3 Antiphon dan Eudoxus Turun Tangan 13



dokumen-dokumen yang mirip
5 Archimedes Bergelut dengan Lingkaran

7 Sisi dan Titik Sudut Bangun Datar

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

13 Segi-Tak-Terhingga dan Fraktal

22/7: Aproksimasi Nilai Π. Freedom Institute, 22 Juli 2013

4 Jasa Besar Euclid. 4 Jasa Besar Euclid 19

BERGELUT DENGAN HANTU LINGKARAN

Archimedes dan Taksiran Bilangan π

6 Menguak Misteri Bilangan π

2 Pythagoras Membuka Jalan 7

2 Pythagoras Membuka Jalan 7

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Gara-Gara Hantu Lingkaran. Hendra Gunawan

BAGIAN PERTAMA. Bilangan Real, Barisan, Deret

Gara-Gara Hantu Lingkaran. Hendra Gunawan

15 Polihedron Reguler dan Rumus Euler

MA5032 ANALISIS REAL

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MA1121 Pengantar Matematika

9 Menghitung Besar Sudut di Titik Sudut

11 Lebih Jauh tentang Lingkaran

PEMBELAJARAN SEGIBANYAK BERATURAN DI SMP. Sumardyono, M.Pd.

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

14 Menghitung Volume Bangun Ruang

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Matematikawan Abad XVII-XIX yang Membuat Perubahan. Hendra Gunawan 2016

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. August 18, Dosen FMIPA - ITB

SOAL LATIHAN UKK MATEMATIKA KELAS VIII

King s Learning Be Smart Without Limits

Lingkaran. A. Persamaan Lingkaran B. Persamaan Garis Singgung Lingkaran

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

LINGKARAN; Menguak Misteri Bilangan π, Bangun Datar dan Bangun Ruang Terkait dengan Lingkaran, oleh Hendra Gunawan Hak Cipta 2015 pada penulis

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

Kuliah Umum: LINGKARAN DAN SEGI TAK TERHINGGA

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

Bab 3 Bangun Datar dan Bangun Ruang

INF-104 Matematika Diskrit

TEOREMA PYTHAGORAS. Contoh Hitunglah nilai kuadrat bilangan-bilangan berikut

KUMPULAN SOAL MATEMATIKA SMP KELAS 8

LINGKARAN. A. PERSAMAAN LINGKARAN B. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN

INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

FILSAFAT SAINS NILAI PI (π)

MATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

MA5032 ANALISIS REAL

Feni Melinda Safitri. Sudah diperiksa. Pengertian Teorema Phytagoras. Rumus Phytagoras

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

BAB VI BILANGAN REAL

Logika Pembuktian. Matematika Informatika 3 Onggo

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

karena limit dari kiri = limit dari kanan

MATEMATIKA. Hendra Gunawan

PEMBAHASAN OLIMPIADE MATEMATIKA SD (Edisi Mei 2010) Marfuah, S.Si., M.T

BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya

Hendra Gunawan. 27 November 2013

Hendra Gunawan. 4 September 2013

Induksi Matematika. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Kompetensi Dasar Dan Pengalaman Belajar

Arti kata: Apa itu limit? batas, membatasi, mempersempit, mendekatkan.

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus

4. SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Daftar Isi 3. BARISAN ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB

Hendra Gunawan. 5 Februari 2014

SUKSES BELAJAR KALKULUS

Buku Pendalaman Konsep. Trigonometri. Tingkat SMA Doddy Feryanto

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran

BAB 2 LANDASAN TEORI. Musik dan matematika berkaitan satu sama lain secara kompleks. Matematika

BAB V BAHAN LATIHAN DAN SARAN PEMECAHANNYA

BILANGAN KOMPLEKS. Muhammad Hajarul Aswad Pendidikan Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo. Aswad

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L

Matematika Semester IV

Menemukan Dalil Pythagoras

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

Kumpulan Soal dan Pembahasan Himpunan. Oleh: Angga Yudhistira

Pengantar Teori Bilangan. Kuliah 4

MATEMATIKA BUKAN SEKADAR BERHITUNG


Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

Siswa dapat menyebutkan dan mengidentifikasi bagian-bagian lingkaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

induksi matematik /Nurain Suryadinata, M.Pd

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA

Masukan pengertian dan di setiap topik dan buat daftar pustaka.. latar dan tujuan ambil dari silabus online book,,, ingat ok!!!!

SILABUS MATEMATIKA KEMENTERIAN

Pembahasan OSN SMP Tingkat Nasional Tahun 2013 Bidang Matematika Oleh Tutur Widodo

Ringkasan Materi Kuliah Bab II FUNGSI

MA3231 Analisis Real

44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

SOAL PREDIKSI ULANGAN KENAIKAN KELAS MATEMATIKA TINGKAT SMP KELAS 8 TAHUN 2014 WAKTU 120 MENIT

PENGANTAR ANALISIS REAL

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351)

Implementasi Metode Jumlah Riemann untuk Mendekati Luas Daerah di Bawah Kurva Suatu Fungsi Polinom dengan Divide and Conquer

SILABUS. 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

Transkripsi:

3 Antiphon dan Eudoxus Turun Tangan Antiphon dan Eudoxus memang tidak setenar Pythagoras. Bahkan nama mereka mungkin tidak pernah disebut-sebut di buku pelajaran matematika sekolah. Padahal, Antiphon (425 SM) merintis suatu pemahaman yang cermat tentang lingkaran melalui segi-banyak, dengan menerapkan apa yang dikenal sekarang sebagai Prinsip Induksi Matematika. Sementara itu, kontribusi Eudoxus (405 355 SM) pada pengetahuan tentang lingkaran, melanjutkan apa yang telah dirintis oleh Antiphon, amat signifikan. Bahkan, metode yang ia gunakan merupakan cikal-bakal Teori Integral, yang merupakan salah satu teori penting dalam matematika. Sebagaimana telah disinggung pada Bab 1, orang Semit tahu bahwa lingkaran dapat dihampiri dari dalam oleh segi-enam beraturan (lihat gambar lingkaran dan segi-enam pada Bab 1). Antiphon melangkah lebih jauh, yakni menghampiri lingkaran dengan segi-2 n beraturan, dari dalam lingkaran tersebut. Ia mengamati bahwa luas persegi di dalam lingkaran melampaui ½ luas lingkaran tersebut. Lebih lanjut, ia bisa menghitung bahwa luas segi-delapan beraturan di dalam lingkaran lebih besar daripada ¾ luas lingkaran tersebut. Dengan Prinsip Induksi Matematika, akhirnya ia bisa membuktikan bahwa, untuk setiap n = 2, 3, 4,, luas segi-2 n beraturan di dalam lingkaran melampaui 1 2 1-n luas lingkaran. 3 Antiphon dan Eudoxus Turun Tangan 13

Penjelasannya kira-kira sebagai berikut. Misalkan R menyatakan jarijari lingkaran. Dengan menggunakan notasi trigonometri yang kita kenal sekarang, panjang sisi persegi di dalam lingkaran sama dengan 2R cos 45 o. Jadi, jari-jari atau jarak titik pusat ke sisi persegi tersebut sama dengan R cos 45 o (lihat gambar). Selanjutnya, jari-jari segi-delapan beraturan di dalam lingkaran tersebut sama dengan R cos 22,5 o. Bila kita bagi dua terus sudutnya hingga langkah ke-(n-1), n = 2, 3, 4,, maka kita peroleh jari-jari segi-2 n beraturan di dalam lingkaran tersebut sama dengan (R cos 45 o )/2 n-1. O A B cos <AOB = OB : OA OA = R <AOB = 45 o Jadi, OB = R cos 45 o Bila persegi di dalam lingkaran diperbesar 1/(cos 45 o ) atau 2 kali, maka kita peroleh persegi dengan jari-jari R yang memuat lingkaran (lihat gambar). Jadi luas lingkaran lebih kecil daripada luas persegi berjari-jari R, yang sama dengan ( 2) 2 atau 2 kali luas persegi di dalam lingkaran tersebut. Akibatnya, luas persegi di dalam lingkaran lebih besar daripada ½ kali luas lingkaran tersebut. Dengan cara yang sama, bila segi-delapan beraturan di dalam lingkaran diperbesar 1/(cos 22,5 o ) kali, maka kita peroleh segi-delapan beraturan dengan jari-jari R yang memuat lingkaran. Jadi luas lingkaran lebih kecil daripada luas segi-delapan beraturan berjari-jari R, 14 Hendra Gunawan Gara-Gara Hantu Lingkaran

yang luasnya sama dengan 1/(cos 2 22,5 o ) kali luas segi-delapan beraturan di dalam lingkaran tersebut. Akibatnya, luas segi-delapan beraturan di dalam lingkaran lebih besar daripada cos 2 22,5 o kali luas lingkaran tersebut. Mengingat cos 2 22,5 o > ¾, luas segi-delapan beraturan di dalam lingkaran mestilah lebih besar daripada ¾ kali luas lingkaran tersebut. Selanjutnya, jika pada langkah ke-(n-1) kita telah mengetahui bahwa cos 2 t 1 2 1-n, maka pada langkah ke-n kita akan memperoleh cos 2 ½t = ½ (1 + cos t) > ½ (1 + cos 2 t) ½ (1 + 1 2 1-n ) = 1 2 -n. Di sini kita telah menggunakan rumus sudut rangkap cos 2t = Prinsip Induksi Matematika sering digunakan dalam pembuktian pernyataan P(n) yang terkait dengan bilangan asli n. Jika P(1) benar dan, untuk setiap bilangan asli k, kebenaran P(k) menyebabkan kebenaran P(k+1), maka pernyataan P(n) benar untuk setiap bilangan asli n. 2 cos 2 t 1 dan fakta bahwa cos t > cos 2 t untuk t > 0 (tapi kecil). Dengan Prinsip Induksi Matematika, kita simpulkan bahwa untuk setiap n = 2, 3, 4, luas segi-2 n beraturan di dalam lingkaran akan lebih besar daripada 1 2 1-n kali luas lingkaran tersebut. Orang Yunani Kuno sebelum Antiphon telah mengetahui bahwa luas segi-2 n beraturan di dalam lingkaran sebanding dengan kuadrat dari diagonal terpanjangnya, yang sama dengan diameter lingkaran 3 Antiphon dan Eudoxus Turun Tangan 15

tersebut. Bagi Antiphon, lingkaran mirip dengan segi-2 n beraturan. Antiphon menganggap lingkaran sebagai segi-banyak beraturan yang memiliki tak terhingga sisi (suatu anggapan yang akan kita tinjau ulang nanti). Dengan alasan yang agak kabur ini, Antiphon kemudian menyimpulkan bahwa luas lingkaran pun mestilah sebanding dengan kuadrat dari diameternya, yakni: Luas lingkaran berjari-jari R = k (2R) 2 = 4kR 2. Di sini k adalah suatu konstanta positif yang belum diketahui nilainya oleh Antiphon. Mungkin karena penasaran dan kurang puas dengan argumentasi Antiphon yang agak kabur tadi, beberapa puluh tahun kemudian Eudoxus, murid dan teman diskusi Plato, turun tangan membuktikan ulang sifat bahwa luas lingkaran sebanding dengan kuadrat dari diameternya, dengan langkah-langkah yang lebih cermat. Dalam pembuktiannya, selain menggunakan fakta mengenai segi-2 n beraturan di dalam lingkaran yang telah dibuktikan oleh Antiphon, Eudoxus juga menggunakan fakta bahwa luas segi-2 n beraturan yang memuat lingkaran selalu lebih kecil daripada (1 + 2 2-n ) kali luas lingkaran tersebut. Jadi, selain menggunakan hampiran dari dalam, Eudoxus juga menggunakan hampiran dari luar. Lebih jauh, ia memanfaatkan fakta bahwa kesalahan dalam penghampiran ini dapat dibuat sekecil-kecilnya. Buktinya adalah sebagai berikut. Misalkan k menyatakan luas lingkaran berdiameter 1. (Tentu saja k = π/4, tetapi seperti halnya Antiphon ketika itu Eudoxus juga belum mengetahui berapa nilai k tersebut). Misalkan pula L menyatakan luas lingkaran c yang ber- 16 Hendra Gunawan Gara-Gara Hantu Lingkaran

diameter D. Akan dibuktikan bahwa L = kd 2 secara tidak langsung (yakni, dengan kontradiksi). Andaikan L > kd 2. Tinjau segi-2 n beraturan di dalam lingkaran berjari-jari 1 dan segi-2 n beraturan di dalam lingkaran c, dengan n yang sama. Kita pilih n cukup besar sehingga 2 1-n L < L kd 2. Dalam hal ini, (1 2 1-n ) L > kd 2. Karena itu, dengan menggunakan fakta yang telah dibuktikan oleh Antiphon, diperoleh bahwa Luas segi-2 n beraturan di dalam lingkaran c > kd 2. Selanjutnya, Eudoxus tahu bahwa segi-2 n beraturan di dalam lingkaran c mempunyai luas D 2 kali luas segi-2 n beraturan di dalam lingkaran berdiameter 1. Tetapi, luas segi-2 n beraturan di dalam lingkaran berdiamater 1 pastilah lebih kecil daripada luas lingkaran berdiameter 1 itu, yaitu k. Akibatnya, kita peroleh kd 2 > (luas segi-2 n di dalam lingkaran berdiameter 1) D 2 > kd 2, yang tentu saja merupakan suatu kontradiksi. Jadi pengandaian bahwa L > kd 2 mestilah salah. Dengan cara yang serupa, tetapi dengan menggunakan fakta bahwa luas segi-2 n beraturan yang memuat lingkaran lebih kecil daripada (1 + 2 2-n ) kali luas lingkaran tersebut, Eudoxus juga membuktikan bahwa L < kd 2 tidak mungkin terjadi. Karena L > kd 2 dan L < kd 2 tidak mungkin, maka --- berdasarkan apa yang kita kenal sebagai Hukum Trikotomi --- Eudoxus sampai pada kesimpulan bahwa L = kd 2, yang berarti bahwa luas lingkaran sebanding dengan kuadrat dari diameternya. 3 Antiphon dan Eudoxus Turun Tangan 17

Sampai di sini, pengetahuan orang Yunani Kuno tentang lingkaran cukup memuaskan. Namun, masih ada misteri yang tersisa. Berapa nilai konstanta k yang menyatakan luas lingkaran berdiameter 1 itu? Berbekal pengetahuan masa kini, kita akan mengatakan bahwa nilai k tersebut sama dengan π/4. Namun kemudian pertanyaannya adalah: berapa nilai π tersebut? Hukum Trikotomi untuk bilangan berbunyi sebagai berikut: Jika kita mempunyai dua bilangan a dan b, maka hanya satu di antara tiga kemungkinan berikut yang benar: a < b, a = b, atau a > b. Sesungguhnya, π hanya merupakan lambang, yang menyatakan perbandingan keliling dan diameter lingkaran. Baik Antiphon maupun Eudoxus telah mempelajari luas lingkaran, tetapi belum menyentuh keliling lingkaran --- padahal di sinilah kuncinya yang menentukan. Walau demikian, Antiphon dan Eudoxus telah mewariskan dua metode penting dalam memahami lingkaran, yaitu penghampiran melalui segi-banyak (beraturan) dan pengontrolan kesalahannya, serta keampuhan pembuktian dengan kontradiksi yang melibatkan Hukum Trikotomi. Antiphon dan Eudoxus juga secara implisit telah menerapkan konsep ketakterhinggaan (infinitesimal), sesuatu yang ditolak oleh Zeno (450 SM) dan Aristoteles (384 322 SM). Kelak, muncul seorang matematikawan yang juga merangkap sebagai fisikawan dan insinyur tersohor dari Yunani Kuno, bernama Archimedes, yang akan mengembangkan lebih lanjut penemuan Antiphon dan Eudoxus tentang lingkaran. Sebelum sampai ke sana, kita akan tengok dahulu seorang matematikawan lainnya dari Yunani Kuno, yang bernama Euclid. 18 Hendra Gunawan Gara-Gara Hantu Lingkaran