RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KAPASITAS MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN

KAPASITAS KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR

EVALUASI REHAB MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN DAKWAH DI RUMAH SAKIT ISLAM PATI TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM)

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

Pembangunan Desa di Era Otonomi Daerah

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN)

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

BAB V PENUTUP Kesimpulan

Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Konsep Kurikulum Integral di PAUD Yaa Bunayya Batang. dapat didayagunakan seoptimal mungkin. Orang yang bertanggung jawab

BAB IV ANALISIS. A. Faktor-faktor Penghambat

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB V PEMBAHASAN. A. Efektifitas Remaja Masjid Al-Istiqomah Dalam Pembinaan Kehidupan. 1. Kegiatan Remaja Masjid Yang Mengarah Pada Kehidupan Beragama

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 0027/KPTS/DPP/V/2016. Tentang

BAB V AKSI BERSAMA MASYARAKAT. kampung demak Jaya dan diikuti oleh ketua RT yakni Erik Setiawan (45 tahun) berkumpul di

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

Komitmen itu diperbaharui

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

BAB V HASIL PENDAMPINGAN BERBASIS ASET. A. Manfaat yang didapat Masyarakat Menuju Perubahan

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA MASJID NUR HIDAYAH

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

Pertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM?

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAKMIR MASJID AL-MUHAJIRIN - TAMAN BOSTON RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN RINCIAN PENDAPATAN DAN BELANJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG

72 VII. STRATEGI PROGRAM PEMBERDAYAAN

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH IPNU-IPPNU DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN WONOSOBO PERIODE

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

V. EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN MASJID AL-FALAH SURABAYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE

diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

LEMBAGA DAKWAH KAMPUS UNIT KEGIATAN DAKWAH MAHASISWA

Program Padat Karya Pangan (PKP) MENGATASI SITUASI SULIT DENGAN UPAH BERAS

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

Tabel IV.B.12.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. dengan perbaikan manajemen pendidikan. Tidak ada lembaga sekolah yang baik

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BISNIS MINI Oleh: Deny Yogaswara Bidang: Kewirausahaan

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

80 RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN Latar Belakang Program Musholla sebagai pusat ibadah bagi jamaah musholla selain berfungsi sebagai tempat menjalankan ibadah juga merupakan tempat konsolidasi bagi jamaah untuk melakukan kegiatan-kegiatan lainnya baik yang bersifat sosial maupun ekonomi. Musholla sebagai sebuah kelembagaan mempunyai kapasitas yang dapat menentukan keberhasilan musholla tersebut. Oleh karena itu diharapkan kapasitas musholla mempunyai kualitas yang baik (kapasitas yang kuat). Kapasitas musholla dan kesejahteraan jamaah berkaitan erat. Hal tersebut dikarenakan fungsi musholla yang berhubungan dengan kesejahteraan jamaah. Berdasarkan hasil wawancara dan FGD tampak beberapa kelemahan pada kapasitas Musholla Khoirus Subban, oleh sebab itu perlu dirancang program penguatan kapasitas kelembagaan musholla ini. Program tersebut juga mempertimbangkan kekuatan yang ada pada kapasitas kelembagaan Musholla Khoirus Subban, sehingga diharapkan program tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kapasitas kelembagaan musholla berkaitan dengan kesejahteraan jamaah, oleh karena itu rancangan program penguatan musholla tersebut diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan jamaah. Berdasarkan hasil analisa, kelemahan yang menghalangi Musholla Khoirus Subban untuk melakukan program peningkatan kesejahteraan adalah kurangnya pengetahuan jamaah dan pengurus tentang fungsi musholla secara komprehensif yang berimbas pada kurangnya kemampuan jamaah dan pengurus untuk berorganisasi dalam wadah musholla dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Oleh karena itu, tujuan program tersebut adalah untuk menguatkan kapasitas musholla secara umum dan melatih kemampuan untuk berorganisasi secara khusus.

81 Tujuan Program Kapasitas musholla terdiri dari faktor kepemimpinan, proses perencanaan program, alokasi sumber daya, dan hubungan dengan pihak luar. Faktor-faktor tersebut sebelumnya telah dianalisa terlebih dahulu sebagaimana dipaparkan dalam bab sebelumnya. Analisa tersebut menunjukkan kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang yang dimiliki Musholla Khoirus Subban. Berdasarkan analisa kapasitas Musholla Khoirus Subban dapat diketahui bahwa kekurangan dari kapasitas Musholla Khoirus Subban meliputi alokasi sumberdaya, pelaksanaan program, dan hubungan dengan pihak luar, sedangkan kekuatannya meliputi kepemimpinan dan proses perencanaan program. Alokasi sumberdaya dirasakan oleh jamaah belum optimal, manfaat yang benar-benar dirasakan oleh jamaah hanya dari segi fisik berupa musholla dan tempat wudu yang bagus, dan pengajian yang bersifat seremonial (peringatan hari besar Islam), sedangkan pengajian rutin dirasakan kurang optimal, pembinaan dirasakan masih kurang, serta belum menyentuh aspek sosial dan ekonomi. Pelaksanaan kegiatan terutama kegiatan rutin masih kurang partisipasi dari jamaah, dan kerjasama terhadap pihak luar yang kurang dibangun. Pengetahuan dan pemahaman jamaah tentang fungsi musholla pun masih sangat kurang, sehingga perlu dilakukan transfer nilai, namun transfer tersebut tidak dapat dilakukan apabila jamaah tidak dapat berkumpul secara rutin sebagaimana dalam kasus sholat berjamaah dan pengajian rutin. Karakteristik jamaah maupun pengurus sangat mempengaruhi kekuatan dan kelemahan kapasitas musholla tersebut. Berdasarkan hasil FGD ke dua, kelemahan utama dari jamaah dan pengurus adalah kurangnya pengetahuan mereka tentang fungsi musholla secara lebih komprehensif. Hal tersebut dibuktikan oleh pernyataan salah satu pengurus musholla (Pak Nn, 47 th) sebagai berikut : Setelah mendengar penjelasan mas, kami setuju. Hanya saja untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif (menghasilkan pemasukan-pen) kan tidak lazim dilakukan. Lagipula siapa yang mau mengelolanya?terus terang saja kami tidak tahu bagaimana mengelola musholla dalam kegiatan-kegiatan produktif tersebut. Selama ini kegiatan kami ya begini-begini saja. Anggapan tidak lazim apabila musholla melaksanakan kegiatan peningkatan penghasilan tersebut menyebabkan sebagian kegiatan selama ini hanya bersifat seremonial. Kelemahan pada jamaah dan pengurus musholla tersebut ditambah dengan

82 ketidakmampuan mereka dalam menciptakan program pembangunan. Oleh karena itu dibutuhkan transfer pengetahuan tentang fungsi musholla, namun transfer tersebut tidak dapat dilakukan tanpa kumpulnya jamaah musholla. Jadi program maupun kegiatan yang direncanakan disesuaikan dengan keinginan jamaah agar mereka mau berkumpul secara rutin. Kelemahan-kelemahan dan kekuatan tersebut harus dikelola untuk kepentingan jamaah, kelemahan-kelemahan diperkuat, sedangkan kekuatan yang ada dimanfaatkan. Rancangan program yang disusun atas aspirasi dari jamaah Musholla Khoirus Subban ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dari kelembagaan Musholla Khoirus Subban yang lemah tersebut. Kapasitas kelembagaan musholla yang kuat diharapkan dapat dipertahankan untuk meningkatkan kesejahteraan jamaah. Manfaat Program Program yang direncanakan tersebut diharapkan dapat membawa perubahan pada Musholla Khoirus Subban. Perubahan-perubahan tersebut meliputi bertambahnya kekuatan Musholla Khoirus Subban dan terjalinnya kerjasama serta dukungan dari pihak luar. Dampak yang diharapkan dapat dirasakan oleh jamaah adalah bertambahnya manfaat Musholla Khoirus Subban dalam hal meningkatkan kesejahteraan jamaah yang didahului dengan partisipasi jamaah untuk berkumpul secara rutin di musholla. Hasil yang Diharapkan Penguatan kapasitas kelembagaan Musholla Khoirus Subban dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan faktor eksternal yaitu fasilitas, kualitas pengurus, dukungan jamaah, kegiatan musholla, dan dukungan serta kerjasama pihak luar. Program penguatan kapasitas musholla diharapkan dapat menambah dukungan terhadap kekuatan dan kesempatan serta mengatasi kelemahan dan ancaman, tersebut sehingga fasilitas musholla menjadi semakin lengkap, kualitas pengurus meningkat, dukungan jamaah meningkat, kegiatan musholla semakin komprehensif, dan meningkatnya dukungan dari pihak luar.

83 Alat Pencapaian Untuk mencapai tujuan, manfaat dan hasil yang diharapkan tersebut, maka direncanakan program Peningkatan Kemampuan Berorganisasi Musholla Khoirus Subban. Kerangka logis untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 9. KERANGKA KERJA LOGIS PROGRAM PENINGKATAN KEMAMPUAN BERORGANISASI MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN Tujuan Akhir Indikator Kinerja Alat Verifikasi Sasaran Menguatnya kapasitas musholla Kepemimpinan, proses perencanaan program, pelaksanaan program, alokasi sumber daya, hubungan dengan pihak luar menguat FGD Kelembagaan musholla Manfaat Indikator Kinerja Alat Verifikasi Sasaran 1. Meningkatnya kekuatan dan mengatasi kelemahan musholla 2. Meningkatnya dukungan dari luar & mengatasi ancaman dari luar musholla Masyarakat merasakan manfaat musholla semakin meningkat FGD Kelembagaan musholla Hasil Indikator Kinerja Alat Verifikasi Sasaran 1. Meningkatnya kekuatan dan mengatasi kelemahan musholla 1.1. Meningkatnya Fasilitas 1.2. Meningkatnya kualitas Pengurus 1.3. Meningkatnya dukungan Jamaah 1.4. Kegiatan semakin komprehensif Fasilitas semakin lengkap, pengurus semakin lengkap dan aktif, partisipasi jamaah meningkat, kegiatan-kegiatan mengarah pada kesejahteraan FGD Kelembagaan musholla 2. Meningkatnya dukungan dari luar & mengatasi ancaman dari luar musholla 2.1. Kerjasama & dukungan dari luar meningkat Terbangunnya kerjasama, terciptanya akses terhadap kebijakan pemerintah FGD Pemerintah,LSM,Parpol, musholla lain

85 Alat Pencapaian Indikator Kinerja Alat Verifikasi Sasaran 1. Meningkatnya kekuatan dan mengatasi kelemahan musholla 1.1. Meningkatnya Fasilitas 1.1.1. Realisasi rehab tempat wudu Tempat wudu lebih baik FGD Fisik Musholla 1.2. Meningkatnya kualitas Pengurus 1.2.1. Meningkatkan koordinasi 1.2.2. Pendampingan Kegiatan lebih terkoordinir, lebih profesional, dan dapat meningkatkan kesejahteraan FGD Pengurus musholla 1.3. Meningkatnya dukungan Jamaah 1.3.1. Keteladanan Bertambahnya jumlah jamaah yang berpartisipasi 1.4. Kegiatan semakin komprehensif FGD Jamaah 1.4.1. Penambahan program dan kegiatan 1.4.2. Pendampingan Bertambahnya kegiatan-kegiatan kesejahteraan FGD Pengurus & jamaah 2. Meningkatnya dukungan dari luar & mengatasi ancaman dari luar musholla 2.1. Kerjasama dan dukungan meningkat 2.1.1. membangun jejaring 2.1.2. pendampingan Bertambahnya mitra kerja FGD Pengurus & jamaah

Rincian alat pencapaian dari program peningkatan kemampuan berorganisasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Realisasi Rehab Tempat Wudu Kegiatan rehab tempat wudu telah diprogramkan sebelumnya bersamaan dengan pemrograman rehab musholla, namun kegiatan tersebut tertunda karena masalah dana. Turunnya dana proposal dari Bupati Pemalang senilai satu setengah juta rupiah memberikan inisiatif untuk kembali melanjutkan program rehab tempat wudu tersebut. Meskipun menurut jamaah fasilitas tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap partisipasi mereka, namun dengan kondisi fisik dan fasilitas perlu diperhatikan pula, apalagi dengan adanya bantuan tersebut. Rehab tempat wudu tersebut dilakukan untuk memperkuat modal fisik Musholla Khoirus Subban. Sarana dan prasarana yang lebih baik diharapkan menambah kenyamanan bagi jamaah yang melaksanakan kegiatan di musholla tersebut. Pelaksanaan rehab tempat wudu direncanakan pada hari Kamis, 13 Juli 2006 selama 7 hari. Pembongkaran tempat wudu akan dilakukan oleh jamaah, sedang pembangunan tempat wudu dilakukan oleh dua orang tukang batu yang diupah, sedangkan jamaah bertugas membantu keduanya dan menyediakan konsumsi. Dana rehab tempat wudu tersebut berasal dari bantuan bupati, wakaf, dan hasil donatur tetap. Kepanitiaan rehab tempat wudu dijadikan satu dengan kepanitiaan rehab Musholla Khoirus Subban sehingga tidak perlu dibentuk kepanitiaan baru. Rencana denah tempat wudu dirancang bersama oleh jamaah. Tempat wudu direncanakan direhab secara total. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyempurnakan rehab musholla yang telah dilaksanakan sebelumnya. 2. Meningkatkan Koordinasi Sebagai upaya untuk melancarkan setiap program dan kegiatan yang telah direncanakan, maka koordinasi internal pengurus dan antar jamaah semakin ditingkatkan. Koordinasi juga dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan pengurus dalam melaksanakan progam dan kegiatan yang telah direncanakan. Koordinasi tersebut tidak dilaksanakan semata-mata melalui sebuah

87 forum rapat, namun koordinasi merupakan upaya check and recheck sehingga diharapkan program dapat berjalan sesuai dengan harapan. Koordinasi dilaksanakan secara tidak terstruktur. Melalui obrolan santai koordinasi dilakukan. Hal tersebut dilakukan karena untuk melakukan rapat yang cukup sering dikhawatirkan akan membuat jamaah jenuh. Koordinasi juga dilakukan sewaktu-waktu apabila para pengurus bertemu seperti setelah sholat berjamaah, tahlilan, maupun berkunjung ke rumah. 3. Pendampingan Program pendampingan dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengurus, membuat kegiatan yang semakin komprehensif, dan menjalin kerjasama dengan pihak luar. Hal tersebut dibutuhkan oleh pengurus sesuai dengan keinginan pengurus sendiri yang merasa belum mampu dan belum berpengalaman untuk melaksanakan kerjasama. Di samping itu tidak lazimnya musholla sebagai kelembagaan yang berfungsi dalam bidang kesejahteraan menyebabkan pengurus membutuhkan pendampingan dalam membuat program dan melaksanakannya. Pendampingan direncanakan dilakukan oleh fasilitator (penulis) yang selanjutnya akan menghubungkan pengurus musholla dengan lembaga sosial yang bergerak di bidang sosial dan dakwah. Program pendampingan akan dilaksanakan melalui pemberian contoh proposal kerjasama, pendampingan dalam kegiatan kesejahteraan, dan pemberian penjelasan-penjelasan tentang fungsi musholla yang ideal. Beberapa kegiatan kesejahteraan telah direncanakan dan akan dipaparkan dalam poin berikutnya (poin 5). Program pendampingan tersebut direncanakan akan dirapatkan untuk pelaksanaannya sekitar bulan Oktober 2006, hal ini mengingat kesibukan musholla dalam rehab tempat wudhu, Isro Mi roj, Nisfu Sya ban, Ramadhan, Halal bi Halal dan Khaul Kyai Bizi yang berlangsung dari bulan Juli 2006 sampai dengan bulan Oktober 2006. 4. Keteladanan Keteladanan merupakan hal yang sangat diperlukan oleh para jamaah. Hal tersebut merupakan motivasi bagi jamaah untuk berperan aktif dalam kegiatan musholla, sehingga diharapkan jamaah akan mengalami peningkatan kesejahteraan baik berupa pengetahuan agama maupun keuntungan ekonomis. Program

88 keteladanan yang direncanakan dilaksanakan mulai bulan Juli 2006 ini menekankan kepada pengurus agar dapat memberi contoh dalam melaksanakan sholat berjamaah di musholla dan mengikuti pengajian rutin, diharapkan dalam tindakan sehari-hari pun dapat dijadikan contoh oleh jamaah lainnya. Artinya, dalam kegiatan rutin berupa sholat berjamaah dan pengajian rutin harus dihadiri oleh pengurus, sehingga jamaah dapat mencontohnya. Kegiatan yang bersifat insidental tidak terlalu ditekankan karena telah diikuti oleh banyak jamaah. 5. Penambahan Program dan Kegiatan Penambahan program yang dimaksud adalah menambah kualitas programprogram yang telah ada dan menambah kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada kesejahteraan jamaah secara lebih luas. Beberapa penambahan program dan kegiatan yang direncanakan adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kualitas pengajian Upaya meningkatkan kualitas pengajian dalam hal ini adalah dengan cara menampilkan penceramah yang berkualitas lebih baik. Penceramah tersebut bisa berasal dari luar Desa Banjaran maupun dari dalam Desa Banjaran sendiri. Sebagai realisasi awal peningkatan kualitas pengajian tersebut adalah dengan mengundang seorang ustadz sekaligus anggota DPRD Kabupaten Pemalang dalam rangka pengajian Isro Mi roj pada Tanggal 19 Agustus 2006. Usul ini dikemukakan oleh Pak Tq (48 th). Anggota DPRD tersebut dinilai memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan ustadz-ustadz lainnya, karena memiliki pengetahuan tentang pemerintahan sehubungan dengan jabatan yang dimilikinya. Pembicara tersebut diharapkan mampu menarik perhatian para jamaah untuk mendengarkan ceramahnya secara seksama. Materi yang berkualitas diharapkan juga mampu mempengaruhi jamaah untuk menambah kepedulian dan partisipasi jamaah dalam kegiatan di musholla. Secara tentatif tindak lanjut dari peningkatan kualitas pengajian akan dilakukan dengan menghadirkan pembicara-pembicara lain yang menarik baik dari segi materi pembicaraan maupun cara penyampaian, atau secara rutin meminta anggota DPRD tersebut untuk memberikan ceramah, maupun dengan melakukan variasi pengajian, seperti pengajian wirausaha yang berisi materi kiat-kiat

89 berusaha mandiri secara Islami, pengajian akhlak, pengajian etos kerja Islami, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan jamaah. b. Beras Murah Program beras murah ini merupakan program yang bernuansa ekonomis. Usul beras murah ini disampaikan oleh Bu Ss (47 th). Inti dari kegiatan ini adalah pengkoordiniran pembelian beras jamaah oleh musholla langsung ke rice mill (tempat penggilingan beras). Harga beras di rice mill jauh lebih murah dibanding harga beras di pasaran. Musholla akan menjual beras tersebut di atas harga rice mill namun masih di bawah harga pasaran, dan keuntungan dari penjualan beras tersebut dipergunakan untuk memupuk kas musholla. Kas yang dihasilkan dari keuntungan tersebut dapat dipergunakan untuk keperluan-keperluan tertentu berdasarkan kesepakatan jamaah, seperti untuk keperluan santunan, pinjaman modal, menambah pendanaan kegiatan lain, dan sebagainya. Pengelolaan beras murah tersebut akan dilakukan secara bersama oleh ibu-ibu dari jamaah Musholla Khoirus Subban. Modal dari program beras murah tersebut direncanakan berasal dari penyisihan kas musholla tiap bulan yang didapatkan dari Wakaf dan donatur tetap dari jamaah. Pembahasan lebih lanjut tentang program beras murah tersebut direncanakan akan dirapatkan untuk pelaksanaannya sekitar bulan Oktober 2006, setelah kesibukan selama bulan Juli sampai dengan Oktober 2006 telah selesai. Program beras murah ini merupakan satu-satunya program yang bersifat ekonomi produktif. Beras murah ini dapat menjadi cikal bakal koperasi konsumsi bagi Musholla Khoirus Subban. Program tersebut dapat dijadikan sebagai sarana berlatih bagi jamaah untuk menambah kemampuan pengelolaan ekonomi, dan kemampuan kerjasama. Diharapkan program ini dapat menarik jamaah untuk lebih aktif berpartisipasi di Musholla Khoirus Subban. c. Lomba-lomba Pengadaan lomba-lomba tersebut diperuntukkan bagi para remaja musholla. Hal tersebut diharapkan menjadi faktor penarik bagi remaja agar lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan musholla. Kegiatan ini diusulkan oleh Pak Tq (48 th). Lomba-lomba tersebut direncanakan dilaksanakan dalam rangka menyambut Isro Mir roj pada bulan Agustus 2006. Pengelolaan lomba akan

90 dilaksanakan oleh panitia yang dibentuk bersama antara pengurus dan jamaah. Adapun pendanaan kegiatan tersebut berasal dari kas musholla ditambah dengan iuran insidental dari jamaah. Secara tentatif upaya menarik perhatian remaja musholla lebih lanjut perlu dilakukan, misalnya saja dengan mengadakan pengajian khusus remaja yang dikemas dalam berbagai kegiatan yang bersifat rutin namun variatif. Salah satu contoh adalah dengan mengadakan acara nonton film bersama di musholla dengan memutar film-film Islami. Di sela-sela atau setelah penayangan film tersebut dapat diberikan penjelasan-penjelasan agama yang dapat bermanfaat untuk menarik para remaja untuk mengikuti kegiatan-kegiatan selanjutnya. d. Membangun Jejaring Program ini secara sederhana memang telah dilaksanakan oleh Musholla Khoirus Subban, hal tersebut terlihat dari bantuan dari jamaah lain yang diberikan pada saat rehab musholla. Bantuan bupati (meskipun lama baru terealisasi) pun merupakan wujud jejaring yang dibangun oleh musholla, namun jejaring tersebut sangat tipis hubungannya karena hanya bersifat pemberian bantuan tanpa ada kesepakatan dan konsekuensi yang dibangun bersama. Oleh karena itu diprogramkan pembangunan jejaring dengan pihak luar secara lebih konkret. Pembangunan jejaring ini dilaksanakan untuk mendukung upaya peningkatan kesejahteraan jamaah. Jejaring akan dilaksanakan dengan partai-partai dan LSM setempat. Pengurus mengakhawatirkan adanya suara sumbang apabila hanya ada dua partai yang bekerjasama, sehingga pihak musholla akan mengajak hampir semua partai untuk bekerjasama. Langkah awal bentuk kerjasama yang direncanakan adalah pengobatan murah, dimana partai tersebut berpartisipasi dalam penyediaan dana maupun tenaga medis, sedangkan penyelenggara dari Musholla Khoirus Subban. Kerjasama dengan LSM akan dilaksanakan dalam bentuk pendampingan dan pelatihan bagi pengurus. Program membangun jejaring ini secara lebih lanjut akan dibicarakan kembali setelah bulan Oktober 2006. Secara tentatif kerjasama dapat dilaksanakan dengan pengurus masjid setempat, jamaah musholla lain dan ormas Islam setempat. Masjid dan ormas Islam mempunyai kepentingan yang sangat dekat dengann kepentingan musholla, ketiganya bergerak dalam koridor agama Islam. Bentuk kerjasama

91 dengan pengurus masjid bisa berupa pembinaan dan sebagai pusat koordinasi dengan musholla lain. Kerjasama dengan ormas Islam bisa berupa panitia bersama dalam kegiatan-kegiatan Islami, maupun program pengembangan musholla selanjutnya. Kerjasama yang dilakukan antara Musholla Khoirus Subban dengan pihak-pihak luar tersebut dapat bersifat insidental maupun bersifat kontinu, tergantung dari kepentingan, kemampuan, dan kesepakatan pihak-pihak yang bekerjasama, namun pada intinya kerjasama tersebut diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan jamaah musholla. e. Pelatihan Al-Qur an Usul jamaah akan pelatihan Al-Qur an ini didasarkan pada keinginan jamaah untuk dapat membaca Al-Qur an sesuai aturannya, lagipula kegiatan pelatihan bagi jamaah belum ada. Keinginan jamaah tersebut diusulkan oleh Bu Hh (55 th). Jamaah ingin segera melaksanakan pelatihan tersebut, hanya saja kendala yang dihadapi adalah belum adanya pelatih, karena untuk kegiatan tersebut dibutuhkan seseorang yang terampil membaca Al-Qur an secara baik dan benar. Oleh karena itu, kegiatan tersebut akan dibicarakan lebih lanjut setelah bulan Oktober 2006, setelah kesibukan dari bulan Rajab sampai bulan Syawal (dari Juli-Oktober 2006) telah selesai. Kegiatan tersebut ditujukan untuk melatih jamaah dalam ketrampilan membaca Al-Qur an secara baik sesuai dengan ilmu tajwidnya. Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya menarik jamaah agar berkumpul secara rutin di musholla. Melalui kegiatan perkumpulan rutin tersebut dapat ditransfer nilai-nilai tentang agama Islam secara komprehensif. Secara tentatif kegiatan rutin tersebut juga dapat dikembangkan menjadi perkumpulan secara rutin dari jamaah musholla diluar kegiatan sholat. Di dalam perkumpulan tersebut dapat dibahas permasalahan bersama yang dihadapi maupun masalah individuindividu jika yang bersangkutan mau mengemukakan masalahnya dan secara bersama-sama dapat memikirkan alternatif solusi serta turut membantu penyelesaian masalah tersebut secara proporsional.