RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR AKUNTANSI 2 ACCOUNTING FOR RECEIVABLES

Piutang (Receivable)

PIUTANG. Slide 4-1. Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting

BAB II LANDASAN TEORI

Power Notes. Learning Objectives

Konsep Penandingan dan Proses Penyesuaian (The Matching Concept and the Adjusting Process)

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI 1

1. ACCOUNT RECEIVABLE (PIUTANG DAGANG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi

CASH and RECEIVABLES

KEWAJIBAN LANCAR (Current Liabilities)

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

RECEIVABLES 1. Apa itu receivables 2. Ada berapa jenis receivables PENGAKUAN A/R 3. A/R diakui sebesar apa?

BAB II BAHAN RUJUKAN

AKUNTANSI PIUTANG WESEL (Notes Receivables)

Kewajiban Lancar (Current Liabilities) Sifat Kewajiban Lancar (The Nature of Current Liabilities)

Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang (Accounting for Merchandising Enterprises)

Afifudin, SE., M.SA.,Ak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

Bab 8 Piutang. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

Jurnal Khusus (Special Journals)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicairkan menjadi kas oleh bank, dijual atau dipakai habis dalam waktu satu

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable)

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR

SIKLUS AKUNTANSI (Accounting Cycle)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI

Pencatatan dan Pelaporan Piutang

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022)

BAB 3 Piutang Piutang Wesel (notes receivable)

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 14-1 Contoh Wesel

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang

PERTEMUAN KE 3 AYAT JURNAL PENYESUAIAN PEMBAHASAN MODUL PRAKTEK DASAR AKUNTANSI PERTEMUAN 2

MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI 1

BAB I PENDAHULUAN. Piutang merupakan elemen neraca yang membentuk informasi semantik

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

PT ADES WATERS INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara sebagai salah satu

Penyusunan Laporan Keuangan dan Jurnal Penutup

Analisis transaksi (Analyzing Transactions)

BAB II LANDASAN TEORITIS

(Piutang Wesel) Afifudin, SE., M.SA.,Ak.

Penyelesaian Siklus Akuntansi (Completion of the Accounting Cycle)

Persediaan (Inventory)

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

PT SIWANI MAKMUR Tbk

Jawaban: 1. Jurnal Umum dan Jurnal Penyesuaian yang dibutuhkan. *Ada perubahan dari AR ke NR karena jadi pakai wesel tagih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable)

MOJAKOE. June 5. Pengantar Akuntansi 2

Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Pada Unit Bisnis Infrastruktur PT PLN Batam

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

Account Payable 2,200,000. Sales 4,000,000 Cost Of Goods Sold 2,678,500 Merchandise Inventory 2,678,500. Account Payable 5,467,500

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mentoring SPA FEB Pengantar Akuntansi 1. Official. UTS Semester Gasal 2015/2016

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Pertemuan 5 Memasukan Transaksi ke Modul Ar/Ap

Mentoring SPA FEB Pengantar Akuntansi 1. Official. UAS Semester Gasal 2015/2016

30/09/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc REKENING DAN BUKU BESAR PENCA- TATAN PELA PORAN PERING- KASAN PENGGO LONGAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Cash. Komposisi Kas (Composition of Cash)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN / AND SUBSIDIARIES

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA

A Review of the Accounting Cycle

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI

MOJAKOE. Pengantar Akuntansi 2. March 25

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : :

Trade Debt & Other Debt AUDIT

PENCATATAN TRANSAKSI - BUKU BESAR, POSTING DAN NERACA SALDO

PENCATATAN TRANSAKSI - IDENTIFIKASI, ANALISIS DAN JURNAL TRANSAKSI

C H A P T E R 3 THE ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM (SISTEM INFORMASI AKUNTANSI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

BAB II LANDASAN TEORI

MOJAKOE. Pengantar Akuntansi 1

Pertemuan Ketiga PIUTANG

JUMLAH AKTIVA

Transkripsi:

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) Receivable yang timbul dari penjualan kredit biasanya diklasifikasikan sebagai account receivable atau notes receivable. Istilah Receivable meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya termasuk perorangan, organisasi atau debitor lainnya. Piutang Usaha (Account Receivable) Terbentuk dari transaksi penjualan barang dagang atau jasa secara Credit. Receivable dicatat dengan mendebet Account Receivable. Account Receivable semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek seperti 30 atau 60 hari. Account Receivable diklasifikasikan sebagai Current Assets. Wesel Tagih (Notes Receivable) Jumlah yang terhutang bagi Customer, di mana Customer yang di maksud telah menerbitkan surat hutang formal kepada perusahaan. Piutang Lain-lain (Other Receivable) Disajikan secara terpisah dalam Balance Sheet. Jika Receivable ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka Receivable tersebut diklasifikasikan sebagai Current Assets. Jika penagihannya lebih dari satu tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai Non Current Assets dan dilaporkan di bawah judul Investments. Other Receivables meliputi: 1. Piutang Bunga (Interest Receivable) 2. Piutang Pajak (Taxes Receivable) 3. Piutang dari pejabat atau karyawan Piutang Usaha Tak Tertagih (Uncollectible Receivable) Bila suatu barang atau jasa yang dijual secara kredit, pada saat jatuh tempo pembayaran tidak dilunasi semuanya, atau dengan kata lain ada sebagian yang tak tertagih dan itu merupakan hal yang umum terjadi. Beban operasi yang timbul karena tidak tertagihnya piutang disebut Beban Atau Kerugian Piutang Tak Tertagih (Uncollectible Account), Piutang Ragu-ragu (Doublful Account), Piutang Macet (Bad Debts) Ada 2 metode akuntansi yang diterima secara umum mengenai piutang yang diperkirakan tak tertagih yaitu: 1. Metode Penyisihan atau Metode Cadangan (Allowance Method) yaitu dalam metode ini membuat penyisihan atau cadangan dimuka untuk piutang tak tertagih.

2. Metode penghapusan langsung (Direct Write off Mehtod) atau metode pembebanan langsung (Direct charge off Method) yaitu dalam metode ini baru ditetapkan sebagai expense, jika receivable dinyatakan secara pasti tidak tertagih Metode Penyisihan Akuntansi Untuk Piutang Tak Tertagih (Allowance Method of Accounting for Uncollectibles) Beberapa perusahaan besar memakai Allowance Method untuk mengestimasi besarnya uncollectible portion of trade receivable. PT Bina Nusantara memulai usaha bisnisnya pada bulan Agustus dan memakai tahun kalender sebagai tahun fiskalnya. Perkiraan Account Receivable memiliki saldo sebesar Rp 105.000.000 pada akhir bulan desember yang terdiri dari sejumlah hutang customer yang telah jatuh tempo beberapa waktu yang lalu. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh pimpinan PT Bina Nusantara, diestimasikan bawah sejumlah Rp 4.000.000 uncollectible lagi. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat estimasi ini pada akhir periode fiskal yaitu: Des 31 Uncollectible Accounts Expense 4.000.000 Allowance for Doubtful Accounts 4.000.000 Karena pengurangan Account Receivable tersebut merupakan hasil estimasi, maka nilai tersebut tidak dapat dikreditkan ke perkiraan customer atau ke perkiraan pengendali Account Receivable dan sebaliknya dikreditkan dengan perkiraan kontra aktiva (Contra Asset) yaitu Allowance for Doubtful Account. Penghapusan Perkiraan Penyisihan Piutang Ragu-ragu (Write-Offs to the Allowance Account) Jika Account Receivable dari Customer dapat dipastikan tidak tertagih sama sekali, maka Account Receivable tersebut dihapuskan dari perkiraan allowance. Diasumsikan dari contoh di atas, bahwa ada Account Receivable PT A sebesar Rp 610.000 benar-benar tidak tertagih, maka Account Receivable tersebut harus dihapuskan dari Allowance for Doubtful Account. Jan 21 Allowance for Doubtful Accounts 610.000 Account Receivable PT A 610.000 Jumlah total Allowance Account yang dihapus selama periode jarang sekali dapat sama dengan jumlah Allowance Account pada awal periode. Allowance for Doubtful Account akan memiliki saldo Credit pada akhir periode jika penghapusan (Write-Offs) yang dilakukan selama periode tersebut lebih kecil dari saldo awal. Allowance for Doubtful Account akan memiliki saldo Debit pada akhir periode jika penghapusan (Wirte-Offs) yang dilakukan selama periode tersebut lebih besar dari saldo awal

Account Receivable yang telah dihapuskan dari allowance for doubtful account mungkin saja dapat ditagih di kemudian hari. Jika hal itu terjadi, maka Account Receivable harus ditimbulkan kembali dengan ayat jurnal yang merupakan kebalikan dari ayat jurnal penghapusan. Diasumsikan bahwa Account Receivable sebesar Rp 610.000 yang telah dihapuskan sebelumnya ternyata dapat ditagih kembali pada tanggal 10 juni. Ayat jurnal untuk menimbulkan kembali Account Receivable dan ayat jurnal untuk mencatat penagihan adalah sebagai berikut: Juni 10 Account Receivable PT A 610.000 Allowance for Doubtful Accounts 610.00 Untuk menimbulkan kembali account receivable yang telah dihapus sebelumnya. Juni 10 Cash 610.000 Account Receivable PT A 610.000 Mencatat penagihan account receivable Estimasi Piutang Tak Tertagih (Estimating Uncollectibles) Estimating Uncollectibles pada akhir periode fiskal didasarkan pada pengalaman masa lampau serta prakiraan terhadap kegiatan perusahaan dimasa datang. Estimating Uncollectibles ini dapat didasarkan pada: 1. Berdasarkan penjualan (Estimate Based on Sales) 2. Berdasarkan analisis piutang (Estimate Based on Analysis of Receivables) Estimate Based on Sales Account Receivable diperoleh dari hasil penjualan kredit. Oleh karenanya, jumlah penjualan kredit selama suatu periode dapat digunakan untuk mengestimasi jumlah Uncollectible Accounts. Selama tahun 1995, telah terjadi transaksi Sales sebesar Rp 80.000.000. Saldo Account Receivable sebesar Rp 10.000.000 (Dr) dan saldo allowance for doubtful account sebesar Rp 250.000 (Cr). Berdasarkan data-data tahun sebelumnya, pada akhir tahun ditaksir jumlah tidak tertagih (uncollectible) sebesar 1% dari penjualan. Des 31 Uncollectible Accounts Expense 800.000 Allowance for Doubtful Accounts 800.000 The adjustment entry uncollectible accounts (80.000.000 * 1%) Saldo Allowance for Doubtful Accounts sebesar Rp 250.000 (Cr), dan estimasi uncollectible account 31 desember 1995 sebesar Rp 800.000. Maka saldo Allowance for Doubtful Accounts menjadi Rp 1.050.000 (Lihat buku besar) Allowance for Doubtful Account Balance 250.000 Des 31 Adjusting 800.000 1.050.000

Tapi jika saldo awal Allowance for Doubtful Accounts sebesar Rp 250.000 (Dr), maka saldo akhir Allowance for Doubtful Accounts menjadi Rp 550.000. Nb: entries adjustment sama dengan di atas. Saldo normal Allowance for Doubtful Accounts di sebelah kredit. Jika saldo Allowance for Doubtful Accounts ada di sebelah debit nilainya menjadi negatif. Taksiran kerugian untuk 31 desember 1995 sebesar Rp 800.000. Maka saldo Allowance for Doubtful Accounts per 31 desember 1995 menjadi 550.000 dengan perhitungan (-250.000 + 800.000 = 550.000) (Lihat buku besar) Allowance for Doubtful Accounts Balance 250.000 Des 31 Adjusting 800.000 550.000 Estimate Based on Analysis of Receivables Estimasi uncollectible account dapat pula didasarkan pada seberapa lama receivable tersebut telah beredar. Dalam hal ini dapat dipakai proses yang disebut penentuan umur piutang usaha (Aging The Receivalbes) Titik awal dalam menentukan Aging The Receivables adalah tanggal jatuh tempo. PT ABC Estimated Uncollectible Account per 31 Desember 1995 Age Interval Balance Percen Amount Belum jatuh tempo 7.200.000 1 % 72.000 01-30 Setelah jatuh tempo 800.000 3 % 24.000 31-60 setelah jatuh tempo 400.000 8 % 32.000 61-120 setelah jatuh tempo 300.000 20 % 60.000 121 lebih 900.000 50 % 450.000 Total 9.600.000 638.000 Jika saldo Allowance for Doubftul Account sebesar Rp 160.000 (Cr) Des 31 Uncollectible Accounts Expense 478.000 Allowance for Doubtful Accounts 478.000 Estimasi Uncollectible berdasarkan Analysis of Receivables Saldo awal Allowance for Doubtful Accounts sebesar Rp 160.000, dan berdasarkan analisis piutang 31 desember 1995 ditetapkan bahwa saldo Allowance for Doubtful Accounts menjadi sebesar Rp 638.000. Maka supaya menjadi 638.000 Allowance for Doubtful Accounts harus ditambah sebesar Rp 478.000 (Lihat buku besar)

Allowance for Doubtful Accounts Balance 160.000 Des 31 Adjusting 478.000 638.000 Tapi jika saldo Allowance for Doubtful Accounts sebesar Rp 160.000 (Dr) maka jurnalnya Des 31 Uncollectible Accounts Expense 798.000 Allowance for Doubtful Accounts 798.000 Estimasi Uncollectible berdasarkan Analysis of Receivables Saldo awal Allowance for Doubtful Accounts sebesar Rp 160.000 (Dr) berarti mempunyai nilai minus karena saldo normal Allowance for Doubtful Accounts disebelah kredit. Setelah dibuat Analysis of Receivables, Allowance for Doubtful Accounts pada akhir bulan menjadi sebesar Rp 638.000. Maka untuk menjadi sebesar Rp 638.000, jurnal penyesuaian untuk uncollectible ini adalah sebesar Rp 798.000. (-160.000 + 789.000 = 638.000) (Lihat buku besar) Allowance for Doubtful Accounts Balance 160.000 Des 31 Adjusting 798.000 638.000 Metode Penghapusan Langsung dalam Akuntansi untuk Piutang Tak Tertagih (Direct Write-Off Method of Accounting for Uncollectibles) Dalam Direct Write-Off Method, Account Receivable yang tak tertagih baru diakui sebagai Expense jika dinyatakan bahwa receivable tersebut sudah tidak dapat ditagih lagi. PT Bina Nusantara menyimpulkan bahwa Account Receivable PT C sudah tidak dapat ditagih lagi sebesar Rp 420.000. Ayat jurnal untuk mencatatan penghapusan piutang yaitu: Mei 10 Uncollectible Accounts Expense 420.000 Account Receivable PT C 420.000 Direct Write-Off Jika Customer tersebut ternyata mampu membayar Receivable yang telah dihapus itu di kemudian hari, maka Receivable yang telah dihapus tersebut ditimbulkan kembali dengan mendebet Account Receivable dan mengkredit Uncollectible Accounts Expense. Diasumsikan bahwa PT C berniat melunasi hutangnya kepada PT Bina Nusantara. Ayat jurnal untuk menimbulkan kembali receivable yang telah dihapus yaitu: Mei 10 Account Receivable PT C 420.000

Uncollectible Accounts Expense 420.000 Penghapusan piutang tak tertagih (secara langsung) Saat Cash diterima maka PT Bina Nusantara dapat mencatat penerimaan Cash tersebut dalam journal : Juni 20 Cash 420.000 Account Receivable PT C 420.000 Penerimaan Cash Contoh Soal Tanggal 1 Januari 1995, dari Account Receivable sebesar Rp 8.500.000, ditaksir jumlah kerugian sebesar Rp 470.000. Pada tanggal 10 Maret 1995, diterima kabar bahwa ada salah satu dari pelanggan perusahaan yaitu PT Makmuri yang mempunyai Account Payable sebesar Rp 257.000, menyatakan bangkrut dan tidak dapat melunasi hutangnya. Tetapi pada tanggal 15 Juni 1995, yang bersangkutan datang dan menyatakan akan membayar sebesar Rp 150.000, pada tanggal 1 Juli 1995. Penerapan Allowance Method of Accounting for Uncollectibles Jan 01 Uncollectible Account Expense 470.000 Allowance for Doubtful Account 470.000 Taksiran kerugian piutang Mar 10 Allowance for Doubtful Account 257.000 Account Receivable 257.000 Penghapusan piutang Jun 15 Account Receivable 150.000 Allowance for Doubtful Account 150.000 Pernyataan kesanggupan membayar Jul 01 Cash 150.000 Account Receivable 150.000 Penerimaan kas Penerapan Direct Write-Off Method of Accounting for Uncollectibles Jan 01 No Journal Taksiran kerugian piutang Mar 10 Uncollectible Account Expense 257.000 Account Receivable 257.000 Penghapusan Piutang Jun 15 Account Receivable 150.000 Uncollectible Account Expense 150.000 Pernyataan kesanggupan membayar Jul 01 Cash 150.000 Account Receivable 150.000 Penerimaan Kas

Karakteristik Wesel Tagih (Characteristics of Notes Receivable) Suatu klaim yang di dukung oleh promise atau wesel (janji tertulis untuk membayar sejumlah uang) memiliki kekuatan yang lebih dibanding klaim berbentuk account receivable, karena dengan menandatangani promise (wesel), debitor mengakui hutang dan setuju untuk membayarnya sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Surat Promes (Promissary Note) yaitu surat berharga yang berisi perintah dari penarik kepada penerima untuk membayar sejumlah uang setelah jangka waktu tertentu, kepada yang ditunjuk. Interest Promise atau wesel biasanya menetapkan jumlah interest yang akan di bayar untuk periode antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo. Suku bunga promes biasanya dinyatakan atas dasar tahunan, terlepas dari jangka waktu aktual yang terlibat Rumus: Jumlah Pokok X Suku Bunga X Jangka Waktu = Bunga (Principal) X (Rate) X (Time) = Interest Nb: Principal = nilai nominal Sebuah note dengan nilai nominal Rp 10.000 Suku bunga wesel 12% Jangka waktu wesel 30 hari Bunga = 10.000 x 12% x (30/360) = 100 Catatan: dalam perhitungan bunga wesel, diasumsikan bahwa 1 tahun = 360 hari. Tanggal Jatuh Tempo (Due Date or Maturity Date) Tanggal suatu promise atau wesel (Notes) dibayarkan disebut Due date atau maturity date Sebuah wesel dengan nilai nominal Rp 10.000 Suku bunga wesel 12% Jangka waktu wesel 30 hari Tanggal wesel 10 januari 1990 Perhitungan Due Date: Januari 31-10 = 21 Pebuari = 09 + Total 30 hari Jadi tanggal jatuh tempo wesel tertanggal 09 pebuari 1990

Dalam penghitungan tanggal jatuh tempo, maka harus diketahui terlebih dahulu jumlah hari dalam 1 bulan. Misal bulan januari ada sebanyak 31 hari, bulan pebuari ada sebanyak 28 hari jika bukan tahun kabisat dan jika tahun kabisat maka ada sebanyak 29 hari, dan seterusnya untuk bulan yang berikutnya. Nilai jatuh tempo (Maturity Value) Jumlah yang harus dibayarkan pada tanggal jatuh tempo dinamakan dengan maturity value. Rumus Maturity Value: Nilai Nominal + Bunga = Nilai Jatuh Tempo Sebuah wesel dengan nilai nominal Rp 20.000 Suku bunga wesel 12% Jangka waktu wesel 60 hari Tanggal Wesel 31 Januari 1990 Tentukan: 1. Interest 2. Due Date 3. Maturity Value 1. Interest = Rp 20.000 x 12% x (60/360) = Rp 400 2. Due Date Januari 31-31 = 0 hari Pebuari = 28 hari Maret = 31 hari April = 01 hari + Total 60 hari Jadi Due Date wesel adalah 01 april 1990 3. Maturity Value Rp 20.000 + Rp 400 = Rp 20.400

Akuntansi untuk Wesel Tagih (Accounting for Notes Receivable) Wesel dibagi 2 yaitu: 1. Wesel berbunga (Interest Bearning Notes) 2. Wesel tak berbunga (Non Interest Bearning Notes) Wesel yang membebankan pembayaran bunga untuk periode antara tanggal pengeluaran dan Tanggal jatuh tempo disebut Interest-Bearing Notes. Sedangkan wesel dibuat tidak membebankan bunga disebut Non-Interest-Bearing Notes. Non-Interest-Bearing Note Non-Interest-Bearing Note, tidak menentukan suku bunga, tapi jumlah nominalnya sudah meliputi interest expense. Contoh untuk penerimaan Non-Interest-Bearing Note dan pelunasannya Berikut dibawah ini adalah contoh transaksi yang dilakukan oleh PT Indah Jan 01 Jan 02 Peb 01 PT Indah menjual Merchandise secara kredit sebesar Rp 10.000 kepada PT Makmur PT Indah menerima sebuah Non-Interest-Bearing Note dengan nilai nominal Rp 10.100 (sudah termasuk bunga), jangka waktu 30 hari, dari PT Makmur sebagai pelunasan hutangnya. Diterima pelunasan wesel dari PT Makmur Jan 01 Account Receivable 10.000 Sales 10.000 Jan 02 Notes Receivable 10.100 Account Receivable 10.000 Discounts on Notes Receivable 100 Notes Receivable selalu dicatat sebesar nilai nominalnya. Peb 01 Cash 10.100 Notes Receivable 10.100 Peb 01 Discounts on Notes Receivable 100 Interest Revenue 100 Jika ketiga transaksi di atas diposting (dipindahkan ke dalam ledger), maka akan tampak buku besarnya adalah sebagai berikut: Cash Peb 01 PT Makmur (Pelunasan) 10.100 10.100 Account Receivable Jan 01 PT Makmur 10.000 10.000 Jan 02 PT Makmur (Pelunasan) 10.000 0

Notes Receivable Jan 02 PT Makmur 10.100 10.100 Peb 01 PT Makmur (Pelunasan) 10.100 0 Sales Jan 01 PT Makmur 10.000 10.000 Discounts on Notes Receivable Jan 02 PT Makmur 100 100 Peb 01 Pendapatan bunga 100 0 Interest Revenue Peb 01 100 100 Penjelasan Buku Besar: Asumsi: Semua perkiraan tidak mempunyai saldo awal. Setelah jurnal diposting ke dalam buku besar, saldo perkiraan-perkiraan buku besar adalah sebagai berikut: Account Debit Credit Cash 10.100 Account Receivable 0 Notes Receivable 0 Discounts on Notes Receivable 0 Sales 10.000 Interest Revenue 100 Penjelasan perkiraan-perkiraan ledger: Dari ketiga transaksi diatas setelah dilakukan posting, maka perkiraan yang mempunyai saldo adalah perkiraan Cash, Sales dan Interest Revenue, sedangkan perkiraan lainnya tidak mempunyai saldo lagi. Interest-Bearing Notes Ditulis sebagai janji untuk membayar jumlah nominal (face amount) di tambah bunga berdasarkan suku bunga tertentu Contoh penerimaan Interest-Bearing Notes dan pelunasannya Jan 01 Jan 02 Peb 01 PT Indah menjual barang dagang secara kredit kepada PT Makmur sebesar Rp 10.000 PT Indah menerima sebuah wesel dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000, suku bunga 12%, jangka waktu 30 hari dari PT Indah sebagai pelunasan hutangnya. PT Indah menerima pelunasan wesel dari PT Makmur Jan 01 Account Receivable 10.000 Sales 10.000 Jan 02 Notes Receivable 10.000

Account Receivable 10.000 Peb 01 Cash 10.100 Interest Revenue 100 Notes Receivable 10.000 Perhitungan Interest: Nilai nominal * Suku Bunga * Jangka Waktu = Nilai Bunga 10.000 * 12% * (30/360) = 100 Jika ketiga transaksi di atas di posting ke dalam buku besar maka akan nampak sebagai berikut: Cash Peb 01 PT Makmur 10.100 10.100 Notes Receivable Jan 01 PT Makmur 10.000 10.000 Account Receivable Jan 01 PT Makmur 10.000 10.000 Jan 02 PT Makmur 10.000 0 Sales Jan 01 PT Makmur 10.000 10.000 Interest Revenue Peb 01 100 100 Penjelasan Ledger: Asumsi: Semua perkiraan tidak mempunyai saldo awal. Setelah jurnal diposting ke dalam Ledger, saldo perkiraan-perkiraan Ledger adalah sebagai berikut: Item Debit Credit Cash 10.100 Account Receivable 0 Notes Receivable 0 Sales 10.000 Interest Revenue 100 Dari perkiraan di atas, perkiraan yang mempunyai saldo adalah Cash, Sales dan Interest Revenue. Sedangkan Account Receivable dan Notes Receivable bersaldo 0 (nol).

Contoh penerimaan Interest-Bearing Notes dan tidak dilunasi Jan 01 Jan 02 Peb 01 PT Indah menjual barang dagang secara kredit kepada PT Makmur sebesar Rp 10.000 PT Indah menerima sebuah wesel dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000, suku bunga 12%, jangka waktu 30 hari dari PT Indah sebagai pelunasan hutangnya. PT Makmur tidak melunasi weselnya Jan 01 Account Receivable 10.000 Sales 10.000 Jan 02 Notes Receivable 10.000 Account Receivable 10.000 Peb 01 Account Receivable 10.100 Interest Revenue 100 Notes Receivable 10.000 Perhitungan bunga: Nilai nominal * Suku Bunga * Jangka Waktu = Nilai Bunga 10.000 * 12% * (30/360) = 100 Jika PT Makmur tidak melunasi weselnya maka PT Makmur tetap mempunyai Account Payable dan PT Indah tetap mempunyai Account Receivable. Account Payable PT Makmur menjadi sebesar Rp 10.100 yang terdiri dari Account Payable sebesar Rp 10.000 dan Interest Payable sebesar Rp 100 dan Account Receivable PT Indah menjadi sebesar Rp 10.100. Pendiskontoan Wesel Tagih (Discounting Notes Receivable) Kadang kala perusahaan memerlukan uang tunai yang mendesak pada saat tertentu dengan alasan tertentu. Jika perusahaan mempunyai wesel dan memerlukan uang tunai, maka perusahaan dapat mendiskontokannya ke bank. Pada waktu mendiskontokan wesel berbunga, berikut langkah-langkah untuk menentukan jumlah atau hasil yang akan diterima: 1. Determine the maturity value of the note Maturity Value = face Amount + Interest Interest = Face Amount X Interest Rate X Interest Period Interest Period = date of Note to date of maturity 2. Determine the amount Discount Discount = Maturity Value X discount Rate X Discount Period Discount period = Date of Discount to date of Maturity 3. Determine the proceeds Proceeds = Maturity Value Discount

Contoh pendiskontoan wesel dan pelunasannya Mar 01 PT Indah menjual merchandise inventory secara kredit kepada PT Makmur sebesar Rp 10.000 Mar 03 PT Indah menerima sebuah Notes dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000, suku bunga 12%, jangka waktu 60 hari sebagai pelunasan hutangnya. Apr 02 PT Indah mendiskontokan Notes-nya ke bank dengan tingkat bunga 14% Mei 02 PT Makmur melunasi Notes-nya Mar 01 Account Receivable 10.000 Sales 10.000 Mar 03 Notes Receivable 10.000 Account Receivable 10.000 Apr 02 Cash 10.081 Interest Revenue 81 Notes Receivable 10.000 Mei 02 Tidak Ada jurnal Perhitungan Pendiskontoan: Keterangan Rumus Nilai Face Value 10.000 Interest (10.000 * 12% * (60/360) 200 Maturity Value 10.000 + 200 10.200 Discount on Maturity value 10.200 * 14% * (30/360) 119 Proceeds 10.200 119 10.081 Periode diskonto selama 30 hari = dari tanggal 02 april sampai dengan tanggal 02 Mei Nb: Jika hasil pendiskontoan lebih besar dari nilai nominal maka selisihnya disebut sebagai Interest Revenue, jika hasil pendiskontoan lebih kecil dari nilai nominal maka selisihnya disebut Interest Expense. Penjelasan Karena PT Makmur melunasi Notes, maka tidak ada jurnal. Alasannya: PT Makmur membayar kepada PT Indah sebesar Maturity Value yaitu Rp 10.200. Berarti Account payable PT Makmur sudah lunas. Setelah PT Indah menerima uang tersebut, maka uang tersebut dibayarkan kepada pihak Bank sebesar Maturity Value yaitu Rp 10.200, karena PT Indah telah mendiskontokan Notes ke bank dan PT Indah sudah menerima uang dari hasil pendiskontoannya. Jadi dari transaksi tersebut PT Indah tidak menerima uang atau tidak mengeluarkan uang. Dengan kata lain, transaksi tadi tidak mempengaruhi Financial Report PT Indah. Maka dari itu tidak diperlukan jurnal saat PT Makmur melunasi Notes. Contoh pendiskontoan wesel yang tidak dilunasi Mar 01 PT Indah menjual Merchandise Inventory secara kredit kepada PT Makmur sebesar Rp 10.000 Mar 03 PT Indah menerima sebuah Notes dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000, suku bunga 12%, jangka waktu 60 hari sebagai pelunasan hutangnya. Apr 02 PT Indah mendiskontokan Notes ke bank dengan tingkat bunga 14% Mei 02 PT Makmur tidak melunasi Notes dan bank membebankan biaya protes sebesar Rp 100.

Mar 01 Account Receivable 10.000 Sales 10.000 Mar 03 Notes Receivable 10.000 Account Receivable 10.000 Apr 02 Cash 10.081 Interest Revenue 81 Notes Receivable 10.000 Mei 02 Account Receivable 10.300 Cash 10.300 Perhitungan: Keterangan Rumus Nilai Face Value 10.000 Interest (10.000 * 12% * (60/360) 200 Maturity Valeu 10.000 + 200 10.200 Discount on maturity value 10.200 * 14% * (30/360) 119 Proceeds 10.200-119 10.081 Perhitungan: Keterangan Rumus Nilai Pembayaran ke bank 10.200 + 100 10.300 Karena PT Makmur tidak melunasi Notes, maka PT Makmur tetap mempunyai Account payable dan PT Indah tetap mempunyai Account Receivable. PT Indah harus membayar terlebih dahulu ke bank sebesar Rp 10.300, yaitu terdiri dari Maturity Value sebesar RP 10.200 dan biaya protes (Protest Fee) sebesar Rp 100. Account Payable PT Makmur menjadi 10.300, terdiri dari nilai nominal wesel sebesar Rp 10.000, bunga wesel sebesar Rp 200 dan Protest Fee yang dibebankan ke PT Makmur sebesar Rp 100.

Penyajian Piutang pada Neraca (Receivable on The Balance Sheet) Seluruh Receivable yang diperkirakan akan terealisasi dalam waktu setahun, disajikan pada bagian Current Assets di Balance Sheet. Penyajikan asset harus menurut urutan likuiditasnya, karena urutan likuiditas ini mencerminkan seberapa cepat asset dapat dikonversi menjadi cash. PT Indo Binus Balance Sheet Des 31, 2000 Assets Current Assets Cash 195.000.000 Notes Receivable 350.000.000 Account Receivable 500.000.000 -/- Allowance for doubtful account 50.000.000 450.000.000 Interest Receivable 125.000.000