RANCANGAN MODEL PENILAIAN KINERJA DENGAN METODE MANAJEMEN BERDASARKAN SASARAN (MANAGEMENT BY OBJECTIVE) DAN PENSKALAAN GRAFIK DI PT ACI

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II URAIAN TEORITIS. 25%, sedangkan sisanya 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

7 SUMBER DAYA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MSDM Materi 14 Audit SDM

MSDM Materi 14. Audit SDM. 1

Prepared by Farlianto. /

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

MANAJEMEN KINERJA. Paradigma Baru Dalam Memanajemeni. Oleh: Rojuaniah Dosen FE - UIEU

BAB I. Pendahuluan. Pada masa sekarang ini perekonomian bangsa Indonesia telah memasuki era

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

I. PENDAHULUAN. Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penentu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan

BEHAVIORAL EVENT INTERVIEW. Materi Pelatihan B.E.I. di Jakarta (Peserta: Ir. Benny Waluyo, M.M.)

Perancangan Instrumen Sistem Penilaian Kinerja Dosen Berbasis Spreadsheet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KINERJA COMPILED BY: IY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB X MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK WIJAYAKUSUMA NOMOR: 052/PER.DIR/RSKIA.WK/III/2017 Tentang PANDUAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN

Manajemen Penilaian dan Memaksimalkan Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat

Human Resource Management System

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI DOSEN SEBAGAI BENTUK PENILAIAN KINERJA. Liche Seniati Chairy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya.

Oleh :Drs. H. Eldison., M.Pd.I Widyaiswara Madya Bdk Padang

II. TINJAUAN PUSTAKA Penilaian Kinerja Pengertian Penilaian Kinerja

APA ARTI KINERJA / PERFORMANCE?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

Manajemen Penilaian dan Memaksimalkan Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.

I. PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis semakin pesat yang didukung oleh kemajuan

DAFTAR ISI. 1. Siapa kami Visi & Misi Organisasi 3. Core Value 4. Unit Layanan 5. Lokasi 6. Kontak kami

BAB I PENDAHULUAN. mencapainya, ada beberapa cara yang perlu diperhatikan. Salah satunya


BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. komponen penting dalam mencapai kinerja. Robbins (2007) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Transisi dari zaman industri (abad dua puluh) menuju zaman knowledge economy

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

Manajemen Kinerja Wright, 2012

BAB 2 LANDASAN TEORI

Strategic Human Resource Management

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

Ilmu Administrasi Bisnis. Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati

BAB IX MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

Analisis dan Desain Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi kinerja karyawan yang dimiliki. Kinerja karyawan adalah hasil

Human Resource Diagnostic

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karyawan atau pegawai di suatu organisasi atau perusahaan

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu

Shirley Fakultas Psikologi Universitas Medan Area

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan. sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia

PERAN MANAJEMEN KINERJA DAN IMBALAN/KOMPENSASI DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAN MENUMBUHKAN PERFORMANCE SUMBER DAYA MANUSIA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. khususnya dalam pencapaian target pendapatan. Deskripsi pekerjaan yang. mencapai tujuan kinerja organisasi.

Dokumen ini dapat digunakan, disalin, disebarluaskan baik sebagian ataupun seluruhnya dengan syarat mencantumkan sumber asli.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Proses Manajemen Kinerja

ORIENTASI KONSEP PO YUDHA PRAKASA, S.AB, M.AB L/O/G/O

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau penilaian prestasi kerja, agar proses manajemen berjalan dengan baik.

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. ALFA RETAILINDO KARTASURA SURAKARTA

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Manajemen Kinerja dalam Kerangka Reformasi Birokrasi. Disusun oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. notabene berarti mitra kerja organisasi atau perusahaan. Perusahaan dalam

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS WEB PADA PT. SUCOFINDO APPRAISAL UTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan.

Transkripsi:

RANCANGAN MODEL PENILAIAN KINERJA DENGAN METODE MANAJEMEN BERDASARKAN SASARAN (MANAGEMENT BY OBJECTIVE) DAN PENSKALAAN GRAFIK DI PT ACI 1 1 Program Studi Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang (linda.siregar@ubpkarawang.ac.id) Abstrak Dalam sebuah perusahaan, kinerja karyawan dapat dikatakan sebagai hasil atau tingkat keberhasilan karyawan secara keseluruhan, selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Dengan adanya penilaian kinerja maka perusahaan akan mengetahui seberapa baik karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, hal ini dikarenakan semakin baik karyawan dalam melaksanakan pekerjaan, maka akan semakin banyak kontribusi yang dapat diberikan karyawan terhadap perusahaan, dan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan, maka karyawan tersebut harus mendapatkan imbalan (reward) yang adil sesuai dengan kinerjanya. Noe dkk (2003:388) berpendapat bahwa penilaian kinerja merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi untuk memperoleh informasi tentang seberapa baik karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. PT ACI merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa manajemen sumber daya manusia, dimana dalam pengelolaan karyawannya belum memiliki model penilaian kinerja yang bersifat obyektif. Melihat pentingnya fungsi penilaian kinerja ini, maka penelitian ini dimaksudkan untuk merancang model penilaian kinerja secara lebih efektif sesuai dengan visi dan misi perusahaan, yaitu dengan menggabungkan metode manajemen berdasarkan sasaran (management by objective) dan metode penskalaan grafik. Dalam penyusunan model penilaian kinerja dengan metode manajemen berdasarkan sasaran (management by objective) dan metode penskalaan grafik, dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu tahap pertama adalah perencanaan pembuatan model penilaian kinerja, kedua analisis jabatan, ketiga penyusunan metode manajemen berdasarkan sasaran (management by objective), keempat penyusunan metode penskalaan grafik dan kelima adalah penyusunan formulir penilaian kinerja. Pembuatan rancangan penilaian kinerja ini akan menggunakan metode kuesioner, observasi dan juga wawancara untuk mendapatkan dan mengumpulkan informasi dan data. Kata Kunci : Penilaian kinerja, Metode manajemen berdasarkan sasaran (management by objective), Metode penskalaan grafik. Psychophedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 20

PENDAHULUAN Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat, setiap perusahaan tentu akan melakukan berbagai cara untuk dapat bertahan dan memenangkan setiap persaingan. Salah satu kunci sukses dalam menghadapi era globalisasi ini adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia (selanjutnya disebut SDM) untuk menjadi terampil, terlatih dan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara maksimal. Perusahaan dapat memiliki SDM yang terampil dan terlatih dengan cara memberikan pelatihan, pendidikan dan juga bimbingan ke seluruh SDM yang ada, hanya saja untuk menghasilkan prestasi kerja yang tinggi, karyawan tidak hanya membutuhkan keterampilan dalam bekerja, tetapi juga harus memiliki keinginan dan dorongan untuk dapat berprestasi, dimana hal ini juga dipengaruhi oleh sistem imbalan yang diberikan perusahaan. Menurut A.S Munandar (2001:286) imbalan terhadap hasil kerja serta pengalaman karyawan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya, menentukan tinggi rendahnya tingkat kepuasan kerja karyawan tersebut, kepuasan kerja memiliki pengaruh tertentu terhadap motivasi kerja karyawan. Kepuasan kerja ikut ditentukan oleh ketepatan dan juga keadilan dalam pemberian imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan sebagaimana yang dipersepsikan oelh karyawan tersebut. Imbalan ini dapat dipersepsikan sebagai adil dan tepat oleh tenaga kerja jika sebelumnya telah dilakukan pengukuran yang baik dari kinerja karyawan, atau yang lebih sering dikenal dengan istilah penilaian kinerja (performance appraisal). Penilaian kinerja adalah suatu proses yang dilakukan oleh organisasi untuk memperoleh informasi tentang seberapa baik karyawan dalam melakukan tugasnya (Noe dkk, 2003:328). Semakin baik karyawan dalam melakukan tugasnya, maka akan semakin banyak kontribusi yang akan diberikan karyawan kepada perusahaan atau organisasi. Informasi yang diperoleh dari proses penilaian kinerja ini dapat menemukenali siapa saja karyawan berbakat yang ada dalam perusahaan tersebut, hal ini penting bagi masa depan dan kebutuhan berkembang dari perusahaan. Aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja ini menurut A.S Munandar (2001:287) mencakup aspek kepribadian, perilaku kerja dan hasil kerja karyawan, yang dianggap menunjang kinerjanya, kemudian dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan tentang tindakan-tindakan yang berkaitan dengan sumber daya manusia, baik itu gaji, promosi, pelatihan dan pengembangan dan lain sebagainya. Untuk menghindari dampak negatif dari penilaian kinerja, maka perlu dibuat sebuah model dan sistem penilaian yang efektif dan efisien, hal ini dapat tercapai bila sasaran kerja Psychophedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 21

setiap karyawan telah ditetapkan bersama antara atasan dan bawahan, sesuai dengan sasaran kerja perusahaan. PT ACI merupakan perusahaan jasa manajemen SDM yang melayani kebutuhan perusahaan nasional dan juga multinasional di Indonesia. Sejalan dengan berkembangnya perusahaan maka pihak manajemen juga dituntut untuk memiliki sebuah sistem pengelolaan SDM yang baik dan menyeluruh, termasuk didalamnya adalah sistem penilaian kinerja yang baik. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya jumlah karyawan maka akan semakin sulit untuk menilai kinerja dengan cara yang paling sederhana, seperti sekedar mengamati atau mendengar laporan dari karyawan lain. Cara penilaian kinerja yang cenderung bersifat subjektif ini, dapat pula menjadi timbulnya konflik dalam perusahaan, untuk itu diperlukan sebuah sistem penilaian kinerja yang lebih obyektif dengan tujuan dapat menciptakan lingkungan kerja yang adil dan kompetitif, seimbang dengan lingkungan, guna meningkatkan produktifitas kerja pegawai, yang pada akirnya akan merefleksi pada peningkatan kinerja perusahaan. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja merupakan kajian sistematik tentang kondisi kerja karyawan yang dilaksanakan secara formal dan dikaitkan dengan standar kerja yang telah ditentukan perusahaan (Veitzal Rivai dkk, 2005:18). Disamping itu Noe dkk (2003:388) berpendapat bahwa penilaian kinerja merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi untuk memperoleh informasi tentang seberapa baik karyawan dalam melakukan pekerjaannya, semakin baik karyawan dalam melaksanakan pekerjaan, maka akan semakin banyak kontribusi yang dapat diberikan karyawan terhadap perusahaan, dan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan, maka karyawan tersebut harus mendapatkan imbalan (reward) yang adil sesuai dengan kinerjanya. Menurut Munandar (2001: 287) penilaian kinerja adalah sebuah proses penilaian dari ciri-ciri kepribadian, perilaku kerja dan hasil kerja dari karyawan baik itu pekerja maupun manajer, yang dianggap menunjang kinerja dan juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan tentang tindakan-tindakan di bidang ketenagakerjaan terhadap karyawan tersebut. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Tujuan dan manfaat dari penilaian kinerja menurut Veitzal Rivai (2006:312) antara lain untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan selama ini, mendorong pertanggung jawaban dari karyawan, untuk membedakan antara karyawan yang satu dengan yang lain, meningkatkan motivasi kerja, sebagai salah satu sumber informasi untuk perencanaan SDM, membantu menempatkan karyawan dengan pekerjaan yang Psychophedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 22

sesuai untuk mencapai hasil yang baik secara menyeluruh, sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan gaji, upah, insentif, kompensasi dan berbagai imbalan lainnya, untuk mengetahui efektifitas kebijakan SDM, seperti seleksi, rekrutmen, pelatihan dan analisis pekerjaan sebagai komponen yang saling ketergantungan diantara fungsi-fungsi SDM, selain itu tujuan penilaian kinerja juga untuk dijadikan sebagai dasar dalam pemutusan hubungan kerja dan juga pemberian sangsi. Manfaat dari penilaian kinerja antara lain sebagai posisi tawar antara perusahaan dengan karyawan, memperbaiki kinerja karyawan, penyesuaian kompensasi, membantu dalam membuat keputusan penempatan karyawan dan juga sebagai umpan balik ke departemen SDM terkait sistem dan program pengelolaan karyawan. Proses Penilaian Kinerja Penilaian kinerja terdiri dari tiga proses, pertama mendefiniskan kinerja, kedua menilai kinerja dan ketiga memberikan umpan balik (Noe dkk: 2003:327) Mendefi nisikan kinerja (Analisa jabatan) Penilaian Kinerja Umpan Balik Gambar 1 Proses Penilaian Kinerja Mendefinisikan kinerja dilakukan dengan cara menspesifikasikan aspek-aspek dari kinerja, standar yang relevan dan persyaratan jabatan yang berkaitan dengan kompetensi karyawan yang bersangkutan, proses ini dilakukan melalui analisa jabatan. Kedua, mengukur aspek-aspek dari kinerja yanng telah ditetapkan melalui penilaian kinerja. Menilai kinerja berarti membandingkan kinerja aktual dengan standar-standar yang telah ditetapkan, hal ini mencakup beberapa jenis formulir penilaian. Ketiga, memberikan umpan balik kepada karyawan melalui sesi umpan balik kinerja, sehingga para karyawan dapat menyesuaikan kinerja dengan sasaran perusahaan. Umpan balik kinerja juga sering dikaitkan dengan reward melalui sistem kompensasi, selain itu pada proses ini dibahas pula mengenai kemajuan karyawan dan juga rencana selanjutnya untuk perkembangan apa saja yang diharapkan dari karyawan tersebut. Psychophedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 23

Kriteria Model Penilaian Kinerja yang Efektif Model penilaian kinerja seperti apa yang akan dipilih untuk digunakan harus tergantung pada kebutuhan dan tujuan masing-masing organisasi. Cascio (2003: 35) menyarankan agar penilaian kinerja berjalan secara efektif hendaknya memenuhi syarat-syarat berikut ini: a. Relevan Hal-hal atau faktor-faktor yang diukur adalah yang relevan (terkait) dengan pekerjaannya, apakah itu ouput-nya, proses atau input-nya. b. Sensitif Beberapa ukuran harus mampu mencerminkan perbedaan antara penampilan nilai tinggi dan rendah, penampilan tersebut harus dapat membedakan dengan teliti tentang perbedaan kinerja. c. Reliabel Ukuran kinerja harus konsisten, yang paling penting adalah konsistensi ukuran kinerja, jika ada dua penilai mengevaluasi pekerja yang sama, mereka perlu menyimpulkan hal serupa menyangkut hasil mutu pekerja d. Dapat diterima Sistem yang digunakan harus dapat dimengerti oleh karyawan yang menjadi penilai maupun yang dinilai dan memfasilitasi komunikasi aktif dan konstruktif antara keduanya. e. Praktis Semua instrumen, misalnya formulir yang digunakan, harus mudah digunakan oleh kedua belah pihak, tidak rumit dan berbelit-belit. Metode Manajemen Berdasarkan Sasaran Metode ini memfokuskan pada hasil yang diperoleh atau dicapai oleh karyawan yaitu output dari kinerja. Ahmad Ruky (2006:68) menyebutnya dengan result oriented performance management. Menurut Veitzal Rivai (2005: 336) manajemen berdasarkan sasaran (management by objective) selanjutnya disebut MBO adalah suatu bentuk penilaian dengan melibatkan karyawan dan penyelia dengan bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang. Elemen-elemen dalam MBO adalah: a). Key Result Area (KRA) b). Indikator c). Standar Hasil Kerja d). Pengukuran Psychophedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 24

Langkah-langkah dalam menyusun model penilaian kinerja berdasarkan MBO menurut Ahmad Ruky (2006:230) diantaranya: a. Merumuskan tujuan jabatan yang harus dicapai oleh pemegang jabatan. b. Merumuskan KRA c. Menentukan bobot untuk setiap KRA d. Menetapkan sasaran (indikator) e. Menetapkan standar prestasi f. Peninjauan prestasi g. Umpan balik Metode Penskalaan Grafik (Graphic Rating Scale) Sistem penskalaan grafik adalah metode yang memfokuskan penilaian pada karyawan yang melakukan pekerjaan dan bukan pada hasil kerjanya. Hal-hal yang dinilai adalah persyaratan atau karakteristik keperibadian yang harus dipenuhi oleh karyawan agar mereka mampu atau akan melaksanakan tugas-tugasnya dengan tepat, benar dan sempurna, yang pada akhirnya dapat mencapai prestasi yang baik (Ahmad Ruky, 2006:41) Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun model penilaian kinerja berdasarkan penskalaan grafik adalah: a. Mengidentifikasi sejumlah ciri atau karakteristik yang dianggap penting dan menentukan bagi keberhasilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya. b. Menentukan skala poin, yang ditentukan biasanya berkisar antara lima sampai tujuh poin. METODE PENELITIAN Subyek Penelitian Pada pelaksanaan penyusunan model penilaian kinerja di PT ACI, difokuskan pada jabatan-jabatan yang berada di bawah Direktur Operational, antara lain: Strategic and Staffing Manager, Selection Unit Head, Resourcing Unit Head, Training and Development Staff dan Administration Staff. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan informasi mengenai sasaran kerja individu dan kompetensi yang dibutuhkan oleh pemegang jabatan pada proses penyusunan model penilaian kinerja ini digunakan metode kuesioner, wawancara dan observasi. Psychophedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 25

1. Kuesioner/Daftar Pertanyaan Melalui metode ini karyawan diminta untuk menjawab pertanyaan, yang telah disusun, dimana daftar pertanyaan tersebut berisi tentang uraian pekerjaan dan persyaratan jabatan, yang nantinya akan digunakan untuk menyusun model penilaian kinerja berbasis MBO dan penskalaan grafik. 2. Wawancara (Interview) Proses pengumpulan data dilakukan juga dengan cara wawancara. Wawancara merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pekerjaan, karena relatif sederhana dan cepat untuk mengumpulkan informasi, termasuk informasi yang mungkin tidak pernah muncul dalam bentuk tertulis (Dessler, 2004: 93). Dalam metode wawancara penulis akan melakukan dua kali wawancara, yaitu wawancara dengan pemegang jabatan dan yang kedua adalah dengan atasan dari jabatan yang dianalisis. 3. Metode Observasi Keuntungan dari metode ini adalah untuk mendapatkan informasi yang kemungkinan tidak disebutkan dalam wawancara, selain itu ada beberapa karyawan atau pemegang jabatan yang kesulitan untuk menjelaskan apa yang dilakukannya (Aamodt, 2004:42) Tahapan Pelaksanaan Penyusunan Model Penilaian Kinerja Tahap Perencanaan a. Mengumpulkan data pendukung b. Menentukan Pihak yang Terlibat Tahap Analisa Jabatan a. Pembagian dan pengisian kuesioner untuk setiap posisi yang dianalisis. b. Wawancara dengan pemegang jabatan untuk mendapatkan informasi mengenai tugas-tugas dan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh posisi yang dianalisis c. Wawancara dengan atasan dari tiap-tiap posisi yang dianalisis sebagai cross check dalam rangka mendapatkan informasi aktual mengenai wewenang dan tanggung jawab pemegang jabatan, tugas-tugas yang dilakukan bawahan, target kerja dari posisi dibawahnya serta pembobotan dari setiap indikator. Psychophedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 26

Tahap Penyusunan Metode MBO a. Melakukan wawancara atasan dari pemegang jabatan untuk menentukan KRA, indikator serta standar-standar kerja serta pembobotannya b. Pemberian formulir kesepakatan kerja karyawan dengan pemegang jabatan Tahap Penyusunan Metode Penskalaan Grafik a. Mengidentifikasi kompetansi untuk masing-masing jabatan, berdasarkan pada uraian dan persyaratan jabatan. b. Memberikan definisi dan tingkatan untuk setiap kompetensi. c. Menetapkan bobot untuk setiap aspek kompetensi. Tahap Penyusunan Formulir Penilaian Kinerja Setelah sasaran kerja dan kompetensi teridentifikasi maka langkah selanjutnya adalah menyusun formulir penilaian kinerja yang terdiri dari petunjuk penggunaan formulir penilaian kinerja, aspek-aspek hasil (result), aspek-aspek kompetensi, total keseluruhan nilai, predikat potensi karyawan, rencana pengembangan kinerja serta komentar dan rekomendasi. PEMBAHASAN Gambaran Umum PT ACI PT ACI merupakan perusahaan jasa manajemen SDM yang melayani kebutuhan perusahaan nasional dan juga multinasional di Indonesia. PT ACI berdiri sejak tahun 2006 dan beralamat di Jakarta Selatan. Visi yang dimiliki oleh PT ACI adalah menjadi pemimpin dalam dunia Outsourcing, sedangkan Misinya adalah menciptakan awareness dikalangan perusahaan pengguna jasa outsourcing, memberikan kandidat sumber daya manusia yang sesuai persyaratan klien dan memberikan pelayanan yang cepat tanggap untuk menjamin kelanggenngan hubungan kerja. Pelaksanaan Penyusunan Model Penilaian Kinerja Pelaksanaan penyusunan model penilaian kinerja ini melalui beberapa tahapan, yaitu: 1. Tahap perencanaan dalam pembuatan model penilaian kinerja, yaitu dengan mengumpulkan data pendukung seperti visi, misi perusahaan, struktur organisasi Psychophedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 27

serta uraian jabatan sebagai dasar dari pembuatan sasaran kerja dan kompetensi masing-masing jabatan. Disamping itu ditentukan pula siapa saja yang nantinya akan terlibat dalam proses pembuatan model penilaian kinerja (pemegang jabatan dan atasan langsung) 2. Tahap analisa jabatan a. Memberikan kuesioner b. Mewawancarai dan melakukan observasi terhadap pemegang jabatan c. Melakukan cross check hasil wawancara dengan pemegang jabatan mengenai uraian dan persyaratan jabatan kepada penyelia. 3. Penyusunan metode MBO a. Mewawancarai atasan dari pemegang jabatan untuk menentukan KRA, indikator, standar-standar kerja serta pembobotannya. b. Pemberian formulir kesepakatan kerja karyawan dengan pemegang jabatan. Setelah memperoleh informasi dari penyelia mengenai sasaran kerja pemegang jabatan atau bawahannya, dilakukan konfirmasi kepada pemegang jabatan untuk mengetahui kesanggupan dan persetujuan dari pemegang jabatan terhadap sasaran kerja yang telah ditetapkan. 4. Penyusunan metode penskalaan grafik a. Mengidentifikasi kompetensi untuk masing-masing posisi. Pada proses ini identifikasi kompetensi dilakukan berdasarkan hasil analisa terhadap wewenang, fungsi, uraian dan persyaratan jabatan serta hasil observasi untuk masing-masing posisi. b. Memberikan definisi dan tingkatan untuk setiap kompetensi. Definisi kompetensi diadaptasi dari model kompetensi LOMA S Competency Dictionary, Sistem Manajemen Kinerja (Ahmad Ruky, 2006) serta Performance Appraisal (Veitzal Rivai, 2005) c. Menetapkan bobot untuk setiap kompetensi kepada penyelia. Melakukan konfirmasi mengenai kompetensi yang telah disusun, sekaligus meminta penyelia untuk memberikan bobot untuk masing-masing kompetensi pada setiap jabatan, sisa bobot untuk aspek kompetensi adalah 40% 5. Penyusunan formulir penilaian kinerja a. Petunjuk penggunaan formulir penilaian kinerja, berisikan uraian penjelasan mengenai tata cara pengisian, baik cara memilih maupun penghitungan nilai dari setiap aspek yang ada. b. Aspek-aspek hasil. Bagian ini terdiri dari KRA, bobot, indikator, standar hasil kerja serta total score. Setiap KRA memiliki bobot tersendiri sesuai dengan derajat kepentingannya, yang biasanya ditetapkan oleh atasan langsung. Total Psychophedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 28

keseluruhan dari aspek hasil adalah 60%, hal ini merupakan kebijakan dari pihak manajeman yang pada kesempatan ini diwakili oleh Strategic and Staffing Manager. c. Aspek-aspek kompetensi. Bagian ini terdiri dari aspek kompetensi, score, bobot, dan total score. Setiap aspek kompetensi memiliki bobot tersendiri sesuai dengan derajat kepentingannya, yang biasanya ditetapkan oleh atasan langsung. d. Total keseluruhan nilai. Keseluruhan nilai dari kinerja merupakan penjumlahan dari total hasil dan kompetensi, yang selanjutnya akan dibandingkan dengan norma yang ditetapkan oleh pihak manajemen, yang dapat dilihat pada kolom predikat potensi karyawan. e. Predikat potensi karyawan, merupakan norma dari total keseluruhan score nilai hasil dan kompetensi. Tabel 1 Predikat Potensi Karyawan. Predikat Potensi Karyawan Istimewa (>100%) Cukup (50% 75%) Baik (75% - 100 %) Kurang (<50%) f. Rencana pengembangan kinerja. Bagian rencana pengembangan ini terdiri dari dua bagian yaitu pertama tabel kosong yang akan diisi mengenai materi pelatihan yang dibutuhkan dan hal-hal yang harus dikembangkan dari diri karyawan. Kedua, tabel kosong yang akan diisi apabila ada area-area yang perlu diperbaiki melalui pendekatan coaching dan counseling. g. Komentar dan rekomendasi. Bagian ini disediakan agar penyelia memberikan komentar secara keseluruhan tentang hasil kerja serta kompetensi karyawan yang bersangkutan, setelah itu berdasarkan penilaian yang diberikan, penyelia memberikan rekomendasi berupa mutasi, promosi dan lain sebagainya Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa terhadap Visi, Misi dan lingkup bisnis perusahaan yang lebih cenderung berorientasi terhadap target diterimanya kandidat tenaga kerja oleh klien perusahaan tersebut, maka dalam penyusunan model penilaian kinerja ini, penulis menggabungkan dua metode penilaian kinerja yaitu metode MBO dan penskalaan grafik, yang memadukan antara aspek hasil dan kompetensi. Psychophedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 29

Saran Saran Teoritis Perlu dilakukannya penelitian yang lebih banyak terkait dengan penerapan model penilaian kinerja MBO dan penskalaan grafik seperti melalui survei dan lain sebaginya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang kelebihan dan kekurangan dari penerapan metode ini. Saran Praktis a. Penerapan model penilaian kinerja ini perlu adanya komitmen dari pihak manajemen puncak (top management) b. Pihak penyelia sebaiknya mengkomunikasikan aspek-aspek yang akan dinilai kepada karyawan (bawahan), sehingga karyawan merasa dilibatkan yang selanjutnya dapat mendorong timbulnya rencana atau tindakan untuk mencapai aspek-aspek yang akan dinilai secara maksimal c. Setelah aspek yang akan dinilai ditetapkan, sebaiknya atasan membantu karyawan dengan melakukan monitoring, coaching dan counseling. DAFTAR PUSTAKA Achmad S. Ruky, 2006. Sistem manajemen kinerja, performance management system. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama. Ashar Sunyoto Munandar. 2001. Psikologi industri dan organisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Desslers, Gary. 2004. Manajemen sumber daya manusia.terjemahan. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. LOMA S Competency dictionary, 1998. Noe, Raymond A.dkk. 2003. Human resources management. New York. Mac Graw Hill Veithzal Rivai, 2006. Manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Psychophedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 30