PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA DI DESA SITUDAUN, KECAMATAN TENJOLAYA, KABUPATEN BOGOR Oleh: Asril Hafif Sachmud A 34201010 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
2 PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA DI DESA SITUDAUN, KECAMATAN TENJOLAYA, KABUPATEN BOGOR Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh Asril Hafif Sachmud A 34201010 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
3 RINGKASAN ASRIL HAFIF SACHMUD. Perencanaan Lanskap Agrowisata di Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Di bawah bimbingan HADI SUSILO ARIFIN. Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor merupakan desa kaya akan potensi alam pertanian dan perikanan dengan background pegunungan yang dapat dikembangkan sebagai kawasan agrowisata. Tapak memiliki luas 371,31 Ha dan terletak di sebelah barat Kota Bogor dengan jarak tempuh 15 km dari pusat kota tersebut. Pengembangan tapak melalui perencanaan lanskap agrowisata bertujuan agar lanskap pertanian yang ada dapat lebih berdaya guna, bernilai indah, berkelanjutan dengan pelestarian pertanian lokal, dan secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalamnya Metode dalam perencanaan lanskap agrowisata menggunakan metode Gold (1980) dengan pendekatan sumber daya alam dan harmonisasi aktivitas pertanian dan wisata. Proses perencanaan lanskap diawali dengan persiapan studi kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data dan analisis yang berkaitan dengan potensi dan kendala dalam pengembangan tapak. Dari hasil analisis data secara spasial dan deskriptif, diperoleh hasil sintesis berupa block plan, suatu rencana ruang yang diharapkan di dalam tapak. Tahap akhir dari proses perencanaan berupa perencanaan lanskap sebagai batasan dari studi ini. Produk akhir studi ini berbentuk site plan dengan kegiatan pendukung agrowisata di dalamnya. Konsep agrowisata yang dikembangkan pada tapak merupakan upaya memanfaatkan serta mengembangkan potensi sumberdaya alam secara optimal. Optimalisasi tapak sebagai kawasan agrowisata dilakukan dengan mengintegrasikan setiap elemen pembentuk lanskap yang diterjemahkan kedalam ruang dan sirkulasi agrowisata berdasarkan ragam aktivitas dan fasilitas serta penataan hijau yang akan dikembangkan. Konsep dasar perencanaan lanskap agrowisata di Desa Situdaun adalah pusat budidaya pertanian dan perikanan yang mendukung aktivitas wisata, sehingga dapat menjadi objek dan atraksi agrowisata berbasis pertanian dan perikanan. Dengan konsep tersebut, tapak diharapkan mampu mengakomodasi kebutuhan ruang untuk budidaya dan pengunjung, dengan menonjolkan karakter lanskap atau nilai-nilai ekologis pada tapak. Pengembangan tapak sebagai objek dan atraksi agrowisata harus mampu memberikan manfaat bagi lanskap itu sendiri maupun tanpa mengorbankan kepentingan ekologis. Oleh karena itu dalam konsep perencanaan tapak dikembangkan beberapa fungsi, yaitu fungsi budidaya, wisata, konservasi, pendidikan, dan ekonomi. Konsep ruang di dalam tapak dikembangkan berdasarkan potensi ruang yang telah ada yang terbentuk oleh pola penggunaan lahan diselaraskan dengan tujuan serta konsep dasar perencanaan yang diharapkan. Ruang di dalam tapak terbagi atas tiga ruang tujuan wisata, yaitu ruang agrowisata, ruang pendukung agrowisata serta ruang penyangga. Di dalam ruang agrowisata, terdapat sub-sub agrowisata pertanian dan perikanan sebagai tempat berlangsungnya atraksi aktivitas agrowisata. Ruang pendukung berfungsi memberikan kelengkapan,
kemudahan serta kenyamanan aktivitas agrowisata. Sedangkan ruang penyangga sebagai ruang konservasi pada tapak. Konsep aktivitas yang dikembangkan berdasarkan keikutsertaan pengunjung di dalam proses pertanian, sehingga terbagi atas aktivitas aktif dan aktivitas pasif. Konsep fasilitas yang dikembangkan adalah penyediaan fasilitas yang memberikan nilai fungsional, peletakan yang tepat, memiliki nilai estetik, mudah pemeliharaan serta mendukung karakter tapak. Sedangkan konsep sirkulasi dikembangkan dengan membedakan jalur pengunjung dan masyarakat sehingga keteraturan dan kenyaman bagi masing-masing tujuan tersebut dapat tercapai. Tapak merupakan kawasan yang cukup luas dengan pola pemanfaatan yang cukup beragam pula. Pola pemanfaatan lahan pertanian dan perikanan dengan produk bernilai komersial yang dihasilkan merupakan potensi dasar bagi pengembangan agrowisata. Lokasinya yang strategis karena dekat dan berada di antara beberapa objek wisata lainnya, seperti Kawasan Agroedutourism Kampus IPB Dramaga, Kampung Wisata Cinangneng, dan objek wisata Gunung Salak. Bahkan dengan keberadaan beberapa objek wisata ini, dapat diciptakan sebuah alur perjalanan wisata dari hilir ke hulu atau sebaliknya. Tiga akses masuk ke dalam tapak memudahkan dalam pengaturan jalur masuk-keluar pengunjung maupun masyarakat, sehingga mempermudah dalam hal keamanan dan kenyamanan. Pemandangan hamparan lahan budidaya dengan background pegunungan merupakan objek menarik yang terdapat di dalam tapak, didukung dengan variasi kondisi topografi memberikan kesan dinamis serta good view yang dapat menunjang konsep agrowisata yang diharapkan. Ruang agrowisata dibentuk berdasarkan potensi penggunaaan lahan dan jenis produk yang ada, sehingga terbagi atas ruang agrowisata pertanian (35,93 %) dan agrowisata perikanan (5,63 %). Ruang pendukung agrowisata dibagi atas ruang penerimaan (0,34 %) sebagai welcome area, ruang pelayanan (1,13%) sebagai ruang yang dapat memberikan pelayanan dan kemudahan bagi pengunjung, ruang transisi (0,4 %) sebagai ruang persiapan untuk mengarahkan dan memperkenalkan pengunjung terhadap ruang-ruang wisata di dalam tapak, ruang masyarakat (6,35 %) sebagai alokasi ruang bagi kehidupan mayarakat petani yang terdapat pada tapak. Ruang penyangga (50,21 %) pada tapak merupakan ruang konservasi untuk mempertahankan fungsi kawasan sebagai kawasan konservasi tanah dan air. Aktivitas yang dikembangkan di dalam tapak vditerjemahkan ke dalam keikutsertaan pengunjung dalam aktivitas pertanian, sehingga terbagi atas aktivitas aktif dan aktivitas pasif. Aktivitas aktif yang dikembangkan pada ruang agrowisata dapat berupa aktivitas budidaya yang mulai dari persiapan lahan hingga proses pasca panen. Sedangkan aktivitas pasif yang dikembangkan adalah aktivitas yang lebih rekreatif tanpa melibatkan pengunjung dalam proses budidaya secara langsung. Fasilitas yang disediakan pada tapak disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas yang dikembangkan serta konsep yang diharapkan. Jalur di dalam kawasan terbagi atas dua kepentingan yaitu bagi pengunjung dan masyarakat. Jalur pengunjung terbagi atas jalur primer, sekunder dan tersier. Jalur primer sebagai jalur utama wisata menghubungkan setiap ruang wisata di dalam tapak, sehingga menciptakan touring system, sebagai suatu sistem perjalanan wisata di dalam tapak. Jalur sekunder ditujukan bagi kendaraan sepeda dan jalur tersier ditujukan bagi pejalan kaki. Jalur masyarakat terbagi atas jalur 4
primer dan sekunder. Jalur primer bagi masyarakat ditujukan untuk kepentingan produksi dan angkutan umum, sedangkan jalur sekunder bagi hubungan lingkungan dan ketetanggaan. Pengembangan tata hijau pada tapak diarahkan sealami mungkin dengan memperhatikan fungsi pendukung vegetasi dalam membangun kualitas lingkungan agar bernilai indah dan berfungsi dengan baik, dan memperhatikan konfigurasi vegetasi eksisiting alami pada tapak. Fungsi tersebut diterjemahkan dalam penataan vegetasi estetis, pengarah, peneduh, dan konservasi untuk menjaga dan meningkatkan ketersediaan air di dalam tapak. Tanaman yang digunakan lebih mengutamakan jenis tanaman eksisiting dan intoduksi jenis vegetasi yang dapat mengkonservasi tanah dan air. Hal ini disebabkan karena vegetasi ini merupakan elemen lanskap yang sesuai dengan kondisi biofisik tapak, dan diwujudkan melalui penataan tanaman. Penataan hijau ini juga disesuaikan dengan tujuan perencanaan, fungsi tanaman dan ruang yang akan dikembangkan sehingga dapat menampung kegiatan yang ada di dalam tapak. 5
6 Judul : Perencanaan Lanskap Agrowisata di Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor Nama Mahasiswa : Asril Hafif Sachmud NRP : A 34201010 Program Studi : Arsitektur Lanskap Menyetujui, Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S. NIP. 131 430 805 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP 131 124 019 Tanggal Lulus :
7 RIWAYAT HIDUP Asril Hafif Sachmud lahir di Sibuhuan 24 September 1983 merupakan putra pertama dari empat bersaudara pasangan Samri Achyar dan Salmawati. Pendidikan dasar diselesaikan di SDN V Tanjung Balai Sumatera Utara pada tahun 1995. Tahun 1998 penulis menyelesaikan pendidikan menengah di SMPN 1 Kisaran dan melanjutkan dengan sekolah menengah atas SMUN 1 Kisaran dan lulus tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian.
8 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Judul studi ini berjudul Perencanaan Lanskap Agrowisata di Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS. selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan semangat, arahan, bimbingan, motivasi serta inspirasi bagi penulis. Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada kedua orang tua dan keluarga atas kasih sayang, cinta, doa dan dukungannya. Tidak lupa teima kasih kepada teman-teman lanskap atas semangat dan kebersamaannya, serta kepada seluruh pihak yang telah membantu hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat dan karunia-nya kepada kita semua. Amin Bogor, Juli 2008 Penulis
9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan... 2 1.3. Kegunaan... 3 1.4. Kerangka Pikir Studi... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA... 5 2.1. Perencanaan Lanskap... 5 2.1.1. Pengertian Lanskap dan Tapak... 5 2.1.2. Perencanaan Lanskap... 5 2.1.3. Proses Perencanaan Lanskap... 6 2.1.4. Produk Perencanaan Lanskap... 8 2.2. Rekreasi dan Wisata... 8 2.2.1. Pengertian Rekreasi dan Wisata... 8 2.2.2. Sumberdaya Wisata... 10 2.2.3. Objek dan Atraksi Wisata... 11 2.2.4. Pelayanan Wisata... 11 2.2.5. Produk Wisata... 12 2.2.6. Perencanaan Kawasan Rekreasi... 12 2.2.7. Daya Dukung Rekreasi... 13 2.3. Agrowisata... 14 2.3.1. Pengertian Agrowisata... 14 2.3.2. Manfaat Agrowisata... 16 2.3.3. Lanskap Agrowisata... 16 2.3.4. Ruang Lingkup Agrowisata... 17 2.3.5. Perencanaan dan Pengembangan Agrowisata... 18 2.3.6. Saran dan Prasaran Pendukung Agrowisata... 19 III. METODOLOGI... 21 3.1. Lokasi dan Waktu Studi... 21 3.2. Metode Studi... 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 27 4.1. Data dan Analisis... 27 4.1.1. Aspek Bio Fisik... 27 4.1.1.1. Letak, Luas, dan Aksesbilitas.... 27 4.1.1.2. Iklim... 32 4.1.1.3. Tanah... 39 4.1.1.4. Topografi dan Kemiringan Lahan... 40 4.1.1.5. Vegetasi... 44 4.1.1.6. Satwa... 47
10 4.1.1.7. Hidrologi... 48 4.1.1.8. Sensuous Quality... 55 4.1.1.9. Tata Guna Lahan... 57 4.1.1.10. Fasilitas dan Ultilitas... 61 4.1.2. Aspek Sosial... 63 4.1.2.1. Kpendudukan, keinginan pengguna tapak... 63 4.2. Sintesis... 66 4.3. Konsep Perencanaan... 70 4.3.1. Konsep Dasar... 70 4.3.2. Pengembangan Konsep... 72 4.3.2.1. Konsep Ruang... 72 4.3.2.2. Konsep Aktivitas dan Fasilitas... 73 4.3.2.3. Konsep Sirkulasi... 75 4.3.2.4. Konsep Tata Hijau... 76 4.4. Perencanaan... 78 4.4.1. Rencana Ruang... 78 4.4.2. Rencana Aktivitas dan Fasilitas... 83 4.4.3. Rencana Sirkulasi... 93 4.4.4. Rencana Tata Hijau... 97 4.4.5. Touring Plan... 101 V. KESIMPULAN DAN SARAN... 105 5.1. Kesimpulan... 105 5.2. Saran... 106 DAFTAR PUSTAKA... 107 LAMPIRAN... 110