PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR"

Transkripsi

1 PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : Pengkajian Bahan Pelapis, Kemasan dan Suhu Penyimpanan Untuk Memperpanjang Masa Simpan Buah Manggis adalah benar hasil karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah dipublikasikan kepada perguruan tinggi manapun. Sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Januari 2007 Kemala Syamnis Azhar F

3 ABSTRAK KEMALA SYAMNIS AZHAR. Pengkajian Bahan pelapis, Kemasan dan Suhu Penyimpanan Untuk Memperpanjang Masa Simpan Buah Manggis. Dibimbing oleh I WAYAN BUDIASTRA dan ROEDHY POERWANTO. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan produk hortikultura yang mempunyai potensi pengembangan yang besar sebagai komoditas ekspor maupun konsumsi dalam negeri sebagai buah segar. Masalah yang terjadi pada pascapanen manggis adalah produk mudah mengalami kerusakan akibat masih berlangsungnya proses fisiologis seperti respirasi, transpirasi dan produksi etilen. Teknologi pascapanen untuk memperpanjang masa simpan buah segar antara lain adalah dengan teknik pengemasan, penggunaan anti mikroba, pengaturan suhu penyimpanan, penyimpanan dengan atmosfer termodifikasi, pelapisan lilin, perlakuan precooling dan kombinasinya. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari pengaruh bahan pelapis, kemasan dan suhu penyimpanan untuk memperpanjang masa simpan buah manggis. Perlakuan yang diberikan pada buah manggis untuk tahap adalah a) Bahan pelapis yang terdiri dari kitosan.5%, lilin lebah 6%, britex wax dengan pengenceran :4 dan tanpa bahan pelapis, b) Kemasan plastik yang terdiri dari tanpa dikemas plastik dan dikemas plastik PE, c) Suhu penyimpanan yang terdiri dari suhu 0 0 C dan suhu 5 0 C. Perlakuan yang diberikan pada buah manggis untuk tahap 2 adalah a) Bahan pelapis yang terdiri dari kitosan.5%, lilin lebah 6%, britex wax dengan pengenceran :4 dan tanpa bahan pelapis, b) Kemasan plastik yang terdiri dari tanpa dikemas plastik dan dikemas plastik PE, c) Suhu penyimpanan yang terdiri dari suhu 0 0 C, suhu 5 0 C dan suhu ruang. Buah manggis yang dipanen pada umur 05 hari setelah bunga mekar disortasi dengan visualisasi warna kulit kuning kemerahan kemudian dibersihkan dan ditimbang untuk mengetahui bobot awal. Setelah itu, buah manggis dicelupkan ke dalam bahan pelapis selama 60 detik dan ditiriskan lalu disimpan sesuai dengan perlakuan. Selanjutnya diamati laju respirasi dan perubahan mutu buah manggis selama penyimpanan. Perlakuan bahan pelapis britex wax, kemasan plastik PE dan suhu penyimpanan 0 0 C paling efektif dalam menurunkan laju respirasi pada buah manggis. Perlakuan yang dapat mempertahankan susut bobot terendah, total asam, kadar air dan TPT pada buah manggis selama penyimpanan adalah bahan pelapis lilin lebah, kemasan plastik PE dan suhu penyimpanan 0 0 C. Suhu optimal untuk mempertahankan warna kulit dan kelopak pada buah manggis selama penyimpanan adalah suhu 0 0 C. Kombinasi perlakuan bahan pelapis lilin lebah, kemasan plastik PE dan suhu penyimpanan 0 0 C dapat mempertahankan masa simpan buah manggis selama 0 hari. Masa simpan buah manggis pada suhu 5 0 C dapat bertahan hingga 40 hari penyimpanan, lebih lama 0 hari dari kontrol.

4 Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor. Sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

5 PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Teknologi Pascapanen SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

6 Judul Tesis : Pengkajian Bahan Pelapis, Kemasan dan Suhu Penyimpanan Untuk Memperpanjang Masa Simpan Buah Manggis Nama : Kemala Syamnis Azhar NRP : F Program Studi : Teknologi Pascapanen Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. I Wayan Budiastra, M.Agr. Ketua Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, M.Sc. Anggota Diketahui Ketua Program Studi Teknologi Pascapanen Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. I. Wayan Budiastra, M.Agr Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS Tanggal Ujian : 04 Desember 2006 Tanggal Lulus :

7 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah : Pengkajian Bahan Pelapis, Kemasan dan Suhu Penyimpanan Untuk Memperpanjang Masa Simpan Buah Manggis. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr.Ir. I Wayan Budiastra, M.Agr. dan Bapak Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, M.Sc. sebagai komisi pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan saransaran sejak awal penelitian hingga karya ilmiah ini selesai, serta kepada Bapak Dr. Ir. Usman Ahmad, M.Agr. sebagai penguji luar komisi. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) Bogor yang telah memberikan bantuan dana sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Terima kasih kepada Bapak Sulyaden dan keluarga yang telah sangat banyak membantu selama penelitian. Terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Ayahanda Syamsu Azhar dan Ibunda Djarnis Darin tercinta, terkasih dan tersayang atas semua pengorbanan, kesabaran, doa juga kasih sayangnya. Terima kasih kepada Uda icap, Uda adhe, adikku Riri, dan semua keluarga yang telah memberikan aku motivasi dan doanya. Kepada teman-teman TPP 04 (Enniku, Asri, Kak Yani, Ibu Rina, Teh Effi, Pak Ismail, Adnan, Bayu, Mba Anna, Tc), TPP 05 (Uni Dewi, Faida, Nuni, Eci, Tika, Ubay), TPP 06, TEP 0, TEP 04, TEP 05, Rahmi Holinesti, Cecil, Lubis, Nety dan semua pihak yang telah banyak membantu penulis selama penelitian. Terima kasih. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Bogor, Januari 2007 Kemala Syamnis Azhar

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 6 Oktober 98 dari ayahanda Syamsu Azhar dan ibunda Djarnis Darin sebagai anak ke tiga dari empat bersaudara. Penulis lulus sebagai Sarjana Teknologi Pertanian, Program Studi Teknik Pertanian di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat pada April Pendidikan lanjutan ditempuh pada sekolah Pasca Sarjana di Institut Pertanian Bogor, Program Studi Teknologi Pascapanen mulai bulan Agustus 2004.

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ix x xi PENDAHULUAN Latar Belakang... Tujuan... Manfaat... Hipotesis... TINJAUAN PUSTAKA Manggis... 4 Panen Buah Manggis... 5 Fisiologi Pascapanen Manggis... 6 Bahan Pelapis, Penyimpanan Dingin dan Film Kemasan... 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu... 2 Bahan dan Alat... 2 Prosedur Penelitian... 2 Rancangan Percobaan... 4 Pengamatan dan Pengukuran... 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap Pertama Penelitian Tahap Kedua SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 58

10 x DAFTAR GAMBAR Halaman Diagram alir penelitian tahap pertama... 2 Diagram alir penelitian tahap kedua... 4 Laju respirasi buah manggis pada berbagai suhu penyimpanan Laju perubahan susut bobot buah manggis pada suhu penyimpanan 0 0 C Laju perubahan susut bobot buah manggis pada suhu penyimpanan 5 0 C Laju perubahan susut bobot buah manggis selama penyimpanan Warna kulit buah manggis pada awal (a) dan akhir penyimpanan (b)... 8 Warna kelopak buah manggis pada awal (a) dan akhir penyimpanan (b)... 9 Laju perubahan kekerasan kulit buah manggis selama penyimpanan Laju perubahan kekerasan daging buah manggis selama penyimpanan Laju perubahan total padatan terlarut daging buah manggis selama penyimpanan Laju perubahan kadar air daging buah manggis selama penyimpanan Laju perubahan total asam daging buah manggis selama penyimpanan... 48

11 ix DAFTAR TABEL Halaman Kandungan gizi buah manggis setiap 00 g bahan segar Permeabilitas beberapa jenis kemasan untuk pengemasan produk segar... 0 Perubahan variabel L a b warna kulit buah manggis Perubahan variabel L a b warna kelopak buah manggis... 2

12 xi DAFTAR LAMPIRAN Halaman Analisis Sidik Ragam Laju Respirasi Uji Lanjut Laju Respirasi Analisis Sidik Ragam Susut Bobot 6 4 Uji Lanjut Susut Bobot Analisis Sidik Ragam Susut Bobot 66 6 Uji Lanjut Susut Bobot Analisis Sidik Ragam Warna Kulit (a) Buah Manggis Analisis Sidik Ragam Warna Kulit (b) Buah Manggis Analisis Sidik Ragam Warna Kelopak (a) Buah Manggis Analisis Sidik Ragam Warna Kelopak (b) Buah Manggis Analisis Sidik Ragam Kekerasan Kulit Buah Manggis Uji Lanjut Kekerasan Kulit Buah Manggis Analisis Sidik Ragam Kekerasan Daging Buah Manggis Uji Lanjut Kekerasan Daging Buah Manggis Analisis Sidik Ragam Total Padatan Terlarut Daging Buah Manggis Uji Lanjut Total Padatan Terlarut Daging Buah Manggis Analisis Sidik Ragam Kadar Air Daging Buah Manggis Uji Lanjut Kadar Air Daging Buah Manggis Analisis Sidik Ragam Total Asam Daging Buah Manggis Uji Lanjut Total Asam Daging Buah Manggis Sidik Ragam Warna dan Kesegaran Kulit Buah Manggis Uji Organoleptik Warna dan Kesegaran Kulit Buah Manggis Sidik Ragam Warna dan Kesegaran Kelopak Buah Manggis Uji Organoleptik Warna dan Kesegaran Kelopak Buah Manggis Sidik Ragam Kekerasan Kulit Buah Manggis Uji Organoleptik Kekerasan Kulit Buah Manggis Sidik Ragam Warna Daging Buah Manggis Uji Organoleptik Warna Daging Buah Manggis Sidik Ragam Rasa Manis Daging Buah Manggis Uji Organoleptik Rasa Manis Daging Buah Manggis... 94

13 xii Sidik Ragam Rasa Asam Daging Buah Manggis Uji Organoleptik Rasa Asam Daging Buah Manggis Perubahan warna kulit buah manggis secara visual selama penyimpanan Prosedur pembuatan lilin lebah dan kitosan... 97

14 PENDAHULUAN Latar Belakang Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan produk hortikultura yang mempunyai potensi pengembangan yang besar di pasar lokal maupun ekspor. Volume ekspor terbaik yang dihasilkan oleh buah manggis terjadi pada tahun 200 yaitu sebesar 9. ribu ton, untuk kemudian turun di kisaran ribu ton di tahun 2004 (BPS, 2005). Penanganan pasca panen yang belum tepat merupakan salah satu penyebab sebagian manggis Indonesia mempunyai mutu rendah dan tidak diterima konsumen khususnya luar negeri. Menurut Poerwanto (2002), dari keseluruhan produksi manggis di Indonesia, diperkirakan hanya 20-0% yang dapat di ekspor. Faktor penyebab rendahnya mutu manggis Indonesia antara lain pemanenan saat buah masih muda, pemanenan lewat matang, adanya getah kuning yang mengotori kulit terutama bila dipanen terlalu muda, lecet pada kulit dan tangkai buah, pengerasan kulit buah serta adanya getah kuning pada daging buah (Satuhu,999). Masalah utama yang terjadi pada manggis adalah produk yang mudah mengalami kerusakan akibat masih berlangsungnya proses fisiologis seperti respirasi, transpirasi dan produksi etilen. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pasca panen buah manggis diperlukan cara penanganan pasca panen yang tepat, sehingga kehilangan dapat ditekan serendah mungkin. Penanganan pasca panen yang baik dapat memperpanjang ketahanan simpan dan mutu buah segar dalam waktu yang cukup lama. Untuk memperoleh ketahanan simpan yang lebih panjang dan mengurangi susut bobot selama penyimpanan dan transportasi dilakukan beberapa teknik penyimpanan dengan suhu rendah yang dikombinasikan dengan teknik penanganan pasca panen lain. Beberapa cara penanganan pascapanen manggis segar yang dapat memperpanjang ketahanan simpan dan mutunya adalah teknik pengemasan, penggunaan anti mikroba, pengaturan suhu penyimpanan, penyimpanan dengan

15 2 atmosfer termodifikasi, pelapisan lilin, penggunaan zat antitranspiran, perlakuan precooling dan kombinasi berbagai cara tersebut. Menurut Budiastra (2000), penanganan pascapanen manggis dimulai dari panen di kebun petani sampai siap dikirim ke luar negeri yang meliputi kegiatan panen, precooling, pengangkutan, perlakuan, sortasi, pemutuan, penggolongan berdasarkan ukuran, pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan ke tujuan ekspor. Pemberian lapisan lilin penting, khususnya bila terdapat luka-luka dan goresan-goresan kecil pada pemukaan buah dan sayuran. Kerusakan-kerusakan itu dapat ditutup oleh lapisan lilin. Pelilinan juga akan memberikan penampakan buah yang lebih menarik. Di tempat-tempat yang tidak terdapat fasilitas pendingin, pemberian lapisan lilin merupakan salah satu cara yang dikembangkan untuk memperpanjang ketahanan simpan buah-buahan dan sayuran segar (Dalal et al. 97). Secara alami buah-buahan dan sayuran telah memiliki selaput lilin di permukaan luar, dimana pada sel-sel kulit luar buah terjadi pengendapan kutikula dan lilin secara terus-menerus (Pantastico, 986). Namun sebagian besar hilang karena pencucian atau penanganan. Dengan demikian diperlukan suatu lapisan lilin yang diharapkan dapat menggantikan selaput lilin alamiah tersebut. Rosmani (975) mengemukakan bahwa pelapisan dengan lilin mempunyai fungsi utama sebagai pelindung terhadap kehilangan air yang terlalu banyak dari komoditi sebagai akibat penguapan dan mengatur kebutuhan oksigen untuk respirasi seoptimal mungkin, karena lapisan yang terlalu tebal dapat mengakibatkan terjadinya reaksi anaerob sehingga buah menjadi asam dan busuk. Penggunaan lilin sebagai bahan pelapis menpunyai syarat-syarat sebagai berikut : tidak mempengaruhi bau dan flavor bahan, mudah kering dan tidak lengket, tidak mudah pecah, mengkilap dan licin, tidak bersifat racun, mudah diperoleh dan murah harganya (Anonim, 977). Bahan pelapis lain yang mempunyai prospek yang baik adalah kitosan yang diperoleh dari khitin setelah mengalami deasetilasi (menghilangkan gugus asetil) dengan menggunakan suhu tinggi dan alkali berkonsentrasi tinggi. Kitosan

16 bersifat mudah mengalami degradasi secara biologis, tidak beracun, mempunyai berat molekul tinggi dan tidak larut pada ph 6.5 (Anonymous, 987) Pada penelitian ini akan digunakan tiga jenis bahan pelapis yaitu kitosan, lilin lebah dan lilin komersil yang di kombinasikan penggunaan kemasan plastik PE dan penggunaan suhu rendah. Tujuan Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari pengaruh bahan pelapis, kemasan dan suhu penyimpanan untuk memperpanjang masa simpan buah manggis. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :. Mempelajari perubahan mutu buah manggis yang telah diberikan perlakuan selama penyimpanan. 2. Mengetahui masa simpan buah manggis yang telah diberikan perlakuan selama penyimpanan. Manfaat Menghasikan teknologi yang dapat mempertahankan mutu dan memperpanjang masa simpan buah manggis dengan perlakuan pelapisan, pengemasan dan pengaturan suhu. Hipotesis. Perlakuan bahan pelapis kitosan, lilin lebah dan britex wax dapat mempertahankan mutu dan memperpanjang masa simpan dari buah manggis selama penyimpanan. 2. Perlakuan kemasan plastik PE dapat mempertahankan mutu dan memperpanjang masa simpan dari buah manggis selama penyimpanan.. Perlakuan suhu rendah dapat mempertahankan mutu dan memperpanjang masa simpan dari buah manggis selama penyimpanan.

17 TINJAUAN PUSTAKA Manggis Manggis termasuk tanaman tahunan (prennial) yang masa hidupnya dapat mencapai puluhan tahun. Manggis tidak membutuhkan iklim dan lahan spesifik. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah tropika pada dataran rendah (< 800 m dpl) basah. Suhu udara yang ideal antara C dengan kelembaban udara lebih dari 80%. Curah hujan minimum adalah 250 mm/tahun. Tanaman manggis tumbuh baik pada tanah lempung berliat sampai lempung berpasir dengan ph 5-7, mengandung bahan organik tinggi, solum dalam dan drainase baik (Poerwanto, 2002). Manggis mempunyai kulit buah yang tebal, mudah dipecah, buahnya berdaging dan mempunyai rasa manis mengandung keasaman (Pantastico et al. 986). Buah manggis berbentuk bulat dengan diameter sekitar 6 cm dan berat per buah sekitar 25 gram, kulit buahnya tebal berwarna ungu muda sampai ungu kemerahan bila sudah matang (Saptarini et al. 990). Buah yang masih muda banyak mengandung getah yang berwarna kuning, semakin tua umur buah semakin berkurang getahnya, dan akan sama sekali tidak bergetah selama matang penuh (Satuhu et al. 99). Di bagian dalam terdapat daging buah manggis sebanyak 4 hingga 7 buah dengan ukuran yang berbeda (Martin, 980). Dari taksonominya manggis diklasifikasikan pada divisi Spermatophyta, klas Angiospermae, subklas Dicotyledonae, ordo Thalamiflora, dan famili Guttiferae (Rukmana, 99). Buah yang dipanen terlalu muda mengandung banyak getah berwarna kunig yang menempel pada permukaan kulit sehingga penampakan buah menjadi kurang menarik. Luka pada kulit dan tangkai buah akibat pemanenan akan mengakibatkan turunya mutu buah. Komponen kimia buah manggis yang menonjol adalah air yaitu 8.0% dan karbohidrat 5%. Kalori yang dihasilkan oleh 00 gram daging buah manggis yang dapat dimakan adalah 6 kilo kalori. Kandungan protein dan lemaknya sangat rendah, demikian pula kandungan vitamin-vitaminnya. Karena komposisi buah manggis yang miskin akan vitamin, maka buah ini dapat dijadikan sumber

18 5 vitamin yang potensial. Komposisi kimia dan nilai gizi buah manggis dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Kandungan gizi buah manggis setiap 00 g bahan segar Kandungan gizi Komposisi Kalori (kkal) 6.00 Protein (g) 0.60 Lemak (g) 0.60 Karbohidrat (g) 5.60 Kalsium (mg) 8.00 Fosfor (mg) 2.00 Zat besi (mg) 0.80 Vitamin B (mg) 0.0 Vitamin C (mg) 2.00 Air (g) 8.00 Bagian yang dapat dimakan (%) Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI (990). Panen Buah Manggis Dalam proses kematangan, buah manggis memerlukan waktu lebih kurang -4 minggu, yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna kulit buah. Menurut Pantastico (989) tanda kematangan yaitu apabila ada perubahan pada warna kulit buah. Untuk menentukan waktu panen dapat dilakukan dengan beberapa cara : a. Secara visual, dengan melihat warna kulit dan ukuran buah, adanya sisa tangkai putik, mengeringnya tepi daun tua dan mengeringnya tubuh tanaman. b. Secara fisik, dilihat dari mudah tidaknya buah terlepas dari tangkai dan berat jenisnya. c. Secara analisis kimia, kandungan zat padat, zat asam, perbandingan zat padat dengan asam dan kandungan zat pati. d. Secara perhitungan, jumlah hari setelah bunga mekar dalam hubungannya dengan tanggal berbunga dan unit panas. e. Secara fisiologi, dengan melihat respirasi.

19 6 Panen buah manggis dapat dilakukan pada beberapa tingkat ketuaan sesuai dengan kebutuhan. Tingkat ketuaan panen pada buah manggis sangat berpengaruh terhadap mutu dan umur simpan. Direktorat Tanaman Buah (2002), menyebutkan bahwa standar warna dari berbagai tingkat kematangan buah manggis dinyatakan dengan indeks kematangan, dengan warna kulit buah pada indeks 0 kuning, kehijauan, indeks hijau kekuningan, indeks 2 kuning kemerahan dengan bercak merah, indeks merah kecoklatan, indeks 4 merah keunguan, indeks 5 ungu kemerahan dan indeks 6 ungu kehitaman. Buah manggis yang telah dipanen perlu penanganan lebih lanjut agar dapat bertahan lebih lama. Penanganan umum yang dilakukan untuk manggis adalah sortasi, grading, perlakuan kimia, pengemasan, precooling, pengangkutan dan panyimpanan. Satuhu (999), buah manggis yang dipanen pada tingkat ketuaan 06-0 HSBM (50%-00% warna kulitnya ungu merah kehitaman) produksinya getahnya berkurang, tekstur buahnya lunak dan daya simpannya singkat. Buah dengan tingkat ketuaan demikian tidak dapat diterima untuk ekspor. Fisiologi Pasca Panen Buah Manggis Buah dan sayuran setelah dipanen akan tetap melakukan proses metabolisme yang menyababkan terjadinya perubahan fisik dan kimia. Selama proses pematangan, buah mengalami beberapa perubahan nyata secara fisik maupun kimia yang umumnya terdiri dari perubahan warna, tekstur, bau, tekanan turgor sel, zat pati, protein, senyawa turunan fenol dan asam-asam organik. Menurut Pantastico (989), Perubahan kekerasan tergolong perubahan fisik pada buah-buahan. Tekstur kulit buah tergantung pada ketegangan, ukuran, bentuk dan keterikatan sel-sel, adanya jaringan penunjang dan susunan tanamannya. Ketegangan disebabkan oleh tekanan isi sel pada dinding sel, dan bergantung pada konsentrasi zat-zat osmotik aktif dalam vakuola, permeabilitas protoplasma dan elastisitas dinding sel. Terjadinya difusi yang terus-menerus meningkatkan jenjang energi sel dan mengakibatkan meningkatnya tekanan yang mendorong sitoplasma ke dinding sel, dan menyebabkan sel menjadi tegang. Pengerasan kulit buah manggis sehingga sulit dibuka kemungkinan disebabkan oleh dehidrasi yang tinggi di permukaan kulit atau terjadi kerusakan jaringan kulit buah, sehingga terjadi desikasi. Kader (200), Setelah panen dan

20 7 selama penyimpanan, buah manggis akan mengalami perubahan warna kulit buah. Perubahan warna kulit buah manggis merupakan salah satu parameter kematangan buah manggis. Hasil penelitian Suyanti et al. 999 menunjukkan buah manggis yang dipanen dengan warna kulit buah hijau dengan setitik noda ungu (04 HSBM), warna kulit buahnya berubah dengan cepat menjadi 0-25% ungu kemerahan dalam satu hari pada penyimpanan suhu 25 0 C, RH 60-70% dan menjadi 00% ungu kemerahan setelah 6 hari penyimpanan. Kesegaran sepal buah sangat berpengaruh terhadap penilaian mutu manggis selama penyimpanan. Buah manggis segar warna sepalnya hijau segar kemudian berubah menjadi coklat setelah tidak segar. Suyanti et al. 999 mengemukakan bahwa buah manggis yang dipanen dengan warna kulit buah hijau dengan setitik warna ungu (04 HSBM) kesegaran sepal dapat bertahan sampai 6 hari penyimpanan. Perubahan keasaman buah selama penyimpanan dapat berbeda-beda sesuai dengan tingkat kematangan buah dan tingginya suhu penyimpanan. Suyanti et a. 999, pola perubahan kandungan asam pada manggis sama dengan pola perubahan kandungan asam pada pisang tanduk, Raja sere, Barangan, Mangga gedong, nenas Subang. Padatan terlarut total menunjukkan kandungan gula yang terdapat pada suatu produk (Winarno dan Aman, 98). Peningkatan kandungan TPT hanya terjadi pada buah manggis yang dipanen pada tingkat ketuaan berwarna hijau dengan bercak ungu. Buah manggis yang dipanen pada tingkat ketuaan lainnya, kandungan TPT cenderung menurun. Meningkatnya kandungan TPT pada manggis dengan tingkat ketuaan buah dengan kulit hijau dan bercak ungu disebabkan terjadinya degradasi pati menjadi glukosa. Air merupakan bagian terbesar dari daging buah manggis. Semakin tua buah manggis, semakin tinggi kandungan airnya. Kandungan air pada buah juga meningkat selama penyimpanan (Suyanti et al. 999). Selama penyimpanan terjadi pula perubahan kadar air pada kulit buah manggis. Kadar air kulit buah manggis secara umum mengalami penurunan seiring dengan lamanya umur penyimpanan ( Sjaifullah et al. 998).

21 8 Bahan Pelapis, Penyimpanan Dingin dan Film Kemasan Bahan pelapis atau pelapis edible adalah lapisan tipis yang terbuat dari bahan yang bisa dimakan, digunakan di atas atau di antara produk pangan, dan berfungsi sebagai barrier dalam perpindahan panas, uap air, O 2 dan CO 2 atau sebagai pembawa bahan tambahan makanan seperti zat antimikrobial dan antioksidan (Mc Hugh dan Krocha, 994). Pelapis edible juga merupakan lapisan tipis yang dapat dimakan yang digunakan pada makanan dengan cara pembungkusan, pencelupan, penyemprotan untuk memberikan penahanan yang selektif terhadap perpindahan gas, uap air dan bahan terlarut serta perlindungan terhadap kerusakan mekanis. Pelapis edibel ini biasanya langsung digunakan dan dibentuk di atas permukaan produk seperti buah dan sayur untuk meningkatkan produk (Gennadios dan Weller, 990). Metode penggunaan bahan pelapis pada buah dan sayuran menurut Grant dan Burns (994), dapat berupa pencelupan (dip aplication), pembuihan (foam aplication), penyemprotan (spray aplication), penetesan (drip aplication) dan penetesan terkendali (controlled drip aplication). Cara aplikasi tergantung pada jumlah, ukuran, sifat produk dan hasil yang diinginkan. Mekanisme pelapisan lilin adalah menutupi pori-pori buah-buahan dan sayuran yang sangat banyak. Dengan pelapisan lilin, pori-pori dapat ditutup sebanyak lebih kurang 50%, sehingga dapat mengurangi kehilangan air, memperlambat proses fisiologis dan mengurangi keaktifan enzim-enzim pernapasan (Setiasih, 999). Menurut Winarno (98), lilin lebah merupakan hasil sekresi dari lebah madu (Apis mellifica). Madu dapat diekstrak dengan menggunakan dua cara, yaitu sistem sentrifugal dan pengepresan. Madu yang diekstrak dengan sentrifugal sisir madu akan tetap utuh sehingga dapat digunakan lagi, sedangkan ekstrasi madu menggunakan sisir madu yang ditekan atau dipres, sisir akan hancur. Sisir yang hancur dapat dibuat lilin atau bibit bahan sarang baru. Hasil sisa pengepresan ini, kemudian dicuci dan dikeringkan, lalu dipanaskan sehingga menjadi lilin atau malam. Lilin ini berwarna putih, kuning, sampai coklat, dengan titik cair C, bobot jenis sebesar Lilin lebah ini banyak digunakan untuk

22 9 pelilinan produk hortikultura karena mudah didapat dan harganya murah (Bennet, 964). Lapisan lilin untuk produk hortikultura biasanya digunakan lilin lebah yang dibuat dalam bentuk emulsi lilin dengan konsentrasi 4 sampai 2 persen (Setyowati dan Budiarti, 992). Hasil penelitian Riza (2004), laju konsumsi O 2 dan laju produksi CO 2 didapatkan bahwa kadar pelilinan 6 persen merupakan kadar pelilinan optimum untuk buah manggis. Bahan pelapis lain yang dapat digunakan sebagai lilin adalah kitosan. Kitosan diperoleh dari khitin setelah mengalami proses deasetilasi dengan menggunakan suhu tinggi dan alkali berkonsentrasi tinggi. Kitosan telah dimanfaatkan secara luas dalam industri, pertanian, peternakan maupun kesehatan. Dalam bidang pertanian dilaporkan digunakan sebagai pelapis pada benih sehingga dapat tahan terhadap jamur tanah, serta meningkatkan viabilitas benih. Penggunaan khitosan sebagai pelapis pada buah-buahan dapat menghambat difusi oksigen ke dalam buah, sehingga proses respirasi dapat dihambat (Hirano 989 ; El-Ghouth et al. 992). Hasil penelitian Mussadad (2002), Pada suhu dingin umur simpan terbaik untuk tomat diperoleh dari konsentrasi.5% penggunaan bahan pelapis kitosan yaitu mencapai 0 hari. Penyimpanan dingin merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan cara pendinginan pada suhu di atas suhu pembekuannya. Secara umum pendinginan dilakukan pada suhu 2 0 C, tergantung pada masing-masing produk yang disimpan. Pendinginan menuntut adanya pengendalian terhadap kondisi lingkungan. Pengendalian dilakukan dengan suhu yang rendah, komposisi udara, kelembaban dan sirkulasi udara (Kader et al. 985). Budiastra dan Purwadaria (99) mengemukakan tujuan penyimpanan suhu rendah adalah untuk memperpanjang masa kesegaran sayuran dan buahbuahan guna menjaga kesinambungan pasokan, menciptakan stabilitas harga dan mempertahankan mutu. Hasil penelitian Anjarsari (995), suhu optimum untuk penyimpanan buah manggis adalah 0 0 C dan suhu 5 0 C. Pengemasan merupakan salam satu cara dalam memberikan kondisi yang tepat bagi bahan pangan, untuk menunda proses kimia dalam jangka waktu yang diinginkan (Buckle et al. 987). Film kemasan sebagai bahan pengemas memungkinkan banyak ragam kegunaan yang dapat melindungi dan

23 0 mengawetkan buah-buahan yang mudah rusak, disamping produk yang dikemas menjadi lebih menarik (Hall et al. 97). Zagory dan Kader (988), Film kemasan yang utama dipakai untuk pengemasan produk segar adalah jenis LDPE (Low Density Polyetilen), PVC (Polyvinil Chloride) dan PP (Polypropilen). Sifat film kemasan yang cocok untuk penyimpanan buah-buahan adalah yang lebih permeabel terhadap CO 2, sehingga laju akumulasi CO 2 dari respirasi lebih sedkit daripada laju penyusutan O 2 (Peleg, 985). Apabila buah-buahan dikemas dengan bahan yang impermeabel maka proses respirasi yang terjadi akan mengakibatkan berkurangnya O 2 dan terjadi akumulasi CO 2 yang kemudian menghasilkan respirasi anaerob disertai terbentuknya etanol, asetaldehid dan komponen-komponen yang tidak diinginkan. Sebaliknya jika menggunakan bahan kemasan yang mempunyai bahan permeabilitas yang sangat tinggi, efek modifikasi udara dalam kemasan hampir tidak terjadi sehingga tujuan memperpanjang umur simpan bahan tidak tercapai. Menurut Wills et al. 98, film kemasan polietilen (PE) baik digunakan untuk sistem penyimpanan dengan udara terkendali karena permeabilitas film PE terhadap gas CO 2 lebih besar dari O 2 sehingga laju akumulasi gas CO 2 disekitar bahan lebih kecil daripada penyerapan O 2. Selain itu PE mempunyai sifat yang kuat, kedap air, tahan terhadap bahan kimia dan harganya murah (Pantastico et al. 986). Tabel 2. Permeabilitas beberapa jenis kemasan untuk pengemasan produk segar Jenis Film Polietilen kerapatan rendah Polyvinil Chlorida Polypropilen Polyestiren Saran Polyester Keterangan : mil = 25.4 µm Sumber : Zagory dan Kader (988) Pemeabilitas (cc/m 2 /mil/hari/ atm) CO 2 O CO 2 : O Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan serta kekuatan sobek yang baik. Dengan pemanasan akan menjadi lunak dan mencair pada suhu 0 0 C. Berdasarkan sifat permeabilitasnya yang rendah serta sifat-sifat mekaniknya yang baik, polietilen

24 mempunyai ketebalan 0.00 sampai 0.0 inchi, yang banyak digunakan sebagai pengemas makanan, karena sifatnya yang thermoplastik, polietilen mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang baik (Sacharow dan Griffin, 970). Kemasan polietilen dengan kondisi awal 6% O 2 6% CO 2 merupakan kondisi terbaik untuk penyimpanan salak bali (Purnomo et al. 992) dan dengan kondisi awal 5% O 2.5% CO 2 dapat memperpanjang umur simpan salak pondok (Sassya et al. 99). Rosmani dan Syaifullah (99) menyimpulkan bahwa salak pondok utuh dapat bertahan hingga 0 hari pada suhu penyimpanan 5 0 C dalam kantong LDPE (Low Density Poly Ethylene) ukuran 0 µm dengan komposisi udara awal.5% O 2 5% CO 2.

25 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Fateta IPB - Bogor pada bulan Februari - Mei Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah manggis yang diperoleh dari petani manggis di daerah Bojong Sukabumi. Buah manggis dipanen pada umur 05 hari setelah bunga mekar dengan visualisasi kuning kemerahan. Bahan lain yang digunakan adalah kitosan, lilin lebah, britex wax, dan kemasan plastik PE. Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, lemari pendingin untuk penyimpanan, gas analyzer Shimadzu untuk pengukuran laju respirasi, Rheometer model CR-00 untuk mengukur kekerasan, Chromameter Minolta type CR-0 untuk pengukuran warna, Refraktometer Atago PR-20 untuk mengukur total padatan terlarut daging buah manggis. Prosedur Penelitian Penelitian ini terbagi menjadi dua tahap yaitu penelitian tahap pertama dan tahap kedua. Penelitian Tahap pertama Penelitian tahap pertama ini bertujuan untuk mempelajari laju respirasi dan susut bobot dari buah manggis yang telah diberi perlakuan, sehingga nantinya dapat diketahui apakah perlakuan tersebut memberikan pengaruh terhadap penyimpanan buah manggis segar. Perlakuan yang diberikan pada buah manggis adalah a) bahan pelapis yang terdiri dari kitosan.5%, lilin lebah 6%, britex wax dengan pengenceran :4 dan tanpa bahan pelapis, b) Kemasan plastik yang terdiri dari tanpa dikemas plastik dan dikemas plastik PE, c) suhu penyimpanan yang terdiri dari suhu 0 0 C dan suhu 5 0 C. Alur penelitian tahap pertama terlihat pada Gambar.

26 Manggis Sortasi dan Pembersihan Penimbangan bobot awal Pencelupan dalam bahan pelapis selama 60 detik: Tanpa pencelupan, Kitosan.5%, Lilin lebah 6% dan britex wax dengan pengenceran :4 Pentirisan dan pengemasan Individu Penyimpanan dalam toples pada suhu 0 0 C dan 5 0 C Pengamatan : Laju respirasi dan Susut bobot Gambar. Diagram alir penelitian tahap pertama Manggis dipanen pada umur 05 hari setelah bunga mekar dengan visualisasi kuning kemerahan. Setelah itu dilakukan sortasi dan pembersihan serta penimbangan untuk mengetahui bobot awal. Buah manggis kemudian dicelupkan ke dalam bahan pelapis selama 60 detik. Kemudian dilakukan pentirisan dan pengemasan yaitu sebagian buah tidak dikemas dan sebagian lagi dikemas dengan menggunakan plastik PE. Manggis kemudian di masukkan dalam stoples yang berbeda. Stoples digunakan sebagai respiration chamber. Stoples ditutup rapat dengan vaselin antara tutup dan ulir kaca untuk mencegah kebocoran, yakni mencegah masuknya O 2 dan keluarnya CO 2. Untuk mengukur konsentrasi gas, dibuat dua lubang pada bagian tutup stoples yang dihubungkan dengan selang plastik. Pengukuran dilakukan setiap 6 jam pada hari pertama, 2 jam pada hari kedua, 8 jam pada hari ketiga selanjutnya setiap 24 jam. Masing-masing

27 4 perlakuan diulang tiga kali. Untuk mengukur O 2 digunakan Cosmostector tipe XPO-7 dan cosmostector tipe XP-4B untuk pengukuran CO 2. Penelitian tahap Kedua Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mempelajari pengaruh bahan pelapis, kemasan dan suhu penyimpanan untuk memperpanjang masa simpan buah manggis. Alur penelitian tahap kedua terlihat pada Gambar 2. Manggis Pembersihan dan Sortasi Penimbangan bobot awal Pencelupan dalam bahan pelapis selama 60 detik: Tanpa pencelupan, Kitosan.5%, Lilin lebah 6% dan britex wax dengan pengenceran :4 Pentirisan dan pengemasan Individu Penyimpanan pada suhu 0 0 C, 5 0 C dan Ruang Pengamatan : Susut bobot, warna kelopak, warna kulit kekerasan kulit, kekerasan daging, total padatan terlarut, kadar air daging buah, total asam, uji organoleptik Gambar 2. Diagram alir penelitian tahap kedua Rancangan Percobaan Penelitian Tahap I Rancangan yang digunakan pada tahap ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara secara faktorial dengan ulangan.

28 5 Faktor pertama adalah bahan pelapis yang terdiri dari empat taraf yaitu : A = Tanpa bahan pelapis A 2 = Pelapisan dengan kitosan A = Pelapisan dengan lilin lebah A 4 = Pelapisan dengan britex wax Faktor kedua adalah penggunaan kemasan plastik yang terdiri dari dua taraf yaitu: B = Tanpa dikemas B 2 = Dikemas plastik PE C = 0 0 C C 2 = 5 0 C Faktor ketiga adalah suhu penyimpanan yang terdiri dari dua taraf yaitu : Penelitian Tahap II Rancangan yang digunakan pada tahap ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara secara faktorial dengan ulangan. Faktor pertama adalah bahan pelapis yang terdiri dari empat taraf yaitu : A = Tanpa bahan pelapis A 2 = Pelapisan dengan kitosan A = Pelapisan dengan lilin lebah A 4 = Pelapisan dengan britex wax Faktor kedua adalah penggunaan kemasan plastik yang terdiri dari dua taraf yaitu: B = Tanpa dikemas B 2 = Dikemas plastik PE Faktor ketiga adalah suhu penyimpanan yang terdiri dari tiga taraf yaitu : C = 0 0 C C 2 = 5 0 C C = Ruang

29 6 adalah: Sesuai dengan rancangan yang digunakan, maka model matematiknya Y ijk = µ + A i + B j + C k + (AB) ij + (AC) ik + (BC) jk + (ABC) ijk + E ijk Keterangan : Y ijkl = Respon setiap parameter yang diamati µ = Nilai rata-rata umum A i = Pengaruh perlakuan bahan pelapis B j = Pengaruh perlakuan kemasan plastik C k = Pengaruh perlakuan suhu penyimpanan (AB) ij = Pengaruh interaksi bahan pelapis dengan kemasan plastik (AC) ik = Pengaruh interaksi bahan pelapis dengan suhu penyimpanan (BC) jk = Pengaruh interaksi kemasan plastik dengan suhu penyimpanan (ABC) ijk = Pengaruh interaksi bahan pelapis dengan kemasan plastik dan suhu penyimpanan = Pengaruh galat percobaan E ijk Dimana : i =, 2,, 4 j =,2 k =,2 Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam ( Steel and Torrie, 980 ) pada tingkat kepercayaan 95% menggunakan program SAS. Jika terdapat pengaruh perlakuan, maka dilakukan pengujian lanjut dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Pengamatan dan Pengukuran Parameter yang diamati adalah :. Laju Respirasi Persamaan yang digunakan untuk menghitung laju respirasi adalah sebagai berikut : dx V R = x dt W

30 7 Dimana : R = Laju respirasi (ml/kg.jam) x = Konsentrasi gas CO 2 (%) t = Waktu (jam) V = Volume bebas respiration chamber (ml) W = Berat produk (kg) 2. Susut Bobot Dilakukan berdasarkan pengukuran susut bobot yaitu persentase penurunan bobot bahan sejak awal sampai akhir penyimpanan. Untuk mengukur susut bobot digunakan rumus sebagai berikut : Dimana : Susut bobot (%) = W - Wa W x 00% W = Bobot bahan pada awal penyimpanan (g) Wa = Bobot bahan pada akhir penyimpanan (g). Warna Kulit dan Kelopak Buah Warna kulit dan kelopak buah manggis diukur dengan chromameter yang telah dikalibrasi. Alat ini mempunyai sistem notasi warna hunter (sistem warna L, a, dan b). Sistem warna L menyatakan parameter kecerahan (brigthness) dengan nilai 0 (hitam) sampai 00 (putih). Sistem warna a dan b merupakan koordinat-koordinat kromatisitas, a menyatakan warna kromatik campuran merah hijau dengan nilai +a dari 0 sampai +60 untuk warna merah dan a dari 0 sampai -60 untuk warna hijau. Nilai b menyatakan warna kromatik campuran kuning biru dengan nilai +b dari 0 sampai +60 untuk warna kuning dan nilai b dari 0 sampai -60 untuk warna biru. 4. Kekerasan Kekerasan buah manggis diukur dengan menggunakan rheometer. Pengukuran kekerasan buah manggis meliputi kekerasan buah utuh dan pengukuran kekerasan daging buah. pengukuran kekerasan buah utuh menggunakan alat rheometer yang di set dengan mode 20, beban maksimum 0 kg, dalam penekanan mm. Pengukuran kekerasan daging buah menggunakan alat rheometer yang diset dengan mode 20, beban maksimum 2

31 8 kg, dalam penekanan mm, kecepatan penurunan beban 60 mm/menit dan diameter pluger jarum 2.5 mm. Bahan ditekan pada tempat dan hasil pengukuran dari ketiga bagian dirata-rata. 5. Total Padatan Terlarut ( 0 Brix) Total Padatan Terlarut (TPT) diukur dengan menggunakan hand refractometer. Filrat dari perasan daging buah manggis diteteskan pada prisma refractometer, kemudian dapat dilihat skala angka yang menunjukkan kandungan total padatan terlarut buah. 6. Kadar Air Daging Buah (%) (Metode Oven, AOAC 984) Cawan alumunium dikeringkan selama 5 menit dalam oven bersuhu 05 0 C dan didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Sampel berupa daging buah tanpa biji sebanyak 5-7 g yang di tempatkan di dalam cawan. Sampel kemudian dikeringkan dalam oven bersuhu 05 0 C selama 20 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai tercapai berat konstan. Persentase kadar air daging buah dihitung menggunakan persamaan : Kadar air (%) = a - b a x 00 a = Bobot awal (g) b = Bobot akhir (g) 7. Total Asam (Metode Titrasi, AOAC 984) Analisa kandungan total asam buah manggis dilakukan dengan menggunakan metode titrasi, dimana bahan/sampel di timbang sebanyak 5 g, dihancurkan, dimasukkan ke dalam gelas baker dan ditambah air sebanyak 250 ml (secara kuantitatif), kemudian disaring dengan kertas saring. Selanjutnya sebanyak 25 ml filtrat dititrasi dengan NaOH N menggunakan indikator fenolftalin (pp) sampai berwarna merah muda. Perhitungan total asam tertitrasi dilakukan dengan menggunakan rumus : Total asam = Vol NaOH x N NaOH x P G x 00

32 9 Dimana : TA = Total asam (mek/00 ml bahan) Vol = Volume larutan NaOH (ml) N = Normalisasi larutan NaOH P = Pengenceran (0 x) G = Massa sampel (g) 8. Uji Organoleptik Uji organoleptik dilakukan dengan uji mutu hedonik (Soekarto & Hubeis 2000) meliputi warna dan kesegaran kulit buah, warna dan kesegaran kelopak buah, kekerasan kulit buah manggis, warna daging buah, rasa manis dan rasa asam dengan menggunakan 0 orang panelis.

33 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap Pertama Laju Respirasi Hasil analisis sidik ragam untuk laju respirasi pada Lampiran terlihat bahwa perlakuan bahan pelapis berpengaruh nyata (p<0.05) pada 2, 8, 48, 96, 20 dan 92 jam penyimpanan. Perlakuan kemasan berpengaruh nyata pada 6, 2, 8, 72, 96, 44 dan 92 jam penyimpanan. Perlakuan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 6, 2, 8, 24, 48, 96, 20, 44, 68 dan 92 jam penyimpanan. Hasil uji lanjut pada Lampiran 2 terlihat bahwa nilai laju respirasi terendah karena pengaruh perlakuan bahan pelapis pada 2, 8, 48, 96 jam penyimpanan diperoleh dari bahan pelapis kitosan dan berbeda nyata dengan tanpa bahan pelapis. Nilai laju respirasi terendah karena pengaruh perlakuan bahan pelapis pada 20 jam penyimpanan diperoleh dari bahan pelapis lilin komersil dan berbeda nyata dengan tanpa bahan pelapis. Nilai laju respirasi terendah karena pengaruh perlakuan bahan pelapis pada 92 jam penyimpanan diperoleh dari bahan pelapis kitosan dan komersil serta berbeda nyata dengan tanpa bahan pelapis. Nilai laju respirasi terendah karena pengaruh perlakuan kemasan pada 6, 2, 8, 72, 96, 44 dan 92 jam penyimpanan diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE dan berbeda nyata dengan tanpa dikemas. Nilai laju respirasi terendah karena pengaruh perlakuan suhu penyimpanan pada 6, 2, 8, 24, 48, 72, 96, 20, 44, 68 dan 92 jam penyimpanan diperoleh dari suhu 0 0 C dan berbeda nyata dengan suhu 5 0 C. Perubahan laju respirasi buah manggis pada berbagai suhu penyimpanan dapat dilihat pada Gambar.

34 2 Laju respirasi (mlco 2 /kgjam) 22 Laju respirasi pada suhu 0 0 C Waktu pengamatan (jam) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Laju respirasi (mlco 2 /kgjam) Laju respirasi pada suhu 5 0 C Waktu penyimpanan (jam) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Gambar. Laju respirasi buah manggis pada berbagai suhu penyimpanan.

35 22 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola respirasi buah manggis termasuk klimaterik. Puncak klimaterik pada kontrol terjadi pada 24 jam setelah penyimpanan, sedangkan pada perlakuan bahan pelapis dan kemasan puncak klimaterik terjadi pada 48 jam setelah penyimpanan. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan bahan pelapis dan kemasan dapat menghambat terjadinya klimaterik serta dapat mempertahankan perubahan mutu dan masa simpan dari buah manggis selama penyimpanan. Perlakuan bahan pelapis lilin komersil, kemasan plastik PE dan suhu penyimpanan 0 0 C menghasilkan laju respirasi terendah yaitu sebesar.29 mlo 2 /kgjam, sedangkan pada suhu 5 0 C, perlakuan bahan pelapis kitosan, kemasan plastik PE menghasilkan laju respirasi terendah yaitu sebesar 4.80 mlo 2 /kgjam pada 6 jam penyimpanan. Laju respirasi terendah pada suhu 0 0 C selama 92 jam penyimpanan, didapatkan dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil dan kemasan plastik PE yaitu sebesar 4.52 mlco 2 /kgjam, sedangkan pada suhu 5 0 C didapatkan dari buah manggis yang diberi perlakuan bahan pelapis kitosan dan kemasan plastik PE yaitu sebesar 5.75 mlco 2 /kgjam. Dari hasil penelitian ini juga, maka perlakuan bahan pelapis lilin komersil, kemasan plastik PE dan suhu penyimpanan 0 0 C paling efektif dalam menurunkan laju respirasi. Hal ini diduga karena buah manggis yang diberi bahan pelapis dapat menghambat difusi oksigen ke dalam buah manggis dan film kemasan polietilen (PE) dapat menghambat pertukaran gas CO 2 dan O 2 selain itu, Menurut Pantastico et al. 986, film kemasan PE mempunyai sifat yang kuat, kedap air, tahan terhadap bahan kimia dan harganya murah. Penyimpanan suhu rendah dapat menekan kecepatan respirasi dan transpirasi sehingga proses ini berjalan lambat, akibatnya ketahanan simpannya cukup panjang dengan susut bobot minimal, mutu baik dan pasaran tetap tinggi (Soedibyo, 979). Laju respirasi merupakan petunjuk daya simpan buah-buahan sesudah dipanen. Intensitas respirasi sering dianggap sebagai potensi daya simpan buah. laju respirasi yang tinggi biasanya disertai umur simpan yang pendek. Hal ini merupakan petunjuk laju kemunduran kualitas dan nilainya sebagai bahan makanan (Pantastico et al.986).

36 2 Susut Bobot Hasil analisis sidik ragam pada Lampiran terlihat bahwa perlakuan bahan pelapis berpengaruh nyata pada 68 dan 92 jam penyimpanan. Perlakuan kemasan berpengaruh nyata pada 24, 48, 72, 96, 20, 44, 68 dan 92 jam penyimpanan. Perlakuan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 44, 68 dan 92 jam penyimpanan. Interaksi perlakuan kemasan dengan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 24 dan 48 jam penyimpanan. Hasil uji lanjut pada Lampiran 4 memperlihatkan bahwa susut bobot terendah karena pengaruh perlakuan bahan pelapis pada 68 dan 92 jam penyimpanan diperoleh dari penggunaan kitosan dan berbeda nyata dengan perlakuan tanpa bahan pelapis dan lilin komersil. Susut bobot terendah karena pengaruh perlakuan kemasan pada 24, 48, 72, 96, 20, 44, 68 dan 92 jam penyimpanan diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE dan berbeda nyata dengan tanpa dikemas. Susut bobot terendah karena pengaruh perlakuan suhu penyimpanan pada 44, 68 dan 92 jam penyimpanan diperoleh dari suhu 0 0 C dan berbeda nyata dengan suhu 5 0 C. Susut bobot terendah karena pengaruh interaksi perlakuan kemasan dengan suhu penyimpanan pada 24 dan 48 jam penyimpanan diperoleh dari interaksi perlakuan kemasan plastik PE pada suhu 0 0 C dan berbeda nyata dengan tanpa dikemas pada suhu 0 0 C. Laju perubahan susut bobot pada suhu 0 0 C dan 5 0 C yang disimpan dalam chamber respiration dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.

37 24.2 Susut bobot (%) Waktu pengamatan (jam) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Gambar 4. Laju perubahan susut bobot buah manggis pada suhu penyimpanan 0 0 C..2 Susut bobot (%) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Waktu pengamatan (jam) Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Gambar 5. Laju perubahan susut bobot buah manggis pada suhu penyimpanan 5 0 C.

38 25 Susut bobot terendah pada suhu 0 0 C dan 5 0 C diperoleh dari buah manggis yang diberi perlakuan bahan pelapis kitosan dikemas plastik PE yaitu sebesar 0.67% dan 0.8%. Hal ini membuktikan bahwa perlakuan bahan pelapis kitosan, kemasan plastik PE dan penyimpanan suhu rendah yang diberikan terhadap buah manggis dapat mengurangi terjadinya kehilangan berat atau bobot yang disebabkan oleh kehilangan air. Menurut Nurrachman (2004), Pelapis kitosan dapat menghambat peningkatan susut bobot, total padatan terlarut, penurunan total asam, mengurangi penggunaan O 2 dan produksi etilen serta memperpanjang umur simpan. Menurut Pantastico et al. (986), film kemasan PE mempunyai sifat yang kuat, kedap air, tahan terhadap bahan kimia dan harganya murah. Penyimpanan suhu rendah dapat menekan kecepatan respirasi dan transpirasi sehingga proses ini berjalan lambat, akibatnya ketahanan simpannya cukup panjang dengan susut bobot minimal, mutu baik dan pasaran tetap tinggi (Soedibyo, 979). Komponen kimia terbesar dari buah manggis adalah air, yaitu berkisar antara 8% - 8% (Daftar Komposisi Bahan Makanan, 989). Kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan terutama disebabkan oleh kehilangan air sebagai akibat dari proses penguapan dan kehilangan karbon selama respirasi. Air dibebaskan dalam bentuk uap air pada proses transpirasi dan respirasi melalui stomata, lenti sel dan bagian jaringan tumbuhan lain yang berhubungan dengan sel epidermis. Kehilangan air selama penyimpanan tidak hanya menurunkan susut bobot tetapi juga menurunkan mutu dan menimbulkan kerusakan. Kehilangan air yang banyak akan menyebabkan pelayuan dan pengkeriputan (Muchtadi, 992).

39 26 Penelitian Tahap Kedua Susut Bobot Hasil sidik ragam pada Lampiran 5 terlihat bahwa perlakuan kemasan, suhu dan interaksi perlakuan kemasan dengan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0, 20, 0 dan 40 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan bahan pelapis dengan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0 hari penyimpanan. Hasil uji lanjut pada Lampiran 6 memperlihatkan bahwa susut bobot terendah karena pengaruh perlakuan kemasan pada 0, 20, 0 dan 40 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE dan berbeda nyata dengan tanpa dikemas. Susut bobot terendah karena pengaruh perlakuan suhu penyimpanan pada 0, 20, 0 dan 40 hari penyimpanan diperoleh dari suhu penyimpanan 0 0 C dan berbeda nyata dengan penyimpanan pada suhu ruang, Susut bobot terendah karena pengaruh interaksi perlakuan bahan pelapis dengan suhu penyimpanan pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari penggunaan kitosan pada suhu 0 0 C, sedangkan tertinggi diperoleh dari lilin lebah pada suhu ruang. Susut bobot terendah karena pengaruh interaksi perlakuan kemasan dengan suhu penyimpanan pada 0, 20, 0 dan 40 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE pada suhu 0 0 C, sedangkan susut bobot tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa dikemas plastik pada suhu ruang. Susut bobot pada penelitian ini mengalami kenaikkan seiring dengan lamanya penyimpanan. Laju kenaikkan susut bobot lebih cepat terjadi pada penyimpanan suhu ruang. Laju perubahan susut bobot pada berbagai suhu penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 6.

40 Susut bobot pada penyimpanan suhu 0 0 C Susut bobot (%) Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Susut bobot (%) Susut bobot pada penyimpanan suhu 5 0 C Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Susut bobot pada penyimpanan suhu ruang Susut bobot (%) Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Gambar 6. Laju perubahan susut bobot buah manggis selama penyimpanan.

41 28 Susut bobot terendah pada suhu 0 0 C selama 40 hari penyimpanan diperoleh dari buah manggis yang diberi perlakuan bahan pelapis lilin lebah yang dikemas plastik PE yaitu sebesar.02%. Susut bobot terendah pada suhu 5 0 C selama 40 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan buah manggis yang diberi bahan pelapis lilin komersil yang dikemas plastik PE yaitu sebesar 5.74%, sedangkan susut bobot terendah pada suhu ruang selama 0 hari penyimpanan diperoleh dari buah manggis yang diberi perlakuan bahan pelapis lilin lebah yang dikemas plastik PE yaitu sebesar.60%. Story (99), mengemukakan bahwa apabila produk segar kehilangan airnya lebih dari 0% dari berat basah, maka buah tersebut tidak dapat dipasarkan lagi. Faktor yang mempengaruhi kehilangan air pada buah antara lain luas/volume permukaan tersebut, lapisan alami permukaan buah dan kerusakan mekanis pada kulit buah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan bahan pelapis, kemasan plastik PE dan suhu penyimpanan dapat mengurangi laju respirasi dan transpirasi sehingga susut bobot yang dihasilkan dapat dikurangi. Menurut Syarief dan Hariyadi (990), di udara terbuka proses penuaan berlangsung dengan cepat dan kerusakan dari komoditi dapat segera terjadi. Pada suhu rendah proses tersebut dihambat, sehingga umur simpan komoditi menjadi lebih panjang. Muchtadi (992) mengemukakan bahwa susut bobot buah akibat respirasi dan transpirasi dapat ditekan dengan cara menaikkan RH, menurunkan suhu, mengurangi gerakan udara dan penggunaan kemasan. Warna Kulit Tanda kematangan yang paling sesuai dan mudah digunakan untuk manggis adalah perubahan warna kulit buah. Menurut Khalid dan Ruayah (99), perubahan warna dari satu indeks warna ke satu indeks warna berikutnya terjadi dalam satu hari pada suhu C. Pada awal penyimpanan, warna kulit manggis adalah merah kekuningan dengan nilai a berkisar antara.57-(-5.9), nilai b berkisar antara dan nilai L berkisar antara Perubahan nilai variabel L a b warna kulit anggis disajikan dalam Tabel. Selama penyimpanan kecerahan (nilai L) warna kulit manggis cenderung menurun, demikian pula nilai a dan nilai b warna kulit manggis semakin menurun selama penyimpanan. Penurunan nilai a menunjukkan bahwa warna merah kulit

42 29 manggis semakin berkurang, dan penurunan nilai b menunjukkan bahwa warna kulit biru manggis semakin meningkat, sehingga kulit manggis berwarna ungu gelap. Tabel. Perubahan variabel L a b warna kulit buah manggis Warna kulit Perlakuan Nilai L Nilai a Nilai b Awal 0 HSP Akhir Awal 0 HSP Akhir Awal 0 HSP Akhir ABC A2BC ABC A4BC AB2C A2B2C AB2C A4B2C ABC A2BC ABC A4BC AB2C A2B2C AB2C A4B2C ABC A2BC ABC A4BC AB2C A2B2C AB2C A4B2C

43 0 Hasil sidik ragam untuk nilai a warna kulit manggis pada Lampiran 7 terlihat bahwa perlakuan bahan pelapis berpengaruh nyata pada 0, 20 dan 0 hari penyimpanan. Perlakuan kemasan berpengaruh nyata pada 0, 20, 0 dan 40 hari penyimpanan. Perlakuan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0 dan 20 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan bahan pelapis dengan kemasan berpengaruh nyata pada 0 dan 40 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan kemasan dengan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0, 20 dan 0 hari penyimpanan. Hasil sidik ragam untuk warna b kulit manggis pada Lampiran 8 terlihat bahwa perlakuan bahan pelapis dan kemasan berpengaruh nyata pada 0, 20, 0 dan 40 hari penyimpanan. Perlakuan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0, 20 dan 0 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan bahan pelapis dengan kemasan berpengaruh nyata pada 40 hari penyimpanan. Warna ungu merah adalah warna yang disukai konsumen. Pada penelitian ini perlakuan yang dapat mempertahankan perubahan warna kulit dari manggis dihasilkan dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah, kemasan plastik PE dan suhu penyimpanan 0 0 C. Warna-warna merah, biru dan ungu pada buah biasanya disebabkan oleh warna pigmen antosianin. Konsentrasi antosianin yang rendah menyebabkan warna tidak merah melainkan ungu. Perubahan warna pigmen antosianin dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu konsentrasinya, ph dari media, adanya pigmen lain dan suhu. Pada buah-buahan, umumnya tidak terjadi kehilangan kandungan antosianin. Adanya ikatan antara antosianin dengan pigmen lainnya dapat merubah warna. Proses ini dipengaruhi oleh ada atau tidaknya kilasi terhadap ion-ion logam seperti ion Fe, Al, Mg dan Mon. Ada atau tidaknya gugusan acyl dalam molekul antosianin juga dapat menentukan warna dari antosianin, misalnya adanya grup acyl dapat menyebabkan warna antosianin menjadi biru, sedangkan bila tanpa grup acyl warnanya menjadi merah (Winarno, 2002). Perubahan warna kulit buah manggis pada awal penyimpanan hingga akhir penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 7.

44 (a) Gambar 7.Warna kulit buah manggis dengan perlakuan lilin lebah, kemasan plastik PE, suhu penyimpanan 0 0 C pada awal (a) dan akhir penyimpanan (b) (b) Warna Kelopak Pada awal penyimpanan, warna kelopak manggis adalah hijau muda, segar dengan nilai a berkisar antara (-4.)-.9, nilai b berkisar antara , dan L berkisar antara (Tabel 4). Selama penyimpanan, nilai L dan b cenderung menurun, sedangkan nilai a warna kelopak meningkat. Penurunan nilai L menunjukkan bahwa kecerahan warna kelopak menurun selama penyimpanan. Penurunan nilai b menunujukkan warna kuning kelopak semakin berkurang, dan peningkatan nilai a menunjukkan bahwa warna hijau semakin berkurang, sehingga warna kelopak manggis menjadi hijau gelap atau kecoklatan. Buah manggis dengan mutu yang memenuhi kriteria ekspor adalah manggis yang memiliki kelopak lengkap dan berwarna hijau segar. Oleh karena itu, mempertahankan warna hijau dan kesegaran kelopak selama penyimpanan manggis merupakan faktor penting.

45 2 Tabel 4. Perubahan variabel L a b warna kelopak buah manggis Warna kelopak Nilai L Nilai a Nilai b Awal 0 HSP Akhir Awal 0 HSP Akhir Awal 0 HSP Akhir ABC A2BC ABC A4BC AB2C A2B2C AB2C A4B2C ABC A2BC ABC A4BC AB2C A2B2C AB2C A4B2C ABC A2BC ABC A4BC AB2C A2B2C AB2C A4B2C Hasil sidik ragam untuk nilai a warna kelopak manggis pada Lampiran 9 terlihat bahwa perlakuan bahan pelapis dan kemasan berpengaruh nyata pada 0, 20, 0 dan 40 hari penyimpanan. Perlakuan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0 dan 20 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan kemasan dengan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan bahan pelapis, kemasan dan suhu berpengaruh nyata pada 40 hari penyimpanan.

46 Hasil sidik ragam untuk nilai b warna kelopak manggis pada Lampiran 0 terlihat bahwa perlakuan bahan pelapis berpengaruh nyata pada 40 hari penyimpanan. Perlakuan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0 hari dan 20 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan kemasan dengan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0 hari penyimpanan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap perubahan variabel warna a dan b kelopak, maka perlakuan yang dapat mempertahankan warna hijau dan kesegaran sepal adalah bahan pelapis lilin lebah, kemasan plastik PE dan suhu penyimpanan 0 0 C. Dengan perlakuan tersebut warna hijau dan kesegaran sepal dapat dipertahankan selama 0 hari penyimpanan. Degradasi klorofil pada buah dan sayuran merupakan proses yang umum menyertai terjadinya senescence pada buah dan sayur. Menurut Kader (992), suhu penyimpanan adalah faktor utama yang mempengaruhi terjadinya degradasi klorofil. Dalam penelitian ini, terlihat bahwa faktor suhu sangat berpengaruh terhadap warna hijau kalopak. Suhu rendah menyebabkan proses degradasi klorofil selama penyimpanan berjalan lambat. Warna dan kesegaran kelopak cepat menurun karena terjadinya transpirasi yang menyebabkan kelopak mengering dan berwarna kecoklatan. Perubahan warna kelopak buah manggis pada awal penyimpanan hingga akhir penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 8. (a) Gambar 8. Warna kelopak buah manggis dengan perlakuan lilin lebah, kemasan plastik PE, suhu penyimpanan 0 0 C pada awal (a) dan akhir penyimpanan (b) (b)

47 4 Kekerasan Kulit Hasil sidik ragam pada Lampiran terlihat bahwa perlakuan bahan pelapis berpengaruh nyata pada 0 dan 0 hari penyimpanan. Perlakuan kemasan berpengaruh nyata pada 0, 0 dan 40 hari penyimpanan. Perlakuan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0, 20, 0 dan 40 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan kemasan dengan suhu berpengaruh nyata pada 0 dan 40 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan bahan pelapis dengan suhu, interaksi bahan pelapis, kemasan dan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 40 hari penyimpanan. Hasil uji lanjut pada Lampiran 2 memperlihatkan bahwa kekerasan kulit buah manggis terendah karena pengaruh perlakuan bahan pelapis pada 0 dan 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah dan berbeda nyata dengan tanpa bahan pelapis. Kekerasan kulit buah manggis terendah karena pengaruh perlakuan kemasan pada 0 dan 40 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE dan berbeda nyata dengan tanpa dikemas. Kekerasan kulit buah manggis terendah karena pengaruh perlakuan suhu penyimpanan pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari penyimpanan pada suhu ruang dan berbeda nyata dengan penyimpanan pada suhu 0 0 C. Kekerasan kulit buah manggis terendah karena pengaruh perlakuan suhu penyimpanan pada 20 hari penyimpanan diperoleh dari penyimpanan pada suhu 5 0 C dan tidak berbeda nyata dengan penyimpanan pada suhu ruang. Kekerasan kulit buah manggis terendah karena pengaruh perlakuan suhu penyimpanan pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari penyimpanan pada suhu5 0 C dan berbeda nyata dengan penyimpanan pada suhu ruang. Kekerasan kulit buah manggis terendah karena pengaruh perlakuan suhu penyimpanan pada 40 hari penyimpanan diperoleh dari penyimpanan pada suhu 5 0 C dan berbeda nyata dengan penyimpanan pada suhu ruang. Laju perubahan kekerasan kulit buah manggis selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 9.

48 5 40 Kekerasan kulit pada penyimpanan suhu 0 0 C 5 0 Kekerasan kulit (N) Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE 40 Kekerasan kulit pada penyimpanan suhu 5 0 C 5 0 Kekerasan kulit (N) Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE 40 Kekerasan kulit pada penyimpanan suhu ruang 5 0 Kekerasan kulit (N) Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Gambar 9. Laju perubahan kekerasan kulit buah manggis selama penyimpanan.

49 6 Kekerasan kulit buah manggis terendah pada suhu 0 0 C selama 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah, kemasan plastik PE yaitu sebesar 6.0 N. Kekerasan kulit buah manggis terendah pada suhu 5 0 C selama 40 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil dikemas plastik PE yaitu sebesar 7.08 N. Kekerasan kulit buah manggis terendah pada suhu ruang selama 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah dikemas plastik PE yaitu sebesar 4.78 N. Dari penelitian ini, buah manggis yang disimpan pada suhu 0 0 C untuk semua kombinasi perlakuan, kulitnya masih dibuka dengan tangan sampai hari ke- 0, sedangkan pada suhu 5 0 C kulit buah manggis masih dapat dibuka dengan tangan sampai hari ke-40 kecuali perlakuan tanpa bahan pelapis dan tanpa dikemas plastik PE, sedangkan pada suhu ruang kulit manggis dapat dibuka dengan tangan hingga 20 hari penyimpanan. Pada awal penyimpanan terjadi penurunan kekerasan kulit buah manggis. Hal ini disebabkan oleh pecahnya propektin menjadi zat dengan berat molekul yang lebih rendah karena aktivitas enzim poligalakturonase. Enzim poligalakturonase menguraikan propektin dengan komponen utama asam poligalakturonat menjadi asam galakturonat sehingga larut dalam air dan mengakibatkan lemahnya dinding sel dan turunnya daya kohesi yang mengikat satu dengan yag lainnya (Pantastico, 986). Selanjutnya pada akhir penyimpanan terjadi nilai kekerasan kulit buah manggis. Pada buah manggis kekerasan merupakan salah satu indikator kerusakan, artinya semakin keras kulit buah maka dikatakan semakin rusak dan tidak disukai. Peningkatan nilai kekerasan disebabkan oleh penguapan air. Air sel yang menguap menjadikan sel menciut sehingga ruang antar sel menyatu dan zat pektin menjadi saling berikatan.

50 7 Kekerasan Daging Hasil sidik ragam pada Lampiran terlihat bahwa perlakuan bahan pelapis berpengaruh nyata pada 0 dan 40 hari penyimpanan. Perlakuan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 20 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan kemasan dengan suhu penyimpanan berpengaruh pada 0 penyimpanan. Hasil uji lanjut pada Lampiran 4 memperlihatkan bahwa perlakuan bahan pelapis kitosan setelah 0 penyimpanan menghasilkan nilai kekerasan daging terendah dan berbeda nyata dengan perlakuan tanpa bahan pelapis dan lilin lebah. Perlakuan bahan pelapis kitosan setelah 40 penyimpanan menghasilkan nilai kekerasan daging terendah dan berbeda nyata dengan perlakuan tanpa bahan pelapis, kitosan dan lilin lebah. Perlakuan suhu penyimpanan 5 0 C menghasilkan nilai kekerasan daging terendah pada 20 hari penyimpanan dan berbeda nyata dengan suhu 0 0 C tetapi tidak berbeda nyata dengan penyimpanan pada suhu ruang. Interaksi perlakuan kemasan plastik PE dengan suhu penyimpanan 5 0 C setelah 0 penyimpanan menghasilkan nilai kekerasan daging terendah, sedangkan kekerasan daging tertinggi diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE yang disimpan pada suhu ruang. Nilai kekerasan daging buah mengalami penurunan selama penyimpanan. Menurunnya kekerasan pada buah-buahan selama penyimpanan disebabkan oleh hilangnya tekanan turgor, perombakkan pati menjadi glukosa dan degradasi dinding sel (Winarno dan Aman, 98). Penanganan pascapanen dengan cara penyimpanan dingin dapat mngurangi proses penuaan karena adanya proses pematangan, pelunakkan dan perubahan-perubahan tekstur. Laju perubahan kekerasan daging buah manggis dapat dilihat pada Gambar 0.

51 8 2 Kekerasan daging pada penyimpanan suhu 0 0 C,8,6 Kekerasan daging (N),4,2 0,8 0,6 0,4 0, Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE 2 Kekerasan daging pada penyimpanan suhu 5 0 C.8.6 Kekerasan daging (N) Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Kekerasan daging (N) Kekerasan daging pada penyimpanan suhu ruang 2,8,6,4,2 0,8 0,6 0,4 0, Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Gambar 0.Laju perubahan kekerasan daging buah manggis selama penyimpanan.

52 9 Kekerasan daging buah terendah pada suhu 0 0 C selama 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, tanpa dikemas yaitu sebesar 0.78 N, sedangkan penyimpanan selama 40 hari mutu tidak diukur karena rusak. Kekerasan daging buah terendah pada suhu 5 0 C selama 40 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil tanpa dikemas plastik PE yaitu sebesar 0.4 N, sedangkan pada perlakuan tanpa bahan pelapis dan tanpa dikemas plastik nutu tidak diukur karena rusak. Kekerasan daging buah terendah pada suhu ruang selama 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas plastik PE yaitu sebesar.0 N, sedangkan pada penyimpanan selama 0 hari untuk perlakuan tanpa dikemas plastik mutu tidak diukur karena rusak. Menurut Winarno dan Aman (98), tekstur menjadi lunak selama penyimpanan disebabkan pecahnya pektin dan hemiselulosa, sehingga kekerasan buah menurun. Selama penyimpanan buah terjadi pemecahan pektin, disebabkan oleh aktivitas enzim pektin metil esterase dan poligalakturinase, sebagian propektin tidak larut diubah menjadi pektin yang larut. Akibat daya kohesi dinding sel yang satu dengan yang lainnya menurun. Penurunan daya kohesi ini selanjutnya mengakibatkan menurunnya kekerasan buah. Total Padatan Terlarut Hasil sidik ragam pada Lampiran 5 terlihat bahwa perlakuan bahan pelapis berpengaruh nyata pada 0 hari penyimpanan. Hasil uji lanjut pada Lampiran 6 memperlihatkan bahwa perlakuan bahan pelapis lilin komersil menghasilkan total padatan terlarut terendah dan berbeda nyata dengan semua perlakuan. Laju perubahan total padatan terlarut buah manggis terlihat pada Gambar.

53 40 20 TPT pada penyimpanan suhu 0 0 C 9 8 TPT (%brix) Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE 20 TPT pada penyimpanan suhu 5 0 C 9 8 TPT (%brix) Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE 9 TPT pada penyimpanan suhu ruang 8 7 TPT (%brix) Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Gambar. Laju perubahan total padatan terlarut daging buah manggis selama penyimpanan.

54 4 Pada penelitian ini data menunjukkan pada suhu penyimpanan 0 0 C dan suhu 5 0 C total padatan terlarut dalam batas yang normal. Total padatan terlarut terendah pada suhu 0 0 C selama 0 penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, tanpa dikemas yaitu sebesar 6. 0 brix, sedangkan penyimpanan selama 40 hari mutu tidak dapat diukur karena rusak. Total padatan terlarut terendah pada suhu 5 0 C selama 40 penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil tanpa dikemas yaitu sebesar.66 0 brix, sedangkan pada perlakuan tanpa bahan pelapis dan tanpa dikemas plastik nutu tidak diukur karena rusak. Total padatan terlarut terendah pada suhu ruang selama 20 penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas yaitu sebesar brix, sedangkan pada penyimpanan selama 0 hari untuk perlakuan tanpa dikemas plastik mutu tidak diukur karena rusak. Total padatan terlarut akan meningkat dengan cepat ketika buah mengalami pematangan dan akan terus menurun seiring dengan lama penyimpanan. Penurunan total padatan terlarut selama penyimpanan disebabkan kadar gula-gula sederhana yang mengalami perubahan menjadi alkohol, aldehida dan asam amino (Winarno dan Aman, 98). Daryono dan Sosrodiharjo (986), berdasarkan hasil penelitian Kawamata (977) ditemukan kandungan gula utama buah manggis adalah dalam bentuk fruktosa, glukosa dan sukrosa. Dikemukakan pula bahwa hampir seluruh total padatan terlarut yang dikandung cairan daging buah manggis adalah dalam bentuk fruktosa, glukosa dan sukrosa. Kadar Air Hasil sidik ragam pada Lampiran 7 terlihat bahwa perlakuan bahan pelapis berpengaruh nyata pada 0, 20 dan 40 hari penyimpanan. Perlakuan kemasan berpengaruh nyata pada 0 dan 20 hari penyimpanan. Perlakuan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0 dan 0 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan bahan pelapis dengan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0, 20 dan 0 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan bahan pelapis dengan kemasan berpengaruh nyata pada 0 dan 20 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan kemasan dengan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0 dan 0 hari penyimpanan. Interaksi

55 42 perlakuan bahan pelapis, kemasan dengan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0, 20 dan 0 hari penyimpanan. Hasil uji lanjut pada Lampiran 8 memperlihatkan bahwa pada 0 hari penyimpanan perlakuan bahan pelapis kitosan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil. Pada 20 hari penyimpanan perlakuan bahan pelapis kitosan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis. Pada 40 hari penyimpanan perlakuan bahan pelapis lilin lebah menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil. Pada 0 dan 20 hari penyimpanan perlakuan tanpa kemasan menghasilkan nilai kadar air terendah dan berbeda nyata dengan perlakuan kemasan plastik PE. Penggunaan suhu penyimpanan 5 0 C dan suhu ruang pada 0 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah dan berbeda nyata dengan suhu 0 0 C. Perlakuan suhu penyimpanan 0 0 C pada 0 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah dan berbeda nyata dengan suhu penyimpanan 5 0 C. Interaksi perlakuan bahan pelapis kitosan dengan tanpa dikemas pada 0 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil yang dikemas plastik PE. Pada 20 hari penyimpanan interaksi perlakuan bahan pelapis kitosan tanpa dikemas menghasilkan nilai kadar air yang terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis tanpa dikemas.interaksi perlakuan bahan pelapis kitosan dengan suhu penyimpanan 5 0 C selama 0 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis yang disimpan pada suhu 0 0 C. Interaksi perlakuan bahan pelapis kitosan dengan suhu penyimpanan 5 0 C selama 20 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis yang disimpan suhu 5 0 C. Interaksi perlakuan tanpa bahan pelapis dengan suhu penyimpanan 0 0 C selama 0 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis yang disimpan suhu 5 0 C.

56 4 Interaksi perlakuan kemasan plastik PE dengan suhu 5 0 C setelah 0 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE yang disimpan pada suhu 0 0 C. Pada 20 hari penyimpanan interaksi perlakuan kemasan plastik PE dengan suhu penyimpanan 0 0 C menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE yang disimpan pada suhu 5 0 C. Interaksi perlakuan tanpa bahan pelapis dengan kemasan plastik PE pada suhu 5 0 C setelah 0 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil yang dikemas plastik PE dan disimpan pada suhu 5 0 C. Interaksi perlakuan bahan pelapis kitosan tanpa dikemas pada suhu 0 0 C setelah 20 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan tanpa dikemas dan disimpan pada suhu ruang. Interaksi perlakuan bahan pelapis lilin komersil, kemasan plastik PE pada suhu 0 0 C setelah 0 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil, kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 5 0 C. Laju perubahan kadar air daging buah manggis selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 2. Kadar air daging buah terendah pada suhu 0 0 C selama 0 penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil, kemasan plastik PE yaitu sebesar 80.8%, sedangkan penyimpanan selama 40 hari mutu tidak diukur karena rusak. Kadar air daging buah terendah pada suhu 5 0 C selama 40 penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah, kemasan plastik PE yaitu sebesar 8.54%, sedangkan pada perlakuan tanpa bahan pelapis dan tanpa dikemas plastik nutu tidak diukur karena rusak. Kadar air daging buah terendah pada suhu ruang selama 20 penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, kemasan plastik PE yaitu sebesar 80.45%, sedangkan pada penyimpanan selama 0 hari untuk perlakuan tanpa dikemas plastik mutu tidak diukur karena rusak. Kadar air daging buah manggis selama penyimpanan untuk semua perlakuan mengalami perubahan yang tidak tetap, namun secara umum kadar air daging buah cenderung meningkat. Suyanti et al. (999), kandungan air pada buah manggis meningkat selama penyimpanan. Peningkatan kadar air daging buah selain disebabkan oleh proses penuaan buah, juga diduga terjadi karena selama penyimpanan tingkat kandungan air dari hasil proses respirasi lebih besar dari laju kehilangan air. Tingginya laju respirasi akan menyebabkan semakin banyak air yang dihasilkan dari proses respirasi tersebut.

57 44 86 Kadar air daging buah pada penyimpanan suhu 0 0 C 85 Kadar air daging buah (%) Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE 86 Kadar air daging buah pada penyimpanan suhu 5 0 C 85 Kadar air daging buah (%) Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE 86 Kadar air daging buah pada penyimpanan suhu ruang 85 Kadar air daging buah (%) Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Gambar 2. Laju perubahan kadar air daging buah manggis selama penyimpanan.

58 45 Total Asam Hasil sidik ragam pada Lampiran 9 terlihat bahwa perlakuan bahan pelapis berpengaruh nyata pada 0, 20, 0 dan 40 hari penyimpanan. Perlakuan kemasan dan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0, 20 dan 0 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan bahan pelapis dengan kemasan berpengaruh nyata pada 0, 20, 0 dan 40 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan bahan pelapis dengan suhu penyimpanan, interaksi perlakuan kemasan dengan suhu penyimpanan dan interaksi perlakuan bahan pelapis, kemasan dan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 0, 20 dan 0 penyimpanan. Hasil uji lanjut pada Lampiran 20 memperlihatkan bahwa total asam terendah karena pengaruh perlakuan bahan pelapis pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil. Total asam terendah pada 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis. Total asam terendah pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis. Total asam terendah pada 40 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah. Total asam terendah karena pengaruh perlakuan kemasan pada 0 dan 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa dikemas, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE. Total asam terendah pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa dikemas. Total asam terendah karena pengaruh perlakuan suhu penyimpanan pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan suhu ruang, sedangkan tertinggi diperoleh dari suhu penyimpanan 0 0 C. Total asam terendah pada 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan suhu ruang, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan suhu penyimpanan 5 0 C. Total asam terendah pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan suhu penyimpanan 0 0 C, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan suhu penyimpanan 5 0 C.

59 46 Total asam terendah karena pengaruh interaksi perlakuan bahan pelapis dengan kemasan pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis yang dikemas plastik PE, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil yang dikemas plastik PE. Total asam terendah pada 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan tanpa dikemas, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil yang dikemas plastik PE. Total asam terendah pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan yang dikemas plastik PE, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis tanpa dikemas plastik PE. Total asam terendah pada 40 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan tanpa dikemas, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas. Total asam terendah karena pengaruh interaksi perlakuan bahan pelapis dengan suhu penyimpanan pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis yang disimpan pada suhu ruang, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil yang disimpan pada suhu 5 0 C. Total asam terendah pada 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan pada suhu 0 0 C, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah pada suhu 5 0 C. Total asam terendah pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan pada suhu 5 0 C, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis pada suhu 5 0 C. Total asam terendah karena pengaruh interaksi perlakuan kemasan dengan suhu penyimpanan pada 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa dikemas pada suhu 0 0 C, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE pada suhu 5 0 C. Total asam terendah pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE pada suhu 0 0 C, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE pada suhu 5 0 C. Total asam terendah karena pengaruh interaksi perlakuan bahan pelapis, kemasan dan suhu penyimpanan pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis, kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 5 0 C, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil, kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 5 0 C. Total asam terendah pada 20

60 47 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 0 0 C, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah, kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 0 0 C. Total asam terendah pada 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 5 0 C, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis, tanpa dikemas dan disimpan pada suhu 0 0 C. Laju perubahan total asam buah manggis selama penyimpanan terlihat pada Gambar. Total asam pada penelitian ini menurun selama penyimpanan. Penurunan total asam diduga disebabkan karena asam-asam organik dalam buah digunakan sebagai substrat dalam respirasi buah selama proses pematangan buah. Menurut Will et al. (98) menyatakan bahwa asam-asam organik merupakan cadangan energi bagi buah dan akan menurun selama peningkatan aktivitas metabolisme pada waktu pemasakan. Asam-asam organik yang terdapat pada buah merupakan sumber energi buah, semakin tinggi kandungan asam buah, semakin tinggi pula ketahanan simpan buah tersebut.

61 48 Total asam pada penyimpanan suhu 0 0 C 0.9 Total asam (%) Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Total asam pada penyimpanan suhu 5 0 C 0.9 Total asam (%) Lama penyimpanan (hari) Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Total asam pada penyimpanan suhu ruang 0.9 Total asam (%) Lama penyimpanan (hari) 0 40 Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Gambar.Laju perubahan total asam daging buah manggis selama penyimpanan.

62 49 Pada penelitian ini data menunjukkan pada suhu penyimpanan 0 0 C dan suhu 5 0 C total asam dalam batas normal. Total asam terendah pada suhu 0 0 C selama 0 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, kemasan plastik PE yaitu sebesar 0.72%, sedangkan penyimpanan selama 40 hari mutu tidak diukur karena rusak. Total asam terendah pada suhu 5 0 C selama 40 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, tanpa dikemas yaitu sebesar 0.7%, pada perlakuan tanpa bahan pelapis dan tanpa dikemas plastik nutu tidak diukur karena rusak. Total asam terendah pada suhu ruang selama 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, tanpa dikemas yaitu sebesar 0.79%, sedangkan pada penyimpanan selama 0 hari untuk perlakuan tanpa dikemas plastik mutu tidak diukur karena rusak. Organoleptik Warna dan Kesegaran Kulit Buah Manggis Hasil sidik ragam pada Lampiran 2 terlihat bahwa bahan pelapis, kemasan dan suhu berpengaruh nyata terhadap warna kulit pada 0, 20 dan 0 hari penyimpanan. Penilaian uji organoleptik terhadap warna dan kesegaran kulit buah manggis terliaht pada Lampiran 22. Penilaian terhadap warna dan kesegaran kulit buah manggis pada suhu 0 0 C berkisar antara 2. (merah atau ungu kemerahan, tidak segar) sampai dengan 4.5 (merah atau ungu kemerahan, segar). Manggis yang disukai panelis selama 0 hari penyimpanan adalah manggis yang diberi bahan pelapis lilin komersil dan dikemas plastik PE dengan skor nilai.9 (ungu, segar), sedangkan buah manggis tanpa bahan pelapis yang dikemas plastik PE dan manggis yang diberi bahan pelapis kitosan tanpa dikemas memiliki skor nilai terendah 2. (merah atau ungu kemerahan, tidak segar). Penilaian terhadap warna dan kesegaran kulit buah manggis pada suhu 5 0 C berkisar antara.8 (merah atau ungu kemerahan, tidak segar) sampai dengan 4.5 (merah atau ungu kemerahan, segar). Manggis yang disukai panelis pada 40 hari setelah penyimpanan adalah manggis yang diberi bahan pelapis lilin komersil dikemas plastik PE dengan skor nilai 2.6 (ungu kehitaman, segar), sedangkan manggis yang diberi bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas plastik PE dan

63 50 dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah.8 (merah atau ungu kemerahan, tidak segar). Penilaian terhadap warna dan kesegaran kulit buah manggis pada suhu ruang berkisar antara. (ungu kehitaman, tidak segar) sampai dengan 4. (ungu, segar). Manggis yang disukai panelis pada 20 hari setelah penyimpanan adalah manggis yang diberi bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas plastik PE dengan skor nilai. (ungu kehitaman, segar), sedangkan manggis yang diberi bahan pelapis lilin komersil tanpa dikemas plastik PE dan dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah. (ungu kehitaman, tidak segar). Warna dan Kesegaran Kelopak Buah Manggis Hasil sidik ragam pada Lampiran 2 terlihat bahwa bahan pelapis, kemasan dan suhu berpengaruh nyata terhadap warna dan kesegaran kelopak buah manggis pada 0, 20 dan 0 hari penyimpanan. Penilaian uji organoleptik warna dan kesegaran kelopak buah manggis dapat dilihat pada Lampiran 24. Penilaian terhadap warna dan kesegaran kelopak buah manggis pada suhu 0 0 C berkisar antara.2 (hijau kecoklatan, tidak segar) sampai dengan.8 (hijau tua, segar). Manggis yang disukai panelis pada 0 hari setelah penyimpanan adalah manggis yang diberi bahan pelapis lilin lebah dikemas plastik PE dengan skor nilai.8 (hijau tua, segar), sedangkan manggis yang diberi bahan pelapis lilin komersil yang dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah.2 (hijau kecoklatan, tidak segar). Penilaian terhadap warna dan kesegaran kelopak buah manggis pada suhu 5 0 C berkisar antara. ( hijau kecoklatan, tidak segar) sampai dengan.8 (hijau tua, segar). Manggis yang disukai panelis pada 40 hari setelah penyimpanan adalah manggis yang diberi bahan pelapis lilin lebah dikemas plastik PE dengan skor nilai (hijau muda, tidak segar), sedangkan manggis yang diberi bahan pelapis lilin komersil tanpa dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah. (hijau kecoklatan, tidak segar). Penilaian terhadap warna dan kesegaran kelopak buah manggis pada suhu ruang berkisar antara. ( hijau kecoklatan, tidak segar) sampai dengan.8 (hijau tua, segar). Manggis yang disukai panelis pada 20 hari setelah penyimpanan adalah manggis yang diberi bahan pelapis kitosan tanpa dikemas plastik PE

64 5 dengan skor nilai.2 (hijau kecoklatan, tidak segar), sedangkan perlakuan lainnya memiliki skor nilai terendah. (hijau kecoklatan, tidak segar). Kekerasan Kulit Buah Manggis Hasil sidik ragam pada Lampiran 25 terlihat bahwa bahan pelapis, kemasan dan suhu berpengaruh nyata terhadap kekerasan kulit buah manggis pada 20, 0 dan 40 hari penyimpanan. Penilaian uji organoleptik warna dan kesegaran kelopak buah manggis dapat dilihat pada Lampiran 26. Penilaian terhadap kekerasan kulit buah manggis pada suhu 0 0 C berkisar antara 2. (keras, sulit dibuka) sampai dengan.6 (lunak mudah dikupas). Manggis yang disukai panelis pada 0 hari setelah penyimpanan adalah manggis yang diberi bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas plastik PE dengan skor nilai.2 (biasa), sedangkan manggis dengan bahan pelapis lilin lebah yang dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah 2. (keras, sulit dibuka). Penilaian terhadap kekerasan kulit buah manggis pada suhu 5 0 C berkisar antara 2. (keras, sulit dibuka) sampai dengan.6 (lunak, mudah dikupas). Manggis yang disukai panelis pada 40 hari setelah penyimpanan adalah manggis yang diberi bahan pelapis kitosan tanpa dikemas plastik PE dengan skor nilai.7 (lunak, mudah dikupas), sedangkan manggis tanpa bahan pelapis dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah.8 (keras, sulit dibuka). Penilaian terhadap kekerasan kulit buah manggis pada suhu ruang berkisar antara 2.4 (keras, sulit dibuka) sampai dengan.9 (lunak, mudah dikupas). Manggis yang disukai panelis pada 20 hari setelah penyimpanan adalah manggis yang diberi bahan pelapis lilin lebah dikemas plastik PE dengan skor nilai 2.8 (biasa), sedangkan manggis tanpa bahan pelapis tanpa dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah 2.4 (keras, sulit dibuka). Warna Daging Buah Manggis Hasil sidik ragam pada Lampiran 27 terlihat bahwa bahan pelapis, kemasan dan suhu berpengaruh nyata terhadap warna daging buah manggis pada 0, 20, 0 dan 40 hari penyimpanan. Penilaian uji organoleptik warna dan kesegaran kelopak buah manggis dapat dilihat pada Lampiran 28.

65 52 Penilaian terhadap warna daging buah manggis pada suhu 0 0 C berkisar antara (putih kecoklatan) sampai dengan 4.7 (putih). Penilaian panelis pada 0 hari penyimpanan, manggis tanpa bahan pelapis yang dikemas plastik PE memiliki skor nilai tertinggi 4.9 (putih), sedangkan manggis yang diberi bahan pelapis kitosan dikemas plastik jenis PE memiliki skor nilai terendah (putih kecoklatan). Penilaian terhadap warna daging buah manggis pada suhu 5 0 C berkisar antara (putih kecoklatan) sampai dengan 4.9 (putih). Penilaian panelis pada 40 hari penyimpanan, manggis yang diberi bahan pelapis kitosan tanpa dikemas plastik PE memiliki skor nilai tertinggi 5 (putih), sedangkan manggis tanpa bahan pelapis kitosan dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah (putih kecoklatan). Penilaian terhadap warna daging buah manggis pada suhu ruang berkisar antara.8 (putih kekuningan) sampai dengan 4.5 (putih). Penilaian panelis pada 20 hari penyimpanan semua perlakuan menghasilkan penilaian dengan skor 4.5 (Putih). Rasa M anis Daging Buah Manggis Hasil sidik ragam pada Lampiran 29 terlihat bahwa bahan pelapis, kemasan dan suhu berpengaruh nyata terhadap warna daging buah manggis pada 20, 0 dan 40 hari penyimpanan. Penilaian uji organoleptik rasa manis daging buah manggis dapat dilihat pada Lampiran 0. Penilaian terhadap rasa manis daging buah manggis pada suhu 0 0 C berkisar antara 2. (kurang manis) sampai dengan. (manis). Penilaian panelis pada 0 hari penyimpanan, manggis tanpa bahan pelapis tanpa dikemas plastik PE memiliki skor nilai tertinggi.4 (manis), sedangkan manggis yang diberi bahan pelapis lilin komersil dan dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah 2.(kurang manis). Penilaian terhadap rasa manis daging buah manggis pada suhu 5 0 C berkisar antara 2. (kurang manis) sampai dengan. (manis). Penilaian panelis pada 40 hari penyimpanan, manggis yang diberi bahan pelapis kitosan tanpa dikemas plastik PE dan lilin lebah yang dikemas plastik PE memiliki skor tertinggi yaitu perlakuan memiliki skor nilai (manis), sedangkan manggis yang

66 5 diberi bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah 2. (kurang manis). Penilaian terhadap rasa manis daging buah manggis pada suhu ruang berkisar antara. (manis) sampai dengan 2.2 (kurang manis). Penilaian panelis pada 20 hari penyimpanan buah manggis yang diberi tanpa bahan pelapis dan dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah 2. (kurang manis). Rasa Asam Daging Buah Manggis Hasil sidik ragam pada Lampiran terlihat bahwa bahan pelapis, kemasan dan suhu berpengaruh nyata terhadap warna daging buah manggis pada 0, 20, 0 dan 40 hari penyimpanan. Penilaian uji organoleptik rasa asam daging buah manggis dapat dilihat pada Lampiran 2. Penilaian terhadap rasa asam daging buah manggis pada suhu 0 0 C berkisar antara. (tidak asam) sampai dengan 2.9 (asam). Penilaian panelis pada 0 hari penyimpanan, manggis yang diberi bahan pelapis lilin komersil dan dikemas plastik PE memiliki skor nilai tertinggi 2.9 (asam), sedangkan manggis tanpa bahan pelapis tanpa dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah.(tidak asam). Penilaian terhadap rasa asam daging buah manggis pada suhu 5 0 C berkisar antara.2 (tidak asam) sampai dengan (asam). Penilaian panelis pada 40 hari penyimpanan, manggis yang diberi bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas plastik PE memiliki skor nilai tertinggi 2.7(asam), sedangkan manggis yang diberi bahan pelapis lilin komersil dan lilin lebah yang dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah. (tidak asam). Penilaian terhadap rasa asam daging buah manggis pada suhu ruang berkisar antara.2 (tidak asam) sampai dengan 2.8 (asam). Penilaian panelis pada 20 hari penyimpanan, manggis yang diberi bahan pelapis lilin komersil dikemas plastik PE memiliki skor nilai tertinggi 2.8 (asam), sedangkan manggis yang diberi bahan pelapis lilin lebah yang dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah.2 (tidak asam). Perubahan warna kulit buah manggis secara visual selama penyimpanan dapat dilihat pada Lampiran, sedangkan prosedur pembuatan bahan pelapis kitosan dan lilin lebah dapat dilihat pada Lampiran 4.

67 54 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan. Perlakuan bahan pelapis britex wax, kemasan plastik PE dan suhu penyimpanan 0 0 C paling efektif dalam menurunkan laju respirasi pada buah manggis. 2. Perlakuan yang dapat mempertahankan susut bobot terendah, total asam, kadar air dan TPT pada buah manggis selama penyimpanan adalah bahan pelapis lilin lebah, kemasan plastik PE dan suhu penyimpanan 0 0 C.. Suhu optimal untuk mempertahankan warna kulit dan kelopak pada buah manggis selama penyimpanan adalah suhu 0 0 C. 4. Kombinasi perlakuan bahan pelapis lilin lebah, kemasan plastik PE dan suhu penyimpanan 0 0 C dapat mempertahankan masa simpan buah manggis selama 0 hari. 5. Masa simpan buah manggis pada suhu 5 0 C dapat bertahan hingga 40 hari penyimpanan, lebih lama 0 hari dari kontrol. Saran. Buah manggis disarankan diberi perlakuan bahan pelapis lilin lebah, kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 0 0 C untuk mempertahankan bobot, perubahan warna kulit, perubahan warna kelopak dan dapat disimpan hingga 0 hari. 2. Untuk mempertahankan kelunakkan dari kulit sebaiknya buah manggis diberi perlakuan bahan pelapis, dikemas plastik PE dan simpan pada suhu 5 0 C sehingga dapat disimpan hingga 40 hari.

68 55 DAFTAR PUSTAKA Anjarsari, B Pendugaan Masa Simpan Segar Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam Sistem Penyimpanan Atmosfir Termodifikasi. Tesis. Program Studi Ilmu Pangan. IPB. Bogor. Anonymous Cational Polymer For Recovering Valuable By-Product From Food Processing Waste. Protan Laboratories. Burgess. AOAC, 984. Official Methods of Analysis of The Association of Agricultural Analytical Chemist. Washington, DC. Bennet, H Industrial Waxes, Natural and Synthetic Waxes. Vol.. Chemical Pub. Co. Inc. New York. Biro Pusat Statistik Statistika Indonesia. Jakarta. Buckle, K.A., R.A. Edward., G.H. Fleet and M. Wooton Ilmu Pangan. Penterjemah Hari Purnomo dan Adiono. UI-Press, Jakarta. Budiastra, I.W Penanganan Pascapanen Manggis untuk Ekspor. Diskusi Nasional Bisnis dan Teknologi Manggis, Kerjasama Pusat Kajian Buahbuahan Tropika dengan Direktorat Jenderal Hortikultura dan Aneka Tanaman. Departemen Pertanian, Bogor 5-6 November Budiastra, I.W, H.K. Purwadaria. 99. Penanganan Pascapanen Sayuran dan Buah-buahan Dalam Rumah Kemasan. Makalah, Pelatihan Pascapanen Sayuran dan Buah-buahan, Bogor 0-5 Mei 99. Dalal, V. B., Eipson, W. E and Singh, N. S. 97. Wax Emultion For Fresh Fruits and Vegetablesnto Extend Their Storage Life. Ind. Fd. Packer 25 (5), p. In Pantastico, Er. B Fisiologi Pasca Panen. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Daryono M, Sosrodiharjo S Cara Praktis Penentuan Saat Pemanenan Buah Manggis dan Sifat-Sifatnya Selama Penyimpanan. Bul. Pen. Hort. Vol XIV No.2. Direktorat Gizi Departemen Kesehatan, RI Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bharata Karya Aksara. Jakarta. Direktorat Tanaman Buah Buku Lapangan Komoditas Manggis. Jakarta ; Direktorat Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. El-Ghaouth A., Arul J. Asselin A Potential Uses of Chitosan in Postharvest Preservation of Fruits and Vegetables in : Brine CJ Sendford PA, Zikakis JP (Eds.) Advances in Chitin and Chitosan. London New York. Elsevier Applied Science. Gennadios A, Weller C.L Edible Film and Coatings From Wheat and Corn Proteins. J. Food Tech. 44(0)6-68.

69 56 Grant C.A, Burn R.J Application of Coating. Di Dalam : Krochta J.M., Baldwin E.A, Nisperos-Carriedo M.O., editor. Edible Coatings and Film to Improve Food Quality. Tecnomic Co, Inc. Peesyvania. Hall, C.W., R. E Handenburg and E. R. B. Pantastico Pengemasan Untuk Konsumen Dengan Plastik. Kamariyani, Penerjemah; Tjitrosoepomo G, editor. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Terjemahan dari : Postharvest Physiology, Handling and Utilization of Tropical and Sub- Tropical Fruits and Vegetables. Hardenberg, R.E Dasar-dasar Pengemasan. Di Dalam Pantasitico (ed.). Fisiologi Pascapanen ; Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Sub tropika. Diterjemahkan oleh Kamariyani dan G. Tjitrosoepomo. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Ina, Putu Timur dkk Mempelajari Pengemas Plastik, Rezim Pendinginan dan Aplikasi Kombinasi Gas Dalam Sistem Atmosfer Termodifikasi Aktif Untuk Buah Manggis dan Rambutan. Indonesia Cold Chain Project. Laporan Penelitian Appedix Volume 9. Denpasar. Juanasri Pengaruh Umur Petik, Pemberian Giberelin dan Spermidin Terhadap Kualitas Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Tesis. Program Studi Agronomi. Sekolah Pasca Sarjana. IPB. Bogor. Kader, A. A Modified Atmosphere aand Low-Pressure System During Transport Storage. In Kader, A. A(ed). Postharvest Technology of Horticulture Crops. Cooperative Extension University of California Division of Agriculture and Natural Resources, USA Mangosteen Recommendation for Maintaining Postharvset Quality. mangosteen.shtml (2 November 200). Martin, F.W Durian ang Mangosteen, dalam S. Nagy dan P.E Shaw (eds.). Tropical and Subtropical Fruits Composition Properties and Uses, p The AVI Publ. Co. Inc Westport, Connecticut. Mc Hugh T.H., Krocha J.M Permeability Properties Of Edible Films. In Krocha J.M., Baldwin E.A., Nisperos-Carriedo M.O, (eds.) Edibles Coatings and Films to Improve Food Quality. Lancaster. Technomic Pub. Co. Inc. Mussaddad, Darkam Mempelajari Efektivitas Pelapis Edibel Kitosan Pada Buah Tomat Segar Selama Penyimpanan Suhu Kamar dan Suhu Dingin. Tesis. Program Studi Teknologi Pasca Panen. Sekolah Pasca Sarjana. IPB. Bogor. Pantastico E.B., T.K. Chattopadhyay dan H. Subramaryam Penyimpanan dan Operasi Penyimpanan Secara Komersil. Dalam E.B Pantastico (ed.). Fisiologi Pascapanen Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gajah Mada University. Yogyakarta.

70 57 Peleg, K Produce Handling, Packaging and Distribution. The AVI Pub Co.Westport. connecticut. USA. Poerwanto R Peningkatan produksi dan mutu untuk mendukung ekspor manggis. Makalah dalam seminar Agribisnis Manggis. Bogor, 24 Juni Qanytah Kajian Perubahan Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Perlakuan Precooling dan Penggunaan Giberelin Selama Penyimpanan. Tesis. Program Studi Teknologi Pascapanen. IPB. Bogor. Riza, Ida Riana Kajian Pelilinan Dalam Penyimpanan Buah Manggis Segar (Garcinia mangostana L.). Skripsi. Fateta. IPB. Bogor. Rosmani, A. B Percobaan Pendahuluan Pelapisan Lilin Terhadap Buahbuahan dan Sayuran. Buletin Penelitian Hortikultura Vol. III No. 2. Lembaga Penelitian Hortikultura Pasar Minggu. Jakarta. Rukmana. 99. Budidaya Manggis. Kanisius. Yogyakarta. Sacharow. S. and R.C. Griffin Principles of Food Packaging. The AVI Publishing. Co. Inc. Westport. Connecticut. Satuhu S Penanganan Manggis Segar untuk Ekspor. Penebar Swadaya. Jakarta. Setasih I.S Kajian Perubahan Mutu Salak Pondok dan Mangga Arumanis Terolah Minimal Berlapis Film Edible Selama Penyimpanan. Disertasi. Program Studi Ilmu Pangan. Program PascaSarjana. IPB. Bogor. Setyowati, R.N. dan A. Budiarti Pasca Panen Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. Sjaifullah et al, Penyimpanan Buah Manggis Segar dalam Atmosfer Termodifikasi Pada Berbagai Suhu Dingin. J. Hort. 8(): Suyanti S, Roosmani ABST, Sjaifullah Pengaruh Tingkat Ketuaan Terhadap Mutu Pascapanen Buah Manggis Selama Penyimpanan. J. Hort. (9):5-58. Wills, R.B.H., T.H. Lee, D. Graham, W.B. Mc. Glasson and E.G. Hall. 98. Postharvest and Introduction to The Physiology and Handling of Fruits and Vegetable. The AVI Pub. Co. Inc. Westport, Connecticut. Winarno FG, Aman M. 98. Fisiologi Lepas Panen. Jakarta : Sastra Hudaya. Winarno FG Fisiologi Lepas Panen Produk Hortikultura. Bogor. M_Brio Press. Zagory, D. And Kader. A.A Modified Atmosphere Packaging of Produce. Food Technology. 42(8):70.

71 58 Lampiran Analisis Sidik Ragam Laju Respirasi Dependent Variable: y6 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error <.000 Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y6 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C <.000 A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y2 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y2 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C <.000 A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y8 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y8 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C <.000 A*C B*C A*B*C Lampiran lanjutan Dependent Variable: y24 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y24 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C A*C B*C A*B*C

72 59 Dependent Variable: y6 Source Model DF 5 Squares Mean Square F Value Pr > F Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y6 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y48 Source Model DF 5 Squares Mean Square F Value Pr > F <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y48 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C A*C < B*C A*B*C Lampiran lanjutan Dependent Variable: y72 Source Model DF 5 Squares Mean Square F Value Pr > F Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y72 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C A*C < B*C A*B*C Dependent Variable: y96 Source Model DF 5 Squares Mean Square F Value Pr > F <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y96 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C A*C < B*C A*B*C Dependent Variable: y20 Source Model DF 5 Squares Mean Square F Value Pr > F

73 60 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y20 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C <.000 A*C B*C A*B*C Lampiran lanjutan Dependent Variable: y44 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y44 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C <.000 A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y68 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error <.000 Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y68 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C <.000 A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y92 Sum Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y92 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C <.000 A*C B*C A*B*C

74 Lampiran 2 Uji Lanjut Laju Respirasi 62 Perlakuan Bahan Pelapis A (Tanpa Bahan Pelapis) A2 (Kitosan) A (Lilin Lebah) A4 (Lilin komersil) Kemasan B (Tanpa dikemas) B2 (kemasan Plastik PE) Suhu Penyimpanan C (0 0 C) C2 (5 0 C) N Laju Respirasi CO 2 (ml/kg.jam) Jam ke a 4.66 b 8.42 a.70 b 9.45 a 7.79 b 7.87 b 9.00 a 9.24 a 7.82 b 0.95 a 6. b 7.9 a 5.95 b 6.52 ab 7.8 a 7.6 a 6.46 b 8.85 a 7.87 a 4.79 a 4.76 b.95 b 2. b 6.9 a 5.28 b 6.09 ab 7. a 8.86 a 6.78 a.95 b.46 b 6.7 a 5.02 b 5.8 b 5.0 b 5.8 a 4.88 b 7.0 a.66 b 6.46 a 5.42 ab 5.40 ab 4.58 b 6.82 a 4.2 b 6.54 a 5.47 b 7.60 a 7.49 a 4.4 b 4.62 b 7. a 6.05 b 6.5 ab 6.27 b 7.07 a 6.02 b 7.8 a 5.26 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 0.05 menurut DMRT

75 Lampiran Analisis Sidik Ragam Susut Bobot 6 Dependent Variable: y24 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y24 Mean Source A DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y48 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y48 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y72 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y72 Mean Source A DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C A*C B*C A*B*C Lampiran lanjutan Dependent Variable: y96 Source Model DF 4 Squares Mean Square F Value Pr > F Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y96 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C A*C B*C

76 A*B*C Dependent Variable: y20 Source Model DF 4 Squares Mean Square F Value Pr > F Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y20 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F A B <.000 A*B C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y44 Source Model DF 4 Squares Mean Square F Value Pr > F Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y44 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F A B <.000 A*B C A*C B*C A*B*C Lampiran lanjutan Dependent Variable: y68 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y68 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B < C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y92 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y92 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B < C A*C B*C A*B*C Lampiran 4 Uji Lanjut Susut Bobot

77 Perlakuan N Susut Bobot (%) Jam ke Bahan Pelapis A (Tanpa Bahan Pelapis) A2 (Kitosan) A (Lilin Lebah) A4 (Lilin komersil) Kemasan B( Tanpa dikemas) B2 (Kemasan Plastik PE) Suhu Penyimpanan C (0 0 C) C2 (5 0 C) Kemasan*Suhu Penyimpanan BC B2C BC2 B2C a 0.6 b 0.8 a 0.55 b 0.67 b 0.66 b 0.82 a 0.67 b 0.86 a 0.6 c 0.77 ab 0.7 b 0.86 a a 0.90 a b 0.74 b a b 0.77 b 0.82 a 0.87 a 0.90 a 0.80 b 0.8 ab 0.90 a 0.94 a 0.8 b 0.8 a 0.89 b 0.92 a 0.82 b 0.86 ab 0.92 a 0.96 a 0.80 b 0.85 a 0.92 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 0.05 menurut DMRT

78 Lampiran 5 Analisis Sidik Ragam Susut Bobot 66 Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B < C <.000 A*C B*C <.000 A*B*C Dependent Variable: y20 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error <.000 Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y20 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B < C <.000 A*C B*C <.000 A*B*C Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B <.000 A*B C <.000 A*C B*C A*B*C < Lampiran 5 lanjutan Dependent Variable: y40 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error <.000 Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y40 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B < C <.000 A*C B*C <.000 A*B*C

79 67 Lampiran 6 Uji Lanjut Susut Bobot Perlakuan Kemasan B( Tanpa dikemas) B2 (Dikemas plastik PE) Suhu penyimpanan C (0 0 C) C2 (5 0 C) C (Ruang) Bahan pelapis*suhu penyimpanan AC A2C AC A4C AC2 A2C2 AC2 A4C2 AC A2C AC A4C Kemasan*Suhu penyimpanan BC B2C BC2 B2C2 BC B2C N Susut Bobot (%) Hari ke a 2.70 b 0.96 c.85 b 8.48 a.66 ef 0.0 g.5 f 0.4 g 6.2 b 2.50 e 4.86 d.7 ef.26 a 5. cd.5 a 6.02 bc.60 c 0.2 d 5.59 b 2. c. a 5.66 b 2.7 a 5.02 b.70 c 6.49 b 8.4 a 2.76 cd 0.6 d 9.5 b.64 c a 0.78 b 2.56 a 7.95 b 2.4 c 9.5 b 2.49 a 4.00 de 0.86 e. c 5.7 d 47.6 a 7.62 b a.90 b.59 c.24 b a 5.66 d.5 e 8.76 c 7.72 d a b Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 0.05 menurut DMRT

80 Lampiran 7 Analisis Sidik Ragam Warna Kulit (a) Buah Manggis 68 Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error <.000 Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B < C <.000 A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y20 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y20 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B <.000 A*B C <.000 A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B <.000 A*B C A*C B*C A*B*C Lampiran 7 lanjutan Dependent Variable: y40 Source Model DF 7 Squares Mean Square F Value Pr > F Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y40 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B <.000 A*B C A*C B*C A*B*C

81 69 Uji Lanjut Warna Kulit (a) Buah Manggis Perlakuan Bahan pelapis A (Tanpa Bahan Pelapis) A2 (Kitosan) A (Lilin Lebah) A4 (Lilin komersil) Kemasan B (Tanpa dikemas) B2 (Kemasan Plastik PE) Suhu Penyimpanan C (0 0 C) C2 (5 0 C) C (Ruang) Bahan Pelapis*Kemasan AB A2B AB A4B AB2 A2B2 AB2 A4B2 Kemasan*Suhu Penyimpanan BC B2C BC2 B2C2 BC B2C N Warna Kulit a Hari ke a 4.45 ab 2.84 b.24 b 7.58 a 0.5 b 7.27 a 6.5 a -.60 b 9.98 b 7.22 bc.76 bc 6.4 bc 2.42 bc 0.45 c 2.7 bc -.09 c 2.59 a.89 b 7. ab.05 b 0.85 b 4.5 b 4.65 a 4.0 a 2.07 b 2.96 ab 7. a b 8.9 a 4.52 b c.8 a.96 b 5.96 b b 0.27 b.69 b 7.05 a 5.04 a 2.2 b 4.0 ab 9.20 a b 0.76 a b 7.66 a b b 7.59 b 2.45 a -.07 b.90 a 2.7 a 0.75 ab 0.02 ab c -.28 b b Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 0.05 menurut DMRT

82 Lampiran 8 Analisis Sidik Ragam Warna Kulit (b) Buah Manggis 70 Dependent Variable: y0 Source Model DF 2 Squares Mean Square F Value Pr > F <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B <.000 A*B C A*C < B*C A*B*C Dependent Variable: y20 Source Model DF 2 Squares Mean Square F Value Pr > F <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y20 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B < <.000 A*B C A*C < B*C A*B*C Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B <.000 A*B C <.000 A*C B*C A*B*C Lampiran 8 lanjutan Dependent Variable: y40 Source Model DF 7 Squares Mean Square F Value Pr > F Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y40 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B <.000 A*B C A*C B*C A*B*C

83 7 Uji Lanjut Warna Kulit (b) Buah Manggis Perlakuan Bahan Pelapis A (Tanpa Bahan Pelapis) A2 (Kitosan) A (Lilin Lebah) A4 (Lilin komersil) Kemasan B (Tanpa dikemas) B2 (Kemasan Plastik PE) Suhu Penyimpanan C (0 0 C) C2 (5 0 C) C2 (Ruang) Bahan Pelapis*Kemasan AB A2B AB A4B AB2 A2B2 AB2 A4B2 N Warna Kulit b Hari ke ab.46 bc.24 a 0.4 c b 4.2 a 2.96 a 2.7 a b.2 b. b.5 a 0.56 b b.76 a.82 a.7 b c 2.48 b.4 b 4.6 a.0 b 0.27 b 4.45 a.42 a.25 b 5.05 a 5.07 a 2. b.2 ab.44 b 5.42 a 0.97 cd 0.57 d 2.80 bcd 5.05 b 9.8 a 4.0 b.62 bc Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 0.05 menurut DMRT

84 Lampiran 9 Analisis Sidik Ragam Warna Kelopak (a) Buah Manggis 72 Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source A DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y20 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y20 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F A <.000 B A*B < C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source A DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F B <.000 A*B C A*C B*C A*B*C Lampiran 9 lanjutan Dependent Variable: y40 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error <.000 Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y40 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B < C A*C B*C

85 A*B*C Uji Lanjut Warna Kelopak (a) Buah Manggis Perlakuan Bahan Pelapis A (Tanpa Bahan Pelapis) A2 (Kitosan) A (Lilin Lebah) A4 (Lilin komersil) Kemasan B (Tanpa dikemas) B2 (Kemasan Plastik PE) Suhu Penyimpanan C (0 0 C) C2 (5 0 ) C (Ruang) Kemasan*Suhu Penyimpanan BC B2C BC2 B2C2 BC B2C Bahan Pelapis*Kemasan*Suhu Penyimpanan ABC A2BC ABC N Warna Kelopak a Hari ke b -4.6 a ab a -.74 a -9.2 b b b a -5.0 b c b c 4.00 c c -8. c a b a a b b b -.22 a -.06 h.44 ab -.7 de a a b -2.5 a a b -8.9 c -0.5 a bc -.8 ab 0.6 a b

86 A4BC AB2C A2B2C AB2C A4B2C ABC2 A2BC2 ABC2 A4BC2 AB2C2 A2B2C2 AB2C2 A4B2C2 ABC A2BC ABC A4BC AB2C A2B2C AB2C A4B2C bcd -9.5 gh -9.8 gh fgh fgh fg 2.5 abc -.2 cde 2.90 abc fgh fg gh fgh -4.6 fe.9 abcd 0.8 abcd 4.60 a -0.0 gh fgh -7.2 fgh fe Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 0.05 menurut DMRT 74

87 Lampiran 0 Analisis Sidik Ragam Warna Kelopak (b) Buah Manggis 75 Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y20 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y20 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C A*C B*C A*B*C Lampiran 0 Lanjutan Dependent Variable: y40 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y40 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C A*C B*C A*B*C

88 76 Uji lanjut Warna Kelopak (b) Buah Manggis Perlakuan Bahan Pelapis A (Tanpa Bahan Pelapis) A2 (Kitosan) A (Lilin Lebah) A4 (Lilin komersil) Suhu Penyimpanan C (0 0 C) C2 (5 0 C) C (Ruang) Kemasan*Suhu Penyimpanan BC B2C BC2 B2C2 BC B2C N Warna Kelopak b Hari ke a 48.0 b 46.6 b 56.8 a b b b b b a 42.0 b b 7.52 b 5.80 b 4.70 a 5.22 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 0.05 menurut DMRT

89 Lampiran Analisis Sidik Ragam Kekerasan Kulit Buah Manggis 77 Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F <.000 B <.000 A*B C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y20 Source Model DF 2 Squares Mean Square F Value Pr > F Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y20 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B <.000 A*B C <.000 A*C B*C A*B*C < Lampiran lanjutan Dependent Variable: y40 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error <.000 Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y40 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B < C <.000 A*C B*C <.000 A*B*C

90 78 Lampiran 2 Uji Lanjut Kekerasan Kulit Buah Manggis Perlakuan Bahan Pelapis A (Tanpa Bahan Pelapis) A2 (Kitosan) A (Lilin Lebah) A4 (Lilin komersil) Kemasan B(Tanpa dikemas) B2 (Kemasan Plastik PE) Suhu Penyimpanan C (0 0 C) C2 (5 0 C) C (Ruang) N Kekerasan Kulit (N) Hari ke a 4.0 bc 4.22 b.7 c.92 a 4.47 b 4.50 a.98 b 6.76 a 4.0 b 5.20b 5.02 b.20 a.8 ab 9.9 b 0.85 b 4.9 a 7.96 b 7.45 b 6.5 b 20.5 c.07 a b b 2.77 c a Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 0.05 menurut DMRT

91 Lampiran Analisis Sidik Ragam Kekerasan Daging Buah Manggis 79 Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F <.000 B A*B C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y20 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y20 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C A*C B*C A*B*C Lampiran lanjutan Dependent Variable: y40 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y40 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C A*C B*C A*B*C

92 80 Lampiran 4 Uji Lanjut Kekerasan Daging Buah Manggis Perlakuan Bahan Pelapis A (Tanpa Bahan Pelapis) A2 (Kitosan) A (Lilin Lebah) A4 (Lilin komersil) Suhu Penyimpanan C (0 0 C) C2 (5 0 C) C2 (5 0 C) Bahan Pelapis*Kemasan AB A2B AB A4B AB2 A2B2 AB2 A4B2 Kemasan*Suhu Penyimpanan BC B2C BC2 B2C2 BC B2C N Kekerasan Daging (N) Hari ke a.00 b.4 a.2 b.25 ab.4 a. a 0.97 b.2 ab.7 a.5 a.5 b.2 ab 0.65 b 0.8 a 0.62 b 0.50 b a 0.64 a 0.4 b 0.65 a 0.82 a 0.6 a 0.66 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 0.05 menurut DMRT

93 Lampiran 5 Analisis Sidik Ragam Total Padatan Terlarut Daging Buah Manggis 8 Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y20 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y20 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C A*C B*C A*B*C Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A <.000 B A*B C A*C B*C A*B*C Lampiran 5 lanjutan Dependent Variable: y40 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y40 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B A*B C A*C B*C

94 A*B*C Lampiran 6 Uji Lanjut Total Padatan Terlarut Daging Buah Manggis Perlakuan Bahan Pelapis A (Tanpa Bahan Pelapis) A2 (Kitosan) A (Lilin Lebah) A4 (Lilin komersil) N Total padatan terlarut Hari ke b 6.68 bc 8.28 a 5.80 c Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 0.05 menurut DMRT

95 Lampiran 7 Analisis Sidik Ragam Kadar Air Daging Buah Manggis 8 Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F B <.000 A*B C A*C <.000 B*C A*B*C <.000 Dependent Variable: y20 Source Model DF 2 Squares Mean Square F Value Pr > F <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y20 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B <.000 C A*C <.000 B*C A*B*C <.000 Dependent Variable: y0 Source Model DF 5 Squares Mean Square F Value Pr > F Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C A*C B*C <.000 A*B*C Lampiran 7 lanjutan Dependent Variable: y40 Source Model DF 6 Squares Mean Square F Value Pr > F Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y40 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C A*C B*C A*B*C

96 84 Lampiran 8 Uji Lanjut Kadar Air Daging Buah Manggis Perlakuan Bahan Pelapis A (Tanpa Bahan Pelapis) A2 (Kitosan) A (Lilin Lebah) A4 (Lilin komersil) Kemasan B( Tanpa) B2 (Kemasan Plastik PE) Suhu Penyimpanan C (0 0 C) C2 (5 0 C) C2 (Ruang) Bahan Pelapis*Kemasan AB A2B AB A4B AB2 A2B2 AB2 A4B2 Bahan Pelapis*Suhu Penyimpanan AC A2C AC A4C N Kadar air Daging Buah (%) Hari ke b 80.6 b ab 8.4 a a 8.28 b 8.2 a c b 8.02 ab 80.7 b 80.6 b 8.08 ab ab 80.7 b 8.6 ab a 8.92 a bcd abcd 82.0 a a 8.56 b 82.2 a a 8.94 a 82.2 b 8.7 a c a 8.24 b a a 8.20 b 82.9 ab a 8.49 bcd abc d b a 8.0 b a a 82.4 ab b 82. b 8.92 b a

97 AC2 A2C2 AC2 A4C2 AC A2C AC A4C Kemasan*Suhu Penyimpanan BC B2C BC2 B2C2 BC B2C cd d abcd 8.54 ab bcd 8.50 ab 8.25 abc bcd 80.8 bc 8.8 a bc bc 8.20 cd abc 8.05 d 8.88 abc d abc d 8.24 bcd 82.4 abc d ab abc d 8.26 a ab ab 8.2 a ab 8.7 c 82.9 bc 8.6 a 85 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 0.05 menurut DMRT Lampiran 8 lanjutan Perlakuan Bahan Pelapis*Kemasan*Suhu Penyimpanan ABC A2BC ABC A4BC AB2C A2B2C AB2C A4B2C ABC2 A2BC2 ABC2 A4BC2 AB2C2 A2B2C2 AB2C2 A4B2C2 ABC A2BC ABC A4BC AB2C A2B2C AB2C A4B2C N Kadar air Daging Buah (%) Hari ke cdef g 80.0 fghi efgh 8.85 abcd ab defg 8.45 bcde 82.6 abcd 80.9 defg 80.2 bcde efgh efgh i i hi 8.26 cdef a 8.09 cdef g efgh i 79.9 ghi 80. fghi ghi ab 82.5 abc defg 8.57 abc l 8. abcd ijkl abcdef 8.24 abcd 8.2 hijkl 8.50 fghijk abcdefgh 8.0 hijkl abcdefgh i 8.54 fghijk 82.2 bcdefghi cdefghi 8.9 hijkl 8.28 abcd jkl 8.80 a bcdefg 8.4 ghijk 8.87 defghijk kl 8.08 abcde 8.66 ab e abc abc 8.99 a 8.4 de 82. bcd e abc d 80.8 e 8.9 ab 8.46 cde bcd e 8.86 bcd e 8. abc 8.64 ab 8. abc a Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 0.05 menurut DMRT

98 Lampiran 9 Analisis Sidik Ragam Total Asam Daging Buah Manggis Dependent Variable: y0 87 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source A DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F <.000 B A*B C < A*C B*C A*B*C <.000 Dependent Variable: y20 Source Model DF 2 Squares Mean Square F Value Pr > F <.000 Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y20 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B < A*B <.000 C A*C < <.000 B*C <.000 A*B*C <.000 Dependent Variable: y0 Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F Model Error <.000 Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y0 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A <.000 B A*B < <.000 C <.000 A*C B*C A*B*C <.000 Lampiran 9 lanjutan Dependent Variable: y40 Source Model DF 6 Squares Mean Square F Value Pr > F Error Corrected Total R-Square Coeff Var Root MSE y40 Mean Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F A B A*B C A*C B*C A*B*C

99 88 Lampiran 20 Uji Lanjut Total Asam Daging Buah Manggis Perlakuan Bahan Pelapis A (Tanpa Bahan Pelapis) A2 (Kitosan) A (Lilin Lebah) A4 (Lilin komersil) Kemasan B( Tanpa dikemas) B2 (Kemasan Plastik PE) Suhu Penyimpanan C (0 0 C) C2 (5 0 C) C2 (Ruang) Bahan Pelapis*Kemasan AB A2B AB A4B AB2 A2B2 AB2 A4B2 N Total Asam (%) Hari ke d 0.86 c 0.90 b 0.92 d 0.86 b 0.88 a 0.88 a 0.87 ab 0.87 b 0.84 b 0.86 b 0.84 b 0.89 ab 0.78 c 0.87 b 0.95 a 0.96 a 0.88 a 0.82 c 0.88 a 0.84 b 0.85 b 0.86 a 0.8 c 0.88 a 0.85 b 0.87 ab 0.80 bc 0.86 ab 0.87 ab 0.90 a 0.84 abc 0.89 ab 0.8 abc 0.9 a 0.79 c 0.87 b 0.7 c 0.86 b 0.8 a 0.8 a 0.86 b 0.92 a 0.86 ab 0.85 bc 0.79 dc 0.89 ab 0.7 e 0.89 ab 0.76 de 0.72 b 0.7 b 0.79 a 0.7 b c 0.82 a 0.72 bc 0.72 bc 0.75 bc 0.76 b 0.74 bc Lampiran 9 lanjutan Perlakuan Bahan Pelapis*Suhu Penyimpanan AC A2C AC A4C AC2 A2C2 AC2 A4C2 AC A2C AC A4C Kemasan*Suhu Penyimpanan BC B2C BC2 B2C2 BC B2C Bahan Pelapis*Kemasan*Suhu Penyimpanan ABC A2BC ABC A4BC AB2C A2B2C AB2C A4B2C ABC2 A2BC2 ABC2 A4BC2 AB2C2 A2B2C2 AB2C2 A4B2C N Total Asam (%) Hari ke d 0.90 ab 0.88 abc 0.9 a 0.82 d 0.8 cd 0.88 abc 0.9 a 0.80 d 0.85 bcd 0.92 a 0.89 abc 0.87 efghi 0.9 bcdef 0.84 ghi 0.87 efghi 0.75 k 0.90 cdefg 0.9 abcd 0.99 a 0.8 hij 0.8 hij 0.82 ij 0.92 bcde jk 0.85 ghi 0.95 abc 0.9 abcde 0.84 cd 0.75 e 0.89 abc 0.86 bcd 0.88 abc 0.87 abcd 0.94 a 0.82 cd 0.9 ab 0.8 cd 0.8 de 0.85 cd 0.80 b 0.86 a 0.89 a 0.87 ab 0.86 ab 0.85 ab 0.77 h 0.78 efg 0.8 de 0.82 def 0.90 abc 0.7 h 0.94 a 0.9 abc 0.90 abc 0.8 efg 0.92 abc 0.89 abc 0.87 cd 0.9 abc 0.9 ab 0.76 g 0.94 b 0.86 cde 0.82 efg 0.77 hi 0.80 hg 0.72 j 0.85 def 0.75 ji 0.90 bc 0.87 cd 0.88 cd 0.8 fg 0.90 bcd 0.7 h 0.94 abc 0.77 hg

100 ABC A2BC ABC A4BC AB2C A2B2C AB2C A4B2C 0.94 a 0.79 efg 0.8 efg 0.87 defghi 0.8 ji 0.85 fghi 0.97 ab 0.9 bcdef 0.94 a 0.79 efg 0.8 efg 0.90 abc 0.92 abc 0.88 bc 0.79 efg 0.80 efg 89 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 0.05 menurut DMR

101 90 Lampiran 2 Sidik Ragam Warna dan Kesegaran Kulit Buah Manggis Friedman Test: WK 0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 4.6 DF = 2 P =.000 S = 4.2 DF = 2 P = 0.0 (adjusted for ties) Friedman Test: WK 0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = DF = 2 P = S = DF = 2 P = (adjusted for ties) Friedman Test: WK 20 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = DF = 2 P = S = 4.22 DF = 2 P = (adjusted for ties) Friedman Test: Wk 0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = DF = 5 P = S = 0.42 DF = 5 P = 0.00 (adjusted for ties) Friedman Test: WK 40 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 6.7 DF = 6 P = 0.49 S = 7.67 DF = 6 P = (adjusted for ties) Lampiran 22 Uji Organoleptik Warna dan Kesegaran Kulit Buah Manggis Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan * Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan * Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan 4..5 * Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan * Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE * Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE * Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE * Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE * Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan * * Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan * * Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan.9.5. * * Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan * * Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE * * Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE * * Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE * * Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE * *

102 9 Lampiran 2 Sidik Ragam Warna dan Kesegaran Kelopak Buah Manggis Friedman Test: WS0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 0.00 DF = 2 P =.000 Friedman Test: WS0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 55.5 DF = 2 P = S = DF = 2 P = (adjusted for ties) Friedman Test: WS20 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = DF = 2 P = S = DF = 2 P = (adjusted for ties) Friedman Test: WS0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = DF = 5 P = S = DF = 5 P = (adjusted for ties) Friedman Test: WS40 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 7.7 DF = 7 P = 0.9 S = 9.49 DF = 7 P = (adjusted for ties) Lampiran 24 Uji Organoleptik Warna dan Kesegaran Kelopak Buah Manggis Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan * Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan * Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan * Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan * Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE * Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE * Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE * Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE * Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan.8.5. Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan.8.5. * * Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan * * Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan.8.4. * * Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan.8.5. * * Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE.8.5. * * Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE.8.5. * * Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE.8.4. * * Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE.8.5. * *

103 92 Lampiran 25 Sidik Ragam Kekerasan K ulit Buah Manggis Friedman Test: KK0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 0.28 DF = 2 P =.000 S = 2.00 DF = 2 P = 0.46 (adjusted for ties) Friedman Test: KK0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 0.8 DF = 2 P = 0.44 S = 4.4 DF = 2 P = (adjusted for ties) Friedman Test: KK20 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = DF = 2 P = S = DF = 2 P = (adjusted for ties) Friedman Test: KK0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 44.7 DF = 5 P = S = DF = 5 P = (adjusted for ties) Friedman Test: KK40 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 20.5 DF = 6 P = S = 2.49 DF = 6 P = 0.00 (adjusted for ties) Lampiran 26 Uji Organoleptik Kekerasan Kulit Buah Manggis Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan * Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan * Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan * Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan * Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE * Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE * Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE * Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE * Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan * * Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan * * Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan * * Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan * * Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE * * Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE * * Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE * * Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE * *

104 9 Lampiran 27 Sidik Ragam Warna Daging Buah Manggis Friedman Test: WD0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S =.82 DF = 2 P = 0.92 S = DF = 2 P = (adjusted for ties) Friedman Test: WD0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 4.24 DF = 2 P = 0.0 S = 55.5 DF = 2 P = (adjusted for ties) Friedman Test: WD20 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = DF = 2 P = S = DF = 2 P = (adjusted for ties) Friedman Test: WD0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = DF = 5 P = S = DF = 5 P = (adjusted for ties) Friedman Test: WD40 versus Perlakuan blocked by Ulangan S =.20 DF = 7 P = S = DF = 7 P = (adjusted for ties) Lampiran 28 Uji Organoleptik Warna Daging Buah Manggis Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan * Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan * Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan * Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan * Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE * Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE * Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE * Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE * Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan * * Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan * * Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan * * Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan * * Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE * * Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE * * Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE * * Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE * *

105 94 Lampiran 29 Sidik Ragam Rasa Manis Daging Buah Manggis Friedman Test: RM0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S =.62 DF = 2 P =.000 S = 2.00 DF = 2 P = 0.46 (adjusted for ties) Friedman Test: RM0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 26.4 DF = 2 P = S = 7.6 DF = 2 P = (adjusted for ties) Friedman Test: RM20 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 6.20 DF = 2 P = S = 80.6 DF = 2 P = (adjusted for ties) Friedman Test: RM0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 8.66 DF = 5 P = 0.00 S = 5.99 DF = 5 P = (adjusted for ties) Friedman Test: RM40 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 2.99 DF = 7 P = 0.00 S = 5.05 DF = 7 P = (adjusted for ties) Lampiran 0 Uji Organoleptik Rasa Manis Daging Buah Manggis Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan * Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan * Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan...4 * Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan * Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE * Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE * Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE * Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE * Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan * * Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan * * Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan.. * * Dilapisi lilin komers il, Tanpa kemasan * * Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE * * Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE.. * * Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE * * Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE * *

106 95 Lampiran Sidik Ragam Rasa Asam Daging Buah Manggis Friedman Test: RA0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 6.4 DF = 2 P =.000 S = DF = 2 P = 0.00 (adjusted for ties) Friedman Test: RA0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 0. DF = 2 P = 0.46 S = 7.50 DF = 2 P = (adjusted for ties) Friedman Test: RA20 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = DF = 2 P = S = 7.28 DF = 2 P = (adjusted for ties) Friedman Test: RA0 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 74.6 DF = 5 P = S = 8.79 DF = 5 P = (adjusted for ties) Friedman Test: RA40 versus Perlakuan blocked by Ulangan S = 4.70 DF = 7 P = S = 4.46 DF = 7 P = (adjusted for ties) Lampiran 2 Uji Organoleptik Rasa Asam Daging Buah Manggis Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan * Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan * Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan * Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan * Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE * Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE * Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE * Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE * Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE Tanpa bahan pelapis,tanpa kemasan * * Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan * * Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan * * Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan * * Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE * * Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE * * Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE * * Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE * *

107 Lampiran Perubahan warna kulit buah manggis secara visual selama penyimpanan 96

PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR

PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Manggis TINJAUAN PUSTAKA Manggis Manggis termasuk tanaman tahunan (prennial) yang masa hidupnya dapat mencapai puluhan tahun. Manggis tidak membutuhkan iklim dan lahan spesifik. Tanaman ini dapat tumbuh dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta-IPB.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk mempertahankan mutu buah markisa adalah 1.5%. Pada pengamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian 24 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan April 2012, di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai kajian semi-cutting dan pelilinan terhadap beberapa parameter mutu buah manggis (Garciana mangostana L.) selama penyimpanan dingin dilaksanakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan mutu yang diamati selama penyimpanan buah manggis meliputi penampakan sepal, susut bobot, tekstur atau kekerasan dan warna. 1. Penampakan Sepal Visual Sepal atau biasa

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengemasan Buah Nanas Pada penelitian ini dilakukan simulasi transportasi yang setara dengan jarak tempuh dari pengumpul besar ke pasar. Sebelum dilakukan simulasi transportasi,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Pendahuluan

BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Pendahuluan BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada bulan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang terolah minimal, beberapa senyawa penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2010 di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung mampu memproduksi pisang sebanyak 319.081 ton pada tahun 2003 dan meningkat hingga

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian Pengaruh Perlakuan Bahan Pengisi Kemasan terhadap Mutu Fisik Buah Pepaya Varietas IPB 9 (Callina) Selama Transportasi dilakukan pada

Lebih terperinci

APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak

APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS Andriani Lubis 1*) 1) Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 23111 *) andriani_loebis@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kadar Air Kulit Manggis Kadar air merupakan salah satu parameter penting yang menentukan mutu dari suatu produk hortikultura. Buah manggis merupakan salah satu buah yang mempunyai

Lebih terperinci

PENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN

PENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN PENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangga ( Mangifera indica L. ) adalah salah satu komoditas hortikultura yang mudah rusak dan tidak

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Konsentrasi KMnO 4 Terhadap Susut Berat Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap susut berat cabai merah berbeda nyata

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan terhitung mulai bulan Januari hingga April 2012 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dimulai bulan April 2012 sampai dengan Mei 2012. Bahan dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Buah mangga yang digunakan untuk bahan penelitian langsung diambil dari salah satu sentra produksi mangga, yaitu di daerah Indramayu, Kecamatan Jatibarang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura.

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buah (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura. Buah mudah sekali mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor keadaan fisik buah yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Buah yang digunakan untuk bahan penelitian berasal dari kebun petani sentra produksi manggis Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret-April 2009

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dantempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UKM Mekar Sari di Dusun Boleleu No. 18 Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sementara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN III. A. Lokasi dan Waktu. B. Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN III. A. Lokasi dan Waktu. B. Bahan dan Alat III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Pertanian IPB selama 3 bulan yaitu bulan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Bahan dan Alat C. Tahapan Penelitian 1. Persiapan bahan

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Bahan dan Alat C. Tahapan Penelitian 1. Persiapan bahan III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2009 hingga Mei 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Laju Respirasi dengan Perlakuan Persentase Glukomanan Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah sawo yang terolah minimal, beberapa senyawa penting

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada November 2011 sampai April 2012 dan bertempat di Kebun Manggis Cicantayan-Sukabumi dengan ketinggian tempat sekitar 500-700 m dpl (di atas

Lebih terperinci

Umur Simpan Dan Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam Berbagai Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan Pada Simulasi Transportasi

Umur Simpan Dan Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam Berbagai Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan Pada Simulasi Transportasi Umur Simpan Dan Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam Berbagai Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan Pada Simulasi Transportasi Oleh : YOLIVIA ASTRIANIEZ SEESAR F14053159 2009 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUKURAN LAJU RESPIRASI Setelah dipanen ternyata sayuran, buah-buahan, dan umbi-umbian masih mengalami proses respirasi oleh karena itu sayuran, buah-buahan dan umbiumbian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Manggis (Garcinia mangostana L.) 5 TINJAUAN PUSTAKA Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Produksi Tanaman dan RGCI, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. B. Bahan dan Alat. C. Prosedur Penelitian. 1. Tahapan Persiapan. a. Persiapan Buah Jambu Biji Terolah Minimal

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. B. Bahan dan Alat. C. Prosedur Penelitian. 1. Tahapan Persiapan. a. Persiapan Buah Jambu Biji Terolah Minimal III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan februari sampai april 2010 di laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan 18 Maret 2016 sampai

Lebih terperinci

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI) PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI) Cara-cara penyimpanan meliputi : 1. penyimpanan pada suhu rendah 2. penyimpanan dengan

Lebih terperinci

Skripsi PENYIMPANAN POTONGAN SAWO SEGAR DALAM KEMASAN ATMOSFIR TERMODIFIKASI. Oleh : DEDY AGUSPRIANDONO SUPRAPTO F

Skripsi PENYIMPANAN POTONGAN SAWO SEGAR DALAM KEMASAN ATMOSFIR TERMODIFIKASI. Oleh : DEDY AGUSPRIANDONO SUPRAPTO F Skripsi PENYIMPANAN POTONGAN SAWO SEGAR DALAM KEMASAN ATMOSFIR TERMODIFIKASI Oleh : DEDY AGUSPRIANDONO SUPRAPTO F 14103093 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBUATAN EDIBEL FILM KOMPOSIT DARI KARAGENAN SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTANT REBUS

KAJIAN PEMBUATAN EDIBEL FILM KOMPOSIT DARI KARAGENAN SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTANT REBUS KAJIAN PEMBUATAN EDIBEL FILM KOMPOSIT DARI KARAGENAN SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTANT REBUS ENDANG MINDARWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2 0 0 6 Judul Tesis Nama NIM : Kajian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. B. Bahan Dan Alat. C. Prosedur Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. B. Bahan Dan Alat. C. Prosedur Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2011 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan

Lebih terperinci

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN (Changes in the quality of mangosteen fruits (Garcinia mangosiana L.) after transportation and

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR KARYA ILMIAH PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR O L E H LINDA MASNIARY LUBIS DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya dengan berbagai spesies flora. Kekayaan tersebut merupakan suatu anugerah besar yang diberikan Allah SWT yang seharusnya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada Oktober

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pascapanen Jurusan Teknik Pertanian Universitas

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga 3 TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga Tanaman buah naga termasuk dalam kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Caryophyllales, famili Cactaceae, subfamili Cactoidae, genus Hylocereus Webb.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

Anang Suhardianto FMIPA Universitas Terbuka. ABSTRAK

Anang Suhardianto FMIPA Universitas Terbuka. ABSTRAK ANALISIS PERUBAHAN SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK CAISIN DENGAN PERLAKUAN PENGATURAN SUHU DIMULAI DARI SESAAT SETELAH PANEN, SELAMA PENGANGKUTAN, HINGGA SETELAH PENYIMPANAN *) Anang Suhardianto FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN PENGARUH PELILINAN BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) SELAMA PENYIMPANAN (Effect of Mangosteen Waxing during Storage) Sugiyono 1, Sutrisno 2, Bianca Dwiarsih 3 1. Alumni Program Studi Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan sayuran berbentuk buah yang banyak dihasilkan di daerah tropis dan subtropis. Budidaya tanaman tomat terus meningkat seiring

Lebih terperinci

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F145981 29 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia, I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilakukan di Desa Sido Makmur, Kec. Sipora Utara, Kab. Kep.Mentawai untuk proses penggorengan keripik ikan lemuru. Dan dilanjutkan dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Manggis

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Manggis II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Manggis Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu Malaysia dan Indonesia.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) TK 2 (b) TK 3 (c) TK 4 Gambar 5. Manggis dengan tingkat kematangan berbeda

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) TK 2 (b) TK 3 (c) TK 4 Gambar 5. Manggis dengan tingkat kematangan berbeda IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tingkat Kematangan Buah Manggis Tingkat kematangan manggis yang dianalisis dalam tahap ini ada 3 yaitu tingkat kematangan 2, 3, dan 4. Tingkat kematangan 2 terlihat dari warna

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 38 Pencemaran Getah Kuning Pencemaran getah kuning pada buah manggis dapat dilihat dari pengamatan skoring dan persentase buah bergetah kuning pada aril dan kulit buah, serta persentase

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di Indonesia adalah jenis Fragaria vesca L. Buah stroberi adalah salah satu produk hasil

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pendahuluan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan percobaan pembuatan emulsi lilin dan pelapisan lilin terhadap buah sawo dengan konsentrasi 0%, 2%,4%,6%,8%,10%, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika dan kini telah menyebar di kawasan benua Asia termasuk di Indonesia. Tomat biasa ditanam di dataran

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP SHELF-LIFE DAN KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SELAMA PENYIMPANAN

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP SHELF-LIFE DAN KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SELAMA PENYIMPANAN PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP SHELF-LIFE DAN KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SELAMA PENYIMPANAN RELA SARTIKA A24050014 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme menjadi lambat sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN PENYIMPANAN DINGIN BUAH MANGGIS SEGAR (Garcinia Mangostana L.) DENGAN PERLAKUAN KONDISI PROSES PENYIMPANAN 1

KAJIAN PENYIMPANAN DINGIN BUAH MANGGIS SEGAR (Garcinia Mangostana L.) DENGAN PERLAKUAN KONDISI PROSES PENYIMPANAN 1 KAJIAN PENYIMPANAN DINGIN BUAH MANGGIS SEGAR (Garcinia Mangostana L.) DENGAN PERLAKUAN KONDISI PROSES PENYIMPANAN 1 Sutrisno 2, Ida Mahmudah 3, Sugiyono 4 ABSTRAK Manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Simpan Penggunaan pembungkus bahan oksidator etilen dapat memperpanjang umur simpan buah pisang dibandingkan kontrol (Lampiran 1). Terdapat perbedaan pengaruh antara P2-P7 dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Parameter Pengeringan dan Mutu Irisan Mangga

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Parameter Pengeringan dan Mutu Irisan Mangga III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2011 sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Pindah Panas serta Laboratorium Energi dan Elektrifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah merupakan salah satu jenis pangan yang sangat penting peranannya bagi tubuh kita, terlebih karena mengandung beberapa vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Buah juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan berbagai jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang. Namun sayangnya, masih banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x 57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Stroberi (Fragaria x ananassa) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa jenis pati bahan

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005 PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jatibarang, Indramayu dan Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Penelitian

Lebih terperinci

KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI

KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK LIRA BUDHIARTI. Karakterisasi

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Laju Respirasi Respirasi merupakan proses metabolisme oksidatif yang mengakibatkan perubahan-perubahan fisikokimia pada buah yang telah dipanen.

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN PANAS METODE VAPOR HEAT TREATMENT TERHADAP MUTU PEPAYA (Carica papaya L.)

PENGARUH PERLAKUAN PANAS METODE VAPOR HEAT TREATMENT TERHADAP MUTU PEPAYA (Carica papaya L.) PENGARUH PERLAKUAN PANAS METODE VAPOR HEAT TREATMENT TERHADAP MUTU PEPAYA (Carica papaya L.) Oleh : Ali Parjito F14103039 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2011 hingga Agustus 2011 di Laboratorium Energi dan Listrik Pertanian serta Laboratorium Pindah Panas dan

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Cemaran Getah Kuning pada Aril dan Kulit Buah Manggis Tanaman yang diberi kalsium menghasilkan skor getah kuning aril dan kulit buah yang lebih rendah daripada tanaman yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap Pertama Penentuan waktu hydrocooling dan konsentrasi klorin optimal untuk pak choi Tahap precooling ini dilakukan untuk menentukan kombinasi lama hydrocooling dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal

HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal HASIL DAN PEMBAHASAN Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal cold chaín Perubahan laju produksi CO 2 pada wortel terolah minimal baik pada wortel utuh (W1) maupun irisan wortel (W2) pada penelitian pendahuluan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP MUTU KERIPIK DURIAN Pada tahap ini, digunakan 4 (empat) tingkat suhu dan 4 (empat) tingkat waktu dalam proses penggorengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada saat musim panen buah duku yaitu Januari sampai dengan Mei 2006. Tempat penelitian di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Spektra Buah Belimbing Buah belimbing yang dikenai radiasi NIR dengan panjang gelombang 1000-2500 nm menghasilkan spektra pantulan (reflektan). Secara umum, spektra pantulan

Lebih terperinci