Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Transkripsi

1

2 HER SECRET FLING

3 Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp (seratus juta rupiah). (2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/ atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/ atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp ,00 (satu miliar rupiah). (4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp ,00 (empat miliar rupiah).

4 HER SECRET FLING Sarah Mayberry PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO

5 Originally published as Her Secret Fling 2010 Sarah Mayberry Translation by Elex Media Komputindo as Her Secret Fling 2017 All rights reserved including the right of reproduction in whole or in part in any form. This edition published by arrangement with Harlequin Books S.A. This is a work of fiction. Names, characters, places and incidents are either the product of the author s imagination or are used fictitiously, and any resemblance to actual persons, living or dead, business establishments, events or locales is entirely coincidental. Alih bahasa: Anatasia Kosasih Hak Cipta Terjemahan Indonesia Penerbit PT Elex Media Komputindo Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Diterbitkan pertama kali pada tahun 2017 oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta ID: ISBN: Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan

6 Teruntuk teman-teman wanitaku para tukang oper tisu, teman-teman berbagi cokelat, pemberi pelukan. Tertawa bersama para sahabatku adalah salah satu kesenangan hidup sederhana yang sempurna bagiku. Dan tentu saja, tiada kata yang akan tertulis tanpa adanya Chris yang menyemangati dari garis penonton, dan Wanda yang mengarahkanku dari garis finish. Kalian berdua luar biasa terima kasih atas kesabaran kalian yang tiada habisnya.

7 1 Apa pun yang terjadi, jangan sampai muntah. Poppy Birmingham menekan perutnya de ngan sebelah tangan. Kenyataannya adalah, kalau sarapannya tadi sudah ditakdirkan untuk muncul kembali, tak ada gunanya ia menekan perut begitu. Ia menjatuhkan tangannya kembali, mengambil napas panjang dua kali. Beberapa orang mengerutkan dahi memperhatikannya dalam perjalanan mereka melewati pintu ganda menuju ruang redaksi Melbourne Herald yang gaduh. Poppy sadar betul bahwa kemungkinan mereka mengenali dirinya, dan tanpa diragukan lagi mereka penasaran mengapa salah satu atlet wanita kesayangan Australia berada dekat-dekat kantor penerbitan surat kabar, kelihatan seperti akan me ng - ompol atau muntah sebentar lagi. Waktunya pergi, Birmingham, perintah suara pelatih di kepalanya. Kau sudah mendaftar untuk ini. Terlambat kalau mau membatalkannya.

8 2 Poppy meluruskan bahunya, menghela satu napas panjang terakhir. Lalu didorongnya pintu ganda. Segera saja ia disambut dengan kericuhan serta antusiasme samar-samar. Telepon berdering, keyboard diketuk-ketuk, orang-orang mengobrol melalui tele pon atau antar partisi. Printer berderit-derit, dan mesin fotokopi berkedap-kedip. Melatarbelakangi kesibukan ruangan, sederetan jendela raksasa memperlihatkan pemandangan kota Melbourne, terlihat mengilat dan segar di bawah cahaya matahari pagi setelah malam sebelumnya disiram oleh air hujan. Kepala-kepala melongok ke arahnya selagi ia berjalan menyusuri koridor utama, sesuai arahan yang diberikan kepadanya untuk menuju bagian olahraga. Ia berusaha keras agar terlihat seolah-olah sudah akrab dengan para wartawan seumur hidupnya. Seolah-olah setelan celana yang dipakainya sekarang tidak terasa janggal di kulitnya yang lebih terbiasa dengan bahan likra, dan seolah-olah bau udara pengap bercampur aroma kopi dan plastik panas sama sekali tidak ganjil setelah bertahun-tahun ia terbiasa dengan klorin dan keringat. Deretan meja terasa seperti tak berujung, tapi akhirnya Poppy melihat kepala gundul Leonard Jenkin sedang menunduk di atas keyboard-nya di sebuah sudut yang terpisah. Sebagai editor bagian olahraga di salah satu surat kabar harian Melbourne yang paling banyak beredar, tugas Leonard adalah

9 menetapkan isi cerita dan mengambil keputusan akhir dalam hal editorial dan judul artikel. Pria itu juga yang menghampiri Poppy enam minggu lalu, dan menawarinya pekerjaan sebagai seorang kolumnis. Waktu itu ia tergiur oleh tawarannya. Semenjak terpaksa pensiun akibat cedera pundak yang dideritanya empat bulan lalu, Poppy telah ditawari berbagai pihak untuk melatih perenang-perenang lainnya, bekerja dengan kelompok-kelompok wanita, serta mensponsori kegiatan amal. Sasana demi sasana olahraga menginginkannya bekerja untuk menjadi juru bicara mereka, yang lain malah memintanya mengiklankan sereal sarapan pagi. Hanya tawaran Leonard yang membuka gerbang untuk berbagai peluang baru. Selama bertahuntahun Poppy tidak mengetahui dunia di luar garis hitam kolam renang dan sensasi terbakar di otot serta paru-parunya. Ini merupakan suatu permulaan baru. Itulah yang kini membuatnya merasa ingin muntah. Belum pernah ia setegang ini sejak kejuaraan dunia terakhir di Sydney waktu ia betul-betul muntah secara spektakuler sebelum ronde pertama. Ia berhenti di depan ruang kerja Leonard, dan sudah hampir mengetok pintunya saat pria itu mendo ngak. Di usia menjelang akhir lima puluhan, Leo nard berperut gendut, berkantong mata besar, dan jemarinya menguning karena nikotin. 3

10 4 Ah, Poppy. Akhirnya. Senang bertemu denganmu, sapa pria itu seraya tersenyum. Senang berada di sini. Bagaimana kalau kuperkenalkan kepada anggota tim dulu, menunjukkan letak mejamu, dan sejenisnya? usul Leonard. Ada rapat bersama seluruh anggota divisi satu jam lagi, jadi seharusnya kau punya waktu untuk berberes. Baiklah, katanya, meski mendadak telapak tangannya berkeringat. Poppy payah dalam mengingat nama. Tak peduli apa pun yang ia lakukan, sekeras apa pun ia berkonsentrasi untuk menghubungkan nama dengan wajah, semua seperti mengalir keluar dari otaknya secepat sabun yang dibilas air pancuran di kamar mandi. Diam-diam Poppy mengelap tangan kanannya yang berkeringat ke celana panjangnya, selagi Leonard memimpinnya ke arah deretan meja yang terletak persis di luar ruang kerja pria itu. Oke. Ini Johnno, Davo, dan Hilary, katanya memperkenalkan. Balap, golf, dan bola basket. Yang dipahami Poppy sebagai bidang keahlian mereka masing-masing. Johno sudah tua dan wajahnya berjerawat, Davo pria berusia pertengahan tiga puluh dengan kulit yang terbakar sinar matahari, sedangkan Hilary yang rambutnya keme rahan nampak berusia awal tiga puluhan, seumuran dengan Poppy. Ketiganya menggumamkan sapaan mereka

11 5 juga menjabat tangannya, tapi Poppy merasa bahwa mereka buru-buru ingin kembali bekerja. Teman-teman kita yang di sini, Leonard berkata seraya mengantarnya berkeliling partisi, bertugas untuk mengawasi seputar balap kendaraan. Perkenalkan para maniak mobil kita di sini, Macca dan Jonesy. Asyik. Akhirnya kita punya rekan cewek bermedali emas, kata Jonesy. Usianya masih akhir dua puluhan, tapi perutnya sudah menonjol seperti bapak-bapak. Pasti kau sering diledek begitu, ya? tanya Macca. Dia tersenyum agak malu-malu sambil menyisir rambut keemasannya yang tipis dengan sebelah tangan. Risiko memenangkan medali emas. Aku pernah diledek lebih kejam lagi, ucap Poppy dengan seringai. Sebelah tangan Leonard di tengah punggungnya mengarahkannya menuju pojok ruangan. Dan akhirnya, ini dia kuperkenalkan Jack Kerouac 1 versi kami, ujarnya. Keringat kembali membasahi telapak tangan Poppy begitu ia menyadari siapa yang sedang dihampirinya. Jake Stevens. Ya ampun. 1 Jack Kerouac adalah novelis dan seorang penyair terkenal dari Amerika Serikat yang berparas tampan.