BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Liani Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah terlihat ketika kegiatan bisnis sedang berfluktuasi. Menurut C. Rollin Niswonger diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait M. Bus dan Hilda Gunawan (2005 : 452), persediaan barang adalah asset perusahaan untuk dijual dalam bentuk barang lain. Sedangkan, Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 143) mengemukakan bahwa persediaan adalah aset: a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau, c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (suplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Menurut F. Skousen dkk (2004 : 653), persediaan ditujukan untuk barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, 6
2 dan dalam kasus perusahaan manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan produksi. Pendapat Warren, dkk (2005 : 440) mengatakan persediaan adalah barang dagang yang disimpan untuk dijual dalam operasi bisnis perusahan, dan bahan yang digunakan dalam proses produksi atau disimpan untuk tujuan itu. Persediaan yang diperoleh perusahaan langsung dijual kembali tanpa mengalami proses produksi selanjutnya disebut persediaan barang dagang. Dengan demikian, persediaan barang dagang adalah untuk dijual dalam operasi bisnis perusahaan, dan sesuai dengan pendapat warren, reeve dan Fess maka perusahaan bisa saja menyimpan persediaan sebelum dijual didalam sebuah gudang yang sering berlaku untuk pedagangpedagang besar seperti retail yang perputaran persediaannya cukup tinggi dan beragam untuk mengantisipasi penjualan supaya tidak terjadi kekurangan persediaan. 1. Kelompok Persediaan Menurut K. Fred Skausen dkk diterjemahkan oleh Emil Salim (2001 : 514) bahwa, kata persediaan secara umum diaplikasikan kepada barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang, baik grosir maupun retail, ketika barang tersebut berada dalam kondisi yang siap dijual kembali. 7
3 Kata bahan baku, persediaan barang dalam proses dan barang jadi untuk dijual adalah persediaan untuk perusahaan manufaktur, kelompok ini adalah; a. Bahan Baku (Raw material) Bahan baku adalah barang yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi sebagian bajan baku diambil dari sumber aslinya. Tatapi, sering juga bahan baku diberli dari perusahaan lain yang merupakan bahan siap pakai dari supplier. Walaupun kata bahan baku dapat digunakan secara luas yang meliputi bahan yang digunakan dalam proses manufaktur, kata ini biasanya terbatas pada bahan secara fisik akan terlibat dalam produksi manufaktur. Karena bahan baku ini digunakan dalam proses produksi, mereka sering disebut bahan baku langsung. Sedangkan, kata bahan baku tidak langsung digunakan untuk bahan baku pendukung, misalnya barang yang penting dalam proses produksi tapi tidak terlibat secara langsung dalam produksi. b. Persediaan Dalam Poses (Work in Process- WIP) Persediaan dalam proses sama penertiannya dengan barang dalam proses, terdiri dari barang-barang yang secara terpisah proses dan membutuhan pengerjaan lebih lanjut sebelum dijual. Persediaan ini termasuk tiga elemen biaya. Biaya overhead terdiri dari seluruh biaya proses produksi manufaktur selain dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Termasuk bahan baku habis 8
4 pakai pabrik yang digunakan dan tenaga kerja secara tidak langsung diidentifikasikan dengan produksi dari produk spesifik. Juga termasuk biaya pemanufakturan umum seperti depresiasi, pemeliharaan, perbaikan, pajak bangunan, asuransi, lampu, panas dan tenaga listrik, juga bagian dari biaya manajerial yang masuk akal yang berhubungan dengan fungsi penjualaan dan administrasi perusahaan. c. Barang Jadi (Finished Goods) Barang jadi adalah produk manufaktur menunggu yang siap untuk dijual. Kekurangan persediaan dapat berakibat larinya pelanggan, sedangkan kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien. Oleh karena itu manajemen persediaan berusaha agar jumlah persediaan yang ada dapat menjamin kelancaran proses produksi. Para pedagang yang berhasil akan membeli dengan hatihati untuk tetap menjaga perputaran barang yang diusahakannya tetap dalam tempo yang cepat. Masalah persediaan mempunyai pengaruh besar pada penentuan jumlah aktiva lancar dan total aktiva, harga pokok penjualan, laba kotor, laba bersih dan taksiran pajak. Penilaian persediaan membutuhkan penilaian yang cermat dan sewajarnya 9
5 untuk dimasukkan sebagai harga pokok dan mana saja yang dibebankan pada tahun berjalan. 2. Sistem Pencatatan Persediaan Menurut Waluyo (2010 : 76) untuk mencatat persediaan ada dua metode pencatatan persediaan yang biasa digunakan, baik dengan basis periodik dan basis perpetual, adalah: a. Sistem Perpetual Dalam sistem ini persediaan biasanya dapat diketahui secara terusmenerus tanpa melakukan inventarisasi fisik (stock opname). Oleh karena itu setiap jenis barang dibuat kartu, dan setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu, baik harga maupun jumlah barang, sehingga pengendalian persediaan menjadi sangat mudah, yaitu dengan melakukan pencocokan antara kartu persediaan dan hasil inventaris fisik. Pencatatan sistem ini menjadi rumit ketika jenis barang cukup banyak, kecuali dengan menggunakan komputer yang sudah teraplikasi. b. Sistem Periodik Dalam sistem ini, persediaan dihitung dengan melakukan inventarisasi pada akhir periode. Hasil perhitungan tersebut dipakai untuk menghitung Harga Pokok Penjualan. Pada sistem ini, setiap mutasi persediaan tidak dibuatkan pencatatan dan penghitungan persediaannya, seperti telah disebutkan dan tetap dilakukan pengendalian persediaan. 10
6 3. Metode Penilaian Persediaan Dalam kegiatan perusahaan, terutama pada perusahaan dagang atau industri, terdapat pergerakan atau arus masuk dan keluar barang, baik itu barang dagang atau bahan baku. Untuk analisis, pengendalian, atau penilaian persediaan, arus pergerakan tersebut harus dinilai dengan metode yang sama. Menurut Waluyo (2010 : 80) Penetapan besarnya nilai persediaan akhir atau Harga Pokok Penjualan dapat menggunakan metode: 1. Berdasarkan Harga Perolehan a. Metode Identifikasi Khusus Metode ini berasumsi bahwa arus barang arus sama dengan arus biaya, sehingga setiap kelompok barang diberi identifikasi dan dibuat kartu. Dengan demikian, Harga pokok barang dapat diketahui, sehingga Harga Pokok Penjualan terdiri atas Harga Pokok Barang yang dijual dan sisanya sebagai persediaan akhir. Biasanya digunakan untuk perusahaan yang mempunyai persediaan relatif sedikit tetapi dengan harga per-unitnya besar. b. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out- FIFO) Metode ini mendasarkan pada asumsi bahwa barang yang masuk pertama akan dikeluarkan pertama. c. Masuk Terakhir Keluar Terakhir (Last In First Out- LIFO) 11
7 Cara ini digunakan dengan mendasarkan pada asumsi bahwa arus pembebanan ke Harga Pokok Penjualan berdasarkan pada harga pembelian akhir. d. Metode Rata-rata (Average) Dengan metode ini, pembebanan ke harga pokok untuk barang yang dijual atau untuk persediaan akhir menggunakan ratarata. 2. Berdasarkan Estimasi Penetapan besarnya nilai persediaan akhir dapat dilakukan dengan mendasarkan estimasi pada: a. Metode Laba Kotor Pada metode ini nilai persediaan akhir dihitung mundur dan biasanya digunakan dalam keadaan khusus. Sebagai contoh, perusahaan dalam kondisi terbakar, sehingga sulit menetapkan secara fisik nilai persediaan akhir. b. Metode Eceran (Ritel) Dalam metode ini, penetapan nilai persediaan akhir berdasarkan pada harga yang berlaku di pasar (market value). Harga pokok persediaan diestimasi atas dasar hubungan antara harga pokok dengan harga jual eceran untuk persediaan yang sama dengan cara mengakumulasikan semua harga eceran dari persediaan yang dijual. Demikian halnya, persediaan pada harga eceran diperoleh dengan menggunakan penjualan 12
8 dengan harga eceran persediaan yang tersedia untuk dijual pada periode yang sama. Metode ini umumnya digunakan oleh perusahaan dagang eceran, seperti supermarket, dan perusahaan harus mempunyai catatan harga jual barang. B. Hakikat Perputaran Persediaan Perusahaan dapat melakukan evaluasi terhadap persediaan yang dimilikinya dengan menghitung inventory turn over atau perputaran persediaan. Hal ini perlu dilakukan oleh perusahaan karena untuk mengetahui apakah persediaannya likuid atau tidak likuid. Terjadi tidak likuid atas persediaan artinya persediaan yang menganggur (idle inventory), maka akan sangat merugikan bagi perusahaan, karena hal ini akan menambah biaya yang merugikan perusahaan dengan bertambahnya biaya atas persediaan. Sedangkan, apabila perusahaan yang memiliki persediaan yang likuid atau berputar, akan sangat menguntungkan perusahaan. Menurut S. Munawir (2004 : 77) persediaan adalah ratio antara jumlah pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Perputaran persediaan adalah perputaran persediaan yang menunjukan berapa kali persediaan dijual dan diganti selama satu periode. 13
9 Sedangkan menurut Soemarso (2004 : 440), semakin tinggi angka ini semakin tinggi bagi perusahaan. Angka tersebut mengukur efisiensi pengelolaan persediaan. Hal ini diperjelas S. Munawir (2004 : 80) perputaran persediaan yaitu rasio antara harga pokok penjualan terhadap persediaan rata-rata menunjukan seberapa cepat persediaan tersebut dapat terjual, dengan perhitungan sebagai berikut: Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Persediaan Rata rata Persediaan Rata rata = Persediaan Awal + Persediaan Akhir 2 Apabila tingkat perputaran persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tinggi, maka akan sangat baik bagi perusahaan, Sumarso (2004 : 440). Charles T. Horgen dkk (2004 : 910) berpendapat bahwa tingkat perputaran persediaan yang tinggi menunjukan kemudahan dalam penjualan persediaan, sedangkan perputaran persediaan yang rendah menunjukan kesulitan dalam penjualan. Jadi perusahaan dapat mengukur tingkat likuiditas perusahaan dengan menghitung tingkat perputaran persediaan. Tingkat persediaan ini dapat dihitung dengan cara membagi antara harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata dengan membagi antara persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua. Apabila rasio perputaran tinggi mencerminkan persediaan terjual dan tidak ada yang menumpuk yang 14
10 dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan. Sedangkan, jika rasio perputaran rendah, mencerminkan persediaan tidak terjual dan menumpuk di gudang yang memberikan dampak negatif bagi perusahaan. C. Hakikat Volume Penjualan Hasil Produk suatu perusahaan tidak terlepas dari kegiatan penjualan. Untuk mengetahui penjualan produk itu mengalami peningkatan, maka dapat dilihat dan volume penjualannya. Menurut Mahmud Machfoedz (2007 : 2) penjualan merupakan fungsi yang paling penting dalam pemasaran, karena menjadi tulang punggung kegiatan untuk mencapai pasar yang dituju. Fungsi penjualan merupakan sumber pendapatan yang diperlukan untuk menutupi ongkosongkos dengan mengharapkan laba. Menurut Basu Swasta (2001 : 90) adanya penjualan tercipta karena suatu proses pertukaran barang atau jasa antara penjual dan pembeli. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan untuk mencapai kesuksesan penjualan, yaitu; 1. Mampu menciptakan sejumlah pelanggan dan melayani mereka dengan baik. 2. Produk-produk yang bermutu. 3. Mampu menyeleksi wiraniaga agar dapat mengidentifikasi pembeli termasuk keperluan dan motivasi pembeli. 15
11 Alex Nitisemito (2004 : 211) mengemukakan turunnya omzet penjualan dapat terjadi karena sebab internal, yaitu sebab yang terjadi karena perusahaan itu sendiri. Misalnya, turunnya kualitas produk, pelayanan yang diberikan dan sebagainya. Dan juga sebab ekternal, seperti perubahan kebijakan dari pemerintah, perubahan pola konsumsi dan sebagainya. Penjualan merupakan sumber pendapatan yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menutupi biaya-biaya dengan tujuan untuk memperoleh laba. Dengan adannya penjualan akan tercipta proses penjualan barang dan jasa antara penjual dan pembeli. Sehingga, dengan volume penjualan yang meningkat atau menguntungkan akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan untuk tumbuh dan berkembang. Peningkatan atau penurunan volume penjualan suatu produk sangat dipengaruhi oleh kualitas produk yang dijual kepada konsumen atau pelanggan. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa volume penjualan adalah hasil usaha penjualan yang dapat dinyatakan dengan uang pada suatu periode tententu. Dengan adanya volume penjualan, perusahaan dapat menilai apakah kesadaran suatu perusahaan itu mengalami kemajuan atau kemunduran. Apabila perusahaan tersebut mengalami kemunduran, maka perlu dilakukan suatu strategi yang dapat 16
12 mengarah kepada perkembangan, selanjutnya apabila sebaliknya, maka perlu mengevaluasi atas atas apa yang terjadi di perusahaan. D. Hubungan Antara Perputaran Persediaan dan Volume Penjualan Menurut Jay Smith dan F Fred Skousen (2001 : 63) jumlah persediaan yang dikuasai seringkali berkaitan erat dengan volume penjualan. Hal serupa juga dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2000 : 64) yaitu tinggi rendahnya inventory tunrover berdampak langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam inventory. Makin tinggi turnovernya, berarti makin cepat perputarannya, yang berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam persediaan. Sehingga untuk memenuhi penjualan atau harga pokok penjualan tertentu dengan naiknya turnover dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil. Terdapat hubungan antara variabel bebas yaitu perputaran persediaan dengan variabel terikat yaitu volume penjualan. Perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam perputaran barang dan menunjukan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau menimbangi tingkat penjualan yang ditentukan S. Munawir (2004 : 78) Perusahaan dapat mengukur likuiditas perusahaan yang dimiliki dengan rasio perputaran persediaan yang berkaitan erat dengan volume penjualan. Jadi, perputaran persediaan ini berkaitan erat dengan volume penjualan, ketika perputaran persediaan tinggi, maka volume penjualan 17
13 yang telah diterapkan oleh perusahaan dapat tercapai. Sebaliknya, apabila perputaran persediaan rendah, maka volume penjualan akan mengalami penurunan. Sehingga dari pengertian diatas, sudah jelas bahwa perputaran persediaan berpengaruh terhadap volume penjualan perusahaan. E. Perkembangan Industri Tekstil Perusahaan industri tekstil pada dasarnya adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang usaha tekstil yaitu mengolah bahan baku menjadi produk jadi, berupa kain dan pakaian jadi. Untuk perusahaan yang membuat kain sering disebut perusahaan tekstil sedangkan untuk perusahaan pakaian jadi disebut perusahaan garmen. Namun dari berbagai literatur, perusahaan tekstil dan garmen dinamakan perusahaan industri tekstil dan produk tekstil atau disingkat industri TPT. Perkembangan industri tekstil di Indonesia dimulai setelah pemerintah melakukan kebijaksanaan terbuka dengan disetujuinya proyekproyek Penanaman Modal Asing pada tahun 1967 dan Penanaman Modal Dalam Negeri pada tahun 1968, industri tekstil terus berkembang. Dengan kebijaksanaan tersebut dan meningkatnya tingkat teknologi maka industri ini mulai mendapat perioritas dalam pengembangannya ke arah industri secara komersial yang menjangkau pasaran internasional. Perkembangan tekstil dan pakaian jadi selama tahun ditandai dengan peningkatan ekspor rata-rata 42,81 % per tahun. 18
14 Sementara itu ekspor TPT selama tahun mengalami kenaikan dalam volume penjualan yaitu dari sekitar US $ 6,06 Milyar pada tahun 1993 naik menjadi sekiitar US $ 6,65 Milyar pada tahun Sedangkan untuk tahun 1995 mengalami kenaikan dibanding tahun 1994 yaitu naik sebesar ± US $ 0,40 milyar. Namun pada pertengahan tahun 1997 industri tekstil yang merupakan salah satu sektor unggulan ekspor non migas di Indonesia, mengalami prospek yang tidak begitu cerah. Harga bahan baku yang semakin tinggi sebagai akibat kurangnya pasokan dan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar menyebabkan ratusan industri kelas kecil hingga kelas menengah harus mengurangi atau bahkan tidak memproduksi sama sekali. Untuk kinerja ekspor tekstil dan produk tekstil dari 2000 sampai 2009 meningkat 11,59 persen, atau rata-rata 3,41 persen per tahun. Angka ini setara dengan nilai ekspor US$ 9,26 miliar. Meski cenderung stagnan, bila dibanding nilai impor, industri tekstil masih menunjukkan surplus. Selama 10 tahun terakhir surplus perdagangan selalu di atas US$ 5 miliar, dan pada 2009 mencapai US$ 5,09 miliar. Kondisi kinerja yang terjadi atas industri tekstil dalam negeri merupakan pekerjaan yang harus selesaikan oleh pemerintah dan kalangan dunia usaha industri. Karena, selain faktor eksternal dengan persaingan antar negara atas produk tekstil, faktor lainnya yaitu teknologi yang 19
15 digunakan dalam proses produksi harus diperbaharui, karena 80 persen masih menggunakan alat yang sudah tua. Kondisi yang lain biaya tinggi yang dihadapi oleh industri tekstil dalam negeri seperti biaya listrik, biaya buruh yang mahal. Serta yang tidak kalah pentingnya, yaitu adanya produk tekstil impor yang tidak melalui jalur resmi atau illegal. F. Penelitian Terdahulu Fadilah (1999) melakukan penelitian tentang hubungan antara perputaran persediaan dengan volume penjualan pada 3 (tiga perusahaan) industri tekstil yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1989 sampai 1997 dengan sampel 10 (sepuluh) tahun untuk satu perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan, membuktikan bahwa perputaran persediaan memiliki peranan terhadap kenaikan atau penurunan volume penjualan di industri tekstil sebesar 26,11%. Sedangkan sisanya 73,89% dipengaruhi oleh berbagai faktor lain seperti harga jual, promosi, dan kualitas barang. Uji hipotesis juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh perputaran persediaan terhadap volume penjualan. 20
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada
Lebih terperinciBahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;
Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Pengertian Akuntansi menurut Rudiyanto ( 2012 : 4 ) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang - barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Piutang Usaha 2.1.1. Pengertian dan Klassifikasi Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Menurut Warren (2005 : 392) Piutang (receivables) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis I. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Perbedaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Persediaan Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, persediaan sangat penting dan termasuk bagian aktiva lancar yang aktif. Persediaan (inventory) adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan untuk memperoleh laba. Akan tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara efesein.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang yang dibeli/diproduksi/dimiliki oleh perusahaan yang akan dijual kembali sebagai aktivitas atau kegiatan normal perusahaan
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur,
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari proses akuntansi perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Keiso, Weygandt dan Warfield (2007:402) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.
BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1. Pengertian Piutang Menurut Skousen (2005 : 286), Piutang dapat di defenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh yang sangat sensitif bagi perkembangan financial
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar
Lebih terperinciBAB PERSEDIAAN. Mohammad Aryo Arifin, SE., M.Si., Ak Page 1
BAB PERSEDIAAN PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan salah satu aset yang paling penting bagi banyak perusahaan. PSAK 14 mendefinisikan persediaan sebagai aset yang: a) Tersedia untuk dijual dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASANTEORI
BAB II LANDASANTEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaao Secara umum pengertian persediaan menunjuk pada barang-barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan operasi normal perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock
Lebih terperinciBAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN
BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan dalam perusahaan mempunyai kedudukan yang sangat penting baik dalam jumlah maupun dalam peranannya. Jumlah (nilai) persediaan pada umumnya relatif
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kinerja Perusahaan. Kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh setiap
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Perusahaan 1. Pengertian Kinerja Perusahaan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2002) Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan antarperusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era persaingan industri manufaktur yang berkembang bebas saat ini, perusahaan diharapkan mampu menghasilkan produk bermutu bagi konsumen untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Yang dimaksud dengan persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, barang dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau
18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan harus dimiliki sebuah perusahaan karena merupakan produk perusahaan yang harus dijual sebagai sumber pendapatan perusahaan. Persediaan merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan PSAK No.14 (2012), paragraf 06, Persediaan adalah Aset yang dimiliki dan tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian persediaan Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untuk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual
Lebih terperinciAkuntansi Persediaan (INVENTORY)
Akuntansi Persediaan (INVENTORY) PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah barangbarang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barangbarang yang akan dijual. Klasifikasi Persediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan
Lebih terperinciBAB 4 Persediaan (inventory)
BAB 4 Persediaan (inventory) Akuntansi Dasar 2 Modul Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian persediaan 2. Menjelaskan sistem akuntansi dalam
Lebih terperinciAnalisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. krisis moneter yang telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sampai saat ini masih berada dalam sebuah krisis multi dimensional. Krisis ini dimulai dari awal tahun 1998 yang disebut dengan
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU
ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU Dian Ofasari Program Studi Akuntansi Politeknik Sekayu dheyan.theone@yahoo.com Abstrak
Lebih terperincimerupakan industri padat karya (Labour Intensive) yang sedikitnya telah menyerap 1,8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit maupun luas akan bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Bertolak dari hal itu, dalam
Lebih terperinciMateri: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)
Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menggambarkan kontrol internal terhadap pesediaan. 2. Menjelaskan pengaruh pencatatan persediaan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mengharapkan mendapat keuntungan untuk mencapai hal tersebut manajemen harus dapat mengelola faktor-faktor produksi dimana dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cepatnya perkembangan bisnis di Indonesia menyebabkan banyak. baru yang tumbuh membuat persaingan menjadi semakin ketat sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cepatnya perkembangan bisnis di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan bersaing secara sehat agar mampu bertahan. Banyaknya perusahaan baru yang tumbuh membuat persaingan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Keuangan Perusahaan 2.1.1.1 Pengertian Kinerja Keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba perusahaan tergantung pada bagaimana kinerja perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu perusahaan, para investor biasanya melakukan analisis profitabilitas. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi mobil yang dirakit di Indonesia berada pada kira-kira dua juta unit. per tahun (www.indonesia-investments.com).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri otomotif Indonesia telah menjadi sebuah pilar penting dalam sektor manufaktur negara ini karena banyak perusahaan mobil yang terkenal di dunia membuka
Lebih terperinciBiaya persediaan = Rp ,-
BAB 5 PERSEDIAAN A. Pengertian Salah satu aset lancar yang umumnya memiliki nilai yang besar diantara aset-aset lancar lainnya adalah persediaan. Persediaan merupakan jenis aset produktif yang dimiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan dalam melakukan kegiatannya pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama suatu perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal serta
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1) Pengertian Piutang Piutang merupakan keringanan kepada langganan-langganannya pada waktu melakukan pembayaran atas penjualan barang. Menurut Warren et al (2008: 404)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri indutri yang beroperasi di Indonesia. Salah satu perusahaan industri di Indonesia yang berperan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto (2001:57) pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : 1) Konsep
Lebih terperinciPENDAHULUAN. baik dalam jumlah maupun peranannya dalam kegiatan dari banyak. dagangan bagi usaha yang bergerak dibidang perdagangan atau dapat pula
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inventory atau persediaan barang merupakan asset yang sangat penting, baik dalam jumlah maupun peranannya dalam kegiatan dari banyak perusahaan. Setiap entitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.1 Persediaan Barang Menurut Zaki Baridwan (2000:149) pengertian persediaan (inventory) adalah: pos-pos aktiva yang dimiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; dalam bentuk bahan atau
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011
PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: FENNY NURSANTI H.D. 0713010091 / FE
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG
ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG Neni Agustria Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Sektor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin banyaknya perusahaan-perusahaan menjadi besar, maka faktor produksi modal
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Benny Alexandri (2009:135), persediaan memiliki
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Persediaan 2.1.1.1 Pengertian Persediaan Menurut Benny Alexandri (2009:135), persediaan memiliki pengertian sebagai berikut: Suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. perusahaan. Ada dua pengertian modal kerja, yang pertama gross working
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam menjalankan operasinya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Bagi perusahaan yang profit oriented maka tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh para pengusaha yang sukses dalam mengelola perusahaanya. Dalam meningkatkan serta memperlancar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Specific Identification Method), Metode FIFO (Fist In First Out), Metode LIFO
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan merupakan salah satu bagian yang penting dalam aktivitas perusahaan baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, karena persediaan merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Rentabilitas Ekonomis Untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan tersebut. Adanya perubahan
Lebih terperinciPengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2015-12-21 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menjamin kelangsungan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja sangat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Kerja Pengelolaan modal kerja terkait dengan keputusan investasi dan pembelanjaan jangka pendek yang tercermin pada aset lancar dan utang lancar perusahaan. Mengelola
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan tersebut bergerak menurut kegiatannya masingmasing,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak sekali perusahaan-perusahaan baru yang didirikan, perusahaan-perusahaan tersebut bergerak menurut kegiatannya masingmasing, yaitu perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional
Lebih terperinciAKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :
AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: 05 Akuntansi Pajak Persediaan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut IAI (2009:Butir 16.2) Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut :
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan 2.1.1 Definisi atau Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011;14.5), persediaan dapat diartikan sebagai berikut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku
Lebih terperinciBab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess
Bab 9 Persediaan Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Tujuan 1. Mengikhtisarkan dan memberikan contoh-contoh prosedur pengendalian internal atas persediaan. 2. Menjelaskan pengaruh kesalahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 )
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Usaha Kecil, mikro dan Menengah. perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis dan global
II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Usaha Kecil, mikro dan Menengah Untuk mengatur agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia agar memperoleh jaminan kepastian dan keadilan usaha dan untuk menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persediaan merupakan salah satu bagian yang penting dalam aktivitassetiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan salah satu bagian yang penting dalam aktivitassetiap perusahaan, baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.persediaan juga mempunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga selalu memerlukan dana. Perusahaan yang merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata
Lebih terperinciAnalisis Sistem Persediaan dalam Akuntansi Mina Sari dan Muhammad Dahria
Analisis Sistem Persediaan dalam Akuntansi Mina Sari dan Muhammad Dahria Abstrak Persediaan (inventory) adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha iv
ABSTRAK Dewasa ini, perusahaan bersaing semakin ketat untuk memperoleh laba dan mengembangkan usahanya. Salah satu cara untuk menghadapi persaingan ini adalah dengan mengelola persediaan. Persediaan merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk tujuan itu (Fess et al, 2006:452). Menurut PSAK No. 14, persediaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Persediaan Persediaan digunakan untuk mengindikasikan (1) barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan; (2) bahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Return On Asset (ROA) keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Return On Asset (ROA) 2.1.1 Pengertian Return On Asset (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini dihadapkan pada era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini dihadapkan pada era perdagangan bebas dan globalisasi dunia usaha. Adanya globalisasi dapat dilihat dengan tumbuhnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian terdahulu dilakukan oleh Permani (2004), pada perusahaanperusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode tahun 1999-2003.
Lebih terperinci