BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh metode pembelajaran kooperatif Team Assisted

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

an SDN Giyanti Kelompok Kontrol SDN 01 Mungseng Kelompok Eksperimen Jumlah sampel penelitaian 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. lingkaran, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut ini: siswa, setiap siswa mendapatkan 1 kartu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya. sedangkan di kelas kontrol tidak diberi perlakuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

Validitas & Reliabilitas (Sert)

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rombel Jumlah siswa Persentase 1 Kelas IVa 33 50% 2 Kelas IVb 33 50% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Make a Match

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Bandung Tulungagung dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kec. Kedungwaru Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini berlokasi

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cukil 01 yang terletak di Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. SD Negeri Cukil 01 merupakan salah satu SD Negeri di Gugus Sudirman dan berstatus sebagai SD inti. SD Negeri Cukil 01 terletak di kilometer 3 jalan Klero-Semagu Kelurahan Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Jumlah seluruh siswa dari kelas I sampai dengan kelas VI yaitu 259 siswa. SD Negeri Cukil 01 mempunyai 17 tenaga pendidik, 10 diantaranya sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pekerjaan orangtua siswa mayoritas adalah petani dan pegawai, sebagian besar siswa SD Negeri Cukil 01 tinggal bersama orangtuanya akan tetapi ada beberapa siswa yang tinggal bersama kakek dan neneknya karena orang tua mereka bekerja di luar kota bahkan diluar Pulau Jawa. Penelitian ini dilakukan di kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 43 siswa. Siswa kelas IV terbiasa dengan pembelajaran konvensional sehingga pembelajaran terpusat pada guru. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tersebut. Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan serta siswa yang kemampuan akademisnya rendah diberikan tempat duduk didepan, hal ini dilakukan oleh guru supaya suasana kelas lebih kondusif dan supaya guru mudah memantau aktivitas siswa. hal ini menyebabkan tidak ada interaksi antara siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi dengan yang rendah. 4.2 Pelaksanaan Penelitian Siswa kelas IV Semester II di SD Negeri Cukil 01 memiliki jumlah siswa sebanyak 43 siswa yang sudah terbagi kedalam dua kelas, yaitu 21 siswa di kelas IVA dan 22 siswa di kelas IVB. Kelas IVA merupakan kelompok eksperimen, sedangkan Kelas IVB merupakan kelompok kontrol. Kedua kelas ini sudah diuji kesamaan varian dengan hasil yang menunjukan bahwa kedua kelas tersebut 52

53 datanya berdistribusi normal dan juga homogen. Ini menunjukan jika sebelum diberi perlakuan kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Kelas IVA diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT, sedangkan kelas IVB tidak diberikan perlakuan atau hanya menggunakan metode konvensional. Pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Selama pembelajaran tindakan guru dan aktivitas siswa diamati oleh observer. Setelah itu siswa di kelas IVA maupun IVB diberi tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Pembelajaran dilakukan oleh guru kelas IVA dan IVB dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas IVA, siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 4-5 orang siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda-beda. Setelah pembagian kelompok selesai, setiap anak didalam kelompok diberikan kartu identitas yang dibedakan berdasarkan warnanya. Siswa dengan kemampuan akademik tinggi diberi kartu identitas berwarna merah, siswa yang kemampuan akademiknya sedang diberi kartu identitas berwarna hijau, sedangkan siswa yang kemampuan akademiknya rendah diberi kartu identitas berwarna biru muda. Sedangkan pembelajaran di kelas IVB menggunakan metode konvensional. Pada saat pembelajaran, terkadang siswa berbicara dengan teman sebangkunya dan ada yang melamun. Biasanya guru langsung menegur siswa tersebut. Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian No Hari/ Tanggal Uraian Kegiatan 1 Jumat, 21 Maret 2013 2 Jumat, 4 April 2013 Observasi pembelajaran kelas IVB (kelompok kontrol). Observasi pembelajaran kelas IVA (kelompok eksperimen). Pemberian Pre-test di kelas IVA dan IVB (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol). Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama pada kelas IVB (kelompok kontrol) tentang bilangan Romawi. Observasi pembelajaran kelas IVB (kelompok kontrol). 3 Senin, Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama pada kelas

54 7 April 2013 IVA (kelompok eksperimen) tentang bilangan Romawi. Observasi pembelajaran kelas IVA (kelompok eksperimen). Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua pada kelas IVB (kelompok kontrol) tentang bilangan Romawi. Observasi pembelajaran kelas IVB (kelompok 4 Kamis, 10 April 2013 5 Jumat, 11 April 2013 kontrol). Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua pada kelas IVA (kelompok eksperimen) tentang bilangan Romawi. Observasi pembelajaran kelas IVA (kelompok eksperimen). Pemberian post-test di kelas IVA dan IVB (kelas eksperimen dan kelas kontrol) 4.3 Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif maka data yang terkumpul juga data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010: 13) disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Oleh karena itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu uji validitas dan reliabilitas untuk menguji instrumen, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Berikut adalah penjelasan penghitungan secara rinci. 4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji validitas dan reliabilitas soal diperlukan untuk menguji apakah instrumen tes yang digunakan valid dan reliabel. Instrumen yang diuji adalah soal pilihan ganda yang akan digunakan untuk pre-test dan post-test. Pengujian instrumen soal pilihan ganda dilakukan di SD Negeri Klero 01. Menurut Budiyono (2009) suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien Corrected Item Total Correlation > 0,3. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen yang menggunakan program SPSS for Windows Version 16.0 dengan teknik Corrected Item Total Correlation yang digunakan untuk menguji validitas item instrumen dari 25 soal pre-test terdapat 20 soal yang valid, dan dari 25 soal post-test terdapat 21 soal yang valid.

55 Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Soal Pre-test Bentuk Soal Item Soal Valid Tidak Valid Pilihan ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25. 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25. 1, 2, 3, 5, 14. Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Soal Post-test Bentuk Soal Item Soal Valid Tidak Valid Pilihan ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25. 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24. 1, 2, 8, 25. Hasil pengujian validitas soal post-tes didapati 21 soal yang valid, akan tetapi peneliti hanya mengambil 20 soal yang valid dengan validitas yang tertinggi yaitu soal nomor 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24. Setelah pengujian validitas maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows Version 16.0 dengan menggunakan teknik Reliability Analysis untuk mengetahui koefisien Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda pre-test maupun post-test yang terdiri dari 20 soal valid, baik soal pre-test dan post-test dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dalam tabel berikut.

56 Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pre-test Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items,944 20 Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Soal Post-test Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items,890 20 4.3.2 Uji Normalitas 4.3.2.1 Uji Normalitas Pre-test Menurut Priyatno (Puspitasari, 2012:36) Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini data hasil pre-test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diuji apakah datanya berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05

57 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pre-test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KONTROL EKSPERIMEN N 22 21 Normal Parameters a,b Std. Deviation 24.672 23.659 Mean 62.05 56.19 Most Extreme Differences Absolute.149.139 Positive.070.139 Negative -.149 -.094 Kolmogorov-Smirnov Z.698.637 Asymp. Sig. (2-tailed).715.811 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Hasil uji normalitas data diatas menunjukan bahwa kelompok eksperimen signifikansinya 0,811 sedangkan kelompok kontrol signifikansinya 0,715. Hal ini menunjukan bahwa data pre-test kelompok eksperimen berdistribusi normal karena signifikansinya 0,811 > 0,05. Sedangkan data pre-test kelompok kontrol juga berdistribusi normal karena signifikansinya 0,715 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa baik data dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal. 4.3.2.2 Uji Normalitas Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan Pada penelitian ini selain data hasil pre-test, hasil observasi keaktifan siswa sebelum tindakan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol juga perlu diuji apakah datanya berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data observasi keaktifan siswa sebelum tindakan dalam penelitian ini juga menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05.

58 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KONTROL EKSPERIMEN N 22 21 Normal Parameters a,b Std. Deviation 5,040 5,517 Mean 40,50 40,67 Most Extreme Differences Absolute,162,238 Positive,162,238 Negative -,068 -,158 Kolmogorov-Smirnov Z,762 1,090 Asymp. Sig. (2-tailed),607,186 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Hasil uji normalitas data diatas menunjukan bahwa kelompok eksperimen signifikansinya 0,186 sedangkan kelompok kontrol signifikansinya 0,607. Hal ini menunjukan bahwa data observasi keaktifan siswa kelompok eksperimen berdistribusi normal karena signifikansinya 0,186 > 0,05. Sedangkan data observasi keaktifan siswa kelompok kontrol juga berdistribusi normal karena signifikansinya 0,607 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa baik data dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal. 4.3.2.3 Uji Normalitas Post-test Uji normalitas data juga dilakukan terhadap data post-test untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan setelah pemberian tes, baik dikelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji normalitas data post-test juga menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05.

59 Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Post-test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KONTROL EKSPERIMEN N 22 21 Normal Parameters a,b Std. Deviation 17.990 13.256 Mean 78.86 89.29 Most Extreme Differences Absolute.179.283 Positive.120.209 Negative -.179 -.283 Kolmogorov-Smirnov Z.839 1.299 Asymp. Sig. (2-tailed).482.069 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Hasil uji normalitas data diatas menunjukan bahwa kelompok eksperimen signifikansinya 0,069 sedangkan kelompok kontrol signifikansinya 0,482. Hal ini menunjukan bahwa data post-test kelompok eksperimen berdistribusi normal karena signifikansinya 0,069 > 0,05. Sedangkan data post-test kelompok kontrol juga berdistribusi normal karena signifikansinya 0,482 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa baik data dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal. 4.3.2.4 Uji Normalitas Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan Selain data hasil post-test, hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol juga perlu diuji apakah datanya berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data observasi keaktifan siswa setelah tindakan dalam penelitian ini juga menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogorovsmirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05.

60 Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KONTROL EKSPERIMEN N 22 21 Normal Parameters a,b Std. Deviation 5,333 6,554 Mean 45,18 53,57 Most Extreme Differences Absolute,133,138 Positive,133,138 Negative -,089 -,124 Kolmogorov-Smirnov Z,624,633 Asymp. Sig. (2-tailed),830,817 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Hasil uji normalitas data diatas menunjukan bahwa kelompok eksperimen signifikansinya 0,817 sedangkan kelompok kontrol signifikansinya 0,830. Hal ini menunjukan bahwa data observasi keaktifan siswa kelompok eksperimen berdistribusi normal karena signifikansinya 0,817 > 0,05. Sedangkan data observasi keaktifan siswa kelompok kontrol juga berdistribusi normal karena signifikansinya 0,830 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa baik data dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal. 4.3.3 Uji Homogenitas 4.3.3.1 Uji Homogenitas Pre-test Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data nilai pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis homogenitas data ini menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukan bahwa tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.

61 Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Pre-test Test of Homogeneity of Variances NILAI PRE-TEST Levene Statistic df1 df2 Sig..000 1 41.993 Berdasarkan hasil uji homogenitas data pre-test diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansinya 0,993. Maka dapat dikatakan bahwa varians data yang dimiliki oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat signifikansinya 0,993 > 0,05. 4.3.3.2 Uji Homogenitas Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan Uji homogenitas juga dilakukan terhadap data observasi keaktifan siswa sebelum tindakan yang dilakukan dikelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis homogenitas data ini juga menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukan bahwa tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen. Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan Test of Homogeneity of Variances NILAI PRA Levene Statistic df1 df2 Sig.,039 1 41,845 Berdasarkan hasil uji homogenitas data observasi keaktifan siswa sebelum tindakan diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansinya 0,845. Maka dapat dikatakan bahwa varians data yang dimiliki oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat signifikansinya 0,845 > 0,05.

62 4.3.3.3 Uji Homogenitas Post-test Uji homogenitas juga dilakukan pada data nilai post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data nilai post-test didapat dari nilai tes yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah dilakukan perlakuan atau tindakan. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika signifikansinya > 0,05 maka data tersebut dikatakan memiliki varians data yang tidak jauh berbeda atau homogen. Analisis homogenitas data post-test ini juga menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 yaitu One Way Anova. Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Post-test Test of Homogeneity of Variances NILAI POST-TEST Levene Statistic df1 df2 Sig. 2.810 1 41.101 Berdasarkan hasil uji homogenitas data post-test diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansinya 0,101. Maka dapat dikatakan bahwa varians data yang dimiliki oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat signifikansinya 0,101 > 0,05. 4.3.3.4 Uji Homogenitas Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data hasil observasi keaktifan siswa ini didapat dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selama dilakukan perlakuan atau tindakan. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika signifikansinya > 0,05 maka data tersebut dikatakan memiliki varians data yang tidak jauh berbeda atau homogen. Analisis homogenitas data post-test ini juga menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 yaitu One Way Anova.

63 Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan Test of Homogeneity of Variances NILAI PASCA Levene Statistic df1 df2 Sig.,859 1 41,359 Berdasarkan hasil uji homogenitas data observasi keaktifan siswa setelah tindakan diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansinya 0,359. Maka dapat dikatakan bahwa varians data yang dimiliki oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat signifikansinya 0,359 > 0,05. 4.4 Analisis Deskriptif Setiap Variabel 4.4.1 Analisis Deskriptif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament) Penelitian ini hendak mencari tahu pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) terhadap hasil belajar dan keaktifan siswa maka pembelajaran yang dilakukan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada mata pelajaran matematika dapat meningkat. Selama kegiatan pembelajaran dilakukan observasi guna memantau apakah jalannya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran yang digunakan. Observasi ini dilakukan oleh salah satu guru di SD Negeri Cukil 01 yang secara langsung mengamati kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen yaitu di kelas IVA. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dikatakan sudah berhasil apabila semua langkah-langkah pembelajaran sudah sesuai dengan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan sudah dilaksanakan dengan baik. Hasil observasi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT selama dua kali pertemuan dapat dilihat dibagian lampiran.

64 Hasil observasi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pertemuan pertama menunjukan bahwa guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang ada direncana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Terlihat pada tabel, dari 21 aspek yang diamati hanya 2 aspek saja yang belum terlaksana. Meskipun demikian pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pertemuan pertama tanggal 7 April 2014 ini sudah tergolong cukup baik. Hasil observasi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pertemuan kedua juga menunjukan bahwa guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang ada direncana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Terlihat pada tabel dari 21 aspek yang diamati semua sudah tercapai. Hal ini berarti penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pertemuan kedua tanggal 10 April 2014 sudah sesuai dengan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hasil observasi pada tanggal 7 April 2014 dan 10 April 2014 menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran sudah dilaksanakan sesuai dengan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pembelajaran juga telah dilaksanakan sesuai dengan arah yang diharapkan oleh peneliti yang terangkum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. 4.4.2 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa Peneliti menggunakan teknik tes untuk mengukur hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemberian tes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. 4.4.2.1 Analisis Deskriptif Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Analisis deskriptif hasil pre-test dilakukan untuk mengetahui nilai maksimum, nilai minimum dan rata-rata nilai pre-tes dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Nilai pre-test siswa kelas IV A sebagai kelompok

65 eksperimen ditetapkan sebagai nilai awal sebelum diberikan perlakuan dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.14 Tabel Deskriptif Nilai Pre-test Kelompok Eksperimen Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EKSPERIMEN 21 25 100 56.19 23.659 Valid N (listwise) 21 Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai pre-test dari kelompok eksperimen adalah 56,19 dengan nilai minimum 25 dan nilai maksimum 100, sedangkan standar deviasinya adalah 23,659. Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut: Grafik 4.1 Grafik Histogram Nilai Pre-test Kelompok Eksperimen Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data pre-test kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hasil analisis deskriptif nilai pre-test kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

66 Tabel 4.15 Tabel Deskriptif Nilai Pre-test Kelompok Kontrol Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KONTROL 22 10 100 62.05 24.672 Valid N (listwise) 22 Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai pre-test kelompok kontrol adalah 62,05 dengan nilai minimumnya adalah 10 dan nilai maksimum 100, sedangkan standar deviasinya adalah 24,672. Berdasarkan tabel analisis deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut: Grafik 4.2 Grafik Histogram Nilai Pre-test Kelompok Kontrol Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data pre-test kelompok kontrol berdistribusi normal. Hasil pre-test kelas IVA sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai awal dengan rata-rata 56,19 sedangkan rata-rata hasil pre-test kelas IVB sebagai kelompok kontrol adalah 62,05. Terdapat selisih rata-rata nilai pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sebesar 5,86. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok kontrol memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibanding dengan rata-rata pada kelompok eksperimen. Siswa

67 yang belum mencapai KKM sebesar 65 pada kelompok eksperimen sebanyak 12 siswa, sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 10 siswa. 4.4.2.2 Analisis Deskriptif Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Analisis deskriptif hasil post-test dilakukan untuk mengetahui nilai maksimum, nilai minimum dan rata-rata nilai post-test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Nilai post-test siswa kelas IV A sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai akhir setelah diberikan perlakuan dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.16 Tabel Deskriptif Nilai Post-test Kelompok Eksperimen Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EKSPERIMEN 21 55 100 89.29 13.256 Valid N (listwise) 21 Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai post-test dari kelompok eksperimen adalah 89,29 dengan nilai minimum 55 dan nilai maksimum 100, sedangkan standar deviasinya adalah 13,256. Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

68 Grafik 4.3 Grafik Histogram Nilai Post-test Kelompok Eksperimen Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data post-test kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hasil analisis deskriptif nilai post-test kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.17 Tabel Deskriptif Nilai Post-test Kelompok Kontrol Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KONTROL 22 40 100 78.86 17.990 Valid N (listwise) 22 Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai post-test kelompok kontrol adalah 78,86 dengan nilai minimumnya adalah 40 dan nilai maksimum 100, sedangkan standar deviasinya adalah 17,990. Berdasarkan tabel analisis deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

69 Grafik 4.4 Grafik Histogram Nilai Post-test Kelompok Kontrol Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data post-test kelompok kontrol berdistribusi normal. Hasil post-test kelas IVA sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai akhir setelah pemberian perlakuan dengan rata-rata 89,29 sedangkan rata-rata hasil post-test kelas IVB sebagai kelompok kontrol adalah 78,86. Terdapat selisih rata-rata nilai post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sebesar 10,43. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibanding dengan rata-rata pada kelompok kontrol. Siswa yang belum mencapai KKM sebesar 65 pada kelompok eksperimen hanya 1 siswa, sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 4 siswa. 4.4.3 Analisis Deskriptif Keaktifan Siswa Peneliti menggunakan teknik nontes yaitu obsevasi untuk mengukur keaktifan siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengamatan keaktifan siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan.

70 4.4.3.1 Analisis Deskriptif Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan Analisis deskriptif hasil observasi keaktifan siswa sebelum tindakan dilakukan untuk mengetahui nilai maksimum, nilai minimum dan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil observasi keaktifan siswa kelas IV A sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai keaktifan awal sebelum diberikan perlakuan dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.18 Tabel Deskriptif Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen Sebelum Tindakan Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EKSPERIMEN 21 31 55 40,67 5,517 Valid N (listwise) 21 Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil observasi keaktifan siswa dari kelompok eksperimen adalah 40,67 dengan nilai minimum 31 dan nilai maksimum 55, sedangkan standar deviasinya adalah 5,517. Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut: Grafik 4.5 Grafik Histogram Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen Sebelum Tindakan

71 Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data hasil observasi keaktifan siswa sebelum tindakan pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hasil analisis deskriptif hasil observasi keaktifan siswa kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.19 Tabel Deskriptif Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol Sebelum Tindakan Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KONTROL 22 33 51 40,50 5,040 Valid N (listwise) 22 Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil observasi keaktifan siswa dari kelompok kontrol adalah 40,50 dengan nilai minimum 33 dan nilai maksimum 51, sedangkan standar deviasinya adalah 5,040. Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut: Grafik 4.6 Grafik Histogram Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol Sebelum Tindakan

72 Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data hasil observasi keaktifan siswa sebelum tindakan pada kelompok kontrol berdistribusi normal. Hasil observasi keaktifan siswa sebelum diberikan perlakuan/ tindakan kelas IVA sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai keaktifan awal dengan rata-rata 40,67 sedangkan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa sebelum tindakan kelas IVB sebagai kelompok kontrol adalah 40,50. Terdapat selisih rata-rata nilai keaktifan siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sebesar 0,17. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibanding dengan rata-rata pada kelompok kontrol. Meskipun begitu perbedaan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa sebelum tindakan pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak berbeda jauh. 4.4.3.2 Analisis Deskriptif Keaktifan Siswa Setelah Tindakan Analisis deskriptif hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan juga dilakukan untuk mengetahui nilai maksimum, nilai minimum dan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil observasi keaktifan siswa kelas IV A sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai akhir keaktifan setelah diberikan perlakuan dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.20 Tabel Deskriptif Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen Setelah Tindakan Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EKSPERIMEN 21 46 69 53,57 6,554 Valid N (listwise) 21 Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil observasi keaktifan siswa dari kelompok eksperimen adalah 53,57 dengan nilai

73 minimum 46 dan nilai maksimum 69, sedangkan standar deviasinya adalah 6,554. Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut: Grafik 4.7 Grafik Histogram Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen Setelah Tindakan Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hasil analisis deskriptif hasil observasi keaktifan siswa kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.21 Tabel Deskriptif Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol Setelah Tindakan Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KONTROL 22 38 56 45,18 5,333 Valid N (listwise) 22 Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil observasi keaktifan siswa dari kelompok kontrol adalah 45,18 dengan nilai minimum 38 dan nilai maksimum 56, sedangkan standar deviasinya adalah 5,333. Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

74 Grafik 4.8 Grafik Histogram Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol Setelah Tindakan Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan pada kelompok kontrol berdistribusi normal. Hasil observasi keaktifan siswa setelah diberikan perlakuan/ tindakan kelas IVA sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai akhir keaktifan siswa dengan rata-rata 53,57 sedangkan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan kelas IVB sebagai kelompok kontrol adalah 45,18. Terdapat selisih rata-rata nilai keaktifan siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sebesar 8,39. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibanding dengan rata-rata pada kelompok kontrol. Berbeda dengan hasil observasi keaktifan siswa sebelum tindakan, hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol hasilnya memiliki perbedaan yang cukup besar yaitu 8,39. Akan tetapi untuk mengetahui apakah hasil tersebut berbeda secara signifikan maka harus dibuktikan dengan melakukan Uji beda atau Uji-t.

75 4.5 Hasil Analisis Data Penelitian 4.5.1 Uji-T Post-test Pengujian dengan menggunakan uji-t dilakukan terhadap hasil post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional. Data dianalisis dengan teknik uji-t atau t-test dengan menggunakan program SPSS for Windows Version 16.0. Tabel di bawah ini merupakan hasil dari uji-t hasil post-test antara kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Tabel 4.22 Hasil Uji-T Post-test Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Sig. (2- Mean Differe Std. Error Differe 95% Confidence Interval of the Difference F Sig. T df tailed) nce nce Lower Upper NILAI POST- TEST Equal variances assumed Equal variances not assumed 2.810.101 2.154 41.037 10.422 4.838.651 20.193 2.169 38.578.036 10.422 4.804.702 20.143 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil F hitung Levene s Test sebesar 2,810 dengan signifikansi 0,101 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki varians data yang sama atau homogen. Dikarenakan

76 data post-test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut homogen, maka hasil perhitungan yang digunakan adalah hasil pada asumsi Equal Variances Assumed. Dapat terlihat dari tabel diatas pada deret Equal Variances Assumed, nilai adalah 2,154 dengan signifikansi 0,037 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan rata-rata kedua kelompok adalah sebesar 10,422. Rata-rata hasil belajar siswa setelah perlakuan pada kelompok eksperimen adalah 89,29 dan rata-rata hasil belajar siswa setelah perlakuan pada kelompok kontrol adalah 78,86. Berdasarkan perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan metode konvensional. 4.5.2 Uji-T Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan Pengujian dengan menggunakan uji-t juga dilakukan terhadap hasil observasi keaktifan siswa setelah diberikan perlakuan atau tindakan. Pengujian ini juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil observasi keaktifan siswa antara kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional. Data yang akan dianalisis adalah data hasil observasi keaktifan siswa setelah perlakuan yang dianalisis dengan teknik uji-t atau t-test dengan menggunakan program SPSS for Windows Version 16.0. Tabel di bawah ini merupakan hasil dari uji-t nilai keaktifan siswa setelah tindakan antara kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran.

77 NILAI PASCA Equal variances assumed Equal variances not assumed Tabel 4.23 Hasil Uji-T Keaktifan Siswa Setelah Tindakan Levene's Test for Equality of Variances Independent Samples Test F Sig. T df Sig. t-test for Equality of Means (2- tailed) Mean Differ ence Std. Error Differ ence 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper,859,359 4,614 41,000 8,390 1,818 4,717 12,062 4,592 38,589,000 8,390 1,827 4,693 12,087 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil F hitung Levene s Test sebesar 0,859 dengan signifikansi 0,359 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki varians data yang sama atau homogen. Dikarenakan data hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut homogen, maka hasil perhitungan yang digunakan adalah hasil pada asumsi Equal Variances Assumed. Dapat terlihat dari tabel diatas pada deret Equal Variances Assumed, nilai adalah 4,614 dengan signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada keaktifan siswa setelah tindakan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan rata-rata kedua kelompok adalah sebesar 8,39. Rata-rata hasil observasi keaktifan siswa setelah perlakuan pada kelompok eksperimen adalah 53,57 dan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa setelah perlakuan pada kelompok kontrol adalah 45,18. Berdasarkan perbedaan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil observasi keaktifan siswa kelompok

78 eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan keaktifan siswa pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan yang menggunakan metode konvensional. 4.6 Hasil Uji Hipotesis 4.6.1 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa Hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab II harus di uji untuk mendapatkan keputusan hipotesis manakah yang diterima. Hipotesis yang pertama kaitanya dengan efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014. : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014. : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014. Dasar pengambilan keputusan hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Apabila sig. (2-tailed) > 0,05, maka diterima dan ditolak. 2. Apabila sig. (2-tailed) < 0,05, maka ditolak dan diterima. Berdasarkan hasil analisis pada tabel hasil uji-t post-test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terlihat bahwa sebesar 2,154 dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,037. Nilai signifikansi menunjukan lebih kecil dari 0,05 atau 0,037 < 0,05, sehingga ditolak dan diterima. Maka dapat

79 disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014. 4.6.2 Hasil Uji Hipotesis Keaktifan Siswa Hipotesis yang kedua kaitannya dengan efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap keaktifan siswa yaitu efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014. : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) tidak efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014. : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014. Dasar pengambilan keputusan hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Apabila sig. (2-tailed) > 0,05, maka diterima dan ditolak. 2. Apabila sig. (2-tailed) < 0,05, maka ditolak dan diterima. Berdasarkan hasil analisis pada tabel hasil uji-t keaktifan siswa setelah tindakan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terlihat bahwa sebesar 4,614 dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai signifikansi menunjukan lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05, sehingga ditolak dan diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014.

80 4.7 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil uji kedua hipotesis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014. Hasil uji-t terhadap hasil post-test menunjukan nilai sebesar 2,154 dengan nilai signifikansi 0,037. Nilai signifikansi menunjukan lebih kecil dari 0,05 atau 0,037< 0,05, sehingga ditolak dan diterima. Sedangkan hasil uji-t terhadap hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan menunjukan nilai sebesar 4,614 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi menunjukan lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05, sehingga ditolak dan diterima. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik daripada hasil belajar kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional. Selain itu kelompok eksperimen juga tergolong lebih aktif daripada kelompok kontrol. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014. Menurut Slavin (2010:4) pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Pendapat lain yaitu dari Suprihatiningrum (2013:210) berpendapat bahwa pembelajaran TGT menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dalam

81 pembelajaran, siswa dalam kelompok eksperimen juga dibagi dalam kelompokkelompok kecil yang heterogen. Selanjutnya, pembelajaran lebih banyak diisi dengan presentasi dan diskusi dalam bentuk turnamen dan pada akhirnya kelompok pemenang turnamen akan mendapatkan penghargaan. Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan maupun kelemahan, begitu pula dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Menurut Suarjana (Windarti, 2013:24) kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah lebih meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu, siswa dapat menguasai materi secara mendalam, proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa, mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain, motivasi belajar lebih tinggi, hasil belajar lebih baik, meningkatkan kebaikan budi kepekaan dan toleransi. Penelitian ini membuktikan bahwa pendapat dari Suarjana yang menyatakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat membuat pembelajaran berlangsung dengan keaktifan dari siswa dan memberikan hasil belajar yang lebih baik memang benar. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata hasil post-test kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil post-test kelompok kontrol. Selain itu, hasil observasi keaktifan siswa juga menunjukan bahwa kelompok eksperimen lebih aktif dibanding dengan kelompok kontrol. Dilihat dari sisi yang lain, model pembelajaran kooperatif tipe TGT juga memberikan manfaat berdasarkan kelebihannya. Dilihat dari sisi pencurahan waktu pada tugas, pembelajaran pada kelompok eksperimen lebih banyak mengalokasikan waktu dalam mengerjakan tugas-tugas dibanding dengan pembelajaran pada kelompok kontrol yang menggunakan model pembalajaran konvensional. Dilihat dari sisi penerimaan terhadap perbedaan individu, siswa pada kelompok ekperimen lebih dapat menerima perbedaan diantara mereka. Hal ini tampak dari kegiatan siswa di dalam kelompok yang mengedepankan kerjasama sehingga siswa harus mampu menyesuaikan diri dengan siswa lain yang ada dalam kelompoknya. Dilihat dari sisi penguasaan materi, siswa dalam kelompok eksperimen dapat dikatakan lebih menguasai materi. Hal ini dibuktikan

82 dengan hasil belajar yang lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar pada kelompok kontrol. Dilihat dari sisi proses mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain, siswa dalam kelompok eksperiman kemampuan bersosialisasi yang lebih baik dibanding dengan siswa dalam kelompok kontrol. Hal ini disesbabkan oleh pembelajaran dalam kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas sehingga mereka dituntut untuk saling berhubungan. Dilihat dari sisi motivasi belajar, siswa pada kelompok ekperimen tampak lebih termotivasi dalam belajar karena dalam pembelajaran, siswa tampak lebih antusias. Dilihat dari sisi kebaikan budi, kepekaan dan toleransi, siswa dalam kelompok eksperimen juga lebih baik. Hal ini tidak terlepas dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang membagi siswa dalam kelompok-kelompok sehingga kepekaan terhadap siswa lain dalam kelompok beserta toleransi antar siswa dalam kelompok akan lebih terbentuk untuk setiap siswa. Kendala yang dialami pada saat penelitian ini antara lain siswa menjadi sulit dikendalikan terutama pada saat diskusi. Selain itu untuk menentukan anggota kelompok yang benar-benar heterogen berdasarkan kesukuan tidak mungkin dilakukan karena semua murid di Kelas IV SD Cukil 01 merupakan keturunan suku Jawa. Oleh karena itu, heterogenitas pembagian kelompok didasarkan pada jenis kelamin, agama, dan prestasi akademik. Akan tetapi kendala seperti diatas dapat ditangani, dan apabila guru sudah terbiasa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT maka tidak akan ada lagi kesulitan dalam melakukan pembelajaran berkelompok.