BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,



dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM BERDASARKAN UKURAN SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN PADA PERIODE 1 NOVEMBER OKTOBER 2005

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN...

REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X

KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN KINERJA PASAR DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR

DAFTAR TABEL. kelas aset investasi

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB V PENUTUP. reksa dana saham sampel periode Januari 2013 Desember 2015

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA. Rofiqah Wahdah Joko Hartanto

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. MATERI 15 dan 16.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI

EVALUASI KINERJA PORTFOLIO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA Tujuan Investasi

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

ANALISA KINERJA REKSA DANA UNTUK MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI BAGI INVESTOR INDIVIDU

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana (investor).

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2005 / 2006

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. investor karena modal yang dibutuhkan tidak sebanyak yang berinvestasi pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Simforianus 1 ; Yanthi Hutagaol 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE DAN METODE TREYNOR (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2003).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

PENILAIAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA KETIKA PASAR NAIK DAN TURUN TAHUN Handrich Kongdro 1 Universitas Tarumanegara

Product Overview. Ritz Carlton, 30 January

Tabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo

Elliv Hidayatul Lailiyah Suhadak Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pada april 2009 menjadi Rp 1,857 triliun pada September 2009.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat explanatory research terhadap sampel yang telah ditentukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maka hal yang perlu dilakukan oleh calon investor adalah menilai kinerja

Transkripsi:

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen, digunakan suatu tingkat tertentu dari instrumen surat berharga bebas risiko. Return bebas risiko per minggu ditentukan berdasarkan suku bunga SBI satu bulan selama periode 1 November 2004-26 Oktober 2005 dibagi 52, sesuai dengan persamaan (4). Adapun return SBI per minggu disajikan dalam Tabel 4.1. 4.2 Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham Berdasarkan Ukuran Sharpe Pengukuran kinerja dengan memasukkan unsur risiko terhadap tigabelas reksa dana saham periode 1 November 2004-28 Oktober 2005 dilakukan berdasarkan nilai Sharpe Ratio. Pengukuran dengan ukuran Sharpe didasarkan atas premium atas risiko atau risk premium, yaitu perbedaan (selisih) antara rata-rata return yang dihasilkan oleh reksa dana dengan rata-rata return investasi yang bebas risiko (risk free assets). Investasi tanpa risiko diasumsikan merupakan tingkat bunga rata-rata dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Untuk menghitung kinerja reksa dana saham dengan ukuran Sharpe, digunakan persamaan (9). Suatu reksa dana dikatakan memiliki kinerja yang lebih unggul apabila nilai Sharpe ratio yang diperoleh lebih besar daripada kinerja yang dihasilkan oleh IHSG. Sebaliknya suatu reksa dana dikatakan memilki kinerja yang kalah unggul apabila nilai Sharpe ratio yang diperoleh lebih kecil daripada kinerja yang dihasilkan oleh IHSG. Demikian pula dengan ukuran Treynor. Perhitungan kinerja reksa dana saham dengan melibatkan faktor risiko yakni standar deviasi dengan menggunakan ukuran Sharpe dapat dilihat di Tabel 4.2. Dari Tabel 4.2

dapat diketahui ada duabelas reksa dana dan IHSG yang memiliki nilai Sharpe ratio positif, Periode Suku Bunga SBI per Tahun (%) Suku Bunga SBI per Minggu Suku Bunga SBI per Minggu (%) dengan pembulatan artinya investasi pada reksa dana saham tersebut memiliki return lebih besar daripada return Tabel 4.1 Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

November 2004 3 November 2004 7,42 0,001426923 0,1427 24 November 2004 7,41 0,001425 0,1425 Desember 2004 8 Desember 2004 7,43 0,001428846 0,1429 22 Desember 2004 7,43 0,001428846 0,1429 Januari 2005 5 Januari 2005 7,42 0,001426923 0,1427 19 Januari 2005 7,42 0,001426923 0,1427 Februari 2005 2 Februari 2005 7,42 0,001426923 0,1427 16 februari 2005 7,43 0,001428846 0,1429 Maret 2005 2 Maret 2005 7,43 0,001428846 0,1429 16 Maret 2005 7,44 0,001430769 0,1431 April 2005 6 April 2005 7,53 0,001448076 0,1448 20 April 2005 7,70 0,001480769 0,1481 Mei 2005 4 Mei 2005 7,81 0,001501923 0,1502 11 Mei 2005 7,87 0,001513461 0,1513 18 Mei 2005 7,90 0,00151923 0,1519 25 Mei 2005 7,95 0,001528846 0,1529 Juni 2005 1 Juni 2005 7,98 0,001534615 0,1535 8 Juni 2005 8,02 0,001542307 0,1542 15 Juni 2005 8,06 0,00155 0,155 22 Juni 2005 8,18 0,001573076 0,1573 29 Juni 2005 8,25 0,001586538 0,1587 Juli 2005 6 Juli 2005 8,44 0,001623076 0,1623 13 Juli 2005 8,49 0,001632692 0,1623 20 Juli 2005 8,49 0,001632692 0,1623 27 Juli 2005 8,49 0,001632692 0,1623 Agustus 2005 3 Agustus 2005 8,50 0,001634615 0,1635 10 Agustus 2005 8,71 0,001675 0,1675 16 Agustus 2005 8,75 0,001682692 0,1683 24 Agustus 2005 8,75 0,001682692 0,1683 31 Agustus 2005 9,51 0,001828846 0,1829 September 2005 7 September 2005 10,00 0,001923076 0,1923 14 September 2005 10,00 0,001923076 0,1923 21 September 2005 10,00 0,001923076 0,1923 28 September 2005 10,00 0,001923076 0,1923 Oktober 2005 5 Oktober 2005 11,00 0,002115384 0,2115 12 Oktober 2005 11,00 0,002115384 0,2115 19 Oktober 2005 11,00 0,002115384 0,2115 26 Oktober 2005 11,00 0,002115384 0,2115 Total 323,63 0,062236523 6,2237 Rata-rata 8.516578947 0,001637803 0,1638 Sumber : Data yang Diolah

investasi bebas risiko. Sebagai contoh nilai Sharpe ratio pada reksa dana ABN Amro.Ind Dana Saham yakni nilai Sharpe ratio 0,037692743 artinya bahwa bila risiko investasi bertambah satu satuan maka risk premium reksa dana tersebut akan bertambah 0,037692743. Demikianpula dengan definisi nilai treynor ratio apabila risiko investasi bertambah satu satuan, maka risk premium reksa dana tersebut akan bertambah sebesar nilai rationya. Terdapat satu reksa dana saham yang memiliki nilai Sharpe ratio negatif. Sharpe ratio negatif yakni Bima berarti menyatakan pembilangnya yang negatif, karena penyebutnya tidak pernah negatif. Sharpe ratio negatif menunjukkan bahwa investasi pada reksa dana saham tersebut memiliki return yang lebih kecil daripada return investasi bebas risiko. Tabel 4.2 Kinerja Reksa Dana Saham Berdasarkan Ukuran Sharpe Return Reksa Return Risk Dana per Free per Deviasi Nilai Sharpe No Reksa dana Minggu Minggu Standar Ratio 1 ABN Amro Ind.Dana Saham 0,002550049 0,001637803 0,024202146 0,037692743 2 Arjuna 0,007123887 0,001637803 0,026673314 0,205676859 3 Bahana Dana Prima 0,003759077 0,001637803 0,02318696 0,091485633 4 Bima 0,000211617 0,001637803 0,000999424-1,427007654 5 Citireksadana Ekuitas 0,007059948 0,001637803 0,025935366 0,209063727 6 Manulife Dana Saham 0,00740463 0,001637803 0,021869908 0,263687753 7 Master Dinamis 0,004983722 0,001637803 0,020342462 0,164479525 8 Panin Dana Maksima 0,00610593 0,001637803 0,022774338 0,196191296 9 Phinisi Dana Saham 0,006933537 0,001637803 0,023703681 0,223413969 10 Reksadana Platinum Saham 0,009197433 0,001637803 0,0313793 0,240911355 11 Rencana Cerdas 0,007162531 0,001637803 0,022148233 0,249443273 12 Schordes Dana Prestasi Plus 0,003859209 0,001637803 0,02214727 0,100301544 13 Si Dana Saham 0,005868226 0,001637803 0,022380103 0,189026058 14 IHSG 0,004011749 0,001637803 0.024198532 0,098102874 Sumber : Data yang Diolah Dari Tabel 4.2 dapat diolah menjadi urutan reksa dana saham periode 1 November 2004-28 Oktober 2005 yang memiliki kinerja tertinggi sampai terendah menurut nilai Sharpe Ratio, yaitu dapat dilihat pada Tabel 4.3. Dari Tabel 4.3 dapat diketahui ada sepuluh reksa dana saham yang kinerjanya lebih unggul daripada IHSG dan tiga reksa dana saham yang kinerjanya kalah unggul daripada IHSG.

Tabel 4.3 Ranking Ukuran Sharpe Ranking Reksa Dana Nilai Sharpe Ratio 1 Manulife Dana Saham 0,263687753 2 Rencana Cerdas 0,249443273 3 Reksadana Platinum Saham 0,240911355 4 Phinisi Dana Saham 0,223413969 5 Citireksadana Ekuitas 0,209063727 6 Arjuna 0,205676859 7 Panin Dana Maksima 0,196191296 8 Si Dana Saham 0,189026058 9 Master Dinamis 0,164479525 10 Schorder Dana Prestasi Plus 0,100301544 11 IHSG 0,098102874 12 Bahana Dana Prima 0,091485633 13 ABN Amro Ind Dana Saham 0,037642743 14 Bima -1,427007654 Sumber : Tabel 4.2 4.3 Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham Berdasarkan Ukuran Treynor Pengukuran dengan ukuran Treynor juga didasarkan atas risk premium, seperti halnya yang dilakukan Sharpe, namun dalam ukuran Treynor digunakan pembagi beta (β) yang merupakan risiko relatif terhadap risiko pasar. Untuk menghitung kinerja reksa dana saham dengan ukuran Treynor, digunakan rumus sesuai dengan persamaan (10). Perhitungan kinerja reksa dana saham dengan melibatkan faktor risiko dengan menggunakan nilai Treynor ratio dapat dilihat dalam Tabel 4.4. Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan dengan nilai Treynor ratio sama dengan nilai Sharpe ratio. Dari Tabel 4.5 diurutkan reksa dana saham periode 1 November 2004-28 Oktober 2005 yang memiliki kinerja tertinggi sampai terendah menurut nilai Treynor Ratio yaitu dapat dilihat pada Tabel 4.5. Dari Tabel 4.5 dapat diketahui hasilnya sama dengan nilai Sharpe ratio.

Tabel 4.4 Kinerja Reksa Dana Saham Berdasarkan Ukuran Treynor Return Reksa Dana per Return Risk Free per Beta Nilai Treynor No Reksa dana Minggu Minggu Ratio 1 ABN Amro Ind.Dana Saham 0,002550049 0,001637803 1,00311083 0,000909416 2 Arjuna 0,007123887 0,001637803 0,288415744 0,019021443 3 Bahana Dana Prima 0,003759077 0,001637803 0,908507259 0,0023349 4 Bima 0,000211617 0,001637803 0,035095925-0,040636797 5 Citireksadana Ekuitas 0,007059948 0,001637803 1,029033399 0,005269163 6 Manulife Dana Saham 0,00740463 0,001637803 0,840399715 0,006862005 7 Master Dinamis 0,004983722 0,001637803 0,801641969 0,004173831 8 Panin Dana Maksima 0,00610593 0,001637803 0,839234054 0,005324053 9 Phinisi Dana Saham 0,006933537 0,001637803 0,92118047 0,005748856 10 Reksadana Platinum Saham 0,009197433 0,001637803 1,203432075 0,006281725 11 Rencana Cerdas 0,007162531 0,001637803 0,87889352 0,006286004 12 Schordes Dana Prestasi Plus 0,003859209 0,001637803 0,863986829 0,00257111 13 Si Dana Saham 0,005868226 0,001637803 0,896815531 0,00471716 14 IHSG 0,004011749 0,001637803 1,00 0,002373946 Sumber : Data yang Diolah Tabel 4.5 Ranking Ukuran Treynor Ranking Reksa Dana Nilai Treynor Ratio 1 Arjuna 0,019021443 2 Manulife Dana Saham 0,006862005 3 Rencana Cerdas 0,006286004 4 Reksadana Platinum Saham 0,006281725 5 Phinisi Dana Saham 0,005748856 6 Panin Dana Maksima 0,005324053 7 Citireksadana Ekuitas 0,005269163 8 Si Dana Saham 0,00471716 9 Master Dinamis 0,004173831 10 Schordes Dana Prestasi Plus 0,00257111 11 IHSG 0,002373946 12 Bahana Dana Prima 0,0023349 13 ABN Amro Ind.Dana Saham 0,000909416 14 Bima -0,040636797 Sumber: Tabel 4.4 4.4 Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham Berdasarkan Ukuran Jensen Jensen menggunakan faktor beta dalam mengukur kinerja investasi suatu portofolio yang didasarkan atas pengembangan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Pengukuran dengan ukuran Jensen menilai kinerja manajer investasi berdasarkan atas seberapa besar

manajer investasi tersebut mampu memberikan kinerja di atas kinerja pasar sesuai risiko yang dimilikinya. Semakin tinggi nilai alfa positif, semakin baik kinerja reksa dana. Ukuran Jensen dihitung dengan menggunakan rumus sesuai dengan persamaan (11). Suatu reksa dana dikatakan memiliki kinerja yang lebih unggul daripada kinerja IHSG apabila nilai Jensen ratio yang diperoleh positif atau lebih besar dari nol daripada kinerja yang dihasilkan oleh IHSG. Itu berarti bahwa manajer investasi mampu memberikan kinerja di atas kinerja pasar (IHSG) sesuai risiko yang dimilikinya. Sebaliknya suatu reksa dana dikatakan memiliki kinerja yang kalah unggul apabila nilai Jensen ratio yang diperoleh negatif atau lebih kecil dari nol daripada kinerja yang dihasilkan oleh IHSG. Itu berarti bahwa manajer investasi tidak mampu memberikan kinerja di atas kinerja pasar (IHSG) sesuai risiko yang dimilikinya. Perhitungan kinerja reksa dana saham dengan melibatkan faktor risiko dengan menggunakan ukuran Jensen dapat dilihat pada Tabel 4.6. Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa terdapat sepuluh reksa dana saham yang memiliki alfa positif atau lebih besar dari nol, artinya terdapat sepuluh manajer investasi yang mampu memberikan kinerja di atas kinerja pasar (IHSG) dan terdapat tiga reksa dana saham yang memiliki alfa negatif, artinya terdapat tiga manajer investasi yang memberikan kinerja di bawah kinerja pasar (IHSG). Dari Tabel 4.6 diurutkan reksa dana saham periode 1 November 2004-28 Oktober 2005 yang memiliki kinerja tertinggi sampai terendah menurut ukuran Jensen Ratio, yaitu dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 tersebut dapat diketahui sepuluh reksa dana saham yang memiliki nilai alfa lebih positif daripada nilai alfa IHSG dan terdapat tiga reksa dana saham yang memiliki nilai alfa negatif daripada nilai alfa IHSG.

Tabel 4.6 Kinerja Reksa Dana Saham Berdasarkan Ukuran Jensen No Reksa dana Sumber: Data yang Diolah (Return RD RF ) β *( Return P Return Return 1 ABN Amro Ind.Dana Saham 0,000912245 0,002381331-0,001469085 2 Arjuna 0,005486084 0,000684683 0,0048014 3 Bahana Dana Prima 0,002121274 0,002156747-0,000035473 4 Bima -0,001426186 0,000083315-0,001509502 5 Citireksadana Ekuitas 0,005422144 0,002442869 0,002979275 6 Manulife Dana Saham 0,005766827 0,001995063 0,003771764 7 Master Dinamis 0,003345918 0,001903054 0,001442864 8 Panin Dana Maksima 0,004468127 0,001992296 0,002475831 9 Phinisi Dana Saham 0,005295733 0,002186832 0,003108901 10 Reksadana Platinum Saham 0,00755963 0,002856882 0,004702747 11 Rencana Cerdas 0,005524728 0,002086445 0,003438282 12 Schordes Dana Prestasi Plus 0,002221405 0,002051058 0,000170348 13 Si Dana Saham 0,004230423 0,002128991 0,002101431 14 IHSG 0,002373946 0,002373946 0 RF ) Alfa Tabel 4.7 Ranking Ukuran Jensen Ranking Reksa Dana Nilai Jensen Ratio 1 Arjuna 0,0048014 2 Reksadana Platinum Saham 0,004702747 3 Manulife Dana Saham 0,003771764 4 Rencana Cerdas 0,003438282 5 Phinisi Dana Saham 0,003108901 6 Citireksadana Ekuitas 0,002979275 7 Panin Dana Maksima 0,002475831 8 Si Dana Saham 0,002101431 9 Master Dinamis 0,001442864 10 Schorder Dana Prestasi Plus 0,000170348 11 IHSG 0 Bahana Dana Prima -0,000035473 13 ABN Amro Ind. Dana Saham -0,001469085 14 Bima -0,001509502 Sumber: Tabel 4.3 Dari Tabel 4.3, Tabel 4.5, dan Tabel 4.7 pada ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen dapat diketahui kinerja bahwa reksa dana saham yang sebaiknya dipilih investor adalah reksa dana saham yang lebih unggul daripada indeks pasar (IHSG), karena reksa dana saham

tersebut memberikan return yang lebih besar dari return IHSG. Itu berarti bahwa strategi aktif yang digunakan oleh manajer investasi pada reksa dana saham lebih unggul daripada strategi pasif pada IHSG. Oleh karena strategi aktif lebih unggul, kemungkinan diketahui bahwa pasar tidak efisien sehingga untuk mengetahui pasar efisien atau tidak, maka diperlukan penelitian lebih lanjut. Dalam strategi aktif, analisis yang digunakan adalah analisis teknikal dan fundamental di mana manajer investasi berusaha untuk mengalahkan kinerja pasar atau IHSG. 4.5 Perbandingan Ranking Reksa Dana Saham antara Ukuran Sharpe dan Treynor Pada tigabelas reksa dana saham terdapat enam reksa dana saham yang well diversified dan terdapat tujuh reksa dana saham yang belum well diversified. Reksa dana saham yang well diversified dan belum well diversified terlihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Perbandingan Ranking Reksa Dana Saham Reksa Dana Ranking Nilai Sharpe Ratio Ranking Nilai Treynor Ratio Manulife Dana Saham 1 2 Rencana Cerdas 2 3 Reksa dana Platinum Saham 3 4 Phinisi Dana Saham 4 5 Citireksadana Ekuitas 5 7 Arjuna 6 1 Panin Dana Maksima 7 6 Si Dana Saham 8 8 Master Dinamis 9 9 Schorder Dana Prestasi Plus 10 10 IHSG 11 11 Bahana Dana Prima 12 12 ABN Amro Ind Dana Saham 13 13 Bima 14 14 Sumber: Tabel 4.2.1 dan Tabel 4.3.1 Kinerja reksa dana dengan nilai Sharpe ratio dan Treynor ratio peringkatnya tidak sama berarti belum well diversified (belum terdiversifikasi dengan baik). Reksa dana yang well diversified adalah reksa dana yang peringkatnya sama antara Sharpe ratio dan Tryenor ratio yaitu Si Dana Saham, Master Dinamis, Shorder Dana Prestasi Plus, Bahana Dana Prima, ABN Amro Ind. Dana Saham, dan Bima. Reksa dana saham yang well diverisfied berarti reksa

dana tersebut hanya memiliki risiko sistematis, karena risiko yang tidak sistematis sudah dihilangkan. Sedangkan reksa dana yang belum well diversified adalah Manulife Dana Saham, Rencana Cerdas, Reksadana Platinum Saham, Phinisi Dana Saham, Citireksadana Ekuitas, Arjuna, dan Panin Dana Maksima. Reksa dana saham yang belum well diversified berarti reksa dana tersebut memiliki risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.