METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian adalah survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989) dan bertujuan untuk membuat deskripsi mengenai situasi atau kejadian dari sampel ke populasi sehingga dapat dibuat kesimpulan tentang karakteristik, sikap atau perilaku populasi (Babbie,1990, diacu dalam Creswell, 2002). Penelitian ini juga bersifat penelitian penjelasan (Explanatory Research) yaitu menjelaskan hubungan kausalitas antara peubahpeubah penelitian melalui pengujian hipotesis. Model teoritis yang akan diuji dalam penelitian ini meliputi hubungan kausalitas antara indikator-indikator terhadap peubah dan hubungan kausalitas antara peubah-peubah penelitian. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di wilayah terdapat unit usaha hutan rakyat yang dikelola oleh masyarakat dan telah berhasil mendapatkan sertifikat Ekolabel untuk kategori Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat Lestari (PHBML). Petani hutan rakyat di Desa Selopuro dan Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah merupakan kelompok petani hutan rakyat yang pertama kali mendapatkan sertifikat Ekolabel untuk kelompok PHBML pada tahun Gabungan kelompok tani di : (1) Desa Kedungkeris, Kecamatan Nglipar; (2) Desa Dengok, Kecamatan Playen, dan (3) Desa Girisekar, Kecamatan Panggang di Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mendapatkan sertifikasi PHBML pada tahun Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang hasil pembelajaran petani tentang Hutan Rakyat Lestari, sebagai pembanding di masing-masing kecamatan dipilih satu desa lain yang berdekatan, yang telah mengembangkan hutan rakyat tetapi belum mendapatkan sertifikat Ekolabel. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Kantor Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta Kantor Dinas

2 67 Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, ditetapkan desa lain yang berdekatan dalam satu kecamatan. Di Kabupaten Gunung Kidul, ditetapkan Desa Giri Wungu, Kecamatan Panggang dan Desa Nglipar, Kecamatan Nglipar, serta di Kabupaten Wonogiri ditetapkan Desa Kudi, Kecamatan Batuwarno. Penelitian di Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Wonogiri tersebut dilakukan pada bulan Desember 2009 Februari Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini ialah petani pengelola hutan rakyat lestari (sertifikasi) di Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Wonogiri, yang seluruhnya berjumlah orang, dengan perincian 765 orang di Gunung Kidul dan di Wonogiri. Populasi petani pengelola Hutan Rakyat Lestari (sertifikasi) di Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Wonogiri relatif homogen, dilihat dari pengalaman mengelola hutan rakyat, kondisi sosial ekonomi, latar belakang pendidikan, kondisi fisik wilayah, yaitu termasuk wilayah pengunungan kapur Selatan dan luas lahan garapan. Penentuan sampel penelitian menggunakan syarat minimal Structural Equation Modelling (SEM) yaitu sampel. Wijanto (2008) dan Kusnendi (2008) menjelaskan bahwa penggunaan SEM dengan metode estimasi maximum likelihood memerlukan sampel sebanyak lima kali indikator-indikator (observed variables) yang ada dalam model. Dalam penelitian ini digunakan indikator sebanyak 35, sehingga diperlukan sampel minimal 35 x 5 = 175. Teknik pengambilan sampel ialah dengan metode stratified random sampling, dengan strata tingkat keaktivan dalam kelompok (pengurus dan bukan pengurus), dengan jumlah responden dari kedua kabupaten 200 orang. Sedangkan jumlah responden dari desa yang belum mengelola hutan rakyat belum disertifikasi disesuaikan dengan jumlah sampel minimal yang dipersyaratkan untuk uji statistik, yaitu masing-masing kecamatan 30 orang. Jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 200 orang petani hutan rakyat lestari (sertifikasi), dan sebagai pembanding 60 orang petani hutan rakyat belum disertifikasi dengan perincian pada Tabel 12.

3 68 Tabel 12. Perincian Jumlah Responden Penelitian Kabupaten/ Kecamatan Hutan Rakyat Lestari (sertifikasi) Hutan Rakyat belum/non sertifikasi Desa/Dusun Nama Kelompok Jumlah (orang) Desa/ Dusun Nama Kelompok Jumlah (orang) Gunung Kidul Nglipar Kedungkeris Nglipar Marsudi Tani 10 -Pringsurat Sumber 16 Rejeki -Kedungkeris Ngudi 19 Makmur -Sendowo Tani 16 Kidul Makmur 2. Playen Dengok Marsudi Tani 9 3. Panggang Giri Sekar Giri Wungu Sekar Wungu 20 - Pijenan Trubus 18 - Jeruken Subur 12 - Blimbing Sekar Eko Jati 10 Wonogiri Batuwarno Selopuro Kudi 30 - Pagersengon Percabaan 24 - Jarak Ngudi 40 Rejeki - Sudan Ngudi 18 Rahayu Sumberejo Gondang Rejo 18 JUMLAH Pengumpulan data Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan observasi langsung di lapangan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner semi terstruktur kepada responden dan wawancara mendalam (indepth interview) kepada informan kunci untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, serta diskusi dalam pertemuan-pertemuan kelompok. Observasi langsung di lapangan dilakukan untuk memperbandingkan hasil wawancara dengan kenyataan di lapangan, atau bahkan dapat mempertajam hasil wawancara.

4 69 Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan ialah data primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terstruktur dan wawancara mendalam. Data sekunder berupa data potensi wilayah, potensi bidang kehutanan, pengelolaan hutan rakyat, dan penyuluhan kehutanan didapat dari Biro Pusat Statistik Kabupaten Gunung Kidul, Biro Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri, Kantor Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi DI Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Wonogiri, Pusat Kajian Hutan Rakyat (PKHR) Universitas Gadjah Mada, LSM Pendamping dan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP). Data primer diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran Hutan Rakyat Lestari (sertifikasi) baik di Kabupaten Gunung Kidul maupun Kabupaten Wonogiri. Data primer yang dikumpulkan dari responden melalui kuesioner yang dibuat dengan skala Likert. Alternatif tiap jawaban ditransformasikan menjadi data kuantitatif, dengan cara pemberian skor. Menurut Sevilla et.al. (1993) skor yang diperoleh dengan menggunakan skala Likert dapat dipertimbangkan sebagai data interval walaupun pada dasarnya adalah ordinal. Data primer dari informan kunci diperlukan untuk analisa kualitatif proses pembelajaran yang berlangsung dalam pengelolaan hutan rakyat lestari. Sedangkan data sekunder diperlukan untuk mengetahui latar belakang atau sejarah desa yang mempengaruhi kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Validitas Validitas atau kesahihan menyangkut ketepatan dalam penggunaan alat ukur (Black dan Champion, 1999) Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara tepat konsep yang sebenarnya ingin diukur. Sebagai alat ukur untuk pengumpulan data, kuesioner harus dapat mengukur konsep yang hendak diukur. Validitas kuesioner tersebut bersandar pada logika dan pembuktian statistik.

5 70 Validitas dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu validitas konstruk (construct validity); validitas isi (content validity) dan validitas konkuren. Validitas konstruk ini bertumpu pada model analogi konsep belajar Klausmeier dan Goodwin (1971) dan Suryabrata (2006) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Validitas isi berdasarkan pada (1) pendapat ahli baik dari berbagai kajian pustaka maupun pendapat pakar (pembimbing dan nara sumber lainnya) dalam rangka pencapaian tujuan, (2) uji kesahihan logika, yaitu membandingkan teori belajar, teori komunikasi dalam kaitannya dengan proses pembelajaran petani. Validitas konkuren didasarkan pada hubungan yang teratur antara proses pembelajaran petani dengan faktor internal, faktor eksternal dan kelestarian hutan dari fungsi produksi, ekologis dan sosial. Validitas dapat dilihat melalui korelasi sederhana antara skor yang dicapai antar peubah dari masing-masing konsep yang diukur. Menurut Ancok (1995), cara mengukur validitas ialah dengan (1) mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur; (2) melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden; (3) mempersiapkan tabel tabulasi jawaban; (4) menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment : N ( XY) ( X Y) r = [N X 2 - ( X) 2 ] [N Y 2 ( Y) 2 ] Keterangan: r = korelasi product moment X = skor pertanyaan no.1 Y = skor total XY = skor pernyataan no.1 dikalikan skor total Angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka kritik Tabel Korelasi Nilai r. Dari tabel korelasi tersebut diketahui bahwa untuk N=30, angka kritik untuk taraf signifikansi 5% adalah 0,361. Jadi, semua nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka kritik Tabel Korelasi Nilai r, jika nilai korelasi > 0,361 maka dikatakan bahwa pertanyaan tersebut valid atau sahih dan jika nilai r < 0,361 dapat dikatakan pertanyaan tidak valid. Ketidakvalidan

6 71 tersebut dapat disebabkan oleh susunan kata-kata atau kalimat yang kurang baik sehingga menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penyesuaian atau koreksi terhadap pertanyaan yang memiliki nilai r < 0,361 atau pertanyaannya tersebut dihilangkan bila tidak terlalu mendukung indikator penelitian atau dapat diwakilkan oleh pertanyaan lainnya. Reliabilitas Reliabilitas atau keterandalan menyangkut kemampuan alat ukur untuk mengukur gejala secara konsisten, teliti dan sebagai alat ukur yang tepat dalam mengukur gejala yang sama (Black dan Champion, 1999). Untuk menguji reliabilitas atau keterandalan kuesioner digunakan rumus Cronbach s Alpha: N Σ σ 2 item α = 1 - (Kountur, 2006) N 1 σ 2 total Keterangan: α = Cronbach s Alpha N = banyaknya pertanyaan σ 2 item = variance dari pertanyaan = variance dari skor σ 2 total Suatu instrumen dikatakan reliabel atau handal, jika peubah-peubah yang diteliti memiliki nilai Cronbach s Alpha (α) 0,6. Dalam penelitian ini untuk menilai validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, dilakukan uji coba instrumen kepada 27 orang responden yang berasal dari Desa Pringsurat, Kec. Nglipar; Desa Giri Sekar, Kecamatan Panggang, dan Desa Dengok, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil perhitungan validitas terhadap 27 orang dengan jumlah pertanyaan sebanyak 192 butir, didapatkan nilai yang bervariasi mulai dari 0,28 0,832. Dengan jumlah responden 27 orang (n=27), dari tabel korelasi nilai - r diketahui bahwa angka kritik adalah 0,381. Berdasarkan angka kritik itu diteliti pertanyaan-pertanyaan yang memiliki nilai r < 0,381, dan dilakukan penyesuaian

7 72 pertanyaan dan beberapa pertanyaan yang dianggap tidak terlalu mendukung peubah penelitian tidak digunakan. Hasil perhitungan reliabilitas atau keterandalan instrumen penelitian, terhadap tujuh peubah mendapatkan nilai cronbach s alpha > 0,6 untuk masingmasing peubah (Tabel 13). Dengan demikian kuesioner yang digunakan untuk penelitian ini reliabel atau handal. Tabel 13. Reliabilitas Peubah Penelitian No Peubah Nilai Cronbach s Alpha 1 Karakteristik petani 0,682 (reliabel) 2 Kompetensi Penyuluh/Pendamping 0,872 (reliabel) 3 Pendekatan pembelajaran 0,771 (reliabel) 4 Kelembagaan Masyarakat 0,802 (reliabel) 5 Kelembagaan Pendukung Pembelajaran 0,820 (reliabel) 6 Tingkat intensitas belajar petani 0,757 (reliabel) 7 Tingkat perilaku petani pengelola HRL 0,866 (reliabel) Keterangan: Nilai Cronbach s Alpha (α) 0,6 = reliabel Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai sebaran responden pada setiap peubah. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk melakukan estimasi terhadap populasi (generalisasi) dalam rangka melihat sejauhmana peubah-peubah saling berhubungan dan mempengaruhi serta melihat kecocokan model penelitian yang dirancang (model hipotetik) dengan model sesungguhnya. Selain itu, statistik inferensial (uji beda) digunakan juga untuk melihat perbedaan antar peubah di kedua kabupaten dan antar tipe hutan rakyat (Hutan Rakyat Lestari sertifikasi dan hutan rakyat non sertifikasi). Untuk pengujian secara statistika, hasil pengukuran peubah-peubah penelitian melalui indikator-indikator dan parameter-parameternya, yang menggunakan skala nominal dan ordinal ditransformasi terlebih dahulu dalam bentuk skala interval atau skala ratio (Sumardjo, 1999). Rumus transformasi yang digunakan adalah transformasi indeks indikator sebagai berikut :

8 73 Jumlah skor yang dicapai per indikator - jumlah skor terkecil Indeks indikator = X 100 Jumlah skor maksimum tiap peubah Dalam penelitian ini, pengukuran indikator menggunakan parameter skala 1-4, sehingga nilai indeks transformasi minimum (0) dicapai bila semua parameter setiap indikator yang diukur bernilai 1. Sedangkan nilai maksimum (100) bila semua parameter setiap indikator bernilai 4, sehingga sebaran data merupakan skala interval dengan nilai berkisar antara Pengelompokan kategori menggunakan tiga tingkatan yaitu: nilai 0-50 kategori rendah, kategori sedang, dan kategori tinggi. Pengolahan data untuk statistik deskriptif dilakukan dengan menggunakan program SPSS Statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini ialah SEM. SEM adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara konstruk (konsep) laten dan indikatornya, konstruk laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung (Yamin dan Kurniawan, 2009). Konstruk (konsep) laten menurut Yamin dan Kurniawan (2009) adalah konsep yang membuat peneliti mendefinisikan ketentuan konseptual, namun tidak secara langsung, tetapi diukur perkiraan berdasarkan indikator. Konstruk adalah dasar untuk membentuk hubungan kausal sehingga mempunyai konsep kemungkinan yang paling representatif. Konstruk (konsep) laten tidak dapat diukur secara langsung dan membutuhkan indikator-indikator untuk mengukurnya, yang dinamakan peubah manifes. Pengolahan data dengan SEM memiliki dua keunggulan, yaitu: (1) mempunyai kemampuan untuk mengestimasi hubungan antar peubah yang bersifat multiple relationship. Hubungan ini dibentuk dalam model struktural (hubungan antara konstruk dependent dan independent); (2) mempunyai kemampuan untuk menggambarkan pola hubungan antara konstruk (konsep) laten dan peubah manifes (peubah indikator). Konstruk laten dalam penelitian terdiri dari lima konstruk laten dependen dan dua konstruk laten independen. Konstruk laten dependen dalam penelitian ini adalah : X1-Karakteristik petani; X2- Kompetensi penyuluh/pendamping; X3- Pendekatan pembelajaran; X4-Kelembagaan masyarakat; dan X5- Kelembagaan pendukung pembelajaran. Sedangkan konstruk laten independen dalam penelitian ini adalah: Y1-Intensitas Belajar Petani; dan Y2-Perilaku petani mengelola Hutan

9 74 rakyat lestari. Konstruk laten dependen : karakteristik petani diukur dengan 6 peubah manifes (X ); kompetensi penyuluh/pendamping diukur dengan 7 peubah manifes (X ); pendekatan pembelajaran diukur dengan 5 peubah manifes (X ); kelembagaan masyarakat diukur dengan 7 peubah manifes (X ); kelembagaan pendukung pembelajaran diukur dengan 4 peubah manifes (X ). Sedangkan konstruk laten independen : intensitas belajar petani diukur dengan 5 peubah manifes (Y ) dan perilaku petani diukur dengan 3 peubah manifes (Y ). Pengolahan data dengan SEM dilakukan melalui dua tahapan, tahap pertama adalah membuat model pengukuran dari data yang dikumpulkan, dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori (confirmatory factor analysis) dan tahap yang kedua adalah membuat model struktural yang menggambarkan hubungan antar peubah. Pada setiap tahapan SEM dilakukan uji kebermaknaan yaitu menghilangkan indikator yang mempunyai nilai muatan faktor standar < 0,5 dan t-value <1,96 sampai mendapatkan model yang fit, yaitu Goodness of Fit Test (GFT) memenuhi persyaratan. Persyaratan GFT antara lain nilai Comparative Fit Index (CFI), Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA). Model dikatakan fit dengan data apabila dihasilkan CFI 0,90; RMSEA 0,08. GFT digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan model yang diajukan. Jika nilai yang diperoleh belum memenuhi kriteria GFT, maka dilakukan perbaikan model. Jika telah memenuhi persyaratan GFT, maka dikatakan model fit dengan data. Dengan kata lain, model dapat diberlakukan bagi populasi penelitian (Kusnendi, 2008; Wijayanto, 2008). Model pengukuran dan model struktural membentuk model lengkap. Pengolahan dan analisis data menggunakan bantuan program SPSS 16.0, dan LISREL (Linear Structural Relations) Model yang dihasilkan menjawab permasalahan penelitian, khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas belajar petani dan tingkat perilaku petani dalam mengelola Hutan Rakyat Lestari (sertifikasi). Model yang dihasilkan diperbandingkan dengan model hipotetik persamaan (Gambar 3) yang disusun berdasarkan kerangka berpikir sebelumnya.

10 δ 4.1 δ 4.2 δ 4.3 δ 4.4 δ 4.5 δ 4.6 δ 4.7 δ 1.1 δ 1.2 δ 1.3 δ 1.4 δ 1.5 δ 1.6 X 4.1 X 4.2 X 4.3 X 4.4 X 4.5 X 4.6 X 4.7 X 1.1 X 1.2 X 1.3 X 1.4 X 1.5 X 1.6 λx λx 4.2 λx 4.3 λx 4.4 λx λx λx 4.7 λx λx 1.1 λx 1.2 λx 1.4 λx λx 1.6 δ 5.1 δ 5.2 δ 5.3 δ 5.4 X 5.1 X 5.2 X 5.3 X 5.4 λx 5.1 λx 5.2 λx 5.3 λx 5.4 X 5 X 4 γ 1.5 γ 1.4 γ 2.4 X 1 γ 1.1 γ 2.1 Y2 λy 2.1 λy 2.1 Y 2.1 Y 2.2 ε 2.1 ε 2.2 δ 2.1 δ 2.2 δ 2.3 δ 2.4 δ 2.5 X 2.1 λx 2.1 X 2 X 2.2 X 2.3 X 2.4 X 2.5 λx 2.2 λx 2.3 λx 2.4 λx 2.5 X 2.6 δ 2.6 λx 2.6 λx 2.7 X 2.7 δ 2.7 ζx2 X 3 λx 3.1 λx 3.2 λx 3.3 X 3.1 X 3.2 X 3.3 λx 3.5 λx 3.4 ζ x3 δ 3.1 δ 3..2 δ 3.3 δ 3.4 γ 1.3 X 3.4 γ 1.2 X 3.5 Y 1.1 ε 1.1 δ 3.5 λy 1.1 Gambar 3. Model Hipotetik Persamaan Struktural Y 1 λy 1.2 λy1.3 λy 1.4 Y 1.2 Y 1.3 ε 1.2 ε 1.3 λy 1.5 Y 1.4 ε 1.4 β 2.1 ζ 1 ζ 2 Y 1.5 ε 1.5 Keterangan: λy 2.2 Y 2.3 ε 2.3 X1 = karakteristik petani X2 = kompetensi penyuluh/pendamping X3 = pendekatan pembelajaran X4 = kelembagaan masyarakat X5 = kelembagaan pendukung pembelajaran Y1 = intensitas belajar petani γ = koefisien jalur peubah eksogen thdp peubah laten endogen ζ = koefisien kesalahan persamaan struktural β = koefisien jalur peubah endogen trhdp peubah endogen lainnya

11 76 Selanjutnya diperbandingkan juga model Y1 (intensitas belajar petani) dan Y2 (perilaku petani dalam mengelola hutan rakyat lestari), yang dihasilkan dari pengolahan data dengan model hipotetik persamaan struktural berdasarkan path diagram dari model persamaan struktural di atas (Gambar 4 dan Gambar 5). X 1 γ 1.1 X 2 γ 1.2 Y 1 ζ 1 X 3 γ 1.3 γ 1.4 X 4 X 5 γ 1.5 Keterangan: X1 = karakteristik petani X2 = kompetensi penyuluh/pendamping X3 = pendekatan pembelajaran X4 = kelembagaan masyarakat X5 = kelembagaan pendukung pembelajaran Y1 = intensitas belajar petani γ = koefisien jalur peubah eksogen terhadap peubah laten endogen ζ = koefisien kesalahan persamaan struktural Y 1 = γ 1.1 X 1 + γ 1.2 X 2 + γ 1.3 X 3 + γ 1.4 X 4 + γ 1.5 X 5 + ζ 1 (Persamaan Struktural) Gambar 4. Model Y 1. Model Intensitas Belajar Petani Pengelola Hutan Rakyat Lestari X 1 γ 2.1 X 4 γ 2.4 Y 2 ζ 2 Y 1 β 2.1 Keterangan: X1 = karakteristik petani X4 = kelembagaan masyarakat Y2 = intensitas belajar petani β = koefisien jalur peubah endogen terhadap peubah endogen lainnya ζ = koefisien kesalahan persamaan struktural Y 2 = γ 2.1 X 1 + γ 2.4 X 4 + β 2. 1Y 1 + ζ 2 (Persamaan Struktural) Gambar 5. Model Y 2. Model Perilaku Petani Pengelola Hutan Rakyat Lestari

12 77 Definisi Operasional dan Pengukuran Peubah Penelitian Karakterisik Petani (X1) Karakteristik petani adalah sejumlah faktor dalam diri pelaku utama pengelola hutan rakyat, yang diduga mempengaruhi proses maupun hasil belajar dalam pengelolaan hutan rakyat secara lestari. Tabel 14. Definisi Operasional, Parameter dan Pengukuran Peubah Karakteristik Petani (X1) Indikator Definisi Operasional Parameter Pengukuran X1.1. Umur Jumlah tahun sejak responden dilahirkan sampai saat menjadi responden dalam penelitian. Jumlah tahun thn thn thn X1.2. Pengalaman Jumlah tahun sejak awal responden mulai mengelola hutan rakyat sampai dengan saat ini Jumlah tahun thn thn thn X1.3. Status sosial ekonomi Tingkat kedudukan individu dalam masyarakat dilihat dari jabatan dalam kelompok/ organisasi masyarakat dan kepemilikan barang berharga 1. Kepemilikan rumah dan barang berharga 2. Kepemilikan lahan 3. Status dan luas lahan yang dikelola: 4. Jabatan formal/informal yang pernah dipegang X1.4. Motivasi intrinsik Dorongan dari dalam diri individu petani untuk mengembangkan diri melalui proses belajar (HRL) 1. Dorongan mengikuti HRL 2. Keinginan petani untuk mempelajari hal-hal baru. 3.Keseriusan dan ketekunan dalam mengikuti proses belajar X1.5. Motivasi ekstrinsik Daya tarik di luar diri individu petani sehingga memiliki keinginan untuk mengembangkan diri melalui proses belajar (HRL) 1. Faktor yg menarik minat mengikuti HRL 2. Ketersediaan imbalan dalam proses belajar. 3. Dukungan fasilitas 4. Pemaksaan/ himbauan dari pihak lain X1.6. Konsep diri Pernyataan-pernyataan positif dan negatif tentang dirinya, berkaitan dengan proses belajar petani, khusunya dalam HRL. 1. Banyaknya pernyataan positif dalam diri petani yang mendukung proses belajar 2. Banyaknya pernyataan negatif dalam petani yang menghambat proses belajar 1. negatif 3. positif

13 78 Kompetensi Penyuluh/Pendamping (X2) Kompetensi penyuluh dalam hal ini ialah kemampuan penyuluh/ pendamping dalam memfasilitasi dan meningkatkan kapasitas petani untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi petani, terutama berkaitan dengan pengelolaan dan pengembangan hutan rakyat secara lestari, yang diukur dari persepsi petani terhadap kemampuan penyuluh/pendamping. Tabel 15. Definisi Operasional, Parameter dan Pengukuran Peubah Kompetensi Penyuluh (X2) Indikator Definisi Operasional Parameter Pengukuran Kemampuan penyuluh/ pendamping dalam: X2.1. Mengembangkan komunikasi Kemampuan penyuluh/pendamping dalam : Menyampaikan informasi, menerima masukan, mendengarkan permasalahan petani, dan mengendalikan situasi. 1. Ketepatan waktu komunikasi 2. Keterbukaan menerima masukan 3. Keleluasaan mengungkapkan permasalahan kepada penyuluh 4. Kemampuan mencairkan dan menghidupkan suasana, memancing umpan balik X2.2. Mengenali dan memahami kebutuhan petani Kepekaan dan kepedulian terhadap petani dan permasalahannya 1. Kepekaan terhadap kondisi dan situasi yang dihadapi petani; 2. Kemampuan menggali kebutuhan petani; 3. Keberpihakan pada kepentingan petani. X2.3. Menganalisa masalah Kemampuan menggali, mengidentifikasi dan mencermati permasalahan yang dihadapi petani. 1. Kemampuan menggali dan memahami permasalahan: 2. Kemampuan mengidentifikasi masalah; 3. Kemampuan membantu masyarakat mencari alternatif solusi terhadap permasalahan. X2.4. Mengembangkan kemitraan Kemampuan menjalin, memelihara dan meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak. 1. Inisiatif mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak 2. Kemampuan memelihara dan meningkatkan kemitraan X2.5. Mengembangkan kapasitas/ SDM petani Kepedulian dan perhatian yang diberikan pada upaya peningkatan kemampuan petani dalam segala aspek, terutama yang berkaitan dengan usaha HRL. 1. Kemampuan membangkitkan motivasi petani untuk belajar 2. Orientasi untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas petani, dalam hal teknis, sosial 3. Kemampuan merencanakan dan melatih petani untuk dapat mengembangkan.

14 79 Lanjutan Tabel 15. Indikator Definisi Operasional Parameter Pengukuran X2.6. Mengembangkan manajemen dan kelembagaan petani Perhatian dan kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan penggalian dan penguatan norma/nilai yang berkembang di masyarakat dan pengelolaan organisasi/kelompok masyarakat. 1. Perhatian pada upaya penggalian dan penguatan norma/nilai yang berkembang dalam masyarakat 2. Perhatian pada manajemen organisasi/kelompok petani 3. Kemampuan mengembangkan kapasitas petani dalam manajemen organisasi (perencanaan, administrasi dll) X2.7. Mengembangkan wawasan teknis pengelolaan hutan lestari Segala upaya yang dilakukan penyuluh/pendamping untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan berkaitan dengan pengelolaan HRL. 1. Keaktivan mencari informasi dari berbagai sumber 2. Frekuensi memberikan informasi terkini berkaitan pengelolaan hutan lestari Pendekatan Pembelajaran (X3) Pendekatan pembelajaran adalah berbagai cara atau metode yang digunakan dalam menyampaikan informasi atau substansi penyuluhan dalam proses perubahan perilaku petani, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan hutan rakyat secara lestari, sehingga petani dapat dengan mudah memahami dan mengaplikasikannya dalam usahatani yang mereka lakukan. Pendekatan pembelajaran ini diukur dengan persepsi petani terhadap kesesuaian berbagai cara atau metode yang digunakan, kesesuaian materi yang disampaikan dengan kebutuhan petani dan lainnya. Selanjutnya peubah pendekatan pembelajaran ini digali lebih dalam baik secara kuantitatif, maupun secara kualitatif atau menggunakan wawancara mendalam terhadap beberapa tokoh kunci terhadap beberapa hal berkaitan: (1) cara belajar dan tahapan-tahapan belajar bagaimana yang sangat sesuai menurut persepsi petani; (2) Atas dasar apa kesesuaian cara belajar dan tahapan-tahapan belajar tersebut menurut persepsi petani; dan (3) cara atau metode belajar serta

15 80 materi belajar apa yang sebenarnya sangat sesuai dan dibutuhkan oleh masyarakat pengelola hutan lestari. Tabel 16. Definisi Operasional, Parameter dan Pengukuran Pendekatan Pembelajaran (X3) Indikator Definisi Operasional Parameter Pengukuran X3.1. Ketersediaan dan kesesuaian materi Kecukupan jumlah, jenis dan manfaat materi dalam memenuhi kebutuhan belajar petani 1. Kecukupan jumlah dan jenis materi 2. Keragaman bentuk materi 3. Kesesuaian materi dengan kebutuhan masyarakat 1. tidak sesuai 2. cukup sesuai 3. sesuai X3.2. Kesesuaian dengan metode belajar Ketertarikan, kemudahan petani dalam mengikuti cara belajar yang digunakan 1. Ketertarikan petani pada metode pembelajaran yang digunakan 2. Kemudahan petani mengikuti metode pembelajaran 3. Kesesuaian metode dengan kebutuhan petani 1. tidak sesuai 2. cukup sesuai 3. sesuai X3.3. Kesesuaian model komunikasi Kemudahan menangkap pesan/informasi, ketertarikan petani terhadap cara penyuluh/pendamping berinteraksi dengan petani 1. Kesesuaian model komunikasi yang digunakan 2. Kemampuan model komunikasi meningkatkan hubungan dengan petani 3. Kemampuan model komunikasi meningkatkan interaksi dalam proses belajar. 1. tidak sesuai/tepat 2. cukup sesuai /tepat 3. sesuai/tepat X3.4. Kemudahan tahapan pembelajaran Kejelasan langkah belajar sehingga petani tidak sulit mengikuti, bahkan mau menjalankannya dengan sungguh-sungguh. 1. Kejelasan langkah-langkah dalam pembelajaran 2. Kemudahan mengikuti langkah-langkah pembelajaran 3. Kemauan petani mentaati langkah-langkah pembelajaran dengan benar. 1. sulit 3. mudah X3.5. Kesesuaian Cara pembelajaran Ketertarikan dan kemudahan petani untuk mengikuti metode/teknik pembelajaran yang digunakan. 1. Penggunaan variasi cara pembelajaran 2. Kemudahan cara belajar 3. Respons petani terhadap penggunaan cara belajar. 1. tidak sesuai/tepat 2. cukup sesuai/ tepat 3. sesuai/tepat

16 81 Kelembagaan Masyarakat (X4) Peubah kelembagaan masyarakat dalam penelitian ini didefinisikan sebagai aturan-aturan, nilai dan kesepakatan dalam masyarakat atau organisasi masyarakat, dan aspek organisasi masyarakat seperti kepemimpinan, tujuan, hubungan antar bagian, yang berdampak positif terhadap pembelajaran masyarakat dalam mengelola hutan rakyat secara lestari. Aspek kelembagaan ini diukur dari persepsi petani terhadap aspek-aspek kelembagaan tersebut. Tabel 17. Definisi operasional, Parameter dan Pengukuran Peubah Kelembagaan Masyarakat (X4) Indikator Definisi Operasional Parameter Pengukuran X4.1. Kejelasan Norma/ Nilai Seberapa jauh aturan, kebenaran yang diakui masyarakat secara turun temurun, telah dipahami, ditaati dan bermanfaat bagi petani khususnya dalam pembelajaran HRL. 1. Pemahaman petani terhadap norma/nilai dalam kelompok 2. Manfaat norma/nilai dalam menjadi pedoman 3. Kepatuhan terhadap norma/nilai 1. tidak jelas 2. cukup jelas 3. jelas X4.2. Penegakan sanksi Seberapa jauh konsekuensi terhadap suatu pelanggaran dipahami, didukung dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh masyarakat. 1.Pemahaman terhadap sanksi bagi pelanggaran 2.Sikap terhadap pemberian sanksi 3.Manfaat pemberian sanksi terhadap pelanggaran 1. tidak tegas 2. cukup tegas 3. tegas X4.3. Konformitas/ Conformity Kemauan dan kemampuan masyarakat/petani mendukung nilainilai/aturan yang berlaku dalam masyarakat 1.Kemauan/ kesediaan petani untuk mematuhi nilai/norma/aturan 2. Kemampuan petani untuk menyesuaikan dengan norma/nilai yang berlaku. 1. tidak mendukung 2. cukup mendukung 3. mendukung X4.4. Toleransi terhadap Deviasi Kemauan dan kesediaan masyarakat untuk menerima nilai/nilai atau aturan/aturan yang berbeda dengan yang selama ini dianutnya. 1. Sikap menerima perbedaan nilai/aturan/norma 2. Kesediaan untuk menyepakati dan mematuhi aturan yang baru 1. tidak toleran 2. cukup toleran 3. toleran

17 82 Lanjutan Tabel 17. Indikator Definisi Operasional Parameter Pengukuran X4.5. Kesesuaian tujuan Seberapa jauh organisasi melakukan kegiatan berdasarkan arah dan output yang telah disepakati dan ditetapkan bersama 1. Organisasi berjalan untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan 2. Kesesuaian tujuan organisasi dengan tujuan anggota 1. tidak sesuai 2. cukup sesuai 3. sesuai X4.6. Kepemimpinan Seberapa besar pengaruh seseorang dalam mengarahkan dan menggerakan orang lain untuk mengikuti kesepakatan dan harapan bersama 1. Kepemimpinan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama 2. Kepemimpinan dijalankan sesuai dengan harapan anggota/pengurus 1. tidak sesuai harapan 2. cukup sesuai harapan 3. sesuai harapan X4.7. Kesesuaian peran dan keterkaitan antar bagian Kejelasan tugas dan wewenang serta keselarasan hubungan antar personil, baik sebagai pengurus maupun anggota. 1. Adanya pembagian tugas dan wewenang 2. Tiap anggota/pengurus berperan sesuai dengan yang diharapkan 3. Hubungan antar anggota/pengurus sangat erat dan saling melengkapi 1. tidak sesuai 2. cukup sesuai 3. sesuai Kelembagaan Pendukung Pembelajaran (X5) Kelembagaan pendukung pembelajaran dalam penelitian ini didefinisikan sebagai sejumlah aturan atau kebijakan, kegiatan, fasilitas, dan personil berperan penting dalam menghasilkan proses belajar petani yang baik, khususnya dalam mengembangkan hutan rakyat secara lestari. Dalam penelitian ini kelembagaan pendukung pembelajaran ini dinilai dari persepsi atau penilaian petani terhadap sejumlah aturan, kegiatan, fasilitas dan personil dari multipihak yang terlibat dalam pengelolaan hutan rakyat lestari, di Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Wonogiri, seperti: Dinas Kehutanan Kabupaten, Pemda Kabupaten atau Provinsi, Perguruan Tinggi, dan LSM. Selain menggunakan sejumlah parameter pada Tabel 18, informasi lebih dalam mengenai kelembagaan didapatkan melalui wawancara mendalam melalui tokoh kunci.

18 83 Tabel 18. Definisi Operasional, Parameter dan Pengukuran Peubah Kelembagaan Pendukung Pembelajaran (X5) Indikator Definisi Operasional Parameter Pengukuran X5.1. Sistem nilai : (Nilai terhadap hutan dan manusia) Seberapa jauh persamaan pandangan antara penyuluh/pendamping dengan petani terhadap hutan dan hubungan antar manusia. 1. Kesesuaian sistem nilai instansi dengan nilai yang dianut petani terhadap hubungan antar manusia; 2. Kesesuaian sistem nilai instansi dengan nilai yang dianut petani terhadap hutan 1. tidak sesuai 2. cukup sesuai 3. sesuai X5.2. Kegiatan yang dilakukan Seberapa banyak aktivitas yang dilakukan bersama masyarakat sehingga dapat mendukung tercapainya kesepakatan bersama, dapat memenuhi kebutuhan serta dapat menjawab permasa-lahan petani. 1. Kesesuaian kegiatan yang dilakukan dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi petani 2. Pelaksanaan kegiatan dilakukan bersama-sama dengan masyarakat 3. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan kesepakatan lembaga 1. tidak sesuai/ mendukung 2. cukup sesuai/ mendukung 3. sesuai/ mendukung X5.3. Dukungan fasilitas Seberapa banyak anggaran, informasi, sarana dan prasarana yang diberikan untuk menjawab kebutuhan petani, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. 1. Anggaran yang disediakan cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan petani 2. Kesesuaian informasi yang diberikan: up to date dan sesuai dengan kebutuhan petani 3. Sarana dan prasarana yang diberikan cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan petani 1. tidak sesuai 2. cukup sesuai 3. sesuai X5.4. Dukungan personil Kesesuaian jumlah dan kualitas personil yang ditugaskan untuk membantu proses belajar petani khususnya dalam pengelolaan HRL. 1. Kesesuaian jumlah dan kualitas personil di lapangan dengan kebutuhan petani 2. Personil memiliki sikap mental dan kepedulian yang tinggi terhadap proses belajar petani. 1. tidak sesuai/ kompeten 2. cukup sesuai/ kompeten 3. sesuai/kompeten Intensitas Belajar Petani (Y1) Intensitas belajar dalam penelitian ini adalah tingkat interaksi yang terjadi dalam proses perbaikan perilaku petani. Tingkat interaksi tersebut didefinisikan sebagai hubungan yang dilakukan dalam mendukung proses belajar petani dalam pengelolaan hutan rakyat lestari.

19 84 Tabel 19. Definisi Operasional, Parameter dan Pengukuran Peubah Intensitas Belajar Petani (Y1) Indikator Definisi Operasional Parameter Pengukuran Y1.1. Interaksi Penyuluh dengan Petani Kuantitas dan kualitas hubungan yang dilakukan oleh fasilitator dengan peserta belajar untuk mendukung proses belajar. 1. Frekuensi melakukan hubungan/komunikasi 2. Cara yang digunakan dalam berinteraksi 3. Dasar interaksi/hubungan dalam proses belajar 4. Dampak adanya interaksi terhadap permasalahan petani 5. Manfaat interaksi dalam meningkatkan kapasitas petani Y1.2. Interaksi Petani dengan Petani Kuantitas dan kualitas hubungan yang dilakukan oleh sesama peserta belajar untuk mendukung proses belajar. 1. Frekuensi melakukan hubungan/komunikasi 2. Cara yang digunakan dalam berinteraksi 3. Dampak adanya interaksi terhadap permasalahan petani 4. Manfaat interaksi dalam meningkatkan kapasitas petani Y1.3. Interaksi Petani dengan Kelompok Tani Kuantitas dan kualitas hubungan yang dilakukan oleh peserta belajar dengan anggota/ pengurus organisasi petani untuk mendukung proses belajar. 1. Frekuensi melakukan hubungan/komunikasi 2. Cara yang digunakan dalam berinteraksi 3. Dampak adanya interaksi terhadap permasalahan petani 4. Manfaat interaksi dalam meningkatkan kapasitas petani Y1.4. Interaksi dengan materi belajar Kuantitas, cara, dan manfaat yang dirasakan petani akibat mengakses bahan ajar guna mendukung proses belajar. 1. Frekuensi melakukan hubungan/komunikasi 2. Cara yang digunakan dalam berinteraksi 3. Dampak adanya interaksi terhadap permasalahan petani 4. Manfaat interaksi dalam meningkatkan kapasitas petani Y1.5. Interaksi petani dengan lingkungan belajar Kuantitas, intensitas dan kemudahan akses terhadap sarana dan prasarana belajar untuk mendukung proses belajar. 1. Frekuensi dan intensitas berhubungan dgn lingkungan belajar 2. Kemudahan akses dan kesempatan 3. Manfaat beradaptasi dengan lingkungan dalam meningkatkan kapasitas petani

20 85 Perilaku Petani Dalam Mengelola Hutan Rakyat Secara Lestari (Y2) Perilaku petani dalam penelitian ini didefinisikan sebagai hasil proses belajar yang berwujud perubahan/perbaikan perilaku petani dalam pengelolaan hutan rakyat secara lestari. Perilaku petani dalam pengelolaan hutan lestari mencakup dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan tentang kelestarian fungsi produksi, ekologi dan sosial. Tabel 20. Definisi Operasional, Parameter dan Pengukuran Peubah Perilaku Petani (Y2) Indikator Definisi Operasional Parameter Pengukuran Y2.1. Kelestarian fungsi produksi Tingkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani dalam menjaga keamanan hutan dan kelestarian hasil, serta menjalankan manajemen usaha. 1. Pengetahuan petani (mengetahui, mengerti, dapat menilai dan mengevaluasi) tentang pentingnya keamanan hutan, kelestarian hasil, dan kemampuan manajemen usaha; 2. Sikap petani (menyadari, menghayati, dan mau melibatkan diri) terhadap upaya penjagaan keamanan hutan dan kelestarian hasil, serta manajemen usaha; 3.Ketrampilan petani (cakap dan aktif) dalam menjalankan kegiatan berkaitan pengamanan hutan, pelestarian hasil dan manajemen usaha. Y2.2. Kelestarian fungsi ekologi Tingkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani dalam menjaga struktur dan fungsi ekosistem hutan, keberadaan flora dan fauna endemik/langka. 1. Pengetahuan petani (mengetahui, mengerti, dapat menilai dan mengevaluasi) tentang pentingnya menjaga struktur dan fungsi ekosistem hutan, keberadaan flora dan fauna endemik/langka; 2. Sikap petani (menyadari, menghayati, dan mau melibatkan diri) terhadap upaya menjaga struktur dan fungsi ekosistem hutan, keberadaan flora dan fauna endemik/langka; 3. Ketrampilan petani (cakap dan aktif) dalam menjalankan kegiatan berkaitan upaya menjaga struktur dan fungsi ekosistem hutan, keberadaan flora dan fauna endemik/langka;

21 86 Lanjutan Tabel 20. Indikator Definisi Operasional Parameter Pengukuran Y2.3. Kelestarian fungsi sosial Tingkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani dalam melaksanakan pembagian manfaat usaha secara adil, mengembangkan kelembagaan masyarakat dan mengembangkan pola hubungan sosial/kemitraan. 1. Pengetahuan petani (mengetahui, mengerti, dapat menilai dan mengevaluasi) tentang pentingnya melaksanakan pembagian manfaat usaha secara adil, mengembangkan kelembagaan masyarakat dan mengembangkan pola hubungan sosial/kemitraan. 2. Sikap petani (menyadari, menghayati, dan mau melibatkan diri) terhadap upaya pembagian manfaat usaha secara adil, pengembangan kelembagaan masyarakat dan pengembangan pola hubungan sosial/kemitraan; 3. Ketrampilan petani (cakap dan aktif) dalam upaya pembagian manfaat usaha secara adil, pengembangan kelembagaan masyarakat dan pengembangan pola hubungan sosial/kemitraan.

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah ex post facto atau sering disebut sebagai penelitian causal-comparatif. Desain penelitian ex post facto digunakan untuk menjajagi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15 68 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto, yaitu bentuk penelitian yang menilai peristiwa yang telah terjadi atau penilaian kondisi faktual di lapangan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut: 76 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Penelitian ini dilaksanakan di tiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok yang perilaku ber- KBnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 015 sampai 8 September 015 yang berlokasi di Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Mengacu kepada tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang terkait dengan kinerja KUD dan tingkat pengembangan kapasitas KUD dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Camison dan Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

Lebih terperinci

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi 19 KERANGKA PEMIKIRAN Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa niat merupakan satu faktor internal (individual) yang memengaruhi perilaku konsumen. Niat merupakan bentuk pikiran yang nyata dari rencana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antar variabel berdasarkan fakta empiris dan dapat diyakini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan PT XYZ mempunyai visi dan misi yang digunakan untuk pedoman dalam menjalankan mekanisme kerja. Perusahaan PT XYZ mempunyai bagian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perkembangan teknologi komunikasi informasi membuat konsumen semakin kritis memilih produk untuk memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut memaksa dunia usaha

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 72 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini terfokus pada manajemen sumber daya manusia, yaitu mengenai pendidikan-pelatihan dan kompetensi terhadap produktivitas kerja karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar yang juga merupakan Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah Perusahaan Total Food Solutions. Diperlukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Mengacu pada tujuan penelitian, maka penelitian ini berusaha mencari hubungan antar peubah yang terkait dengan tingkat kapasitas rumah tangga Petani Padi Sawah Lebak

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen...

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen... 38 β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... 38 δ Besarnya error dalam hubungan struktural antar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian verifikatif yaitu penelitian yang bertujuan menguji hipotesis. Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan menyajikan metode yang dipergunakan dalam penelitian ini, dengan cakupan uraian meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling. Dijelaskan pula sumber,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun. 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Usia (X 1 ), adalah usia responden dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian dilakukan dan diukur dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) merupakan salah satu produsen motor yang memiliki pangsa pasar cukup luas. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November

Lebih terperinci

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur 9 BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Jalur Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Menurut Sarwono (2007:1)

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT XYZ merupakan perusahaan asuransi multinasional yang memiliki visi, misi serta tujuan yang ingin dicapai. Visi merupakan proyeksi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan dalam bentuk daftar isian (kuesioner) kepada responden.

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan dalam bentuk daftar isian (kuesioner) kepada responden. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei karena peneliti mengajukan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 44 BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-test Untuk menguji konstruk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, peneliti melakukan pre-test kepada 30 responden

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang lebih kepada keakuratan deskripsi setiap variabel dalan keakuratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai salah satu perusahaan baja terkemuka di Indonesia, menyadari pentingnya penerapan strategi pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara menyeluruh yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat pada industri percetakan dan penerbitan buku membuat PT Intan Pariwara untuk membakukan produk buku yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research. 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006), explanatory research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu iklim sekolah dan motivasi belajar. Dengan demikian yang menjadi objek dalam penelitian ini

Lebih terperinci

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian difokuskan pada masyarakat Yogyakarta yang pernah melakukan transaksi atau berbelanja secara online melalui OLX.co.id. Subyek dalam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 47 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Takalar dan Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purpossive),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam hal ini penelitian dipilih tentang implementasi SAP dalam menghasilkan laporan keuangan. Objek penelitian ini adalah PT Tri Swardana Utama

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dari industri jasa Lembaga Bahasa Inggris yang ada di Bogor, setiap penyelenggara kursus bahasa Inggris tentunya akan menciptakan suatu nama / simbol

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian konklusif yang bertujuan untuk memverifikasi hipotesis yang diajukan dan untuk menguji beberapa korelasi tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada universitas yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survei, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. B. Populasi,

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 4 METODE PENELITIAN. analitik yang terdiri dari 2 tahap pelaksanaan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 4 METODE PENELITIAN. analitik yang terdiri dari 2 tahap pelaksanaan. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik yang terdiri dari 2 tahap pelaksanaan. 4.1.1 Tahap 1 Tahap pertama penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Daerah penelitian berada di Ibukota Provinsi Lampung dengan objek penelitian di

III. METODE PENELITIAN. Daerah penelitian berada di Ibukota Provinsi Lampung dengan objek penelitian di 47 III. METODE PENELITIAN 3.1 Daerah dan Objek Penelitian Daerah penelitian berada di Ibukota Provinsi Lampung dengan objek penelitian di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satu Nusa tepatnya di Jalan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan METODE PENELITIAN Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah Desa Pulosari dan Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan yang termasuk dalam wilayah kerja BKPH Pangalengan, KPH Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dalam bentuk korelasional, yang akan melihat kemampuan prediksi dari variabel independent terhadap variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan (explanatory research). Menurut Singarimbun dan Effendy (2006: 65) penelitian penjelasan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi 27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitaif, maka proses penelitian banyak menggunakan angka mulai dari pengumpulan, penafsiran, dan penyajian hasil. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:118), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Rincian waktu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Rincian waktu penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan CV. Damai Swalayan, Medan. beralamat di Jl.Setia Budi No.124A, Medan, Sumatera Utara. Tabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Pemikiran Konseptual

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir 3.1.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Visi dan misi sangat penting dan hal pertama yang harus di tentukan ketika membentuk sebuah perusahaan atau suatu bisnis.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN 1. Obyek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu Centro yang ada di Mall Ambarrukmo Plaza Jl. Laksda Adisucipto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38)

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38) BAB III METODE PENELITIAN.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (01:8) bahwa Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Prestasi (Nilai) Matematika Nilai matematika dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang telah diberi nilai atau bobot. Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan atau

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode sensus, menurut Arikunto (1996:115) populasi adalah keseluruhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi:

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah karyawan-karyawan dengan jabatan manajer pada perusahaan manufaktur yang ada di kota Semarang yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif kausal, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap Y yang bersifat kausal.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini dilakukan pada Kantor Badan Pemeriksa Keuangan RI Perwakilan Yogyakarta. Kantor ini penulis pilih untuk menjadikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian menurut metode, penulis menggunakan penelitian survey. Menurut Siregar (2013 : 10), Penelitian survey adalah penelitian yang tidak melakukan

Lebih terperinci

Analisis Butir/Item Uji Validitas Uji Reliabilitas. tedi last 10/16

Analisis Butir/Item Uji Validitas Uji Reliabilitas. tedi last 10/16 Analisis Butir/Item Uji Validitas Uji Reliabilitas tedi last 10/16 LATAR BELAKANG Scaling yang dibuat sering tidak sempurna, dan kesalahan mungkin terjadi dalam pengukuran variabelvariabel yang bersifat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Salah satu tahap dalam penelitian adalah proses pengumpulan dan pengolahan data. Pada tahap ini berisikan penjelasan mengenai jenis data yang diperlukan, teknik dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Mandala finance tbk.penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Mandala finance tbk.penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Mandala finance tbk.penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai pada Mei 2013. Alasan peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan pengertian atau definisi yang dijadikan petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Stuctural Equation Model merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya, variabel laten yang

Lebih terperinci

. BAB III METODE PENELITIAN. negeri favorit yang berada di kota Samarinda. Semua Guru yang mengajar di SMA Negeri 3 Samarinda.

. BAB III METODE PENELITIAN. negeri favorit yang berada di kota Samarinda. Semua Guru yang mengajar di SMA Negeri 3 Samarinda. . BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Samarinda, yaitu salah satu sekolah negeri favorit berada di kota Samarinda. 2. Subyek

Lebih terperinci