AUTOMORFISMA GRAPH. Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
AUTOMORFISMA GRAPH. Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang. Abstrak

K-ALJABAR. Iswati dan Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

K-ALJABAR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

GRUP ALJABAR DAN -MODUL REGULAR SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH: FITRIA EKA PUSPITA

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

Surabaya, 23 Desember 2013

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

SPECTRUM PADA GRAF STAR ( ) DAN GRAF BIPARTISI KOMPLIT ( ) DENGAN

KAITAN SPEKTRUM KETETANGGAAN DARI GRAF SEKAWAN

Aplikasi Matriks Circulant Untuk Menentukan Nilai Eigen Dari Graf Sikel (Cn)

Grup Permutasi dan Grup Siklis. Winita Sulandari

Restia Sarasworo Citra 1, Suryoto 2. Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

KARAKTERISASI ALJABAR PADA GRAF BIPARTIT. Soleha, Dian W. Setyawati Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

ENUMERASI DIGRAF TIDAK ISOMORFIK

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL

Pewarnaan Graph. Modul 6 PENDAHULUAN

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

SEMI-HOMOMORFISMA BCK-ALJABAR. Deffyana Prastya A. 1 dan Suryoto 2. Program Studi Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. Soedarto, SH, Semarang, 50275

Karakteristik Koproduk Grup Hingga

Pelabelan Product Cordial Graf Gabungan pada Beberapa Graf Sikel dan Shadow Graph Sikel

BAB 2. Konsep Dasar. 2.1 Definisi graf

AUTOMORFISME GRAF LENGKAP DENGAN PENDEKATAN TEORI GRUP. Mulyono. Abstrak. ( ), dapat disimpulkan bahwa

Pembentukan -aljabar Komutatif dan Implikatif dari Sebuah Lapangan. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

PATH KUAT TERKUAT DAN JARAK KUAT TERKUAT DALAM GRAF FUZZY. Lusia Dini Ekawati 1, Lucia Ratnasari 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

BEBERAPA SIFAT DIMENSI KRULL DARI MODUL. Amir Kamal Amir 1)

AUTOMORFISMA GRAF WARNA CAYLEY YANG DIBANGUN OLEH SUATU GRUPOID. Bety Dian Kristina Ningrum 1 dan Bambang Irawanto 2

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu

SUBRUANG MARKED. Suryoto Jurusan Matematika, FMIPA-UNDIP Semarang. Abstrak

RANK DARI GRUP DIHEDRAL TIGA (D 3 ) YANG BERAKSI

PENGGUNAAN TEOREMA POLYA DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GRAF SEDERHANA YANG TIDAK SALING ISOMORFIS

Bilangan Ramsey untuk Kombinasi Bintang dan Beberapa Graf Tertentu

HUBUNGAN BENTUK-BENTUK KHUSUS K-ALJABAR HIPER IMPLIKATIF

Representasi Graph dan Beberapa Graph Khusus

HUTAN DAN SIKEL PADA GRAF FUZZY

Aplikasi Teorema Polya Pada Enumerasi Graf Sederhana

Y.D. Sumanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 )

TEOREMA BURNSIDE DAN POLYA UNTUK MENENTUKAN POLA PEWARNAAN GRUP PERMUTASI

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF k-connected UNTUK k = 1 ATAU 2

EDGE-MAGIC TOTAL LABELING PADA BEBERAPA JENIS GRAPH

BILANGAN DOMINASI DAN BILANGAN KEBEBASAN GRAF BIPARTIT KUBIK. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang

Aplikasi Teorema Polya Pada Enumerasi Graf Sederhana

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

Kajian Sifat Sifat Graf Pembagi-Nol dari Ring Komutatif dengan Elemen Satuan

ANALISIS PENYELESAIAN RUBIK 2X2 MENGGUNAKAN GRUP PERMUTASI

Definisi 1. Relasi biner R antara A dan B adalah himpunan bagian dari A x B. A x B = {(a, b) a A dan b B}.

KARAKTERISTIK KOPRODUK GRUP HINGGA

KELAS-KELAS BCI-ALJABAR DAN HUBUNGANNYA SATU DENGAN YANG LAIN. Winarsih 1, Suryoto 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275

RAINBOW CONNECTION PADA BEBERAPA GRAF

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2

AUTOMORFISME GRAF BINTANG DAN GRAF LINTASAN

GRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA

BILANGAN TERHUBUNG PELANGI PADA GRAF HASIL AMALGAMASI GRAF PEMBAGI NOL ATAS RING KOMUTATIF

Aljabar Atas Suatu Lapangan dan Dualitasnya

GRUP AUTOMORFISME GRAF HELM, GRAF HELM TERTUTUP, DAN GRAF BUKU

Fahmi Ulfa Nur Hidayati dan Suryoto Program Studi Matematika Jurusan Matematika FSM UNDIP

SIFAT NILAI EIGEN MATRIKS ANTI ADJACENCY DARI GRAF SIMETRIK

BAB II LANDASAN TEORI

PERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

HUBUNGAN DAERAH DEDEKIND DENGAN GELANGGANG HNP

KOSET. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

Definisi 1. Relasi biner R antara A dan B adalah himpunan bagian dari A x B. A x B = {(a, b) a A dan b B}.

DIMENSI METRIK PADA HASIL OPERASI KORONA DUA BUAH GRAF

PELABELAN GRACEFUL SISI BERARAH PADA GRAF GABUNGAN GRAF SIKEL DAN GRAF STAR. Putri Octafiani 1, R. Heri Soelistyo U 2

ENUMERASI GRAF SEDERHANA DENGAN ENAM SIMPUL MENGGUNAKAN TEOREMA POLYA

SEKILAS TENTANG GRAPH. Oleh: Baso Intang Sappaile

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

UNNES Journal of Mathematics

KONGRUENSI PADA SUBHIMPUNAN BILANGAN BULAT

GRUP SIKLIK, GRUP PERMUTASI, HOMOMORFISMA

IDEAL DIFERENSIAL DAN HOMOMORFISMA DIFERENSIAL. Na imah Hijriati, Saman Abdurrahman, Thresye

PENGANTAR GRUP. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

BARISAN SIMBOL DAN UKURAN INVARIAN FUNGSI MONOTON SEPOTONG-SEPOTONG KONTINU

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA HASIL OPERASI CARTESIAN PRODUCT TERHADAP GRAF LINGKARAN DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP DENGAN GRAF LINTASAN

Menghitung Jumlah Graf Sederhana dengan Teorema Polya

Kaitan Antara Homomorfisma Pada Graf dan Homomorfisma Pada Aljabar Graf

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap Terhadap Roda Genap

PROSIDING ISBN : Dhian Arista Istikomah, S.Si, M.Sc 1. Abstrak

Edge-Magic Total Labeling pada Graph mp 2 (m bilangan asli ganjil) Oleh Abdussakir

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

KATA PENGANTAR. Semarang, Desember Penulis

SIFAT SIFAT IDEAL KUASI REGULAR

HUBUNGAN ANTARA HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DENGAN RECTANGLE

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF DENGAN KONEKTIFITAS 1

IDEAL DAN SIFAT-SIFATNYA

Penggunaan Algoritma Kruskal yang Diperluas untuk Mencari Semua Minimum Spanning Tree Tanpa Konstren dari Suatu Graf

HOMOLOGI DARI HIMPUNAN KUBIK YANG DIREDUKSI (ELEMENTARY COLLAPSE)

HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DAN KUBUS DASAR

BAB 2 DIGRAPH. Representasi dari sebuah digraph D dapat dilihat pada contoh berikut. Contoh 2.1. Representasi dari digraph dengan 5 buah verteks.

Sifat Lapangan pada Bilangan Kompleks

Transkripsi:

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 3, 122-129, Desember 2001, ISSN : 1410-8518 AUTOMORFISMA GRAPH Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang Abstrak Automorfisma dari graph sederhana adalah suatu permutasi dari himpunan titik titik dari yang bersifat mengawetkan ketetanggaan. Misalkan A matriks ketetanggaan dari, maka syarat perlu dan cukup suatu automorfisma adalah berlakunya hubungan PA = AP, dengan P adalah matriks (permutasi) penyajian dari. Pada tulisan ini hanya akan dikaji graph transitif titik dan graph transitif sisi dengan memanfaatkan konsep aksi dan orbit dari suatu grup. Diperlihatkan juga bahwa kedua tipe graph di atas saling bebas, yaitu bahwa graph transitif titik belum tentu transitif sisi demikian juga berlaku sebaliknya, graph transitif sisi tidak harus berakibat graphnya transitif titik. Kata kunci : orbit, aksi transitif, matriks ketetanggaan. 1. PENDAHULUAN Salah satu konsep yang cukup penting di dalam teori graph adalah automorfisma graph. Karena dengan konsep automorfisma graph ini kita dapat membuat graph graph baru seperti : graph transitif titik, graph transitif sisi, graph simetrik dan lain sebagainya (Biggs, 1993). Seperti diketahui setiap graph senantiasa mempunyai automorfisma trivial, yaitu automorfisma identitas dan pada umumnya tidak semua graph mempunyai automorfisma tak trivial. Suatu graph mempunyai automorfisma tak trivial jika dan hanya jika berlaku sifat komutatif perkalian matriks ketetanggaan dari graph yang bersangkutan dengan matriks permutasi penyajian automorfismanya. Penamaan suatu graph merupakan graph transitif titik atau graph transitif sisi tergantung pada aksi transitif dari grup automorfismanya terhadap himpunan titiktitik atau himpunan sisi-sisi dari graphnya. Dan dapat dilihat bahwa kedua tipe graph di atas saling bebas, yaitu bahwa graph transitif titik belum tentu transitif 122

Automorfisma Graph (Suryoto) sisi, contoh yang paling sederhana adalah graph tangga L 3, demikian juga sebaliknya, graph transitif sisi tidak harus berakibat graphnya transitif titik, contohnya adalah graph bipartit. Dengan konsep automorfisma ini juga, kita bisa mengkaji spektrum dari graph yang bersangkutan serta hubungan spektrum ini dengan grup automorfismanya (Biggs, 1993). Sebelum membahas lebih jauh mengenai automorfisma graph ini akan diberikan terlebih dahulu konsep konsep di dalam teori grup yang menjadi dasar pengkajian daripada automorfisma graph ini. 2. AKSI DAN ORBIT Misalkan G suatu grup dan A himpunan tak hampa. Didefinisikan suatu pemetaan. : G x A A, dengan pengaitan (g,) g., (g, ) G x A. Jika dipenuhi : 1) 1. =, A 2) h. (g. ) = (hg)., A dan g,h G, maka. dinamakan suatu aksi dari G pada A. Selanjutnya aksi. dikatakan transitif jika untuk setiap, A terdapat g G sedemikian hingga berlaku g. =. Misalkan sebarang unsur di A, didefinisikan O = g. g G. Jelas bahwa O tidak hampa, karena = 1. O dan O dinamakan orbit dari aksi. yang memuat. 3. AUTOMORFISMA GRAPH Misalkan ( V, E ) suatu graph sederhana. Automorfisma dari graph adalah suatu permutasi dari himpunan V() yaitu himpunan semua titik titik dari, yang bersifat : (x,y) E () jika dan hanya jika ( (x), (y)) E (), yaitu mengawetkan ketetanggaan pada. 123

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 3, 122-129, Desember 2001, ISSN : 1410-8518 Contoh 1 : Misal diberikan graph seperti di bawah ini : 1 2 4 3 Gambar 1. Automorfisma yang mungkin dari graph di samping adalah : 1. (1) (2) (3) (4) 2. (1) (3) (2 4) 3. (1 3) (2) (4) 4. (1 3) (2 4) Catatan : Untuk mendapatkan suatu automorfisma pengaitan dua buah titik sebarang x, y V () melalui dapat dilakukan jika dan hanya jika x dan y mempunyai derajat yang sama. Misalkan Aut () = : V() V(), suatu automorfisma, terhadap operasi komposisi ( fungsi ) Aut () membentuk suatu grup dan dinamakan grup automorfisma dari. Dengan demikian, karena Aut () suatu grup dan V() senantiasa tak hampa maka kita dapat mendefinisikan suatu aksi dari Aut () pada V () dan juga suatu orbit (Isaacs, 1993). Definisi 1 Misalkan x, y V (), maka x dan y dikatakan dalam orbit yang sama jika terdapat automorfisma sedemikian hingga (x) = y. Sifat 1 Jika x dan y berada dalam orbit yang sama maka x dan y mempunyai derajat yang sama. 124

Automorfisma Graph (Suryoto) Bukti : Akibat langsung dari definisi 1. Sifat 2 Misalkan x, y V () dan X, Y berturut turut menyatakan orbit yang memuat x dan orbit yang memuat y, maka X Y = atau X = Y. Bukti : Misalkan X dan Y berturut turut menyatakan orbit yang memuat x dan orbit yang memuat y, maka X Y = atau X Y. Dalam hal X Y, akan ditunjukkan bahwa X = Y. Misalkan z X Y, maka terdapat 1, 2 Aut () sedemikian hingga z = 1 (x) = 2 (y). Karena Aut () merupakan grup ( terhadap komposisi fungsi ), maka -1-1 1, 2 Aut () dan 1-1 ( 1 (x)) = -1 1 ( 2 (y)) atau ( -1 1 1 )(x) = ( -1 1 2 )(y) yaitu x = ( -1 1 2 )(y). Jadi x Y, dan ini memberikan X Y. Selanjutnya dengan mengenakan -1 2 pada kedua ruas persamaan 1 (x) = 2 (y) diperoleh Y X dan terbukti bahwa X = Y. Definisi 2 Suatu graph (sederhana) dikatakan transitif titik jika aksi dari Aut () pada V() adalah aksi transitif, yaitu jika hanya terdapat satu orbit di V(). (Dalam hal ini orbitnya adalah V() sendiri). Dari definisi 2 di atas, jika x dan y adalah dua buah titik sebarang di V() maka terdapat automorfisma dan memenuhi (x) = y.titik x dan y di atas disebut titik transitif (titik simetri). 125

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 3, 122-129, Desember 2001, ISSN : 1410-8518 Contoh 2 : Pada graph di contoh 1 di atas, titik 1 dan 3 adalah contoh titik transitif karena terdapat automorfisma yang memetakan 1 ke 3, dalam hal ini (1 3)(2 4) dan (1 3)(2)(4). Akan tetapi graph di atas tidak transitif titik, karena terdapat dua orbit di V(), yaitu orbit yang memuat 1dan 3 dan orbit yang memuat 2 dan 4. Perhatikan bahwa aksi dari Aut () pada V() menginduksi aksi pada E (), yaitu dengan aturan (x, y) = ((x), (y)). Selanjutnya dikatakan transitif sisi jika aksi di atas transitif. Dengan perkataan lain, jika diberikan sepasang sisi sebarang dari suatu graph maka terdapat suatu automorfisma yang memetakan sisi yang satu ke sisi yang lain. Contoh 3 : Contoh graph yang transitif titik tetapi tidak transitif sisi adalah graph tangga ( Ladder Graph ) L 3. e 3 u 1 e 7 v 1 e 1 e 4 u 2 e 2 e 8 v 2 u 3 e 9 e 5 v 3 e 6 Gambar 2. Graph tangga L 3. Di mana graph tangga L h, dengan h 3 adalah graph regular dengan derajat 3 dan mempunyai 2h buah titik, yaitu u 1,,u h, v 1,, v h di mana titik titik u 1,,u h dan v 1,, v h membentuk sikel dengan panjang h dan sisi sisanya berbentuk pasang ( u i, v i ), dengan 1 i h. Sedangkan contoh untuk graph yang transitif sisi tetapi tidak transitif titik diberikan oleh preposisi berikut ini : 126

Automorfisma Graph (Suryoto) Preposisi 1 Misalkan suatu graph terhubung. Jika transitif sisi tetapi tidak transitif titik maka bipartit. Bukti : Misalkan ( x, y ) sebarang sisi dari dan X, Y adalah orbit yang berturut turut memuat x dan memuat y terhadap aksi dari Aut () pada V(). Berdasarkan sifat 2, maka X Y = atau X = Y. Selanjutnya ambil sebarang titik z V(). Karena terhubung maka z termuat dalam suatu sisi (z, w). Lagi, karena transitif sisi maka z X atau z Y. Akibat X Y = V (). Andaikan X = Y. Maka kita mempunyai X = Y = V (), yaitu transitif titik, ini bertentangan dengan yang diketahui bahwa tidak transitif titik. Jadi haruslah X Y =. Dengan demikian setiap sisi dari berlaku ujung yang satu berada di X dan ujung yang lainnya di Y. Jadi suatu graph bipartit. Contoh lain dari graph yang transitif sisi tetapi tidak transitif titik dapat dilihat pada ( Bouwer, 1972 ). Di mana Bouwer memberikan contoh graph regular yang transitif sisi tetapi tidak transitif titik adalah graph kubus Rubik. Misalkan suatu graph dengan himpunan titik titiknya V() = v 1,, v n. Suatu permutasi dari V () dapat disajikan dengan matriks permutasi P = ( P ij ) di mana : 1, jika vi = (vj) Pij = 0, lainnya Preposisi 2 Misal diberikan graph dengan A matriks ketetanggaan dari dan suatu permutasi dari V (). Maka suatu automorfisma jika dan hanya jika PA = AP, di mana P adalah matriks penyajian dari. 127

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 3, 122-129, Desember 2001, ISSN : 1410-8518 Bukti : Misalkan permutasi dari V (). Ambil vi, vj V () dan misalkan (vi) = vh dan (vj) = vk. Maka diperoleh 128 (PA) hj = P hl a lj = a ij (AP) hj = a hl P lj = a hk Akibatnya kita mempunyai, PA = AP vi dan vj bertetangga jika vh dan vk bertetangga. ( vi, vj ) E () jhj ( vh, vk ) E () suatu automorfisma. Misalkan suatu graph terhubung dan (u, v) menyatakan jarak antara titik u dan v di, maka untuk setiap automorfisma kita mempunyai (u, v) = ((u), (v)). Jadi automorfisma bersifat mengawetkan jarak. Berkaitan dengan konsep di atas kita mempunyai definisi berikut : Definisi 3 Misalkan suatu graph dengan grup automorfisma Aut (). Maka graph dikatakan simetrik jika untuk setiap titik u, v, x, y di, dengan u dan v bertetangga dan x dan y bertetangga, terdapat automorfisma di Aut () sedemikian hingga (u) = x dan (v) = y. Dan dikatakan transitif jarak, jika untuk setiap titik u, v, x, y di dengan (u, v) = (x, y), terdapat suatu automorfisma di Aut () dan memenuhi (u) = x dan (v) = y. Dengan demikian kita memperoleh hasil : transitif jarak simetrik transitif titik. 4. KESIMPULAN Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan : 1) Automorfisma graph bisa dibentuk lewat pengaitan titik titik dalam graph yang mempunyai derajat yang sama.

Automorfisma Graph (Suryoto) 2) Syarat perlu dan cukup eksistensi automorfisma graph adalah berlakunya sifat komutatif perkalian matriks ketetanggaan dengan matriks penyajian dari permutasinya. 3) Automorfisma graph di samping mengawetkan ketetanggaan juga bersifat mengawetkan jarak. DAFTAR PUSTAKA 1. Biggs, Norman, Algebraic Graph Theory, Cambridge University Press, New York, 1993. 2. Bouwer I. Z, On edge-but not vertex-transitive regular Graph, JTC (B), 1972, 12 : 32 40. 3. Isaacs I, Martin, Algebra, Brooks / Cole Publishing Company, California, 1993. 129