Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

dokumen-dokumen yang mirip
ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan

Algoritma Genetika. Mata Kuliah : Kecerdasan Buatan. Dosen Pembimbing : Victor Amrizal, MKom. Disusun oleh : Eka Risky Firmansyah ( )

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA)

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI DENGAN MENGUNAKAN PENYELEKStAN RODA ROULETTE

BAB III. Metode Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu graph merupakan suatu pasangan { E(G), V(G) } dimana :

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab II Konsep Algoritma Genetik

BAB 2 LANDASAN TEORI

Lingkup Metode Optimasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar di Program studi Matematika FMIPA UNDIP. Sering

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

BAB II LANDASAN TEORI

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

BAB I PENDAHULUAN. tujuan (objective function), misalnya meminimumkan sum of squre function atau

RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam

BAB II KAJIAN TEORI. genetika, dan algoritma memetika yang akan digunakan sebagai landasan dalam

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

CODING VOL.2 NO. 1 (2014), Hal ISSN: X

BAB II LANDASAN TEORI

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika Dan Rapid Application Development (RAD)

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam bentuk model untuk dipelajari, diuji, dan sebagainya. Banyak ahli memberikan

PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAPH BIPARTISI BERBOBOT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING. Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing

PENDAHULUAN. Latar Belakang

SISTEM INFORMASI OPTIMASI PENCAMPURAN PAKAN PADA BROILER MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA(SIFOM) EKO SYAFUTRA ABSTRAK

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYUSUNAN TEKA-TEKI SILANG

Penyelesaian Puzzle Sudoku menggunakan Algoritma Genetik

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III IMPLEMENTASIALGORITMA GENETIK DAN ACS PADA PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB III. Solusi Optimal Permasalahan Penjadwalan Perkuliahan Menggunakan Algoritma Fuzzy Evolusi

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM

TINJAUAN PUSTAKA Algorit Allgor me Genetika

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

PENGENALAN ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

BAB III MODEL DAN TEKNIK PEMECAHAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya, wisata belanja, hingga wisata Alam. Untuk menarik minat

BAB II KAJIAN TEORI. untuk membahas bab berikutnya. Dasar teori yang akan dibahas pada bab ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Jl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561)

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Denny Hermawanto

Transkripsi:

Algoritma Genetika Pendahuluan Struktur Umum Komponen Utama Seleksi Rekombinasi Mutasi Algoritma Genetika Sederhana Referensi Sri Kusumadewi bab 9 Luger & Subblefield bab 12.8 Algoritma Genetika 1/35

Pendahuluan Algoritma Genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi biologis. Keberagaman pada evolusi biologis adalah variasi dari kromosom antar individu organisme. Variasi kromsom akan mempengaruhi laju reproduksi dan tingkat kemampuan oraginisme untuk tetap hidup. Algoritma Genetika 2/35

Ada 4 kondisi yang sangat mempengaruhi proses evolusi, yaitu : 1. Kemampuan organisme untuk melakukan reproduksi 2. Keberadaan populasi organisme yang bisa melakukan reproduksi 3. Keberagaman organisme dalam suatu populasi 4. Perbedaan kemampuan untuk survive Algoritma Genetika 3/35

Algoritma genetika pertama kali diperkenalkan oleh John Holland dari Universitas Michigan (1975), Setiap masalah yang berbentuk adaptasi dapat diformulasikan dalam terminologi genetika Algoritma Genetika 4/35

Struktur Umum Populasi, istilah pada teknik pencarian yang dilakukan sekaligus atas sejumlah solusi yang mungkin Kromosom, individu yang terdapat dalam satu populasi dan merupakan suatu solusi yang masih berbentuk simbol. Generasi, populasi awal dibangun secara acak sedangkan populasi selanjutnya merupakan hasil evolusi kromosom-kromosom melalui iterasi Algoritma Genetika 5/35

Fungsi Fitness, alat ukur yang digunakan untuk proses evaluasi kromosom. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut. Generasi berikutnya dikenal dengan anak (offspring) terbentuk dari gabungan 2 kromosom generasi sekarang yang bertindak sebagai induk (parent) dengan menggunakan operator penyilang (crossover). Mutasi, operator untuk memodifikasi kromosom. Algoritma Genetika 6/35

Komponen Utama Ada 6 komponen utama algoritma genetika : 1. Teknik Penyandian - Teknik penyandian meliputi penyandian gen dari kromo-som - Gen merupakan bagian dari kromosom, satu gen biasanya akan mewakili satu variabel - Gen dapat direpresentasikan dalam bentuk : string bit, pohon, array bilangan real, daftar aturan, elemen permutasi, elemen program dan lainlain. Algoritma Genetika 7/35

Kromosom dapat direpresentasikan dengan menggunakan : String bit : 10011, 11101 Bilangan Real : 65.65, 562.88 Elemen Permutasi : E2, E10 Daftar Aturan : R1, R2, R3 Elemen Program : pemrograman genetika Struktur lainnya 2. Prosedur Inisialisasi - Ukuran populasi tergantung pada masalah yang akan dipecahkan dan jenis operator genetika yang akan diimplementasikan. Algoritma Genetika 8/35

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Setelah ukuran populasi ditentukan, kemudian harus dilakukan inisialisasi terhadap kromosom yang terdapat pada populasi tersebut Inisialisasi kromosom dilaku-kan secara acak, namun demikian harus tetap memper-hatikan domain solusi dan kendala permasalahan yang ada 3. Fungsi Evaluasi Ada 2 hal yang harus di-lakukan dalam melakukan evaluasi kromosom yaitu : evaluasi fungsi objektif dan konversi fungsi objektif ke dalam fungsi fitness Algoritma Genetika 9/35

4. Seleksi Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) - Bertujuan untuk memberikan kesempatan reproduksi yang lebih besar bagi anggota populasi yang paling fit - Ada beberapa metode seleksi dari induk, antara lain : Rank-based fitness assigment Roulette wheel selection Stochastic universal sampling Local selection Truncation selection Tournament selection Algoritma Genetika 10/35

5. Operator Genetika Ada 2 operator genetika : a. Operator untuk melakukan rekombinasi, yang terdiri dari: Rekombinasi bernilai real 1. Rekombinasi diskrit 2. Rekombinasi intermediate 3. Rekombinasi garis 4. Rekombinasi garis yang diperluas Rekombinasi bernilai biner (Crossover) 1. Crossover satu titik 2. Crossover banyak titik 3. Crossover seragam Crossover dengan permutasi Algoritma Genetika 11/35

b. Mutasi Mutasi bernilai real Mutasi bernilai biner 6. Penetuan Parameter Parameter adalah parameter kontrol algoritma genetika, yaitu : ukuran populasi (popsize), peluang crossover (p c ) dan peluang mutasi (p m ). Rekomendasi menentukan nilai parameter : Untuk permasalahan yang memiliki kawasan solusi cukup besar, De Jong merekomendasikan nilai parameter : (popsize; p c ; p m ) = (50;0,6;0,001) Algoritma Genetika 12/35

Bila rata-rata fitness setiap generasi digunakan sebagai indikator, maka Grefenstette merekomendasikan : (popsize; p c ; p m ) =(30;0,95;0,01) Bila fitness dari individu terbaik dipantau pada setiap generasi, maka usulannya adalah : (popsize; p c ; p m ) = (80;0,45;0,01) Ukuran populasi sebaiknya tidak lebih kecil dari 30, untuk sembarang jenis permasalahan Algoritma Genetika 13/35

Seleksi Seleksi akan menentukan individu-individu mana saja yang akan dipilih untuk dilakukan rekombinasi dan bagaimana offspring terbentuk dari individu - individu terpilih tersebut. Langkah pertama : pencarian nilai fitness Langkah kedua : Nilai fitness yang diperolah digunakan pada tahap-tahap seleksi selanjutnya Algoritma Genetika 14/35

Ada beberapa definisi yang bias digunakan untuk melakukan perbandingan terhadap beberapa metode yang akan digunakan, antara lain : Selective Pressure : probabilitas dari individu terbaik yang akan diseleksi dibandingkan dengan rata-rata probabilitas dari semua individu yang diseleksi Bias : perbedaan absolut antara fitness ternormalisasi dari suatu individu dan probabilitas reproduksi yang diharapkan Algoritma Genetika 15/35

Spread : range nilai kemungkinan untuk sejumlah offspring dari suatu individu Loss of diversity : proposi dari individu-individu dalam suatu populasi yang tidak terseleksi selama fase seleksi Selection intensity : nilai fitness rata-rata yang diharapkan dalam suatu populasi setelah dilakukan seleksi (menggunakan distribusi Gauss ternormalisasi) Selection variance : variansi yang diharapkan dari distribusi fitness dalam populasi setelah dilakukan seleksi (menggunakan distribusi Gauss ternormalisasi) Algoritma Genetika 16/35

1. Rank-based Fitness Populasi diurutkan menurut nilai objektifnya. Nilai fitness dari tiap-tiap individu hanya tergantung pada posisi indi-vidu tersebut dalam urutan, dan tidak dipengaruhi oleh nilai objektifnya. 2. Roulette Wheel Selection Istilah lain adalah stochastic sampling with repalcement. Individu-individu dipetakan dalam suatu segmen garis secara berurutan sedemikian hingga tiap-tiap segmen individu memiliki ukuran yang sama dengan ukuran fitnessnya Sebuah bilangan random di-bangkitkan dan individu yang memiliki segmen dalam kawasan segmen dalam kawasan bilangan random tersebut akan terseleksi. Proses ini berulang hingga didapatkan sejumlah individu yang diharapkan Algoritma Genetika 17/35

3. Stocastic Universal Sampling Memiliki nilai bias nol dan penyebaran yang minimum Individu-individu dipetakan dalam suatu segmen garis secara berurut sedemikian hingga tiap-tiap segmen individu memiliki ukuran yang sama dengan ukuran fitnessnya seperti halnya pada seleksi roda roulette. Kemudian diberikan sejumlah pointer sebanyak individu yang ingin diseleksi pada garis tersebut. Andaikan N adalah jumlah individu yang akan diseleksi, maka jarak antar pointer adalah 1/N, dan posisi pointer pertama diberikan secara acak pada range [1, 1/N] Algoritma Genetika 18/35

4. Seleksi Lokal Setiap individu yang berada di dalam konstrain tertentu disebut dengan nama lingkungan lokal. Interaksi antar individu hanya dilakukan di dalam wilayah tersebut. Lingkungan tersebut ditetapkan sebagai struktur dimana populasi tersebut terdistribusi. Lingkungan tersebut juda dapat dipandang sebagai kelompok pasangan-pasangan yang potensial. Langkah pertama adalah menyeleksi separuh pertama dari populasi yang berpasangan secara random. Kemudian lingkungan baru tersebut diberikan pada setiap individu yang terseleksi. Algoritma Genetika 19/35

Struktur lingkungan pada seleksi lokal dapat berbentuk : Linear : full ring dan half ring Dimensi-2: - full cross dan half cross - full star dan half star Dimensi-3 dan struktur yang lebih kompleks yang merupakan kombinasi dari kedua struktur diatas Jarak antara individu dengan struktur tersebut akan sangat menentukan ukuran lingkungan. Individu yang terdapat dalam lingkungan dengan ukuran yang lebih kecil, akan lebih terisolasi dibandingkan dengan individu yang terletak pada lingkungan dengan ukuran yang lebih besar Algoritma Genetika 20/35

5. Truncation Selection Seleksinya adalah buatan Digunakan oleh populasi yang jumlahnya sangat besar Individu-individu diurutkan berdasarkan nilai fitnessnya. Hanya individu yang terbaik saja yang akan diseleksi sebagai induk. Parameter yang digunakan adalah suatu nilai ambang trunc yang mengindikasikan ukuran populasi yang akan diseleksi sebagai induk yang berkisar antara 50% - 10%. Individu-individu yang ada dibawah nilai ambang ini tidak akan menghasilkan keturunan Algoritma Genetika 21/35

6. Tournament Selection Ditetapkan suatu nilai tour untuk individu-individu yang dipilih secara random dari suatu populasi. Individu-individu yan terbaik dalam kelomppok ini akan diseleksi sebagai induk Parameter yang digunakan adalah ukuran tour yang bernilai antara 2 sampai N (jumlah individu dalam populasi) Algoritma Genetika 22/35

Rekombinasi 1. Rekombinasi Diskret Menukar nilai variabel antar kromosom induk. Misal ada 2 individu dengan 3 variabel, yaitu : induk 1 : 12 25 5 induk 2 : 123 4 34 Untuk tiap-tiap variabel induk yang menyumbangkan variabelnya ke anak yang dipilih secara random dengan probabilitas yang sama sample 1 : 2 2 1 sample 2 : 1 2 1 Algoritma Genetika 23/35

Setelah rekombinasi, kromosomkromosom baru yang terbentuk : anak 1 : 123 4 5 anak 2 : 1 4 5 Rekombinasi dapat digunakan untuk sembarang variabel (biner, real, atau simbol) 2. Rekombinasi Menengah Metode rekombinasi yang hanya dapat digunakan untuk varibel real Nilai variebel anak dipilih di sekitar dan antara nilai-nilai variabel induk Algoritma Genetika 24/35

Anak dihasilkan menurut aturan sebagai berikut : anak = induk 1 + alpha (induk2 induk 1) dengan alpha adalah faktor skala yang dipilih secara random pada interval [-d, 1+d], biasanya d=0,25. Tiap-tiap variabel pada anak merupakan hasil kombinasi variabel-variabel menurut aturan diatas dengan nilai alpha dipilih ulang untuk tiap variabel. Algoritma Genetika 25/35

3. Rekombinasi Garis Hampir sama denga rekombinasi menengah, hanya saja nilai alpha untuk semua variabel sama. Misalkan ada 2 kromosom dengan 3 variabel : induk 1 :12 25 5 induk 2 : 123 4 34 Untuk tiap-tiap variabel induk yang menyumbangkan vaiabelnya ke anak dipilih secara random dengan probabilitas yang sama sample 1 : 0,5 sample 2 : 0,1 Setelah rekmbinasi kromosomkromosom baru yang terbentuk anak 1 : 67,5 14,5 19,5 anak 2 : 23,1 22,9 7,9 Algoritma Genetika 26/35

4. Penyilangan satu titik Posisi penyilangan k (k=1,2,,n- 1) dengan N = panjang kromosom diseleksi secara random. Variabel-variabel ditukar antar kromosom pada titik tersebut untuk menghasilkan anak Misalkan ada 2 kromosom dengan panjang 12 : induk 1 : 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 induk 2 : 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 Posisi menyilang yang terpilih: misalkan 5 Setelah penyilangan, diperleh kromosom-kromosom baru : anak 1 : 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 anak 2 : 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 Algoritma Genetika 27/35

5. Penyilangan banyak titik Pada penyilangan ini, m posisi penyilangan k i (k=1,2,,n-1,i=1,2,,m) dengan N = panjang kromosom diseleksi secara random dan tidak diperbolehkan ada posisi yang sama, serta diurutkan naik. Variabel-variabel ditukar antar kromosom pada titik tersebut untuk menghasilkan anak. Algoritma Genetika 28/35

6. Penyilangan Seragam Setiap lokasi memiliki potensi sebagai tempat penyilangan. Sebuah mask penyilangan dibuat sepanjang panjang kromosom secara random yang menunjukan bit-bit dalam mask yang mana induk akan mensupply anak dengan bit-bit yang ada. Induk yang mana yang akan menyumbangkan bit ke anak yang dipilih secara random dengan probabilitas yang sama Algoritma Genetika 29/35

7. Penyilangan dengan permutasi Dengan permutasi, kromosom-kromosom anak diperoleh dengan cara memilih sub-barisan sautu tour dari satu induk dengan tetap menjaga urutan dan posisi sejumlah kota yang mungkin terhadap induk yang lainnya. Algoritma Genetika 30/35

Mutasi Mutasi Bilangan Real Operator mutasi untuk bilangan real dapat ditetapkan sebagai : 1. Variabel yang dimutasi = variabel ± range * delta; 2. Range = 0,5 * domain variabel 3. Delta = Σ(a i * 2 -i ); a i = 1 dengan probabilitas 1/m, selain itu ai = 0, dengan m = 20 Algoritma Genetika 31/35

Mutasi Biner Langkah-langkah mutasi : 1. Hitung jumlah gen pada populasi 2. Pilih secara acak gen yang akan dimutasi 3. Tentukan kromosom dari gen yang terpilih untuk dimutasi 4. Ganti nilai gen (0 ke 1 atau 1 ke 0) dari kromosom yang akan dimutasi tersebut Algoritma Genetika 32/35

Algoritma Genetika Sederhana Langkah-langkah : 1. Generasi = 0 2. Inisialisasi populasi awal, P (generasi), secara acak 3. Evaluasi nilai fitness pada setiap individu dalam P (generasi) 4. Kerjakan langkah-langkah berikut hingga generasi mencapai maksimum generasi : a. generasi = generasi +1 b. Seleksi populasi tersebut untuk mendapatkan kandidat induk, P (generasi) c. Lakukan crossover pada P (generasi) d. Lakukan mutasi pada P (generasi) e. Lakukan evaluasi fitness setiap individu pada P (generasi f. Bentuk populasi baru : P(generasi) = {P(generasi-1) yang survive, P (generasi) Algoritma Genetika 33/35

Metode seleksi roda roulette Algoritma seleksi roda roulette: 1. Hitung total fitness (F) 2. Hitung fitness relatif tiap individu 3. Hitung fitness komulatif 4. Pilih induk yang akan menjadi kandidat untuk di crossover Crossover Metode yang sering digunakan adalah penyilangan satu titik Mutasi Mutasi yang digunakan adalah mengubah secara acak nilai suatu bit pada posisi tertentu Algoritma Genetika 34/35

Diagram alir algoritma genetika sederhana Algoritma Genetika 35/35