BAB IV ANALISIS. A. Analisis Konsep Kurikulum Integral di PAUD Yaa Bunayya Batang. dapat didayagunakan seoptimal mungkin. Orang yang bertanggung jawab

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS. A. Analisis Konsep Kurikulum Integral di PAUD Yaa Bunayya Batang. dapat didayagunakan seoptimal mungkin. Orang yang bertanggung jawab"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS A. Analisis Konsep Kurikulum Integral di PAUD Yaa Bunayya Batang Dalam melakukan suatu kegiatan dalam pendidikan tidak akan lepas dari manajemen yang tentunya manajemen tersebut merupakan usaha untuk mensukseskan tujuan pendidikan. Diperlukan adanya penataan, pengaturan, pengelolaan, dan kegiatan yang sejenis yang berkaitan dengan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia agar dapat didayagunakan seoptimal mungkin. Orang yang bertanggung jawab dalam manajemen pendidikan di sekolah adalah kepala sekolah yang memiliki karakteristik kepemimpinan karena untuk menggerakkan orang-orang diperlukan pengaruh pimpinan yang berkualitas. Sebagai lembaga pendidikan formal, PAUD Yaa Bunayya Batang memiliki konsep kurikulum integral. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa konsep kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang yang tidak dimiliki oleh PAUD yang lainnya dan sudah dilakukan sejak tahun 2011 yakni: 1. MOS Siswa Ta aruf antar siswa dan guru atau pengenalan siswa baru terhadap situasi dan kondisi PAUD. Aspek kognitif yang dikaji adalah menjalin tali silaturahim, aspek afektifnya adalah peningkatan daya komunikasi anak, sedangkan aspek psikomotoriknya adalah melatih emosional anak. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Juli dan yang menjadi penanggung 77

2 78 jawabnya adalah seluruh guru PAUD Yaa Bunayya Batang. Belum ada kendala yang berarti pada kegiatan MOS siswa ini. Hanya saja paling terdapat beberapa siswa yang merajuk dan menangis karena takut, bising, bertemu dengan kawan baru, lain sebagainya. 2. Eksplorasi Air Eksplorasi air adalah sentra permainan air yang dilakukan kelas. Aspek kognitif yang dikaji adalah menambah keberanian anak, aspek afektifnya adalah mengenal sifat air, sedangkan aspek psikomotoriknya adalah melatih daya motorik anak. Kegiatan eksplorasi air dilakukan pada bulan September, Desember, Maret dan yang guru yang menjadi penanggung jawabnya adalah Ustdh. Susi dan Ustdh. Ulun. Dalam kegiatan ini juga tidak ditemukan kendala yang berarti, semua peserta didik senang dan ceria dalam mengikuti eksplorasi air. 3. Ramadhan Ceria dan Buka Bersama Ramadhan ceria dan buka bersama adalah kegiatan pelatihan puasa dan buka bersama di PAUD selama bulan Ramadhan. Aspek kognitif yang dikaji adalah mengajarkan keimanan dan ketaqwaan pada anak, aspek afektifnya adalah peningkatan kesabaran dan kebersamaan, sedangkan aspek psikomotoriknya adalah melatih daya emosional dan psikomotorik anak. Kegiatan ramadhan ceria dan buka bersama dilaksanakan pada saat bulan Ramadhan. Guru yang menjadi penanggung jawab kegiatan ini adalah Ustdh. Ulun dan Ustdh. Tanti.

3 79 4. Jambore Anak Sholeh Jambore anak sholeh adalah kegiatan perlombaan keagamaan di luar PAUD meliputi: tahfidz Al-Qur an, hadits dan do a. Aspek kognitif yang dikaji adalah Menambah keberanian anak, aspek afektifnya adalah peningkatan kecerdasan dan daya ingat anak, aspek psikomotoriknya adalah melatih daya motorik anak. Kegiatan jambore anak sholeh dilakukan pada bulan Februari, yang menjadi penanggung jawabnya adalah Ustdh. Ulun dan Ustdh. Ana. Kendala yang terjadi pada kegiatan jambore anak sholeh ini adalah banyak orang tua siswa yang enggan ikuti dalam jambore anak sholeh, jadi terpaksa guru memilih beberapa anak saja yang benar-benar aktif dan didukung oleh orang tuanya. Untuk kedepannya nanti diharapkan kegiatan jambore anak sholeh ini dapat diikuti oleh seluruh peserta didik PAUD Yaa Bunayya Batang. 5. Out door activity Out door activity adalah kegiatan mengenal alam terbuka. Aspek kognitif yang dikaji adalah menambah keberanian anak, aspek afektifnya adalah penguatan mental anak, aspek psikomotoriknya adalah melatih motorik halus dan motorik kasar anak. Kegiatan out door activity dilakukan pada bulan Januari dan yang menjadi penanggung jawabnya adalah Ustdh. Ulun dan Ustdh. Tutik. Kendala yang tejadi pada out door activity adalah banyak anak yang menangis karena takut mengikuti out door activity, jika sudah demikian maka guru harus berusaha untuk menenangkan anak didik dan mengajaknya kembali bermain.

4 80 6. Manasik haji Manasik haji adalah kegiatan keagamaan dengan melakukan serangkaian kegiatan haji secara singkat. Aspek kognitifnya adalah mengajarkan keimanan dan ketaqwaan pada anak, aspek afektifnya adalah menambah pengetahuan pada anak, sedangkan aspek psikomotoriknya adalah melatih psikomotorik anak. Kegiatan manasik haji ini dilakukan pada bulan haji yaitu sekitar bulan Oktober. Yang menjadi penanggung jawab kegiatan manasik haji adalah Ustdh. Ulun, Ustdh. Susi dan Ustdh. Ana. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan manasik haji ini adalah banyak anak yang tidak kuat mengikuti kegiatan manasik haji hingga selesai dikarenakan kepanasan dan kelelahan. Jika sudah begitu maka solusi yang ditempuh guru adalah membagi anak dalam dua kelompok yakni kelompok pertama pada awal hingga tengah kegiatan, dan kelompok kedua pada tengah kegiatan hingga akhir kegiatan. 7. Bakti Sosial Bakti sosial adalah kegiatan sosial dengan memberikan bantuan dan santunan kepada yayasan yatim piatu. Aspek kognitif yang dikaji adalah menjalin tali silaturahim, aspek afektifnya adalah mengajarkan rasa dermawan, sedangkan aspek psikomotoriknya adalah melatih emosional anak. Kegiatan bakti sosial ini dilakukan sekitar bulan Oktober dan yang menjadi penanggung jawab kegiatan ini adalah Ustdh. Tanti dan Ustdh. Emy. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan bakti sosial adalah kurangnya bantuan atau sumbangan yang dikumpulkan dari orang tua siswa PAUD

5 81 Yaa Bunayya Batang, maka jika sudah demikian guru harus mau tidak mau melakukan patungan guna menyediakan sumbangan atau bantuan tambahan. 8. Out bond Rekreasi Out bond rekreasi adalah kegiatan permainan out bond di luar PAUD. Aspek kognitif yang dikaji adalah menambah keberanian anak, aspek afektifnya adalah penguatan mental anak, sedangkan aspek psikomotoriknya adalah melatih motorik halus dan motorik kasar anak. Kegiatan out bond rekreasi dilakukan pada bulan April, yang menjadi penanggung jawab dalam kegiatan ini adalah Ustdh. Tanti, Ustdh. Ulun dan Ustdh. Emy. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan out bond rekreasi ini adalah banyak siswa yang takut dan enggan untuk mengikuti kegiatan out bond rekreasi hingga selesai. Jika sudah demikian maka guru harus mencari inovasi permainan lain untuk menggantikan permainan yang kurang disukai oleh anak pada saat kegiatan out bond rekreasi. 9. Makan Sehat Makan sehat adalah kegiatan pemberian makanan dan minuman yang bergizi kepada siswa PAUD. Aspek kognitif yang dikaji adalah menjaga gizi anak, aspek afektifnya adalah menambah gizi anak, sedangkan aspek psikomotoriknya adalah melatih daya kognitif anak. Kegiatan makan sehat ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Juni, yang menjadi penanggung jawab kegiatan ini adalah Ustdh. Tutik dan Ustdh. Tanti. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan makan sehat ini

6 82 adalah banyak siswa yang tidak mau makan makanan yang diberikan, padahal makanan tersebut adalah makanan yang sehat dan bergizi. Jika sudah demikian maka guru beserta orang tua harus pandai-pandai merayu anak agar mau memakan makanan sehat yang telah disajikan. 10. PHBI PHBI adalah kegiatan peringatan hari besar agama Islam seperti: Isra Mi raj dan maulid Nabi. Aspek kognitif yang dikaji adalah mengajarkan keimanan dan ketaqwaan pada anak, aspek kognitifnya adalah menambah pengetahuan keagamaan pada anak, sedangkan aspek psikomotoriknya adalah melatih daya kognitif anak. Kegiatan PHBI ini dilakukan sekitar bulan November yakni pada waktu bulan maulud atau bulan syawal. PHBI yang dilakukan di PAUD Yaa Bunayya Batang antara lain: peringatan isra mi raj, peringatan mauled nabi dan halal bi halal. Yang menjadi penanggung jawab dalam kegiatan PHBI ini adalah Ustdh. Susi dan Ustdh. Ana. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan PHBI ini adalah keterbatasan dana untuk menyelenggarakan acara PHBI dengan meriah. Jika sudah demikian maka guru akan meminta kepada pihak yayasan agar mengeluarkan dana tambahan guna menyelenggarakan acara PHBI dan tidak menutup kemungkinan guru juga akan meminta bantuan atau sumbangan dari beberapa orang donator atau wali murid.

7 83 Itulah beberapa konsep kurikulum integral yang ada di PAUD Yaa Bunayya Batang. Dengan adanya kurikulum integral ini maka peran guru sama aktifnya dengan peran peserta didik bahkan peran siswa cenderung lebih menonjol dan guru cenderung berperan sebagai pembimbing atau fasilitator. Kegiatan kurikulum integral yang dilaksanakan di PAUD Yaa Bunayya Batang dengan model berbasis pada anak didik sudah tepat. Hal ini menuntut kreativitas seorang guru dalam menyampaikan pelajaran, bagaimana cara untuk mengembangkan dan menarik perhatian anak didik agar mampu menguasai materi pelajaran. Anak didik dibimbing agar menerima bahan pembelajaran serta dimotivasi untuk dapat aktif dan belajar mandiri. Dalam hal ini guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan motivator. Semua tenaga pengajar di PAUD Yaa Bunayya Batang berkompeten dan profesional karena telah membuat kelengkapan administrasi pembelajaran seperti Satuan Kegiatan Harian (SKH) dan Satuan Kegiatan Minggu (SKM), menyusun kriteria ketuntasan minimal (KKM). Di samping itu cara mengajar guru dalam kelas juga berpedoman pada SKH dan SKM yang telah dibuat. Dalam pembelajaran di kelas guru mampu mengembangkan kreativitasnya, tidak hanya monoton dengan metode ceramah tapi juga dikombinasikan dengan metode yang lain diantaranya metode tanya jawab serta demonstrasi. Di samping itu juga menggunakan media sederhana yang ada dalam kelas. Bahasa pengantar yang dipergunakan dalam menyampaikan pelajaran menggunakan bilingual (dua bahasa) sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan yakni ketika pembelajaran bahasa Inggris menggunakan

8 84 bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, dan ketika pembelajaran bahasa arab ataupun pelajaran muatan lokal dengan literatur arab seperti alfiyah, taqrib menggunakan bahasa arab dan bahasa Indonesia. Itulah konsep kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang, maka dapat disimpulkan bahwa PAUD Yaa Bunayya Batang memiliki 10 (sepuluh) kegiatan kurikulum integral antara lain: MOS Siswa, Eksplorasi Air, Ramadhan Ceria dan Buka Bersama, Jambore Anak Sholeh, Out door activity, Manasik haji, Bakti Sosial, Out bond Rekreasi, Makan Sehat dan PHBI. B. Analisis Penerapan Kurikulum Integral di PAUD Yaa Bunayya Batang Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan penentuan arah, Isi, dan proses pendidikan yang pada akhirnya menentukan macam kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Itu sebabnya setiap institusi pendidikan, baik formal maupun non formal, harus memiliki kurikulum yang sesuai. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang adalah sebagai berikut: 1. Analisis perencanaan kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang Perencanaan yang baik menentukan keberhasilan atas suatu kegiatan atau pekerjaan. Begitu juga dalam dunia pendidikan, guru dituntut untuk merencanakan beberapa program yang nantinya akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kurikulum integral guru dituntut untuk melengkapi administrasi pembelajaran seperti Satuan

9 85 Kegiatan Harian (SKH) dan Satuan Kegiatan Minggu (SKM), menyusun kriteria ketuntasan minimal (KKM). Di dalam memberikan pembelajaran selalu berpedoman pada silabus yang telah dibuat yang disesuaikan dengan kondisi sekolah dan karakteristik peserta didik. 2. Analisis penerapan kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang Penerapan kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang, adalah sebagai berikut: a. MOS Siswa Kegiatan ini dilakukan pada bulan Juli. Kegiatan ini sudah dilakukan dengan baik. Siswa menjadi saling mengenal antar siswa, siswa dengan guru, guru dengan wali siswa. b. Eksplorasi Air Kegiatan eksplorasi air dilakukan pada bulan September, Desember, dan Maret. Kegiatan ini sudah dilakukan dengan baik. Siswa mengenal sifat-sifat air dan permainan dengan menggunakan media air. c. Ramadhan Ceria dan Buka Bersama Kegiatan ramadhan ceria dan buka bersama dilaksanakan pada saat bulan Ramadhan. Kegiatan ini sudah dilakukan dengan baik. Siswa mau untuk berpuasa dan buka bersama di PAUD sehingga rasa keimanan dan ketaqwaan anak bertambah.

10 86 d. Jambore Anak Sholeh Kegiatan jambore anak sholeh dilakukan pada bulan Februari. Kegiatan ini sudah diikuti dengan baik. Siswa mau mengikuti perlombaan antar PAUD sehingga menambah keberanian anak. e. Out door activity Kegiatan out door activity dilakukan pada bulan Januari. Kegiatan ini sudah dilakukan dengan baik. Siswa mau bermain dan mengenal lingkungan sekitar. f. Manasik haji Kegiatan manasik haji ini dilakukan pada bulan haji yaitu sekitar bulan Oktober. Kegiatan ini sudah diikuti dengan baik. Siswa mau mengikuti kegiatan manasik haji, meskipun ada beberapa siswa yang menangis saat mengikuti kegiatan karena kelelahan. g. Bakti Sosial Kegiatan bakti sosial ini dilakukan sekitar bulan Oktober. Kegiatan ini sudah dilaksankaan dengan baik. Siswa mau berbagi dengan sesama, sehingga dapat memupuk rasa deramawan pada siswa. h. Out bond Rekreasi Kegiatan out bond rekreasi dilakukan pada bulan April. Kegiatan ini sudah diikuti dengan baik. Siswa mau mengikuti kegiatan out bond rekreasi yang diadakan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dan motorik kasar anak. Akan tetapi ada beberapa siswa yang menangis karena takut melakukan out bond.

11 87 i. Makan Sehat Kegiatan makan sehat ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Juni. Kegiatan ini sudah dilakukan dengan baik. Siswa mau memakan dan meminum makanan yang dibagikan oleh guru. j. PHBI Kegiatan PHBI ini dilakukan sekitar bulan November. Kegiatan ini sudah diikuti dengan baik. Siswa dengan khidmad dan khusyuk mengikuti kegiatan dan mendengarkan ceramah dari ustad dan ustadzah yang diundang untuk mengisi acara PHBI. 3. Analisis evaluasi kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang Evaluasi bisa dikatakan sebagai penilaian dari adanya proses pembelajaran yang telah berlangsung. PAUD Yaa Bunayya Batang menerapakan sistem evaluasi dengan cara tes dan non tes. Sistem evaluasi yang diterapkan untuk tes seperti ulangan harian, penugasan, tes formatif, tes submatif dan tes diagnostik. Sedangkan untuk non tes yang dilakukan adalah praktek, hafalan, observasi, penilaian sikap, dan lain-lain. Dengan adanya bentuk evaluasi-evalusi diharapkan semua aspek penilaian baik kognitif, asfektif, ataupun psikomotorik dapat diterapkan. Peserta didikpun dapat memahami serta mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari- hari. Tujuan dari pembelajaran di PAUD Yaa Bunayya Batang untuk meningkatkan pengetahuan dan pengamalan ajaran Islam dapat tercapai. Tapi, penilaian tersebut harus tetap berkesinambungan.

12 88 Berkaitan dengan penilaian kognitif, sering kali guru lalai untuk melakukan analisis soal ketika selesai ulangan. Padahal, analisis soal sangatlah penting untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menerima materi pelajaran. Selain itu berkaitan dengan penilaian afektif dan psikomotorik, selama ini yang sering kali diabaikan oleh seorang guru adalah adanya perubahan tingkah laku yang lebih baik pada diri peserta didik setelah menerima materi pelajaran. Tingkah laku peserta didik dikelas, disekolah, dikeluarga ataupun dilingkungan masyarakat juga harus menjadi salah satu poin penilaian bagi seorang guru agar materi pelajaran tidak hanya sampai pada batas teori saja namun juga benar-benar dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Jadi, bukan hanya kemampuan berfikir saja yang diperhatikan, tetapi perubahan sikap dan tingkah laku siswa juga menjadi satu kesatuan dari aspek penilaian. Itulah penerapan kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang tidak mengalami kendala dan dapat dilakukan atau diikuti dengan baik. C. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Kurikulum Integral di PAUD Yaa Bunayya Batang Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang, antara lain:

13 89 1. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi: a. Siswa yang malas dan lebih memilih untuk bercanda dengan temantemannya. Faktor yang mempengaruhi penerapan kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang adalah rasa malas pada anak dan anak cenderung lebih memilih bercanda dengan teman-temannya daripada memperhatikan gurunya. Hal ini wajar mengingat siswa PAUD Yaa Bunayya Batang adalah masih anak-anak, sehingga secara naluriah mereka lebih suka untuk bermain dan bercanda dengan teman sebayanya. Namun begitu guru PAUD Yaa Bunayya Batang selalu mengkondisikan kelasnya dengan baik. b. Tingkat kecerdasan dan pemahaman anak yang berbeda-beda Faktor yang mempengaruhi penerapan kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang yang kedua adalah adanya tingkat kecerdasan dan pemahaman anak yang berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak yang lain. c. Adanya sikap malu dan rasa enggan dari anak. Faktor yang mempengaruhi penerapan kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang yang ketiga adalah adanya sikap malu dan rasa enggan dari anak untuk melakukan kegiatan yang diampu oleh guru.

14 90 Berdasarkan analisis di atas maka diketahui bahwa faktor internal (dari dalam siswa) yang mempengaruhi penerapan kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang yakni: siswa yang malas dan lebih memilih untuk bercanda dengan teman-temannya, tingkat kecerdasan dan pemahaman anak yang berbeda-beda serta adanya sikap malu dan rasa enggan dari anak. Untuk itu hal dapat dilakukan oleh guru di PAUD Yaa Bunayya Batang guna mengatasi permasalahan tersebut adalah menenangkan siswa dengan cara merayu dan membujuknya agar jangan malu dan jangan takut mengikuti kegiatan dari guru. Dengan kesabaran dan ketelatenan maka guru di PAUD Yaa Bunayya Batang harus berusaha sebaik mungkin agar siswa mau untuk mengikuti kegiatan yang dalam kurikulum integral tersebut bersama-sama. 2. Faktor ekternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi: a. Watak atau tabiat dan kepribadian guru yang berbeda-beda Guru di PAUD Yaa Bunayya Batang memiliki watak atau tabiat dan kepribadian yang berbeda-beda. Perbedaan ini adalah hal yang wajar, namun perbedaan ini hendaknya menjurus kepada watak atau tabiat dan kepribadian yang positif. Untuk itu dibutuhkan kesabaran dalam menghadapi perbedaan watak atau tabiat dan kepribadian ini.

15 91 b. Kurangnya komunikasi dan kerjasama antara guru dan wali siswa Dalam berkomunikasi seseorang tidak saja dituntut mampu mengekspresikan diri dengan jelas, tetapi juga harus bisa mendengarkan dan memberikan umpan balik. Ini merupkan kecakapan yang perlu dikuasai oleh seorang guru. Seorang guru harus mampu berkomunikasi dengan baik guna menyampaikan maksud dan keinginannya. Yang terjadi di PAUD Yaa Bunayya Batang adalah banyak orang tua siswa yang tidak hadir dalam rapat-rapat PAUD, sehingga hal ini menjadikan komunikasi dan kerjasama antara wali siswa dengan guru menjadi berkurang. Inilah salah satu kendala yang dihadapi dalam proses pendekatan guru kepada wali siswa. c. Sarana dan prasarana yang memadai untuk belajar di PAUD Yaa Bunayya Batang. Dengan adanya sarana dan prasarana yang disediakan oleh PAUD Yaa Bunayya Batang:diharapkan dapat menunjang semangat dan motivasi siswa dalam mengikuti kurikulum di PAUD Yaa Bunayya Batang. d. Kurangnya dana kegiatan Problematika yang keempat adalah kurangnya dana kegiatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa segala bentuk kegiatan membutuhkan sokongan dana guna menunjang keberhasilan kegiatan tersebut. Akan tetapi bagaimaan halnya jika dana kegiatan tersebut kurang atau bahkan tidak ada, tentulah kegiatan tersebut tidak akan dapat berjalan

16 92 sebagaimana yang direncanakan. Diketahui bahwa PAUD Yaa Bunayya Batang manakala menghadapi kegiatan-kegiatan baik di luar maupun di dalam PAUD sering kekurangan dana. Hal ini sebagaimana dikatakan dalam wawancara oleh Susi Mandasari selaku guru yang sering ditunjuk oleh PAUD untuk menjadi guru pendamping perlombaan. Maka untuk itu diharapkan peran aktif dari para donatur dan wali murid agar ikut menutupi kekurangan dana kegiatan tersebut. Solusi dari faktor penghambat berupa kurangnya dana kegiatan adalah dengan menggalakkan dana swadaya yang didapatkan dari iuran wali siswa sehingga kegiatan dapat berlangsung tanpa ada hambatan dana. Itulah beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi penerapan kurikulum integral di PAUD Yaa Bunayya Batang ada 2 (dua) macam yakni faktor faktor internal (dari dalam siswa) antara lain: siswa yang malas dan lebih memilih untuk bercanda dengan teman-temannya, tingkat kecerdasan dan pemahaman anak yang berbeda-beda serta adanya sikap malu dan rasa enggan dari anak. Sedangkan faktor eksternal (dari luar siswa) antara lain: watak atau tabiat dan kepribadian guru yang berbeda-beda, kurangnya komunikasi dan kerjasama antara guru dan wali siswa, sarana dan prasarana yang memadai untuk belajar di PAUD Yaa Bunayya Batang, dan kurangnya dana kegiatan.

BAB IV PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM MENGEMBANGKAN KREATIFITAS PESERTA DIDIK MI SALAFIYAH SENGON SUBAH BATANG

BAB IV PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM MENGEMBANGKAN KREATIFITAS PESERTA DIDIK MI SALAFIYAH SENGON SUBAH BATANG BAB IV PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM MENGEMBANGKAN KREATIFITAS PESERTA DIDIK MI SALAFIYAH SENGON SUBAH BATANG A. Analisis Penerapan Pembelajaran Tematik Dalam Mengembangkan Kreatifitas Peserta Didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Pendidikan Full Day School di MTs Muhammadiyah Kebonan Kecamatan Batang Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia dilakukan secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA Juni W. J. S, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, hlm.

BAB IV ANALISIS DATA Juni W. J. S, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, hlm. BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data 1. Peran Guru PAI dalam Perencanaan Aktivitas Keagamaan Siswa di SD Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. Peran adalah keterlibatan secara langsung. 1 Peranan guru

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI A. Analisis Ketercapaian Standar Isi Mata Pelajaran Al-qur an Hadits Semester II kelas V MI 1. Analisis Ketercapaian Standar

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran sehingga akan didapatkan sistem pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah faktor yang sangat mempengaruhi tingkah laku dan kehidupan manusia, karena pendidikan adalah investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri. Dengan

Lebih terperinci

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat semakin meningkatkan tuntutan hidup masyarakat di segala bidang, termasuk dalam bidang pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas, berakhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya membangun. Salah satu sektor penting dalam pembangunan adalah sektor pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses belajar merupakan proses dimana terjadinya perubahan perilaku pada seseorang dalam hal pengetahuan, sikap atau keterampilan, proses belajar tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu cara yang tepat dalam usaha membentuk sumber daya manusia yang lebih berkualitas serta mendukung terciptanya tujuan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana dalam upaya meningkatkan kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana dalam upaya meningkatkan kualitas sumber 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan diharapkan dapat menjadikan diri seseorang untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam negara. SDM yang akan mampu memajukan dan mengembangkan negara adalah SDM yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENDEKATAN HUMANISTIK DENGAN TEKNIK CLIENT-CENTERED OLEH GURU KELAS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU

BAB IV ANALISA PENDEKATAN HUMANISTIK DENGAN TEKNIK CLIENT-CENTERED OLEH GURU KELAS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU BAB IV ANALISA PENDEKATAN HUMANISTIK DENGAN TEKNIK CLIENT-CENTERED OLEH GURU KELAS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU A. Analisa Pendekatan Humanistik Dengan Teknik Client-Centered Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap bangsa. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS EKONOMI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 JATIROTO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan pendidikan bangsa ini akan cerdas dalam berpikir, dan bijak dalam bertindak. Agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan yang penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan perkembangan berbangsa dan bernegara. Hal ini sebagaimana tercantum undang-undang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang 220 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang didasarkan pada analisis temuan-temuan penelitian Studi Tentang Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin maju suatu Negara, mendorong setiap warga negaranya untuk ikut mengembangkan diri dalam berbagai pengetahuan dan kemampuan seoptimal mungkin. Bagi yang kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Menurut Syah (2000:92) Belajar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Dengan pendidikan diharapkan mampu melahirkan suatu generasi masa depan yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan utnuk menciptakan kualitas individu yang memiliki karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang diharapkan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA 4.1. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang, dimana pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Pada bagian ini peneliti mendeskripsikan dan menganalisis data hasil penelitian yang meliputi gambaran umum MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi. Karena itu, sumber daya manusia perlu dikelolah secara. organisasi dalam memenangkan berbagai macam persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi. Karena itu, sumber daya manusia perlu dikelolah secara. organisasi dalam memenangkan berbagai macam persaingan. 1 A. Konteks Penelitian BAB I PENDAHULUAN Dalam era modernisasi seperti sekarang ini, sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional merupakan kunci utama dalam tumbuh kembangnya sebuah organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya yang lebih berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin maju, sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahanperubahan itu terjadi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk memperbaiki kualitas hidup dan mengembangkan setiap potensi yang ada dalam dirinya. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi manusia untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Seperti yang diuraikan pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 04 MAJALANGU WATUKUMPUL PEMALANG

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 04 MAJALANGU WATUKUMPUL PEMALANG BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 04 MAJALANGU WATUKUMPUL PEMALANG A. Analisis Penggunaan Metode Tanya Jawab Dalam Pembelajaran PAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dipengaruhi keberhasilan guru dan siswa itu sendiri, yang merupakan tokoh utama dalam kegiatan

Lebih terperinci

A UMS - Copy SKRIPSI

A UMS - Copy SKRIPSI 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Proses pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah interaksi antara siswa dengan guru, sehingga guru tidak hanya menempatkan siswa sebagai obyek pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

TRANKRIP WAWACARA. Catatan Lapangan MATERI WAWANCARA. Tahun berapa didirikannya SD Islam Arrisalah? Arrisalah? arti secara textual.

TRANKRIP WAWACARA. Catatan Lapangan MATERI WAWANCARA. Tahun berapa didirikannya SD Islam Arrisalah? Arrisalah? arti secara textual. TRANKRIP WAWACARA Catatan Lapangan l. Lokasi : SDI Arrisalah 2. Tanggal : 26 Juli 2017 3. Jenis Kegiatan : Wawancara 4. Informen : Ust. Ahmad Yasin 5. Jabatan : Kepala Sekolah MATERI WAWANCARA Tahun berapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional yang tertuang dalam BAB II pasal 3 yang berumuskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Nasional yang tertuang dalam BAB II pasal 3 yang berumuskan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar terdapat kesatuan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan itu sendiri bisa didapatkan melalui pembelajaran

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan 1. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan Pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan Pendidikan Nasional adalah usaha sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa. Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dalam pengembangan pribadi, hasilnya dapat terwujud dalam perubahan tingkah laku, pengetahuan, sikap dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Hal ini berkaitan erat dengan aktivitas dakwah yang dilakukan, dakwah

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Hal ini berkaitan erat dengan aktivitas dakwah yang dilakukan, dakwah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang memotivasi umatnya untuk selalu aktif menjalankan dan mengembangkan dakwah islamiyah. Keberadaan dakwah mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pembudayaan karakter nilai kehidupan manusia. Karena sampai saat ini dunia pendidikan dipandang sebagai sarana yang efektif dalam berusaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG Data yang telah tersusun dari Bab III tentang model pembelajaran pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan terencana yang mengarah pada pencapaian tujuan dari kegiatan belajar yang sudah dirumuskan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Manusia dengan segala persoalan dan kegiatanya secara dinamis dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Fokus Masalah Banyak orang beranggapan bahwa berkomunikasi/berpidato adalah sesuatu yang mudah dilakukan. Tetapi ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang mendesak dan menuntut

Lebih terperinci

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan BAB.I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan secara historis maupun filosofis telah ikut mewarnai dan menjadi landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membahas masalah pendidikan tidak dapat terlepas dari pengertian pendidikan secara umum. Pendidikan memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Pendidikan pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia melalui proses pembelajaran dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas. maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas. maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan salah satu dinamika perkembangan dunia pendidikan nasional dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dalam rangka menanamkan nilainilai sosial

Lebih terperinci

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam proses perkembangan peserta didik. Pendidikan juga sebagai sebuah upaya untuk mempersiapkan peserta didik

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik

BAB I PENDAHULUAN. bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu usaha sadar yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : 4101409138 Prodi : Pendidikan matematika JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII F SEMESTER GENAP SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Skripsi Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah merupakan hal yang mendasar dalam peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sekarang ini sedang mengalami berbagai macam permasalahan, terutama yang erat kaitannya dengan sumber daya manusia yakni guru dan siswa. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran karena proses pembelajaran merupakan salah satu segi terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan IPTEK yang terus menerus berkembang membawa manusia pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus mengembangkan diri agar

Lebih terperinci