BAB V MODEL RANTAI PASOKAN UDANG VANAME

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V MODEL RANTAI PASOKAN UDANG VANAME"

Transkripsi

1 BAB V MODEL RANTAI PASOKAN UDANG VANAME Model rantai pasokan udang vaname dibahas dengan menggunakan kerangka pengembangan rantai pasokan yang terdiri dari aspek tujuan rantai, manajemen rantai, struktur jaringan, proses bisnis, sumberdaya, dan performa rantai. 5.1 Struktur Rantai Pasokan Struktur rantai pasokan udang vaname ditentukan oleh beberapa faktor antara lain jumlah pelaku rantai pasokan, karakteristik produk yang dihasilkan, jarak antara on farm dan pasar (konsumen), serta peranan yang dimiliki oleh setiap pelaku rantai pasokan. Pembahasan struktur pasokan udang vaname akan menjabarkan beberapa anggota rantai pasokan beserta peranannya dalam rantai pasokan udang vaname. Anggota rantai pasokan udang vaname yang dimaksud adalah pelaku usaha (actors within the chain) serta beberapa stakeholder terkait (supporting actors). Struktur rantai pasokan udang vaname dapat dilihat pada Gambar 5. Produsen benih Petani distributor Makro Konsumen akhir Gambar 5. Struktur Rantai Pasokan Udang Vaname Produsen benih Produsen benih merupakan pelaku rantai awal dari keseluruhan rantai pasokan udang vaname. Produsen benih melakukan kegiatan memproduksi benih udang vaname dengan melakukan budidaya dari proses pemilihan indukan yang berkualitas, pemijahan, serta penetasan dan selanjutnya di pelihara hingga menjadi larva kemudian menjadi benih. Benih udang vaname yang akan di budidayakan sangat penting dalam rantai pasokan udang vaname karena akan mempengaruhi hasil pada saat panen. Benih udang vaname yang berkualitas tentunya akan tahan terhadap penyakit-penyakit yang ada dalam kegiatan budidaya. Produsen benih

2 udang vaname tersebar di beberapa daerah sekitar Karawang, antara lain terletak di daerah kecamatan Cilamaya wetan, kabupaten karawang yang tersebar di berbagai desa seperti desa cilamaya, muara baru, dan tegal sari. Kecamatan Cilamaya Wetan berada di bagian Timur Laut Ibukota Kabupaten Karawang yang secara geografis masuk dataran rendah dengan kemiringan wilayah kurang lebih 5 sampai 10 derajat. Bentuk tanah wilayah Kecamatan Cilamaya Wetan merupakan dataran rendah dengan kemiringan antara 1 sampai dengan 5 meter di atas permukaan laut. Pesisir pantai utara merupakan batas alam Kecamatan Cilamaya Wetan yang terbentang dari pesisir Desa Sukakerta sampai pesisir Desa Muara merupakan batuan sedimen yang dibentuk oleh bahan-bahan lepas terutama endapan laut dan alluvium vulkanik 1. Sesuai bentuk morfologinya Kecamatan Cilamaya Wetan merupakan dataran rendah dengan temperatur udara rata-rata 26 sampai dengan 32 derajat celcius. Dengan curah hujan 1013 ml. Dengan kondisi geografis yang demikian, kecamatan Cilamaya sangat cocok untuk budidaya perikanan khususnya perikanan tambak dan pembenihan. Produsen benih di wilayah Cilamaya umumnya rata-rata berskala rumah tangga sehingga jumlah produksinya tidak begitu besar dan skala pasokannya pun cukup terbatas. Peranan produsen benih pada rantai pasokan udang vaname ini adalah menyediakan benih udang vaname yang berkualitas kepada para petani udang vaname. Produsen benih yang terlibat pada rantai pasokan udang vaname yang akan di bahas pada penelitian ini berjumlah 10 produsen benih yang tersebar di daerah desa Cilamaya. Luasan lahan dan jumlah produksi benih pada masing-masing produsen berbeda-beda, luasan lahan yang dimiliki produsen benih rata-rata sekitar m m 2. Dari luasan lahan yang dimiliki para produsen benih tersebut, para produsen benih dapat memproduksi sekitar benih untuk satu kali pemijahan. Benih yang di jual oleh produsen benih di cimalaya adalah benih udang vaname ukuran 6 9 mm dengan harga Rp 15 per ekornya. Pada kegiatan pembenihan di daerah desa Cilamaya, umum para produsen benih tersebut berskala kecil atau rumah tangga. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah modal yang terbatas yang dimiliki oleh masing-masing produsen. Teknologi yang

3 digunakan oleh para produsen benih di wilayah Cilamaya Masih menggunakan teknologi yang tradisional sehingga hasil produksi benih yang dihasilkan masih belum maksimal. Hal ini juga sering membuat masalah dalam penyaluran pasokan, seperti penyaluran pasokan benih kepada petani yang tidak teratur akibat atau sering terlambat Petani Udang Vaname Petani udang vaname merupakan pelaku rantai yang melakukan kegiatan budidaya udang vaname dari mulai pembenihan udang vaname, pemeliharaan, proses panen serta pasca panen. Petani udang vaname yang menjadi anggota rantai pasokan udang vaname adalah petani yang berada di Tambak Pandu Karawang yang terletak di Kabupaten Karawang, Dusun Sukajadi, Desa Pusakajaya utara, Kecamatan Cilebar. Para petani tersebut tergabung dengan Tambak Padu Karawang sejak tahun Petani yang ada di Tambak Padu Karawang merupakan para petani plasma dari Tambak Padu karawang di bawah naungan Departermen Kelautan dan Perikanan (DKP). Petani tersebut mendapatkan hak garap lahan dari pemerintah Kabupaten Karawang di bawah Departermen Kelautan dan Perikanan (DKP). Dari luas Tambak Pandu Karawang yang sekitar 500 hektar, sekitar 400 hektar digunakan untuk budidaya perikanan, 250 hektar untuk inti dan 150 hektar untuk petani plasma Tambak Pandu Karawang. Melalui Tambak Pandu Karawang, para petani plasma diberikan lahan masing-masing 1 hektar per kepala keluarga untuk di digunakan budidaya perikanan. Dari luas lahan petani plasma sekitar 150 hektar terdapat 150 petani plasma Tambak Padu Karawang. Luasan satu tambak di petani plasma Tambak Pandu Karawang adalah setengah hektar sehingga setiap petani plasma Tambak Pandu Karawang memiliki dua buah tambak untuk budidaya perikanan. Dari luas lahan 150 hektar tersebut, para petani Tambak Padu Karawang melakukan berbagai macam budidaya perikanan seperti kerang laut, ikan sidat, udang, rumput laut, lele, ikan mujaer, ikan nila, dan budidaya laut lainnya. Petani plasma Tambak Pandu Karawang yang akan dibahas pada rantai pasokan udang vaname ini adadalah petani plasma yang membudidayakan udang vaname dalam kegiatan bisnisnya. Petani plasma Tambak Pandu Karawang yang 44

4 membudidayakan udang vaname di Tambak Pandu Karawang berjumlah sekitar 20 orang dengan luas lahan keseluruhan adalah sekitar 20 hektar. Para petani plasma udang vaname di Tambak Pandu Karawang masih menggunakan sistem budidaya yang konvensional atau masih tradisional sehingga jumlah produksi para petani tersebut masih bisa dibilang sangat minim. Jumlah produksi petani udang vaname untuk satu tambak per musim tanam adalah sekitar kg. udang vaname tersebut di jual ke distributor dengan harga Rp Rp dengan size sekitar Distributor Distributor atau agen yang ada dalam rantai pasokan udang vaname yang ada dalam rantai pasokan ini adalah usaha milik bapak Calim yang dalam kegiatan usahanya sebagai pedagang pengumpul. Kegiatan bisnis distributor adalah pedagang pengumpul yang menampung ikan dari para petani yang melakukan budidaya ikan maupun dari hasil tangkapan ikan dari para nelayan yang melaut. Dalam bidang pendistribusian perikanan khususnya untuk perikanan yang ada di daerah kecamatan Cilebar dan sungai buntu, kabupaten karawang, distributor mendistribusikan ikan-ikan di yang diperoleh dari daerah Kecamatan Cilebar dan sungai buntu ke berbagai tempat seperti pasar tradisional, rumah makan, perusahaan eksportir dan supermarket di daerah karawang dan Jakarta. Peran Distributor dalam rantai pasokan udang vaname adalah menampung udang vaname yang di hasilkan oleh petani-petani udang vaname Tambak Pandu Karawang dan mendistribusikan udang vaname tersebut ke supermarket Makro. Pak calim menjual udang vaname size ke supermarket Makro dengan harga Rp Rp per kilogram Makro Supermarket Pelaku rantai pasokan udang paling akhir yang dibahas dalam penelitian ini adalah pihak supermarket Mako. PT. Makro Indonesia merupakan Perusahaan ritel modern pertama yang ada di Indonesia. Dalam kegiatan bisnisnya PT. Makro Indonesia mencatat pertumbuhan penjualan di atas 25 persen per tahun. Saat ini total jumlah Makro Indonesia sebanyak 19 gerai, tersebar di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Makro Indonesia memiliki sekitar karyawan di 45

5 19 gerai. Pelanggannya mencapai orang. Setiap gerai menawarkan berbagai produk pangan dan non-pangan untuk kebutuhan sehari-hari dengan pelangan profesional, termasuk hotel, restoran, kafetaria dan katering (Horeka), pedagang eceran dan perusahaan jasa. PT Makro Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang retail. Dalam kegiatan usahanya, supermarket Makro melakukan penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga sehari-hari baik itu produk konsumsi maupun non konsumsi. Supermarket Makro yang ada dalam anggota rantai pasokan Udang Vaname adalah supermarket Makro yang berada di Jl. Lingkar Luar Selatan Kav 5 Pasar Rebo Jakarta Timur. Supermarket tersebut telah melakukan kerjasama dengan beberapa pemasok barang-barang berbagai kebutuhan hidup sehari-hari termasuk barang konsumsi seperti udang vaname. Supermarket Makro merupakan supermarket yang telah menjalin kerjasama kemitraan dengan pihak distributor dalam rantai pasokan udang vaname dari Petani udang Vaname Tambak Pandu Karawang. Sebagai supermarket yang besar, supermarket Makro merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir. Hal tersebut membuat supermarket Makro mengetahui permintaan pasar secara spesifik terhadap produk udang vaname yang diinginkan konsumen. Oleh karena itu, supermarket Makro merupakan pihak yang mengkomunikasikan serta menerapkan standar kualitas udang vaname yang disalurkan dari pemasok udang vaname dalam rantai pasokan udang vaname. Persyaratan kualitas produk menjadi hal yang sangat penting dalam rantai pasokan udang vaname karena akan sangat mempengaruhi harga serta bisa atau tidaknya udang vaname untuk dijual ke konsumen akhir. Peran dari supermarket Makro untuk menetapkan standar kualitas bertujuan untuk menjaga kualitas udang yang disalurkan sesuai dengan permintaan konsumen. Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh supermarket Makro dalam kerangka manajemen rantai pasokan udang dari petani udang vaname Tambak Pandu Karawang diawali dengan melakukan sortasi dan membeli udang vaname yang berasal dari pihak distributor. Sortasi berdasarkan kualitas udang vaname tersebut akan menentukan harga pembelian yang dibayarkan supermarket Makro kepada distributor. Setelah dibeli dari distributor, udang vaname kemudian disimpan di 46

6 dalam gudang (cold storage). Selama penyimpanan di gudang, supermarket Makro berperan untuk menjaga mutu dan kesegaran produk udang vaname tersebut. Kebutuhan supermarket Makro untuk udang vaname adalah 300kg - 500kg per minggu, udang vaname tersebut di pasok setiap satu minggu sekali oleh distributor sesuai dengan permintaan supermarket Makro. Harga udang vaname setelah mencapai supermarket Makro adalah Rp Rp per kilogram Stakeholder Stakeholders rantai pasokan dapat dikategorikan sebagai subsistem layanan pendukung dari suatu sistem yang terintegrasi. Layanan pendukung dalam sistem agribisnis tersebut dapat berupa lembaga keuangan, lembaga riset, maupun lembaga pendidikan yang memberikan pembinaan terhadap anggota sistem agribisnis. Stakeholder yang terlibat dalam rantai pasokan udang vaname antara lain adalah Dinas Perikanan (DKP) Jawa Barat, Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Laut Air Payau dan Udang (BPBPLAPU), Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, dan Tambak Pandu Karawang. Masing-masing stakeholder tersebut memiliki peranan masing-masing di dalam subsistem rantai pasokan, yaitu meliputi subsistem produksi, pascapanen, distribusi, pemasaran, dan regulasi. Peranan dari Dinas Perikanan (DKP) Jawa Barat adalah melakukan program-program yang telah di tentukan oleh pemerintah seperti programprogram bantuan yang diberikan kepada para petani ikan dan nelayan yaitu bagi para petani bantuan dalam masalah teknis budidaya seperti perbaikan infrastruktur budidaya seperti perbaikan jalan dan pemberian listrik, bagi nelayan program yang seang berjalan adalah pemberian bantuan kebutuhan untuk melaut. Peranan dari Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Laut Air Payau dan Udang (BPBPLAPU) adalah memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang masalah perikanan kepada para petani perikanan yang ada di jawa barat. Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Laut Air Payau dan Udang (BPBPLAPU) dua kali setiap tahun menggelar dan mengundang para pembudidaya perikanan di daerah jawa barat untuk memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang budidaya perikanan. Peranan Tambak Pandu Karawang mirip seperti BPBPLAPU hanya Tambak Pandu Karawang langsung di bawah dari departermen kelautan dan perikanan sehingga Tambak Pandu Karawang berskala nasional. 47

7 Tabel 9. Anggota Rantai Pasokan Udang Vaname dan Peranannya Tingkat Anggota Proses Aktivitas Supplier Producer Produsen Benih Petani udang vaname Produksi dan Penjualan Pembelian, Budidaya, dan Penjualan Melakukan pembenihan udang vaname dan menjualnya kepada petani. Membeli benih, melakukan budidaya udang vaname, serta menjual hasil panen kepada distributor Distributor Pedagang pengumpul Pembelian, Sortasi, Penyimpanan, Pengemasan, Pengangkutan, dan Penjualan Membeli udang vaname dari petani, melakukan sortasi secara sederhana, medistribusikan udang vaname ke supermarket Makro, dan menjual kepada Supermarket Makro. Retailer Supermarket Makro Pembelian, Penyimpanan, dan Penjualan Customer Konsumen Pembelian Membeli udang vaname dari distributor, melakukan penyimpanan di freezer, dan menjualnya. Melakukan pembelian Udang vaname dari supermarket. 5.2 Tujuan Rantai Tujuan yang hendak dicapai rantai pasokan udang vaname adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan. Tujuan rantai pasokan udang vaname di jabarkan menjadi dua tujuan, yaitu sasaran pasar dan sasaran pengembangan Sasaran Pasar Sasaran pasar untuk jenis produk udang vaname adalah pasar domestik (lokal) dan ekspor. Udang vaname yang baru di panen akan dilakukan sortasi atau memisahkan ikan/hasil perikanan menurut jenis, ukuran dan tingkat kesegarannya dan akan di bagi ke dalam grade-grade tertentu. Udang grade A umumnya adalah udang mempunyai kualitas yang paling baik yaitu dengan ciri fisik yang sempurna dan tidak terkena penyakit. Udang dengan kualitas yang baik ini biasanya dipasarkan ke pasar ekspor seperti ke negara Jepang, Taiwan, Korea, Malaysia, Singapura dan Thailand. Untuk pasar lokal, udang vaname grade A di pasarkan ke hotel dan supermarket-supermarket besar yang ada di Jakarta seperti Makro, Giant, Hypermart dan Carefour. Udang vaname grade B pasarnya adalah pasar lokal, udang grade B biasanya dipasarkan ke rumah makan, supermarket, hotelhotel dan pasar-pasar tradisional di sekitar kota Jakarta dan Karawang. Udang vaname yang tidak memenuhi standar atau grade C umumnya akan di pasarkan ke 48

8 pasar-pasar tradisional dan untuk usaha-usaha industri rumahan. Untuk udang vaname di petani Tambak Padu Karawang, sasaran pasarnya adalah pasar lokal. Pemasaran udang vaname dilakukan melalui agen/distributor yang selanjutnya akan di salurkan ke supermarket Makro. Tabel 10. Harga Jual Udang Vaname Pada Masing-Masing Pelaku Rantai Tingkat Anggota Size Harga Jual (Rp/kg) Supplier Produsen Benih 15/ekor Producer Petani udang vaname Distributor Pedagang Pengumpul Retailer Supermarket Makro Sasaran Pengembangan Sasaran pengembangan rantai pasokan udang vaname yang ingin dituju antara lain menyangkut penguatan rantai pasokan melalui hubungan kerjasama dan proses manajemen. Kerjasama antar anggota rantai pasokan maupun bentuk koordinasi lainnya yang melibatkan pihak lain seperti para stakeholders ditujukan untuk dapat lebih menguatkan rantai pasokan udang vaname sehingga dengan menguatnya rantai pasokan udang vaname diharapkan rantai pasokan tersebut mempunyai keunggulan kompetitif dalam kegiatan usahannya. Proses manajemen dalam rantai pasokan udang vaname ditujukan sebagaimana rantai pasokan tersebut memanajemenkan kegiatan bisnisnya yaitu bila di lihat dari segi aliran produk, aliran uang dan aliran informasi sehingga anggota rantai pasokan udang vaname tersebut dapat melakukan suatu manajemen dengan baik sehinga berdampak terhadap penguatan rantai. Sasaran pengembangan lainnya dari rantai pasokan udang vaname dari wilayah Tambak Padu Karawang adalah terkait peningkatan kemampuan produsen benih dan juga petani udang vaname dalam hal memproduksi udang vaname. Peningkatan kemampuan petani tersebut meliputi pencapaian kuantitas maupun kualitas produk udang vaname yang lebih baik. Hal tersebut disebabkan oleh permintaan dari para petani ke produsen benih yang meminta benih dan dari 49

9 permintaan udang vaname konsumsi dari pihak supermarket Makro yang berjumlah 300Kg 500Kg per minggunya terkadang masih belum bisa di penuhi oleh para petani udang vaname. 5.3 Manajemen Rantai Kesepakatan Kontraktual Kesepakatan kontraktual umumnya dibuat untuk tujuan kerjasama jangka panjang. Dengan terbangunnya kerjasama atau kemitraan, diharapkan semua anggota rantai pasokan yang terlibat dapat mengoptimasi penggunaan sumber dayanya untuk mencapai keuntungan yang maksimal dan meminimumkan resiko sehingga anggota rantai pasokan yang terlibat tersebut dapat berkembang. Dalam pembuatan kesepakatan kontraktual dengan pihak lain, pada dasarnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Adanya kesepakatan kontraktual yang dibuat antar anggota rantai pasokan menandakan bahwa terdapat keterbatasan masing-masing anggota rantai pasokan tersebut. Tujuan dibuat kesepakatan tersebut adalah untuk mengembangkan kerjasama dengan mitra agar kedua belah pihak mendapatkan keuntungan dan saling menutupi keterbatasan masing-masing. Dalam rantai pasokan udang vaname, kesepakatan kontraktual yang tercantum dalam bentuk kontrak hanya ada di dalam tingkat distributor dan supermarket Makro saja. Kesepakatan kontraktual antara distributor dan supermarket Makro adalah dalam bentuk sebuah kontrak kesepakatan yang menerangkan hak dan kewajiban masing-masing. Kesepakatan tersebut umumnya masih dalam kesepakatan jual beli. Sementara pada pihak produsen benih dan petani udang vaname di Tambak Padu masih belum ada kontrak kerja secara tertulis antara mereka, namun kesepakatan yang terjadi adalah kesepakatan kerjasama dengan sistem saling kepercayaan dan hal tersebut terjadi juga di kesepakatan kerjasama antara pihak petani udang vaname dan pihak distributor Sistem Transaksi Sistem transaksi yang diterapkan pelaku rantai pasokan di dalam rantai pasokan udang vaname ada beberapa macam yaitu cash and carry dan invoice atau faktur penjualan. Pada produsen benih dah petani udang vaname di Tambak Padu Karawang transaksi umumnya berlangsung secara cash and carry yaitu 50

10 membayar langsung kepada penjual benih dan udang vaname dan mendapatkan barangnya secara langsung setelah membayar dengan cash. Umumnya para petani yang akan membeli benih udang vaname akan memesan 2 hari sebelum hari pembayaran sehingga produsen benih bisa menyiapkan benih sebelum petani dating untuk mengambil. Hal ini dilakukan agar benih udang vaname yang dijual tidak terlalu lama berada di dalam kantong plastik dan juga menghindari resiko kematian benih akibat pengiriman. Sistem transaksi yang diterapkan antara petani udang vaname dengan pihak distributor adalah cash and carry dan abondemen. Sistem pembayaran ini adalah pembayaran di muka sebelum para petani udang vaname memanen udang vaname. Distributor umumnya membayar uang muka dua minggu sebelum panen udang vaname tiba sebagai tanda jadi lalu setelah panen, sisa pembayaran akan dilunasi oleh pihak distributor. Transaksi penjualan antara distributor dan supermarket Makro menggunakan invoice atau faktur penjualan.pelunasan pembayaran dari faktur penjualan tersebut umumnya dibayar setelah rentang waktu maksimal satu setengah bulan Pemilihan Mitra Pemilihan mitra dalam rantai pasokan udang vaname bertujuan untuk menjamin terciptanya jalinan kerjasama yang saling menguntungkan. Pihak yang dijadikan mitra dalam rantai pasokan setidaknya harus memenuhi prasyarat yang ditentukan oleh pihak lainnya. Terdapat berbagai persyaratan yang diperlukan untuk menjadi mitra dalam rantai pasok. Sepeti misalnya pada pemilihan agen penjualan, persyaratan yang diperlukan adalah memiliki performa penjualan yang baik dan mengatur keuangannya dengan baik. Pada pemilihan petani sebagai mitra tani antara petani dan distributor, petani tersebut harus memiliki tanggung jawab dengan menjalankan kerjasama dengan baik dan mampu memproduksi sesuai dengan kapasitas yang diinginkan. Dengan demikian mitra terpilih merupakan mitra yang berpeluang untuk memberikan hasil kerjasama dalam jangka panjang yang lebih baik. 51

11 Pemilihan mitra produsen benih oleh petani ditentukan dengan melihat produsen mana yang memberikan kualitas benih yang baik dan harga yang lebih rendah. Bagi petani udang vaname, tidak terdapat kriteria yang spesifik dalam memilih mitra distributor udang vaname. Petani secara umum menginginkan distributor baik itu agen maupun tengkulak bersedia membeli udang vaname dengan harga tinggi. Supermarket Makro sebagai supermarket yang besar yang ada di Indonesia memiliki kriteria tertentu dalam menentukan mitra pemasoknya. Kriteria utama dari pemilihan pemasok udang vaname oleh supermarket Makro antara lain terkait dengan kemampuan pemasok dalam mengirim jumlah udang vaname dalam jumlah yang ditentukan, berkualitas, dan berkelanjutan Kolaborasi Rantai Pasokan Kolaborasi yang terjadi selama ini dalam rantai pasokan udang vaname kurang begitu diperhatikan. Pertukaran informasi baik itu mengenai harga maupun perkiraan produksi yang masih bersifat sukarela dan tidak mengikat. Information sharing yang dilakukan masih belum memiliki aturan yang tegas sehingga belum mampu mendukung terciptanya koordinasi secara lebih baik. Masih minimnya pengetahuan petani akan pentingnya kolaborasi menyebabkan kolaborasi yang berlandaskan komitmen kerjasama serta kepercayaan masih belum terwujud. Pada masa yang akan datang para pelaku rantai pasokan yakni produsen benih, petani udang vaname Tambak Padu Karawang, dan distributor bersepakat untuk meningkatkan koordinasi dalam rantai. Upaya peningkatan koordinasi tersebut melalui perencanaan suatu manajemen rantai pasokan dimana setiap anggota rantai yaitu produsen benih, petani udang vaname, distributor, dan supermarket Makro saling berperan dalam kegiatan rantai pasokan dan dapat bekerjasama dan membuat suatu manajemen rantai pasokan yang kuat sehingga kolaborasi rantai pasokan dapat tercipta dengan baik. 5.4 Sumberdaya Rantai Sumberdaya rantai dalam rantai pasokan udang vaname terdiri dari sumberdaya fisik, sumberdaya teknologi, sumberdaya manusia, dan sumberdaya modal. 52

12 5.4.1 Sumberdaya Fisik Sumerdaya fisik yang ada dalam lingkup rantai pasokan udang vaname adalah sumberdaya fisik yang dimiliki oleh para pelaku rantai pasokan maupun infrastruktur yang ada di sekitar pelaku rantai pasokan meliputi lahan perikanan, tambak, kolam ikan, gudang, kantor, dan kondisi infrastruktur lainnya seperti jalan trasportasi, bandara, stasiun, dan sebagainya. Kondisi infrastruktur berupa ketersediaan sarana dan prasarana usahatani, transportasi, gudang penampungan, serta kondisi jalan juga menjadi komponen sumberdaya fisik yang menunjang rantai pasokan udang vaname. Dukungan sarana dan prasarana dalam perikanan dan pengembangan komoditas udang di daerah sentra pada umumnya cukup memadai yakni dalam satu kecamatan terdapat paling tidak satu tempat pelelangan ikan untuk pemasaran komoditas perikanan. Dukungan infrastruktur jalan bagi sarana transportasi udang vaname di daerah sentra sebagian besar dalam kondisi rusak, namun pada umumnya masih dapat dilalui kendaraan roda empat. Adapun prasarana panen dan pasca panen yang dimiliki petani pada umumnya adalah happa, kantong plastik, pikulan, keranjang bambu, timbangan dan box gabus. Beberapa infrasruktur yang dimiliki oleh pelaku rantai pasokan udang vaname antara lain gudang penampungan udang, ruangan kantor, dan sarana pengangkutan. Komoditas perikanan yang dikenal perishable atau mudah rusak tentunya harus sangat memperhatikan aktivitas pengangkutan ikan dari petani hingga konsumen Kondisi lahan di daerah cilamaya dan kecamatan cilebar sangat prospektif untuk kegiatan budidaya perikanan khususnya perikanan laut mengingat letak geografis cilamaya dan kecamatan cilebar yang berada di sisi laut sehingga dapat dimanfaatkan sebagai lahan budidaya perikanan laut, payau, dan tawar. sumberdaya fisik yang dimiliki oleh produsen benih meliputi lahan, alat-alat untuk kegiatan pembenihan, dan alat-alat untuk pengiriman benih. Lahan yang dimanfaatkan oleh para produsen benih untuk pembenihan adalah lahan pribadi dan lahan sewaan, luas masing-masing lahan yang dimiliki oleh produsen benih adalah sekitar m m 2. Lahan yang dimanfaatkan oleh petani plasma Tambak Pandu karawang adalah lahan milik pemerintah yang di diberikan hak garapnya kepada petani Tambak Pandu Karawang pada tahun para 53

13 petani plasma tersebut secara turun temurun memanfaatkan lahan yang berupa tambak tersebut untuk budidaya perikanan. Saat ini lahan petani plasma Tambak Pandu Karawang yang keseluruhannya seluas sekitar 150 hektar tersebut di gunakan untuk budidaya perikanan. Petani udang vaname yang tergabung dalam rantai pasokan udang vaname ini adalah 20 orang dengan masing-masing petani memiliki lahan budidaya sekitar 1 hektar sehingga lahan keseluruhan yang ada untuk budidaya udang vaname adalah 20 hektar. Sumberdaya fisik yang lain yang dimiliki oleh petani udang vaname meliputi alat-alat untuk budidaya dan juga alatalat untuk pemanenan udang. Sumberdaya fisik yang dimiliki oleh distributor adalah berupa alat-alat untuk kegiatan pendistribusian seperti mobil boks, sepeda motor, timbangan, keranjang, tempat penyimpanan es, dan box untuk menaruh udang. Sumberdaya fisik yang dimiliki supermarket Makro yang terkait ke dalam rantai pasokan udang vaname meliputi gedung, gudang penyimpanan, lemari pendingin, alat penimbang dan peralatan-peralatan untuk mengemas udang Sumberdaya Teknologi Penerapan teknologi sangat penting untuk menciptakan produk udang vaname yang berkualitas dan bermutu. Hanya saja, tidak semua produsen pada ranntai pasokan udang vaname menerapkan teknologi budidaya maupun pendistribusian barang yang baik sehingga kualitas udang vaname yang dihasilkan tidak seragaam. Dalam hal ini, petani udang vaname masih menggunakan teknologi yang konvensional atau tradisional dalam membudidayakan udang vaname. Keterbatasan modal yang dimilikinya, serta pengetahuan menggunakan teknologi budidaya udang vaname yang terbatas membuat petani udang vaname menjadi terhambat untuk menerapkan teknologi yang baik. Sarana teknologi informasi belum diperhatikan secara serius oleh para pelaku rantai pasokan. Belum tersedianya teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui harga di pasar serta jumlah kapasitas gudang penyimpanan yang masih kosong juga menjadi suatu hambatan tersendiri. Pentingnya kelancaran arus informasi sebenarnya sangat dibutuhkan untuk menciptakan transparansi yang lebih baik antara anggota rantai pasokan udang vaname. Oleh karena itu dibutuhkan sarana informasi yang mampu mendukung 54

14 kegiatan manajemen rantai pasokan dari tingkat produsen benih hingga ke supermarket Makro Dalam upayanya meningkatkan mutu dari udang vaname dari petani plasma udang vaname Tambak Pandu Karawang, transfer informasi mengenai sistem budidaya udang vaname yang modern sebenarnya sudah di lakukan oleh DKP setempat melalui berbagai program-program, penyuluhan, dan bantuanbantuan yang di tunjukan kepada para petani plasma Tambak Pandu karawang. Namun, kendala di lapangan adalah kurangnya perhatian para petani udang vaname dalam menanggapi bantuan dan program dari pemerintah, disamping juga keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani udang vaname dan akses pembiayaan dari lembaga keuangan yang sulit menjadikan suatu alasan mengapa teknologi yang digunakan masih tradisional hingga kini. Teknik budidaya yang diterapkan akan sangat mempengaruhi hasil kualitas udang vaname. Kualitas udang vaname menjadi sangat penting mengingat penerapan standar kualitas yang ketat dari pihak supermarket Makro yang tinggi dan akan mempengaruhi harga udang vaname yang disalurkan. Kualitas udang vaname terkait dengan penanganan dari mulai budidaya hingga pasca panen. Pelaku rantai pasokan udang vaname pada produsen benih di wilayah Cilamaya saat ini juga belum bisa memaksimalkan potensi sumberdaya alam untuk menghasilkan benih udang vaname yang unggul dan bersertifikat Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia yang terlibat dalam rantai pasokan udang vaname adalah sumberdaya manusia yang ada pada pelaku rantai pasokan mulai dari produsen benih, petani udang vaname, distributor, dan supermarket Makro. Jumlah produsen benih yang ada dalam rantai pasokan udang vaname adalah 10 produsen. Masing-masing produsen biasanya memiliki satu atau dua orang yang membantu dalam kegiatan budidaya pembenihan, sehingga diperkirakan terdapat sekitar 30 orang dalam kegiatan pembenihan udang vaname. Jumlah petani udang vaname yang terlibat dalam rantai pasokan udang vaname di Tambak Pandu Karawang adalah sebanyak 20 orang. Jumlah tersebut belum termasuk tenaga buruh tani yang seringkali dipekerjakan untuk kegiatan pemanenan udang vaname, persiapan lahan tambak, sortasi hasil panen, maupun 55

15 pendistribusian. Sumberdaya manusia yang dimanfaatkan dalam kegiatan budidaya dan pemanenan udang vaname biasanya merupakan anggota keluarga dan kerabat para petani. Tenaga kerja yang dimanfaatkan tersebut diupah setiap hari sesuai dengan jam kerja yang dilakukan. Pemanfaatan tenaga kerja tersebut akan sangat bergantung kepada luas lahan tambak udang vaname yang dibudidayakan serta metode budidaya yang diterapkan. Banyaknya jumlah petani yang terlibat dalam rantai pasokan udang vaname tersebut belum didukung oleh kualitas sumberdaya manusia yang baik dalam hal keterampilan budidaya. Sumber daya manusia yang terdapat pada distributor adalah berjumlah lima orang. Ke lima orang tersebut yang membantu dalam kegiatan pendistribusian udang vaname seperti pengangkutan barang dari petani ke supermarket Makro. Jumlah sumberdaya manusia yang terlibat di supermarket Makro mencapai sekitar 150 orang. Jumlah tersebut merupakan total sumberdaya manusia yang dipekerjakan di supermarket Makro, tetapi jumlah orang pada supermarket Makro yang terlibat dalam rantai pasokan udang vaname adalah sekitar 15 orang yang tediri dari orang yang bekerja sebagai manajer,penerima barang, penimbang barang, penyortir barang, pekerja gudang, dan pekerja yang ada di penjualan ikan dalam supermarket makro Sumberdaya Modal Jika dilihat dari segi aspek permodalan di dalam rantai pasokan udang vaname khususnya pada produsen benih dan petani udang vaname dapat dikatakan masih lemah. Sebagian besar petani udang vaname yang menjadi anggota rantai pasokan memanfaatkan modal sendiri serta modal yang berasal dari pinjaman. Saat ini pinjaman modal diperoleh anggota dari pinjaman sanak saudara atau juga dari para renternir dan tengkulak. Persoalan permodalan yang ada saat ini disebabkan karena kepemilikan modal masing-masing individu yang terbatas sehingga permodalan para produsen benih dan petani udang vaname umumnya diperoleh dari para renternir atau tengkulak. Sistem permodalan usaha petani yang bergantung kepada renternir dan tengkulak tersebut melemahkan posisi tawar petani terhadap usaha udang vaname yang ditekuninya. Belum adanya bantuan permodalan dari pemerintah dirasakan sangat berat untuk para petani udang vaname. Pembiayaan dari pihak lain seperti bank dan koperasi untuk sektor 56

16 perikanan di wilayah Tambak Pandu Karawang masih sulit karena dari segi kelayakan usaha, jaminan, evaluasi, dan peninjau para petani udang vaname masih sangat kurang. Persyaratan pinjaman dari bank yang terlalu banyak dan terlalu rumit sangat dirsakan susah bagi petani udang vaname untuk meminjam ke bank. Pihak bank juga sangat sulit untuk memberikan kredit karena rata-rata petani plasma di Tambak Pandu Karawang tidak memiliki jaminan untuk dijaminkan di bank. Upaya perbaikan sistem permodalan serta pemasaran tersebut merupakan agenda utama Tambak Pandu Karawang selaku instansi di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). 5.5 Proses Bisnis Rantai Hubungan Proses Bisnis Rantai Hubungan bisnis antara anggota rantai pasok menjelaskan hubungan keterkaitan yang terjadi di antar pelaku dalam rantai pasokan, serta pengaruhnya terhadap proses bisnis. Penjelasan meliputi bagaimana pelaku rantai pasokan merespon permintaan dari konsumen atau pasar sasaran. Pada rantai pasokan udang vaname dari petani udang vaname Tambak Pandu Karawang, pihak supermarket Makro tidak melakukan pemesanan terhadap udang vaname yang dihasilkan oleh petani. Berapa pun jumlah udang vaname yang dihasilkan oleh petani akan diterima oleh distributor selama udang yang disalurkan tersebut memenuhi standar kualitas yang ditetapkan supermarket Makro. Hal tersebut menyebabkan terjadinya proses push (dorong) oleh pihak distributor dan supermarket Makro yakni proses yang dilakukan untuk mengantisipasi pesanan udang vaname pada masa yang akan datang. Proses push tersebut dilakukan dengan menerima seluruh udang vaname yang memenuhi kualitas untuk kemudian disimpan dalam gudang pendingin (cold storage) yang dimiliki oleh supermarket Makro. Aspek hubungan proses bisnis rantai juga dapat menjelaskan sistem traceability dalam rantai pasokan udang vaname. Sistem traceability dalam rantai pasok memungkinkan anggota rantai untuk menelusuri penyebab terjadinya resiko kerugian pada rantai pasokan udang vaname. Hal tersebut sangat terkait dengan tinjauan proses bisnis yakni resiko yang disebabkan oleh penerapan proses push. Resiko yang rentan terjadi antara lain kerusakan atau susut udang karena 57

17 penyimpanan terlalu lama di cold storage, over supply, dan ketidaksesuaian kualitas udang dengan keinginan konsumen. Jika terjadi penurunan kualitas udang vaname di tangan konsumen, maka penelusuran penyebab penurunan kualitas udang vaname tersebut dapat dilakukan melalui sistem traceability sehingga dapat diketahui siapa anggota rantai pasokan yang harus bertanggung jawab serta dapat pula dilakukan upaya penanganannya. Pengelolaan secara bersama terkait hubungan proses rantai dengan memperhatikan aspek traceability system tersebut dapat meminimalisir resiko kerugian yang mungkin terjadi di dalam rantai. Hubungan proses bisnis dalam rantai pasokan udang vaname ditentukan pula oleh kekuatan posisi tawar (bargaining position) antara pelaku rantai pasokan. Posisi tawar sangat menentukan dalam hal mekanisme penentuan harga produk udang vaname maupun harga input yang digunakan dalam rantai pasokan. Posisi kekuatan tawar tersebut ditentukan dari pihak mana yang lebih kuat dan lebih mampu menetapkan harga jual produknya. Hal penting terkait posisi tawar pada salah satu pihak dalam rantai pasokan udang vaname adalah menyangkut perolehan keuntungan. Pihak dengan posisi tawar yang lebih kuat memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan yang relatif lebih tinggi. Kondisi tersebut menciptakan dominasi pihak dengan posisi tawar yang lebih kuat sehingga pada akhirnya menimbulkan kecenderungan bahwa pihak tersebut dapat menciptakan role play dalam proses bisnis rantai pasokan udang vaname. Hubungan antara produsen benih dan petani udang vaname dalam rantai pasokan ini adalah produsen benih memasok benih udang vaname ke petani udang vaname. Penentuan harga benih udang vaname di tingkat produsen benih dilakukan berdasarkan kesepakatan antara produsen benih dan petani udang vaname dan harga benih di pasaran sebagai acuan. Posisi tawar antara produsen benih dan petani udang vaname dapat dikatakan berimbang karena dilihat dari produsen benih dan petani udang vaname yang sama-sama saling membutuhkan satu sama lain. Penentuan harga udang vaname di tingkat petani udang vaname dilakukan berdasarkan kesepakatan antara petani dengan pihak distributor dan harga pasar udang sebagai acuan. Kedua pihak telah terlibat kerjasama kemitraan untuk pemasaran udang vaname. Harga jual udang vaname ditentukan oleh size dan 58

18 kualitas udang yang dihasilkan oleh petani. Pada dasarnya petani membutuhkan pihak distributor untuk pemasaran produk udang vanamenya secara langsung kepada supermarket Makro dan juga pasar-pasar tradisional, sedangkan pihak distributor membutuhkan petani sebagai pemasok udang vaname. Hubungan saling ketergantungan tersebut membuat posisi tawar diantara kedua pihak seimbang. Posisi tawar antara distributor dengan supermarket Makro menjadi hal yang sangat penting dalam rantai pasokan. Hal tersebut dikarenakan distributor merupakan pihak yang menjadi representasi dari sejumlah petani udang vaname yang sangat berkepentingan terhadap keberlangsungan rantai pasokan udang vaname. Distributor biasanya mengikuti harga yang ditetapkan berdasar standar kualitas yang ditetapkan oleh supermarket Makro. Harga udang vaname yang diterima pihak distributor diketahui setelah proses sortasi dilakukan kembali oleh supermarket Makro. Posisi tawar dalam rantai pasokan udang vaname selama ini lebih banyak didominasi oleh pihak eksportir, supermarket, hotel, dan rumah makan melalui standar kualitas yang ditetapkan. Hal tersebut secara tidak langsung telah memberikan keleluasaan bagi supermarket Makro untuk menciptakan role play (aturan main) dalam rantai pasokan udang vaname. Dominasi supermarket Makro yang secara tidak langsung mampu menciptakan aturan main dalam rantai pasokan udang vaname harus diimbangi oleh kemampuan mitranya agar hubungan proses bisnis mampu memberikan manfaat dan keuntungan bagi semua pihak secara berkeadilan. Proses bisnis tersebut harus dilandasi transparansi informasi serta komitmen setiap pihak yang terlibat untuk pencapaian tujuan rantai pasokan secara berkelanjutan Pola Distribusi Pola distribusi dalam rantai pasokan udang vaname menjabarkan tiga komponen utama yakni aliran produk (udang vaname), aliran uang (modal), dan aliran informasi. Proses penyampaian tiga komponen tersebut penting diketahui agar dapat dianalisis apakah aliran distribusi dalam rantai pasokan sudah berjalan lancar atau masih terkendala. 59

19 Aliran Produk Produk yang didistribusikan dalam rantai pasokan adalah udang vaname segar yang berkualitas. Proses distribusi udang udang vaname diawali dari kegiatan pembenihan pada produsen benih yang selanjutnya benih udang vaname tersebut di kirim kepada petani udang vaname di Tambak Pandu Karawang untuk di budidayakan hingga menjadi udang konsumsi. Proses distribusi selanjutnya adalah pemanenan udang vaname di tambak petani udang vaname di Tambak Pandu Karawang. Pengangkutan udang vaname dilakukan menggunakan mobil pick up dari Tambak udang vaname ke tempat penampungan (gudang) di distributor menggunakan kotak gabus atau styrofoam. Setelah tiba di tempat penampungan di distributor, udang vaname kemudian dibersihkan lalu dilakukan sortasi dan grading oleh pihak distributor. Udang vaname yang telah dibersihkan, di sortir, dan di grading kemudian disimpan kedalam keranjang (box) styrofoam dan di beri es. Udang vaname yang telah disimpan dalam box styrofoam kemudian siap diangkut ke pihak supermarket Makro. Pengangkutan udang vaname dari distributor ke supermarket Makro biasanya dilakukan pada hari yang sama dengan kegiatan pemanenan udang. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari penurunan kualitas udang udang vaname ataupun penyusutan. Penurunan kualitas rentan terjadi karena jarak yang cukup jauh antara lokasi distributor dengan gudang supermarket Makro serta daya tahan udang udang vaname yang rendah. Pengangkutan udang vaname dari distributor biasanya dilakukan menggunakan kendaraan bak terbuka. Kapasitas satu unit kendaraan dalam setiap kali pengiriman udang vaname mencapai 500kg. Setelah tiba di gudang supermarket Makro yang terletak di daerah Bekasi, udang vaname kembali mengalami proses sortasi dan grading oleh pihak supermarket Makro. Kegiatan sortasi dan Grading tersebut dilakukan untuk menentukan jumlah udang yang masuk standar kualitas berdasarkan kelasnya. Udang udang vaname yang telah melalui tahap sortasi dan grading kemudian dikemas dalam wadah keranjang serta diberi label sesuai ukuran maupun kelas (grade) kualitas udang. Udang udang vaname yang telah dikemas dan diberi label kemudian di simpan dalam gudang pendingin (cold storage) untuk menjaga tingkat kesegaran sebelum di jual ke konsumen akhir. 60

20 Aliran Uang Modal merupakan komponen penting dalam rantai pasokan udang vaname yang digunakan untuk kegiatan budidaya (pemeliharaan) serta pembelian udang vaname dari petani. Modal usaha untuk kegiatan pemeliharaan seperti pembelian benih, pakan dan upah tenaga kerja selama ini menggunakan modal sendiri serta pinjaman dari berbagai sumber. Petani udang vaname di Tambak Pandu Karawang sebagian besar tidak hanya mengandalkan hasil dari usaha udang vaname sebagai penghasilan utama. Karakteristik udang vaname yang hanya panen selama tiga atau empat bulan dalam satu tahun menyebabkan petani udang vaname harus memiliki sumber pendapatan lainnya di samping dari budidaya udang vaname. Sebagian petani udang vaname membudidayakan ikan lain seperti lele,mujaer, dan nila sedangkan beberapa petani lainnya memiliki profesi sebagai tukang ojek maupunn berwirausaha. Hingga saat ini, para produsen benih, petani udang vaname Tambak Pandu Karawang, dan distributor masih belum mendapat bantuan permodalan dari pemerintah sehingga modal diperoleh dari modal sendiri maupun sumber lain seperti bank, renternir, dan tengkulak Aliran Informasi Aliran informasi dalam rantai pasokan udang vaname terdiri dari informasi pasar, informasi harga, informasi teknis budidaya serta informasi penanganan pasca panen. Informasi pasar meliputi siapa pasar sasaran akhir (konsumen), bagaimana perilaku dan preferensi konsumen, serta kualitas produk seperti apa yang diinginkan. Informasi pasar diperoleh dari konsumen yang kemudian disampaikan kepada pihak supermarket Makro. Salah satu hal penting mengenai informasi pasar dari konsumen adalah menyangkut standar kualitas dan keamanan produk udang vaname. Informasi pasar dari konsumen dapat pula berupa keluhan (complain) mengenai produk baik secara kuantitas maupun kualitas. Supermarket Makro mengkomunikasikan informasi pasar dengan jelas kepada para pemasoknya. Distributor melakukan penyampaian informasi terkait pasar sasaran kepada para petani udang vaname Tambak Pandu Karawang. Distributor dan para 61

21 petani udang vaname Tambak Pandu Karawang juga seringkali dibantu oleh beberapa supporting actors seperti BPBPLAPU, Tambak Pandu Karawang, dan Dinas Perikanan setempat untuk pemecahan permasalahan terkait informasi pasar seperti upaya-upaya peningkatan kualitas udang, sertifikasi tambak, maupun perbaikan sistem budidaya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi keinginan konsumen udang vaname. BPBPLAPU dan Tambak Pandu Karawang memberikan informasi mengenai kegiatan budidaya udang vaname sesuai SOP dan pelatihan teknik penanganan pasca panen yang baik kepada petani udang vaname Tambak Pandu Karawang. Informasi mengenai harga udang vaname di pasar luar negeri serta kondisi permintaan maupun penawaran dalam negeri merupakan hal yang penting diketahui oleh seluruh anggota rantai pasok. Supermarket Makro sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan pasar konsumen akhir harus mampu menyampaikan hal tersebut secara transparan kepada seluruh pelaku rantai pasokan udang vaname. Hal tersebut dilakukan agar dapat tercipta suatu hubungan kerjasama yang harmonis antara produsen benih, petani udang vaname, serta distributor. Selama ini, kegiatan penyampaian informasi harga dilakukan di tempat supermarket Makro dan distributor. Sebaiknya, informasi dapat disebarkan melalui suatu sarana teknologi seperti telepon atau faksimili sehingga seluruh anggota rantai pasokan dapat menerima informasi secara cepat dan akurat Jaminan Identitas Merek Merek memberikan fungsi untuk membedakan suatu produk dengan produk lain. Pada udang vaname yang di produksi oleh para petani Tambak Pandu Karawang tidak diberikan merek. Setelah masa panen, produsen benih dan petani langsung memasarkan udangnya tanpa di cantumkan merk dagang. Pihak distributor dan supermarket Makro pun tidak memberikan merek atau label perusahaaan pada produk udang vanamenya. Hal ini menyebabkan konsumen mengalami kesulitan dalam mencari sumber informasi mengenai produsen udang vaname atau darimana udang vaname tersebut berasal. Konsumen hanya mengetahui bahwa udang vaname yang dibelinya berasal dari supermarket Makro tanpa mengetahui dari mana udang vaname tersebut berasal. Hal yang demikian 62

22 menciptakan image atau citra yang terbangun di mata konsumen tertumpu kepada supermarket Makro. 5.6 Kinerja Rantai Kinerja rantai pasokan yang dinilai, diukur dan dilihat dari sudut performa rantai pasokan keseluruhan. Pengukurn kinerja rantai pasokan tersebut dinilai secara kualitatif berdasarkan 43 kriteria-kriteria kinerja yang telah ditentukan. Penilaian kemapanan rantai pasokan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode check list. Melalui penilaian check list ini dapat diketahui dari segi apa yang sudah cukup baik, dan segi apa yang masih harus ditingkatkan untuk menciptakan kelancaran rantai pasokan. Dari check list penilaian yang telah dilakukan, terdapat 62,8 % kriteria yang sudah dimiliki dalam rantai pasokan udang vaname dari total 43 kriteria sebagai syarat layak tidaknya struktur suatu rantai pasokan. Sedangkan 20,9 % kriteria yang belum ada dan 17,3 % yang sedang dalam proses. Kinerja rantai pasokan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 11. Kinerja Rantai Pasokan Tingkat Kinerja Jumlah Kriteria Persentase (%) Ya / Ada / Sudah 28 62,8 Tidak / Belum 8 20,9 Dalam Proses 7 17,3 Total Secara umum dapat dikatakan bahwa rantai pasokan udang vaname yang ada saat ini masih belum optimal, sehingga menghambat berbagai aktivitas yang terkaik di dalam rantai pasokan. Untuk itu, peningkatan performa rantai pasokan secara keseluruhan menjadi sangat penting demi berlangsungnya suatu rantai pasokan udang vaname yang baik. Peningkatan tersebut dapat diupayakan dengan menelusuri kriteria-kriteria di dalam check list yang belum ada atau sedang dalam proses untuk ditingkatkan hingga mencapai 100%. Namun itu saja belum cukup, karena dalam pelaksanaannya belum tentu dapat berjalan dengan optimal. Misalnya, walaupun sudah ada kelembagaan pembiayaan di dalam rantai pasokan, tetapi kenyataannya beberapa petani dan pelaku usaha lainnya mengalami 63

23 kesulitan dalam mendapatkan pinjaman modal. Oleh sebab itu, langkah selanjutnya yang perlu ditempuh adalah dengan menerapkan best practice atau langkah yang terbaik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di sepanjang rantai pasokan udang vaname. Best practice tersebut adalah salah satu rekomendasi yang akan di bahas dan di berikan kepada rantai pasokan udang vaname setelah kita menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam analisis SWOT. Kinerja rantai pasokan udang vaname secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 1. 64

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok

Lebih terperinci

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengolahan dan nilai tambah perolehan pelaku

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Rakyat 2.1.1 Definisi hutan rakyat Definisi Hutan rakyat dapat berbeda-beda tergantung batasan yang diberikan. Hutan rakyat menurut Undang-undang No. 41 tahun 1999

Lebih terperinci

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas

Lebih terperinci

Boks 1. Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya

Boks 1. Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya Boks Pola Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya Pendahuluan Berdasarkan kajian dengan menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA), diperoleh temuan bahwa kelompok komoditas yang

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Pemasaran Cabai Rawit Merah Saluran pemasaran cabai rawit merah di Desa Cigedug terbagi dua yaitu cabai rawit merah yang dijual ke pasar (petani non mitra) dan cabai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi suatu industri sangat penting demi memberikan nilai tambah baik bagi industri itu sendiri maupun bagi

Lebih terperinci

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT 7.1. Kinerja Lembaga Penunjang Pengembangkan budidaya rumput laut di Kecamatan Mangarabombang membutuhkan suatu wadah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Perkembangan konsumsi komoditas perikanan khususnya udang di tingkat internasional dan tingkat nasional dianggap oleh sebagian petani dan nelayan

Lebih terperinci

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Kondisi terkini budidaya ikan bandeng di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Septyan Andriyanto) KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Septyan Andriyanto Pusat Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Rantai Pasokan Buah Naga 1. Sasaran Rantai Pasok Sasaran rantai pasok merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah rantai pasok. Ada dua sasaran rantai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Kerangkan pemikiran konseptual dalam penelitian ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu konsep kemitraan, pola kemitraan agribisnis, pengaruh penerapan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan Menurut Rosyidi (2007), dalam melakukan kegiatan ekspor suatu perusahaan dapat menentukan sendiri kebijakan mengenai pemasaran

Lebih terperinci

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices

Lebih terperinci

VII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN AKHIR TA. 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAII EKONOMI TINGG GI Oleh: Henny Mayrowani Nur Khoiriyahh Agustin Dewa Ketut Sadra Swastika Miftahul Azis Erna Maria Lokollo

Lebih terperinci

1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian

1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian I. PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian lndonesia memegang peran yang cukup penting, mengingat potensi sumberdaya ikan tuna di perairan lndonesia

Lebih terperinci

4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS. Petani PKBT IPB

4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS. Petani PKBT IPB 4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS 4.1 Struktur Rantai Pasok Buah Manggis Rantai pasok buah manggis untuk pasar ekspor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dibentuk pada tahun 2007. Koperasi Bina Usaha

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi secara legalitas berdiri pada tanggal 25 Januari 1997 sesuai dengan akta pendirian perseroan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) dimana sektor pertanian menduduki posisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wortel merupakan salah satu tanaman sayuran yang digemari masyarakat. Komoditas ini terkenal karena rasanya yang manis dan aromanya yang khas 1. Selain itu wortel juga

Lebih terperinci

Manajemen Pemasaran Produk Perikanan (Benih Ikan dan Ikan Konsumsi) TIM PPM Universitas Negeri Yogyakarta

Manajemen Pemasaran Produk Perikanan (Benih Ikan dan Ikan Konsumsi) TIM PPM Universitas Negeri Yogyakarta Manajemen Pemasaran Produk Perikanan (Benih Ikan dan Ikan Konsumsi) oleh TIM PPM Universitas Negeri Yogyakarta Peluang Pemasaran Lele dan Patin Pasar Dalam Negeri Permintaan lele untuk dua pasar di DKI

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi lestari perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) dengan

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: TATANIAGA RUMPUT LAUT DI KELURAHAN TAKKALALA, KECAMATAN WARA SELATAN KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN MUHAMMAD ARHAN RAJAB Email : arhanuncp@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian dan Pola Kemitraan Usaha Kemitraan usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha

Lebih terperinci

IV. MODEL RANTAI PASOKAN KRISAN

IV. MODEL RANTAI PASOKAN KRISAN IV. MODEL RANTAI PASOKAN KRISAN A. STRUKTUR JARINGAN RANTAI PASOKAN A.1 Anggota Rantai Pasokan dan Aliran Komoditas Anggota rantai pasokan meliputi semua perusahaan dan organisasi yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini pasokan ikan dunia termasuk Indonesia sebagian besar berasal dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di sejumlah negara

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai PENDAHULUAN Latar Belakang Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai aspek teknik budidaya rumput laut dan aspek manajerial usaha tani rumput laut. teknik manajemen usahatani.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari negara yang menjadi produsen utama akuakultur dunia. Sampai tahun 2009, Indonesia menempati urutan keempat terbesar sebagai produsen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang FAO memperkirakan bahwa kebutuhan global terhadap ikan dan produk hasil pengolahan ikan pada tahun 2015 meningkat hingga 183 juta ton. Hal ini berarti terdapat peningkatan

Lebih terperinci

VI KONDISI RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

VI KONDISI RANTAI PASOK BERAS ORGANIK VI KONDISI RANTAI PASOK BERAS ORGANIK 6.1. Sasaran Rantai Pasok Sasaran rantai pasok merupakan tujuan rantai yang ingin dicapai dalam rantai pasok. Elemen ini menjelaskan apa yang menjadi tujuan rantai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU MARKETING ANALYSIS OF WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) IN PEKANBARU CITY Wan Azmiliana 1), Ermi Tety 2), Yusmini

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya buah tropis yang melimpah yang bisa diandalkan sebagai kekuatan daya saing nasional secara global dan sangat menjanjikan. Buah tropis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan dalam pembangunan Indonesia, namun tidak selamanya sektor pertanian akan mampu menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat VII. PERANCANGAN PROGRAM 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat Mengacu pada Visi Kabupaten Lampung Barat yaitu Terwujudnya masyarakat Lampung Barat

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis Pada awalnya penelitian tentang sistem pertanian hanya terbatas pada tahap budidaya atau pola tanam, tetapi pada tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

I. PENDAHULUAN.  (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan merupakan sektor agribisnis yang hingga saat ini masih memberikan kontribusi yang cukup besar pada perekonomian Indonesia. Dari keseluruhan total ekspor produk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus di Frida Agro yang terletak di Lembang, Kabupaten Bandung. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR 6.1 Gambaran Lokasi Usaha Pedagang Ayam Ras Pedaging Pedagang di Pasar Baru Bogor terdiri dari pedagang tetap dan pedagang baru yang pindah dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan manusia, karena di dalam sayuran mengandung berbagai sumber vitamin,

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian mengenai strategi pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pacitan, maka prioritas strategi yang direkomendasikan untuk mendukung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari peranan sektor perkebunan kopi terhadap penyediaan lapangan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Supply Chain Management Pada saat ini perusahaan-perusahaan tak terkecuali perusahaan agribisnis, dituntut untuk menghasilkan suatu produk

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele (Clarias sp) adalah salah satu satu komoditas perikanan yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan komoditas unggulan. Dikatakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usahatani Tanaman Melinjo Tanaman melinjo yang berada di Desa Plumbon Kecamatan Karagsambung ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus suatu rantai pasokan udang vaname. Penelitian ini dilaksanakan di berbagai tempat, yaitu pada produsen benih

Lebih terperinci

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.

Lebih terperinci

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR 7.1. Analisis Struktur Pasar Struktur pasar nenas diketahui dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, sifat produk, hambatan masuk dan keluar pasar,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pasar Ciroyom Bermartabat terletak di pusat Kota Bandung dengan alamat Jalan Ciroyom-Rajawali. Pasar Ciroyom

Lebih terperinci

VIII. ARAHAN PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

VIII. ARAHAN PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT VIII. ARAHAN PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kegiatan budidaya rumput laut telah berkembang dengan pesat di Kabupaten Bantaeng. Indikasinya dapat dilihat dari hamparan budidaya rumput laut yang

Lebih terperinci

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Kinerja Rantai Pasok Kinerja rantai pasok merupakan ukuran kinerja secara keseluruhan rantai pasok tersebut (Chopra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya pelaku yang terlibat khususnya bidang produksi membuat harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya pelaku yang terlibat khususnya bidang produksi membuat harga-harga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perikanan budi daya ikan air tawar sebagai salah satu kegiatan agribisnis mulai disadari dan digarap dengan baik pada era 1990-an. Salah satu sentra kegiatan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Lokasi Penelitian 5.1.1. Letak dan Keadaan Alam Kecamatan Babelan adalah kecamatan yang terletak di bagian utara Kebupaten Bekasi yang mempunyai garis pantai sepanjang 1,5

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan perkebunan karet terluas di dunia, meskipun tanaman tersebut baru terintroduksi pada tahun 1864. Hanya dalam kurun waktu sekitar 150

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar yang ada di wilayah Asia Tenggara.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar yang ada di wilayah Asia Tenggara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor kelautan Indonesia yang cukup signifikan dan Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas yang dikelilingi oleh perairan dan Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Packing House Packing house ini berada di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Packing house dibangun pada tahun 2000 oleh petani diatas lahan

Lebih terperinci

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. Terutama dalam hal luas lahan dan jumlah penanaman masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT

VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT 55 VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT Bab ini membahas sistem pemasaran rumput laut dengan menggunakan pendekatan structure, conduct, dan performance (SCP). Struktur pasar

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. MEDCO INTIDINAMIKA DENGAN PETANI PADI SEHAT

PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. MEDCO INTIDINAMIKA DENGAN PETANI PADI SEHAT VI PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. MEDCO INTIDINAMIKA DENGAN PETANI PADI SEHAT 6.1. Gambaran Umum Kemitraan Kemitraan antara petani padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes dengan PT. Medco Intidinamika berawal pada

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN

IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN PG-122 IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN Fauziyah 1,, Khairul Saleh 2, Hadi 3, Freddy Supriyadi 4 1 PS Ilmu Kelautan Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pola Distribusi Pemasaran Cabai Distribusi adalah penyampaian aliran barang dari produsen ke konsumen atau semua usaha yang mencakup kegiatan arus barang

Lebih terperinci

14Pengembangan Agribisnis

14Pengembangan Agribisnis 14Pengembangan Agribisnis Berbasis Perikanan Menghadapi Era Perdagangan Bebas Abad 21 Pendahuluan Pengembangan subsektor perikanan dimasa lalu telah menghasilkan berbagai kemajuan. Produksi perikanan laut

Lebih terperinci

Good Agricultural Practices

Good Agricultural Practices Good Agricultural Practices 1. Pengertian Good Agriculture Practice Standar pekerjaan dalam setiap usaha pertanian agar produksi yang dihaslikan memenuhi standar internasional. Standar ini harus dibuat

Lebih terperinci

CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN

CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN PENDAHULUAN Sektor pertanian (dalam arti luas termasuk peternakan, perikanan dan kehutanan) merupakan sektor yang paling besar menyerap

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2010, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) Palabuhanratu sebagai lokasi proyek minapolitan perikanan tangkap.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Saluran Pemasaran, dan Fungsi Pemasaran Saluran pemasaran jagung menurut Soekartawi (2002) merupakan aliran barang dari produsen kepada konsumen. Saluran pemasaran jagung

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perikanan tangkap pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, sekaligus untuk menjaga kelestarian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, kelestarian ekosistem, serta persatuan dan kesatuan. Sedangkan

Lebih terperinci

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi 54 IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN IV.1. Deskripsi Umum Wilayah yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara Gembong berjarak

Lebih terperinci

Tanggal : No. Responden : ANALISIS RANTAI PASOKAN (SUPPLY CHAIN) BUAH NAGA. 1. Nama :.. 2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. 4. Alamat Rumah :...

Tanggal : No. Responden : ANALISIS RANTAI PASOKAN (SUPPLY CHAIN) BUAH NAGA. 1. Nama :.. 2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. 4. Alamat Rumah :... Lampiran 1. Untuk Petani Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Analisis Rantai Pasokan (Supply Chain) Buah Naga di Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur oleh Rini Yuli Susanti (20140430295),Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS Analisis SCOR (Supply Chain Operation Reference)

BAB V ANALISIS Analisis SCOR (Supply Chain Operation Reference) BAB V ANALISIS Bab ini berisi tentang analisis yang dilakukan pada pengolahan data yang telah diolah. Pada bab ini berisi mengenai analisis SCOR (Supply Chain Operation Reference) dan analisis desain traceability.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Sentra Produksi Pisang di Lampung. Tanjung Karang merupakan Ibukota sekaligus pusat pemerintahan provinsi Lampung, sebagai salah satu provinsi sentra produksi utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian diartikan sebagai rangkaian berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, memantapkan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Namun potensi tersebut. dengan pasokan produk kelautan dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Namun potensi tersebut. dengan pasokan produk kelautan dan perikanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan, dimana memiliki sumber daya perikanan yang besar, baik ditinjau dari kuantitas maupun diversitas. Sektor kelautan dan perikanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Tabanan menunjukkan, produksi tomat kecamatan Baturiti pada tahun adalah sebesar 98% produksi kabupaten Tabanan.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Tabanan menunjukkan, produksi tomat kecamatan Baturiti pada tahun adalah sebesar 98% produksi kabupaten Tabanan. SN BB I PNHULUN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Tomat adalah komoditas yang tingkat produksinya paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didominasi oleh usaha tani kecil yang dilaksanakan oleh berjuta-juta petani yang

BAB I PENDAHULUAN. didominasi oleh usaha tani kecil yang dilaksanakan oleh berjuta-juta petani yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan pembangunan pertanian di Indonesia dalam menghadapi era agribisnis adalah adanya kenyataan bahwa pertanian di Indonesia masih didominasi oleh usaha tani

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci