SKRIPSI. Oleh: LISMAYANTI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Matematika

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana. Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh RIDWAN PRIHANTONO

SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR PADA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

SKRIPSI. Oleh: M FUADI FARHAN NIM

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dan Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD)

SKRIPSI. Oleh : YUNITA MANDHAYANTI NIM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INTRUCTION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Fisika. Oleh: DHOBIT SENOAJI NIM:

SKRIPSI. Oleh Nurul Khasanah NIM

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SCRAMBLE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DO TALK DO

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN MEDIA SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN STRATEGI BERPASANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN 3 SENGON PRAMBANAN, KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

MOCHAMAD HIDAYAT WIDODO

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KONKRET PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN BANJARANYAR SKRIPSI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana

TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IV B SD NEGERI DERESAN TAHUN AJARAN 2011/2012 DEPOK SLEMAN SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh : RIYANDA OKTA DEWI HARIYADI

SKRIPSI. Oleh: KHAMARIYAH NUR LAILY NIM

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

SKRIPSI. Oleh : Yuyun Ismiyati NIM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS 4 SD KRISTEN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA KIT IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN AMBULU 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 5 SD MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh IKNASIUS NIM:

SKRIPSI. Oleh. Miswatun Khasanah Nim :

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) JIGSAW IV DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

oleh: Herodin Andas

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN METAKOGNITIF BERBASIS TUTOR SEBAYA

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Yuli Astutik

SKRIPSI. Disusun Oleh: Dian Puspita Cahyaningsih

SKRIPSI. Oleh : Donny Youngki Rangkuti NIM

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SAVI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Susi Susanti

Oleh Ratna Juwita Fibriyanti NIM

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

Hasil Belajar Siswa pada Materi Segiempat melalui Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) di Kelas VII SMP Negeri 18 Banda Aceh

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh : QOMARIA IMANISANTI NIM

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1. Pendidikan Matematika

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM

PENGARUH PENERAPAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBANTUAN PERMAINAN DADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS 3 SDN LEMAHIRENG 02 BAWEN

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Oleh Arie Eka Endraful NIM

SKRIPSI. Oleh : Erwin Kurniawati

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

SKRIPSI. Oleh Nur Anisa Febriani NIM

PENGARUH PERMAINAN BUBUR KERTAS TERHADAP PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK DI TK PERTIWI IV SRIMULYO SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh: YUGO SETIAWAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MATERI JENIS- JENIS SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL LEARNING TOGETHER DENGAN MEDIA PUZZLE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI. Oleh: ETIK KHOIRUN NISA NIM

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP HIDUP SEDERHANA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PAKEM MATEMATIKA DI SD NEGERI 3 LESMANA SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh Elvira Rohmawati NIM

Penerapan Model Penemuan Terbimbing Berbasis LKPD Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas XII 1 Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh : Luh Titisuri NIM

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Oleh : Dwi Pramita Ardani NIM

PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Pengaruh Media Kartu Bilangan ARIF Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 1 SD Negeri 3 Tuntang Tahun Ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIG SAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SDN 03 LEMPONG JENAWI KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh. Ika Febriyani

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya

SKRIPSI HILMAN ADHI FADHLULLAH

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MURID KELAS IV SD INPRES BANGA-BANGA KABUPATEN BARRU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: LISMAYANTI 10540 11135 16 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2020 i

ii

iii

iv

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S. Al-Insyirah : 8) Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa. Selalu ada jalan bagi mereka yang sering berusaha. Kupersembahkan karya ini sebagai salah satu wujud baktiku kepada Kedua orang tuaku tercinta atas segala tetesan keringat, kasih sayang, do a, dan pengorbanannya. Tak lupa juga saya berterima kasih kepada saudaraku, keluargaku, serta sahabatsahabatku yang senantiasa berdo a dalam memberikan dorongan dan motivasi sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. vi

ABSTRAK LISMAYANTI. 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Murid Kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Nasrun dan Pembimbing II Kristiawati. Masalah utama dalam penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing terhadap hasil belajar matematika pada murid kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru. Jenis penelitian ini adalah penelitian Preeksperimen dengan menggunakan desain penelitian One-Group Pretest-Posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampel jenuh, dengan menjadikan populasi sebagai sampel yaitu 10 orang. Instrumen dalam penelitian ini adalah soal tes, lembar observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan inferensial dengan analisis uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar matematika sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (pretest) yaitu 60,9 berada pada kategori rendah sedangkan nilai rata-rata setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (posttest) adalah 80,7 berada pada kategori tinggi. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh = 1,833 dan = 17,67 dimana > Hal ini berarti bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru. Kata Kunci: Teknik Kancing Gemerincing, Hasil Belajar vii

KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Allah yang paling agung untuk membuka jalan bagi setiap maksud kita, Allah yang paling suci untuk menjadi energi bagi petunjuk hidup dan kesuksesan kita. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan bimbingan dari-nya sehingga skripsi dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing TerhadapHasil Belajar Matematika Pada Murid Kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru dapat diselesaikan. Setiap orang dalam berkarya selalu mengharapkan kesempurnaan, termasuk dalam tulisan ini. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis telah mengerahkan segala daya dan upaya untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi ini berupaya memberi gambaran dan informasi sejauh mana pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing terhadap hasil belajar matematika pada murid kelas IVSD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru. Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua viii

orang tua saya yaitu ayahanda Cagga dan ibunda Marni yang telah berdoa, berjuang, rela berkorban tanpa pamrih dalam mengasuh, membesarkan,mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. 2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. 3. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. 4. Ernawati, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. 5. Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd., Penasehat akademik yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan selama proses perkuliahan. 6. Nasrun, S.Pd., M.Pd., Pembimbing I dan Kristiawati, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini. 7. Bapak-bapak dan Ibu-bu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah ikhlas mentransfer ilmunya kepada penulis. ix

8. Abdul Latif, S.Pd., M.Pd., Kepala Sekolah SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru atas bantuannya selama penulis mengadakan penelitian. 9. Aminah, S.Pd., Guru kelas IV Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru, sekaligus sebagai Validator ats segala bimbingan dan kerja samanya selama penulis mengadakan penelitian. 10. Bapak/Ibu Guru serta seluruh Staf SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru yang telah memberikan bantuan dan petunjuknya selama penulis mengadakan penelitian. 11. Siswa-siswi SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru atas kerja sama, motivasi serta semangatnya dalam mengikuti proses pembelajaran. 12. Rekan seperjuangan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2016 terkhusus kelas D Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih atas solidaritas yang diberikan selama menjalani perkuliahan, semoga keakraban dan kebersamaan kita tidak berakhir sampai disini. 13. Sahabat-sahabatku yang setia dan tulus memberikan doa, dukungan dan masukan kepada penulis demi terselesainya skripsi ini serta seluruh keluarga besar. 14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat disebutkan satu persatu semoga menjadi ibadah dan mendapat imbalan dari-nya. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah- x

mudahan skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin Yaa Rabbal Alamiinn. Makassar, Oktober 2020 Penulis xi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii SURAT PERNYATAAN... iv SURAT PERJANJIAN... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian...6 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7 A. Kajian Teori...7 1. Hasil Belajar... 7 2. Matematika... 9 3. Model Pembelajaran Kooperatif... 11 xii

4. Pembelajaran Teknik Kancing Gemerincing... 14 5. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing... 16 6. Kaitan Antara Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Dalam Pembelajaran Matematika... 17 B. Hasil Penelitian yang Relevan... 18 C. Kerangka Pikir... 20 D. Hipotesis Penelitian... 23 BAB III METODE PENELITIAN...24 A. Rancangan Penelitian...24 B. Populasi dan Sampel... 25 C. Definisi Operasional Variabel... 26 D. Instrumen Penelitian... 26 E. Teknik Pengumpulan Data... 27 F. Teknik Analisis Data... 28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 34 A. Hasil Penelitian... 34 B. Pembahasan... 41 BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 44 A. Simpulan... 44 B. Saran... 44 DAFTAR PUSTAKA...45 LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP xiii

DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif... 12 Tabel 3.1 Kriteria Hasil Belajar... 30 Tabel 3.2 Kriteria Aktivitas Siswa... 31 Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum (Pretest) dan Setelah (Posttest) Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing... 34 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum (Pretest) dan Setelah (Posttest) Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing... 35 Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum (Pretest) dan Setelah (Posttest) Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing... 37 Tabel 4.4 Deskripsi Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing... 38 Tabel 4.5 Deskripsi Frekuensi dan Persentase Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing... 40 xiv

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir... 22 Gambar 3.1 Desain One Group Pretest-Posttest Design... 24 xv

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIAN Kisi-Kisi Instrumen Soal Soal Pretest dan Hasil Kerja Pretest Siswa Soal Postest dan Hasil Kerja Posttest Siswa Pedoman Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa LAMPIRAN B DATA HASIL PENELITIAN Daftar Hadir Siswa Data Hasil Tes Kemampuan Awal Pretest Siswa Data Hasil Tes Belajar Posttest Siswa Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa LAMPIRAN C HASIL ANALISIS DATA Hasil Analisis Statistik Deskriptif Dan Inferensial Hasil Analisis Nilai Pretest dan Posttest Siswa Hasil Analisis Data Ketuntasan Klasikal Hasil Analisis Data Aktivitas Siswa LAMPIRAN D Tabel Distribusi T-Tabel Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi Kartu Kontrol Penelitian Persuratan Dokumentasi xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Model pembelajaran merupakan suatu kegiatan perencanaan yang dirancang oleh guru untuk pembelajaran di kelas dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Model pembelajaran sangat penting diterapkan dalam proses pembelajaran karena dapat membantu memperjelas prosedur, hubungan serta keadaan keseluruhan dari apa yang sudah direncanakan. Menurut Joyce dan Weil (Wati:2017) terdapat beberapa alasan pentingnya model pembelajaran yaitu pertama, memperjelas hubungan fungsional diantara berbagai komponen, unsur atau elemen sistem tertentu. Kedua, prosedur yang akan ditempuh dalam melaksanakan kegiatan dapat dijelaskan secara tepat. Ketiga, model pembelajaran akan mempermudah para administrator untuk mengidentifikasi komponen, elemen yang mengalami hambatan, jika kegiatan yang dilaksanakan tidak efektif. Keempat, mengidentifikasi secara tepat cara-cara untuk mengadakan perubahan, jika pendapat ketidaksesuaian dari apa yang telah dirumuskan, dan kelima yaitu dengan dengan menggunakan model pembelajaran, guru dapat menyusun tugastugas siswa menjadi suatu kesuluruhan yang terpadu. Menurut Suprihatiningrum (2016:143) ada dua macam alasan pentingnya model pembelajaran yaitu pertama, istilah model mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur. Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting dalam mengajar di kelas. 1

2 Dengan memperhatikan kerangka pengetahuan di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa kedudukan model pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran karena dapat membantu dan memperlancar proses pembelajaran di kelas dan proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien jika model pembelajaran yang dipilih sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Model pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru dan siswa. Bagi guru yaitu pertama, memudahkan dalam melaksanakan tugas pembelajaran berdasarkan dengan langkah-langkah yang akan ditempuh sesuai dengan waktu, tujuan, kemampuan daya serap siswa, dan ketersediaan media yang ada. Kedua, dapat dijadikan sebagai alat untuk mendorong aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Ketiga, memudahkan guru untuk melakukan analisis terhadap perilaku siswa secara individu maupun kelompok, dan keempat yaitu memudahkan guru dalam menyusun bahan pertimbangan dalam merencanakan penelitian tindakan kelas dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran. Sedangkan bagi siswa yaitu, pertama memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan proses belajar pembelajaran. Kedua, dapat memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran yang diajarkan guru. Ketiga, mendorong semangat belajar siswa serta ketertarikannya dalam mengikuti proses pembelajaran secara penuh, dan keempat yaitu dapat melihat atau membaca kemampuan pribadi dikelompoknya secara objektif (Octavia, 2020 :15-16).

3 Menurut Pardamean (2015) bahwa model pembelajaran bermanfaat untuk mengefektifkan dan mengefisienkan pencapaian tujuan pembelajaran. Indikatornya adalah guru dan siswa fokus pembelajaran, guru mudah mentransfer isi pelajaran kepada siswa, siswa juga mudah menangkap isi pelajaran tersebut.waktu yang tersedia untuk satu materi secara efesien dan efektif dapat dimanfaatkan secara maksimal. Ketertarikan dan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran cenderung tinggi. Guru dan siswa tidak mudah bosan membahas isi materi pelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas IV atas nama Aminah pada tanggal 20 Juli 2020 di SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru, bahwa hasil belajar matematika siswa masih tergolong rendah karena masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70. Penyebab hasil belajar matematika rendah yaitu siswa kurang aktif dan terlibat pada saat proses pembelajaran berlangsung serta kurangnya semangat dan motivasi siswa dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. Ketika guru menjelaskan materi sebagian siswa tidak memperhatikan karena guru belum menciptakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru dan kurangnya kerja sama siswa dalam suatu kelompok karena ketika siswa diberikan tugas kelompok hanya sebagian anggota kelompok yang aktif mengerjakannya hanya siswa pintar saja yang aktif dalam pembelajaran berkelompok.

4 Untuk mengatasi permasalahan di atas diperlukan kreatifitas guru dalam memilih model pembelajaran yang dapat mendorong siswa agar aktif dan terlibat serta semangat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun model yang dimaksud yaitu model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing. Bagi siswa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing dapat membantu mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan dan melatih siswa untuk berkomunikasi, bekerja sama, berfikir dan mengungkapkan ide-ide bersama anggota kelompoknya masingmasing dalam menyelesaikan soal-soal atau permasalahan yang diberikan oleh guru. Siwa juga diharapkan dapat termotivasi, semangat dan aktif dalam pembelajaran matematika sehingga hasil belajarnya dapat meningkat. Sedangkan, bagi guru melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif model pembelajaran yang bisa digunakan pada saat mengajar. Menurut Erika, dkk (2018:142) bahwa teknik kancing gemerincing merupakan teknik pembelajaran kooperatif yang dapat membantu guru mencapai tujuan dalam proses pembelajaran, secara tidak langsung mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Ciri khas dari model pembelajaran ini, yaitu semua siswa diberi 2 atau 3 buah kancing sebagai syarat yang harus dikeluarkan jika mereka ingin berbicara, dan jika kancingnya habis maka siswa tersebut tidak boleh berbicara lagi. Dalam teknik pembelajaran kancing gemerincing masing-masing anggota kelompok memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya.penggunaan kancing digunakan sebagai alat yang dirancang dalam model pembelajaran

5 kooperatif teknik kancing gemerincing ini dimaksudkan agar setiap siswa dapat bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Jadi, dalam satu kelompok tidak ada anggota kelompok yang mempunyai posisi dominan karena masing-masing anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk aktif dalam pembelajaran, dimana siswa yang awalnya bersifat pasif akan termotivasi dan ikut aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga hasil belajar matematika siswa dapat meningkat. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Murid Kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Apakah Ada Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Murid Kelas IV SD Inpres Banga-banga Kabupaten Barru?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk Mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Murid Kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru.

6 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu terutama yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Memberikan pengetahuan, semangat,dan motivasi untuk belajar lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat tercapai. b. Bagi Guru Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing ini sangat diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dalam proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa sehingga tercapainya proses belajar mengajar yang diharapkan. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik kepada sekolah dalam rangka perbaikan proses dan hasil belajar siswa. d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada diri seseorang sebagai hasil dari peroses belajar siswa, baik itu terjadi perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. Menurut Nawawi (Fiona, 2019:12) bahwa hasil belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Adapun Menurut Yudha (2018:34) bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pembelajaran yang meliputi aspek kognitif. Hal ini sejalan dengan pendapat Susanto (2012:5) bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah kegiatan belajar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah skor yang diperoleh siswa setelah ia menerima proses pembelajaran untuk mengetahui sampai dimana tingkat pemahamannya terhadap suatu materi yang telah dipelajari berupa tes dan biasanya diwujudkan dengan nilai tertentu. Dalam penelitian ini hasil belajar yang ingin dicapai siwa yaitu terkait dengan aspek kognitif siswa setelah ia menerima suatu materi pembelajaran. 7

8 b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Purwanto (Yudha, 2018:36) bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari dua faktor yaitu faktor dari dalam peserta didik (intern) yaitu fisiologi dan psikologis dan faktor dari luar (ektern) peserta didik yaitu lingkungan dan instrumental. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah (Yudha, 2018:36-37), faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu: 1) Faktor Intern a) Faktor fisiologis adalah faktor yang terdiri dari kondisi fisiologis, kondisi panca indra b) Faktor Psikologi adalah faktor yang terdiri dari minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif 2) Faktor Ekstern a) Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya b) Faktor Instrumental, terdiri dari kurikulum program, sarana dan fasilitas guru Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor intern (dalam diri) dan faktor ekstern (luar diri). Kedua faktor tersebut saling berkaitan sehingga siswa perlu mendapatkan perhatian terhadap keadaannya baik itu dari segi fisik, psikis dan cara belajar di sekolah.

9 2. Matematika a. Pengertian Matematika Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan di setiap jenjang sekolah mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga ke perguruan tinggi. Dalam tulisan Suwangsih dan Tiurlina istilah matematika berasal dari bahasa Yunani yaitu mathematike yang artinya mempelajari. Kata mathematike berasal dari kata mathema yang memiliki arti pengetahuan atau ilmu (knowledge,science). Selain itu kata mathematike berhubungan juga dengan kata lain yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang berarti berpikir (Isrok atun dan Amelia Rosmala, 2019:3). Menurut Ruseffendi (Al-Tabany, 2015:1), matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu yang membahas tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi dimulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat dan terakhir yaitu ke dalil. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari bagaimana proses berpikir secara kritis dan masuk akal untuk mendapatkan suatu kebenaran. b. Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika Menurut Suwangsih (wandini, 2019:8) bahwa ciri-ciri pembelajaran matematika di SD adalah sebagai berikut: a) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral, metode spiral ini melambangkan adanya keterkaitan antara suatu materi dengan materi

10 lainnya. Topik sebelumnya menjadi prasyarat untuk memahami topik berikutnya atau sebaliknya. b) Pembelajaran matematika dilakukan secara bertahap. Materi pembelajaran matematika dilakukan secara bertahap yang dimulai konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih kompleks. c) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif sedangkan matematika merupakan ilmu deduktif namun sesuai tahap perkembangan siswa maka pembelajaran matematika di SD digunakan metode induktif. d) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi artinya tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar jika didasarkan kepada pernyataanpernyataan sebelumnya yang telah diterima kebenarannya. e) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna artinya konsep matematika tidak diberikan dalam bentuk jadi, tapi sebaliknya siswalah yang harus mengonstruksi konsep tersebut. c. Tujuan Pembelajaran Matematika Menurut Depdikbud (Wandini, 2019:11-12) bahwa tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar yaitu, sebagai berikut: 1) Mengembangkan keterampilan berhitung siswa sebagai latihan dalam kehidupan sehari-hari 2) Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika

11 3) Mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut 4) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin 3. Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Model Pembelajaran Dalam suatu proses pembelajaran diperlukan model pembelajaran yang dapat membuat suasana belajar lebih efektif dan menyenangkan. Menurut Joyce dan Weil (Rusman, 2012:133) bahwa model pembelajaran adalah segala sesuatu yang dirancang dalam membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing proses pembelajaran di dalam kelas. Menurut Adi (Suprihatiningrum, 2016:142) bahwa model pembelajaran merupakan suatu kerangka yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu kegiatan perencanaan yang dirancang untuk pembelajaran di kelas dalam mencapai suatu tujuan tertentu. b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompokkelompok kecil yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman, 2012:202). Adapun

12 menurut Djamarah (2018:270) bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dimana para siswa bekerja sama di dalam kelompokkelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam pembelajaran. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang siswa untuk saling berinteraksi dan bekerjasa sama dengan anggota kelompoknya. c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Ibrahim dkk (Suprihatiningrum, 2016:192-193), dalam pembelajaran kooperatif terdapat 6 langkah utama atau tahapan yaitu, sebagai berikut: Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase -1 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa Fase-2 Menyajikan informasi Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Siswa memperhatikan guru pada saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan siswa harus semangat untuk ikut dalam proses pembelajaran. Siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru dan bertanya jika ada materi yang kurang dimengerti. Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan. Setelah guru menjelaskan tentang cara berkelompok, maka siswa harus tahu bahwa semua aggota kelompok memiliki tujuan yang sama dan harus berbagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompok.

13 Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase-5 Evaluasi Fase-6 Memberikan penghargaan Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mencari cara-cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Siswa mengerjakan tugas kelompok yang diberikan dengan cara bekerja sama dengan anggota kelompoknya melalui bimbingan guru. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya Siswa harus saling mengargai jawaban ketika jawaban mereka berbeda setiap kelompok dan harus mempertanggungjawabkan jawabannya. d. Teknik-Teknik Pembelajaran Kooperatif Menurut Huda (2017:134) dalam pembelajaran kooperatif terdapat 14 teknik pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas antara lain: Mencari Pasangan, Bertukar Pasangan, Berpikir Berpasangan Berbagi, Berkirim Salam dan Soal, Kepala Bernomor, Kepala Bernomor Terstruktur, Dua tinggal Dua Tamu, Keliling Kelompok, Kancing Gemerincing, Keliling Kelas, Lingkaran Dalam Lingkaran Luar, Tari Bambu, jigsaw, dan Bercerita Berpasangan. Berdasarkan uraian di atas, salah satu teknik pembelajaran kooperatif yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik kancing gemerincing. Peneliti memilih teknik kancing gemerincing karena dalam teknik ini siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajarnya dapat meningkat.

14 4. Pembelajaran Teknik Kancing Gemerincing a. Pengertian TeknikKancing Gemerincing Menurut Widyarty (2013:11) teknik kancing gemerincing merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan siswa yang sering mewarnai kerja kelompok dan setiap siswa berhak mendapatkan kesempatan untuk berperan serta pada kelompoknya masing-masing. Sedangkan, menurut Ulya (2019:32) bahwa teknik kancing gemerincing merupakan metode yang dikembangkan oleh Spencer kagan, dimana masing-masing anggota kelompoknya mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran orang lain. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran teknik kancing gemerincing adalah suatu teknik pembelajaran dimana dalam proses pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk berpendapat. b. Prosedur PelaksanaanTeknik Kancing Gemerincing Dalam proses pembelajaran teknik kancing gemerincing terdapat langkah-langkah model pembelajaran. Menurut Huda (2011:142-143) langkahlangkah dari teknik kancing gemerincing yaitu: 1) Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing (atau benda-benda lainnya).

15 2) Masing-masing anggota dari setiap kelompok mendapatkan 2 atau 3 buah kancing (jumlah kancing bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan). 3) Setiap kali anggota selesai berbicara atau mengeluarkan pendapat, ia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah meja kelompok. 4) Jika kancing yang dimiliki salah seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya menghabiskan kancingnya masingmasing. 5) Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulangi prosedurnya kembali. d. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Kancing Gemerincing Menurut Ulya (2018:30-31) teknik kancing gemerincing memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan yaitu, sebagai berikut: 1) Kelebihan Teknik Kancing Gemerincing a) Mengatasi hambatan pemerataan kesempatan berbicara siswa dalam beriskusi b) Mendorong siswa agar dapat aktif berbicara pada saat proses pembelajaran berlangsung c) Memberikan kesempatan bagi siswa yang tidak aktif untuk menyampaikan pendapatnya pada saat berdiskusi, sehingga siswa

16 yang tidak aktif memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapatnya. 2) Kelemahan Teknik Kancing Gemerincing a) Pengelolaan waktu saat persiapan dan pelaksanaan perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama dalam proses pembentukan kualitas pengetahuan siswa b) Memerlukan waktu yang cukup lama jika guru tidak terlalu memahami dengan baik materi yang akan diajarkan c) Model ini susah diterapkan jika jumlah siswa terlalu banyak 5. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Langkah-langkah yang akan di terapkan dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut: 1) Menyiapkan bahan ajar dan media pembelajaran 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa 3) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari 4) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Kemudian, membagikan soal kepada masing-masing kelompok. 5) Guru kemudian menyuruh semua anggota dari masing-masing kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan dengan cara bekerja sama. Setelah itu, guru membagikan kancing berwarna kepada masing-masing anggota kelompok. Setiap anggota kelompok mendapatkan dua buah

17 kancing berwarna dan guru kemudian menjelaskan cara penggunaan kancing yang dipegang oleh setiap siswa. 6) Guru mengawasi masing-masing kelompok dan memberi bantuan kepada kelompok jika mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 7) Jika tugas kelompok yang diberikan telah selesai, guru meminta siswa agar maju kedepan dengan cara menunjuk siswa yang mengacungkan tangannya untuk menuliskan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain menanggapinya apakah jawabannya sama atau tidak secara bergantian. Lakukan hal tersebut secara berulang sampai nomor dan soal yang diberikan sudah dibahas semua. 8) Siswa yang maju kedepan mengumpulkan kancingnya di tengah meja kelompoknya. 9) Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulangi prosedurnya kembali. 6. Kaitan Antara Model Pembelajaraan Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Dalam Pembelajaran Matematika Model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing menekankan keaktifan semua anggota dalam suatu kelompok untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan oleh seorang guru, dimana mereka saling membantu satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan agar hasil belajar mereka bisa meningkat secara merata. Melalui model pembelajaran ini diharapkan dapat

18 membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru dan melatih siswa untuk bekerja sama dalam suatu kelompok. Siswa juga diharapkan aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran serta termotivasi dan semangat mengikuti pembelajaran. Untuk tugas-tugas yang terstruktur seperti matematika, diskusi jarang dibutuhkan karena dalam tugas-tugas seperti ini biasanya sudah terdapat satu jawaban benar. Akan tetapi, meskipun pembelajaran matematika yang bersifat terstruktur tetapi model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing bisa digunakan tergantung sejauh mana guru dapat membantu siswa memahami jenis bantuan seperti apa yang mereka perlukan untuk mengerjakan tugas dalam suatu kelompok. Mengingat pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori konstruktivisme, dimana siswa dituntut untuk mengembangkan pengetahuan awal mereka secara mandiri agar terjadi pembelajaran yang bermakna. Hal ini sejalan dengan pembelajaran matematika yang pada dasarnya adalah penanaman konsep. Dimana dituntut pula pembelajaran yang bermakna agar konsep matematika itu sendiri mudah dimengerti oleh siswa. B. Hasil Penelitian yang Relevan Pada bagian ini peneliti akan mengkaji penelitian yang relevan dengan penelitian penulis. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diantaranya sebagai berikut:

19 a) Jurnal Dwi Purwanto (2016), dengan kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase observasi komunikasi matematis siwa pada siklus I sebesar 56,25% meningkat menjadi 75,00% pada siklus II. Rata-rata nilai evaluasi belajar siswa pada siklus I mencapai 69,90 dengan jumlah siswa yang tuntas 21 siswa dan persentase ketuntasan 65,62%, meningkat menjadi 76,15 pada siklus II dengan jumlah siswa yang tuntas 24 siswa dan persentase ketuntasan 75,00%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan komunikasi matematis dan hasil belajar matematika pada siswa kela VIII di SMP Negeri 11 Purworejo. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan teknik kancing gemerincing dan mata pelajaran yang sama. Sedangkan perbedaannya terletak pada jenis penelitian, sasaran penelitian, dan lokasi penelitian. b) Jurnal Nurul Wisna Afianti (2017), dengan kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan presentase keaktifan belajar peserta didik pada siklus I sebesar 6,17% dengan kategori cukup aktif dan persentase ketuntasan hasil belajar peserta didik sebesar 46,675. Pada siklus II persentase keaktifan belajar peserta didik mengalami peningkatan menjadi 86,09 dengan kategori sangat aktif dan hasil belajar peserta didik juga meningkat dengan persentase ketuntasan sebesar 83,33%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keaktifan dan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing mengalami peningkatan. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan teknik

20 kancing gemerincing. Sedangkan perbedaannya terletak pada jenis penelitian, sasaran penelitian, lokasi penelitian dan mata pelajaran. c) Jurnal Komang Sucipta (2018), dengan kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 14,12 sedangkan nilai rata-rata pada kelompok kontrol sebesar 9,75. Dari uji prasyarat data bahwa data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogeny kemudian dilanjutkan dengan uji-t diperoleh thitung= 3,65 dan ttabel = 2,01 dengan taraf signifikan 5% dan (db) 49 sehinggah1 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing dengan kelompok siswa yang mengikuti proses pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Negeri 3 Sangkan Gunung melalui proses pembelajaran. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan teknik kancing gemerincing dan jenis metode penelitian yang sama Sedangkan perbedaannya terletak pada sasaran penelitian, lokasi penelitian dan mata pelajaran. C. Kerangka Pikir kerangka pikir merupakan bagian penelitian yang menggambarkan alur pikir suatu penelitian. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diukur dengan hasil belajar yang diperoleh siswa selama mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran berlangsung hanya sebagian siswa yang aktif dan terlibat dalam pembelajaran. Motivasi dan semangat siswa masih kurang untuk

21 belajar sehingga cepat mengalami rasa bosan dan jenuh. Pada saat guru menjelaskan materi sebagian siswa tidak memperhatikan sehingga kurang mengerti dengan materi yang diajarkan karena model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi dan kurangnya kerja sama siswa dalam suatu kelompok. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika siswa. Masalah tersebut merupakan gambaran secara umum tentang permasalahan yang terdapat pada kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru. Untuk memaksimalkan hasil belajar siswa, salah satu model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing. Melalui model pembelajaran ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru dan melatih siswa untuk bekerja sama dalam suatu kelompok. Siswa juga diharapkan aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran serta termotivasi dan semangat mengikuti pembelajaran. Sebelum model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing diterapkan maka terlebih dahulu dilakukan tes berupa pretest dan posttest setelah model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing diterapkan dalam pembelajaran. Setelah itu, data dari pretest dan posttest dibandingkan lalu dianalisis untuk mendapatkan hasil atau kesimpulan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan uraian tersebut, dapat digambarkan bagan kerangka pikir model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing, sebagai berikut:

22 Siswa kurang aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran Kurangnya semangat dan motivasi siswa untuk belajar Model pembelajaran yang kurang bervariasi Kerja sama dalam kelompok masih kurang Rendahnya Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Inpres Banga-Banga Pretest Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Posttest Hasil Belajar Analisis Temuan Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

23 D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, kajian pustaka, maupun kerangka pikir, dalam penelitian ini digunakan hipotesis sebagai berikut: Ada Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Murid Kelas IV SD Inpres Banga- Banga Kabupaten Barru. Adapun hipotesis statistik dari penelitian ini yaitu: Ho :µ1 = µ2 H1 :µ1<µ2 Keterangan: µ1 : Rata-rata hasil belajar sebelum diberikan perlakuan µ2 : Rata-rata hasil belajar setelah diberikan perlakuan Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing terhadap hasil belajar matematika pada murid kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru. H1 : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing terhadap hasil belajar matematika pada murid kelas IV SD Inpres Banga- Banga Kabupaten Barru.

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan peneliti untuk menilai suatu perlakuan (treatment) pendidikan terhadap suatu objek atau objek penelitian untuk menguji hipotesis. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah pre-eksperimental design. Penelitian pre-eksperimental design belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2015:74). 2. Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah one-group pretest-postest design. Pada desain ini terdapat pretest yang diberikan sebelum postest setelah perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1 Desain One group pretest-postest O1 X O2 Pretest Treatment Posttest 24

25 Keterangan: O1 : Nilai pretest sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing. O2 : Nilai posttest setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran matematika teknik kancing gemerincing. X : Perlakuan berupa pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015:80). Populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru yang berjumlah 10 orang. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2015:81). Dalam teknik pengambilan sampel peneliti menggunakan sampel jenuh. Sampel jenuh merupakan teknik pengambilan sampel bila semua

26 anggota populasi digunakan. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil (Sugiyono, 2015:85). Sampel dalam penelitian ini adalah murid kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru yang berjumlah 10 orang. C. Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dalam penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing sebagai variabel bebas (X) dan Hasil Belajar Matematika sebagai variabel terikat (Y). 1. Model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing adalah suatu model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dimana masingmasing anggota kelompok mendapatkan sebuah kancing berwarna sebagai penanda apabila mereka berpendapat. Masing-masing siswa harus bertanggungjawab atas kancing yang dimiliknya. 2. Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan proses pembelajaran. Hasil belajar matematika siswa yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (pretest) dan sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing diberi (posttest). D. Instrumen Penelitian Adapun instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

27 1. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama penelitian berlangsung. Dalam hal ini peneliti mengamati aktivitas belajar siswa selama proses berlangsungnya pembelajaran. 2. Soal Tes Tes hasil belajar matematika digunakan untuk memperoleh informasi tentang penguasaan siswa terhadap pembelajaran matematika sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing yang biasa disebut pretest dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing yang biasa disebut posttest. Soal tes dibuat berdasarkan materi yang diberikan selama penelitian berlangsung dengan berdasarkan rumusan indikator pembelajaran. Soal tes ini akan dikembangkan dalam bentuk tes uraian (essay) yang berjumlah 5 soal. 3. Dokumentasi Instrumen dari dokumentasi ini adalah kamera yang digunakan untuk mengambil beberapa gambar atau foto kegiatan dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

28 1. Observasi Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang akan diteliti. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran. 2. Tes Sebelum dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing, terlebih dahulu dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal murid. Setelah diberi perlakuan kemudian dilakukan postttest untuk mengetahui kemampuan hasil belajar murid. Data yang diperoleh berdasarkan tes yang digunakan dalam proses pembelajaran. 3. Dokumentasi Dengan teknik ini peneliti memperoleh dokumen penelitian berupa foto, materi pelajaran melalui buku serta RPP. Dengan foto dapat memberikan informasi mengenai keadaan atau situasi kelas ketika peneliti maupun siswa melaksanakan proses pembelajaran. F. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan memperhatikan jenis data yang akan dianalisis. Dalam penelitian kuantitatif, seluruh data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul maka dilakukan analisis data. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

29 1. Analisis Data Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran umum data yang terkumpul selama proses penelitian dan bersifat kuantitatif. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan seberapa besar hasil belajar pretest dan posttest yang diperoleh siswa kelas IV sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerncing dan sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan data hasil pengamatan yaitu: a. Hasil Belajar Siswa 1) Menghitung nilai rata-rata siswa (Mean) = (Riadi, 2016) Keterangan: fi n = Rata-rata (Mean) = Jumlah = Jumlah siswa 2) Menghitung persentase nilai rata-rata P = (Sudijono, 2015:39)

30 Keterangan: p f n = Angka Persentase = Frekuensi yang dicari persentasenya = Banyaknya sampel Dalam keperluan analisis deskriptif, kriteria yang digunakan untuk menentukan kriteria hasil belajar siswa, yaitu: Tabel 3.1 Kriteria Hasil Belajar Ketuntasan Hasil Belajar (%) Kategori Hasil Belajar 0 x 54 Sangat rendah 55 x 64 Rendah 65 x 79 Sedang 80 x 89 Tinggi 90 < x > 100 Sangat tinggi Sumber: Depdikbud (2003) b. Analisis Aktivitas Siswa Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil lembar observasi aktivitas siswa yang diolah dengan teknik analisis berikut: Keterangan: AP = x 100 (Trianto, 2010 : 243) AP P F = Nilai yang dicari = Banyaknya siswa yang melakukan akrivitas = Jumlah seluruh siswa

31 Sumber: (Trianto, 2010 : 43) 2. Analistik Statistik Inferensial Tabel 3.2 Kriteria Aktivitas Siswa Ketuntasan Hasil Belajar (%) Kriteria 0 x 25 Kurang Baik 26 x 50 Cukup Baik 51 x 75 Baik 76 < x > 100 Sangat Baik Analisis statistik inferensial dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t. Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai perbedaan hasil belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing diuji dengan t-tes dengan taraf signifikan α = 0,05 atau bertaraf 5%. Dalam penggunaan statistik inferensial ini, peneliti menggunakan teknik statistik t (uji-t) dengan tahap sebagai berikut: Keterangan: (Arikunto, 2013:349) Md X1 X2 d N = Mean perbedaan mean pretest dan posttest = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest) = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest) = Devisi masing-masing subjek = Jumlah kuadrat deviasi = Jumlah subjek pada sampel

32 Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a. Mencari harga Md dengan menggunakan rumus: Md = (Arikunto, 2013:350) Keterangan: Md d N = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest = Jumlah dari gain (pretest-posttest) = Subjek pada sampel b. Mencari harga dengan menggunakan rumus: = d (Arikunto, 2013:351) Keterangan: d N = Jumlah kuadrat deviasi = Jumlah dari gain (pretest-postest) = Subjek pada sampel c. Menentukan harga dengan rumus: Keterangan: (Arikunto, 2013:349) Md X1 X2 = Mean perbedaan mean pre-test dan pos-test = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest) = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

33 d N = Devisi masing-masing subjek = Jumlah kuadrat deviasi = Jumlah subjek pada sampel d. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan. Kaidah pengujian signifikan: 1) Jika maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti pengunaan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing berpengaruh terhadap hasil belajar matematika pada murid kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru. 2) Jika maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, berarti pengunaan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing tidak berpengaruh terhadap hasil belajar matematika pada murid kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru. e. Menentukan harga Mencari mengunakan table distribusi t dengan taraf signifikan α = 0,05 dan d k = N 1. f. Membuat Kesimpulan apakah model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing berpengaruh terhadap hasil belajar matematika pada murid kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru.

34 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai ketuntasan hasil belajar matematika murid yang meliputi sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (pretest) dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (posttest) serta hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing. Deskripsi masing-masing hasil analisis tersebut diuraikan sebagai berikut: a. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum (Pretest) dan Setelah (Posttest) Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Dari hasil analisis deskriptif yang disajikan pada lampiran C, maka skor hasil belajar siswa sebelum (Pretest) dan setelah (Posttest) diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing pada siswa kelas IV SD Inpres Banga-Banga materi pecahan senilai dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum (Pretest) dan Setelah (Posttest) Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Statistik Pretest Posttest Ukuran Sampel 10 10 Skor Ideal 100 100 Skor Rata-rata 60,9 80,7 Skor Tertinggi 81 100 Skor Terendah 36 60 Rentang Skor 45 40 Sumber: Data Olah Lampiran C 34

35 Pada Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata skor hasil belajar matematika siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (pretest) adalah 60,9 dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (posttest) adalah 80,7 dari skor ideal 100. Skor yang dicapai siswa tersebar dari skor terendah pretest 36 dan skor terendah posttest 60. Skor tertinggi yang dicapai siswa pada pretest adalah 81 dan posttest adalah 100 dengan rentang skor pretest 45 dan posttest 40. Jika skor hasil belajar matematika sebelum (pretest) dan setelah (posttest) diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Pretest Posttest No Skor Kategori F Persentase (%) F Persentase (%) 1 0 x 54 Sangat Rendah 3 30 0 0 2 55 x 64 Rendah 4 40 2 20 3 65 x 79 Sedang 1 10 2 20 4 80 x 89 Tinggi 2 20 4 40 5 90 x 100 Sangat Tinggi 0 0 2 20 Jumlah 10 100 10 100 Sumber : Hasil tes siswa kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru Pada Tabel 4.2 di atas dapat dilihat sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (pretest), dari 10 siswa kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru terdapat 3 orang siswa (30%) yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah, 4 orang siswa (40%) yang memperoleh skor kategori rendah, 1 orang siswa (10%) yang memperoleh skor

36 kategori sedang, dan 2 orang siswa (20%) yang memperoleh skor kategori tinggi serta tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor kategori sangat tinggi. Sedangkan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (posttest), dari 10 siswa kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru terdapat 2 orang siswa (20%) yang memperoleh skor pada kategori rendah, 2 orang siswa (20%) yang memperoleh skor kategori sedang, 4 orang siswa (40%) yang memperoleh skor kategori tinggi, dan 2 orang siswa (20%) yang memperoleh skor kategori sangat tinggi. Skor rata-rata hasil belajar siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (pretest) sebesar 60,9 dikonversi ke dalam 5 kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa umumnya berada pada kategori rendah. Sedangkan skor rata-rata hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (posttest) sebesar 80,7 dikonversi ke dalam 5 kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa umumnya berada pada kategori tinggi. Selanjutnya untuk melihat persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa sebelum (pretest) dan setelah (posttest) diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (pretest) dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

37 Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum (Pretest) dan Setelah (Posttest) Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Pretest Posttest Skor Kategori F Persentase (%) F Persentase (%) 0 x 70 Tidak Tuntas 7 70 2 20 70 x 100 Tuntas 3 30 8 80 Jumlah 10 100 10 100 Sumber : Perolehan nilai siswa kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila memiliki skor paling sedikit 70. Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (pretest), jumlah siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal individual adalah 7 orang siswa (70%) dan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal individual adalah 3 orang siswa (30%). Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (pretest) belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal 70%. Sedangkan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (posttest), jumlah siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal individual adalah 2 orang siswa (20%) dan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal individual adalah 8 orang siswa (80%). Berdasarkan deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (posttest) telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal 70%.

38 b. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan senilai dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing selama 2 kali pertemuan secara singkat dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.4 Deskripsi Aktivitas Siwa Selama Proses Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing No Aktivitas yang diamati Pertemuan I II Ratarata Persentase Rata-rata (%) 1 Siswa yang hadir pada saat proses 10 10 10 100 belajar mengajar berlangsung 2 Siswa yang memperhatikan guru 7 9 8 80 pada saat proses pembelajaran berlangsung 3 Siswa yang menjawab pertanyaan 7 10 8,5 85 dari guru maupun dari temantemannya 4 Siswa yang bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung 7 9 8 80 5 Siswa yang antusias belajar 6 10 8 80 melalui model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing 6 Siswa yang bekerja sama dengan teman kelompok 8 10 9 90 7 Siswa yang berani naik ke depan 8 10 9 90 mempresentasikan hasil kerja kelompoknya 8 Siswa yang mempergunakan kancingnya pada saat proses pembelajaran berlangsun 9 Siswa yang mengajukan diri untuk menanggapi dan menambahkan jawaban 10 Siswa yang mampu menyimpulkan materi pada akhir pembelajaran 6 10 8 80 7 10 8,5 85 6 9 7,5 75 Rata-rata 8,45 84,5 Sumber : Data Olah Lampiran C

39 1) Persentase rata-rata siswa yang hadir pada saat proses belajar mengajar berlangsung sebanyak 100%. 2) Persentase rata-rata siswa yang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 80%. 3) Persentase rata-rata siswa yang menjawab pertanyaan dari guru maupun dari teman-temannya sebanyak 85%. 4) Persentase rata-rata siswa yang bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 80%. 5) Persentase rata-rata siswa yang antusias belajar melalui model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing 80%. 6) Persentase rata-rata siswa yang bekerja sama dengan teman kelompoknya sebanyak 90%. 7) Persentase rata-rata siswa yang berani naik ke depan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sebanyak 90%. 8) Persentase rata-rata siswa yang mempergunakan kancingnya pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 80%. 9) Persentase rata-rata siswa yang mengajukan diri untuk menanggapi dan menambahkan jawaban sebanyak 85%. 10) Persentase rata-rata siswa yang mampu menyimpulkan materi pada akhir pembelajaran sebanyak 75%. Jika rata-rata skor aktivitas saat diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing dikelompokkan ke dalam lima kategori,

40 maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Deskripsi Frekuensi dan Persentase Aktivitas Siwa Selama Proses Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Ketuntasan Hasil Belajar ( % ) Kriteria F Persentase (%) 0 x 25 Kurang Baik 0 0 26 x 50 Cukup Baik 0 0 51 x 75 Baik 1 10 76 x 100 Sangat Baik 9 90 Pada Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing terdapat 10 aspek yang diamati tidak terdapat (0%) persentase aktivitas siswa yang berada pada kategori kurang baik dan cukup baik, serta terdapat 1 aktivitas (10%) yang berada pada kategori baik dan terdapat 9 aktivitas (90%) yang berada pada kategori sangat baik dengan nilai rata-rata persentase 84,5%, sehingga aktivitas siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing berada pada kategori sangat baik. 2. Hasil Analisis Inferensial Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis. Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni, Ada Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Murid Kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru. Maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji-t.

41 Berdasarkan analisis data yang diuraikan (lampiran C), terlihat bahwa pada siswa kelas IV SD Inpres Banga Banga Kabupaten Barru sebesar 17,67. Berdasarkan tersebut dapat dibandingkan dengan nilai menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan α = 0,05 (tabel terlampir) dan db = N-1 = 9, maka diperoleh = 1,833. Setelah diperoleh 17,67 dan = 1,833, maka diperoleh atau 17,67 1,833 sehingga dapat disimpulkan bahwa ditolak dan diterima. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing terhadap hasil belajar matematika pada murid kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru. B. Pembahasan Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru yang jumlah siswanya yaitu 10 orang. Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest design, yang hanya melibatkan satu kelompok yaitu kelompok eksperimen, dimana diberikan tes awal berupa pretest sebelum treatment atau perlakuan dan akhir pembelajaran diberikan posttest. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing terhadap materi pembelajaran matematika pada siswa yaitu melalui hasil test (pretest dan posttest) yang diberikan sebelum dan sesudah perlakuan, kemudian dianalisis menggunakan perhitungan manual.

42 Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar matematika siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (pretest) menunjukkan bahwa terdapat 3 orang siswa dari jumlah keseluruhan 10 orang siswa atau 30% siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan 7 orang siswa atau 70% siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai rata-rata 60,9. Dengan kata lain hasil belajar matematika pada siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (pretest) masih tergolong rendah dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan klasikal. Selanjutnya hasil analisis data hasil belajar siswa matematika setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (posttest) menunjukkan bahwa terdapat 8 orang siswa dari jumlah keseluruhan 10 orang siswa atau 80% siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan 2 orang siswa atau 20% siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai rata-rata 80,7. Dengan kata lain hasil belajar matematika pada siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing (posttest) telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal. Hasil pengamatan persentase aktivitas siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing terdapat 10 aspek yang diamati tidak terdapat (0%) persentase aktivitas siswa yang berada pada kategori kurang baik dan cukup baik, serta terdapat 1 aktivitas (10%) yang berada pada kategori baik dan terdapat 9 aktivitas (90%) yang berada pada kategori sangat baik dengan nilai rata-rata persentase 84,5%, sehingga aktivitas siswa setelah

43 diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing berada pada kategori sangat baik. Hasil analisis statistik inferensial yang dimaksud adalah pembahasan terhadap hasil pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya dengan menggunakan rumus uji-t diketahui bahwa nilai = 17,67 dan = 1,833, maka diperoleh atau 17,67 > 1,833 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan analisis statistik inferensial yang diperoleh, ternyata cukup mendukung teori yang telah dikemukakan pada kajian pustaka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan yaitu model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing berpengaruh terhadap hasil belajar matematika pada murid kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi siswa, diharapkan lebih aktif, semangat, kreatif dan dapat mengembangkan diri dalam pelajaran. 2. Bagi guru, diharapkan bisa menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing dalam pembelajaran matematika agardapat membangkitkan minat, keingintahuan, motivasi dan keberanian murid dalam menjawab pertanyaan pada saat proses pembelajaran berlangsung. 3. Bagi peneliti, diharapkan mampu mengembangkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing ini pada mata pelajaran lain demi tercapainya tujuan yang diharapkan. 44

45 DAFTAR PUSTAKA Afianti, Nurul Wisma., Sulastry, Taty., Alimin. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Untuk Meningkatkan Keakifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X Mia 3 SMAN 1 Bontomarannu. Jurnal Nalar Pendidikan, 5 (2) : 550. (https://ojs.unm. ac.id/nalar/article/view/4869, diakses pada tanggal 2 Februari 2020). Al-Tabany, T. I. B. 2015. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/TKI). Jakarta: Prenada media Group. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2018. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Erika, Dini., Sumardi., Rosarina. 2018. Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Kancing Gemerincing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pembelajaran IPS SD. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar,5(1): 142.(https://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/article/view/7270, diakses pada tanggal 7 Maret 2020). Fiona, Firda. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Terhadap Hasil Belajar Peseta Didik Tema Panas dan Perpindahannya Kelas V SD Negeri 3 Talangpadang Kabupaten Tanggamus. Skripsi Tidak Diterbitkan. Bandar Lampung: Universitas Lampung. (http://digilib:unila.ac.id/id/eprint/57215, diakses pada tanggal 8 Februari 2020). Huda, Miftahul. 2017. Cooperative Leraning Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Isrok atun., Rosmala, Amelia. 2019. Model-Model pembelajaran Matematika. Jakarta: PT Bumi Aksara. Octavia, Shilphy A. 2020. Model-Model Pembelajaran.Yogyakarta : CV Budi Utama. Pardamean, Toto. 2015. Model Pembelajaran Untuk Efesiensi Dan Efektivitas Pembelajaran. (https://www.kompasiana.com/totopardamean/550b2351a3 3311b2142e396e/model-pembelajaran-untuk-efisiensi-dan-efektivitas-pem belajaran). Diakses pada tanggal 26 Juni 2015.

46 Purwanto, Dwi. 2016. Meningkatkan Komunikasi Matematis Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing. Jurnal Pendidikan Matematika, 21(3) : 245. (http://ejournal. umpwr.ac.id/index.php/ekuivalen/article/view/3007/2844, diakses pada tanggal 2 Februari 2020). Puspita, G. I., Monawati, & Elly, R. (2017). Korelasi Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Dengan Hasil Belajarnya Di Kelas V Sd Negeri I Pagar Air Aceh Besar. Jurnal ilmiah pendidikan guru sekolah dasar, 2, 92. (https://www.neliti.com/id/publications/188711/korelasi-siswa-terhada p-pembelajaran-matematika-dengan-hasil-belajarnya, diakses pada tanggal 3 Februari 2020). Riadi, E. 2016. Statistika Penelitian (Analisis Manual Dan IBM SPSS). Yogyakarta: Penerbit Andi. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sucipta, Komang., Japa, Gusti Ngurah., Margunayasa, Gede. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Kancing Gemerincing Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V. Jurnal Mimbar Ilmu. 23 (3): 208. (https://ejournal.un diksha.a.c. id/index.php/mi/article/view/16437/0, diakses pada tanggal 21 Februari 2020). Sudijono, Anas. 2015. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Ulya, Zulfa. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pada siswa Kelas II SDI Nailul Falah Sukorejo-Pasuruan. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. (http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/33077, diakses pada tanggal 21 Februari 2020).

47 Wati, Irma. 2017. Pentingnya Media Dan Model Pembelajaran Dalam proses Mengajar. (https://metrojambi.com/read/2017/10/27/26042/pentingnya-me diadan-model-pembelajaran-dalam-proses-mengajar. Diakses pada tanggal 3 Juli 2020). Wandini, Rora Rizki. 2019. Pembelajaran Matematika Untuk Calon Guru MI/SD. CV. Medan: Widya Puspita. Widyarty, Z. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemeincing Terhadap Hasil dan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Dwi SejahteraPekan Baru. Skripsi Tidak Diterbitkan. Pekan Baru: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif kasim. (http://repository.uin. suska.ac.i/id/id/eprint/2150, diakses 9 Februari 2020). Yudha, Rahmat Putra. 2018. Motivasi Berprestasi & Disiplin Peserta Didik Serta Hubungannya dengan Hasil Belajar. Pontianak: Yudha English Gallery.

L A M P I R A N

LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIAN KISI-KISI INSTRUMEN SOAL MATERI PECAHAN SENILAI SOAL PRETEST DAN HASIL KERJA PRETEST SISWA SOAL POSTTEST DAN HASIL KERJA POSTTEST SISWA PEDOMAN PENILAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL MATERI PECAHAN SENILAI Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal Jumlah Soal 3.1 Menjelaskan pecahanpecahan 3.1.1. Menunjukkan pecahan 1 dan 2 2 senilai senilai dengan gambar dan model konkret 3.1.2 Menuliskan contoh pecahan senilai 3 1 4.1 Mengidentifikasi 4.1.1 Menentukan pecahan 4 1 pecahan-pecahan senilai dengan cara senilai dengan gambar dan model konkret mengalikan pembilang dan penyebut dengan angka yang sama 4.1.2 Menentukan pecahan 5 1 senilai dengan cara membagi pembilang dan penyebut dengan angka yang sama Jumlah Soal 5

Nama : Kelas : SOAL PRETEST 1. Tuliskan bentuk pecahan senilai di bawah ini sesuai dengan gambar! a. b. 2. Buatlah gambar yang menunjukkan pecahan! 3. Tuliskan lima bilangan pecahan senilai dari! 4. Tuliskan masing-masing satu bentuk pecahan yang senilai dengan pecahan berikut dengan mengalikan penyebut dan pembilang dengan angka yang sama! a. b. c. 5. Tuliskan masing-masing satu bentuk pecahan yang senilai dengan pecahan berikut dengan cara membagi penyebut dan pembilang dengan angka yang sama! a. b. c.

HASIL KERJA PRETEST SISWA

Nama : Kelas : SOAL POSTTEST 1. Tuliskan bentuk pecahan senilai di bawah ini sesuai dengan gambar! a. b. 2. Buatlah gambar yang menunjukkan pecahan! 3. Tuliskan lima bilangan pecahan senilai dari! 4. Tuliskan masing-masing satu bentuk pecahan yang senilai dengan pecahan berikut dengan mengalikan penyebut dan pembilang dengan angka yang sama! a. b. c. 5. Tuliskan masing-masing satu bentuk pecahan yang senilai dengan pecahan berikut dengan cara membagi penyebut dan pembilang dengan angka yang sama! a. b. c.

HASIL KERJA POSTTEST SISWA

PEDOMAN PENILAIAN Panduan Penilaian Skor : x 100 = Nilai PRETEST Nomor Soal Kunci Jawaban Bobot 1 a. dan 20 b. dan 2 10 3 Pecahan yang senilai dengan yaitu dan 10 4 a. =, 30 b., c., 5 a. = = 30 b. = = c. = = Jumlah 100

POSTTEST Nomor Soal Kunci Jawaban Bobot 1 a. dan 20 b. dan 2 10 3 Pecahan yang senilai dengan yaitu dan 10 4 d. =, 30 e., f., 5 a. = = 30 b. = = c. = = Jumlah 100

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SD Inpres Banga-Banga Mata Pelajaran : Matematika Kelas /Semester : IV/Ganjil Tahun Pelajaran : 2020/2021 Materi Pokok : Pecahan Senilai Alokasi Waktu : 2 (35x2) Pertemuan : 2x Pertemuan A. Kompetensi Inti 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cintah tanah air. 3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.1 Menjelaskan pecahan-pecahan 3.1.2 Menunjukkan pecahan senilai senilai dengan gambar dan 3.1.3 Menuliskan contoh pecahan model konkret senilai 4.1 Mengidentifikasi pecahan- 4.1.1 Menentukan pecahan senilai

pecahan senilai dengan gambar dan model konkret dengan cara mengalikan pembilang dan penyebut dengan angka yang sama 4.1.2 Menentukan pecahan senilai dengan cara membagi pembilang dan penyebut dengan angka yang sama C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menunjukkan pecahan senilai dengan tepat 2. Siswa dapat menuliskan contoh pecahan senilai dengan tepat. 3. Siswa dapat menentukan pecahan senilai dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan angka yang sama dengan tepat 4. Siswa dapat menentukan pecahan senilai dengan membagi pembilang dan penyebut dengan angka yang sama dengan tepat Karakter siswa yang diharapkan : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, dan Integritas D. Materi Pembelajaran 1. Pengertian pecahan senilai 2. Contoh pecahan senilai 3. Mencari pecahan senilai dengan cara: a. Mengalikan pembilang dan penyebut dengan angka yang sama b. Membagi pembilang dan penyebut dengan angka yang sama E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Saintifik Model : Pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan F. Media Pembelajaran 1. Gambar-gambar 2. Kancing baju warna-warni

G. Sumber Belajar 1. Buku guru dan siswa matematika kelas IV 2. Buku petunjuk guru matematika kelas IV 3. Modul/bahan ajar 4. Internet 5. Modul lain yang relevan H. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Pendahuluan Guru mengajak siswa untuk berdo a menurut agama dan keyakinan masingmasing. Religius Siswa menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya. Nasionalis Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa dengan mengabsen. Communication 10 Menit Guru menyiapkan kesiapan psikis dan fisik siswa. Pemberian motivasi kepada siswa dengan melakukan tepuk semangat bersama-sama. Guru memberikan apersepsi kepada siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Communication Guru melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan materi. Communication

Inti Mengamati Guru menjelaskan mengenai materi yang akan dibahas. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok yang beranggotakan 5 orang siswa 1 kelompok untuk berdikusi dengan teknik kancing gemerincing.collaboration Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang maksud dari teknik kancing gemerincing Siswa mengamati gambar yang diperlihatkan guru, kemudian guru menyuruh siswa dalam kelompok bersama-sama mengamati gambar tersebut, lalu menyebutkan pecahan yang terdapat pada gambar dan apakah senilai atau tidak. Siswa menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Mandiri Guru memberikan penguatan tentang konsep pecahan senilai kepada siswa. Guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai cara mencari pecahan senilai dengan mengalikan atau membagi pembilang dan penyebut yang sama.

Menanya Siswa menanyakan materi yang tidak dipahami pada guru. Mengumpulkan Data siswa yang telah dikelompokkan tadi, mengumpulkan informasi berdasarkan materi yang telah di pelajari. Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok yang sudah dibagikan oleh guru secara berkelompok. Gotong Royong Mengasosiasi Guru mengawasi masing-masing kelompok dan memberi bantuan kepada kelompok jika mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Communication Mengkomunikasikan Guru memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok. Communication perwakilan salah satu kelompok yang dipilih oleh guru mempresentasikan hasil diskusinya dengan kelompoknya. Setiap siswa yang maju kedepan mengumpulkan kancingnya di tengah meja kelompoknya. 180 Menit

Setiap siswa mempunyai 2 kancing ditangannya, dalam artian setiap siswa mempunyai kesempatan untuk bertanya dan menanggapi kepada kelompok lain. Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai temannya menghabiskan kancing mereka. Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulangi prosedurnya kembali. Guru menanggapi dan memberikan penguatan dengan menyampaikan jawaban benar. Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok. Penutup Siswa diberi kesempatan untuk bertanya apa yang mereka belum pahami. Guru memberikan soal sebagai bentuk evaluasi kepada siswa yang dikerjakan secara individu untuk mengetahui pemahaman konsep siswa. Mandiri Setelah semua selesai mengerjakan soal, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dan guru memeriksa

hasil pekerjaan tersebut. Mandiri Siswa dan guru melakukan refleksi kegiatan dengan cara meminta siswa mengungkapkan perasaan dan pendapatnya mengenai kegiatan pembelajaran pada hari ini serta materi apa saja yang telah dipelajari. Integritas Untuk memotivasi siswa sebelum pulang bersama-sama melakukan tepuk semangat. Communication Sebelum pulang, siswa berdoa bersama-sama, dipimpiin oleh ketua kelas. Religius 10 Menit I. Penilaian 1. Jenis penilaian : Penilaian pengetahuan Teknik penilaian : Tes Rubrik Penilaian Pemahaman Konsep Pecahan Senilai Indikator No Pemahaman Konsep 1. Menyatakan ulang sebuah pecahan Indikator Pencapaian Kompetensi Kriteria Skor a. Menunjukkan Menuliskan kalimat 10 Pecahan Senilai matematika dengan b. Menuliskan benar contoh pecahan menuliskan sebagian 5 senilai kalimat matematika Menuliskan jawaban 1 tapi salah Tidak mengisi jawaban 0

2. Menyajikan a. Menggambarkan Menggambar bentuk 10 konsep dalam bentuk yang yang mewakili pecahan bentuk mewakili sesuai dengan representasi pecahan bilangannya matematis Menggambar bentuk 5 yang mewakili pecahan namun tidak sesuai dengan bilangannya Menggambar bentuk 1 yang mewakili tapi salah Tidak menggambar 0 bentuk yang mewakili pecahan b. Menyatakan Menyatakan pecahan 10 pecahan dari yang sesuai dengan sebuah gambar gambar Menyatakan pecahan 5 tetapi tidak sesuai dengan gambar menyatakan gambar 1 dan pecahan yang tidak sesuai Tidak menyatakan 0 pecahan yang sesuai dengan gambar 3. Menggunakan a. Menentukan Melakukan operasi 10 prosedur atau pecahan senilai hitung dengan operasi dengan mengalikan penyebut tertentu mengalikan dan pembilang dengan

pembilang dan penyebut dengan angka yang sama b. Menentukan pecahan senilai dengan membagi pembilang dan penyebut dengan angka yang sama Nilai akhir siswa = x 100 angka yang sama dengan tepat Melakukan operasi hitung dengan mengalikan penyebut dan pembilang dengan angka yang sama tetapi belum tepat Melakukukan operasi hitung tetapi salah Tidak melakukan operasi hitung Melakukan operasi hitung dengan membagi penyebut dan pembilang dengan angka yang sama dengan tepat Melakukan operasi hitung dengan membagi penyebut dan pembilang dengan angka yang sama tetapi belum tepat Melakukukan operasi hitung tetapi salah Tidak melakukan operasi hitung 5 1 0 10 5 1 0

2. Jenis penilaian : Penilaian sikap Teknik penilaian : Non tes No Nama Perubahan Tingkah Laku Disiplin Jujur Percaya Diri K C B SB K C B SB K C B SB 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 Dst Keterangan: K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4 3. Jenis penilaian : Penilaian keterampilan Teknik penilaian : Non tes Rubrik Penilaian Kinerja Menyelesaikan Masalah Pecahan Senilai No Nama Kriteria Penilaian Kerja Sama Ketepatan Kejelasan 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1. 2. 3. Keterangan : Skor 4 : Sangat baik Skor 2 : Cukup Skor 3 : Baik Skor 1 : Perlu bimbingan

Mengetahui, Guru Kelas 4 Barru, 21 September 2020 Mahasiswa Aminah, S.Pd Lismayanti NIP. NIM. 105401113516 Kepala SD Inpres Banga-Banga Abdul Latif, S.Pd., M.Pd NIP. 19690412 200005 1 001

KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELAS IV SD INPRES BANGA-BANGA KABUPATEN BARRU No Aktivitas Siswa 1 Siswa yang hadir pada saat proses belajar mengajar berlangsung 2 Siswa yang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung 3 Siswa yang menjawab pertanyaan dari guru maupun dari temantemannya 4 Siswa yang bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung 5 Siswa yang antusias belajar melalui model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing 6 Siswa yang bekerja sama dengan teman kelompok 7 Siswa yang berani naik ke depan mempresentasikan hasil diskusinya 8 Siswa yang mempergunakan kancingnya pada saat proses pembelajaran berlangsung 9 Siswa yang mengajukan diri untuk menanggapi dan menambahkan jawaban 10 Siswa yang mampu menyimpulkan materi pada akhir pembelajaran

LAMPIRAN B DATA HASIL PENELITIAN DAFTAR HADIR SISWA DATA HASIL KEMAMPUAN AWAL PRETEST SISWA DATA HASIL TES BELAJAR POSTTEST SISWA DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

DAFTAR HADIR SISWA KELAS IV SD INPRES BANGA-BANGA KABUPATEN BARRU No Nama Siswa L/P Pertemuan 1 2 3 4 1 Adelia p 2 Akbar L 3 4 5 6 7 8 9 Aulifiah Irwansyah Muhammad Faiz Paki Muh. Revan Anugrah Muhammad Takwin Nabila Zahira Nurhalisa P L L L L P P P R E T E S T P O S T T E S T 10 Nurul Hidayat P Keterangan : = Hadir S = Sakit A = Alfa I = Izin Jumlah siswa: Laki-laki : 5 orang Perempuan : 5 orang Banga-Banga, September 2020 Peneliti Lismayanti Nim:105401113516

DATA HASIL BELAJAR SISWA SEBELUM DITERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING (PRETEST) No Nama Siswa Nilai Keterangan 1 Adelia 63 Tidak Tuntas 2 Akbar 64 Tidak Tuntas 3 Aulifiah 81 Tuntas 4 Irwansyah 80 Tuntas 5 Muhammad Faiz Paki 36 Tidak Tuntas 6 Muh. Revan Anugrah 59 Tidak Tuntas 7 Muhammad Takwin 74 Tidak Tuntas 8. Nabila Zahira 40 Tuntas 9. Nurhalisa 51 Tidak Tuntas 10 Nurul Hidayat 61 Tidak Tuntas Jumlah 609 Rata-rata 60,9 Kategori Rendah

DATA HASIL TES BELAJAR SISWA SETELAH DITERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING (POSTTEST) No Nama Siswa Nilai Keterangan 1 Adelia 88 Tuntas 2 Akbar 79 Tuntas 3 Aulifiah 100 Tuntas 4 Irwansyah 100 Tuntas 5 Muhammad Faiz Paki 60 Tidak Tuntas 6 Muh. Revan Anugrah 82 Tuntas 7 Muhammad Takwin 88 Tuntas 8. Nabila Zahira 59 Tidak Tuntas 9. Nurhalisa 70 Tuntas 10 Nurul Hidayat 81 Tuntas Jumlah 807 Rata-rata 80,7 Kategori Tinggi

DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN SENILAI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING Pertemuan Ratarata Persentase No Aktivitas yang diamati I II Rata-rata (%) 1 Siswa yang hadir pada saat proses 10 10 10 100 belajar mengajar berlangsung 2 Siswa yang memperhatikan guru 7 9 8 80 pada saat proses pembelajaran berlangsung 3 Siswa yang menjawab pertanyaan 7 10 8,5 85 dari guru maupun dari temantemannya 4 Siswa yang bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung 7 9 8 80 5 Siswa yang antusias belajar 6 10 8 80 melalui model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing 6 Siswa yang bekerja sama dengan teman kelompok 8 10 9 90 7 Siswa yang berani naik ke depan 8 10 9 90 mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Siswa yang mempergunakan 8 kancingnya pada saat proses 6 10 8 80 pembelajaran berlangsung

9 Siswa yang mengajukan diri 7 10 8,5 85 untuk menanggapi dan menambahkan jawaban 10 Siswa yang mampu 6 9 7,5 75 menyimpulkan materi pada akhir pembelajaran Rata-rata 8,45 84,5

LAMPIRAN C HASIL ANALISIS DATA HASIL ANALISIS STATISTIK DAN INFERENSIAL HASIL ANALISIS NILAI PRETEST DAN POSTTEST SISWA HASIL ANALISIS DATA KETUNTASAN KLASIKAL HASIL ANALISIS DATA AKTIVITAS SISWA

HASIL ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF DAN INFERENSIAL A. Hasil Analsis Statistik Deskriptif Perhitungan Untuk Mencari Mean (Rata-Rata) Nilai Pretest X F F.X 81 1 81 80 1 80 74 1 74 64 1 64 63 1 63 61 1 61 59 1 59 51 1 51 40 1 40 36 1 36 Jumlah 10 609 Dari data di atas, dapat diketahui bahwa nilai dari = 609, sedangkan nilai dari N sendiri adalah 10. Oleh karena itu dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut: = = = 60,9 Perhitungan Untuk Mencari Mean (Rata-Rata) Nilai Posttest X F F.X 100 2 200 88 2 176 82 1 82 81 1 81 79 1 79

70 1 70 60 1 60 59 1 59 Jumlah 10 807 Dari data di atas, dapat diketahui bahwa nilai dari = 807 sedangkan nilai dari N sendiri adalah 10. Oleh karena itu dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut: = = = 80,7 Hasil Analisis Nilai Pretest dan Posttest No X1 (Pretest) X2 (Posttest) d = X2 - X1 d² 1 63 88 25 625 2 64 79 15 225 3 81 100 19 361 4 80 100 20 400 5 36 60 24 576 6 59 82 23 529 7 74 88 14 196 8 40 59 19 361 9 51 70 19 361 10 61 81 20 400 Jumlah 198 4.034

B. Hasil Analisis Statistik Inferensial Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a. Mencari harga MD dengan menggunakan rumus: Md = = 19,8 b. Mencari harga dengan menggunakan rumus: = = 4.034-3.920,4 = 113,6 c. Menentukan Harga t Hitung t = t = t = t = t = t = 17,67 d. Menentukan Harga Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan = 10 1 = 9 maka diperoleh t 0,05 = 1,833.

Setelah diperoleh thitung = 17,67 dan ttabel = 1,833 maka thitung > ttabel atau atau 17,67 > 1,833. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing terhadap hasil belajar matematika murid kelas IV SD Inpres Banga-Banga Kabupaten Barru.

1. PRETEST HASIL ANALISIS DATA KETUNTASAN KLASIKAL Ketuntasan belajar klasikal = = x 100 2. POSTTEST = 30% Ketuntasan belajar klasikal = = x 100 = 80%

HASIL ANALISIS DATA AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN SENILAI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING Pertemuan Ratarata Persentase No Aktivitas yang diamati I II Rata-rata (%) 1 Siswa yang hadir pada saat proses 10 10 10 100 belajar mengajar berlangsung 2 Siswa yang memperhatikan guru 7 9 8 80 pada saat proses pembelajaran berlangsung 3 Siswa yang menjawab pertanyaan 7 10 8,5 85 dari guru maupun dari temantemannya 4 Siswa yang bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung 7 9 8 80 5 Siswa yang antusias belajar 6 10 8 80 melalui model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing 6 Siswa yang bekerja sama dengan teman kelompok 8 10 9 90 7 Siswa yang berani naik ke depan 8 10 9 90 mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Siswa yang mempergunakan 8 kancingnya pada saat proses 6 10 8 80 pembelajaran berlangsung

9 Siswa yang mengajukan diri 7 10 8,5 85 untuk menanggapi dan menambahkan jawaban 10 Siswa yang mampu 6 9 7,5 75 menyimpulkan materi pada akhir pembelajaran Rata-rata 8,45 84,5 Mengukur persentase keberhasilan aktivitas Siswa Keberhasilan aktivitas siswa = = = 84,5

LAMPIRAN D TABEL DISTRIBUSI T-TABEL KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI KARTU KONTROL PENELITIAN PERSURATAN DOKUMENTASI

TABEL DISTRIBUSI T-TABEL Dk 0,25 0,10 0,05 0,02 0,01 0,005 1 1,000 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 2 0,816 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 3 0,765 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 4 0,741 1,533 2,132 2,766 3,747 4,604 5 0,727 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 6 0,718 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 7 0,711 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 8 0,706 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 9 0,703 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 10 0,700 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 11 0,697 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 12 0,695 1,356 1,782 2,178 2,681 3,055 13 0,694 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 14 0,692 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 15 0,691 1,341 1,753 2,132 2,623 2,947 16 0,690 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 17 0,689 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 18 0,688 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 19 0,688 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 20 0,687 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 21 0,686 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 22 0,686 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 23 0,685 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 24 0,685 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 25 0,684 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787 26 0,684 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779 27 0,684 1,314 1,073 2,052 2,473 2,771

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

KARTU KONTROL PELAKSANAAN PENELITIAN

PERSURATAN

DOKUMENTASI Gambar 1. Pemberian Pretest Gambar 2. Pembagian Kancing Pada Masing-Masing Anggota Kelompok

Gambar 3. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Gambar 4. Pemberian Posttest

RIWAYAT HIDUP Lismayanti. Dilahirkan di Banga-Banga pada tanggal 14 Agustus 1998, dari pasangan Ayahanda Cagga dan Ibunda Marni. Anak pertama dari dua bersaudara. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2004 di SD Inpres Banga-Banga dan tamat pada tahun 2010, tamat di SMP Negeri 4 Barru pada tahun 2013, dan tamat di SMK Negeri 1 Barru pada tahun 2016. Pada tahun yang sama (2016), penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang ada di Makassar yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) dan mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Atas berkat yang Maha Kuasa, penulis berhasil menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diprogramkan dan semua itu dilakukan dengan semangat dan usaha yang tinggi untuk mendapatkannya.