BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Partisipasi Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo a. Perencanaan sekolah Perencanaan sekolah sebagai proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan memang penting dilakukan untuk mendapatkan arah dan bimbingan kepada para pelaku pendidikan. Berikut hasil wawancara dengan empat informan yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua komite sekolah dan salah satu anggota komite sekolah di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah mengenai partisipasi komite sekolah pada perencanaan sekolah menjelaskan bahwa : Komite sekolah di sekolah ini telah ikut memberikan suaranya yaitu berupa saran-saran kepada sekolah ketika sekolah menyusun perencanaan pengembangan sekolah. Seperti ketika sekolah mengadakan acara penyusunan RKS, komite sekolah yang diwakili ketua komite ikut memberikan masukan yang bermanfaat untuk sekolah. Memang tidak seluruhnya dari keanggotaan komite sekolah memberikan masukan, tapi mereka memberikan dukungan pada masukan tersebut khususnya masukan yang diberikan oleh ketua komite sekolah karena menurut mereka ketua komite dapat mewakili suara masyarakat khususnya orang tua siswa. (1.1/W/KS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah tentang partisipasi komite sekolah pada perencanaan sekolah, menjelaskan bahwa : Partisipasi komite sekolah dalam perencanaan sekolah lebih banyak dilakukan oleh ketua komite sekolah meskipun orang tua siswa juga ikut berpartisipasi. Yang dilakukannya adalah memberikan masukan-masukan

2 kepada sekolah disaat rapat. Masukan ini menurut ketua komite sekolah sudah merupakan hasil komunikasi bersama sebelumnya dengan masyarakat lainnya. Ketua komite pernah mengusulkan agar sekolah membuat program yang melibatkan komite sekolah yaitu program pendidikan terjangkau, yang ditujukan untuk siswa-siswa yang tidak mampu. Masukan ini memang sangat bagus, dan diterima oleh orang tua siswa, meskipun pada akhirnya tidak dapat dilaksanakan, karena ada kekhawatiran dari pihak sekolah maupun komite sekolah untuk menjalankannya, karena adanya larangan dari pemerintah untuk melakukan pemungutan pada siswa. (1.1/W/WKS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah tentang partisipasi komite sekolah pada perencanaan sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan perencanaan sekolah. Partisipasi komite sekolah dalam hal ini yaitu berupa masukanmasukan yang dapat menjadi bahan untuk dipertimbangkan oleh pihak sekolah dalam penyusunan perencanaan program dan kegiatan di sekolah. (1.1/W/NL/ ). Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa partisipasi komite sekolah dalam penyusunan perencanaan program sekolah lebih banyak dilakukan oleh komite sekolah, dengan memberikan saran dan masukan yang intinya juga merupakan saran dari beberapa orang tua siswa yang telah mempercayakan ketua komite sekolah sebagai wakil mereka di sekolah. Salah satu saran yang mereka sampaikan adalah membuat program pendidikan terjangkau yang melibatkan orang tua siswa. b. Pelaksanaan proses belajar mengajar Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang masukan komite sekolah pada guru terhadap proses pembelajaran, menjelaskan bahwa :

3 Komite sekolah memang tidak terlibat langsung pada proses pembelajaran siswa, tapi pihak sekolah berupaya untuk selalu berkomunikasi dengan masyarakat khususnya ketua komite sekolah. Pada penyusunan program sekolah, komite sekolah memberikan masukan demi pengembangan sekolah dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk siswa seperti kegiatan pramuka, PMR, atau kegiatan penambahan jam belajar untuk siswa, khususnya kelas 6. Ketika pertemuan dengan orang tua siswa pada penerimaan buku laporan pendidikan kepala sekolah memberikan kesempatan kepada orang tua siswa, untuk bisa berkomunikasi langsung dengan guru kelas dan memberikan masukan penting kepada sekolah melalui guru kelas demi perbaikan pembelajaran siswa. (1.2/W/KS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah tentang masukan komite sekolah pada guru terhadap proses pembelajaran, menjelaskan bahwa : Masukan-masukan yang diberikan oleh komite sekolah terhadap proses pembelajaran seperti saran untuk pemberian pekerjaan rumah oleh guru, agar tidak terlalu memberatkan siswa, mengingat kemampuan orang tua untuk membimbing di rumah hanya sebatas mengingatkan dan mengawasi anak-anak mereka untuk belajar. Ini merupakan salah satu masukan yang disampaikan ketika rapat penerimaan BLP. Masukan lainnya adalah agar sekolah dapat memberikan pinjaman buku kepada siswa untuk menjadi bahan bacaan atau pelajaran anak dirumah. Sekolah menerima masukan tersebut dengan syarat orang tua ikut menjaga kebersihan dan keutuhan buku, jangan sampai siswa memberikan coretan yang tidak perlu. (1.2/W/WKS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah tentang masukan komite sekolah pada guru terhadap proses pembelajaran, menjelaskan bahwa : Komite sekolah telah ikut memberikan beberapa masukan terhadap proses pembelajaran kepada sekolah, seperti agar sekolah selalu memperhatikan tercukupinya sumber belajar siswa, yang berupa buku, atau media pembelajaran bagi siswa. Komite sekolah juga pernah menyarankan agar tugas rumah yang diberikan guru, tidak terlalu membebani siswa, hal ini berdasarkan saran dari beberapa orang tua, khususnya yang mempunyai keterbatasan pendidikan. (1.2/W/NL/ ).

4 Hasil wawancara yang dilakukan dengan anggota komite sekolah tentang masukan komite sekolah pada guru terhadap proses pembelajaran, menjelaskan bahwa : Komite sekolah menyarankan agar sekolah memperhatikan tersedianya buku-buku pelajaran untuk siswa, dan dapat meminjami siswa, terutama siswa kelas satu dan dua yang belum lancar membaca. (1.2/W/AD/ ). Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa partisipasi komite sekolah dalam pemberian masukan pada guru terhadap proses pembelajaran telah dilakukan melalui rapat sekolah, antara lain dengan memberikan masukan tentang tersedianya buku-buku pelajaran, dan media pembelajaran lainnya demi kelancaran proses belajar siswa. Masukan lainnya adalah pemberian tugas rumah yang tidak terlalu membebani siswa, mengingat kemampuan rata-rata pendidikan orang tua siswa hanya sebatas mendampingi saja. Komite sekolah juga berdasarkan saran dari orang tua siswa memberikan masukan pada sekolah, agar dapat meminjamkan buku pelajaran untuk siswa khususnya siswa kelas satu dan kelas dua yang belum lancar membaca. c. Pengelolaan Sumber Daya Pendidikan Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah mengenai pertimbangan yang diberikan komite sekolah tentang sarana dan prasarana yang digunakan sekolah, menjelaskan bahwa : Sarana dan prasarana yang ada di sekolah ini memang masih belum memadai untuk menunjang seluruh kegiatan di sekolah. Pada pertemuan atau rapat komite sekolah, hal ini beberapa kali menjadi pembahasan bersama, untuk mendapatkan berbagai masukan dan pertimbangan, khususnya dari komite sekolah, untuk membantu mencarikan solusi atas kekurangan sarana dan prasarana sekolah. Beberapa orang tua siswa yang

5 benar-benar memahami kebutuhan anak-anaknya menyadari akan pentingnya sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran siswa, sehingga mereka memberikan masukan kepada sekolah untuk melengkapi kekurangan sarana prasarana tersebut. Ketua komite sekolah berupaya untuk menindaklanjuti masukan orang tua siswa tersebut dengan upaya sharing dengan kepala sekolah dan dinas pendidikan kecamatan. (1.3.1/W/KS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah mengenai pertimbangan yang diberikan komite sekolah tentang sarana dan prasarana yang digunakan sekolah, menjelaskan bahwa : Ketua Komite sekolah memahami bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah masih belum memadai. Dan ketua komite menyadari bahwa masyarakat atau orang tua siswa tidak memiliki kemampuan dana untuk membantu sekolah memenuhi kelengkapan sarana dan prasarana sekolah. Tapi pada hal-hal tertentu komite sekolah memberikan pertimbangan seperti pada kurangnya media untuk pembelajaran siswa yang masih kurang, ketua komite memberikan saran pada sekolah agar guru dapat memanfaatkan media yang mudah diperoleh di sekitar sekolah, jika guru membutuhkan bahan untuk pengadaan media pembelajaran yang sederhana, guru dapat menghubungi orang tua siswa ataupun komite sekolah. (1.3.1/W/WKS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah mengenai pertimbangan yang diberikan komite sekolah tentang sarana dan prasarana yang digunakan sekolah, menjelaskan bahwa : Meskipun sarana dan prasarana di sekolah ini masih belum memadai, tapi komite sekolah dan juga masyarakat di sekolah ini tidak dapat berbuat banyak, karena kemampuan ekonomi di masyarakat yang rendah. Sebelumnya, sebagai pertimbangan dari orang tua siswa pernah ada kesepakatan orang tua siswa dengan komite sekolah untuk memberikan sumbangan semampunya kepada sekolah, berjumlah lima ribu rupiah untuk setiap semester, tapi ini hanya menjadi sebuah rencana saja yang tidak dapat direalisasikan. Sebenarnya bantuan ini rencananya diperuntukkan untuk membantu sekolah dalam memperbaiki sarana dan prasarana yang ada. (1.3.1/W/NL/ ).

6 Hasil wawancara yang dilakukan dengan anggota komite sekolah mengenai pertimbangan yang diberikan komite sekolah tentang sarana dan prasarana yang digunakan sekolah, menjelaskan bahwa : Masyarakat yang ada disini rata-rata berpenghasilan rendah. Kami tahu kondisi sarana dan prasarana yang belum lengkap. Yang bisa kami lakukan semampu kami sudah kami sampaikan kepada ketua komite. Saran ketua komite sekolah, jika ada yang dibutuhkan oleh guru untuk membantu kelancaran belajar siswa, berupa media belajar yang sederhana, yang mudah diperoleh di sekitar rumah siswa, terutama untuk kelas satu, guru boleh mengutarakannya kepada komite sekolah. (1.3.1/W/AD/ ). Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa komite sekolah telah memberikan pertimbangan tentang sarana dan prasarana yang digunakan sekolah sesuai kemampuan masyarakat atau orang tua siswa yang ada. Komite sekolah pernah memberikan saran untuk orang tua siswa agar dapat memberikan sumbangan uang lima ribu rupiah setiap semester. Meskipun saran ini telah diterima dan disepakati, tapi tidak dapat dilanjutkan lagi karena adanya larangan pemungutan dana pada siswa. Masukan lainnya adalah guru dapat menghubungi orang tua siswa atau komite sekolah jika membutuhkan bantuan orang tua siswa untuk mengadakan media sederhana untuk pembelajaran siswa, yang mudah diperoleh disekitar rumah siswa. Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah mengenai pertimbangan yang diberikan komite sekolah tentang anggaran yang dapat dimanfaatkan di sekolah, menjelaskan bahwa : Pada pertemuan rapat sekolah, komite sekolah dan masyarakat lainnya memperoleh informasi dari sekolah segala sumber dana yang diperoleh sekolah, dan komite sekolah sebagai rekan atau mitra memberikan berbagai pertimbangan hal apa saja yang dapat dilakukan sebagai pemanfaatan anggaran. Pertimbangan lainnya yang diberikan oleh komite

7 sekolah seperti anggaran untuk membantu siswa yang tidak mampu. Beberapa siswa di sekolah ini memperoleh bantuan yang berupa Bantuan Langsung Masyarakat, untuk pengadaan perlengkapan siswa seperti tas dan seragam sekolah. Dan berdasarkan kesepakatan bersama dana yang diperoleh siswa diuangkan saja dan tidak sepenuhnya diberikan kepada siswa tersebut, tetapi sebagian diberikan kepada siswa lain yang juga membutuhkan dan pantas untuk diberikan tapi tidak termasuk sebagai penerima bantuan. Meskipun ini sudah disetujui, tapi akhirnya tidak dapat terlaksana, karena tidak disetujui dari pihak Diknas Kecamatan. (1.3.2/W/KS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah mengenai pertimbangan yang diberikan komite sekolah tentang anggaran yang dapat dimanfaatkan di sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah tidak banyak ikut campur tentang masalah dana yang ada di sekolah. Komite sekolah mengetahui dari rapat sekolah mengenai sumber dana sekolah, dan mereka hanya memberikan masukan, dalam hal ini, ketua komite dan unsur komite lainnya hanya memberikan pertimbangan hal dan kegiatan apa saja yang dapat dilakukan disekolah untuk menjadi bagian perencanaan pengembangan sekolah setelah mendengarkan segala sumber dana yang ada di sekolah. Komite sekolah tidak memberikan pertimbangan untuk anggaran lain yang dapat dimanfaatkan sekolah, selain tentang dana bantuan pengadaan seragam siswa yang minta diuangkan saja dan dibagikan kepada beberapa siswa yang membutuhkan. Meskipun pertimbangan ini disetujui orang tua siswa yang bersangkutan tapi tidak bisa dijalankan karena menyalahi juknis dari bantuan tersebut. (1.3.2/W/WKS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah mengenai pertimbangan yang diberikan komite sekolah tentang anggaran yang dapat dimanfaatkan di sekolah, menjelaskan bahwa : Pertimbangan yang diberikan untuk anggaran yang dapat dimanfaatkan sekolah hanya berupa saran-saran yang diberikan ketika penyusunan rencana kegiatan sekolah. Karena melihat kondisi sekolah, lahirlah ide dari komite sekolah untuk menyumbangkan uang sebesar lima ribu rupiah per semester untuk setiap siswa. Dana ini jika terkumpul memang jumlahnya tidak besar, tapi rencananya memang akan dimanfaatkan untuk membantu sekolah. (1.3.2/W/NL/ ).

8 Hasil wawancara yang dilakukan dengan anggota komite sekolah mengenai pertimbangan yang diberikan komite sekolah tentang anggaran yang dapat dimanfaatkan di sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah tidak banyak campur tangan mengenai masalah anggaran di sekolah. Tapi ketua komite pernah menyarankan agar bantuan pengadaan seragam siswa diuangkan saja dan tidak semuanya diberikan kepada siswa yang berhak memperoleh tapi diberikan kepada siswa lain yang juga membutuhkan. Sebelumnya juga komite sekolah pernah meminta persetujuan orang tua untuk memberikan sumbangan ke sekolah, tapi hal ini tidak terlaksana, karena sekarang dilarang untuk memungut dana dari siswa. (1.3.2/W/S/AD/ ). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan komite sekolah memperoleh informasi mengenai anggaran pendidikan di sekolah melalui pemberitahuan kepala sekolah pada rapat sekolah. Melalui rapat ini juga komite sekolah memberikan masukan hal dan kegiatan apa saja yang dapat dilakukan disekolah untuk menjadi bagian perencanaan pengembangan sekolah setelah mendengarkan segala sumber dana yang ada di sekolah. Komite sekolah juga pernah menyarankan pemanfaatan anggaran untuk pengadaan seragam siswa untuk diuangkan saja dan dibagikan kepada beberapa siswa yang juga membutuhkan. 2. Partisipasi Komite Sekolah sebagai Pendukung di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo b. Pengelolaan Sumber Daya Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah mengenai pemantauan dan dukungan komite sekolah pada kondisi tenaga kependidikan di sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah tidak memantau langsung kondisi ketenagaan pendidikan di sekolah. Informasi tentang hal ini diperoleh ketika ada penyampaian

9 kepala sekolah pada rapat yang diadakan di sekolah. Kepala sekolah memberitahukan kepada komite sekolah dan orang tua siswa lainnya mengenai keberadaan, jumlah dan kehadiran tenaga pendidikan. (2.1/W/KS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah mengenai pemantauan dan dukungan komite sekolah pada kondisi tenaga kependidikan di sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah tidak memantau langsung kondisi jumlah guru, dan latar belakang pendidikannya, mereka memperoleh informasi ini melalui rapat sekolah. Berdasarkan informasi ini komite sekolah memberikan masukan tentang tenaga yang dapat diperbantukan di sekolah. (2.1/W/WKS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah mengenai pemantauan dan dukungan komite sekolah pada kondisi tenaga kependidikan di sekolah, menjelaskan bahwa : Dengan adanya pemberitahuan dari kepala sekolah pada rapat di sekolah, ketua komite dapat memperoleh informasi tentang kondisi sebenarnya dari ketenagaan pendidikan yang ada di sekolah. (2.1/W/NL/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan anggota komite sekolah mengenai pemantauan dan dukungan komite sekolah pada kondisi tenaga kependidikan di sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah tidak memantau langsung kondisi guru di sekolah, setelah ada informasi dari sekolah, komite sekolah mengetahui lebih jelas kondisinya. Yang diketahui sebelumnya hanya jumlah guru, tapi tingkat pendidikan dan kebutuhan sekolah, informasinya diperoleh komite sekolah dari kepala sekolah. (2.1/W/AD/ ). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa komite sekolah tidak melakukan pemantauan langsung kondisi guru yang ada di sekolah. Komite

10 sekolah hanya mengetahui jumlah guru, tapi untuk informasi tingkat pendidikan, kehadiran, dan berapa jumlah guru yang dibutuhkan sekolah diperoleh komite sekolah dari pemberitahuan kepala sekolah pada rapat sekolah. c. Pengelolaan sarana dan prasarana Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah mengenai pemantauan yang dilakukan komite sekolah pada kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah dan memobilisasi bantuan untuk sarana dan prasarana sekolah, menjelaskan bahwa : Melalui informasi yang disampaikan pihak sekolah pada rapat atau pada beberapa pertemuan informal, terjadi berbagai perbincangan atau pembahasan bagaimana keadaan sarana dan prasarana sekolah. Ketua komite sekolah menghimbau kepada orang tua siswa untuk dapat memberikan bantuan berupa sumbangan uang untuk membantu sekolah dalam menambah biaya pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah. Sebelumnya memang ada kesepakatan bersama orang tua siswa untuk menyumbangkan lima ribu rupiah persiswa untuk satu semester, tapi hal ini tidak bisa dilanjutkan lagi karena adanya larangan pemungutan dana dari pemerintah. (2.2/W/KS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah mengenai pemantauan yang dilakukan komite sekolah pada kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah dan memobilisasi bantuan untuk sarana dan prasarana sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah tidak melakukan pemantauan langsung kondisi sarana dan prasarana sekolah. Nanti setelah ada pemberitahuan dari kepala sekolah pada rapat sekolah, dan ketua komite terlibat percakapan dengan kepala sekolah serta guru lainnya, akhirnya komite sekolah mengetahui lebih jelas kondisi sarana dan prasarana sekolah. (2.2/W/WKS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah mengenai pemantauan yang dilakukan komite sekolah pada kondisi sarana dan prasarana

11 yang ada di sekolah dan memobilisasi bantuan untuk sarana dan prasarana sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah sudah berupaya untuk melakukan mobilisasi bantuan sekedarnya sesuai kondisi ekonomi masyarakat untuk mengadakan dana yang bisa digunakan sekolah untuk pemeliharaan ataupun pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Atas kesepakatan orang tua siswa dana ini sebesar lima ribu rupiah per siswa untuk setiap semester. Tapi rencana ini tidak bisa kami laksanakan karena kami komite sekolah dan juga pihak sekolah khawatir akan mendapat mendapatkan masalah karena adanya larangan dari pemerintah untuk melakukan pungutan dana dari masyarakat. (2.2/W/NL/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan anggota komite sekolah mengenai pemantauan yang dilakukan komite sekolah pada kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah dan memobilisasi bantuan untuk sarana dan prasarana sekolah, menjelaskan bahwa : Ketua komite pernah melakukan mobilisasi bantuan yang berupa sumbangan dana lima ribu per siswa. Tapi tidak berjalan sesuai rencana. (2.2/W/AD/ ). Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada dua orang masyarakat mengenai pemantauan yang dilakukan komite sekolah pada kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah dan memobilisasi bantuan untuk sarana dan prasarana sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah pernah mengajak orang tua siswa untuk ikut menyumbangkan semampunya dalam pembuatan lapangan olah raga untuk siswa. Sebelum adanya bantuan dari Dinas Pendidikan, kami pernah memberikan sumbangan material seperti semen dan pasir untuk perbaikan lapangan voli yang digunakan siswa untuk berolahraga. (2.2/W/WK/ ). Hasil wawancara lainnya mengatakan bahwa: Untuk datang ke sekolah memantau langsung kondisi sekolah memang tidak dilakukan oleh pak ketua komite di sekolah ini, tapi kalau untuk himbauan kepada kami untuk membantu sekolah sesuai dengan

12 kemampuan kami, itu sudah dilakukan. Saya sendiri pernah menyumbangkan pasir untuk membuat lapangan olah raga di sekolah ini, sesuai dengan kemampuan yang saya miliki. Saya juga ikut membantu mengerjakannya. (2.2/W/NP/ ). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa komite sekolah tidak memantau langsung kondisi sarana dan prasarana sekolah. Kondisi sesungguhnya diperoleh dari pemberitahuan kepala sekolah pada rapat sekolah. Berdasarkan informasi ini, komite sekolah berupaya untuk memobilisasi bantuan untuk pembuatan lapangan voli. Komite sekolah juga pernah memobilisasi bantuan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah berupa sumbangan lima ribu rupiah setiap siswa untuk setiap semester. Tapi rencana ini tidak dapat dilanjutkan pelaksanaannya karena adanya larangan dari pemerintah untuk melakukan pungutan pada masyarakat. d. Pengelolaan anggaran Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah mengenai pemantauan dan dukungan yang diberikan komite sekolah pada kondisi anggaran dan memobilisasi anggaran pendidikan di sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah tidak memantau langsung anggaran yang ada di sekolah, melalui rapat sekolah setiap enam bulan sekali pada perimaan buku laporan pendidikan siswa, pihak sekolah, dalam hal ini kepala sekolah menyampaikan anggaran apa saja yang diperoleh sekolah dan berapa jumlahnya. Tapi ini tidak menjadi suatu pembahasan rutin antara sekolah dan komite sekolah. Orang tua siswa memang mempunyai kesepakatan untuk memberikan sumbangan kepada sekolah, besarnya memang tidak seberapa banyak, tapi hal ini sudah menunjukkan adanya perhatian dari masyarakat, khususnya orang tua siswa. Bantuan ini dimobilisasi oleh komite sekolah, dan berdasarkan komitmen bersama orang tua siswa dana ini akan diberikan orang tua siswa kepada anaknya melalui kelas masingmasing. Tapi serupa dengan yang dikatakan sebelumnya, hal ini tidak bisa

13 dilanjutkan lagi karena adanya larangan pemungutan dana dari pemerintah. (2.3/W/KS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah mengenai pemantauan dan dukungan yang diberikan komite sekolah pada kondisi anggaran dan memobilisasi anggaran pendidikan di sekolah, menjelaskan bahwa : Kondisi anggaran sekolah diketahui komite melalui rapat sekolah, jadi komite sekolah tidak melakukan pemantauan langsung anggaran pendidikan sekolah. Informasi sumber dana dan besarnya dana yang diterima, diperoleh dari pemberitahuan kepala sekolah. Mengenai mobilisasi dana, komite tidak melakukannya. Hanya sekedar saran untuk orang tua siswa agar dapat memberikan sumbangan lima ribu rupiah setiap semester. (2.3/W/WKS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah mengenai pemantauan dan dukungan yang diberikan komite sekolah pada kondisi anggaran dan memobilisasi anggaran pendidikan di sekolah, menjelaskan bahwa : Besarnya anggaran dan sumber dana yang ada di sekolah kami ketahui melalui rapat sekolah yang dibacakan oleh kepala sekolah. Kami tidak melakukan pemantauan secara langsung kondisi anggaran yang ada di sekolah. Tapi karena adanya informasi dari sekolah, kami punya keinginan untuk dapat membantu sekolah sesuai kemampuan kami masyarakat yang ada di sekolah ini. Mobilisasi bantuan yang kami lakukan dan disepakati bersama orang tua siswa adalah hanya dana lima ribu rupiah persemester itu, tapi tidak dapat dilanjutkan karena adanya larangan dari pemerintah. (2.3/W/NL/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan anggota komite sekolah mengenai pemantauan dan dukungan yang diberikan komite sekolah pada kondisi anggaran dan memobilisasi anggaran pendidikan di sekolah, menjelaskan bahwa :

14 Berdasarkan pemberitahuan oleh kepala sekolah, komite sekolah mengetahui kondisi anggaran pendidikan di sekolah. Masyarakat di sekitar sekolah ini adalah masyarakat tidak mampu, tapi mereka mendukung rencana komite sekolah untuk memberikan bantuan pada sekolah. Tapi karena sekarang ada larangan untuk memungut dana, komite sekolah batal memobilisasi bantuan ini. (2.3/W/AD/ ). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa komite sekolah tidak melakukan pemantauan langsung pada kondisi anggaran sekolah. Hanya berdasarkan pemberitahuan kepala sekolah komite sekolah dapat mengetahui sember dan besarnya anggaran pendidikan yang ada di sekolah. Komite sekolah telah berupaya untuk memobilisasi bantuan untuk sekolah sesuai dengan kemampuan masyarakat. 3. Partisipasi Komite Sekolah sebagai Pengontrol di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo a. Mengontrol perencanaan pendidikan di sekolah Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah mengenai pengontrolan yang dilakukan oleh komite sekolah pada proses perencanaan pendidikan di sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah memang memberikan beberapa masukan penting dan hal ini sebagai umpan balik dari masyarakat sebagai pertimbangan dari pihak masyarakat atas ide yang disampaikan kepala sekolah untuk penyusunan perencanaan pengembangan sekolah, tapi komite sekolah tidak melakukan pengontrolan secara langsung atas implementasi program yang telah dibuat sekolah, baik pelaksanaan maupun evaluasi demi perbaikan perencanaan program sekolah selanjutnya. Komite sekolah juga ikut mengesahkan perencanaan pengembangan sekolah ini. (3.1.1/W/KS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah mengenai pengontrolan yang dilakukan oleh komite sekolah pada proses perencanaan pendidikan di sekolah, menjelaskan bahwa :

15 Sekolah memang melibatkan komite sekolah dalam penyusunan perencanaan sekolah, komite sekolah juga ikut mengesahkan RKS, RAPBS yang ada di sekolah, tapi komite sekolah kurang melakukan pengontrolan proses perencanaan tersebut, karena keterlibatan komite dalam memberikan masukan untuk perencanaan sekolah, berdasarkan informasi yang diperoleh di saat rapat. Jadi tidak ada pengontrolan pada proses perencanaan. Setelah saran diterima komite sekolah tidak melakukan pengontrolan kembali bagaiamana realisasi dari berbagai masukan dari komite sekolah. (3.1.1/W/WKS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah mengenai pengontrolan yang dilakukan oleh komite sekolah pada proses perencanaan pendidikan di sekolah, menjelaskan bahwa : Kami memberikan saran-saran kepada sekolah pada saat rapat sekolah. Pada pertemuan untuk membahas perencanaan sekolah, kami memberikan masukan berdasarkan kondisi sekolah yang disampaikan kepala sekolah. Ada beberapa saran dari orang tua siswa yang juga kami sampaikan berdasarkan kondisi mereka, baik itu pendidikan, dan juga kondisi ekonomi masyarakat. Masukan ini memang kami sampaikan sebagai bahan pertimbangan untuk sekolah dalam menyusun rencana pengembangan sekolah. Tapi kami kurang melakukan pengontrolan secara langsung, apakah rencana yang kami sampaikan dilaksanakan seluruhnya oleh sekolah atau tidak. Kami memperoleh keterangan setelah diberitahukan kembali oleh kepala sekolah pada pertemuan rapat berikutnya. (3.1.1/W/NL/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan anggota komite sekolah mengenai pengontrolan yang dilakukan oleh komite sekolah pada proses perencanaan pendidikan di sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah tidak melakukan pengontrolan langsung perencanaan pendidikan. Memang ada masukan yang diberikan, tapi setelah itu, komite sekolah hanya ikut mengesahkan saja perencanaan pendidikan di sekolah. (3.1.1/W/AD/ ). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa komite sekolah tidak melakukan pengontrolan secara langsung proses perencanaan pendidikan di

16 sekolah. Komite sekolah hanya memberikan masukan berdasarkan informasi kepala sekolah tentang kondisi sekolah. Komite sekolah memang ikut mengesahkan rencana kegiatan sekolah, tapi tidak melakukan pengontrolan perencanaan pendidikan secara langsung bagaiamana realisasi dari berbagai masukan dari komite sekolah. Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah mengenai pengontrolan yang dilakukan oleh komite sekolah pada proses pengambilan keputusan di sekolah, menjelaskan bahwa : Ketika sekolah menyusun program pengembangan sekolah, komite sekolah memang memberikan saran-saran untuk pendidikan disekolah, tapi dalam realisasi dan pengambilan keputusan, komite sekolah tidak banyak melakukan pengontrolan. Setelah menjadi suatu konsep perencanaan pengembangan sekolah, ketua komite hanya ikut mengesahkan saja. Tapi ada satu hal, yaitu pada bantuan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dalam hal ini ketua komite menyarankan agar bantuan pengadaan seragam siswa yang diperoleh ini diuangkan saja dan tidak diberikan seluruhnya kepada siswa yang bersangkutan, tapi diberikan juga kepada siswa lainnya yang membutuhkan tapi tidak tercover dalam nama penerima bantuan. Hal ini memang telah disepakati bersama, bahwa uang yang diberikan tersebut untuk membantu siswa lainnya yang juga membutuhkan dan harus digunakan untuk membeli seragam sekolah, tetapi ternyata ada beberapa siswa yang tidak dibelikan seragam oleh orangtuanya. (3.1.2/W/KS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah mengenai pengontrolan yang dilakukan oleh komite sekolah pada proses pengambilan keputusan di sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah tidak melakukan pengontrolan atas proses pengambilan keputusan di sekolah. Segala kebijakan yang dilaksanakan di sekolah tidak melalui pengontrolan komite sekolah. Pihak sekolah, menerima segala bentuk masukan dan saran dari komite sekolah, dan melakukan pengambilan keputusan tanpa adanya pengontrolan dari komite sekolah.

17 Komite sekolah hanya ikut mengesahkan rencana kegiatan sekolah. (3.1.2/W/WKS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah mengenai pengontrolan yang dilakukan oleh komite sekolah pada proses pengambilan keputusan di sekolah, menjelaskan bahwa : Kami ikut memberikan saran untuk perencanaan sekolah, tapi untuk mengontrol pengambilan keputusan, itu tidak kami lakukan, kami hanya menandatangani saja setelah diminta untuk menandatangani hasil rumusan rencana pengembangan sekolah tersebut. (3.1.2/W/NL/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan anggota komite sekolah mengenai pengontrolan yang dilakukan oleh komite sekolah pada proses pengambilan keputusan di sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah kurang melakukan pengontrolan pada pengambilan keputusan sekolah. Komite sekolah hanya ikut mengesahkan saja hasil rumusan dari perencanaan sekolah yang sudah menjadi keputusan sekolah. (3.1.2/W/AD/ ). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa komite sekolah tidak melakukan pengontrolan secara langsung pada proses pengambilan keputusan di sekolah. Komite sekolah telah memberikan saran-saran untuk pendidikan disekolah, tapi dalam realisasi dan pengambilan keputusan, komite sekolah tidak banyak melakukan pengontrolan. Setelah menjadi suatu konsep perencanaan pengembangan sekolah, ketua komite hanya ikut mengesahkan saja. Hanya pada bantuan pengadaan seragam siswa yang diperoleh sekolah, komite sekolah menyarankan untuk diuangkan saja dan tidak diberikan

18 seluruhnya kepada siswa yang bersangkutan, tapi diberikan juga kepada siswa lainnya yang membutuhkan tapi tidak tercover dalam nama penerima bantuan. Komite sekolah ikut memantau pelaksanaannya. b. Memantau pelaksanaan program sekolah Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah mengenai pengawasan yang dilakukan oleh komite sekolah terhadap kualitas program sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah kurang melakukan pengawasan terhadap kualitas program sekolah. Program sekolah yang ada sekarang hanya merupakan programprogram lanjutan dari yang sebelumnya. Memang sekolah memperoleh bantuan seperti BLM dari pemerintah provinsi, untuk pengadaan seragam siswa tapi komite sekolah belum berperan dalam hal melakukan pengawasan atau evaluasi apakah sekolah perlu melakukan suatu program yang baru demi pengembangan sekolah, karena komite sekolah beralasan, program yang sudah ada sudah cukup baik. (3.2.1/W/KS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah mengenai pengawasan yang dilakukan oleh komite sekolah terhadap kualitas program sekolah, menjelaskan bahwa : Jika sekolah mengadakan rapat dan mengundang ketua komite sekolah, itupun dilakukan enam bulan sekali, ketua komite akan memperoleh informasi tentang berbagai program sekolah, itupun tidak semuanya. Jadi komite sekolah kurang melakukan pengawasan pada kualitas program sekolah. Meskipun RKS dan RKAS disahkan oleh komite sekolah, tapi komite sekolah belum ikut merevisi kembali bersama kepala sekolah, untuk penyusunan rencana selanjutnya. (3.2.1/W/WKS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah mengenai pengawasan yang dilakukan oleh komite sekolah terhadap kualitas program sekolah, menjelaskan bahwa : Menurut kami, apa yang sudah diputuskan oleh sekolah itu sudah yang terbaik. Kami tidak melakukan pengawasan ataupun

19 mengevaluasi kualitas dari program yang diputuskan. (3.2.1/W/NL/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan anggota komite sekolah mengenai pengawasan yang dilakukan oleh komite sekolah terhadap kualitas program sekolah, menjelaskan bahwa : Kualitas program sekolah sudah cukup bagus. Memang komite sekolah kurang melakukan pengawasan terhadap kualitas beberapa program yang ada di sekolah, karena sudah merasa bahwa program-program yang ada itu sudah bagus dan sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah. (3.2.1/W/AD/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan dua orang masyarakat mengenai pengawasan yang dilakukan oleh komite sekolah terhadap kualitas program sekolah, menjelaskan bahwa : Program yang ada sekarang masih sama dengan program sebelumnya. Belum ada evaluasi dari komite sekolah untuk program sekolah. (3.2.1/W/WK/ ). Hasil wawancara dengan masyarakat lainnya menjelaskan bahwa: Program di sekolah ini saya rasa sudah cukup bagus. Kami mendukung saja apa yang terbaik untuk sekolah. Pak ketua komite pun tidak melakukan evaluasi, apakah untuk program sekolah yang ada perlu ditambah atau ditingkatkan, karena menurut beliau programnya masih bagus. (3.2.1/W/NP/ ) Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa komite sekolah kurang melakukan pengawasan terhadap kualitas program sekolah. Program sekolah yang ada sekarang menurut komite sekolah sudah cukup bagus. Meskipun RKS dan RKAS disahkan oleh komite sekolah, tapi komite sekolah belum ikut

20 merevisi kembali bersama kepala sekolah, untuk penyusunan rencana selanjutnya. Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah mengenai pemantauan alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah, menjelaskan bahwa : Pada rapat yang diadakan sekolah, kepala sekolah memang menyampaikan berbagai sumber dana yang diperoleh sekolah, tapi komite sekolah tidak melakukan pemantauan secara langsung keseluruhan alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah. Hanya pada bantuan dari pemerintah propinsi yaitu BLM, komite sekolah, ikut memantau alokasi anggaran tersebut. (3.2.2/W/KS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah mengenai pemantauan alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah tidak melakukan pemantauan langsung alokasi anggaran pelaksanaan program sekolah. Alokasi anggaran diketahui komite sekolah melalui RKAS yang ada, dan tidak melakukan tindakan pemantauan apakah alokasi anggaran sudah dilakukan semestinya. (3.2.2/W/WKS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah mengenai pemantauan alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah, menjelaskan bahwa : Alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah kami ketahui melalui rencana kerja sekolah yang kami tanda tangani. Sekolah ini juga pernah memperoleh anggaran untuk bantuan pengadaan seragam sekolah, disini kami ikut memantau, karena kami menyarankan agar bantuan ini bisa dinikmati oleh siswa lainnya. (3.2.2/W/NL/ ).

21 Hasil wawancara yang dilakukan dengan anggota komite sekolah mengenai pemantauan alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah, menjelaskan bahwa : Komite sekolah tidak memantau langsung alokasi anggaran pelaksanaan program sekolah. Berbagai program yang dibuat disetujui pelaksanaannya karena komite sekolah ikut mengesahkan, tapi komite sekolah tidak melakukan pengontrolan alokasi keseluruhan anggaran. (3.2.2/W/AD/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan dua orang masyarakat mengenai pemantauan alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah, menjelaskan bahwa: Memang benar jika komite sekolah mengetahui besar dan sumber dana sekolah dari kepala sekolah di saat rapat. Tapi komite sekolah tidak memantau alokasi keseluruhan dana yang diperoleh sekolah. Ketua komite hanya ikut menanda tangani saja. (3.2.2/W/ WK/ ). Hasil wawancara lainnya menjelaskan bahwa: Pak ketua komite sekolah tidak memantau alokasi pelaksanaan anggaran sekolah, meskipun sebelumnya pak komite sekolah diberitahu besar anggaran sekolah dan alokasinyanya, tapi pak komite sekolah tidak mengontrol bagaimana realisasi dari alokasi anggaran yang dilaksanakan. (3.2.2/W/NP/ ). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa komite sekolah tidak memantau langsung alokasi keseluruhan anggaran pelaksanaan program sekolah. Komite sekolah mengetahui alokasi anggaran pendidikan di sekolah melalui pemberitahuan kepala sekolah dan melalui RKAS yang ada, dan tidak

22 melakukan tindakan pemantauan apakah alokasi anggaran sudah dilakukan semestinya. c. Memantau out put pendidikan Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah mengenai pemantauan yang dilakukan oleh komite sekolah pada hasil ujian akhir, menjelaskan bahwa : Komite sekolah tidak melakukan pemantauan langsung pelaksanaan ujian akhir maupun hasil dari ujian akhir disekolah ini. Sekolah juga bukan penyelenggara ujian, ujian sekolah dilakukan di SDN 10 Bongomeme. Komite sekolah memperoleh informasi hasil ujian akhir hanya setelah memperoleh undangan dari sekolah. (3.3/W/KS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah mengenai pemantauan yang dilakukan oleh komite sekolah pada hasil ujian akhir, menjelaskan bahwa : Komite sekolah tidak melakukan pemantauan langsung hasil ujian akhir sekolah. Informasi pelaksanaan ujian diperoleh komite sekolah disaat rapat sebelum pelaksanaan ujian. Begitupula dengan hasil ujian akhir, komite sekolah mengetahuinya dari informasi kepala sekolah pada rapat sekolah. (3.3/W/WKS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah mengenai pemantauan yang dilakukan oleh komite sekolah pada hasil ujian akhir, menjelaskan bahwa : Kami diberitahu oleh kepala sekolah melalui rapat bahwa siswa akan menghadapi ujian akhir. Dan kami mendukung segala persiapan untuk pelaksanaannya. Kami tidak melakukan pemantauan secara langsung bagaimana prosesnya dan juga hasil akhirnya, nanti pada rapat berikutnya

23 setelah pelaksanaan ujian, kami mendapat undangan kembali dan memperoleh informasi hasil ujian akhir sekolah. (3.3/W/NL/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan anggota komite sekolah mengenai pemantauan yang dilakukan oleh komite sekolah pada hasil ujian akhir, menjelaskan bahwa : Hasil ujian akhir siswa tidak dipantau langsung oleh komite sekolah. Komite sekolah hanya mengikuti pertemuan sebelum pelaksanaan ujian dan setelah pelaksanaan. (3.3/W/AD/ ). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa komite sekolah tidak melakukan pemantauan pada hasil ujian akhir. Komite sekolah hanya mengikuti rapat sebelum pelaksanaan ujian akhir dan setelah ujian akhir serta memperoleh informasi hasil ujian akhir dari kepala sekolah. 1. Partisipasi Komite Sekolah sebagai Mediator di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo 1. Perencanaan Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah mengenai peran komite sekolah sebagai penghubung antara komite sekolah dengan sekolah, dan masyarakat lainnya, menjelaskan bahwa : Ketua komite sekolah di sekolah ini dipercaya oleh orang tua siswa sebagai wakil masyarakat yang dapat menjadi mediator antara sekolah dan masyarakat lainnya. Kami akui pertemuan antara komite sekolah dan pihak sekolah terjadi hanya jika sekolah mengundang ketua komite sekolah untuk menghadiri rapat seperti rapat penerimaan BLP. Rapat ini juga tentu menghadirkan orang tua siswa. Komite sekolah tidak mempunyai program dan jadwal yang rutin untuk melaksanakan perannya sebagai mediator. (4.1.1/W/KS/ ).

24 Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah mengenai peran komite sekolah sebagai penghubung antara komite sekolah dengan sekolah, dan masyarakat lainnya, menjelaskan bahwa : Komite sekolah memang merupakan penghubung antara sekolah dan masyarakat lainnya. Ini dipercayakan pada ketua komite sekolah yang dianggap masyarakat di sekolah ini untuk mewakili mereka sebagai mitra sekolah. Peran sebagai penghubung antara sekolah dengan masyarakat lainnya ini, sudah dilaksanakan meskipun belum dilakukan secara maksimal, karena kehadiran komite sekolah dengan segala perannya sebagai mitra sekolah, hanya ada pada undangan-undangan rapat yang dilakukan sekolah seperti pada penyusunan perencanaan pengembangan sekolah dan rapat penerimaan buku laporan pendidian. Ketua komite menyampaikan beberapa masukan kepada sekolah yang juga merupakan saran dari beberapa orang tua siswa. Tapi ketua komite belum memiliki jadwal yang rutin untuk mengunjungi sekolah dan melaksanakan perannya secara maksimal. (4.1.1/W/WKS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah mengenai peran komite sekolah sebagai penghubung antara komite sekolah dengan sekolah, dan masyarakat lainnya, menjelaskan bahwa : Jika ada saran dari orang tua siswa untuk sekolah, kami berusaha untuk menyampaikannya pada kepala sekolah. Karena kami dipercaya oleh mereka untuk menjadi penghubung antara sekolah dan masyarakat. Tapi kami tidak memiliki jadwal untuk selalu mengunjungi sekolah. Jika memperoleh undangan dari sekolah untuk rapat BLP, atau rapat-rapat lainnya, kami selalu hadir, dan itu kami gunakan untuk menyampaikan segala permasalahan yang pernah disampaikan oleh orang tua siswa. (4.1.1/W/NL/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan anggota komite sekolah mengenai peran komite sekolah sebagai penghubung antara komite sekolah dengan sekolah, dan masyarakat lainnya, menjelaskan bahwa : Jika ada hal penting yang ingin diketahui, masyarakat menghubungi ketua komite melalui telepon, begitu juga sebaliknya. Komite sekolah tidak menjadwalkan secara

25 khusus pertemuan atau rapat dengan masyarakat lainnya. (4.1.1/W/AD/ ). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa kehadiran komite di sekolah yang banyak diwakili oleh ketua komite hanya ada pada rapat-rapat yang diadakan sekolah seperti rapat penerimaan buku laporan pendidikan dan ketika sekolah mengadakan rapat penyusunan rencana pengembangan sekolah. Komite sekolah tidak memiliki jadwal yang rutin sehingga tidak dapat melaksanakan perannya secara maksimal. Tapi komite sekolah berusaha untuk menyampaikan beberapa saran dari orang tua siswa yang ingin disampaikan ke sekolah melalui komite sekolah. Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah mengenai peran komite sekolah mengidentifikasi aspirasi masyarakat untuk perencanaan pendidikan, menjelaskan bahwa : Karena komite sekolah tidak memiliki jadwal yang rutin dan teratur, maka komite sekolah tidak melakukan pertemuan-pertemuan atau rapat bersama masyarakat lainnya. Tapi masukan-masukan yang disampaikan ketua komite merupakan aspirasi dari masyarakat yang mereka sampaikan pada komite sekolah melalui percakapan-percakapan tidak resmi atau melalui pesan singkat lewat telpon yang diteruskan oleh ketua komite kepada kepala sekolah. (4.1.2/W/KS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah mengenai peran komite sekolah mengidentifikasi aspirasi masyarakat untuk perencanaan pendidikan, menjelaskan bahwa : Aspirasi dari masyarakat khususnya dari orang tua siswa dapat dilihat dari masukan-masukan yang disampaikan oleh ketua komite pada rapat penyusunan rencana pengembangan sekolah yang dilaksanakan di sekolah. Masukan ini juga merupakan saran-saran dari beberapa orang tua siswa. (4.1.2/W/WKS/ ).

26 Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah mengenai peran komite sekolah mengidentifikasi aspirasi masyarakat untuk perencanaan pendidikan, menjelaskan bahwa : Hal apa saja yang disampaikan oleh masyarakat melalui komite sekolah adalah merupakan aspirasi yang harus disampaikan kepada sekolah dan dapat menjadi pertimbangan sekolah untuk menyusun perencanaan pendidikan di sekolah. (4.1.2/W/NL/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan anggota komite sekolah mengenai peran komite sekolah mengidentifikasi aspirasi masyarakat untuk perencanaan pendidikan, menjelaskan bahwa : Masyarakat lebih mengetahui bagaimana kondisi mereka masing-masing. Jadi saran-saran mereka adalah aspirasi yang berguna untuk sekolah dalam menyusun perencanaan sekolah. (4.1.2/W/AD/ ). Hasil wawancara dengan seorang masyarakat menjelaskan bahwa : Walaupun hanya ketua komite yang sering mengikuti rapat komite dan dewan guru, tapi ketua komite selalu menyampaikan apa yang menjadi aspirasi masyarakat. Kami meminta agar sekolah memperbanyak buku-buku pelajaran untuk sumber belajar siswa. (4.1.2/W/WK/ ). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa komite sekolah yang diwakili oleh ketua komite telah memberikan masukan-masukan yang merupakan aspirasi dari masyarakat yang mereka sampaikan pada komite sekolah melalui percakapan-percakapan tidak resmi atau melalui pesan singkat lewat telepon yang diteruskan oleh ketua komite kepada kepala sekolah disaat rapat sekolah.

27 2. Pelaksanaan program Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah mengenai peran komite sekolah dalam mensosialisasikan kebijakan dan program sekolah kepada masyarakat, menjelaskan bahwa : Berbagai kebijakan dan program sekolah yang penting untuk diketahui masyarakat diberitahu langsung oleh kepala sekolah secara garis besarnya saja pada rapat penerimaan buku laporan pendidikan yang diadakan sekolah. Sekolah mengadakan rapat setiap enam bulan sekali yaitu pada rapat penerimaan BLP. Jadi komite sekolah tidak mensosialisasikan secara langsung pada masyarakat. (4.2/W/KS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah mengenai peran komite sekolah dalam mensosialisasikan kebijakan dan program sekolah kepada masyarakat, menjelaskan bahwa : Segala kebijakan dan program yang ada di sekolah disosialisasikan langsung oleh sekolah kepada masyarakat dengan dihadiri oleh kepala sekolah, guru, komite sekolah dan orang tua siswa. (4.2/W/WKS/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua komite sekolah mengenai peran komite sekolah dalam mensosialisasikan kebijakan dan program sekolah kepada masyarakat, menjelaskan bahwa : Kebijakan dan program sekolah apa saja yang ada dan penting pada rencana pengembangan sekolah yang telah disahkan oleh komite sekolah diberitahukan langsung oleh kepala sekolah kepada orang tua siswa. Komite sekolah tidak memiliki agenda khusus untuk mensosialisasikan kebijakan dan program sekolah kepada masyarakat. (4.2/W/NL/ ). Hasil wawancara yang dilakukan dengan anggota komite sekolah mengenai peran komite sekolah dalam mensosialisasikan kebijakan dan

28 program sekolah kepada masyarakat, menjelaskan bahwa : Kebijakan dan program sekolah tidak disosialisasikan langsung oleh ketua komite pada masyarakat lainnya, tapi disosialisasikan langsung oleh kepala sekolah pada pertemuan dengan orang tua siswa. (4.2/W/AD/ ). Hasil wawancara yang dilakukan denga dua orang masyarakat menjelaskan bahwa : Melalui rapat yang diadakan sekolah, pak ketua komite sekolah bersama kepala sekolah memberitahukan kepada kami berbagai kebijakan dan program sekolah. (4.2/W/WK/ ). Sedangkan hasil wawancara lainnya menjelaskan bahwa : Melalui rapat sekolah, ketua komite sekolah memberitahukannya kepada masyarakat. (4.2/W/NP/ ). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa kebijakan dan program sekolah disampaikan langsung oleh kepala sekolah pada rapat sekolah dengan didampingi oleh ketua komite karena komite sekolah tidak mempunyai agenda khusus untuk melakukan pertemuan dengan masyarakat. 2. Temuan dan Pembahasan Sebagaimana dimaksudkan dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan. Peran serta masyarakat untuk peningkatan mutu pendidikan pada satuan pendidikan atau sekolah adalah melalui komite sekolah. Komite sekolah atau madrasah adalah lembaga mandiri yang di bentuk dan berperan dalam

29 peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan (sekolah/madrasah). Pembentukan komite sekolah ditujukan untuk mewadahi, meyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan, meningkatkan tanggung jawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, serta menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan serta pelayanan pendidikan yang berkualitas di satuan pendidikan baik di daerah perkotaan maupun di desa terpencil. Berkaitan dengan masalah yang diteliti sesuai fokus penelitian yang melihat peran komite sekolah dalam pengembangan sekolah di desa terpencil sebagai pemberi pertimbangan, pendukung, pengontrol dan penghubung di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme. 1. Partisipasi Komite Sekolah Sebagai Pemberi Pertimbangan di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo a. Perencanaan sekolah Temuan hasil penelitian pada partisipasi komite sekolah di desa terpencil di SDN 12 Bongomeme dalam penyusunan perencanaan program sekolah telah dilakukan dengan memberikan saran dan masukan kepada sekolah dan komite sekolah telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan rencana kerja sekolah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga Komite Sekolah dibentuk melalui musyawarah yang terdiri dari : perwakilan orang tua murid tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah adanya partisipasi masyarakat di dalam penyelenggaraan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar

Lebih terperinci

1. Menjelaskan konsep interaksi dengan orangtua dalam Komite Sekolah berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013.

1. Menjelaskan konsep interaksi dengan orangtua dalam Komite Sekolah berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013. PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BIMTEK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 1. Menjelaskan konsep interaksi dengan orangtua dalam Komite Sekolah berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013. 2. Menyusun perencanaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat ditarik kesimpulan tentang gambaran peran Komite Sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung sebagai

Lebih terperinci

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi 2017 June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari Sunardi Program Studi Magister Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Galuh. Jl. R.E Martadinata

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite 110 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Metro dapat diambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik kepala sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang peran komite sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung ini dibagi menjadi lima bagian. Lima bagian tersebut antara lain gambaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian terdiri dari 25 orang yang diambil dari pengurus komite sekolah dari 3 SMP Negeri yang ada di Kecamatan Musuk, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Akuntabilitas Kepala Sekolah dalam perencanaan Dana Bantuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Akuntabilitas Kepala Sekolah dalam perencanaan Dana Bantuan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Akuntabilitas Kepala Sekolah dalam perencanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah di SDN 1 Isimu Raya kecamatan Tibawa a. Tujuan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (PROPENAS) Tahun Dalam BAB VII PROPENAS. ini memuat tentang Pembangunan Pendidikan, dimana salah satu arah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (PROPENAS) Tahun Dalam BAB VII PROPENAS. ini memuat tentang Pembangunan Pendidikan, dimana salah satu arah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hubungan kemitraan antara pihak Sekolah dengan Orang Tua peserta didik, mula-mula tergabung dalam wadah yang diberi nama Persatuan Orang Tua Murid dan Guru

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR ASISTENSI RENCANA KERJA SEKOLAH (RKS), RENCANA KERJA TAHUNAN SEKOLAH (RKTS) DAN RENCANA KERJA ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Kinerja Dewan Pendidikan di Kota Salatiga

Kinerja Dewan Pendidikan di Kota Salatiga Kinerja Dewan Pendidikan di Kota Salatiga Oleh : Nur Hasanah NIM : Q100030016 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen Sekolah PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG HUBUNGAN DAN MEKANISME KERJA DEWAN PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF Oleh: Ahmad Nawawi JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FIP UPI BANDUNG 2010 Latar Belakang l Lahirnya pendidikan inklusif sejalan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA

PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PENGERTIAN Pertemuan

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Sekolah Dasar Kristen 03 Eben Haezer Salatiga dan Sekolah Dasar Negeri 01 Salatiga disimpulkan memiliki berbagai upaya untuk meningkatkan lima karakteristik sekolah bermutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara detail latar belakang dan alasan pemilihan judul tesis, rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoritik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan penyempurnaan pendidikan di Indonesia terus diupayakan. Pendidikan pada umumnya merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : 1. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Peran dan fungsi komite sekolah dalam peningkatan mutu sekolah merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada umumnya dimulai dari tahapan perencanaan, proses pelaksanaan sampai dengan evaluasi pelaksanaan, partisipasi masyarakat

Lebih terperinci

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I T A S M U H A M M A D I V E R S U N I YA H S U R A K A R T A NASKAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48.A 2012 SERI : E A BEKPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48.A TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48.A 2012 SERI : E A BEKPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48.A TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48.A 2012 SERI : E A BEKPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48.A TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH YANG ANGGARANNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor yang secara signifikan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu pembangunan pendidikan memerlukan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS) WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dana Pendidikan 2.1.1 Pengertian Dana Pendidikan Menurut Mulyasa (2011:167) menyatakan bahwa dana merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bongomeme dapat dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut: anggaran sekolah dalam penyusunan perencanaan anggaran sekolah.

BAB V PENUTUP. Bongomeme dapat dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut: anggaran sekolah dalam penyusunan perencanaan anggaran sekolah. BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap partisipasi komite sekolah dalam pengembangan sekolah di desa terpencil di SDN 12 Bongomeme dapat dikemukakan beberapa simpulan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA PENDAMPINGAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu. Banyak

Lebih terperinci

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd Pendahuluan Govinda (2000) dalam laporan penelitiannya School Autonomy and Efficiency Some Critical

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6 / 2003 Tentang Anggaran Dasar Komite Sekolah SLTP Negeri 6 Sragen

KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6 / 2003 Tentang Anggaran Dasar Komite Sekolah SLTP Negeri 6 Sragen PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DINAS PENDIDIKAN SLTP NEGERI 6 SRAGEN Jl. Mayor Suharto No. 1 Telp. (0271) 891913 SRAGEN 57213 KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH NOMOR 044/U/2002 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah KEMENTERIAN Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah Mei 2012 Dari BOS ke BOSDA: Dari Peningkatan Akses ke Alokasi yang Berkeadilan Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Seperti yang telah diuraikan pada Bab Pendahuluan, bahwa yang dimaksud dengan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan salah satu kebijakan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses reformasi yang sedang bergulir, membawa perubahan yang sangat mendasar pada tatanan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dikeluarkannya UU No 22 tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Manajemen Humas dan Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah di Madrasah Aliayah Mu allimin Mu allimat Rembang 1. Pelaksanaan manajemen humas di Madrasah

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BANJAR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Pendukung (Supporting Agency) Pelaksanaan Program Di SMP Negeri 4 Dumoga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Pendukung (Supporting Agency) Pelaksanaan Program Di SMP Negeri 4 Dumoga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Pendukung (Supporting Agency) Pelaksanaan Program Di SMP Negeri 4 Dumoga a. Dukungan Dalam Bentuk Dana

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 106 BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan, dan pembahasan peran komite sekolah dalam peningkatan mutu

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDANAAN PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA), MADRASAH ALIYAH (MA) DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI/SWASTA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang : a. bahwa pendidikan harus mampu menjawab

Lebih terperinci

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

FORM EDS KEPALA SEKOLAH FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 berdampak ke hampir seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu dampak dari adanya reformasi adalah perubahan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang :

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DANA BANTUAN RUTIN, BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDAMPING, DAN BANTUAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2009

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2009 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DANA BANTUAN RUTIN, DANA BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDAMPING, DAN DANA

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tuntutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendidikan nasional Indonesia dimaksudkan untuk menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan, serta efisiensi manajemen

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG Relationship Between Participation of School Committee with Fulfillment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pentingnya peningkatan kualitas pendidikan sebagai prasyarat mempercepat terwujudnya suatu masyarakat yang demokratis, pendidikan yang berkualitas tidak hanya

Lebih terperinci

TUGAS a. MEMBERIKAN PERTIMBANGAN DALAM PENENTUAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN TERKAIT:

TUGAS a. MEMBERIKAN PERTIMBANGAN DALAM PENENTUAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN TERKAIT: 2 DEFINISI KOMITE SEKOLAH ADALAH LEMBAGA MANDIRI YANG BERANGGOTAKAN ORANGTUA/WALI PESERTA DIDIK, KOMUNITAS SEKOLAH, SERTA TOKOH MASYARAKAT YANG PEDULI PENDIDIKAN. BANTUAN PENDIDIKAN, YANG SELANJUTNYA DISEBUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara formal, hampir semua sekolah telah memiliki Komite Sekolah sebagai wakil masyarakat dalam membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Komite sekolah

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS)

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS) WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang :

Lebih terperinci

Item Penilaian INSTRUMEN AKRTEDITASI MANAJEMEN PEMBIAYAAN

Item Penilaian INSTRUMEN AKRTEDITASI MANAJEMEN PEMBIAYAAN INSTRUMEN AKRTEDITASI MANAJEMEN PEMBIAYAAN No Item Penilaian 1. Sekolah telah merumuskan dan menetapkan visi lembaga. A. Merumuskan dan menetapkan visi, mudah dipahami, dan sering B. Merumuskan dan menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasca amandemen Pasal 31 ayat satu, dua, tiga dan empat. Ayat 1 berbunyi Setiap warga

Lebih terperinci

MASYARAKAT/STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

MASYARAKAT/STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF PERAN SERTA Click to edit Master subtitle style MASYARAKAT/STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF Oleh: Ahmad Nawawi JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FIP UPI BANDUNG 2010 Latar Belakang Lahirnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan merupakan salah satu lembaga atau pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak

Lebih terperinci

5.2. Implikasi penelitian Implikasi teori Implikasi terapan

5.2. Implikasi penelitian Implikasi teori Implikasi terapan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kinerja Komite Sekolah antara SD Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Namun, sampai dengan saat ini masih banyak orang

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DI KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang :

Lebih terperinci

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Yang menjadi simpulan dalam penelitian ini adalah: 1. Tugas kepala sekolah dalam manajemen berbasis adalah dalam pelaksanaan kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1957 TENTANG POKOK-POKOK PEMERINTAHAN DAERAH *) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1957 TENTANG POKOK-POKOK PEMERINTAHAN DAERAH *) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1957 TENTANG POKOK-POKOK PEMERINTAHAN DAERAH *) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berhubung dengan perkembangan ketatanegaraan maka Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komite sekolah adalah nama badan yang berkedudukan pada satu satuan pendidikan, baik jalur sekolah maupun di luar sekolah atau beberapa satuan pendididkan

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR KOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, SALINAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa dalam upaya menciptakan suasana

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 02 Tahun : 2008 Seri : E Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

KOMITE SEKOLAH SESUAI PERMENDIKBUD NO. 75 TAHUN 2016 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD

KOMITE SEKOLAH SESUAI PERMENDIKBUD NO. 75 TAHUN 2016 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD KOMITE SEKOLAH SESUAI PERMENDIKBUD NO. 75 TAHUN 2016 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD Disampaikan oleh Drs.Kustri Waluyo, MM, dan Waluyo, S.IP, M.Ak Pada Acara Bintek Program Penguatan Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG JL. KS TUBUN NO. 21 SUBANG JAWA BARAT

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG JL. KS TUBUN NO. 21 SUBANG JAWA BARAT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG JL. KS TUBUN NO. 21 SUBANG 41213 JAWA BARAT ANGGARAN DASAR DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH (BOSDA) KABUPATEN TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2015

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

Analisa Kinerja Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Provinsi Lampung. Penyelenggaraan pendidikan terutama pendidikan dasar dan

Analisa Kinerja Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Provinsi Lampung. Penyelenggaraan pendidikan terutama pendidikan dasar dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan terutama pendidikan dasar dan menengah memiliki arti strategis untuk memacu proram peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Botubilotahu Kecamatan Marisa yang akan dijelaskan sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Botubilotahu Kecamatan Marisa yang akan dijelaskan sebagai berikut : 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik Kepala Sekolah, guru-guru, Ketua Komite Sekolah, dan orang tua murid,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) DAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) GRATIS TAHUN 2008 WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMBUKAAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PEMBUKAAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan ANGGARAN DASAR KOMITE... PEMBUKAAN Dengan nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TAHUN ANGGARAN 2016

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TAHUN ANGGARAN 2016 RESPONDEN KEPALA MADRASAH SWASTA INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TAHUN ANGGARAN 2016 RESPONDEN NAMA :... NIP :... JABATAN :... MADRASAH :... ALAMAT MADRASAH :... KECAMATAN :... KANTOR

Lebih terperinci

DISKUSI PANEL I INOVASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PENDIDIKAN: KASUS KABUPATEN KETAPANG

DISKUSI PANEL I INOVASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PENDIDIKAN: KASUS KABUPATEN KETAPANG DISKUSI PANEL I INOVASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PENDIDIKAN: KASUS KABUPATEN KETAPANG Rapat Kerja Nasional TNP2K & Kemendikbud Jakarta, 25 Agustus 2015 KONDISI AWAL TINGKAT KEHADIRAN

Lebih terperinci

FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM PERKEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH DI SD NEGERI 19 KOTA BANDA ACEH

FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM PERKEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH DI SD NEGERI 19 KOTA BANDA ACEH FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM PERKEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH DI SD NEGERI 19 KOTA BANDA ACEH Hasmiana Hasan (Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Unsyiah) ABSTRAK

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis 1. Tinjauan Tentang Kualitas Pendidikan Setiap negara diseluruh dunia begitu menekankan pentingnya kualitas pendidikan. Salah satu langkah konkret untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 736 TAHUN 2012 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 736 TAHUN 2012 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 736 TAHUN 2012 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 90 ayat (8) Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai fungsi dan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum MTs Negeri Kendal MTs Negeri Kendal merupakan salah satu lembaga pendidikan formal setingkat pendidikan menengah yang berada di Kendal. Berdirinya MTs

Lebih terperinci

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 1. Pedoman umum

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 1. Pedoman umum Pd T-05-2005-C Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (P BM) 1. Pedoman umum 1 Ruang lingkup Pedoman ini meliputi ketentuan umum dalam penyelenggaraan, kelembagaan, pembiayaan, pembangunan prasarana

Lebih terperinci

2 RKS dan RKA hanya memuat dua dari tiga. 1 RKS dan RKA hanya memuat satu dari tiga. 0 RKS dan RKA tidak memuat ketiganya

2 RKS dan RKA hanya memuat dua dari tiga. 1 RKS dan RKA hanya memuat satu dari tiga. 0 RKS dan RKA tidak memuat ketiganya Nama Sekolah :... Alamat :...... A. Instrumen Pengamatan Pelaksanaan Program MBS di Sekolah No. Aspek Pengamatan Pilhan jawaban Skor 1 Apakah sekolah memiliki visi dan misi? 2 Apakah visi dan misi sekolah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN DANA RUTIN, BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDAMPING, DAN BANTUAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci