BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB 2. Landasan Teori

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang

OEDIPUS-KOMPLEKS PADA TOKOH MA KUN DALAM NOVEL TOKYO TAWĀ: OKAN TO BOKU, TOKIDOKI, OTON KARYA RIRI FURANKI

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori-teori Perkawinan dalam Masyarakat Jepang Sebelum Tahun 1946

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

Bab 2. Tinjauan Pustaka

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

難民認定申請書 ( 再申請用 ) Permohonan Untuk Memperoleh Status Pengungsi (Untuk Permohonan Ulang)

PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG. Oleh : Amaliatun Saleha NIP:

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

Bab 2 LANDASAN TEORI

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB 2 LANDASAN TEORI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB 2. Tinjauan Pustaka

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

BAB 2. Landasan Teori

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

ABSTRAK INDONESIA ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM KOMIK YAMATO NADESHIKO SHICHI HENGE KARYA TOMOKO HAYAKAWA

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI

BJ システムについて Mengenai BJ System

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

Bab 1. Pendahuluan. Jepang dikenal dan diakui oleh banyak negara sebagai salah satu negara maju dan

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam tradisi masyarakat Jepang hubungan sosial tidak hanya dilatarbelakangi oleh

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

KATA PENGANTAR. Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-nya, penulisan skripsi yang berjudul

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini

ANALISIS ALIH KODE CAMPUR KODE DALAM ANIME " DANSEI KOUKOUSEI NO NICHIJOU Ep.1 dan 3. Carla Amelia Iarr

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

Bab 2 Landasan Teori. Pada bab dua, penulis akan membahas teori-teori yang akan digunakan untuk

Bab 2. Landasan Teori. dan kata tattein yang berarti menempatkan. Jadi, secara etimologi berarti:

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KONTRASTIF MAKNA IDIOM BAHASA JEPANG DENGAN BAHASA INDONESIA YANG TERBENTUK DARI KATA ME (MATA) SKRIPSI OLEH DYAH RETNO WIGATI NIM

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

sosial pada masa Edo yang terdiri dari samurai ataushi ( 士 ), petani atau nō ( 農 ), buruh

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

Bab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab dua ini penulis akan membagi menjadi beberapa sub bab sesuai dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 2. Landasan Teori

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BAB III. keluar dari kamarnya. Satoshi adalah seorang NEET yang menarik diri dari masyarakat

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

Bab 2. Landasan Teori. Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. Jepang adalah salah satu negara yang sangat berhasil dalam menerapkan manajemen

KATA PENGANTAR. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan anugrah-nya penulisan skripsi

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

PEGGUNAAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) DALAM DRAMA ATTENTION PLEASE KARYA SATO YUICHI

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peran Suami dan Istri dalam Keluarga Jepang Setelah Perang Dunia II, ekonomi Jepang mengalami pertumbuhan pesat, hal ini mempengarungi bertambahnya jumlah jam kerja. Pemerintah menetapkan lamanya jam kerja yang dimiliki oleh pekerja dalam waktu satu minggu adalah 40 jam, kemudian dapat ditambah dengan jam kerja lembur yang tidak ditentukan lamanya. Jam kerja yang panjang tersebut, menyebabkan kurangnnya partisipasi peran ayah di dalam keluarga dan mengakibatkan wanita memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak dan melakukan tugas rumah tangga (Iwashita, 2011:41). Kimoto dalam Iwashita (2011:42) melakukan penelitian mengenai peran ayah di dalam keluarga, penelitian ini dilakukan melalui wawancara terhadap pekerja pria. Dikatakan bahwa anggota keluarga menikmati kekayaan materi yang diperoleh sebagai pengganti dari keberadaan ayah di dalam keluarga. Kemudian hal ini menjadi semakin kuat dan memberikan pengaruh yang besar terhadap cara kerja pekerja sebagai bagian dari sistem perusahaan yang berhubungan dengan program kesejahteraan dan promosi. Osawa dalam Iwashita (2011:42) juga mengatakan bahwa lingkungan keluarga tanpa kehadiran ayah, dipengaruhi oleh lamanya jam kerja yang dimiliki oleh pekerja. Hal ini dianalisis melalui sudut pandang peran ayah, yang menunjukkan bahwa penyebab kurangnya peran ayah dalam mendidik anak dan urusan rumah tangga adalah tuntutan pekerjaan, kemudian peran ayah di dalam rumah tersebut digantikan oleh ibu. Ochiai dalam Iwashita (2011:41) melakukan penelitian mengenai hubungan antara keluarga dengan tenaga kerja. Berdasarkan penelitian tersebut, dikatakan bahwa terdapat keterkaitan hubungan yang kuat antara keluarga dan tenaga kerja dengan pembagian kerja berdasarkan gender. Pria mencurahkan tenaganya untuk pekerjaan dan wanita mendedikasikan dirinya di dalam rumah, sehingga pria menjadi pemimpin dalam keluarga dan wanita pengikutnya. Pembagian kerja berdasarkan gender juga diungkapkan oleh Kubo (2009:276), yang mengatakan tugas suami untuk bekerja dan istri mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak. Dalam hal ini suami memiliki peran sebagai pencari 9

10 nafkah dan istri memiliki peran dalam urusan rumah tangga. Sehingga hal ini tentunya berpengaruh terhadap posisi suami sebagai kepala keluarga dan istri mendukung suami. 2.2 Konsep Ryosai Kenbo terhadap Peran Wanita dalam Keluarga Pada zaman Tokugawa, peran wanita hanya sekedar untuk melahirkan anak. Kemudian muncul pemahaman mengenai pentingnya pendidikan wanita yang dianggap dapat memberikan pengaruh dalam kemajuan negara. Dalam perkembangan pendidikan wanita di akhir era Meiji (1868-1912), prinsip ryosai kenbo sangat ditekankan sebagai gagasan terbaik dan dihormati sebagai satu-satunya tujuan pendidikan untuk wanita. Ryosai Kenbo diartikan sebagai istri yang baik dan ibu yang bijak, dengan harapan terhadap wanita untuk tidak bekerja di luar lingkungan rumah tangga mereka (Watanabe, 2011:25). Prinsip ryosai kenbo memberikan pengaruh yang besar terhadap tujuan pendidikan dari banyak jogakko. Jogakko merupakan sekolah SMA khusus wanita dengan sedikitnya kurikulum matematika dan bahasa Inggris, namun menekankan pada keterampilan menjahit dan pekerjaan rumah tangga. Pada tahun 1899, disahkannya undang-undang sekolah SMA khusus wanita yang menyatakan bahwa penyelesaian sistematis dari pendidikan berdasarkan pada prinsip ryosai kenbo, sehingga jogakko dianggap sebagai lembaga pelatihan untuk wanita menjadi ryosai kenbo (Watanabe, 2011:30). Kemudian di era Taisho (1912-1924), gagasan ryosai kenbo mendapat pengaruh dari berbagai negara Eropa, yakni gagasan tersebut semakin menekankan pada kontribusi wanita terhadap negara. Pria diharapkan untuk memberikan kontribusi secara langsung kepada negara, yakni sebagai pekerja industri dan mengambil bagian dalam angkatan bersenjata. Di sisi lain, wanita juga diharapkan untuk membantu suaminya dalam tugas rumah tangga serta memberikan generasi selanjutnya, sehingga secara tidak langsung wanita turut memberikan kontribusinya untuk negara. Hal ini menjadikan peran wanita sebagai keberadaan yang sangat dibutuhkan bagi negara (Watanabe, 2011:30). Pada era Showa (1925-1945), kebijakan ryosai kenbo diharapkan memberikan dampak yang baik untuk negara, yakni menyuburkan negara dan memperkuat militer. Sehingga konsep ini menjadi prinsip dasar bagi wanita untuk

11 mengambil bagian dalam kemajuan negara. Hal ini berkaitan erat dengan kontribusi pria dan wanita terhadap negara, yakni wanita dihimbau untuk mencurahkan perhatiannya pada keluarga, serta membantu dan mendukung suami mereka (Watanabe, 2011:31). Peran wanita sebagai istri sekaligus ibu, dianggap sebagai sumber kekuatan bagi negara untuk membina keluarga yang ideal dalam masyarakat. Wanita dihimbau agar merawat dan memberikan kasih sayangnya untuk keluarga, sehingga tercipta kebahagian dan kenyamanan di dalam rumah. Peran wanita sebagai istri yang baik adalah dengan cara mengikuti, mendukung dan patuh terhadap suami. Sedangkan peran wanita sebagai ibu yang bijak adalah dengan penuh kasih sayang membesarkan dan mendidik anak, sehingga moral anak bergantung pada pendidikan yang diajarkan oleh ibu. Micaela dan Nocedo (2012:8) mengungkapkan konsep ryosai kenbo mengalami perubahan setelah Perang Dunia II, hal ini disebabkan oleh perubahan sosial, ekonomi dan kependudukan yang dialami negara Jepang. Ochiai dalam Micaela dan Nocedo (2012:9), menjelaskan perubahan sistem ie ( 家 ) keluarga Jepang menjadi kakukazoku ( 核家族 ) atau keluarga inti memberikan dampak pada perubahan kependudukan masyarakat Jepang, Kemudian kondisi kependudukan tersebut memberikan dampak pada pesatnya pertumbuhan ekonomi Jepang. Kondisi ekonomi Jepang pada masa tersebut, memberikan pengaruh terhadap menurunnya partisipasi pekerja wanita. Mayoritas wanita Jepang pada masa tersebut, setelah menikah memutuskan untuk berhenti bekerja, kemudian setelah anak mereka besar, mereka akan kembali berkerja lagi dan pada umumnya mereka akan memilih pekerjaan paruh waktu (Micaela dan Nocedo, 2012:9). 2.3 Disharmonisasi Keluarga Pernikahan merupakan penggabungan dua individu menjadi satu. Hal ini juga diungkapkan oleh Omari dalam Esere (2003:26), yang mengatakan pernikahan sebagai penyatuan secara resmi antara pria dan wanita sebagai suami dan istri. Di dalam penikahan terbina sebuah keluarga yang berfungsi untuk memberikan perlindungan dan kasih sayang untuk setiap anggota keluarga. Alhassan dalam Esere (2003:26) mengatakan bahwa pernikahan menjadi sebuah lembaga sosial yang membentuk dua individu yang berbeda ke dalam suatu

12 keluarga. Perbedaan individu yang dimiliki pasangan tersebut dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya dishamonisasi dalam keluarga. Pengertian disharmonisasi keluarga dikemukakan oleh Esere (2003:26) sebagai sebuah indikasi yang menunjukkan adanya perselisihan di dalam hubungan antara suami dan istri. Perselisihan diantara suami-istri dapat memungkinkan kedua belah pihak untuk saling menyakiti satu sama lain atau bahkan memaafkan dan melupakan, sehingga pada akhirnya perselisihan tersebut menunjukkan adanya sebuah hubungan penting diantara pasangan. Menurut Esere (2003:27), penyebab disharmonisasi keluarga dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu : 1. Perbedaan Individu (Individual Differences) : Dalam hubungan pernikahan, setiap pasangan memiliki karakter yang berbeda-beda tergantung pada individu masing-masing. Perbedaan karakter tersebut dapat meningkatkan kencendrungan yang tinggi terhadap terjadinya disaharmonisasi keluarga, dibandingkan dengan pasangan yang memiliki kepsribadian yang mirip antar satu sama lain. 2. Ketidakdekatan Emosi (Emotional Closeness) : Dalam hubungan suami-istri, ketidakdekatan emosi dapat menjadi penyebab terjadinya disharmonisasi keluarga. Kesalahpahaman, frustasi, persaingan dan kemarahan dapat mengakibatkan hubungan antara pasangan menjadi buruk. 3. Harapan dan Norma (Expectations and Norms) : Bagi pasangan harapan dan norma yang mereka miliki sering dijadikan sebagai dasar untuk memberikan penilaian terhadap pasangan. Peran gender yang tidak sesuai, rutinitas dalam kehidupan penikahan, serta harapan yang berlebihan terhadap pasangan dapat menimbulkan adanya ketidaksepahaman. Ketika terjadi ketidaksepahaman terhadap norma atau harapan yang dimiliki oleh pasangan, maka akan terjadi perselisihan yang menimbulkan disharmonisasi keluarga. 4. Pikiran Irasional (Irrational Thinking) : Pikiran yang tidak logis dan tidak realistis dapat membuat hubungan antara pasangan menjadi buruk. Pikiran tersebut dapat menimbulkan konflik dan perilaku disfungsional, terutama dalam hubungan pernikahan.

13 Selain itu, hal ini juga dapat menyebabkan asumsi yang salah dalam pikiran pasangan. 5. Pernyataan yang Mutlak (Absolute Statements) : Pasangan yang mengharapkan hubungan timbal balik diantara kedua pihak, biasanya tidak menyadari bahwa ekspektasi yang dimilikinya salah. Sehingga ketika terjadi perbedaan antara kenyataan dengan hal yang diharapkannya, hal ini akan menjadi pemicu terjadinya konflik dalam hubungan pernikahan yang merupakan bagian dari disharmonisasi keluarga. Alhassan dalam Esere (2003:27) juga menambahkan bahwa perselisihan, kesalahpahaman dan frustrasi merupakan hal yang wajar terjadi dalam hubungan rumah tangga. Pasangan suami-istri yang hidup bersama selama bertahun-tahun pasti akan mengalami konflik dalam keluarga. Apabila salah satu pihak bersikap terus mengalah terhadap konflik tersebut, dalam jangka waktu yang panjang hal ini akan memberikan dampak buruk dalam hubungan keluarga. Sehingga konflik tersebut harus ditanggapi, kemudian pasangan saling berusaha mengurangi konflik dengan cara memperbaiki kesalahan. Konflik yang terjadi dalam hubungan pernikahan memiliki tingkat yang berbeda-beda sesuai dengan perselisihan yang terjadi di dalam keluarga. Menurut Ibid dalam Jent (2005:113), disharmonisasi keluarga terbagi menjadi lima tingkat, yaitu : 1. Konflik Tersembunyi (Concealed Conflict) : Suami atau istri yang berusaha menyembunyikan konflik dari pasangan, memiliki perasaan takut jika konflik diungkapkan kepada pasangan. Perasaan takut ini dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, yaitu takut mengecewakan pasangan, takut mengalami penolakan dari pasangan dan takut menyakiti pasangan. 2. Konflik secara Terbuka (Overt Conflict) : Konflik yang terjadi diantara pasangan saling diungkapkan dan dinyatakan secara jelas kepada pasangan. Kedua pihak saling mengungkapkan amarahnya dan tidak menyangkal terjadinya konflik.

14 3. Konflik Kronis (Chronic Conflict) : Hubungan suami-istri mengalami konflik yang diakibatkan adanya masalah diantara pasangan. Masalah tersebut menjadi semakin rumit dan terus terjadi karena tidak dapat terselesaikan. 4. Konflik Progresif (Progressive Conflict) : Pasangan mengalami konflik yang terus-menerus terjadi dalam hubungan pernikahan. Konflik tersebut disebabkan adanya masalah yang semakin memburuk dan terus berlanjut, kemudian ditambah lagi dengan terjadinya masalah yang baru. 5. Konflik menjadi Kebiasaan (Habitual Conflict) : Konflik diantara pasangan menjadi suatu kebiasaan, karena terjadi dalam intensitas yang sangat sering. Sehingga membuat pasangan mengalami tekanan yang besar, hingga akibatnya memberikan dampak pada kejiwaan mental dalam diri pasangan. 2.4 Konsep Natsukashisa Natsukashisa ( 懐かしさ ) dapat diartikan sebagai nostalgia. Natsukashisa atau nostalgia memiliki keterkaitan dengan masa lalu. Istilah nostalgia pada awalnya merupakan suatu istilah yang digunakan dalam dunia medis. Menurut Hofer dalam Horiuchi (2007:197), pada mulanya nostalgia digunakan untuk istilah yang mengarah pada gejala homesick. Kata nostalgia berasal dari bahasa Yunani, yaitu notos ( 帰郷 ) yang memiliki arti pulang ke rumah, dan algia ( 痛み ) yang berarti sakit atau kesedihan. Definisi nostalgia sendiri berbeda-beda menurut para ahli, salah satunya yaitu menurut Jameson dalam Horiuchi (2007:197), dia menilai konsep nostalgia dari bidang kritik kesusasteran, yaitu secara umumnya nostalgia pada sekarang ini merupakan kumpulan dari gambaran masa lalu yang bersifat estetis dan diwujudkan dalam dunia bisnis. Dari definisi ini, tentunya berbeda jauh dengan konsep nostalgia yang berhubungan dengan penyakit. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Davis dalam Wilson (2005:22), yang mengatakan bahwa nostalgia telah berubah dari penyakit, menjadi sebuah emosi yang merindukan masa lalu. Emosi yang muncul berupa cinta (love), kecemburuan (jealousy), dan ketakutan (fear) dengan kondisi seperti melankolis, kepanikan yang

15 berlebihan (obsessive compulsion) atau ketakutan terhadap tempat sempit (claustrophobia). Wilson (2005:22) mengatakan bahwa ketika seseorang memiliki kenangan yang bersifat nostalgia, berupa hal yang menyenangkan di masa lalu dan kenyataannya dia tidak berada pada situasi tersebut, maka akan muncul perasaan sedih dan kehilangan dalam dirinya. Sehingga Wilson (2005:36) menyimpulkan bahwa nostalgia merupakan sebuah emosi yang merindukan masa lalu dan merupakan kunci yang menghubungkan antara pembelajaran di masa lalu dan kebutuhan di masa sekarang. Definisi natsukashisa / nostalgia yang berkaitan dengan masa lalu juga dikemukakan oleh Kaplan dalam Konno dan Yoshikawa (2011:186), yaitu : 懐かしさは 過去の特定の記憶と関連する高揚した精神状態や高揚した気分をもたらす感情 Terjemahan : Nostalgia adalah perasaan yang memperkuat suasana hati dan membangkitkan semangat terhadap hal yang berhubungan dengan kenangan khusus di masa lalu. Perasaan nostalgia berhubungan dengan kenangan khusus yang terjadi pada masa lalu. Kenangan khusus tersebut berupa hal menyenangkan yang bersifat positif. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Berman dan Holbrook dalam Konno dan Yoshikawa (2011:186), yang mengatakan bahwa terdapat emosi yang postif dalam natsukashisa / nostalgia, yakni sebagai berikut : 昔慣れ親しんた ものや行為に対する好意的な感情や回想時に生し るホ シ ティフ な感情体験とされている Terjemahan : Perasaan nostalgia dianggap sebagai pengalaman pribadi yang positif, menyebabkan perasaan mengenang hal-hal yang baik terhadap pengalaman di masa lalu. Konno dan Yoshikawa (2011:186) menggambarkan emosi positif yang terkandung dalam perasaan natsukashisa berupa perasaan santai yang menenangkan, seperti misalnya perasaan ketika seseorang sedang mendengarkan lagu kesukaannya, mendengar suara kicauan burung pada pagi hari atau suara air sungai mengalir.

16 Menurut Kaplan dalam Konno dan Yoshikawa (2011:186), terdapat natsukashisa normal ( 正常な懐かしさ ) dan natsukashisa abnormal ( 病的な懐かし さ ). Natsukashisa normal ( 正常な懐かしさ ) diartikan sebagai pengalaman pribadi yang berkaitan dengan hal yang diterima pada masa lalu. Sedangkan pengertian dari natsukashisa abnormal ( 病的な懐かしさ ) adalah keinginan yang sangat besar untuk mengulang kembali pengalaman pribadi yang pernah terjadi di masa lalu, karena tidak bisa menerima keadaan diri sendiri pada saat ini. Nagata dalam Konno dan Yoshikawa (2011:186), menjelaskan penyebab dari natsukashisa abnormal ( 病的な懐かしさ ), sebagai berikut : 寂しさや苦悩なと への対処として回想を頻繁に行う高齢者は 現在の満足度や人生における満足度か 低く 人生を統合することか 困難て 死に対する不安傾向か 強いことを見出した この場合の回想は おそらく病的な懐かしさをともなったものて あると考えられる Terjemahan : Orang tua yang sering mengalami kesepian, kesedihan dan lainnya, memiliki tingkat kepuasan yang rendah terhadap kehidupan dan keadaan yang mereka hadapi pada saat ini, serta karena mereka sulit untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan, mengakibatkan munculnya kecemasan yang kuat terhadap kematian. Sehingga situasi seperti ini, memungkinkan untuk terjadinya nostalgia abnormal. Dalam penjelasan tersebut, dikatakan bahwa natsukashisa abnormal dilakukan untuk mengatasi perasaan kesepian dan kesedihan. Pada umumnya perasaan tersebut dialami oleh orang tua, dalam keadaan mereka yang merasa tidak puas terhadap kehidupan yang sedang mereka jalani. Perasaan tidak puas tersebut, membuat mereka mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupannya, sehingga muncul perasaan cemas yang kuat terhadap kematian.