P E R S E D I A A N. (Prosedur Taksiran) Materi 5

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

BAB 4 Persediaan (inventory)

PERSEDIAAN. Penilaian Selain Berdasar Harga Pokok Materi 4

BAB II LANDASAN TEORI

PERTEMUAN KELIMA PERSEDIAAN (2) Pengertian Penilaian Persediaan

Manajemen Persediaan. Penilaian & Pengendalian Persediaan. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG

Akuntansi Persediaan (INVENTORY)

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I PENILAIAN PERSEDIAAN

BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB II LANDASAN TEORI

Prosedur Persediaan Barang Pada CV. Sunda Jaya Elektronik Bekasi. Nama : Nammeta Riski A.K Npm : Kelas : 3DA04

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

ANALISIS METODE ECERAN UNTUK KALKULASI BIAYA PERSEDIAAN (Studi Kasus pada Diva Swalayan Kediri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

Cost of Goods Sold and Inventory Estimation and Noncost Valuation

Biaya persediaan = Rp ,-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Persediaan (Inventory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah

BAB II LANDASAN TEORI

Laba kotor = Penjualan - HPP

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penilaian Persediaan Pada Home industri Tempe Pak Nurhadi

Masalah Kepemilikan Persediaan

BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar

BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Klasifikasi Persediaan

BAB PERSEDIAAN. Mohammad Aryo Arifin, SE., M.Si., Ak Page 1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI METODE PENILAIAN PERSEDIAAN KAITANNYA DENGAN HARGA POKOK PENJUALAN Studi kasus pada Cabang PT. CLI

Diterima : 19 Agustus 2014 Disetujui : 2 September 2014

Pembimbing : Edi Pranoto, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERUBAHAN LABA KOTOR.

L/O/G/O PERSEDIAAN: MASALAH PENILAIAN TAMBAHAN

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan

Pengaruh Metode Penilaian Persediaan Bahan Baku Terhadap Besarnya Laba kotor

4.1 Analisis Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang

ANALISA PENERAPAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA PT. YANA PRIMA HASTA PERSADA, Tbk. SIDOARJO

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

Analisis Estimasi Biaya. Hanna Lestari, M.Eng Teknik Industri-UDINUS-2014

PENGARUHNYA METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP TINGKAT LABA PERUSAHAAN PADA PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA, TBK.

Penilaian Persediaan: Pendekatan Kos (Inventory Valuation: Cost Method)

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

Ekonomi & Bisnis Manajemen

BAB II LANDASAN TEORITIS. diinvestasikan dalam bentuk barang-barang yang dibeli atau diproduksi. Biaya

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PERSEDIAAN. Berdasarkan kriteria di atas, persediaan akan mencakup unsure-unsur sebagai berikut:

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

ANALISIS PERUBAHAN LABA KOTOR

Lampiran 1.2 KUESIONER ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PERUSAHAAN

Prosedur Audit Persediaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk dapat menjual barang atau

PENGARUH METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN (Study kasus pada PT. Dirgantara Pancapersada di Bandar Lampung)

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

AKUNTANSI BIAYA KA2083. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS METODE PENILAIAN PERSEDIAAN AKHIR BAHAN BAKAR MINYAK PADA PT. DIMAS GAPERBI BITRUL MENTARI (SPBU KARANGANYAR) TEGAL

BAB II LANDASAN TEORI

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk

LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN. Sesuai dengan program kerja internal audit, kami telah melakukan audit

Sediaan. Akuntansi Pengantar. Tujuan Pembelajaran. Akuntansi Pengantar Berbasis IFRS Warsidi

ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN : KK KOORDINATOR MATA KULIAH : IMAM SUBAWEH, SE.AK, MM

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERSEDIAAN : ISU-ISU PENILAIAN TAMBAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

P E R S E D I A A N (Prosedur Taksiran) Materi 5 METODE LABA KOTOR Merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk menentukan taksiran nilai persediaan tanpa dilakukannya perhitungan fisik persediaan (stock opname) dan untuk menguji ketelitian data akuntansi apabila sistem permanen digunakan. Metode ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa dalam jangka pendek tingkat laba kotor dari penjualan akan relatif sama. Metode Laba Kotor Digunakan untuk menaksir besarnya jumlah atau nilai persediaan akhir periode dalam hal-hal sbb : 1. Sebagai Salah satu cara menguji ketelitian catatan akuntansi Dari catatan pembukuan yang diperiksa, diperoleh informasi yang berhubungan dengan persediaan sbb : Persediaan awal (1 Januari) Rp 75.000,- Pembelian 705.000,- Penjualan 930.000,- Atas dasar tingkat laba kotor sebesar 25 % dari hasil penjualan, seperti kebijaksanaan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir ini, maka besarnya nilai persediaan akhir (31 Desember) dapat ditentukan sbb : Persediaan Awal Rp 75.000,- Pembelian 705.000,- Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 780.000,- Hasil Penjualan Rp 930.000,- Laba Kotor 232.500,- Taksiran Harga Pokok Penjualan Rp 697.500,- Persediaan Akhir (Taksiran) Rp 82.500,- 2. Menaksir besarnya kerugian atas persediaan sebagai akibat terjadinya musibah (kebakaran, bencana alam, pencurian) Pada tanggal 10/11/2000 Gudang sebuah perusahaan terbakar. Berikut ini adalah informasi yang berhubungan dengan persediaan yang berhasil dikumpulkan dari awal bulan s.d kebakaran terjadi : Penjualan Bersih 8.000.000,- Perusahaan menetapkan Laba Kotor sebesar 25 % dari Penjualan. Barang yang masih ada setelah kebakaran diperkirakan dapat dijual dengan harga Rp 500.000,- Berdasarkan informasi di atas maka dapat dihitung (ditaksir) nilai persediaan yang terbakar sbb : Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 8.500.000,- Harga Pokok Penjualan 6.000.000,- Persediaan Akhir Rp 2.500.000,- Halaman 1

Persediaan yang masih ada 375.000,- Persediaan yang terbakar Rp 2.125.000,- Apabila perusahaan menetapkan laba kotor sebesar 25 % dari Harga Pokok Penjualan, maka nilai persediaan yang terbakar dihitung sbb : Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 8.500.000,- Harga Pokok Penjualan 6.400.000,- Persediaan Akhir Rp 2.100.000,- Persediaan yang masih ada 400.000,- Persediaan yang terbakar Rp 1.700.000,- METODE HARGA JUAL ECERAN Metode ini biasanya digunakan pada perusahaan retail dan department store, yang memperjualbelikan banyak jenis barang dengan frekuensi perputaran barang yang relatif tinggi. Alasan digunakannya metode harga jual eceran : 1. Banyaknya jenis barang dengan tingkat perputainggi menyebabkan tidak dimungkinkannya penggunaan sistem permanen (perpetual) maupun sistem fisik (lazimnya stock opname dilakukan sekali, yaitu pada setiap akhir tahun) 2. Penggunaan harga jual sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen. Tujuan penggunaan Metode Harga Jual Eceran : 1. Untuk menentukan nilai persediaan dalam rangka penyusunan laporan keuangan jangka pendek, di mana tidak dimungkinkan untuk melakukan stock opname. 2. Sebagai alat untuk menentukan harga pokok (taksiran) dari kuantitas barang yang ada di gudang (harga pokok persediaan akhir) 3. Sebagai pengawasan terhadap aktivitas pembelian, penjualan, dan mendeteksi adanya kemungkinan terjadinya manipulasi persediaan. Prosedur Penentuan Nilai Persediaan Pada Metode Harga Jual Eceran, pembukuan yang berhubungan dengan barang dagangan diselenggarakan dan dinyatakan dalam dua macam harga, yaitu Harga Pokok dan Harga Jual Eceran. Tahap-tahap penentuan persediaan dengan metode harga jual eceran : 1. Penentuan besarnya barang tersedia untuk dijual dengan harga pokok dan harga jual eceran 2. Penentuan Cost Ratio 3. Penentuan besarnya Penjualan bersih 4. Penentuan nilai persediaan akhir menurut harga jual eceran 5. Penentuan taksiran harga pokok persediaan akhir HARGA POKOK HARGA JUAL ECERAN Persediaan Awal 500.000,- 625.000,- Pembelian 11.250.000,- 14.062.500,- Penjualan - 13.750.000,- Sesuai dengan prosedur penentuan persediaan dengan metode harga jual eceran, maka besarnya persediaan akhir ditentukan sebagai berikut : Halaman 2

Tahap Keterangan Harga Jual Eceran Harga Pokok Persediaan awal Rp 625.000,- Rp 500.000,- Pembelian 14.062.500,- 11.250.000,- (1) Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 14.687.500,- Rp 11.750.000,- (2) Cost Ratio (11.750.000 / 14.687.500) x 100% = 80 % (3) Penjualan 13.750.000,- - (4) Persediaan Akhir menurut Harga Jual Eceran Rp 937.500,- - (5) Persediaan Akhir menurut Harga Pokok 80 % x Rp 937.500,- 750.000,- Harga Pokok Penjualan (Taksiran) Rp 11.000.000,- Akuntansi Terhadap Metode Harga Jual Eceran Pada dasarnya pencatatan data persediaan pada metode harga jual eceran menggunakan sistem fisik. Pencatatan persediaan yang diselenggarakan harus mampu menyediakan informasi sbb : 1. Persediaan awal (jika ada) baik menurut harga pokok maupun harga jual eceran. 2. Pembelian untuk periode ybs, masing-masing berdasar harga pokok dan harga jual eceran. 3. Penyesuaian atau perubahan harga jual yang terjadi dalam periode yang bersangkutan. a. Harga Jual Mula-mula (Original Sales Price), yaitu harga jual per satuan barang yang ditentukan untuk pertama kalinya. b. Mark-up, yaitu selisih antara harga jual semula dengan harga pokoknya. c. Additional Mark-up, yaitu kenaikan harga jual di atas harga jual mula-mula. d. Pembatalan Mark-up, yaitu penurunan harga jual dari harga jual yang telah naik sampai dengan harga jual semula. e. Mark-down, yaitu penurunan harga jual dari harga jual semula. f. Pembatalan Mark-down, yaitu kenaikan harga jual dari harga yang telah turun sampai dengan harga jual semula. 4. Informasi hasil penjualan Berikut ini adalah data pembelian, penjualan, dan perubahan harga jual eceran yang terjadi pada suatu department store untuk periode bulan agustus 2001. AGUSTUS KETERANGAN 1 Dibeli 1.000 unit barang dengan harga @ RP 800,- HJE Rp 1.000,- per unit 2-5 Penjualan 300 unit 6 HJE dinaikkan menjadi Rp 1.100,- per unit 7 10 Penjualan 250 unit 11 Dibeli 250 unit barang @ Rp 725,- HJE diturunkan menjadi Rp 950,- per unit 11-15 Penjualan 400 unit 16 Dibeli 250 unit barang @ Rp 700,- HJE diturunkan menjadi Rp 925,- per unit 17 20 Penjualan 275 unit 21 Dibeli 250 unit barang @ Rp 775,- HJE dinaikkan menjadi Rp 1.025,- per unit 22-27 Penjualan 225 unit Halaman 3

Penilaian Berdasar Harga Pokok 1. Metode Harga Pokok FIFO / MPKP Cost Ratio dihitung tanpa Persediaan Awal BTUD (HP) Persediaan Awal (HP) Cost Ratio = ---------------------------------------------- x 100 % BTUD (HJE) Persediaan Awal (HJE) 2. Metode Harga Pokok Rata-rata Cost Ratio dihitung dengan mengikut sertakan Persediaan Awal BTUD (HP) Cost Ratio = ------------------ x 100 % BTUD (HJE) Penilaian Berdasar LOCOM 1. FIFO / MPKP Cost Ratio dihitung tanpa mengikut sertakan Persediaan Awal dan penurunan harga jual netto. BTUD (HP) Persediaan Awal (HP) Cost Ratio = ------------------------------------------------------------------------------- x 100 % BTUD (HJE) Penurunan Harga Jual Netto Persediaan Awal (HJE) 2. Rata-rata Cost Ratio dihitung dengan mengikut sertakan Persediaan Awal dan tanpa penurunan Harga Jual netto. BTUD (HP) Cost Ratio = --------------------------------------------------- x 100 % BTUD (HJE) Penurunan Harga Jual netto SOAL LATIHAN Gudang sebuah perusahaan berikut sebagian besar barang dagangan yang ada di dalamnya terbakar. Dari catatan pembukuan yang ada dapat dikumpulkan informasi yang berhubungan dengan persediaan itu sebagai berikut : Persediaan (berdasar stock opname sebelum kebakaran) Rp 250.000,- Pembelian (dari stock opname sampai kebakaran terjadi) 1.287.500,- Retur Pembelian 37.500,- Hasil Penjualan (dari stock opname sampai kebakaran terjadi) 1.575.000,- Retur Penjualan 75.000,- Dari perhitungan phisik yang dilakukan setelah terjadinya kebakaran dapat diketahui adanya sejumlah kecil barang-barang yang terdiri dari : Barang-barang yang tidak rusak sebesar harga jual Rp 25.000,- Barang-barang yang cacat akibat kebakaran sebesar harga jual Rp 15.000,- tetapi diperkirakan akan laku dijual dengan harga Rp 5.000,- Dari data tersebut di atas, diminta untuk menghitung taksiran kerugian akibat kebakaran apabila : a. Laba Kotor ditetapkan sebesar 20 % dari harga jual (Penjualan). b. Laba Kotor ditetapkan sebesar 20 % dari Harga Pokok Penjualan. Halaman 4

Berikut ini adalah data Pembelian, Persediaan, dan Penjualan barang di suatu perusahaan pada bulan September 2001. TANGGAL KETERANGAN 1 Pembelian 1.000 unit @ Rp 1.000,- HJE Rp 1.300 per unit. 2 Penjualan 400 unit 5 Harga Jual Eceran dinaikkan menjadi Rp 1.350,- per unit 6-8 Penjualan 200 unit 9 Pembelian 800 unit @ Rp 950,- HJE diturunkan menjadi Rp 1.200,- per unit 10-14 Penjualan 500 unit 20 Pembelian 600 unit @ Rp 950,- HJE dinaikkan menjadi Rp 1.250,- per unit 21-25 Penjualan 500 unit 26 Pembelian 600 unit @ Rp 1.100,- HJE dinaikkan menjadi Rp 1.400,- per unit 27-30 Penjualan 500 unit Dari informasi tersebut di atas, diminta untuk menghitung : a. Jumlah Pembelian b. Jumlah Penjualan c. Kenaikan harga jual d. Pembatalan kenaikan harga jual e. Penurunan harga jual f. Pembatalan penurunan harga jual g. Harga Pokok Penjualan dan Nilai Persediaan Akhir apabila digunakan : - Harga Pokok FIFO / MPKP - Harga Pokok Rata-rata - LOCOM FIFO - LOCOM Rata-rata =======================ooo301001ooo===================== Halaman 5