ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN GELANDANGAN DI KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI DINAS SOSIAL, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SEMARANG (UPAYA PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN BERBASIS CLUSTER)

ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN KEBENCANAAN DI KOTA SEMARANG (STUDI BANJIR DAN ROB) Penyusun : INNE SEPTIANA PERMATASARI D2A Dosen Pembimbing :

Analisis Strategi Pembinaan Atlet oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pati ABSTRAK

STRATEGI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH. (Studi Kasus: Kawasan Kaligawe, Semarang) Oleh Agustina Rahmawati. Nim :D2A Jurusan: Administrasi Publik

ARTIKEL STRATEGI PENGELOLAAN ANGKUTAN UMUM JALAN RAYA DI KOTA SEMARANG. Agatha, Nurcahyanto, Musawa

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat,

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PENATAAN KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG

ARTIKEL STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DI DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DI KOTA TEGAL

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN

ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL BANGSRI DI DINAS KOPERASI, UMKM DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN JEPARA

ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN ANAK JALANAN DI KOTA SEMARANG

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN KUDUS

Strategi Pengembangan Pasar Tradisional di Kota Semarang

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

Pengembangan Wisata Benteng Portugis Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Jepara

BAB III METODE KAJIAN

Distinctive Strategic Management

BAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d.

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

Strategi Pengembangan Pariwisata Kabupaten Jepara

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

ABSTRACT. Keyword: Empowering Strategies of Social, Youth and Sport Local Service in Semarang City, SWOT analysis, Litmus Test.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

Matriks SWOT Merumuskan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan Kabupaten Luwu

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama Peningkatan Ketahanan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global Malang, 17 Mei

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pengelolaan Dana Zakat Di. berikut: yang pertama yaitu wawancara kepada manager BAZNAS

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

ANALISIS SWOT : PENGELOLAAN SUMBER DAYA APARATUR

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN SEMARANG

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR ISTILAH (GLOSSARY)... vii

Manajemen Relokasi Pedagang Kaki Lima Taman Menteri Supeno di Kota Semarang

KATA PENGANTAR. Kepala Badan Pengawasan, Dr. H.M. SYARIFUDDIN, SH., MH.

IV. METODE PENELITIAN

Analisis Pengembangan Strategi Penanganan Gelandangan dan Pengemis oleh Dinas Sosial Pemuda dan Olahraga di Kota Semarang

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

JURNAL ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN PASAR JOHAR OLEH DINAS PASAR KOTA SEMARANG. Oleh: Bekti Rahayu, R. Slamet Santoso, Maesaroh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

: Strategi, Analisis Lingkungan, Analisis SWOT, Tes Litmus

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

IV. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (1993:10), penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

PANDUAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI STRATEGIS

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir,

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI

ANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN STARTEGI PERPUSTAKAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mamuju

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Agroindustri Mie Musbar Jalan

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

VI. PERUMUSAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang baik dan transparan, walaupun perencanaan yang baik dapat dibuat

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

Transkripsi:

ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN GELANDANGAN DI KOTA SEMARANG Intan, Nurcahyanto, Musawa Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro JL. Prof. Soedarto, SH Tembalang ABSTRAKSI Masalah sosial seperti gelandangan merupakan fenomena sosial yang tidak bisa dihindari keberadaannya dalam kehidupan masyarakat, terutama yang berada di daerah perkotaan. Salah satu faktor yang dominan mempengaruhi perkembangan masalah ini adalah kemiskinan. Masalah kemiskinan di Indonesia berdampak negatif terhadap meningkatnya arus urbanisasi dari daerah pedesaan ke kota-kota besar, sehingga terjadi kepadatan penduduk. Terbatasnya lapangan pekerjaan, pengetahuan dan keterampilan menyebabkan mereka banyak yang mencari nafkah untuk mempertahankan hidup dan terpaksa menjadi gelandangan. Jumlah gelandangan di Kota Semarang meningkat dari tahun 2009 ke 2010 yaitu sebanyak 44 orang menjadi 60 orang ini disebabkan Kota Semarang sebagai tujuan para urban mencarari lapangan pekerjaan. Penelitian ini mengidentifikasikan nilai-nilai strategis dalam penanganan gelandangan di Kota Semarang, menganalisis lingkungan strategis dan merumuskan strategi yang dapat berfungsi secara efektif dan efisien dalam penanganan gelandangan di Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan metode manajemen strategik untuk mengungkapkan isu-isu strategis secara intensif dan mendalam dan komprehensif. Melalui Analisis SWOT dan Uji Litmus sebagai instrumen untuk mengukur lingkungan dan mendapatkan strategi yang diperlukan dalam pengoptimalan dalam penanganan gelandangan di Kota Semarang Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penanganan gelandangan di Kota Semarang belum dapat dikatakan optimal, sehingga dibutuhkan strategi untuk meminimalisir kondisi tersebut. Strategi yang disarankan adalah pengoptimalan peran Balai Among Jiwo yang satu-satunya Balai yang dikelola oleh Pemerintah Kota Semarang tidak hanya untuk tempat penampungan gelandangan psikotik saja, tetepi juga untuk gelandangan yang non psikotik, serta meningkatkan kembali koordinasi dan kerjasama antara Satpol PP dalam masalah operasi di lapangan. Kata kunci: Strategi Penanganan gelandangan, analisis SWOT, uji Litmus 1

A. PENDAHULUAN Masalah sosial seperti gelandangan merupakan fenomena sosial yang tidak bisa dihindari keberadaannya dalam kehidupan masyarakat, terutama yang berada di daerah perkotaan. Salah satu faktor yang dominan mempengaruhi perkembangan masalah ini adalah kemiskinan. Masalah kemiskinan di Indonesia berdampak negatif terhadap meningkatnya arus urbanisasi dari daerah pedesaan ke kota-kota besar, sehingga terjadi kepadatan penduduk. Terbatasnya lapangan pekerjaan, pengetahuan dan keterampilan menyebabkan mereka banyak yang mencari nafkah untuk mempertahankan hidup dan terpaksa menjadi gelandangan. Jumlah gelandangan di Kota Semarang meningkat dari tahun 2009 ke 2010 yaitu sebanyak 44 orang menjadi 60 orang ini disebabkan Kota Semarang sebagai tujuan para urban mencarari lapangan pekerjaan. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti merumuskan beberapa permasalahan yaitu bagaimana strategi Pemerintah Kota Semarang dalam upaya menangani gelandangan di Kota Semarang? dan apa sajakah faktor yang mendorong dan menghambat pelaksanaan strategi penanganan gelandangan di Kota Semarang dan bagaimana usaha untuk menangani hambatan tersebut? Tujuan dari penelitian ini adalah Merumuskan strategi penanganan gelandangan di kota Semarang, mengidentifikasikan faktor pendorong dan penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan strategi penananganan gelandangan di Kota Semarang, dan bagaimana merumuskan strategi penanganan gelandangan di Kota Semarang? 2

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang manajemen Strategi 1. Administrasi Publik Dalam arti luas Administrasi publik menurut Nicholas Henry (adm publik, 2009) adalah suatu kombinasi teori dan praktek. Tujuannya adalah untuk memajukan suatu pemahaman tentang pemerintah dan hubungannya dengan rakyatnya, yang pada gilirannya akan memajukan kebijakan-kebijakan publik yang lebih responsif terhadap tuntutan-tuntutan sosial dan untuk menetapkan praktek-praktek manajemen yang efisien, efektif, dan lebih manusiawi. 2. Manajemen Publik Sondang P. Siagian mengemukakan manajemen sebagai Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu dalam rangka pencapaian tujuan melalui usaha atau kegiatan orang lain. (Administrasi Publik, Damai Darmadi : 2009) 3. Strategi Menurut J. Salusu ( Dalam buku Pengambilan Keputusan Stretejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit, J. Salusu: hal.100) strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan 4. Manajemen Strategi Manajemen strategi sering didefinisikan serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian organisasi tersebut 3

(Siagian,1995:15) 5. Visi Misi Visi menurut Helgeson (dalam Salusu, 2005: 129) adalah menjelaskan bagaimana rupa yang seharusnya dari suatu organisasi kalau ia berjalan dengan baik. Misi menurut (Kotler et al., 1987) adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani nilai nilai yang dapat diperoleh, serta aspirasi dan cita cita di masa depan. 6. Perencanaan Strategis Perencanaan Strategis menurut Olsen dan Eadie (1982:4) yang dikutip Bryson yaitu sebuah upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi (atau entitas lainnya, apa yang dikerjakan organisasi (atau entitas lainnya), dan mengapa organisasi (atau entitas lainnya) mengerjakan hal seperti itu. 7. Analisis Lingkungan Strategis Analisis lingkungan strategis terdiri dari dua, yaitu Lingkungan Internal dan Lingkungan eksternal. Lingkungan internal Identifikasi dari berbagai faktor yang berasal dari dalam organisasi, sedangkan lingkungan eksternal Identifikasi beberapa faktor yang menyangkut peluang dan ancaman yang berasal dari luar organisasi (Manajemen Modern untuk Sektor Publik, Tangkilisan, 2003:14-15) 8. Isu strategis 4

Isu strategis adalah pilihan kebijakan mendasar yang mempengaruhi mandat, visi, misi, nilai, tingkat dan kombinasi pelayanan, klien biaya organisasi (Bryson 2007:171) 9. Swot Strength weaknesses opportunities threats (SWOT/TOWS) matrix merupakan matcing tool yang membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi (Salusu 2000: 356). 10. Litmus test Litmus test berguna untuk mengembangkan beberapa ukuran tentang bagaimana strategisnya isu tersebut. Tes Litmus digunakan oleh Hannepin Country untuk menyaring isu-isu strategis. Isu yang benar-benar strategis adalah isu yang mamiliki skor tinggi pada semua dimensi, sedangkan isu yang operasional adalah isu dengan skor rendah dalam semua dimensi. (Bryson 2007:185) Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan nara sumber dari Dinas Sosial Pemuda dan Olahraga serta Balai milik Dinas yaitu Balai Among Jiwo dan juga Satpol PP. Alat yang digunakan untuk menganalisis adalah analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats) digunakan untuk menentukan isu isu strategis dalam penanganan gelandangan di Kota Semarang. Isu strategis yang ada dievaluasi dengan menggunakan Litmus Test untuk menentukan tingkat kestrategisan dari isu isu tersebut. 5

B. PEMBAHASAN Faktor yang menjadi pendukung dalam penanganan gelandangan di Kota Semarang didapatkan dari kekuatan organisasi dan peluang yang ada, yaitu sebagai berikut: Kesesuaian visi dan misi dengan kondisi Pelaksanaan misi guna pencapaian visi Kualitas SDM yang cukup memadai Pelayanan Dinas dan Balai kepada gelandangan yang ditampung. Fungsi Dinas sebagai pemegang policy dan penyedia aksebilitas Dukungan dari pemerintah khususnya dalam meresmikan Balai Among Jiwo Pelibatan dinas-dinas lain dalam penanganan gelandangan di Kota Semarang Sedangkan faktor yang menjadi penghambat dalam penanganan gelandangan di Kota Semarang didapatkan dari kelemahan organisasi dan ancaman yang ada, yaitu sebagai berikut: Kuantitas SDM kurang memadai Anggaran yang kurang Belum ada tenaga ahli psikolog dalam Balai Sarana dan prasarana Balai kurang memadai 6

Balai hanya digunakan untuk tempat penampungan gelandangan psikotik saja Belum adanya keterampilan yang diberikan di Balai Belum adanya perda yang mengatur tentang gelandangan di Kota Semarang Kurangnya kesadaran dan peran sertamasyarakat dalam penanganan gelandangan Karaktersistik gelandangan yang sulit ditangani dan diberi penyuluhan Kota semarang sebagai tempat tujuan para gelandangan Setelah melakukan identifiksi mengenai faktor pendukung dan penghambat mengenai penanganan gelandangan di Kota Semarang, selanjutnya menentukan apa saja isu isu strategis yang ada dalam penanganan permukiman kumuh di Kota Semarang. Isu isu strategis ini diperoleh dari hasil interaksi antara lingkungan internal dan eksternal dalam matriks SWOT. Hasil analisis ini akan menghasilkan 4 macam strategi yaitu S-O, S-T, W-O dan W-T. Berikut hasil identifikasi isu isu strategis penanganan gelandangan di Kota Semarang: a. Strategi S-O Peningkatan pelayanan Balai melalui kerjasama berbagai sektor (swasta maupun dinas lain) Peningkatkan peran masing-masing stekholder (dinas, Balai, rumah sakit, satpol PP) untuk mewujudkan kota Semarang bebas dari gelandangan. b. Strategi S-T Peningkatan arus koordinasi antara berbagai stekholder untuk mengatasi tidak adanya Perda 7

Peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat oleh Dinsospora dalam mengubah pandangan mereka terhadap gelandangan. c. Strategi W-O Peningkatan kuantitas SDM di Dinsospora dan Balai Peningkatan kerjasama antara berbagai sektor usaha untuk mengatasi minimnya dana d. Strategi W-T Peningkatan peran Balai melalui pemberian keterampilan kepada gelandangan Pembuatan Perda yang mengatur tentang teknis pelaksanaan, koordinasi, monitoring, evaluasi dan penggaran dalam penanganan gelandangan Selanjutnya dalam menentukan prioritas strategi digunakan uji limus (litmus test) untuk menentukan tingkat kestrategisan dari isu isu strategis yang ada. Pengujian ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan dengan bobot skor antara 1 sampai 3, kemudian dijumlahkan. Jumlah nilai tersebut kemudian dikategorikan, apakah strategi itu bersifat operasional (1-13), moderat (14-26) dan strategis (27-39). Hasil evaluasi isu isu strategis menghasilkan 2 kategori yaitu strategi yang bersifat moderat sebanyak 4 strategi dan strategi yang bersifat strategis sebanyak 4 strategi. Berikut hasil uji litmus tentang strategi penanganan gelandangan di Kota Semarang: a. Strategi bersifat strategis: 1. Peningkatan pelayanan Balai melalui kerjasama berbagai sektor (swasta maupun dinas lain) (35) 8

2. Peningkatkan peran masing-masing stekholder (34) 3. Pembuatan Perda yang mengatur tentang teknis pelaksanaan, koordinasi, monitoring, evaluasi dan penganggaran dalam penanganan gelandangan. (33) 4. Pegoptimalan peran Balai melalui pemberian keterampilan gelandangan yang ditampung. (32) b. Strategi bersifat moderat 1. Pengoptimalkan anggaran melalui kerjasama dengan pihak swasta (26) 2. Peningkatan arus koordinasi antara berbagai stekholder untuk mengatasi tidak adanya Perda (25) 3. Peningkatan jumlah atau kuantitas SDM di Dinsospora dan Balai Among Jiwo (24) 4. Peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat oleh Dinsosopora dalam mengubah pandangan masyarakat terhadap gelandangan. (22) C. PENUTUP Untuk menunjang keberhasilan penanganan gelandangan di Kota Semarang, berikut saran yang dapat diberikan: 1. Pengotimalan Kualitas dan Kuantitas SDM di Dinas dan Balai Hendaknya ditingkatkan jumlah SDM di Dinsospora supaya tidak melebihi beban kerja yaitu menangani 27Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Selain itu, di Balai ditambah jumlah tenaga honorer dan tenaga psikolog. Karena dengan adanya SDM yang cukup dapat menangani gelandangan di Balai dengan optimal. 9

2. Minimnya anggaran dinas Meningkatkan jumlah anggaran untuk penanganan gelandangan Dinsosopora kepada Balai. Dana yang digunakan untuk Balai sakarang ini hanya sebatas untuk makan saja. Ke depannya anggaran supaya dapat menjangkau pemberian keterampilan dan pemenuhan kesehatan gelandangan seperti pemeriksaan rutin. 3. Pengoptimalan sarana dan prasarana Sarana dan prasarana yang telah ada sebisa mungkin dapat digunakan dengan optimal dengan Balai yang baru tentunya sarana dan prasara akan lebih memadai. 4. Penggunaan Balai Among Jiwo tidak hanya untuk gelandangan psikotik tetapi gelandangan non psikotik Ke depannya Balai Among Jiwo supaya dapat menampung tidak hanya untuk gelandang psikotik saja tetapi juga untu gelandangan non psikotik, supaya pemerintah kota semarang juga dapat menjangkau semua gelandangan di Kota Semarang. 5. Pemberian keterampilan untuk gelandangan di Balai Among Jiwo. Pemberian keterampilan dimaksudkan untuk menggali potensi gelandangan itu sendiri dan agarmereka mempunyai kegiata di dalam Balai. Pemberian keterampilan juga bisa memberikan pemasukan dana apabila kegiatan itu rutin dilaksanakan. 6. Media informasi yang kepada masyarakat Perlunya informasi kepada masyarakat supaya masyarakat mengetahui cara memperlakukan gelandangan melalui sosialisasi, penyebaran pamflet ataupun lewat pembuatan website. 10

7. Tidak adanya Peraturan Daerah Tidak adanya payung hukum yang menaungi penanganan gelandangan di Kota Semarang hendaknya disikapi dengan pemahaman kesepakatan wewenang dan tugas masing-masing lembaga terkait. Selain itu juga melalui bentuk koordinasi yang intens dan kontinyu. Daftar Pustaka Damadi, Damai. 2009. Administrasi Publik. Yogjakarta: laksbag Pressindo Salusu, J. 2000. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk organisasi. Jakarta: Grasindo Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Stratejik. Jakarta : Bumi Aksara Aime Heene, dan tim. 2010. Manajemen Strategik Keorganisasian Publik. Bandung :Refika Aditama Bryson, Jhon M. 2007. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 11