BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan barang dan jasa secara kredit (untuk piutang pelanggan yang terdiri atas piutang usaha dan memungkinkan piutang wesel), memberikan pinjaman (untuk piutang karyawan, piutang debitur yang biasanya langsung dalam bentuk piutang wesel, dan piutang bunga), maupun sebagai akibat kelebihan pembayaran kas kepada pihak lain (untuk piutang pajak). Sebagian besar piutang timbul dari penyerahan barang dan jasa secara kredit kepada pelanggan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada umumnya pelanggan akan menjadi lebih tertarik untuk membeli sebuah produk yang ditawarkan secara kredit oleh perusahaan (penjual), dan hal ini rupanya juga menjadi salah satu trik bagi perusahaan untuk meningkatkan besarnya omset penjualan yang akan tampak pada laporan laba ruginya. Piutang yang timbul dari penjualan atau penyerahan barang atau jasa secara kredit ini diklasifikasikan sebagai piutang usaha, yang kemudian tidak tertutup kemungkinan akan berganti menjadi piutang wesel. Berikut ini merupakan pengertian piutang menurut para ahli yaitu: 16

2 Definisi atau pengertian piutang menurut Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan 2008, Piutang Usaha : Transaksi yang paling banyak memungkinkan menciptakan piutang adalah penjualan barang secara kredit. Piutang usaha ini normalnya akan tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti hari yang akan dikelompokan sebagai asset lancar. Menurut Donald E. Kieso (2007 : 346) : Piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Pengertian piutang menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 9 tahun 2011 adalah : Piutang usaha merupakan piutang akibat penjualan hasil bidang usaha utama perusahaan. 2.2 Klasifikasi Piutang Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukan secara tunai atau secara kredit. Tentu perusahaan akan lebih menyukai jika transaksi penjualan dapat dilakukan secara tunai, karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjudnya. 17

3 Di pihak lain konsumen umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan pejualan secara kredit, karena pembayaranya dapat ditunda. Dalam kenyataanya, penjualan kredit pada kebanyakan perusahaan biasanya jauh lebih besar dari penjualan tunai. Penjualan kredit melibatkan dua pihak kreditur, yaitu pihak yang menjual barang atau jasa dan memperoleh piutang, dan debitur, yaitu pihak yang melakukan pembelian dan menjadikan utang. Piutang timbul apabila perusahaan menjual barang atau jasa kepada perusahaan lain secara kredit. Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari penjual ke pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi. Pada prakteknya menurut Hery ( 2012 : 210 ) dikenal ada 3 jenis piutang, yaitu: 1. Piutang Usaha (Accounts receivable) adalah jumlah yang akan ditagih dari pelanggan sebagai akibat penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang usaha memiliki saldo normal di sebelah debet sesuai dengan saldo normal untuk aktiva. Piutang usaha biasanya diperkirakan akan dapat ditagih dalam jangka waktu yang relatif pendek, biasanya dalam waktu 30 hingga 60 hari. Setelah ditagih, secara pembukuan, piutang usaha akan berkurang di sebelah kredit. Piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar (Current asset). 18

4 2. Piutang Wesel (Notes receivable) Merupakan surat pernyataan berhutang atau janji pelunasan secara tertulis. Piutang wesel ini lebih formal dibandingkan dengan hutang dagang. Debitur (pihak yang harus membayar) dalam piutang wesel membuat suatu janji tertulis kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat janji tersebut pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Jangka waktu wesel bisa berbagai macam, tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari. Surat wesel yang dipegang oleh pihak kreditur menjadi tanda bukti adanya piutang wesel. Berbeda dengan piutang dagang, piutang wesel juga bisa timbul karena transaksi meminjam uang. Dalam hal ini debitur membuat surat perjanjian untuk membayar pinjamanya beberapa waktu di masa yang akan datang. Terkadang pihak kreditur meminta jaminan berupa kekayaan tertentu atas peminjaman tersebut. Ini berarti bahwa jika pada saat jatuh tempo, peminjam tidak melunasi kewajibanya, maka kreditur bisa menjual jaminan tersebut sebagai pengganti uang yang harus diterimanya. Piutang wesel yang berjangka waktu satu tahun atau kurang dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar, tetapi bila jangka waktunya melebihi satu tahun, maka diperlakukan sebagai piutang jangka panjang. Terkadang piutang wesel dapat dilunasi secara angsuran. Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun 19

5 diperlakukan sebagai aktiva lancar, sedangkan bagian yang lebih dari satu tahun dilaporkan sebagai piutang jangka panjang. Biasanya piutang wesel mengharuskan debitur untuk membayar bunga. 3. Piutang Lain-lain Piutang lain-lain pada umunya diklasifikasikan dan dilaporkan terpisah dalam neraca. Contohnya adalah piutang bunga, piutang deviden (tagihan kepada investee sebagai hasil dari investasi), piutang pajak (tagihan perusahaan kepada pemerintah berupa restitusi atau pengembalian kas atas kelebihan pembayaran pajak), dan tagihan kepada karyawan. Piutang lain-lain berasal dari berbagai transaksi. Sejumlah contoh piutang lain-lain ini adalah : a. Uang muka kepada karyawan dan staff. b. Uang muka kepada anak perusahaan. c. Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan. d. Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran. e. Piutang deviden dan bunga dsb. 20

6 2.3 Akuntansi Piutang Usaha 1. Penggolongan Piutang Secara garis besar, piutang dapat digolongkan menurut : a. Ada tidaknya dokumen tertulis yang menyatakan tentang kesanggupan untuk membayar sebagai bukti pendukung tagihan tersebut. b. Tujuan penyajian di dalam laporan keuangan, neraca pada khususnya. Piutang ini di kelompokan dalam dua kategori, yaitu : 1) Piutang lancar, meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pembayaranya dalam jangka waktu satu tahun sejak tanggal neraca atau lebih dari siklus operasi normal perusahaan. 2) Piutang jangka panjang, meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pembayaranya dalam waktu lebih dari satu tahun. c. Sumber atau asal mula timbulnya piutang. 2. Pengakuan Piutang Piutang usaha didukung oleh faktur penjualan atau dokumen lainya selain jaminan tertulis formal, dan di dalamnya dimuat jumlah yang diharapkan dapat tertagih pada tahun setelah tanggal neraca atau dalam siklus operasi perusahaan. Setiap piutang usaha dari pelanggan dengan saldo kredit (dari pembayaran 21

7 di muka atau kelebihan pembayaran) direklasifikasikan dan dilaporkan sebagai kewajiban. Piutang usaha dinilai pada harga pertukaran awal antara perusahaan dengan pihak ketiga, dikurangi penyesuaian untuk diskon tunai (potongan penjualan), retur penjualan, serta penyisihan dan piutang tak tertagih yang menghasilkan nilai realisasi bersih, yaitu jumlah kas yang diharapkan akan tertagih. Berikut ini adalah contoh soal tentang pengakuan piutang usaha: Pada tanggal 1 Juli 2014 PT. Erik Jaya menjual barang dagang berupa beras sebanyak 10 kantong dengan harga Rp /Ktg kepada PT. Febrian Abadi. Pada tanggal 05 Juli 2014 dikembalikan sebanyak 1 kantong karena berasnya tidak bersih dan terdapat banyak kutu. Kemudian pada tanggal 9 Juli 2014 PT. Erik Jaya menerima pembayaran dari PT. Febrian sebesar saldo tagihannya. Jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi di atas dalam pembukuan PT. Erik adalah sebagai berikut ; Juli 1 : Piutang Dagang Rp Penjualan Rp : Retur Rp Piutang Dagang Rp

8 9 : Kas Rp Potongan Penjualan Rp Piutang Dagang Rp Penilaian Terhadap Piutang Piutang dinilai sebesar jumlah yang diterima untuk masa yang akan datang. Jumlah ini belum tentu sama dengan jumlah uang yang tercantum dalam piutang. Piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih di bebankan sebagai biaya. Faktor yang mempengaruhi harga pertukaran dalam suatu transaksi penjualan barang dan jasa yaitu : a. Potongan penjualan (Trade Discounts) Potongan penjualan yaitu selisih antara harga jual (bruto) menurut daftar harga jual yang dipublikasikan dibandingkan dengan harga yang sesungguhnya dibayar oleh pembeli sebelum dikurangi dengan potongan tunai. b. Potongan Tunai (Cash Discounts) Potongan tunai merupakan suatu cara untuk mendorong agar pembeli bersedia membayar atau melunasi kewajibankewajibannya segera setelah barang diserahkan kepadanya. Syarat-syarat pembayaran didalam transaksi penjualan kredit biasanya dinyatakan dengan syarat penjualan seperti: 2/10, n/30 yang berarti potongan sebesar 2% akan diberikan kepada pembeli yang membayar dalam jangka waktu 10 23

9 hari sejak terjadinya transaksi penjualan dengan jangka waktu pembayaran secara keseluruhan selama 30 hari. c. Retur Penjualan Retur penjualan ialah suatu kelonggaran yang diberikan perusahaan kepada pelanggan untuk mengembalikan dan menolak barang-barang yang dibelinya. Seperti : potongan penjualan, retur penjualan harus dikurangkan dari hasil penjualan. Retur penjualan mengakibatkan tidak seluruh jumlah yang dibebankan kepada debitur di dalam transaksi penjualan (kredit) dapat ditagih. 4. Penyajian Piutang Usaha Jumlah piutang yang disajikan sebesar jumlah yang dapat direalisasikan yaitu jumlah yang akan ditagih. Jumlah piutang yang ditagih dihitung dengan mengurangkan jumlah yang diperkirakan akan tidak dapat ditagih kepada jumlah piutang. Karena neraca itu disusun setiap akhir periode, maka setiap akhir tahun perlu dihitung jumlah kerugian dari piutang. 24

10 Berikut ini adalah penyajian piutang menurut (Donald E. Kieso, 2007 : 367) T.E.F CORPORATION NERACA Per 31 Desember 20XX Aktiva Lancar Kas Piutang Usaha (Dikurangi Penyisihan Piutang tak tertagih) Uang muka anak prshann yg jatuh tempo Wesel tagih Pph yang dapat dikembalikan Piutang deviden dan bunga Piutang untuk klaim lainya Total aktiva Lancar Piutang tidak lancar Wesel tagih dari staff dan karyawan Piutang klaim 25

11 2.4 Piutang Tak Tertagih Penjualan secara kredit akan menimbulkan keuntungan sekaligus kerugian. Penerimaan dan keuntungan akan meningkat, tetapi kerugian yang dialami perusahaan akan meningkat pula karena meningkatnya jumlah piutang yang tak tertagih. Kerugian ini biasanya disebut dengan beban piutang yang tak tertagih. Besar dari beban piutang tak tertagih bervariasi antar perusahaan. Untuk perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit, beban piutang tak tertagih merupakan beban yang timbul karena kegiatan bisnis perusahaan. Piutang tak tertagih menurut Achmad Tjahjono (2009 : 39) : Piutang tak tertagih merupakan jumlah piutang yang tidak dapat ditagih dalam periode tertentu dan diakui sebagai kerugian piutang. Sebagian beban usaha, tentunya beban piutang tak tertagih harus diketahui jumlahnya. Untuk itu dalam pengukuran jumlah piutang tak tertagih dikenal dengan metode langsung (direct method) dan metode tidak langsung (indirect method) atau metode penyisihan piutang (allowance method). Kerugian piutang ini dibebankan sebagai rekening biaya operasional. Menurutu Achmad Tjahjono (2009 : 39) taksiran jumlah kerugian piutang dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : 1. Taksiran kerugian piutang sebesar persentase tertentu dari rekening masing-masing piutang berdasarkan umurnya, yaitu dengan membuat analisis umur piutang. 26

12 2. Taksiran kerugian piutang sebesar persentase tertentu dari jumlah penjualan kredit selama satu periode akuntansi. 2.5 Metode Penghapusan Piutang 1. Metode Langsung (Direct Method) Menurut Hadri (2008 : 203) metode penghapusan langsung (Direct Method) adalah metode langsung yang mengakui beban piutang tak tertagih pada saat terjadinya, sehingga mungkin saja jumlah besar piutang tak tertagih menyebabkan penurunan laba bersih yang signifikan pada periode tertentu. Metode penghapusan langsung, ketika keterangan laporan dianggap tak tertagih, kerugian dijurnal ke akun bad debt expense. Atau Uncollectible expense. Sebagai contoh, PT. PLN (Persero) menghapus saldo piutang pelanggan yang senilai Rp ,- sebagai piutang tak tertagih. Jurnal metode langsung adalah sebagai berikut: Bad debt expense Accounts receivable Perusahaan memilih metode ini karena menggambarkan benar kapan piutang benar-benar tidak dapat tertagih. Namun kerugianya, laporan laba/rugi bersih menjadi terganggu apabila jumlah piutang tak tertagih dilaporkan dalam jumlah besar. Gangguan atas laporan laba/rugi bersih tersebut dapat mempengaruhi keputusan para pengguna. Guna mensiasati agar 27

13 laporan laba/rugi tidak terganggu, beberapa perusahaan mencadangkan piutang tak tertagih meskipun belum benar-benar tidak tertagih sebagaimana dinyatakan dalam metode penyisihan. 2. Metode Penyisihan (Allowance Method) Dalam metode penyisihan piutang (allowance method), pencatatan kerugian tidak menunggu sampai langganan benarbenar tidak mampu membayar, melainkan meperkirakan jumlah piutang yang kemungkinan tidak dapat dibayar oleh pelanggan. Untuk mendapatkan gambaran posisi keuangan perusahaan seakurat mungkin, maka perusahaan yang banyak melakukan penjualan kredit akan mempergunakan metode penyisihan untuk mengukur jumlah piutang tak tertagih. Tanpa harus menebak mana langganan yang tidak akan membayar, metode ini menggunakan pengalaman masa lampau untuk memperkirakan berapa jumlah beban piutang yang tak tertagih untuk periode ini. Metode penyisihan memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu perkiraan piutang tak tertagih mendebet doubtful account expense dan mengkreditkan allowance for doubtful account. Jurnal ini menjadi ayat jurnal penyesuaian dalam akhir setiap periode dan akun allowance for doubtful account dilaporkan di laporan neraca menjadi kontra dari akun account receivable. 28

14 Ketika piutang yang spesifik dihapuskan karena tak tertagih, akuntan mendebet allowance for doubtful account dan mengkreditkan accounts receivable sejumlah piutang yang tak tertagih. Dengan demikian jurnal dasar dari ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode untuk mengakui penyisihan piutang tak tertagih adalah: Doubtful account expense Allowance for doubtful account Jurnal yang dilakukan saat piutang dagang benar-benar tidak tertagih adalah: Allowance for doubtful account Accounts receivable Pada prakteknya, mungkin saja piutang spesifik yang sudah dihapuskan ternyata dapat ditagih kembali, atau bahkan langsung diterima tunai. 29

15 2.6 Penentuan Taksiran Piutang Tak Tertagih Tujuan dari menentukan taksiran piutang tak tertagih adalah : a. Dapat memeperhitungkan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan, sehingga diperoleh laba periodik yang teliti atau mendekati teliti. b. Menunjukan nilai piutang yang dapat direalisasikan. Untuk itu ada 2 metode yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya taksiran piutang tidak tertagih, yaitu : 1. Metode Penjualan Metode penjualan didasarkan pada persentase penjualan kredit yang mungkin tidak tertagih. Biasanya besaran persentase didasarkan pada pengalaman masa lalu. Misalnya saldo taksiran piutang tidak tertagih tahun 2014 adalah Rp ,-. Apabila jumlah piutang yang tidak tertagih tahun 2015 adalah 2% dari penjualan kredit sebesar Rp ,- akan diperoleh jumlah piutang tidak tertagih yang diakui sebagai piutang tak tertagih. Maka jurnal atas transaksi di atas adalah Doubtfull accounts expenses Rp ,-* Allowance for doubtfull Acc. Rp ,-* *(2% x Rp ) Rp = Rp ,- 30

16 2. Metode Analisa Umur Metode ini didasarkan kepada analisis umur piutang yang dimiliki oleh perusahaan. Umur piutang melibatkan seluruh total piutang baik yang telah jatuh tempo maupun yang belum. Piutang yang telah jatuh tempo selanjutnya dianalisis dari sisi sudah berapa lama jatuh temponya. Contoh tabel analisis umur piutang. (Dalam ribuan rupiah) Pelanggan Total Tabel Analisis Umur Piutang Tabel 2.6 Dengan demikian, di dapatkan dari analisis umur piutang ini sebesar Rp ,- merupakan piutang tak tertagih. Jurnal yang dibutuhkan adalah: Belum Jatuh Tempo A B C D E F G Total Estimasi Persentase Tak Tertagih 2% 5% 10% 25% Total Estimasi Piutang Tak Tertagih Doubtfull accounts expenses Rp ,- Jumlah hari yang telah menunggak >90 Allowance for doubtfull Acc. Rp ,- 31

17 2.7 Penerimaan kembali Piutang Tak Tertagih Adakalanya piutang yang telah dihapus sebelumnya dapat diterima pada masa mendatang. Menerima mendapatkan nilai dari pelanggan setelah dilakukanya penghapusan. Jurnal terkait dengan kondisi tersebut sangat tergantung pada metode mana yang digunakan untuk mengakui kerugian piutang tak tertagih. 1. Metode Penghapusan Langsung (Write-Off) Pada metode ini kerugian piutang (rugi penghapusan piutang) diakui pada saat piutang benar-benar dinyatakan tidak tertagih. a. Penerimaan kas dari piutang yang telah dihapuskan yang terjadi dalam tahun buku yang sama. - Jurnal untuk mengembalikan piutang yang telah dihapuskan : Piutang Dagang Biaya penyisihan kergian piutang - Jurnal mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus : Kas Piutang dagang b. Penerimaan kas dari piutang yang telah dihapuskan untuk periode berikutnya. 32

18 - Jurnal untuk mengembalikan piutang yang telah dihapuskan : Piutang dagang Pendapatan Lain-lain - Jurnal mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus : Kas Piutang dagang 2. Metode Penyisihan Pada metode ini kerugian piutang diakui berdasarkan taksiran dalam periode tahun buku dimana penjualan (kredit) yang menyebabkan timbulnya kerugian piutang itu sendiri. a. Penerimaan kas yang telah dihapuskan untuk periode yang sama. - Jurnal untuk mengembalikan piutang yang telah dihapuskan : Piutang dagang Cadangan kerugian piutang - Jurnal mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus : Kas Piutang dagang 33

19 b. Penerimaan kas dari piutang yang telah dihapuskan untuk periode berikutnya. - Jurnal untuk mengembalikan piutang yang telah dihapuskan : Piutang dagang Cadangan kerugian piutang - Jurnal mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus : Kas Piutang dagang 34

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Pengertian Piutang adalah tagihan kepada individuindividu atau kepada pihak lain. Atau dapat didefinisikan sebagai tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

PIUTANG DAGANG DAN PIUTANG WESEL. By MAHSINA, SE, MSI

PIUTANG DAGANG DAN PIUTANG WESEL. By MAHSINA, SE, MSI DAN PIUTANG WESEL By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.net Penjualan Kredit Penjualan Kredit menimbulkan adanya PIUTANG atau TAGIHAN Penjualan Kredit lebih disukai konsumen karena pembayaran dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Penjualan barang dan jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang dan jasa sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang Banyak perusahaan menjual produknya secara kredit agar dapat meningkatkan volume penjualannya, sehingga penerimaan kas pun akan lebih meningkat. Penjualan kredit tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

Lebih terperinci

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA AKUNTANSI PIUTANG PIUTANG Merupakan bagian dari aset lancar yang diharapkan dapat direalisasikan dalam siklus aset operasi berjalan. Jenis piutang menurut sumber terjadinya: Piutang usaha (account receivable-a/r):

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Akuntansi Pajak atas Piutang Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pencatatan 2.1.1.1 Pengertian Pencatatan Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan telah dilakukan untuk

Lebih terperinci

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi : BAB PIUTANG DAGANG / USAHA 1. PENDAHULUAN Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara

Lebih terperinci

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Preaktek Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara Indonesia Bandung, penulis ditempatkan di Direktorat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan BAB II LANDASAN TEORI A. AKUNTANSI Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu

Lebih terperinci

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) Receivable yang timbul dari penjualan kredit biasanya diklasifikasikan sebagai account receivable atau notes receivable.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penjualan Sumber pendapatan perusahaan diperoleh dari penjualan atau pemberian jasa perusahaan kepada pihak lain. Penjualan barang dan jasa dapat dilakukan dengan berbagai cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prosedur 2.1.1. Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Piutang Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta menarik pelanggan baru adalah dengan melakukan penjualan

Lebih terperinci

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL 1. Pengertian Piutang Piutang adalah tagihan yang ditujukan baik itu kepada individu-individu maupun kepada perusahaan lain yang akan diterima dalam bentuk kas (Slamet Sugiri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Menurut Weaygandt Kimmel Kieso (2013:368) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai jumlah yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang penyedia energi listrik dituntut

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Piutang timbul karena adanya transaksi penjualan kredit, oleh karena itu besar kecilnya penjualan kredit akan berpengaruh langsung terhadap jumlah piutang. Piutang merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable)

BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable) BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengidentifikasi perbedaan jenis piutang 2. Menjelaskan pengakuan piutang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Piutang Dewasa ini,hampir semua transaksi bisnis dilakukan secara kredit atau pembayaran tunda. Penjualan barang dagang atau jasa secara umum dilakukan secara kredit. Hal ini

Lebih terperinci

1. ACCOUNT RECEIVABLE (PIUTANG DAGANG)

1. ACCOUNT RECEIVABLE (PIUTANG DAGANG) 1. ACCOUNT RECEIVABLE (PIUTANG DAGANG) Pengertian Piutang : Piutang adalah hak perusahaan untuk menerima sejumlah kas di masa yang akan datang, akibat kejadian di masa yang lalu. Piutang adalah tuntutan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang usaha 1. Pengertian Piutang usaha Piutang usaha (Account Receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar penjualan menjual secara kredit agar dapat menjual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perputaran Piutang Usaha 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang dapat berubah menjadi kas (uang tunai). Piutang timbul dari kegiatan

Lebih terperinci

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010 REKAP SOAL UN SMK Kumpulan Bank Soal UKK Teori Akuntansi AKUNTANSI 2008/2009 2009/2010 1. Definisi akuntansi adalah A. Ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perhitungan uang perusahaan B. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Piutang 2.1.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena

Lebih terperinci

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi Modul ke: 14 Auliffi Fakultas FASILKOM Receivables Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak Program Studi Sistem Informasi Piutang Pengantar Akuntansi Penggolongan Piutang 2-1 Penggolongan Piutang Piutang (receivables)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2012;5), Akuntansi adalah seni daripada pencatatan penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi BAB II BAHAN RUJUKAN Akuntansi berasal dari kata accounting, yang artinya bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori Teori 1. Pengertian dan Klasifikasi Piutang Piutang adalah tuntutan kepada pihak lain untuk memperoleh uang, barang dan jasa tertentu (aktiva) pada masa yang akan datang,

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR Oleh : Nova Chandra Email : novachandra59@yahoo.com Pembimbing I : Faridah Email : faridah_ku@yahoo.com

Lebih terperinci

CASH and RECEIVABLES

CASH and RECEIVABLES CHAPTER 7 CASH and RECEIVABLES Bab ini membahas mengenai elemen dari Laporan Keuangan, yaitu current assets Cash and Cash Equivalents and Receivables. Untuk kas, kata kuncinya adalah internal kontrol dan

Lebih terperinci

DASAR AKUNTANSI 2 ACCOUNTING FOR RECEIVABLES

DASAR AKUNTANSI 2 ACCOUNTING FOR RECEIVABLES DASAR AKUNTANSI 2 ACCOUNTING FOR RECEIVABLES RECEIVABLES (PIUTANG) Pengertian : klaim perusahaan kepada pihak ketiga ( perorangan, organisasi, atau debitur) atas penyerahan barang dan jasa yang penyelesaiannnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Piutang Karena berbentuk penjualan kredit maka ada resiko yang tidak tertagih atau gagal bayar, maka dari itu perlu yang namanya manajemen piutang. Manajemen piutang

Lebih terperinci

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh BAB 9 KEWAJIBAN A. Pengertian Kewajiban Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh Kewajiban adalah utang yang harus dibayar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A, Teori - Teori 1. Pengertian dan Jenis - Jenis Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Perusahaan berkewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Perusahaan berkewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Perusahaan berkewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sebagai

Lebih terperinci

PIUTANG. Slide 4-1. Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting

PIUTANG. Slide 4-1. Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Dosen : Christian Ramos Kurniawan PIUTANG 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Piutang Piutang adalah klaim kepada pelanggan atau pihakpihak lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk kegiatan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling

BAB II LANDASAN TEORI. untuk kegiatan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Kas 1. Pengertian Kas Menurut Martini (2012;180) kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling liquid karena dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Azhar Susanto (2007:24), sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem

BAB II KAJIAN TEORITIS. Azhar Susanto (2007:24), sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Sistem Pencatatan dan Piutang 2.1.1 Pengertian Sistem Azhar Susanto (2007:24), sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem atau bagian atau komponen apapun baik

Lebih terperinci

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang BAB 4 PIUTANG A. Pengertian Piutang Piutang adalah jumlah klaim atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang. Piutang adalah jumlah klaim atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang. Tagihan ini

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN Sunarji Harahap STIE Professional Manajemen College Indonesia ABSTRAK Peranan piutang, khususnya piutang usaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi. Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi. Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dari peristiwa-perisiwa dan kejadian-kejadian

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA CV HANA SEJATI GROUP BANJARMASIN. Muhammad Roosdianto Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA CV HANA SEJATI GROUP BANJARMASIN. Muhammad Roosdianto Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA CV HANA SEJATI GROUP BANJARMASIN Muhammad Roosdianto Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Usaha 2.1.1 Definisi Piutang Usaha berikut : Pengertian Piutang usaha menurut Rudiato ( 2008 : hal 225 ) adalah sebagai Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari penjualan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM AKUNTANSI Suatu sistem merupakan kesatuan, dimana masing-masing unsur yang ada di dalamnya merupakan keseluruhan dari susunan kesatuan itu. Berdasarkan hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang adalah bagian dari aktiva perusahaan yang bersifat lancar, umumnya berupa kas yang masih akan diterima di masa yang akan datang dan terdapat

Lebih terperinci

Power Notes. Learning Objectives

Power Notes. Learning Objectives MINGGU 5 Power Notes PIUTANG Learning Objectives 1. Klasifikasi Piutang 2. Pengendalian intern piutang 3. Piutang yang tidak tertagih 4. Metode Penyisihan Allowance Method 5. Metode Penghapusan Langsung

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

Pertemuan Ketiga PIUTANG

Pertemuan Ketiga PIUTANG Pertemuan Ketiga PIUTANG PENGERTIAN TAGIHAN Penjualan barangbarang dan jasajasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang atau jasa

Lebih terperinci

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022)

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022) CURRENT LIABILITIES By : DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) 7232288/ 08122488071 Fax (022) 7201756 Email : duddyrudianto@telkom.netdd di t Financing Decisions :

Lebih terperinci

PIUTANG / TAGIHAN (receivable)

PIUTANG / TAGIHAN (receivable) PIUTANG / TAGIHAN (receivable) BAHASAN Definisi Piutang Jenis Piutang Pengakuan Piutang Penilaian Piutang Penyajian Piutang DEFINISI Piutang merupakan aset yang paling likuid ketiga setelah kas dan investasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibtat adanya penjualan secara kredit. Pada sebagian besar perusahaan penjualan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian piutang Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Baik aktivitas membeli aktiva yang dibutuhkan perusahaan,

Lebih terperinci

AKUTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

AKUTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN AKUTANSI PERPAJAKAN Akuntansi Pajak atas Piutang Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi Magister Akuntansi 04 Kode MK Dr. Suhirman Madjid, SE,MSi,Ak, CA Abstract

Lebih terperinci

Afifudin, SE., M.SA.,Ak.

Afifudin, SE., M.SA.,Ak. Afifudin, SE., M.SA.,Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193 Malang 65144, Telp. 0341-571996, 551932, Fax. 552249 E_mail: afifudin26@gmal.com atau afifudin_aftariz@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah badan atau organisasi yang didirikan untuk menyediakan barang dan jasa dengan tujuan untuk mencari keuntungan. Globalisasi perekonomian di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pemilik

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pernyataan ini sudah direvisi dengan PSAK 1 (revisi 1998) - Penyajian Laporan Keuangan PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK PENDAHULUAN 01 Pernyataan

Lebih terperinci

Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Pada Unit Bisnis Infrastruktur PT PLN Batam

Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Pada Unit Bisnis Infrastruktur PT PLN Batam Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Pada Unit Bisnis Infrastruktur PT PLN Batam Shinta Wahyu Hati 1) Yulia Nababan 2) Jurusan Manajemen Bisnis, Politeknik Negeri Batam, Batam 29461 shinta@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan hidup perusahaan, salah satu strategi untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan hidup perusahaan, salah satu strategi untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi dunia usaha, dimana persaingan semakin ketat, perusahaan harus mempunyai strategi agar dapat bertahan dan bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Menurut PSAK 55 (2015) Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah asset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentutakan dan tidak memepunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Penggolongan Piutang 1. Pengertian Piutang Pada saat sekarang ini penjualan barang dan jasa banyak dilakukan secara kredit sehingga terdapat tenggang waktu antara

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI A. Penggolongan Akun / Perkiraan Pengertian Akun / rekening (account) adalah tempat untuk mencatat perubahan setiap laporan yang setiap saat dapat menunjukkan saldo pos tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicairkan menjadi kas oleh bank, dijual atau dipakai habis dalam waktu satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicairkan menjadi kas oleh bank, dijual atau dipakai habis dalam waktu satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang (receivable) merupakan salah satu aktiva lancar, yaitu aktiva yang dapat dicairkan menjadi kas oleh bank, dijual atau dipakai habis

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Daya Muda Agung Cabang Medan, dengan perumusan masalah Apakah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

ANALISIS MEKANISME & PROSEDUR PEMINJAMAN PIUTANG BISNIS REGULER PADA KANTOR WILAYAH USAHA POS III SUMBAGSEL PT. POS INDONESIA (PERSERO)

ANALISIS MEKANISME & PROSEDUR PEMINJAMAN PIUTANG BISNIS REGULER PADA KANTOR WILAYAH USAHA POS III SUMBAGSEL PT. POS INDONESIA (PERSERO) ANALISIS MEKANISME & PROSEDUR PEMINJAMAN PIUTANG BISNIS REGULER PADA KANTOR WILAYAH USAHA POS III SUMBAGSEL PT. POS INDONESIA (PERSERO) Ahmad Syarif Hidayat Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

PIUTANG. Menurut Kieso (2004) piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.

PIUTANG. Menurut Kieso (2004) piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. PIUTANG 3.1. Pengertian Piutang Bagi kebanyakan perusahaan, piutang merupakan pos yang penting karena merupakan bagian aktiva lancar perusahaan yang besar. Di satu sisi piutang akan menjadi keuntungan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi berasal dari kata accounting, yang artinya bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1) Pengertian Piutang Piutang merupakan keringanan kepada langganan-langganannya pada waktu melakukan pembayaran atas penjualan barang. Menurut Warren et al (2008: 404)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hutang dagang merupakan salah satu variabel bebas yang akan dibahas dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hutang dagang merupakan salah satu variabel bebas yang akan dibahas dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hutang Dagang Hutang dagang merupakan salah satu variabel bebas yang akan dibahas dalam penelitian ini. Pada hakikatnya hutang dagang berperan signifikan dalam perputaran modal

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Sembiring (2003) yang berjudul Analisa Kemampulabaan Dalam Penyaluran Kredit Gadai Pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan dengan perumusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Piutang 2.1.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan. kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan. kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kerja praktek yang diambil oleh penulis pada PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan.

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas MATERI K.D 1.5 Kompetensi Dasar : 1.5 Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kegiatan akhir dari proses akuntansi perusahaan dagang di antaranya adalah membuat laporan keuangan. Secara umum komponen

Lebih terperinci

ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG

ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG Ferah Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak Piutang merupakan salah satu komponen dari kelompok aktiva lancar, piutang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Rudianto (2010:3), koperasi adalah perkumpulan orang yang secara

BAB II LANDASAN TEORI. Rudianto (2010:3), koperasi adalah perkumpulan orang yang secara BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Koperasi Rudianto (2010:3), koperasi adalah perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui

Lebih terperinci

Pencatatan dan Pelaporan Piutang

Pencatatan dan Pelaporan Piutang Akuntansi Pengantar Pencatatan dan Pelaporan Piutang Akuntansi Keuangan Berbasis IFRS Warsidi 8-1 Tujuan Pembelajaran 1. Mengidentifikasi jenis-jenis piutang. 2. Menjelaskan bagaimana pengakuan piutang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN Kewajiban adalah salah satu elemen dalam persamaan akuntansi Beberapa jenis kewajiban telah kita kenal pada industri jasa maupun industri dagang yang telah kita

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang

Lebih terperinci