SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYES

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT MENTAL PADA ANAK MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYES

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELITUS MENGGUNAKAN TEOREMA BAYES

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT BUAH NANAS MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYES BERBASIS WEB

PERANCANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI HAMA PADA TANAMAN ALPUKAT BERBASIS WEB MENGGUNAKAN TEOREMA BAYES NASKAH PUBLIKASI

Diagnosa Jenis Tuberculosis Dengan Algoritma Bayes

Sistem Pakar Deteksi Diabetes Mellitus Menggunakan Metode Bayesian Berbasis Web

DIAGNOSA PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN (THT) PADA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE ANDROID

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PENDAFTARAN PASIEN DI PUSKESMMAS PADANG PASIR KECAMATAN PADANG BARAT

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR DENGAN METODE WEIGHTED PRODUCT

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Madiun, untuk mendapatkan gambaran kondisi tempat penelitian secara umum,

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Materi 5 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya

IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

IV. METODE PENELITIAN

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

PENGARUH VARIASI PELUANG CROSSOVER DAN MUTASI DALAM ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH KNAPSACK. Sutikno

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

PENGEMBANGAN MODEL ANALISIS SENSITIVITAS PETA KENDALI TRIPLE SAMPLING MENGGUNAKAN UTILITY FUNCTION METHOD

POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan

III. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penarikan Sampel Acak Sederhana

Bab 7 Penyelesaian Persamaan Differensial

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

UKURAN PEMUSATAN DATA

Perbandingan Power of Test dari Uji Normalitas Metode Bayesian, Uji Shapiro-Wilk, Uji Cramer-von Mises, dan Uji Anderson-Darling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah

BAB 2 TINJAUAN TEORI

Bab III Metoda Taguchi

MODUL PRAKTIKUM Statistik Inferens (MIK 411)

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

TEORI PENAKSIRAN. Bab 8. A. Pendahuluan. Kompetensi Mampu menjelaskan dan menganalisis teori penaksiran

III. METODELOGI PENELITIAN

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Semiar Nasioal Tekologi Iformasi da Multimedia 2016 SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYES Ibu Titto Dessetiadi 1), Ade Pujiato 2), M. Gustafiato Ardi 3) 1), 2, 3) Tekik Iformatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Rig road Utara, Codogcatur, Slema, Yogyakarta 55281 Email : ibu.d@studets.amikom.ac.id 1), ade.pujiato@studets.amikom.ac.id 2), gustafiato.a@studets.amikom.ac.id 3) Abstrak Sistem pakar adalah cabag kecerdasa buata yag megguaka pegetahua/ kowledge khusus utuk memecahka masalah pada level huma expert/pakar. Salah satu peerapa sistem pakar dalam bidag kedoktera adalah utuk melakuka diagosa peyakit. Pada makalah ii dilakuka peracaga da pembuata sistem pakar yag diguaka utuk membatu meetuka diagosa suatu peyakit yag diawali dari gejala utama peyakit paru-paru serta meetuka sara atau solusi pegobata kepada pasie. Masalah ketidakpastia pegetahua dalam sistem pakar ii diatasi dega megguaka metode probabilitas Bayesia. Proses peetua diagosa dalam sistem pakar ii diawali dega sesi kosultasi, dimaa sistem aka megajuka pertayaa-pertayaa yag releva kepada pasie sesuai gejala utama peyakit paru-paru. Hasil akhir dari makalah ii adalah sebuah sistem pakar utuk melakuka diagosa peyakit paru-paru beserta ilai probabilitas dari peyakit hasil diagosa, yag meujukka tigkat kepercayaa sistem terhadap peyakit tersebut da sara atau solusi pegobata kepada pasie. Kata kuci: Sistem Pakar, Diagosa, Peyakit-Paruparu. 1. Pedahulua Paru-paru sebagai pompa satu-satuya utuk sistem perapasa adalah orga yag sagat petig bagi berlagsugya kehidupa. Namu masih bayak orag yag kurag peduli dega kesehata paru-paru, hal ii meyebabka bayak orag yag teridikasi mederita peyakit paru-paru, atara lai Tuberkolosis, Brokitis, PPOK (Peyakit Paru Obstrukti Krois), da Peumoia (radag paru-paru) [1]. Bayakya jumlah pederita paru-paru dega jumlah dokter spesialis paru-paru yag tidak seimbag meyebabka bayak pasie pederita paru-paru harus berlama-lama meuggu dokter spesialis datag. Selai itu pederita peyakit paru-paru juga harus megeluarka biaya yag mahal utuk berkosultasi dega dokter spesialis. Sistem pakar (expert sistem) adalah sist em yag berusaha megadopsi pegetahua mausia ke komputer, agar komputer dapat meyelesaika masalah seperti yag biasa dilakuka oleh para ahli [2]. Salah satu alteratif pegguaa sistem pakar utuk membatu mediagosa gejala awal peyakit paru-paru yaitu dega metode Bayes. Sistem ii dapat diguaka di puskesmas sebagai asiste dokter umum. Dega adaya sistem ii diharapka dapat membatu dalam mediagosa gejala awal peyakit paru-paru pasie tapa perlu datag ke dokter spesialis melaika haya perlu datag ke puskesmas terdekat dega biaya yag relatif lebih murah. 1.1 Perumusa Masalah Berdasarka uraia latar belakag diatas, maka dapat dirumuska sebagai berikut: a. Bagaimaa membagu sebuah sistem pakar utuk mediagosa peyakit paru-paru yag sederhaa sehigga dapat membatu megetahui peyakit yag diderita pasie. 1.2 Tujua Peelitia ii bertujua utuk : a. Melakuka racag bagu Sistem Pakar Utuk Mediagosa Peyakit Paru-Paru b. Meracag sistem pakar yag mampu memberika sara berdasarka gejala yag diiputka user. 1.3 Tijaua Pustaka Berdasarka peelitia sebelumya, telah diracag Sistem Pakar yag dibuat oleh Asiyah [3], referesi sistem pakar di bidag kesehata gigi. Sistem ii megguaka dialog iteraktif juga atara pemakai dega sistem pakar, yaitu sistem utuk mediagosa peyakit gigi pasie. Gejalagejala peyakit gigi yag dialami pasie sebagai baha masuka, kemudia mesi iferesi aka megolah selayakya pakar sehigga aka meghasilka suatu kesimpula peyakit gigi apa yag diderita oleh pasie tersebut, selai itu sistem 3.4-25

Semiar Nasioal Tekologi Iformasi da Multimedia 2016 ii juga aka memberika kosultasi da sara bagi pasie utuk melakuka perawata gigi. Sistem Pakar P(E) : Probabilitas awal (priori) bukti E terjadi tapa memadag hipotesis / bukti yag lai. 1.4 Metode Pegumpula Data Sistem pakar adalah sistem yag berusaha megadopsi pegetahua mausia (Pakar) ke komputer, sehigga komputer dapat meyelesaika permasalaha tersebut layakya seorag pakar[2]. Sampai saat ii sudah bayak sistem pakar yag dibuat. Kemampuaya utuk memberika keputusa seperti seorag pakar di dalam bidag tertetu merupaka salah satu hal yag diperluka oleh mausia dalam berbagai aspek kehidupa. Sistem pakar dibuat pada domai pegetahua tertetu utuk suatu kepakara tertetu yag medekati kemampua mausia di salah satu bidag. Sistem pakar mecoba mecari solusi yag memuaska sebagaimaa yag dilakuka seorag pakar. 2. Pembahasa Ada beberapa pertimbaga megguaka sistem pakar. Dibawah ii sebagia dari pertimbaga yag utama : Tabel 1.Gejala Masig-Masig Peyakit Paru-Paru a. Membatu melestarika cagar alam pegetahua da keahlia pakar. b. Jika keahlia adalah lagka, mahal atau tak terbatas. c. Mudah diguaka walaupu buka seorag ahli. Tahapa Pegumpula data dega pakar pada umuya meliputi hal-hal sebagai berikut : Studi literatur, yaitu studi peelitia-peelitia sebelumya yag perah dilakuka oleh para peeliti dega domai yag hampir mirip. Jeis Peyakit Paru-paru yag aka coba didiagosa dalam makalah ii ada 7, yaitu : Radag Paru-paru, Legioaries, Tuberkulosis (TB), Asma, Brokitis, Emfisema, Kaker Paru-paru. Gejala dari masigmasig jeis peyakit paru-paru tersebut dapat dilihat pada tabel 1. : No. 1. 10. Gejala Alergi debu/serat kai/bulubiatag Bada lemah Batuk berdahak kuig Batuk berdahak putih Batuk berdarah Batuk hilag timbul Berat bada turu Bersi-bersi di pagi hari Demam lebih dari semiggu Kerigat malam 11. Mual 12. 16. Mutah Nafsu maka turu Nyeri di dada Nyeri di puggug Paas aik turu 17. Perokok aktif 2. 3. 4. Teori Bayes Teori Bayes merupaka kaidah yag memperbaiki atau merevisi suatu probabilitas dega cara memafaatka iformasi tambaha. Maksudya, dari probabilitas awal (prior probability) yag belum diperbaiki yag dirumuska berdasarka iformasi yag tersedia saat ii, kemudia dibetukla probabilitas berikutya (posterior probability) [5]. Rumus utuk probabilitas bersyarat P(Fi E) utuk sembarag kejadia E dalam algoritma Bayes dapat dituliska dega rumus 1 [5] : 5. 6. 7. 8. 9. 13. 14. Keteraga : P(Fi E) : Probabilitas akhir bersyarat (coditioal probability) suatu hipotesis Fi terjadi jika diberika bukti (evidece) E terjadi P(E Fi) : Probabilitas sebuah bukti E terjadi aka mempegaruhi hipotesis Fi P(Fi) : Probabilitas awal (priori) hipotesis Fi terjadi tapa memadag bukti apapu 15. 18. 19. 20. 3.4-26 Perut terasa sakit Riwayat kaker dalam keluarga positif Riwayat asma x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7

Semiar Nasioal Tekologi Iformasi da Multimedia 2016 dalam keluarga positif 21. Sakit kepala 22. Sesak afas 23. Sesak afas dipicu udara digi 24. Suara serak 25. Sulit meela Keteraga : x1 = Radag Paru-Paru x2 = Legioaries x3 = Tuberkulosis (TB) x4 = Asma x5 = Brokitis x6 = Emfisema x7 = Kaker Paru-Paru Jumlah pederita Peyakit Paru-Paru pada tahu 2014 berdasarka data WHO utuk wilayah regioal Amerika berjumlah 80.674 pederita. [5]. Adapu ilai probabilitas awal (priori) masig-masig jeis peyakit TB terjadi tapa memadag bukti apapu (Fi) didapat dega meghitug jumlah pederita TB dibagi dega jumlah semua data sample yag dilakuka. Nilai ii dapat dilihat di tabel 2. Tabel 2.Nilai Probabilitas awal masig-masig hipotesa No. Gejala Jumlah Pederita H(Fi) 1. Radag Paru-Paru 20.032 24,83% 2. Legioaries 6.672 8,27% 3. Tuberkulosis (TB) 54.855 68% 4. Asma 37.353 46,3% 5. Brokitis 15.191 18,83% 6. Emfisema 3.421 4,24% 7. Kaker Paru-Paru 34.431 42,68% Sedagka utuk ilai probabilitas evidece pada setiap hipotesa didapat dega meghitug jumlah kemucula gejala dibagi dega jumlah hipotesa pada setiap jeis Peyakit yag aka dicari. Perhituga algoritma bayes ketika ada seorag pasie megalami bada lemah (E2) da berat bada turu (E7) dapat dihitug dega cara : Σ P(E2,E7 Fxk)* P(Fxk) = (P(E2 Fx1) * P(E7 Fx1) * P(Fx1)) + P(E2 Fx2) * P(E7 Fx2) * P(Fx2)) + (P(E2 Fx3) * P(E7 Fx3) * P(Fx3)) + (P(E2 Fx4) * P(E7 Fx4) * P(Fx4)) + (P(E2 Fx5) * P(E7 Fx5) * P(Fx5)) + (P(E2 Fx6) * P(E7 Fx6) * P(Fx6)) = (0,82*0*0,2483) + (0,75*0*0,0827) + (0,2*0,9*0,68) +(0,78*0*0,463) + (0,15*0*0,1883) +(0,25*0*0,0424)+(0,63*0*0,4268) = 0,0864 P(Fx1 E2,E7) = P(E6 Fx1) * P(E20 Fx1) * P(Fx1) = (0,82*0*0,2483)/0,0864 = 0 P(Fx2 E2,E7) = P(E6 Fx2) * P(E20 Fx2) * P(Fx2) = (0,75*0*0,0827)/0,0864 = 0 P(Fx3 E2,E7) = P(E3 Fx1) * P(E20 Fx3) * P(Fx3) = (0,2*0,9*0,68)/0,0864 = 1 P(Fx4 E2,E7) = P(E6 Fx4) * P(E20 Fx4) * P(Fx4) = (0,78*0*0,463)/0,0864 = 0 P(Fx5 E2,E7) = P(E6 Fx5) * P(E20 Fx5) * P(Fx5) = (0,15*0*0,1883)/0,0864 = 0 P(Fx6 E2,E7) = P(E6 Fx6) * P(E20 Fx6) * P(Fx6) = (0,25*0*0,0424)/0,0864 = 0 P(Fx7 E2,E7) = P(E6 Fx7) * P(E20 Fx7) * P(Fx7) = (0,25*0*0,4268)/0,0864 = 0 Dari hasil perhituga tersebut, dapat diketahui Hipotesa (Jeis Peyakit) yag dialami oleh pederita berdasarka Evidece (Gejala) yag timbul saat ii, yaitu : Fx3 = Tuberkulosis (TB) 3.4-27

Semiar Nasioal Tekologi Iformasi da Multimedia 2016 2.1 Atarmuka Aplikasi Tampila atar muka sistem pakar diagosa Peyakit Paru-Paru dapat dilihat pada gambar 1 sampai dega gambar 5. Gambar 1 adalah atarmuka atura/rule utuk meetuka peyakit berdasarka gejala Gambar 2 adalah atarmuka meu diagosa, dimaa pasie megiputka gejala yag dialami. Gambar 3. Hasil diagosa da sara ditujukka di atarmuka. Sebagai cotoh pegguaa da hasil dari aplikasi ii, kami aka meerapka masalah yag telah dibahas sebelumya, yaitu : Pederita megalami Gejala Bada Lemah (E2) da Berat bada turu (E7) da hasil diagosaya. Gambar 3. Meu Diagosa Meu Diagosa merupaka meu yag meyediaka beberapa piliha gejala yag sedag dialami oleh pederita/pasie sehigga atiya dapat di aalisa oleh aplikasi utuk memberika hasil berupa hipotesa (Jeis Peyakit) yag di derita. Cotoh pasie megiputka Gejala Bada Lemah (E2) da Berat Bada Turu (E7) Gambar 1. Atura utuk meetuka peyakit berdasarka gejala Gambar 1. Merupaka atarmuka bagi admi utuk dapat memberika rule/atura utuk meambah basis pegetahua (kowledge base) system pakar berdasarka ilai-ilai yag telah didapat atau diaalisa oleh pakarya. Cotoh berdasarka masalah tersebut diatas adalah : Diagosa Peyakit Tuberkulosis (TB), dimaa gejalagejalaya (Evide) meliputi : Bada Lemah (E2), Batuk Berdarah (E6), Berat Bada Turu (E7), Mutah (E12), Nafsu Maka Turu (E13). Gambar 4. Meu Hasil Diagosa da Sara Meu Hasil Diagosa merupaka meu yag memberika hasil atas evidece/gejala yag telah diiputka oleh pasie/pederita sebelumya. Hasilya berupa diagosa Peyakit yag diderita pasie/pederita serta beberapa sara utuk dapat megobati atau meguragi rasa sakit tersebut. Cotoh Hasil Diagosa pasie megiputka Gejala Bada Lemah (E2) da Berat Bada Turu (E7) adalah terdiagosa Peyakit Tuberkulosis (TB). 3.4-28

Semiar Nasioal Tekologi Iformasi da Multimedia 2016 3. Kesimpula Metode Bayes dapat diguaka utuk melakuka diagosa peyakit paru-paru berdasarka gejala-gejala yag dimiliki pasie terduga. Kebeara dari hasil output sistem ditetuka oleh ilai probabilitas hipotesa tapa memadag gejala apapu da ilai probabilitas kemucula evidece pada setiap hipotesa yag diiputka pada basis pegetahua. Daftar Pustaka [1] Juaidi, Iskadar, 2010, Peyakit Paru da Salura Napas, Jakarta, Bhuaa Ilmu Popular [2] Kusumadewi, S. 2003. Artificial Itelliget (Tekik da Aplikasiya). Yogyakarta: Graha dilmu. p.109 [3] Asiyah, S. (2005). Sistem Pakar Diagosa Peyakit Gigi. Skripsi, Fakultas MIPA :Uiversitas Gadjah Mada. [4] Y. Wibisoo. Metode Statistik. 1. Yogyakarta : Adi. 2009 : 45. [5] WHO. Health Topics Lug. 2014. Biodata Peulis Ibu Titto Dessetiadi.Saat ii mejadi Mahasiswa di STMIK AMIKOM Yogyakarta. Ade Pujiato.Saat ii mejadi Mahasiswa di STMIK AMIKOM Yogyakarta. M. Gustafiato Ardi.Saat ii mejadi Mahasiswa di STMIK AMIKOM Yogyakarta. 3.4-29

Semiar Nasioal Tekologi Iformasi da Multimedia 2016 3.4-30