tiga bilangan bulat (terkecil) yang mempunyai perbandingan yang sama. Indeks (h k l). Contoh : Bidang ABC memotong sumbu-sumbu : a di a a di a a di a Kebalikannya adalah,, Jika ketiga bilanagn bulat yang mempunyai perbandingan yang sama seperti di atas adalah,,. dengan demikian indeks bidang ABC tersebut adalah ( ). Perhatikan bahwa dalam penulisan indeks kita tidak menggunakan tanda koma. Misal: ( ) (h k l) Jika salah satu dari h k l negatif, maka indeks bidang tersebut ditulis ( h k l), artinya h bertanda negatif. Untuk Sel kubus, jarak antar bidang hkl dapat ditulis sebagai berikut : d hkl a h k l 7

Contoh-contoh Indeks Miller untuk sel kubus primitif maupun konvensional : Kubus Sederhana : sel konvensional = sel primitif Bidang ABFE Perpotongan bidang ABFE dengan sumbu: X di axˆ Y di ~ ayˆ Z di ~ azˆ Kebalikannya :,, ~ ~ Jadi, indeks bidang ABFE adalah ( ) Bidang BCGF Perpotongan bidang BCGF dengan sumbu: X di ~ axˆ Y di ayˆ Z di ~ azˆ Kebalikannya :,, ~ ~ Jadi, indeks bidang BCGF adalah ( ) Bidang EFGH Perpotongan bidang EFGH dengan sumbu: X di ~ axˆ Y di ~ ayˆ Z di azˆ Kebalikannya :,, ~ ~ Jadi, indeks bidang EFGH adalah ( ) 8

Bidang ACGE Perpotongan bidang ACGE dengan sumbu: X di axˆ Y di ayˆ Z di ~ azˆ Kebalikannya :,, ~ Jadi, indeks bidang ACGE adalah ( ) Bidang DCGH Bidang DCGH sejajar dengan bidang ABFE, dan menempel di sumbu Y dan Z, artinya bidang tersebut tidak hanya satu tetapi lebih dari satu, maka indeks bidang DCGH adalah : { } Tanda { } menyatakan kumpulan bidangbidang yang sejajar dengan bidang ( ). Sama halnya dengan Bidang ADHE yang sejajar dengan bidang BCGF, maka indeks bidang ADHE adalah { } begitu juga dengan bidang ABCD sejajar dengan bidang EFGH, maka bidang ABCD adalah { }, dan seterusnya. Jadi, apabila bidangnya menempel di sumbu, indeksnya akan sama dengan indeks bidang yang sejajar dengannya. 9

Kubus Pusat Muka (FCC) : sel konvensional sel primitif Bidang ABEF Perpotongan bidang ABEF dengan sumbu primitif : a di aˆ a di ~ aˆ a Kebalikannya :,, ~ di aˆ Maka, indeks bidang ABEF pada sel primitif adalah ( ) P Sedangkan pada sumbu konvensional bidang ABEF berpotongan pada: X di Y di Z di ˆ ax ~ ayˆ ~ azˆ Kebalikannya :,, ~ ~ Jadi, indeks bidang ABEF pada sel konvensional adalah ( ) K Bidang ACGF Dengan menggunakan sumbu konvensional pada kubus FCC, bidang ACGF mempunyai indeks ( ) K Sedangkan pada sumbu primitif bidang ACGF berpotongan dengan a di aˆ a di aˆ a Kebalikannya :,, di aˆ Maka, indeks bidang ACGF pada sel primitif adalah ( ) P

Bidang ACH Dengan menggunakan sumbu konvensional pada kubus FCC, bidang ACH mempunyai indeks ( ) K Sedangkan pada sumbu primitif bidang ACH berpotongan dengan a di aˆ a di aˆ a Kebalikannya :,, di aˆ Maka, indeks bidang ACH pada sel primitif konvensional maupun pada sel primitif. Bidang ABGH adalah ( ) P Jadi, indeks bidangnya sama baik pada sel Dengan menggunakan sumbu konvensional pada kubus FCC, bidang ABGH mempunyai indeks ( ) K Sedangkan pada sumbu primitif bidang ABGH berpotongan dengan a di aˆ a di aˆ a Kebalikannya :,, di aˆ Maka, indeks bidang ABGH pada sel primitif adalah ( ) P Bidang BCEH Dengan menggunakan sumbu konvensional pada kubus FCC, bidang ABGH mempunyai indeks ( ) K.Sedangkan pada sumbu primitif bidang ABGH berpotongan dengan a di aˆ a di aˆ a di aˆ Kebalikannya :,,

Maka, indeks bidang ABGH pada sel primitif adalah ( bidang-bidang yang lainnya, pada kubus FCC. ) P. Begitu juga dengan Kubus Pusat Badan (BCC) : sel konvensional sel primitif Dengan menggunakan sumbu primitif pada kubus BCC, bidang yang mempunyai indeks ( ) P seperti gambar di samping, berpotongan pada sumbu konvensional dengan X di xˆ Y di yˆ Kebalikannya :,, Z di zˆ Maka, indeks bidang ABGH pada sel konvensional adalah ( ) K Dengan menggunakan sumbu konvensional pada kubus BCC, bidang yang mempunyai indeks ( ) K seperti gambar di samping, berpotongan pada sumbu primitif dengan ˆ a di a a di aˆ a di aˆ Kebalikannya :,, Maka, indeks bidang ABGH pada sel konvensional adalah ( ) P