Sintesis dan Penentuan Sifat Feroelektrik Senyawa Oksida Logam Berstruktur Aurivillius Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN TEMPERATUR CURIE SENYAWA OKSIDA LOGAM BERSTRUKTUR AURIVILLIUS TIPE CuBi 4 Ti 4 O 15 (CBT) EMPAT LAPIS

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA BERSTRUKTUR AURIVILLIUS LIMA LAPIS TIPE CuBi 5 Ti 5 O 18 DAN AgBi 5 Ti 5 O 18 DAN PENENTUAN SIFAT FEROELEKTRIKNYA

SINTESIS OKSIDA LOGAM AURIVILLIUS SrBi 4 Ti 4 O 15 MENGGUNAKAN METODE HIDROTERMAL DAN PENENTUAN SIFAT FEROELEKTRIKNYA

STUDI n-lapis OKTAHEDRAL TERHADAP SIFAT FEROELEKTRIK OKSIDA LOGAM AURIVILLIUS Sr (n-2)bi 3Ti no (3n+3) (n = 3, 4, 5 dan 6)

SINTESIS DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA OKSIDA LOGAM PIROKLOR TIPE Sr 2 Nb 2 O 7 DAN Ba 2 Nb 2 O 7

SINTESIS, KARAKTERISASI DAN SIFAT FEROELEKTRIK AURIVILLIUS LaBi 2 TiNbO 9 dan Bi 3 TiTaO 9

Bab III Metoda Penelitian

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

Sintesis dengan Metode Hidrotermal dan Karakterisasi Senyawa Berstruktur Aurivillius Bi 4 Ti 3 O 12

KIMIA FISIKA (Kode : C-02)

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

4 Hasil dan Pembahasan

SINTESIS OKSIDA AURIVILLIUS Sr 2 Bi 4 Ti 5 - X Fe X O 18 (x = 0.25; 0,5; 0,75; dan 1)

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

3 Metodologi Penelitian

SINTESIS FASA AURIVILLIUS Ba 2 Bi 4 T1 5 O 18 DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENGGILINGAN SEDERHANA. Oleh: Santhy Wyantuti, M.Si

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

LEMBAR PENGESAHAN. Oleh. Sarsiyanti S. Sadapu NIM NIP NIP

Sintesis Senyawa Aurivillius SrBi 4 Ti 4 O 15 yang Didoping Kation La 3+ dengan Metode Lelehan Garam

Bab III Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian

METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

SINTESIS DAN KARAKTERISASI UNDER-DOPED SUPERKONDUKTOR DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Sintesis dan karakterisasi Aurivillius Lapis Dua CaBi 2 Ta 2 O 9 dan Aurivillius Lapis Dua BaBi 2 NbTaO 9 dengan Metode Solid State

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR OPTIMUM DOPED DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

Sintesis dan karakterisasi Aurivillius Lapis Dua CaBi 2 Ta 2 O 9 dan Aurivillius Lapis Dua BaBi 2 NbTaO 9 dengan Metode Solid State

I. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999).

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Agustus Penelitian

ASPEK STRUKTUR DAN KONDUKTIVITAS La 1-x (Sr,Ca) x FeO 3-δ SEBAGAI BAHAN KATODA PADA SEL BAHAN BAKAR PADATAN TESIS

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi

4 Hasil dan pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU SINTERING TERHADAP KARAKTERISASI BARIUM STRONSIUM TITANAT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

SINTESIS DAN KARAKTERISASI FASA AURIVILLIUS LAPIS DUA CaBi 2 Ta 2 O 9 DAN CaBi 2 TaNbO 9

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux

ANALISIS STRUKTUR DAN SIFAT MAGNET BAHAN SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ ELECTRON-DOPED

arsal_hmi@yahoo.com

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Gambar 2.1. Kurva histerisis (Anggraini dan Hikam, 2006)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA PEROVSKIT GANDA Sr 2 Mg 1-X Fe X MoO 6-δ SEBAGAI MATERIAL ANODA PADA SEL BAHAN BAKAR DENGAN METODA SOL-GEL

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metoda Lelehan

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PENGARUH VARIASI MASSA BAHAN TERHADAP KUALITAS KRISTAL SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 Te 0,8 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

PEMBUATAN BATANG PELET La 2-2X Sr 1+2X Mn 2 O7 SEBAGAI BAHAN PENUMBUH KRISTAL TUNGGAL

PENGARUH SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZIED ZIRCONIA (CSZ) DENGAN PENAMBAHAN 0.5% BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

Petunjuk Refinement. Analisis Pola Difraksi Sinar-X Serbuk Menggunakan Metode Le Bail Pada Program Rietica

I. PENDAHULUAN. Superkonduktor merupakan suatu bahan dengan konduktivitas tak hingga, karena

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

PENGARUH PENAMBAHAN SrTiO 3 PADA STRUKTUR DAN SIFAT LISTRIK BAHAN PIEZOELEKTRIK BNT-BT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 Metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

III. METODE PENELITIAN

Efek Atmosfer Udara dan Oksigen Terhadap Struktur Kristal dan Kristalografi Material Superkonduktor (Bi0,40Pb0,45)Sr2(Ca0,40Y0,70)Cu2Oz

PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING

III. PROSEDUR PERCOBAAN. XRD dilakukan di Laboratorium Pusat Survey Geologi, Bandung dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

PEMBUATAN FILM TIPIS BARIUM STRONTIUM TITANAT (Ba 0,6 Sr 0,4 TiO 3 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL DAN KARAKTERISASI MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI

BAB III METODE PENELITIAN

PREPARASI DAN KARAKTERISASI PADUAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,6 Te 0,4 ) DENGAN METODE BRIDGMAN MELALUI VARIASI WAKTU PEMANASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

Disusun oleh : Fildzah Khairina Nisa M SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF POLIETILENA GLIKOL PADA MEMBRAN ASIMETRIS CaTiO3

STUDI MIKROSTRUKTUR SERBUK LARUTAN PADAT MxMg1-xTiO3 (M=Zn & Ni) HASIL PENCAMPURAN BASAH

Zulhadjri*, Rahmat Putra Syawali, Rahmayeni, Sestry Misfadhila, dan Syukri Arief

IDENTIFIKASI PENGARUH VARIASI UKURAN BUTIRAN TERHADAP UNSUR DAN STRUKTUR KRISTAL CANGKANG TELUR AYAM RAS

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI SUPERKONDUKTOR BSCCO-2223 YANG DISINTESIS DENGAN METODE REAKSI PADATAN

STRUKTUR BAHAN Y 1-X Pr X Ba 2 Cu 3 O 7-δ KERAMIK SUPERKONDUKTOR HASIL SINTESIS DENGAN REAKSI PADATAN SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

Transkripsi:

Sintesis dan Penentuan Sifat Feroelektrik Senyawa Oksida Logam Berstruktur Aurivillius Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 Edi Mikrianto, Dwi Rasy Mujiyanti, dan Taufiqurohman Program Studi Kimia, FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani 35,8 Banjarbaru Kalimantan Selatan e-mail: mikrianto@yahoo.co.uk Diterima 8 Desember 2010, disetujui untuk dipublikasikan 17 Maret 2011 Abstrak Senyawa oksida logam berstruktur Aurivillius Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 (PBTW) telah disintesis pada kisaran suhu 900-950 o C dengan metode reaksi fasa padat. Difraktogram hasil analisis XRD dibandingkan dengan database PDF (Powder Diffraction File) menggunakan Program Phasanx dan penelusuran difraksi menggunakan program Rietica dengan metode Rietveld. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter sel oksida Aurivillius PBTW yaitu a = 5,2453 Å; b = 5,5363 Å; c = 41,6342 Å dengan grup ruang A2 1 am dan sistem kristal ortorombik. Berdasarkan hasil pengukuran sifat feroelektrik didapatkan bahwa senyawa hasil sintesis dari oksida logam berstruktur Aurivillius tipe PBTW menunjukkan adanya pola histerisis. Nilai polarisasi remanen Pr(+) oksida Aurivillius tipe PBTW sebesar 12,4 C/cm 2, dengan nilai Kef dan kapansitansinya 423.132 dan 489,788 nf. Kata kunci : Oksida logam Aurivilius, Reaksi fasa padat, Difraksi sinar-x, Polarisasi remanen, Feroelektrik Abstract Metal oxide of Aurivillius types Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 (PBTW ) had been synthesized a range of temperature of 900 950 o C using solid phase state reaction method. Difractogram analyzed X-ray diffraction (XRD) were compared with database Powder Diffraction File (PDF) using Phasanx program while tracing of diffraction pattern using Rietica program with Rietveld method. Result showed that unit cell parameter for the Aurivillius oxide of PBTW are a = 5.2453 Å; b = 5.5363 Å; c = 41.6342 Å with space group A2 1 am and orthorombic crystal system. The measurement of ferroelectric properties showed`that the synthesized Aurivillius oxide type PBTW exhibit hysterisis pattern. The remanent polarization Pr(+) value of Aurivillius oxide type PBTW is 12.4 C/cm 2, respectively value Kef and Capacitancy is 423.132 and 489,788 nf. Keywords : Aurivillius metal oxide, Solid state reaction, X-Ray Diffraction, Remanent polarization, Ferroelectric 1. Pendahuluan mengelilinginya membentuk geometri dodekahedral (Kaoru Miura dan Mashiro Tanaka, 1998). Oksida logam Aurivillius merupakan suatu senyawa oksida yang terdiri dari struktur berlapis yang tumbuh secara teratur terbentuk dari [A n-1 B n O 3n+1 ] 2- yang disebut dengan lapisan perovskit dan lapisan [Bi 2 O 2 ] 2+. Kation A merupakan ion-ion yang bermuatan +1, +2 atau +3 yang mempunyai koordinasi dodekahedral. Kation A yang berukuran besar ini diantaranya adalah beberapa logam alkali, alkali tanah, unsur tanah jarang atau campurannya. Sedangkan kation B merupakan suatu unsur transisi dengan koordinasi oktahedral yang berukuran lebih kecil dari kation A dan n merupakan bilangan bulat (1 n 5) yang menunjukkan jumlah oktahedral pada lapisan perovskit (Borg et al., 2002). Struktur oksida Aurivillius, Gambar 1(a), terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan perovskit yang berada di antara lapisan [Bi 2 O 2 ] 2+. Pada lapisan perovskit [A n-1 B n O 3n+1 ] 2-, kation B berkoordinasi enam yang berada pada pusat oktahedral oksigen. Kedelapan oktahedral kation B saling bersambungan pada ujung-ujungnya dan membentuk suatu susunan kubus. Kation A berada di dalam susunan kubus itu sehingga kation A berkoordinasi dua belas yang mengikat dua belas atom oksigen yang (a) ( b ) Gambar 1. Koordinasi kation-kation dalam oksida Aurivillius (a); Struktur oksida Aurivillius simetri I4/mmm dengan jumlah n oktahedral n = 2 (b). Oksida Aurivillius mempunyai beberapa sifat fisik yang karakteristik salah satunya adalah sifat feroelektrik. Sifat feroelektrik pertama kali diidentifikasi oleh Subbarao tahun 1960-an pada oksida Aurivillius ABi 2 Nb 2 O 9 (A = Sr, Ba, dan Pb) 12

Mikrianto, dkk., Sintesis dan Penentuan Sifat Feroelektrik Senyawa Oksida Logam Berstruktur... 13 yang mempunyai temperatur Curie (T c ) masingmasing 420 o C, 210 o C dan 560 o C (Subbarao, 1962). Sifat feroelektrik ini sangat potensial dalam aplikasinya terutama bagi industri elektronika yang berkembang sangat cepat. Hal ini didukung oleh komponen-komponen penyusun perangkat elektronik tersebut. Banyak komponen yang berfungsi sangat penting sebagai penentu operasional pada perangkat elektronika seperti salah satunya adalah kapasitor. Kapasitor dapat dibuat dari material yang bersifat feroelektrik yang mempunyai kemampuan menahan polarisasi elektrik setelah tegangan listrik dihilangkan. Kapasitor ini juga dapat dirangkai dengan suatu transistor membentuk komponen FRAM (Ferroelectric Random Access Memory) yang digunakan sebagai memori komputer. Melihat fungsinya yang penting dari senyawa oksida berstruktur Aurivillius terutama sifat feroelektriknya, maka perlu dilakukan eksplorasi terhadap oksida Aurivillius. Pada umumnya struktur Aurivillius disusun oleh kation A yang memiliki jarijari ~ 1Å dan kation B yang memiliki jari-jari ~ 0,6 Å. Dengan memperhatikan ukuran kation-kation pada lapisan perovskit maka masih terbuka peluang untuk melakukan sintesis oksida Aurivillius yang beragam. Studi tentang struktur dan sifat feroelektrik pada oksida Aurivillius telah banyak dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya. Oleh kerena itu pada penelitian ini akan dilakukan sintesis oksida Aurivillius Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 empat lapis dengan menggunakan metode reaksi kimia padat sebagai usaha explorasi senyawa oksida logam yang berpotensi sebagai material feroelektrik. Terhadap oksida-oksida Aurivillius yang dihasilkan, dilakukan karakterisasi dengan menggunakan metoda difraksi sinar-x (XRD). Untuk menganalisa produk yang terbentuk digunakan program Phasanx dengan database PDF (Powder Difraction File) dan metoda pengindeksan dengan program Rietica dengan metode Rietveld untuk menentukan parameter sel satuan dan indeks Miller. Untuk setiap oksida Aurivillius yang terbentuk dilakukan pengukuran sifat feroelektrik dengan metode keramik. 2. Bahan dan Metode Penelitian 2.1 Bahan Sintesis oksida Aurivillius tipe Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 (PBTW empat lapis) dilaksanakan di Laboratorium Dasar FMIPA UNLAM Banjarbaru. Analisis hasil sintesis senyawa oksida logam Aurivillius dengan menggunakan difraktometer sinar- X (XRD) dilakukan di Departemen Pertambangan Institut Teknologi Bandung. Sedangkan penentuan sifat feroelektriknya dilakukan dengan instrumen tipe RT66A Ferroelectric System-Radiant Technology di Program Studi Fisika, ITB, Bandung. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik, difraktometer sinar X serbuk, instrumen tipe RT66A Ferroelectric System-Radiant Technology, kawat tembaga, mortar dan alu, furnace, cawan alumina, sudip, gelas arloji, dan pipet tetes. Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi oksida logam senyawa Aurivillius seperti Bi 2 O 3 (Aldrich), TiO 2 (Aldrich), WO 3 (Aldrich), PbO (Aldrich) dan aseton. 2.2 Metode Penelitian Sintesis oksida Aurivillius tipe Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 Sebanyak 0,9225 gram (1,9799 mmol) Bi 2 O 3, 0,1232 gr (0,6602 mmol) WO 3, 0,5893 gr (2,6405 mmol) PbO dan 0,3691 gr (4,6207 mmol) TiO 2 ditimbang dan dicampur hingga homogen, selanjutnya ke dalam campuran ditambahkan aseton sebanyak 10 tetes kemudian digerus dan dipindahkan ke cawan alumina, dibakar dalam furnace dengan beberapa tahapan suhu. Pada tahap pertama, bahan dibakar pada suhu 200 o C selama 24 jam, didinginkan dan digerus. Pada tahap kedua bahan dibakar pada suhu 300 o C selama 24 jam, didinginkan dan digerus. Langkah ini dilakukan terus dengan kenaikan suhu 100 o C lebih tinggi dari pembakaran sebelumnya sampai suhu 800 o C, selanjutnya bahan dibakar pada suhu 850 o C selama 24 jam dengan kenaikan 50 o C, kemudian didinginkan dan digerus. Pemanasan ini hanya berlangsung sampai suhu 950 o C. Karakterisasi Difraksi Sinar-X Oksida Aurivillius tipe Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 Sampel dikarakterisasi dengan difraktometer sinar-x (XRD) dari sumber sinar logam Cu. Selanjutnya dilakukan analisa produk dengan menggunakan program Phasanx dengan database PDF (Powder Difraction File) dan metoda pengindeksan dengan program Rietica untuk menentukan parameter sel satuan dan indeks Miller. Data difraksi diambil dari sudut (2θ) 10.025 sampai dengan 79.985 o dengan selang 0,05. Difraktogram yang diperoleh berupa grafik hubungan antara intensitas dan sudut difraksi (2θ). Untuk menentukan kepastian struktur Aurivillius yang terbentuk dilakukan analisis struktur dengan menggunakan metode Rietveld. Karakterisasi Feroelektrik a. Pembuatan Kapasitor Sebanyak 1 gram senyawa oksida Aurivillius Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 (PBTW empat lapis), senyawa hasil sintesis dilakukan pengepresan untuk membentuk pelet dengan luas penampang 1,54 cm 2 dan ketebalan sekitar ± 1 mm (1000 µm). Pelet yang terbentuk dipanaskan pada temperatur 700 o C selama 24 jam sampai terbentuk keramik. Keramik ditempatkan pada kaca aluminium evaporator yang sebelumnya bagian permukaan diberi satu tetes pasta perak. Bagian atas keramik diberi satu tetes pasta perak dan ditutup lagi dengan kaca aluminium evaporator yaitu kaca berlapis Al yang dideposisikan dengan cara evaporatsi, sehingga membentuk

14 JURNAL MATEMATIKA DAN SAINS, APRIL 2011, VOL. 16 NOMOR 1 kapasitor. Kapasitor kemudian disolder dengan kawat penghubung elektroda pada kedua sisi kaca evaporator. b. Pengukuran feroelektrik Karakterisasi feroelektrik dilakukan dengan instrumen tipe RT66A Ferroelectric System Radiant Technology untuk mengetahui sifat feroelektrik senyawa target. Kawat dihubungkan dengan elektroda pada instrumen dan dilakukan seting pengukuran. Data diambil pada tegangan maksimum (Vmaks) 16 Volt pada kapasitor pembobot 0,1 µf dengan jumlah titik 300 buah. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Sintesis Oksida Aurivillius. Senyawa baru oksida Aurivillius dengan rumus Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 (PBTW empat lapis) berhasil disintesis dengan teknik reaksi kimia keadaan padat dalam bentuk polikristalin. Teknik sintesis ini relatif sangat mudah dan sederhana hanya dilakukan pencampuran secara stokiometris dari bahan-bahan yang direaksikan dan kemudian dilakukan pemanasan bertahap. Teknik ini dilakukan sebagai langkah awal sintesis dan eksplorasi senyawa Aurivillius. Data pengamatan hasil sintesis senyawa oksida Aurivillius dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Pengamatan hasil sintesis senyawa oksida logam Aurivillius tipe Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 (PBTW empat lapis) Suhu ( o C ) / waktu (jam) PENAMPAKAN PBTW-4 32/0 Putih kekuningan (1) 400/24 Putih kekuningan (1) 500/24 Putih kekuningan (1) 600/24 Putih kekuningan (1) 700/24 Putih kekuningan (1) 800/24 Putih kuning tua (1) 850/24 Putih kekuningan (2) 900/24 Putih kekuningan (3) 950/24 putih sdk kekuningan (3) Keterangan tekstur : lembut (1); agak kasar (2); kasar (3). 3.2 Karakterisasi Difraksi Sinar-X Analisa difraksi sinar-x serbuk padatan hasil sintesis dilakukan ketika terjadi perubahan warna atau tekstur pada senyawa yang menandakan telah terjadi proses reaksi. Prinsipnya bahwa susunan dan orientasi atom di dalam kristal suatu bahan akan menghasilkan pola difraksi sinar-x yang berbeda, sehingga dapat diidentifikasi struktur kristal suatu bahan melalui pola-pola difraksi sinar-x. Penampakan warna hasil sintesis untuk oksida aurivillius Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 empat lapis adalah serbuk putih kekuningan dengan tekstur kasar. Suhu akhir reaksi senyawa oksida Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 empat lapis suhu akhir sintesis adalah 900 o C. Pada sintesis oksida Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 empat lapis ketika suhu sintesis dinaikkan pada suhu 950 o C oksida Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 mengalami dekomposisi struktur ke arah bentuk struktur amorf (Gambar 2). Hal ini menjelaskan bahwa kisi-kisi kristal tidak menunjukan bangun ruang struktur Aurivillius, kisi-kisi kristal aurivillius tidak terbentuk lagi yang disebabkan putusnya ikatan antar atom dalam kristal itu. Kerasnya tekstur padatan dan perubahan warna yang mencolok pada akhir sintesis juga menandai bahwa telah terjadi proses reaksi pemutusan kisi kristal aurivillius pada saat itu. Namun ketika suhu sintesis di bawah 950 o C yaitu pada suhu 850 o C dan 900 o C terlihat struktur aurivillius tertata sesuai dengan struktur aurivillius nyata (Gambar 3). Pada gambar 3 difraktogram pada suhu sintesis 900 o C menunjukan puncak difraktogram yang lebih baik dengan intensitas puncak yang relatif tajam dan sempit. Bukti bahwa oksida Aurivillius Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 terbentuk adanya puncak tajam dengan intensitas tinggi terdapat 2θ 30 o yang mengindikasikan bidang kisi atom Bi serta puncak-puncak lain pembentuk kisi kristal Aurivillius. Pengamatan ini menyimpulkan dan menyarankan bahwa untuk suhu sintesis oksida aurivillius tipe Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 sebaiknya dilakukan pada suhu 900 o C selama 24 jam. Dengan menggunakan program Rietica metode Rietveld dapat ditentukan parameter kristal hasil sintesis senyawa oksida Aurivillius tipe Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 (Gambar 4). Data hasil penentuan struktur ini dapat dilihat pada Tabel 2. 500 400 300 200 100 0 PBTW 4 950 o C 10 20 30 40 50 60 70 80 2 Theta Gambar 2. Difraktogram oksida Aurivillius tipe Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 hasil reaksi setelah pemanasan 950 o C selama 24 jam.

Mikrianto, dkk., Sintesis dan Penentuan Sifat Feroelektrik Senyawa Oksida Logam Berstruktur... 15 Intensitas 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 [017] [10,11] [119] [11,11] [022] [129] [213] [217] [219] [21,15] [21,14] [21,16] [228] [131] [319] [31,11] [31,13] 9230] 0 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 2 Theta ( o ) Gambar 3. Difraktogram oksida Aurivillius tipe Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 hasil reaksi setelah pemanasan 850 o C dan 900 o C selama 24 jam. Gambar 4. Hasil penghalusan metode Rietveld oksida Aurivillius tipe Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 setelah pemanasan 900 o C selama 24 jam. Tabel 2. Hasil metode Rietveld, parameter satuan, group ruang dan sistem kristal senyawa oksida Aurivillius tipe Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15. Parameter Sistim Kristal Group Ruang Parameter sel satuan ( Å ) [32,16] [424] [41,14] Tipe oksida Aurivillius Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 Ortorombik A2 1 am a : 5,2453 (6) b : 5,5363 (5) c : 41,6342 (3) 900 o C 850 o C 3.3 Karakterisasi Sifat Feroelektrik. Pada senyawa Aurivillius salah satu sifat penting yaitu feroelektrik yang digunakan sebagai pembuat kapasitor yang lebih lanjut dapat dirangkai dengan komponen transistor membentuk komponen baru yang berfungsi sebagai bahan memori komputer FRAM. Untuk itu terhadap oksida-oksida Aurivillius hasil sintesis dilakukan pengujian sifat feroelektrik. Pengukuran sifat feroelektrik pada semua oksida Aurivillius hasil sintesis dilakukan pada Vmax dari 16 Volt dan kapasitor pembobot 0,1 µf dengan jumlah titik 300 buah. Hasil Karakterisasi feroelektrik ditunjukkan oleh adanya pola loop histerisis. Data hasil pengukuran sifat feroelektrik untuk senyawa oksida Aurivillius tipe Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 disajikan pada Tabel 3 dan pola loop histerisis disajikan pada Gambar 5. Tabel 3. Data hasil pengukuran sifat feroelektrik senyawa oksida Aurivillius hasil sintesis. Tipe Aurivillius Pengukuran Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 Vmaks(Volt) 16 K. Pembobot (µf) 0,10 A (cm -2 ) 1,54 d (µm) 1000 Jumlah Titik 300 Vs (+) (Volt) 12.50 Vs (-) (Volt) 12.20 Ps (+) 55,8 Ps (-) 48,6 Pr(+) 12,4 Pr(-) 4,38 Kef 423.132 Kapasitansi (nf) 489,788 Gambar 5. Pola histerisis oksida Aurivillius tipe Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 (PBTW empat lapis) pada tegangan maksimum 16 Volt dan kapasitor pembobot 0,1 µf 4. Kesimpulan Hasil penelitian menyimpulkan bahwa senyawa oksida aurivillius baru tipe Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 telah berhasil disintesis dengan reaksi fasa padat pada suhu akhir optimum bervariasi yaitu berkisar pada suhu 900 o C. Pola difraksi senyawa oksida aurivillius Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 hasil sintesis bersimetri ortorombik dengan group ruang A21am dengan parameter selnya a = 5,2453 Å; b = 5,5363 Å; c = 41,6342 Å. Sifat feroelektrik oksida logam Pb 2 Bi 3 Ti 3,5 W 0,5 O 15 yang diukur pada Vmaks 16 Volt dan kapasitansi pembobot 0,10 µf mempunyai nilai polarisasi remanen Pr(+) sebesar 12,4 C/cm 2, dengan nilai Kef dan kapansitansinya 423.132 dan 489,788 nf.

16 JURNAL MATEMATIKA DAN SAINS, APRIL 2011, VOL. 16 NOMOR 1 Daftar Pustaka Akira, O, T. Kubo, K. Yosho, S. Kojima, and T. Takama, 2000, Crystal Structure of High- Temperatur Paraelectric Phase in Bi-layered Perovskite Sr 0,85 Bi 2,1 Ta 2 O 9. Jpn. J Appl. Phys., 39, 5711-5715. Aurivillius B., 1950, Mixed oxides with Layer Lattices.III Structure of BaBi 4 Ti 4 O 15, Arkiv For Kemi Band, 2:37, 519-527. Borg, S., G. Svensson and J. O. Bovin, 2002, Structure Study of Bi 2,5 Na 0,5 Ta 2 O 9 and Bi 2,5 Na m-1,5 Nb m O 3m+3 (m=2-4) by Neutron Powder Diffraction and Electron Microscopy, J. Solid State Chem., 167, 86-96. Ismunandar dan E. Mikrianto, 2004, Structure Rifenement of Five Layers Coumpound Ba 4 Bi 2 Nb 2 Ti 3 O 18, Proc. ITB on Engineering Science, 36B:1, 57 62. Ismunandar, A. B. Hunter and B. J. Kennedy, 1998, Cation Disorder in the Ferroelectric Aurivillius Phase PbBi 2 Nb 2 O 9 : An Anamolous Dispersion X-ray Diffraction Study, J. Solid State Chem., 121, 3281-3289. Mikrianto, E. dan Ismunandar, 2004, Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Berstruktur Aurivillius Empat dan Lima Lapis dan Penentuan Sifat Feroelektriknya, Jurnal Matematika dan Sains, 9:3, 279 284. Mikrianto, E. dan Ismunandar., 2003, Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Berstruktur Aurivillius Empat Lapis, Prosiding Seminar Nasional Kimia HKI, 381-386, Malang, Jawa Timur. Mikrianto, E. Ismunandar, dan Khairrulrijal, 2007, Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Oksida Logam Berstruktur Aurivillius Seri Homolog Tipe (Bi 2 O 2 ) 2+ (A (n-1) B n O 3n+3 ) 2- (A 2+ : Ba, Sr) dan Penentuan Sifat Feroelektriknya, Laporan Hibah Pekerti, Banjarbaru Kalimantan Selatan. Mikrianto, E. Ismunandar, dan Khairrulrijal, 2007, Synthesis and characterization metal oxide aurivillius homolog series type (Bi 2 O 2 ) 2+ (A (n-1) B n O 3n+3 ) 2- (A 2+ = Ba, Sr), The International Conference on Neutron and X-Ray Scattering (ICNX2007), Bandung Jawa Barat. Masaru, M. And In-Sook Yi., 2000, Electrical Anisotropy in Single Crystals of Bi-Layer Structured ferroelctrics, J. Ceram. Int., 529-533. Subbarao, E. C., 1962. Crystal chemistry of Mixed Bismuth Oxides with Layer-Type Structure, J. Am. Ceram. Soc., 166-169. S. T. Zhang et.al, 2002, Structural and Electrical Properties af Homologous Sr m-3 Bi 4 Ti m O 3m+3 (m=3, 4, 5 and 6) Thin Films, J. Appl. Phys., 92:8, 599 4604.