METODE SKYLINE UNTUK MENYIMPAN MATRIKS KEKAKUAN P ADA PERSOALAN ELEMEN HINGGA. Mike Susmikanti., Utaja.., Arya'

dokumen-dokumen yang mirip
METODE RCM UNTUK MENCEGAH TIMBULNYA MATRIKS DENGAN BANDED TIDAK BERATURAN PADA MEH. Utaja *

PEMBENTUKAN ELEMEN DAN NODE UNTUK MENDUKUNG PEMAKAIAN METODA ELEMEN HINGGA. Utaja *

ANALISIS BIMETAL DENGAN METODE ELEMEN HINGGA. Elfrida Saragi., Utaja'

PENYEDERHANAAN PEMETAAN STRUKTUR KETERGANTUNGAN VARIABEL MENGGUNAKAN TEKNIK PRINSIPAL KOMPONEN

ANALISIS PRINSIP ENERGI PADA METODE ELEMEN HINGGA TINJAUAN PEMODELAN ELEMEN UNIAKSIAL KUADRATIK TERHADAP ELEMEN UNIAKSIAL KUBIK

BEBERAPA CONJECTURE TENTANG BILANGAN PRIMA. Sangadji*

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

PEMBENTUKAN ELEMEN DAN SIMPUL SECARA TOPOLOGI. Utaja

Masalah Penugasan (Assignment Problem) Bentuk khusus metode transportasi

ANALISIS STRESS P ADA SAMBUNGAN SUSUT AN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA. Sigit Santosa.,Utaja

ISSN (Media Cetak) ISSN (Media Online) Implementasi Metode Eliminasi Gauss Pada Rangkaian Listrik Menggunakan Matlab

METODA ELEMEN HINGGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFUSI NEUTRON SATU DIMENSI DUA GRUP

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti *

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI DOOLITTLE

Pertemuan 2 Matriks, part 2

MODEL NON-LINIER UNTUK DATA DENSITAS AIR DIKEMBANGKAN BERBASISKAN SOFTWARE CURVEEXPERT 1.3. Entjie Mochamad Sobbich, Arminda Kastono'

Menentukan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Semi Definit dan Indefinit Menggunakan Metode Kuasa Invers dengan Shift

Modifikasi Metode Gauss atau Operasi Baris Elementer pada Solusi Sistim Persamaan Linier 3 Variabel dan 3 Persamaan

PENERAPAN KONSEP MATRIKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

SIMULASI NUMERIK BENTURAN DUA STRUKTUR TIGA DIMENSI DIBAWAH BEBAN DINAMIK TESIS MAGISTER. oleh : SUDARMONO

Operations Management

PENGEMBANGAN PROGRAM ANALISIS STRUKTUR BERBASIS INTERNET UNTUK PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN METODE ELEMEN HINGGA

Minggu II Lanjutan Matriks

JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK

BAB 4 Sistem Persamaan Linear. Sistem m persamaan linear dalam n variabel LG=C adalah himpunan persamaan linear

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TRANSPORTASI & PENUGASAN

Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral

Analisa Numerik. Matriks dan Komputasi

MATRIK DAN KOMPUTASI

PENERAPAN METODE ELEMEN HINGGA UNTUK SOLUSI PERSAMAAN STURM-LIOUVILLE

BAB 4 : SISTEM PERSAMAAN LINIER

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan

Materi #13. TKT306 Perancangan Tata Letak Fasilitas T a u f i q u r R a c h m a n

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

MATRIKS. Slide : Tri Harsono PENS - ITS. 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

SISTEM PEMILIHAN PEJABAT STRUKTURAL DENGAN METODE AHP

SOLUSI ANALITIK MASALAH KONDUKSI PANAS PADA TABUNG

Pembahasan Materi #14

Analisis Penggunaan Algoritma Greedy dalam Program Solusi Fisibel Basis Awal Transportasi

Aplikasi Matriks Circulant Untuk Menentukan Nilai Eigen Dari Graf Sikel (Cn)

Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Penyelesaian Masalah Transportasi

MATRIKS BUJUR SANGKAR AJAIB ORDE GENAP KELIPATAN EMPAT MENGGUNAKAN METODE DURER

METODA ELEMEN HINGGA BERBASIS ELEMEN BEAM UNTUK ANALISIS DEFLEKSI POROS TURBIN. Utaja *

BAB X SISTEM PERSAMAAN LINIER

Data Structures. Class 4 Arrays. Pengampu : TATI ERLINA, M.I.T. Copyright 2006 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Penggunaan Metode Dekomposisi LU Untuk Penentuan Produksi Suatu Industri Dengan Model Ekonomi Leontief

METODE FINITEDIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS

ANALISIS DISTRIBUSI SUHU PADA PELAT DUA DIMENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODA BEDA HINGGA

MENENTUKAN NILPOTENT ORDE 4 PADA MATRIKS SINGULAR MENGGUNAKAN TEOREMA CAYLEY HAMILTON TUGAS AKHIR

Konsep Dasar. Modul 1 PENDAHULUAN

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS

Banyaknya baris dan kolom suatu matriks menentukan ukuran dari matriks tersebut, disebut ordo matriks

PENYELESAIAN PERSAMAAN POISSON 2D DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN CONJUGATE GRADIENT

SIFAT NILAI EIGEN MATRIKS ANTI ADJACENCY DARI GRAF SIMETRIK

Penghitungan Polusi Udara Dalam Ruangan dengan Metode Eliminasi Gauss

RANGKAPJABATAN. Bambang Crysnadi.

Penyelesaian Persamaan Poisson 2D dengan Menggunakan Metode Gauss-Seidel dan Conjugate Gradient

KOMPUTASI JARAK MINIMUM. Mike Susmikanti *

ALJABAR LINIER. Kelas B JUMAT Ruang i.iii.3. Kelas A JUMAT Ruang i.iii.3

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE ITERATIF YANG DIPERCEPAT UNTUK Z-MATRIKS ABSTRACT

PENERAPAN KEKANGAN MULTI TITIK DALAM ANALISA STRUKTUR

APLIKASI VISUAL UNTUK PROGRAM ELEMEN HINGGA DENGAN ELEMEN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT SUBPARAMETRIK DAN ISOPARAMETRIK

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

PELATIHAN INSTRUKTUR/PENGEMBANG SMU 28 JULI s.d. 12 AGUSTUS 2003 MATRIKS. Oleh: Drs. M. Danuri, M. Pd.

PENGEMBANGAN PROGRAM POSTPROCESSOR UNTUK ANALISIS DISTRIBUSI SUHU PADA KEADAAN TUNAK DUA DIMENSI BERBASIS METODA ELEMEN HINGGA

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar Pada Rangkaian Listrik

Membangun Fungsi Green dari Persamaan Difrensial Linear Non Homogen Tingkat - n

MENENTUKAN INVERS SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUGMENTASI DAN REDUKSI ABSTRACT

Syarif Abdullah (G ) Matematika Terapan FMIPA Institut Pertanian Bogor.

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan

PENGATURAN ULANG URUTAN TATA LETAK SERI ANTAR ETALASE

METODA ELEMEN BATAS UNTUK ANALISIS PROBLEM MEDIUM INFINITE DAN SEMI-INFINITE ELASTIS DUA DIMENSI. Thesis

BAB III METODE THEIL. menganalisis hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang dinyatakan

PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO

Implementasi Hypergraph Partitioning pada Paralelisasi Perkalian Matriks-Vektor

SPECTRUM PADA GRAF STAR ( ) DAN GRAF BIPARTISI KOMPLIT ( ) DENGAN

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013

P2.1 Teori. Secara umum, matriks Amxn = Pada matriks A di atas a23 menyatakan elemen matriks A pada baris ke-2 dan kolom ke Jenis-Jenis Matriks

BAB I PENDAHULUAN. 3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan invers matriks. 4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan determinan matriks

Penyelesaian Sistem Persamaan Linear (SPL) Dengan Dekomposisi QR

Matematika Teknik DETERMINAN

PEMBUKTIAN RUMUS BENTUK TUTUP BEDA MUNDUR BERDASARKAN DERET TAYLOR

Pertemuan 2 & 3 DEKOMPOSISI SPEKTRAL DAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR

METODE MATRIKS (MATRIKS) Mekanika Rekayasa IV. Norma Puspita, ST. MT. a 11 a 12 a 13 a 1n a 21 a 22 a 23 a 2n

ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH

Bab 7 Sistem Pesamaan Linier. Oleh : Devie Rosa Anamisa

PEMANFAATAN SOFTWARE BERBASIS MATRIK DALAM PERHITUNGAN KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU PADA MEKANIKA TEKNIK LANJUT

ANALISA STRUKTUR METODE MATRIKS (ASMM)

METODE GREVILLE S UNTUK MENENTUKAN INVERS MOORE PENROSE DAN IMPLEMENTASINYA DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN C SKRIPSI. Oleh : Joko Saryono J2A

Pengubahan Model Ketidaksamaan Persamaan

TESIS. Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung. Oleh YUHANAS NIM :

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PROSES PENYEBARAN LIMBAH CAIR PADA AIR TANAH

KONTROL OPTIMAL UNTUK DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN PENDEKATAN BEDA HINGGA

Transkripsi:

METODE SKYLINE UNTUK MENYIMPAN MATRIKS KEKAKUAN P ADA PERSOALAN ELEMEN HINGGA Mike Susmikanti., Utaja.., Arya' ABSTRAK METODE SKYLINE UNTUK MENYIMPAN MATRIKS KEKAKUAN PADA PERSOALAN ELEMEN HINGGA. Penyelesaian persoalan teknik atau fisika dengan menggunakan Metode Elemen Hingga, akan menghasilkan rnatriks simetri dan spars dengan ukuran yang besar. Agar proses penyelesaian dan penyimpanan dapat dilakukan dengan cepat, diperlukan metode yang sesuai. Makalah ini menguraikan metode skyline yang dapat menyimpan dan memproses peyelesaian matriks seperti keadaan tersebut di atas secara efisien. Dengan metode skyline, jumlah koefisien matriks kekakuan yang diproses jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah koefisien semula. Hal ini berakibat banyaknya memori untuk penyimpanan lebih sedikit dan proses penyelesaiannya lebih cepat. ABSTRACT SKYLINE METHOD TO STORE STIFFNESS MATRICES ON FINITE ELEMENT PROBLEMS. Solutions to technique or physics problems using finite element method will produce big symmetric and sparce matrices. For the final solution, the finishing and storing process need the correct methods. This paper explains the skyline method which can store and will process the solutions matrices more efficiently. The number of coefficients of stiffness matrices to be processes using the skyline method decreases. This method causes more efficient memory usage and faster processing. PENDAHULUAN Penyelesaian suatu persoalan tehnik menggunakan Metode Elemen Hingga memberikan beberapa sifat koefisien matriks, diantaranya matriks simetri clan menyebar (spars). Matriks spars adalah matriks dengan koefisien tidak nol yang mengumpul dekat dengan diagonal utama clan koefisien bemilai nol yang letaknya jauh dati diagonal utama (banded) [1]. Pada penyelesaian perhitungan menggunakan metode elemen hingga akan dijumpai operasi matriks dengan matriks berukuran besar. Proses penyelesaian metode elemen hingga yang digunakan pada paket program seperti NISA II clan ANSYS tidak dapat dilacak lagi (Black Box). Diharapkan dengan.pusat Pengembangan Teknologi Informasi dan Komputasi -BATAN..Pusat Pengembangan Perangkat Nuklir -BAT AN

Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains clan Teknologi Nuklir XN, Juli 00 (11-181) metode skyline ini, persoalan teknik yang diselesaikan dengan elemen hingga dapat dilakukan secara ringkas dad cepat. Adapun proses penyimpanan koefisien matriks dalam metode skyline dimulai dengan menyimpan banyaknya koefisien matriks pada setiap kolom, mulai dati baris yang nilainya bukan Dol, sampai dengan diagonal utama. Selanjutnya menyimpan banyaknya koefisien matriks sampai dengan diagonal utama untuk suatu kolom tertentu. Untuk membatasi proses pengulangan (loop) dilakukan proses menyimpan banyaknya koefisien matriks pada setiap baris mulai diagonal utama sampai dengan kolom yang berisi bukan koefisien nolo Metode ini dipakai di dalam program berbasis elemen hingga yang dikembangkan di PPN []. Diharapkan dengan metode skyline ini jumlah koefisien matriks yang disimpan akan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah koefisien semula dad proses penyelesaiannyakan menjadi lebih ringkas dad cepat. TEORI Penyelesaian dengan metode elemen hingga, dilakukan dengan membagi benda menjadi sejumlah elemen yang dinamakan elemen hingga. Akibat pembagian semacam ini maka distribusi perpindahan turnt didiskritisasi menjadi sub-sub daerah yang sesuai. Sehingga elemen-elemen basil pembagian lebih mudah ditinjau dibandingkan dengan peninjauan seluruh benda. Misalkan suatu lempeng diidealisasi sebagai benda dua dimensi. Dalam hal ini dipilih pembagian elemen yang masingmasing berbentuk segitiga seperti dalam Gambar 1 berikut. Masing-masing node basil pembagian elemen diberi nomor 1 sampai dengan 1. Gambar 1. Pembagian elemen dan penomora node Pemberian nomor node seperti pada Gambar-l akan menghasilkan matriks kekakuan (stiffness matrix) dengan posisi koefisien matriks seperti pada Gambar- berikut. Pada Gambar I terlihat bahwa nomor node terkecil yang paling dekat dengan node I adalah node I, dengan demikian letak koefisien matriks pada kolom pertama 1

Metode Skyline untuk Menyimpan Matriks Kekakuan pada Persoalan Elemen Hingga (Mike Susmikanti, Utaja, Arya) akan dimulai dati baris satu sampai dengan diagonal utama. Untuk nomor node terkecil yang dekat dengan node yaitu node 1, sehingga letak koefisien matriks pada kolom dua dimulai pada baris dua sampai diagonal utama. Berikutnya nomor node terkecil yang paling dekat dengan node adalah node, sehingga pada kolom tiga letak koefisien matriks dimulai pada baris dua. Demikian seterusnya untuk node clan node, nomor node terkecil yang dekat dengan node clan node adalah node I, sehingga letak koefisien matrik pada kolom empat clan lima dimulai dati baris 1. Ketentuan ini berlaku sarna untuk setiap posisi koefisien matriks pada matriks kekakuan. Pada matriks kekakuan terdapat tiga macam koefisien matriks yaitu koefisien bernilai bukan nol, koefisien bernilai nol clan koefisien embedded. Koefisien embedded merupakan koefisien bernilai nol yang diapit oleh koefisien bernilai tidak nol clan dianggap tidak nol dikarenakan nantinya akan diproses. Pada metoda skyline yang akan diproses adalah koefisien bernilai bukan nol berarti termasuk koefisien embedded. Koefisien embedded dalam matriks kekakuan secara cepat dapat terlihat dengan memperhatikan tidak adanya hubungan antara masing-masing node. Misalnya untuk node, tidak terhubung dengan node, sehingga posisi pada baris kolom terdapat koefisien embedded. Demikian pula antara node clan node tidak terhubung, berarti posisi pada baris tiga kolom empat akan terdapat koefisien embedded Gambar. Posisi koefisien matriks kekakuan Pada matriks di atas tampak bahwa banyak koefisien nol yang letaknya berjauhan dengan diagonal utama clan koefisien tidak nol yang letaknya mengumpul dekat diagonal utama. Matriks tersebut merupakan matriks banded. Penyimpanan dengan metode skyline akan efisien karena mengabaikan koefisien nol yang jauh dati diagonal utama.

Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XIV, Juli 00 METODE Langkah-langkah pada metode skyline dilakukan sebagai berikut : 1. Menentukan banyaknya koefisien matrik pada setiap kolom mulai pada baris yang berisi nilai bukan not sampai dengan diagonal utama. Nilai ini dinyatakan dengan variabel JSTK(i).. Menentukan banyaknya koefisien matriks sampai dengan diagonal utama pada baris atau kolom ke i (termasuk koefisien matriks pada kolom/baris sebelumnya. Nilai tersebut dinyatakan dengan variabel JDIAG(i). Menentukan banyaknya koefisien matriks pada setiap baris mulai dati diagonal utama sampai dengan kolom dengan nilai koefisien bukan not (termasuk pula koefisien matriks bemilai not yang diapit oleh koefisien matriks bemilai tidak not). Nilainya dinyatakan dengan variabel ISTK(i).. Nilai JSTK(i) dan JDIAG(i) mempunyai hubungan [] : illiag(i) = ~ JSTK(i) (1) Posisi matriks M(ij) di mana ~i POSISI = illiag(j) -(j-i) (). Variabel ISTK(i) dipakai untuk membatasi LOOP pada penyelesaian matriks. BASIL DAN BAHASAN Dan Gambar 1 terlihat bahwa terdapat 1 simpul dengan penomoran seperti terlihat pada gambar. Dalam persoalan distribusi suhu, setiap node memiliki satu derajat kebebasan. Diperoleh matriks kekakuan dengan ukuran 1 x 1 seperti pada Gambar. Terlihat bahwa koefisien matriks tidak nol, banyak mengumpul dekat dengan diagonal utama clan koefisien nol menyebar jauh dati diagonal utama. Tabel berikut menyataka nilai masing-masing variabel JSTK(i), illiag(i) clan ISTK(i) yang pengisiannya dibahas di bawah ini. 1

Metode Skyline untuk Menyirnpan Matriks Kekakuan pada Persoalan Elemen Hingga (Mike Susmikanti, Utaja, Arya) Tabel Hubungan kolom masing-masing dengan variabel JSTK(i), illiag(i) clan ISTK(i) Kolom JSTK(i) JDIAG(i) 1 9 1 19 8 8 9. 10 11 1 1 1 1 1 1 ISTK(i) Banyaknya koefisien matriks pada masing-masing kolom sampai dengan diagonal utama disimpan dalam kolom atau variabel JSTK(i) seperti pada Tabel-l tersebut di atas. Contohnya untuk kolom 1, variabel JSTK(1) bernilai 1 sedangkan untuk kolom variabel JSTK() bernilai, demikian seterusnya. Nilai-nilai pada kolom JDIAG(i) menyatakan banyaknya semua koefisien matriks sampai dengan diagonal utama pada baris atau kolom ke-i ( termasuk koefisien matriks dati baris/kolom sebe1umnya ). Dalam hal ini untuk kolom atau baris, diperoleh JDIAG() bernilai yaitu banyaknya semua koefisien matriks dati kolom 1, clan sampai dengan diagonal utama (1++), sesuai dengan persamaan (I). Sedangkan untuk kolom atau baris, JDIAG() bernilai 9 yaitu banyaknya semua koefisien matriks dati kolom I,, clan sampai dengan diagonal utama (I +++). Termasuk koefisien matrik bernilai nol didalamnya yang diapit oleh koefisien matrik bernilai tidak nol (embedded). Selanjutnya nilai-nilai pada kolom ISTK(i) diisi dengan banyaknya koefisien matrik pada setiap baris mulai dati diagonal utama sampai dengan kolom dengan nilai koefisien bukan nol (termasuk koefisien nol yang diapit oleh koefisien bukan nol). Sebagai contoh, pada kolom I nilai ISTK(I) mempunyai koefisien matriks berjumlah pada baris pertama. Pada kolom, nilai ISTK() mempunyai koefisien matriks berjumlah pada baris. 1

Risalah Lokakarya Kornputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XIV. Juli 00 Berikut ini beberapa contoh posisi matriks sesuai dengan persamaan () dengan nilai JDIAG(i) diambil dati Tabel-l; Posisi m(l,l) = JDIAG(l) -( 1-1 ) = 1-0 = 1 Berarti nilai koefisien matriks kekakuan m(l, 1) akan disimpan di kotak nomor 1. Posisi m(1,) = JDIAG() -( -1 ) = -1 = (disimpan di kotak nomor ) Posisi m(1,) = JDIAG() -( -1 ) = - = (tidak disimpan). Adapun syarat disimpan jika dipenuhi : J -I ~ JSTK(J) -1 Pada posisi m( 1,), karena -1 tidak 1ebih kecil atau sarna dengan -1, berarti syarat penyimpanan tidak dipenuhi. Se1ain itu pula nilai koefisien matriks pada posisi m(1,) bemilai no1. Kotak nomor akan digantikan dengan nilai koefisien matriks pada posisi m(,) berikut; Posisi m(,) = JDIAG() -( -) = -0 = (disimpan di kotaknomor ) Posisi m(,) = JDIAG() -( - ) = -1 = (disimpan di kotak nomor ) Posisi m(,) = JDIAG() -( - ) = -0 = (disimpan di kotak nomor ) Posisi m(1,) = JDIAG() -( -1) = 9 - = (disimpan di kotaknomor ) Posisi m(,) = JDIAG() -( - ) = 9 - = (disimpan dikotak nomor ) Posisi m(,) = JDIAG() -( -) = 9-1 = 8 (disimpan dikotaknomor 8) Posisi m(,) = JDIAG() -( - ) = 9-0 = 9 (disimpan dikotak nomor 9), demikian seterusnya. Nilai koefisien matriks m(,) dad m(,) walaupun bemilai Dol tetap disimpan karena nilai tersebut termasuk koefisien matrik yang diapit oleh nilai koefisien yang bemilai tidak Dol (embedded). Posisi matriks kekakuan dua dimensi ini, saat ini telah berubah menjadi matrik satu dimensi, yang selanjutnya akan digunakan untuk menentukan distribusi perpindahan. Variabel ISTK(i) dipakai untuk membatasi LOOP yang akan diper1ukan pada saat penyelesaian matriks da1am menentukan distribusi perpindahan tiap node. Dari Tabel-1, diperoleh jumlah kotak yang diperlukan untuk penyimpanan seluruh koefisien matriks kekakuan berjumlah 1. Terlihat pada nilai JDIAG(1) = 1. Pemberian nomor node seperti pada Gambar 1, apabila diubah menurut susunan seperti pada Gambar akan menghasilkan matriks kekakuan dengan posisi koefisien matriks seperti pada Gambar. Pada Gambar terlihat bahwa nomor node terkecil yang paling dekat dengan node 1 adalah node 1, sehingga letak koefisien matriks pada kolom satu akan dimulai dati baris satu sampai dengan diagonal utarna. Hal ini tampak pada Gambar. Untuk node terkecil yang dekat dengan node adalah node 1, sehingga letak koefisien matriks pada kolom dua dimulai pada baris dua sampai diagonal utama. Berikutnya node terkecil yang paling dekat dengan node adalah node, sehingga pada kolom tiga letak koefisien matriks dimulai pada baris dua. Demikian pula untuk node, node

Metode Skyline untuk Menyimpan Matriks Kekakuan pada Persoalan Elemen Hingga (Mike Susmikanti, Utaja, Arya) terkecil yang terdekat dengan node adalah node, berarti letak koefisien rnatrik pada kolom dimulai pada bans tiga. Untuk nomor node terkecil yang paling dekat dengan nomor node adalah nomor node, sehingga letak koefisien matriks pada kolom lima dimulai dati bans empat. Sedangkan untuk nomor node yang terdekat adalah nomor node 1,berarti letak koefisien matriks pada kolom dimulai pada baris 1. Hal ini berlaku sarna untuk semua kolom pada matriks kekakuan tersebut dibawah ini. Penentuan posisi koefisien embedded seperti dijelaskan sebelumnya dalam matriks kekakuan diperoleh dengan memperhatikan tidak terdapatnya hubungan antara masing-rnasing node. Misalnya untuk nomor node tidak terhubung dengan nomor node, sehingga posisi pada bans dua kolom empat terdapat koefisien embedded (Gambar ). Demikian pula antara nomor node clan nomor node tidak terhubung, berarti posisi pada baris tiga kolom empat akan terdapat koefisien embedded. Pada posisi matriks kekakuan untuk bans tiga kolom dijumpai koefisien embedded dikarenakan antara nomor node clan node tidak terhubung. Demikian selanjutnya untuk pengisian posisi koefisien matriks yang embedded yang lain berlaku serupa. Gambar. Pembagian elemen clan penomoran node dengan bentuk susunan lain ~ I --.'K~_""nrd ~ nrd,"'9_"""'(-).'koefisien'" ~ 1 =:+- 1 1 1~:=~==~t:=i Gambar ~ Posisi koefisien matriks kekakuan sesuai dengan penomoran node pada Gambar 1

Risalah wkakarya Komputasi dalam Sains clan Teknologi Nuklir XIV, Juli 00 Dengan metode skyline, susunan nomor node seperti pada Gambar- dengan matriks kekakuan yang tampak pada Gambar-, diperoleh nilai-nilai JSTK(I), JDIAG(I) clan ISTK(I) yang ditampilkan pada Tabel. Tabel. Hubungan kolom masing-masing dengan variabel JSTK(i), illiag(i) clan ISTK(i) sesuai dengan penomoran node pada Gambar Kolom 1 8 9 10 11 1 1 1 1 JSTK(I) 1 m~g(!-~ ISTK(I) 9 1 9 9 0 1 Dan Tabel, diperoleh jumlah kotak yang diperlukan untuk penyimpanan seluruh koefisien matriks kekakuan berjumlah. (JDIAG(1) = ). Terlihat bahwa jumlah kotak yang diperlukan untuk penempata nomor node seperti pada Gambar 1 dibandingkan dengan Gambar, temyata lebih efisien penempatannya seperti pada Gambar 1 dengan jumlah kotak yang diperlukan hanya berjumlah. KESIMPULAN Dengan metode skyline, jumlah koefisien matriks yang disimpan temyata lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah koefisien semula dan proses penyelesaiannya akan menjadi lebih ringkas dan cepat. Selain itu metode skyline cocok digunakan untuk memproses penyelesaian matriks simetri dan spars dengan ukuran yang besar. 18

Metode Skyline untuk Menyimpan Matriks Kekakuan pada Persoalan Elemen Hingga (Mike Susmikanti, Utaja, Arya) DAFTARPUSTAKA ROBERT D. COOK, "Concepts and Applications of Finite Element Analysis' John Wiley & Sons, Inc. (19) UTAJA, "Metode RCM untuk Mencegah Timbulnya Matrib dengan Banded Tidak Beraturan pada Metode Elemen Hingga", Prosiding Lokakarya Komputasi dalam Sains clan Teknologi Nuklir X, Jakarta (1999) FRANK L. STASA, "Applied Finite Element Analysis for Engineers", CBS College Publishing (198) 19

Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XN, Juli 00 DISKUSI RUSTAMA 1. Penomoran node dalam arah yang berbeda menghasilkan jumlah koefisien matriks yang dihasilkan berbeda. Apakah ada "rules" untuk menetapkan arah penomoran yang paling optimal?. Apakah jumlah koefisien matriks yang banyak pada metode skyline dengan yang lebih sedikit, menunjukkan yang banyak itu lebih teliti? MIKE SUSMIKANTI 1. Tidak acta suatu ketentuan yang pasti untuk menetapkan arab penomoran node yang paling optimal, tetapi berdasarkan pengalaman diusahakan bahwa nomoi node yang besar tidak diletakkan berdekatan dengan nomer node yang kecil. Sebenarnya acta suatu makalah yang ingin dikemukakan oleh bapak Vtaja, mengenai cara khusus untuk penomoran node tersebut.. Dalam matrik kekakuan sebenarnya yang perlu diperhatikan adalah nilainilai koefisien matriksnya yang kemungkinan memberikan ill condition (kondisi buruk) yang berpengaruh pacta proses penyelesaian nilai perpindahan.pemecahan persoalan ini dapat diselesaikan secara numerik dengan LV dekomposisi. RULIY ANTI P ARDEWI 1. Yang menentukan matriks ukuran besar apakah dengan mengetahui jum1ah node saja atau juga melihat derajat kebebasan?. Bagaimana mengetahui bahwa suatu persoalan elemen hingga untuk perhitungan matriknya dapat diselesaikan dengan metode skyline. 180

Metode Skyline untuk Menyirnpan Matriks Kekakuan pada Persoalan Elemen Hingga (Mike Susmikanti, Utaja, Arya) MIKE SUSMIKANTI 1. Untuk mengetahui sebelumnya, apakah suatu matriks kekakuan mempunyai ukuran yang besar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor, banyaknya node tetapi juga oleh faktor derajat kebebasan atau arah pergerakan yang dialami benda tersebut.. Perhitungan matriks dalam persoalan elemen hingga dapat diselesaikan dengan metode skyline apabila matriks tersebut berukuran besar, menyebar, banded dan simetri. DAFTAR RIWAYAT HIDUP..S Magister Manajemen, STIE IGI Pengalaman KeIja :.StafPengolahan Data-Biro Bina Program BATAN.Kasubbid Statistik -Pusat Pengembangan Informatika BAT AN.Pranata Komputer -PTIK BAT AN Organisasi Profesional : - lrl