LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2017"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 207 Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Kementerian Perindustrian 208

2

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL iii BAB I. PENDAHULUAN.. Tugas Pokok dan Fungsi Peran Strategis Puslitbang Hijau dan Lingkungan Hidup Struktur Organisasi BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.. Rencana Strategis Organisasi Rencana Kinerja Rencana Anggaran Penetapan Kinerja... 3 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.. Analisis Capaian Kinerja Akuntabilitas Keuangan BAB IV. PENUTUP 4.. Kesimpulan Permasalahan dan Kendala Saran dan Rekomendasi... 3 LAMPIRAN Perjanjian Kinerja Pengukuran Rencana Aksi ii

4 DAFTAR TABEL Halaman Tabel. Komposisi Pegawai Pusat Penelitian dan Pengembangan Hijau dan Lingkungan Hidup... 7 Tabel 2. Rencana Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hijau dan Lingkungan Hidup... 2 Tabel 2.2 Daftar Program dan Kegiatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hijau dan Lingkungan Hidup... 3 Tabel 3. Capaian Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hijau dan Lingkungan Hidup berdasarkan Renstra Puslitbang Hijau dan Lingkungan Hidup Tahun Tabel 3.2 Matriks Alur IKU BPPI Sampai Perjanjian Kinerja TA Tabel 3.3 Capaian Rencana Aksi Per Triwulan Tahun Anggaran Tabel 3.4 Realisasi Keuangan Berdasarkan Renstra TA Tabel 3.5 Realisasi Keuangan Berdasarkan Perjanjian Kinerja TA Tabel 3.6 Realisasi Anggaran Kegiatan Per Triwulan iii

5 BAB I PENDAHULUAN. Tugas Pokok dan Fungsi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hijau dan Lingkungan Hidup (Puslitbang IHLH), merupakan salah satu Pusat yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No.07/MIND/PER//205 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian. Adapun yang menjadi Tugas dan Fungsi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hijau dan Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut :. Tugas Melaksanakan tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang industri hijau, lingkungan hidup, manajemen energi dan air. 2. Fungsi a. penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program serta pelaksanaan, penelitian, pengkajian dan pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang industri hijau; b. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pelaksanaan penelitian, pengkajian dan pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang lingkungan hidup; c. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pelaksanaan penelitian, pengkajian dan pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang manajemen energi dan air; dan d. pelaksanaan urusan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan kinerja, tata usaha dan rumah tangga pusat. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH

6 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hijau dan Lingkungan Hidup (Puslitbang IHLH), terdiri dari: a. Bidang Hijau mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pelaksanaan, penelitian, pengkajian dan pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang industri hijau. Dalam melaksanakan tugas Bidang Pengkajian Hijau, menyelenggarakan fungsi : ). penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pelaksanaan, penelitian, pengkajian dan pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang industri hijau; dan 2). Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengembangan promosi dan kerja sama industri hijau. Bidang Hijau terdiri dari : ). Subbidang Standardisasi Hijau mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pelaksanaan, penelitian, pengkajian dan pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan standardisasi industri hijau. 2). Subbidang Promosi dan Kerja Sama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengembangan promosi dan kerja sama. b. Bidang Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pelaksanaan, penelitian, pengkajian dan pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang lingkungan hidup. Dalam melaksanakan tugas Bidang Lingkungan Hidup menyelengarakan fungsi : ). penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan penelitian, pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi kebijakan lingkungan hidup sektor industri; dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 2

7 2). penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan penelitian, pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi, pelaporan pengendalian lingkungan hidup sektor industri. Bidang Lingkungan Hidup terdiri dari : ). Subbidang Harmonisasi Kebijakan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan penelitian, pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi lingkungan hidup sektor industri. 2). Subbidang Pengendalian Lingkungan Hidup mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan penelitian, pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengendalian lingkungan hidup sektor industri. c. Bidang Manajemen Energi dan Air mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pelaksanaan, penelitian, pengkajian dan pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang manajemen energi dan air. Dalam melaksanakan tugas Bidang Manajemen Energi dan Air, menyelengarakan fungsi : ). penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, serta pelaksanaan penelitian, pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan penerapan konservasi dan diversifikasi energi; dan 2). penyiapan bahan penelitian penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, serta pelaksanaan penelitian, pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penerapan konservasi energi. Bidang Bidang Manajemen Energi dan Air terdiri dari : ). Subbidang Konservasi dan Diversifikasi Energi, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, serta pelaksanaan penelitian, pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan penerapan konservasi dan diversifikasi energi; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 3

8 2). Subbidang Konservasi Air mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, serta pelaksanaan penelitian, pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penerapan konservasi air. d. Subbagian Program dan Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan kinerja, tata usaha dan rumah tangga pusat..2 Peran Strategis Puslitbang Hijau dan Lingkungan Hidup Sektor industri merupakan salah satu sektor yang penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor industri sebesar 7,82% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan III tahun 206. Selain itu, sektor industri juga mempunyai kontribusi dalam penumbuhan beberapa sektor pada perekonomian, khususnya pada perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor. Sehingga, apabila dijumlahkan kontribusi industri pengolahan nonmigas bisa mencapai 30%. Ada empat sub sektor industri yang memberikan kontribusi paling besar terhadap pertumbuhan industri nonmigas, yakni industri makanan dan minuman sebesar 33,6%, industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik sebesar 0,68%, industri alat angkutan sebesar 0,35%, serta industri kimia, farmasi dan obat tradisional sebesar 0,05%. Dari sisi ekspor, tercatat periode Januari November 206, industri pengolahan nonmigas memberikan kontribusi sebesar USD 99,65 Miliar atau 76,3% terhadap ekspor nasional yang mencapai USD 30,65 Miliar. Menurut Airlangga, kontribusi ini lebih besar jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni sebesar 72,8%. Selanjutnya, nilai impor industri pengolahan nonmigas sebesar USD 97, 98 Miliar pada Januari November 206, terdapat surplus neraca perdagangan sektor industri sebesar USD,67 Miliar. Hingga saat ini investasi sektor industri masih menjadi motor penggerak pertumbuhan sektor industri. Pada Januari September 206, investasi Penanaman Modal Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 4

9 Negeri (PMDN) sektor industri mencapai Rp 75,4 Triliun atau naik 9,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sektor industri mencapai USD 3,09 miliar atau naik 53,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk jumlah tenaga kerja yang bergerak di sektor industri, mengalami peningkatan hingga Agustus 206 sebesar 5,54 juta orang atau naik,87% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dilain hal sejak diberlakukannya Free Trade Agreement (FTA) terjadi penurunan bea masuk melalui kerjasama bilateral, regional, dan global yang menyebabkan lebih dari 70% tarif pos produk industri nasional saat ini dalam kisaran 05%, sehingga hambatan tarif tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi sebagai instrumen untuk perlindungan produk dalam negeri. Disisi lain, negaranegara yang mengikuti FTA saat ini sudah siap menerapkan hambatan nontarif yang berkaitan dengan isu lingkungan seperti penerapan standardisasi proses produksi dan produk yang ramah lingkungan ( eco product ), Renewal Energy Directive (RED) serta Registration, Evaluation, Authorization, and Restriction of Chemical (REACH) dan hambatan lainnya. Meningkatnya permintaan konsumen, khususnya di negaranegara maju, terhadap eco product juga perlu diantisipasi. Mengingat 80% pasar ekspor kita adalah negara maju, maka apabila kita tidak mampu memenuhi kriteria produk yang diinginkan konsumen tersebut, produk industri nasional tidak akan mampu bersaing di pasar global. Kedepannya, persaingan di sektor industri salah satu selling point nya adalah environment, eco atau green industry, dimana industri yang akan datang selalu menjual green business sebagai salah satu keunggulannya. Selain harganya yang kompetitif, eco product juga menawarkan kelebihankelebihan yang lain kepada konsumen seperti segi kesehatan lebih terjamin, kepuasan dalam pemakaian produk, serta ramah lingkungan. Langkah penting untuk menjawab semua tantangan diatas yang harus dilakukan adalah mengembangkan industri hijau ( green industry ) yaitu industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 5

10 dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat, oleh karena itu peran Pusat Pengkajian Hijau dan Lingkungan Hidup sangat penting untuk pengembangan industri hijau. Dengan fenomena capaian tersebut, dilain pihak kondisi sumber daya alam terutama SDA yang tidak terbarukan semakin terbatas, krisis energi dan menurunnya daya dukung lingkungan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka tuntutan untuk mendukung beralihnya sektor industri nasional dari Business as Usual (BAU) menjadi industri yang berwawasan lingkungan telah menjadi isu penting dan mutlak untuk segera dilaksanakan guna tercapainya efisiensi produksi serta menghasilkan produk yang ramah lingkungan, yaitu melalui pengembangan industri hijau. Hijau saat ini telah menjadi icon yang harus dipahami dan dilaksanakan industri nasional. Hijau dapat didefinisikan sebagai industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Secara umum Hijau memiliki karakteristik sebagai berikut : menggunakan bahan kimia yang ramah lingkungan menerapkan Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery pada proses produksi; menggunakan intensitas energi yang rendah, menggunakan intensitas air yang rendah, menggunakan SDM yang kompeten, melakukan minimisasi limbah dan, menggunakan teknologi rendah karbon. Terkait hal tersebut, saat ini Kementerian Perindustrian melalui Puslitbang Hijau dan Lingkungan Hidup sedang berupaya mengembangkan industri hijau dengan program dan kegiatankegiatannya. Salah satu bentuk keseriusan tersebut adalah dengan menetapkan industri hijau sebagai salah satu tujuan pembangunan industri sebagaimana telah tercantum dalam UndangUndang Nomor 3 Tahun 204 tentang Perindustrian..3 Struktur Organisasi Jumlah pegawai Pusat Penelitian dan Pengembangan Hijau dan Lingkungan Hidup hingga akhir Desember 207 ada 28 orang dengan komposisi seperti pada tabel berikut ini : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 6

11 Tabel.. Komposisi Pegawai Pusat Penelitian dan Pengembangan Hijau dan Lingkungan Hidup hingga akhir Desember 207 No. Uraian Posisi Akhir Desember 206 Kurang Tambah Posisi Akhir Desember 207. Menurut Jabatan: a. Struktural Eselon II Eselon III 2 3 Eselon IV 7 7 b. Fungsional c. Staf / Fungsional Umum Jumlah Menurut Golongan: Golongan IV Golongan III 22 8 Golongan II 0 Golongan I 0 Jumlah Menurut Pendidikan: S3 S S Sarmud/D3 2 2 SLTA 2 SLTP SD 0 Jumlah Menurut Usia: >50 60 Tahun >40 50 Tahun >30 40 Tahun >20 30 Tahun Jumlah Menurut Jenis Kelamin Lakilaki 0 9 Perempuan 8 4 Jumlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 7

12 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.. Rencana Strategis Organisasi. Visi dan Misi Organisasi a. Visi : Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan dalam mewujudkan pembangunan dan pengembangan industri hijau. b. Misi: Mendorong pengembangan industri yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan; Merumuskan kebijakan pengembangan industri hijau; Mengembangkan industri hijau. 2. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Mewujudkan Pengembangan yang Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan b. Sasaran : Tersedianya rumusan kebijakan pengembangan industri hijau dengan indikator rekomendasi kebijakan; Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui konservasi energi, efisiensi sumber daya alam, dan pencegahan pencemaran lingkungan hidup. 3. Kondisi yang diharapkan Meningkatnya jumlah dan kualitas perusahaan industri yang menerapkan prinsip prinsip industri hijau. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 8

13 4. Arah Kebijakan Berdasarkan visi dan misi yang telah digariskan serta tujuan dan sasaran maka arah kebijakan Pusat Pengkajian Hijau dan Lingkungan Hidup (PPIHLH) adalah: a. Peningkatan fasilitasi pengembangan industri hijau; b. Peningkatan pemanfaatan sumber daya alam lokal. 5. Strategi Dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan bagi setiap nilai maka strategi organisasi yang akan dilaksanakan adalah: a. Mendorong penerapan industri bersih; b. Mendorong pengurangan/minimisasi limbah; c. Mendorong pengembangan ecoproduct dengan membuat kemasan, disain, dll. yang mengarah kepada ramah lingkungan. 6. Program Program yang akan dilakukan adalah program Pengkajian Hijau dan Lingkungan Hidup dengan indikator pencapaian: a. Rekomendasi kebijakan industri hijau; b. Rekomendasi pedoman konservasi dan diversifikasi energi sektor industri; c. Rekomendasi pedoman pencegahan dan pengendalian pencemaran lingkungan sektor industri. Untuk mewujudkan hal tersebut maka program yang akan dilaksanakan adalah: a. Perumusan kebijakan industri hijau; b. Penyusunan pedoman konservasi dan diversifikasi energi; c. Pencegahan dan pengendalian pencemaran lingkungan; d. Penyusunan pedoman pemanfaatan sumber daya alam lokal; e. Penyusunan program koordinasi dan partisipasi perundingan internasional. Terlampir dalam Tabel Rencana Strategis PPIHLH Tahun 205. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 9

14 7. Rencana Tahun 207 Rencana Strategis tahun 207 tentunya mengarah pada rencana strategis organisasi; hanya dalam penyusunan program lain kegiatan tahun 207 perlu memperhatikan beberapa hal : a. Perubahan lingkungan strategis, yaitu meliputi: ) Perubahan Iklim 2) Globalisasi dan Perdagangan Bebas 3) Kelangkaan dan Kenaikan Harga Energi 4) Kebijakan Pembangunan 5) Gejolak Ekonomi 6) Pelestarian Sumber Daya Alam (SDA) 7) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) 8) Otonomi Daerah b. Kondisi saat ini: ) Belum adanya baseline konsumsi energi dan emisi CO2 di masingmasing sektor industri; 2) Masih banyak industri yang boros bahan baku/penolong dan energi; 3) Masih adanya industri yang belum memenuhi tentang Baku Mutu Lingkungan (BML) cair, padat, gas yang ditetapkan pemerintah; 4) Masih banyak industri yang belum mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan baik; 5) Penerapan sistem manajemen lingkungan di industri masih sangat kurang. c. Tantangan dan Peluang; ) Tantangan Penurunan kualitas lingkungan Keterbatasan modal investasi Keterbatasan penguasaan & pemanfaatan IPTEK Keterbatasan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) daerah Komitmen lingkungan global Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 0

15 2) Peluang Berkurangnya masalah pencemaran lingkungan Produk ramah lingkungan semakin diminati pasar Banyak bantuan luar negeri yang dapat dimanfaatkan Insentif investasi masih dapat dilakukan Program dan kegiatan Pusat Pengkajian Hijau dan Lingkungan Hidup tahun 207 adalah sebagai berikut: a. Kebijakan Penurunan Emisi Grk ). Implementasi Konservasi Energi Dan Diversifikasi Energi Sektor. 2). Sosialisasi Dan Monitoring Profil Emisi GRK Sektor. 3). Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor. 4). Pengendalian Pencemaran Lingkungan Di Sektor. 5). Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (namas) Dalam Rangka Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Di Sektor. b. Infrastruktur Hijau ). Standardisasi Hijau. 2). Bantuan Sertifikasi Hijau. 3). Penyusunan Rencana Aksi Nasional (ran) Dalam Rangka Penerapan Konvensi Minamata Di Sektor. 4). Penyusunan Pedoman Konservasi Air Di Sektor. c. Kerjasama Dan Sosialisasi Penerapan Hijau ). Forum Koordinasi Nasional Dan Internasional Dalam Rangka Pengembangan Hijau. 2). Penyusunan Program Dan Rencana Kerja. d. Layanan Perkantoran ). Operasional Dan Pemeliharaan Kantor. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH

16 2.2. Rencana Kinerja Tahun 207 Sebagai tindaklanjut dan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) tahun , Rencana Kinerja (Renkin) Pusat Penelitian dan Pengembangan Hijau dan Lingkungan Hidup Tahun Anggaran 207 ini adalah seperti dalam tabel berikut ini : Tabel 2.. Rencana Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hijau dan Lingkungan Hidup Tahun 207 RENCANA KINERJA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 207 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Tersedianya Implementasi Konservasi Energi dan Kebijakan Diversifikasi Energi Sektor 2 Pedoman Hijau Sosialisasi dan Monitoring Profil Emisi GRK Sektor 25 Orang Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Sektor 60 Orang Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca di sektor industri 2 Tersedianya Standardisasi Hijau 3 RSIH Infrastruktur Hijau Bantuan Sertifikasi Hijau Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam rangka penerapan Konvensi Minamata di Sektor Penyusunan Pedoman Konservasi Air di Sektor 8 Perusahaan Tersertifikasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 2

17 2.3. Rencana Anggaran Untuk mendukung pencapaian kinerja, telah dianggarkan sejumlah dana untuk program dan kegiatan baik yang prioritas maupun pendukung seperti tertera pada tabel berikut ini : Tabel 2.2. Program dan Kegiatan IHLH Tahun Anggaran 207 No. Program/Kegiatan Pagu 2 3 a Kebijakan Penurunan Emisi GRK. Implementasi Konservasi Energi dan Diversifikasi Energi Sektor Sosialisasi dan Monitoring Profil Emisi GRK Sektor Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Sektor b 5. Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) Dalam Rangka Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Sektor Infrastruktur Hijau Standardisasi Hijau Bantuan Sertifikasi Hijau Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) Dalam Rangka Penerapan Konvensi Minamata di Sektor c d 4. Penyusunan Pedoman Konservasi Air di Sektor Kerjasama dan Sosialisasi Penerapan Hijau. Forum Koordinasi Nasional dan Internasional Dalam Rangka Pengembangan Hijau Penyusunan Program dan Rencana Kerja Layanan Perkantoran. Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran Penetapan Kinerja ini merupakan janji pimpinan unit kerja/ satuan kerja (Eselon II) sebagai penerima amanah kepada atasan langsung (Eselon I) untuk mewujudkan suatu target kinerja tertentu. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 3

18 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.. Analisis Capaian Kinerja Dalam mencapai visi dan misinya, Pusat Pengkajian Hijau dan Lingkungan Hidup (PPIHLH) melaksanakan kegiatan berdasarkan pada Rencana Strategis (Renstra) BPPI Tahun dan Renstra PPIHLH yang setiap awal Tahun Anggaran ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin) meliputi 3 (tiga) Sasaran Strategis untuk melaksanakan kinerjanya, yaitu:. Tersedianya Kebijakan Penurunan Emisi GRK; 2. Tersedianya Infrastruktur Hijau; Capaian kinerja kegiatan PPIHLH selama kurun waktu mengacu pada Renstra. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 4

19 Sasaran Kegiatan (output)/indikator Target Renstra Tersedianya Kebijakan Hijau Pedoman/ Road Map Implementasi Konservasi dan Diversifikasi Energi di Sektor Sistem Informasi Monitoring Emisi GRK yang dikembangkan dan diintegrasikan dengan SIINAS Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor Jumlah SDM Terlatih Dalam Pengelolaan Limbah Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca di Sektor industri Tersedianya Infrastruktur Hijau Jumlah rancangan Standar Hijau dan Finalisasi Standar Hijau Jumlah Perusahaan / yang tersertifikasi Standar Hijau Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam Rangka Penerapan Konvensi Minamata Di Sektor Penyusunan Pedoman Teknis Konservasi Air di Sektor Tabel 3.. Capaian Kinerja Pusat Pengkajian Hijau dan Lingkungan Hidup Berdasarkan Renstra Puslitbang IHLH Tahun Target Realisasi % Target Target Target Realisasi % Target Realisasi % Renstra Renstra 8 2 Pedoman 2 Pedoman 2 Pedoman 00 0 Kebijakan 0 Kebijakan 4 Kebijakan 00 2 Pedoman 2 Pedoman 2 Pedoman Orang 60 Orang 60 Orang SDM 75 SDM 69 SDM 00 Sistem Sistem Sistem SDM 00 SDM 60 SDM Orang 60 Orang 60 Orang 00 2 Standar 2 Standar 2 Standar 00 3 Standar 3 Standar 2 Standar 00 3 RSIH 3 RSIH 3 RSIH Perush Ind. Terferifika si 00 Perush Ind. Terferifika si 00 Perush Ind. Terferifika si Pedoman Pedoman Pedoman 00 Kajian Kajian Kajian Perush Ind. terferifikas i 8 Perush Ind. terferifikas i 8 Perush Ind. terferifikas i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 5

20 Pada umumnya Target tahun berjalan sesuai dengan target yang ada pada renstra, terdapat indikator yang telah mencapai target dari masingmasing sasaran strategis yaitu sebagai berikut:. Sasaran Strategis (Tersedianya Kebijakan Penurunan Emisi GRK) dengan indikator : ) Tersusunnya 2 Pedoman/ Road Map Implementasi Konservasi dan Diversifikasi Energi di Sektor. 2) Tersedianya Sistem Informasi Monitoring Emisi GRK yang dikembangkan dan diintegrasikan dengan SIINAS 3) Tersusunnya Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik. 4) Jumlah SDM Terlatih Dalam Pengelolaan Limbah. 5) Tersusunnya Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) Dalam Rangka Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Sektor. 2. Sasaran Strategis 2 (Tersedianya Infrastruktur Hijau), dengan indikator : ) Jumlah rancangan Standar Hijau dan Finalisasi Standar Hijau. 2) Jumlah Perusahaan / yang tersertifikasi Standar Hijau. 3) Tersusunnya Rencana Aksi Nasional Dalam Rangka Penerapan Konvensi Minamata Di Sektor. 4) Tersusunnya Pedoman Teknis Konservasi Air di Sektor. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 6

21 IKU dalam Renstra Kementerian Sasaran Strategis (SS) Meningkatnya yang Menerapkan PrinsipPrinsip Hijau Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKKS) Tabel 3.2. Matriks Alur IKU BPPI Sampai Perjanjian Kinerja TA.207 Berdasarkan Renstra Kementerian Perindustrian (Permenperin No. 3./MIND/PER/3/205) IKU berdasarkan Renstra BPPI Sasaran IKKS Strategis (SS) Perjanjian Kinerja BPPI IKK RENSTRA PUSLITBANG IHLH Sasaran Strategis IKU Sasaran Kegiatan Indikator (SS) Kinerja PERJANJIAN KINERJA BALAI TA 207 Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Pertumbuhan Meningkatnya yang Meningkatnya yang Tersedianya Kebijakan Penurunan yang Menerapkan Hijau Menerapkan Hijau Emisi Menerapkan GRK Konservasi Energi PrinsipPrinsip 2 Pedoman 2 Pedoman Hijau Pertumbuhan Kebijakan dan Infrastruktur Hijau Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau Penetapan Standar Hijau (SIH) 0,50% Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau 6,00% Penetapan Standar Hijau (SIH) 0,50% Pedoman / Road Map Implementasi Konservasi dan Disversifikasi Energi di Sektor 6,00% Sistem Informasi Monitoring Emisi GRK yang dikembangkan dan diintegrasikan dengan SIINAS Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor Jumlah SDM Terlatih Dalam Pengelolaan Limbah 2 Pedoman Pedoman / Road Map Implementasi Konservasi dan Disversifikasi Energi di Sektor Sistem Sistem Informasi Monitoring Emisi GRK yang dikembangkan dan diintegrasikan dengan SIINAS Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor 60 Orang Jumlah SDM Terlatih Dalam Pengelolaan Limbah Realisasi Sistem Sistem 60 Orang 60 Orang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 7

22 Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) dalam Rangka Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Sektor Tersedianya Infrastruktur Hijau Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) dalam Rangka Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Sektor Tersedianya Infrastruktur Hijau Jumlah rancangan Standar Hijau dan Finalisasi Standar Hijau 3 RSIH Jumlah rancangan Standar Hijau dan Finalisasi Standar Hijau 3 RSIH 5 RSIH Jumlah Perusahaan / yang tersertifikasi Standar Hijau 8 Perusahaan Ind. Tersertifik asi Jumlah Perusahaan / yang tersertifikasi Standar Hijau 8 Perusahaan Ind. Tersertifikas i 5 Perusahaan Ind. Tersertifik asi Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam Rangka Penerapan Konvensi Minamata di Sektor Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam Rangka Penerapan Konvensi Minamata di Sektor Penyusunan Pedoman Konservasi Air di Sektor Penyusunan Pedoman Konservasi Air di Sektor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 8

23 Tabel 3.3. Capaian Rencana Aksi Per Triwulan Tahun Anggaran 207 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Capaian Pagu Indikator Kinerja (000) Triwulan I (%) Triwulan II (%) Triwulan III (%) Triwulan IV (%) Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik S R S R S R S R S R S R S R S R Perspektif Pemangku Kepentingan/ Stakeholder Tersedianya Kebijakan Penurunan Pedoman/ Road Map Implementasi Emisi GRK Konservasi dan 2 Pedoman 2 Pedoman ,4, ,63 26, , , Diversifikasi Energi di Sektor S Sistem Informasi Monitoring Emisi GRK yang Sistem Sistem ,06 6, ,34 20, , , dikembangkan dan diintegrasikan dengan SIINAS Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah , , , , Plastik Sektor Jumlah SDM Terlatih Dalam Pengelolaan 60 Orang 60 Orang , , ,07 73, , Limbah Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca di Sektor industri ,2 8, ,75 2, ,75 66, , Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 9

24 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Capaian Pagu Indikator Kinerja (000) Triwulan I (%) Triwulan II (%) Triwulan III (%) Triwulan IV (%) Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik S R S R S R S R S R S R S R S R Perspektif Pemangku Kepentingan/ Stakeholder 2 Tersedianya Infrastruktur Hijau Jumlah rancangan Standar Hijau dan 3 RSIH 3 RSIH , ,7 27, ,63 93, ,5 99, Finalisasi Standar Hijau Jumlah Perusahaan / yang tersertifikasi 25 Orang 25 Orang , , ,43 50, , Standar Hijau Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam Rangka Penerapan ,95 9, ,03 22, ,77 63, , Konvensi Minamata Di Sektor Penyusunan Pedoman Teknis Konservasi Air di Sektor ,02 2, ,3 3, ,70 6, , Ket: S = Sasaran R = Realisasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 20

25 Dari Tabel diatas dapat kita lihat pada umumnya, indikator kinerja telah mencapai target yang ditetapkan. Adapun, penjelasan hasil capaian kinerja yang telah dilaksanakan dari masingmasing Sasaran Strategis tersebut adalah sebagai berikut :. Sasaran Kegiatan I : Tersedianya Kebijakan Penurunan Emisi GRK Sasaran Kegiatan I terdiri dari Indikator Kinerja : a Jumlah Pedoman / Road Map Implementasi Konservasi dan Diversifikasi Energi di Sektor Pelaksanaan.Realisasi fisik dari indikator kinerja ini 00%, dengan realisasi kegiatan : FGD Pengolahan dan Analisi Data Sub Sektor, Workshop, Finalisasi Laporan Akhir dan Evaluasi Pelaksanaan. Realisasi kegiatan ini telah mencapai target. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Pedoman / Road Map Implementasi Konservasi dan Diversifikasi Energi di Sektor 2 Pedoman 2 Pedoman 00% b Jumlah Sistem Informasi Monitoring Emisi GRK yang dikembangkan dan diintegrasikan dengan SIINAS Realisasi fisik dari indikator kinerja ini 00%, dengan realisasi kegiatan : FGD SIM, Koordinasi, Survey & Monitoring, Penyusunan Laporan. Realisasi kegiatan ini telah mencapai target. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Sistem Informasi Monitoring Emisi GRK yang dikembangkan dan diintegrasikan dengan SIINAS Sistem Sistem 00% Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 2

26 c Jumlah Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor Realisasi fisik dari indikator kinerja ini 00%, dengan realisasi kegiatan : FGD, Penyusunan pedoman, Penyusunan laporan akhir. Realisasi kegiatan ini telah mencapai target. % INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor 00% d Jumlah SDM Terlatih Dalam Pengelolaan Limbah Realisasi fisik dari indikator kinerja ini 00%, dengan realisasi kegiatan : Pelatihan pengelolaan limbah, Penyusunan laporan akhir. Realisasi kegiatan ini telah mencapai target. % INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN SDM Terlatih Dalam Pengelolaan Limbah 60 Orang 60 Orang 00% e Jumlah Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca di Sektor industri Realisasi fisik dari indikator kinerja ini 00%, dengan realisasi kegiatan : Koordinasi, FGD, Konsinyering. Realisasi kegiatan ini telah mencapai target. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca di Sektor industri 00% Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 22

27 2. Sasaran Kegiatan II : Tersedianya Infrastruktur Hijau Sasaran Kegiatan II terdiri dari Indikator Kinerja :. Jumlah rancangan Standar Hijau dan Finalisasi Standar Hijau Realisasi fisik dari indikator kinerja ini 00%, dengan realisasi kegiatan : Pra Konsensus dan Evaluasi Rancangan SIH, Konsensus dan Finalisasi Rancangan Akhir SIH serta Pelaporan. Realisasi kegiatan ini telah mencapai target. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Jumlah rancangan Standar Hijau dan Finalisasi Standar Hijau 3 RSIH 3 RSIH 00% 2. Jumlah Perusahaan / yang tersertifikasi Standar Hijau Realisasi fisik dari indikator kinerja ini 00%, dengan realisasi kegiatan : Evaluasi Hasil Pelaksanaan Bantuan Sertifikasi Hijau tahap, Penyusunan Rekomendasi dan Tindak Lanjut Sertifikasi Hijau, Penyusunan Laporan Bantuan Sertifikasi Hijau. Realisasi kegiatan ini telah mencapai target. % INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Jumlah Perusahaan / yang tersertifikasi Standar Hijau 25 Orang 25 Orang 00% 3. Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam Rangka Penerapan Konvensi Minamata di Sektor Realisasi fisik dari indikator kinerja ini 00%, dengan realisasi kegiatan : Koordinasi, FGD, Konsinyering. Realisasi kegiatan ini telah mencapai target. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 23

28 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam Rangka Penerapan Konvensi Minamata di Sektor 00% 4. Penyusunan Pedoman Teknis Konservasi Air di Sektor Realisasi fisik dari indikator kinerja ini 00%, dengan realisasi kegiatan : Sosialisasi, Penyusunan laporan. Realisasi kegiatan ini telah mencapai target. % INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Penyusunan Pedoman Teknis Konservasi Air di Sektor 00% Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 24

29 3.2. Akuntabilitas Keuangan Dalam rangka mewujudkan rencana kinerja, pada tahun 207 telah dianggarkan pagu sebesar Rp (Enam miliyar enam puluh sembilan juta tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah), dengan rincian realisasi anggaran sebagai berikut :. Hasil Yang Telah Dicapai Realisasi berdasarkan Renstra TA merupakan sebagai berikut : Tabel 3.4. Realisasi Keuangan Berdasarkan Renstra TA Sasaran Kegiatan (output)/indikator Target Renstra Target Realisasi % Target Renstra Target Realisasi % Target Renstra Target Realisasi % Tersedianya Kebijakan Hijau Pedoman/ Road Map Implementasi Konservasi dan Diversifikasi Energi di Sektor SDM yang terlatih menggunakan Sistem Informasi Monitoring Emisi GRK Sektor Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor Jumlah SDM Terlatih Dalam Pengelolaan Limbah Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca di Sektor industri 2 Pedoman 60 Orang Tersedianya Infrastruktur Hijau Jumlah rancangan Standar Hijau dan Finalisasi Standar Hijau 2 Pedoman 60 Orang 2 Pedoman 60 Orang 95,2 0 Kebijakan 0 Kebijakan 4 Kebijakan 99,70 2 Pedoman 2 Pedoman 2 Pedoman 99,76 9,5 75 SDM 75 SDM 69 SDM 97,02 25 Orang 25 Orang 25 Orang 9, 00 SDM 00 SDM 60 SDM 95,3 60 Orang 60 Orang 60 Orang 95,43 2 Standar 2 Standar 2 Standar 95,9 3 Standar 3 Standar 2 Standar 96,79 3 RSIH 3 RSIH 3 RSIH 99,07 95,74 96,63 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 25

30 Jumlah Perusahaan / yang tersertifikasi Standar Hijau Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam Rangka Penerapan Konvensi Minamata Di Sektor Penyusunan Pedoman Teknis Konservasi Air di Sektor 85 Pedoman 85 Pedoman 02 Pedoman 99,47 00 Perush Ind. Terferifikasi 00 Perush Ind. Terferifikasi 00 Perush Ind. Terferifikasi 99,59 94,82 Kajian Kajian Kajian 95,97 8 Perush Ind. terferifikasi 8 Perush Ind. terferifikasi 8 Perush Ind. terferifikasi 99,28 96,27 90,94 Sedangkan realisasi keuangan berdasarkan indikator Perjanjian Kinerja TA. 207 adalah sebagai berikut : Tabel 3.5. Realisasi Keuangan Berdasarkan Perjanjian Kinerja TA. 207 No. 2 Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi Tersedianya Kebijakan Penurunan Emisi GRK Tersedianya Infrastruktur Hijau Pedoman/ Road Map Implementasi Konservasi dan Diversifikasi Energi di Sektor Sistem Informasi Monitoring Emisi GRK yang dikembangkan dan diintegrasikan dengan SIINAS Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor Jumlah SDM Terlatih Dalam Pengelolaan Limbah Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca di Sektor industri Jumlah rancangan Standar Hijau dan Finalisasi Standar Hijau 2 Pedoman 2 Pedoman Sistem Sistem 60 Orang 60 Orang 3 RSIH 3 RSIH Komponen/ Subkomponen Implementasi Konservasi Energi Dan Diversifikasi Energi Sektor Sosialisasi Dan Monitoring Profil Emisi Grk Sektor Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor Pengendalian Pencemaran Lingkungan Di Sektor Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (namas) Dalam Rangka Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Di Sektor Standardisasi Hijau Anggaran Pagu Realisasi % , , , , , ,07 Jumlah Perusahaan / yang tersertifikasi Standar Hijau 25 Orang 25 Orang Bantuan Sertifikasi Hijau ,28 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 26

31 Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam Rangka Penerapan Konvensi Minamata Di Sektor Penyusunan Pedoman Teknis Konservasi Air di Sektor Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) Dalam Rangka Penerapan Konvensi Minamata di Sektor Penyusunan Pedoman Konservasi Air di Sektor , ,94 Realisasi keuangan dari tiap Sasaran Kegiatan dan indikator kinerja adalah sebagai berikut : a. Sasaran Strategi I : Kebijakan Penurunan Emisi GRK. Pedoman/ Road Map Implementasi Konservasi dan Diversifikasi Energi di Sektor dengan capaian realisasi keuangan sebesar 99,76%. 2. Sistem Informasi Monitoring Emisi GRK yang dikembangkan dan diintegrasikan dengan SIINAS dengan capaian realisasi keuangan sebesar 9,0%. 3. Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor dengan capaian realisasi keuangan sebesar 95,74%. 4. Jumlah SDM Terlatih Dalam Pengelolaan Limbah dengan capaian realisasi keuangan sebesar 95,43%. 5. Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) Dalam Rangka Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Sektor capaian realisasi keuangan sebesar 96,63%. b. Infrastruktur Hijau pada Triwulan IV :. Jumlah rancangan Standar Hijau dan Finalisasi Standar Hijau dengan capaian realisasi keuangan sebesar 99,07%. 2. Jumlah Perusahaan / yang tersertifikasi Standar Hijau dengan capaian realisasi keuangan sebesar 99, Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) Dalam Rangka Penerapan Konvensi Minamata di Sektor Hijau dengan capaian realisasi keuangan sebesar 96,27%. 4. Penyusunan Pedoman Konservasi Air di Sektor dengan capaian realisasi keuangan sebesar 90,94%. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 27

32 Hasil Yang Telah Dicapai Berdasarkan Realisasi Kegiatan per Triwulan Tabel 3.6. Realisasi Anggaran Kegiatan Per Triwulan REALISASI ANGGARAN PER TRIWULAN PUSLITBANG INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN Kebijakan Penurunan Emisi Grk KEGIATAN/KOMPONEN/SUB KOMPONEN Implementasi Konservasi Energi Dan Diversifikasi Energi Sektor Sosialisasi Dan Monitoring Profil Emisi Grk Sektor Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor Pengendalian Pencemaran Lingkungan Di Sektor Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (namas) Dalam Rangka Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Di Sektor Infrastruktur Hijau ANGGARAN TRIWULAN I (%) TRIWULAN II (%) TRIWULAN III (%) TRIWULAN IV (%) KEUANGAN KEUANGAN KEUANGAN KEUANGAN T R T R T R T R REALISASI ,,39 45,63 26, , , ,06 6,77 30,34 20, ,6 00 9, , , , , ,2 63,07 73, , , 8,72 48,75 2,7 89,75 66, , Standardisasi Hijau ,56 4,7 27,04 96,63 93,04 98,5 99, Bantuan Sertifikasi Hijau ,72 40,78 77,43 50, , Penyusunan Rencana Aksi Nasional (ran) Dalam Rangka Penerapan Konvensi Minamata Di Sektor ,24 40,03 22,39 69,77 63, , Penyusunan Pedoman Konservasi Air Di Sektor ,02 2,05 30,3 3,4 72,7 6, , Kerjasama Dan Sosialisasi Penerapan Hijau Forum Koordinasi Nasional Dan Internasional Dalam , ,75 64,34 93,04 87,8 88, Rangka Pengembangan Hijau Penyusunan Program Dan Rencana Kerja Layanan Perkantoran 002 Operasional Dan Pemeliharaan Kantor Ket: T = Target R = Realisasi ,47 34,56 35,95 78, 64,5 9,4 99, ,39 39,04 4,78 63,44 78,78 98,67 99, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 28

33 Dari 2 kegiatan yang ada pada T.A 207, Total Realisasi / penyerapan keuangan tertinggi diakhir Tahun Anggaran ada pada kegiatan Operasional Dan Pemeliharaan Kantor, yaitu 99,83% dari pagu anggaran Rp ,. Penyerapan tertinggi kedua ada pada kegiatan Implementasi konservasi energi dan diversifikasi energi sektor sebesar 99,76% dari pagu anggaran Rp ,. Penyerapan tertinggi ketiga ada pada kegiatan Penyusunan Program dan Rencana Kerja, yaitu 99,76% dari pagu anggaran Rp ,. Bila di lihat dari penyerapan per Triwulan, tidak semua kegiatan yang mencapai target yang ditetapkan untuk setiap triwulan. Hal ini disebabkan ada beberapa kemungkinan, antara lain :. Rencana penarikan yang dibuat kurang memperhitungkan faktor waktu pemeriksaan berkas pertanggungjawaban administrasi keuangan dan revisi anggaran; 2. Pengisian ALKI (Aplikasi Laporan Keuangan Internal) oleh para Koordinator/Pelaksana belum sepenuhnya sesuai dengan hasil yang terlihat di ALKI intranet, misalnya suatu kegiatan yang secara fisik sudah tercapai 00% pada ALKI masih 0%. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 29

34 BAB IV PENUTUP 4. Kesimpulan. Dari program kegiatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hijau dan Lingkungan Hidup Tahun Anggaran 207 secara umum target fisik dan realisasi keuangan, yaitu 99,76% lebih tinggi 0,55% dari penyerapan anggaran Tahun 206, yaitu 99,2%. Dari 2 kegiatan telah mencapai target ratarata yang ditetapkan, yaitu 95,99%. Meskipun demikian diantaranya masih dibawah target realisasi. 2. Untuk beberapa kegiatan seperti Rancangan Standar Hijau pada tahun anggaran ini penyerapannya lebih tinggi dari Tahun sebelumnya, yaitu 99,07% disusul oleh Bantuan Sertifikasi Hijau yang di TA 206 terpuruk dengan tingkat penyerapannya terendah, sekarang di TA ,28%. 4. Khusus untuk kegiatan Penghargaan Hijau, kecenderungan keikutsertaan masyarakat industri dalam penghargaan industri hijau terus meningkat, Hal ini dapat dilihat dari tahun 20 jumlah industri yang mengikuti sebanyak 37 perusahaan, tahun 202 sebanyak 53 perusahaan, tahun 203 sebanyak 74 perusahaan, pada tahun 205 sebanyak 2 perusahaan dan pada tahun 206 sejumlah 42 perusahaan industri. 4.2 Permasalahan dan Kendala Secara garis besar terdapat beberapa permasalahan dan kendala, antara lain : a. Kegiatan masih banyak yang dilaksanakan di akhir tahun anggaran; b. Penyerahan berkas pertanggungjawaban kegiatan yang dilakukan melalui mekanisme LS dari para pelaksana kegiatan ke BPP dan petugas administrasi keuangan melalui sistem emon masih ada yang cenderung lama, sehingga penginputan data terkadang harus di input ulang; c. Adanya beberapa kali revisi anggaran yang disebabkan faktor eksternal maupun internal mempengaruhi agenda kegiatan yang telah direncanakan; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 30

35 d. Secara umum Pusat Penelitian dan Pengembangan Hijau dan Lingkungan Hidup telah melaksanakan tugas dan fungsi yang diwujudkan melalui pencapaian targettarget sasaran baik secara fisik maupun keuangan yang ditetapkan dalam program/kegiatan tahun Saran dan Rekomendasi a. Perencanaan anggaran hendaknya dibuat dengan lebih teliti dengan memperhatikan adanya perubahan kebijakan dalam tahun berjalan, jumlah SDM yang mendukung kegiatan dan pelaksanaan kegiatan dimulai sedini mungkin. b. Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan selanjutnya agar mekanisme administrasi pengusulan penarikan dan pertanggungjawaban keuangan dikomunikasikan lebih intensif antara pihakpihak yang berkepentingan. c. Setiap koordinator pelaksana kegiatan harus mengisi ALKI dengan baik dan benar, dengan batas akhir pengisian sebelum berakhir masa Triwulan I, II, III dan IV. Hal ini berguna selain untuk mengingatkan masalah dan mencari jalan untuk kelancaran kegiatannya, juga bermanfaat bagi Pimpinan dalam melaporkan akuntabilitas kinerja yang dibuat setiap tahun. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 207 Puslitbang IHLH 3

36 RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 207 Unit Organisasi: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hijau dan Lingkungan Hidup No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Antara (%) Rencana Kegiatan Target Antara (%) Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Rencana Kegiatan Target Antara (%) Rencana Kegiatan Target Antara (%) Rencana Kegiatan Tersedianya FGD Pengolahan Kebijakan Rapat Persiapan TIM Survey, FGD dan dan Analisi Data Penurunan Pokja; Rapat Koordinasi Pedoman/ Road Map Survey, FGD dan Koordinasi Sub Sektor ; Emisi GRK dengan Stakke Holder; Implementasi Konservasi Koordinasi Penyusunan Penyusunan Workshop; 2 Pedoman 0 Survey Awal dan FGD dan Diversifikasi Energi Implementasi Implementasi Finalisasi Laporan Penetapan Metode di Sektor pelaksanaan di ; pelaksanaan di Akhir dan Evaluasi pelaksanaan Pelaksanaan Implementasi di Kegiatan Sistem Informasi Monitoring Emisi GRK yang dikembangkan dan diintegrasikan dengan SIINAS Target Sistem 5 Triwulan I Persiapan kegiatan; Rapat koordinasi dan rapat teknis 30 Rencana Aksi FGD SIM, Koordinasi, Survey & Monitoring 60 FGD SIM, Koordinasi, Survey & Monitoring 00 FGD SIM, Koordinasi, Survey & Monitoring; Penyusunan Laporan Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor 0 Penyusunan rencana kerja; Penyusunan SK Kelompok Kerja; Koordinasi dengan pihak terkait 30 Koordinasi dengan pihak terkait; Studi literatur; Pengumpulan data dan informasi; Analisis data 70 Studi literatur; Pengumpulan data dan informasi; Analisis data; Penyusunan draft pedoman; FGD 00 FGD; Penyusunan pedoman; Penyusunan laporan akhir Jumlah SDM Terlatih Dalam Pengelolaan Limbah 60 Orang 0 Penyusunan rencana kerja; Penyusunan SK kelompok kerja; Koordinasi dengan pihak terkait 30 Koordinasi dengan pihak terkait; Pengumpulan data dan informasi; Analisis data 70 Penyusunan materi pelatihan; Pelatihan pengelolaan limbah 00 Pelatihan pengelolaan limbah; Penyusunan laporan akhir

37 2 Tersedianya Infrastruktur Hijau Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca di Sektor industri Jumlah rancangan Standar Hijau dan Finalisasi Standar Hijau 29 3 RSIH 20 Persiapan Kegiatan; Penetapan Narasumber dan Penyusunan Bahan; Konsinyering Studi Literatur dan Evaluasi SIH; Pembentukan Tim Teknis dan Penunjukkan Tim Narasumber/Pembahas; Persiapan Survey dan Survey 48 Koordinasi; FGD 83 Koordinasi; FGD Persiapan Survey dan Survey; Penyusunan Rancangan Awal SIH 80 Pra Konsensus dan Evaluasi Rancangan SIH; Konsensus dan Finalisasi Rancangan Akhir SIH serta Pelaporan 00 Koordinasi; FGD; Konsinyering; Finalisasi Pra Konsensus dan Evaluasi Rancangan SIH; Konsensus dan Finalisasi Rancangan Akhir SIH serta Pelaporan Jumlah Perusahaan / yang tersertifikasi Standar Hijau 25 Orang 0 Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Sertifikasi Hijau; Pemilihan & Koordinasi Penetapan Peserta Sertiifkasi Hijau; Pemilihan & Koordinasi Penetapan Lembaga Sertifikasi Hijau 46 Pemilihan & Koordinasi Penetapan Lembaga Sertifikasi Hijau & Survey; Pelaksanaan Bantuan Sertifikasi Hijau 85 Evaluasi Hasil Pelaksanaan Bantuan Sertifikasi Hijau tahap ; Pelaksanaan Bantuan Sertifikasi Hijau Tahap 00 Evaluasi Hasil Pelaksanaan Bantuan Sertifikasi Hijau tahap ; Penyusunan Rekomendasi dan Tindak Lanjut Sertifikasi Hijau; Penyusunan Laporan Bantuan Sertifikasi Hijau Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam Rangka Penerapan Konvensi Minamata Di Sektor 6 Persiapan Kegiatan; Penetapan Narasumber dan Penyusunan Bahan; Konsinyering 40 Koordinasi; FGD 65 Koordinasi; FGD 00 Koordinasi; FGD; Konsinyering; Finalisasi Penyusunan Pedoman Teknis Konservasi Air di Sektor 5 Persiapan Kegiatan; Pengumpulan Data dan Informasi; Konsinyering, Survey & Monitoring 30 FGD Penyusunan Pedoman, Koordinasi, Survey & Monitoring 60 FGD Penyusunan Pedoman, Survey & Monitoring; Konsinyering, 00 Sosialisasi; Penyusunan Laporan

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU. Disampaikan pada : Workshop Efisiensi Energi di IKM Jakarta, 27 Maret 2012

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU. Disampaikan pada : Workshop Efisiensi Energi di IKM Jakarta, 27 Maret 2012 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU Disampaikan pada : Workshop Efisiensi Energi di IKM Jakarta, 27 Maret 2012 1. Kondisi Industri I. LATAR BELAKANG Pembangunan sektor industri di Indonesia yang telah

Lebih terperinci

Slide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta

Slide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta Slide 1 Pada pertemuan G-20 di Pittsburg tahun 2009, Pemerintah

Lebih terperinci

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 2016 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha BPPI Kementerian Peran KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2014 Jakarta, 5-7 Februari 2014 Rapat Kerja dengan tema Undang-Undang Perindustrian Sebagai Landasan Pembangunan Industri Untuk Menjadi Negara

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 TAHUN ANGGARAN 6 () () (..) PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN KEBIJAKAN INDUSTRI SATUAN KERJA (43) Badan Penelitian dan Pengembangan Industri PROPINSI () DKI JAKARTA () KOTA JAKARTA PUSAT PERHITUNGAN TAHUN 6

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

STANDAR INDUSTRI HIJAU

STANDAR INDUSTRI HIJAU Kementerian Perindustrian-Republik Indonesia Medan, 23 Februari 2017 OVERVIEW STANDAR INDUSTRI HIJAU Misi, Konsep dan Tujuan Pengembangan Industri Global Visi: Mengembangan Industri yang berkelanjutan

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA MUSYAWARAH PROPINSI VI TAHUN 2015 KADIN DENGAN TEMA MEMBANGUN PROFESIONALISME DAN KEMANDIRIAN DALAM MENGHADAPI ERA

Lebih terperinci

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KELEMBAGAAN

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KELEMBAGAAN BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KELEMBAGAAN Agenda pembangunan dalam RPJMN ke-3 (2015-2019) diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan

Lebih terperinci

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

!!!#$%! & ' ((( ( ( ) !"!"!#$%"! & ' ((( ( ( ) *(+(, ( -./ *0$" I. Pendahuluan A. Ciri Umum ILMTA B. Lingkup Industri Binaan Ditjen ILMTA C. Gambaran Umum Perkembangan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Tahun 2005 s/d 2009

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB III DESKRIPSI INSTANSI BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Sejarah Singkat Diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4 Tahun 2008

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL TAHUN 2009-2014 A. Rencana Strategis BKPM Tahun 2009-2014 Rencana Strategis (Renstra) BKPM yang disusun merupakan fungsi manajemen untuk melaksanakan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' .-» ( */ ji»«*i «HJ inni«r7! V'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN AH UN 2 0 1 7 H f ls I sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"''. EKRETARIAT JENDERAL KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN DAFTAR ISI BAB I - PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS DAN FUNGSI BIRO PERENCANAAN...

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI 2010-2014 KATA PENGANTAR Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai peran dan tugas melaksanakan pengkajian, pengujian, pengembangan,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Konferensi pers persiapan penyelenggaraan Tropical Landscape Summit Jakarta, 31 Maret 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Konferensi pers persiapan penyelenggaraan Tropical Landscape Summit Jakarta, 31 Maret 2015 Menteri Perindustrian Republik Indonesia Konferensi pers persiapan penyelenggaraan Tropical Landscape Summit Jakarta, 31 Maret 2015 Posisi Geografis Indonesia sangat rentan terhadap dampak dan perubahan

Lebih terperinci

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini.

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini. BAB 6 P E N U T U P L sebelumnya. aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2011 merupakan media perwujudan akuntabilitas terhadap keberhasilan

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA JUMPA PERS AKHIR TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA JUMPA PERS AKHIR TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA JUMPA PERS AKHIR TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 18 DESEMBER 2015 Yth. : Para Wartawan serta hadirin

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Perencanaan Strategis Sebelum Reviu A. Visi dan Misi B agi suatu organisasi, Visi memiliki peran memberikan arah, menciptakan kesadaran untuk mengendalikan dan mengawasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga

telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga KEYNOTESPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIC INDONESIA PADA PENGANUGERAHAN PAMERAN FOTO INDUSTRI HIJAU Plaza Industri Kementerian Perindustrian, Jakarta 7 Mei 2013 Yang saya hormatl, para hadirin sekalian

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA. 2017

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA. 2017 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA. 2017 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 7 Laporan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis Rencana Strategis (Renstra) yang ditetapkan oleh Badan Daerah Provinsi Kalimantan Barat merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil

Lebih terperinci

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED) KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA RENCANA AKSI PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED) By: TIM P2RUED-P Pedoman Penyusunan dan Petunjuk Teknis RUED Penjelasan Pokok-Pokok

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Pelayanan Kondisi lingkungan kerja yang diharapkan tentunya dapat memberikan dukungan optimal

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Agenda pembangunan bidang ekonomi sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 adalah meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya

Lebih terperinci

Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian

Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian GREEN CHILLER POLICY IN INDUSTRIAL SECTOR Disampaikan pada: EBTKE CONEX Jakarta Convention Center 21 Agustus 2015 Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 Kata Pengantar Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO

RENCANA STRATEGIS TAHUN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2015-2019 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2015 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO NOMOR : 20.1/IA/PER/3/2015

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan sektor industri di Indonesia telah berjalan sekitar empat puluh lima tahun terhitung sejak lahirnya Undang-Undang Penanaman Modal Asing (PMA) tahun

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009 INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009 Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2009 Indonesia Energy Outlook (IEO) 2009 adalah salah satu publikasi tahunan

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 Jakarta, 5 Februari 2015 Rapat Kerja Menteri Perindustrian Tahun 2015 dengan tema Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing Menuju

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 BIRO PERENCANAAN 2016 Ringkasan Eksekutif Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Yth. : 1. Menteri Perdagangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala BKPM;

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Lampiran : I 1. Nama Organisasi : Badan Koordinasi Penanaman Modal 2. Tugas : Melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia BUTIR-BUTIR BICARA MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT, PEMERINTAH DAERAH, DAN BANK INDONESIA MEMPERCEPAT DAYA SAING INDUSTRI UNTUK

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN

BAB II PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN BAB II PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN 2.1. Kondisi Umum SKPD 2.1.1 Dasar Hukum Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik perlu memperhatikan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, dan dalam

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Ketercapaian target dari masing-masing sasaran adalah sebagai berikut : - Meningkatnya indeks kualitas lingkungungan hidup

BAB IV PENUTUP. 1. Ketercapaian target dari masing-masing sasaran adalah sebagai berikut : - Meningkatnya indeks kualitas lingkungungan hidup BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016 serta Penetapan Kinerja Tahun

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA SKPD KOTA TANGERANG LATAR BELAKANG, MAKSUD DAN TUJUAN Latar Belakang Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kota Tangerang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya perubahan yang lebih baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Kantor Lingkungan Hidup Kota Metro merupakan suatu. proses yang ingin dicapai pada hasil yang ingin dicapai Kantor

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Kantor Lingkungan Hidup Kota Metro merupakan suatu. proses yang ingin dicapai pada hasil yang ingin dicapai Kantor Renstra 2011-2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Renstra Kota Metro merupakan suatu proses yang ingin dicapai pada hasil yang ingin dicapai Kota Metro selama kurun waktu 5 (lima) tahun secara sistematis

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI F-3.1.0.1 Rev.0 KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN 2015 184.005 DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (019) Unit Eselon

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang BAB I PENDUHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era otonomi daerah saat sekarang, daerah diberi kewenangan dan peluang yang luas untuk mengembangkan potensi ekonomi, sosial, politik dan budaya. Sebagian besar

Lebih terperinci

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM Endah Murniningtyas Deputi Bidang SDA dan LH Disampaikan dalam Forum Diskusi Nasional Menuju Kota Masa Depan yang Berkelanjutan dan Berketahanan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMDA MELAKSANAKAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GRK DAN SISTEM PEMANTAUANNYA

KEBIJAKAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMDA MELAKSANAKAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GRK DAN SISTEM PEMANTAUANNYA KEBIJAKAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMDA MELAKSANAKAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GRK DAN SISTEM PEMANTAUANNYA ENDAH MURNININGTYAS Deputi Bidang SDA dan LH Disampaikan dalam acara FGD Pembentukan Komite Pembangunan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.854, 2015 KEMENPERIN. Standar Industri Hijau. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/M-IND/PER/6/2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) di Indonesia : Fasilitasi Penyusunan RUED di Propinsi Riau dan Kalimantan Tengah

Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) di Indonesia : Fasilitasi Penyusunan RUED di Propinsi Riau dan Kalimantan Tengah Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) di Indonesia : Fasilitasi Penyusunan RUED di Propinsi Riau dan Kalimantan Tengah Nur Amalia amalia_aim@pelangi.or.id SISTEMATIKA : 1. Tujuan Proyek 2. Hasil

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2016 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 6 Laporan Triwulan

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya industri pengolahan nonmigas (manufaktur) menempati

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 20 KATA PENGANTAR Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) sebagai salah satu unit kerja/organisasi di lingkungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG -1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB II TUGAS DAN FUNGSI SKPD

BAB II TUGAS DAN FUNGSI SKPD BAB II TUGAS DAN FUNGSI SKPD 2.1. Struktur Organisasi Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik perlu memperhatikan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, dan dalam rangka mendorong peningkatan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RAD-GRK

PEDOMAN PENYUSUNAN RAD-GRK PEDOMAN PENYUSUNAN RAD-GRK Deputi Bidang SDA dan LH Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada Pembahasan Pedoman Penyusunan RAD GRK Jakarta, 12 Januari 2012 www.bappenas.go.id 1 PENURUNAN EMISI GAS RUMAH

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG NO DPA SKPD 1.16 01 02 05 5 2 URUSAN PEMERINTAHAN 1.16. 1.16 Urusan Wajib Penanaman Modal ORGANISASI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-041.01-0/2015 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2009 BKPM. Indikator. Kinerja Utama PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR : 1/P/2009 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

Rencana Kerja (RENJA ) 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang - Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN) yang telah dijabarkan secara teknis dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Lebih terperinci

KEBIJAKAN & PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) SEKTOR INDUSTRI

KEBIJAKAN & PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) SEKTOR INDUSTRI KEBIJAKAN & PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) SEKTOR INDUSTRI Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

Lebih terperinci